SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
ARTI, FUNGSI DAN HIKMAH PERADILAN
 Sub menu dan pokok bahasan meliputi:
1. Pengertian Peradilan
2. Fungsi Peradilan
3. Hikmah Peradilan
Proses peradilan di Indonesia
PENGERTIAN PERADILAN
 Peradilan berasal dari Bahasa Arab “Qadha”
yang artinya memutuskan, memberi keputusan,
atau menyelesaikan.
 Secara istilah ialah “suatu lembaga pemerintah
yang ditugaskan untuk menyelesaikan atau
menetapkan keputusan atas setiap perkara
dengan adil berdasarkan hukum yang berlaku”
 Pengadilan adalah tempat untuk mengadili
suatu perkara dan orang yang bertugas untuk
mengadili disebut qadhi atau hakim.
BACK
FUNGSI PERADILAN
• Mendamaikan kedua belah pihak yang
bersengketa.
• Menetapkan sangsi dan menerapkannya
kepada para pelaku perbuatan yang melanggar
hukum.
• Terciptanya amar ma’ruf nahi munkar
• Dapat melindungi jiwa, harta dan kehormatan
masyarakat.
• Menciptakan kemaslahatan umat dengan tetap
tegak berdirinya hukum Islam
BACK
HIKMAH PERADILAN
a. Terwujudnya suatu masyarakat yang bersih.
b. Terwujudnya aparatur negara yang bersih
dan berwibawa.
c. Terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat.
d. Terwujudnya ketentraman, kedamaian dan
keamanan dalam masyarakat.
e. Mendorong untuk meningkatkan kataqwaan
terhadap Allah SWT.
BACK
HAKIM
 Menu pokok bahasannya meliputi:
1. Pengertian Hakim
2. Kedudukan Hakim
3. Macam-macam Hakim dan Konsekuensinya
4. Kedudukan Hakim Wanita
5. Syarat-syarat Hakim
6. Tata Cara Menjatuhkan Hukuman
7. Larangan Hakim
8. Adab/Etika Hakim
9. Hadiah pada Hakim
Pengertian Hakim
• Hakim ialah orang yang diangkat oleh
pemerintah untuk menyelesaikan
persengketaan dan memutuskan hukum
suatu perkara dengan adil.
• Dengan kata lain, hakim adalah orang
yang bertugas mengadili. Ia mempunyai
kedudukan yang terhormat selama
berlaku adil.
BACK
Kedudukan Hakim
Kedudukan hakim sangat mulia selama ia berlaku adil.
Sabda Nabi SAW, :
َ‫ط‬َ‫ب‬َ‫ه‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ك‬َ‫م‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫ى‬ ِ
‫ض‬ ‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬
ِ‫د‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ِ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫د‬
ْ‫ر‬ُ‫ج‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫د‬ِ‫ش‬ ْ‫ر‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬
,
َ‫ر‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ذ‬ ِ‫إ‬َ‫ف‬
ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ك‬
(
‫رواه‬
‫البيهقى‬
)
" Apabila seorang hakim duduk ditempatnya ( sesuai
dengan kedudukan hakim adil), maka dua malaikat
membenarkan, menolong dan menunjukkannya selama
tidak seorang (menyeleweng), apabila menyeleweng,
maka kedua malaikat meninggalkannya” (H.R. Baihaqi)
BACK
Macam-macam Hakim dan
konsekuensinya
Macam-macam hakim menurut syari’at Islam,
sebagaimana sabda Rasulullah :
َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ٍ
‫اض‬َ‫ق‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫ض‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ي‬ ِ
‫اض‬َ‫ق‬
,
َ‫ع‬ ٍ
‫قاض‬
َ‫ف‬َ‫ر‬
ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬َ‫ض‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬
,
َ‫ك‬َ‫ح‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ٍ
‫اض‬َ‫ق‬ َ‫و‬
ِ‫ه‬ِ‫ف‬َ‫ال‬ ِ‫خ‬ِ‫ب‬ َ‫م‬
ِ
‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬
,
َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ض‬َ‫ق‬ ٍ
‫اض‬َ‫ق‬ َ‫و‬
‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ٍ‫ل‬ْ‫ه‬
-
‫ابو‬ ‫رواه‬
‫غيره‬ ‫و‬ ‫داود‬
“ Hakim ada tiga macam, satu di surga dan dua di neraka. Hakim
yang mengetahui kebenaran dan menetapkan hukum berdasarkan
kebenaran, ia masuk surga; hakim yang mengetahui kebenaran dan
menetapkan hukum bertentangan dengan hukum kebenaran, ia masuk
neraka; Hakim yang menetapkan hukum dengan kebodohannya ia
masuk neraka”.( HR. Abu Daud dan yang lainnya ).
BACK NEXT
Berdasarkan hadits di atas, hakim dibagi
menjadi tiga golongan :
1. Hakim yang mengetahui kebenaran dan
melaksanakan hukum sesuai dengan
kebenaran, maka ia dijamin masuk surga.
2. Hakim yang mengetahui kebenaran tetapi ia
memutuskan perkara tidak dengan ukuran
kebenaran, maka ia masuk neraka.
3. Hakim yang menetapkan hukum dengan
kebodohannya, ia pun masuk neraka.
BACK
Kedudukan Hakim Wanita
Para ulama berbeda pendapat.
Menurut madzhab Maliki, Syafi’i dan Hambali tidak
membolehkan mengangkat Hakim wanita. Dasarnya
adalah Hadits Nabi SAW :
َ‫أ‬ َ‫ر‬ْ‫ام‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬‫ا‬ ْ‫و‬َّ‫ل‬ َ‫و‬ ٌ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬
ً‫ة‬
(
‫رى‬ ‫البخا‬ ‫رواه‬
)
“ Suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka pada
orang perempuan tidak akan berbahagia.” ( H.R.
Bukhari )
Menurut Imam Abu Hanifah, boleh mengangkat hakim
wanita untuk menyelesaikan urusan harta atau selain
had dan qishash. Sedangkan menurut Ath-Thabari,
seorang perempuan boleh menjadi hakim secara mutlak
dalam segala lapangan.
BACK
Syarat-syarat Hakim
Beragama Islam.
Baligh dan berakal sehat
Merdeka
Adil.
Laki-laki.
Memahami hukum yang ada dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
Memahami akan Ijma’ Ulama.
Memahami bahasa arab
Mamahami metode ijtihad.
Dapat mendengar, melihat, mengerti baca tulis.
Memiliki ingatan yang kuat. BACK
Tata Cara Pengadilan
Menjatuhkan Hukuman
1. Kesempatan pertama diberikan kepada penggugat untuk
menyampaikan semua tuduhan disertai dengan bukti-bukti dan
saksi.
2. Tergugat dipersilahkan untuk memperhatikan gugatan.
3. Hakim tidak boleh bertanya kepada penggugat setelah selesai
menyampaikan tuduhan dan meminta penggugat supaya
bersumpah ( tanpa paksaan ).
4. Hakim bertanya sesuai dengan keperluan kepada penggugat
setelah selesai menyampaikan tuduhan dan minta bukti - bukti
untuk menguatkan tuduhan.
5. Jika tidak terdapat bukti-bukti, hakim dapat meminta
penggugat supaya bersumpah ( tanpa paksaan ).
BACK NEXT
6. Jika penggugat menunjukkan bukti-bukti yang benar,
maka hakim harus memutuskan sesuai dengan
tuduhan meskipun tergugat menolak tuduhan
tersebut. Namnun jika tidak terdapat bukti yang benar,
maka hakim harus menerima sumpah terdakwa dan
membenarkan terdakwa.
BACK
Larangan Hakim
Saat Menjatuhkan VONIS
Hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman ( vonis
) pada saat
1. sedang marah,
2. sangat lapar,
3. bersin-bersin,
4. banyak terjaga,
5. sedih,
6. sangat gembira,
7. sakit,
8. sangat kantuk,
9.menolak keburukan
10. dalam keadaan cuaca yang sangat panas
maupun sangat dingin. BACK
Adab (Kesopanan) Hakim
1. Bertempat tinggal di kota pemerintahan, sebab lebih
cepat bertindak dan mendekati keadilan dalam mengadili
2. Berada di tempat terbuka yang bisa dilihat oleh terdakwa,
penggugat, pengunjung, sehingga menghilangkan
prasangka
3. Tidak memutuskan perkara di masjid sebab di masjid
tidak bisa bebas, seperti tidak bisa suara keras, tidak
semua pengunjung baik laki-laki maupun perempuan bisa
masuk dan lain-lain.
4. Mempersamakan antara kedua pihak yang bersengketa
dalam lima hal yaitu dalam menghadap kepadanya,
dalam duduk di hadapannya, dalam menerima keduannya
dan dalam mendengarkan kepada keduanya.
BACK
Hadiah pada Hakim
Hakim tidak boleh menerima hadiah dari orang-
orang yang sedang berperkara. Suap haram
hukumnya, sebab makan harta dengan cara
yang batil dan itu merupakan kebiasaan orang
Yahudi. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ى‬ِ‫ش‬َ‫ت‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ش‬َّ‫الر‬ ُ‫هللا‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬
ِ‫م‬
(
‫والترمذى‬ ‫احمد‬ ‫رواه‬
)
“ Allah melaknati orang yang menyuap dan
yang disuap dalam (keputusan) Hukum”. ( HR.
Ahmad dan Turmudzi ).
BACK
SAKSI
 Sub Pokok Bahasannya Meliputi:
1. Pengertian Saksi
2. Syarat-syarat Menjadi Saksi
3. Saksi yang Ditolak
4. Kesaksian Orang Buta
PENGERTIAN SAKSI
Saksi @ orang yang diperlukan oleh
pengadilan untuk memberikan keterangan
yang berkaitan dengan suatu perkara
demi tegaknya hukum dan tercapainya
keadilan dalam pengadilan.
BACK
SYARAT-SYARAT MENJADI SAKSI
 Syarat seorang saksi yaitu:
1. Orang Islam
2. Sudah akil balig
3. Berakal sehat
4. Orang merdeka
5. Adil sesuai firman Allah dalam surat Al Thalaq:2
 Untuk dapat dikatakan adil seorang saksi harus
memiliki kriteria sbb:
a. Menjauhkan diri dari dosa besar
b. Menjauhkan diri dari dosaa kecil
c. Mampu mengendalikan diri dan jujur pada saat
marah
d. Berakhlak mulia BACK
SAKSI YANG DITOLAK
 Saksi yang ditolak itu adalah:
a) Saksi yang tidak adil
b) Saksi seorang musuh kepada musuhnya
c) Saksi orang tua kepada anaknya
d) Saksi anak kepada ayahnya
e) Orang yaang menumpang di rumah
terdakwa BACK
KESAKSIAN ORANG BUTA
Sebagian pendapat kasaksian seorang
yang buta tidak dapat diterima karena
sesuatu yang didengar itu tidak selamanya
benar
Menurut Abu Thayib kesaksian orang buta
dapat diterima apabila ia mendengar dari
berbagai sumber BACK
PENGGUGAT DAN BUKTI
(BAYYINAH)
 Yang harus dikuasai:
1. Pengertian Penggugat
2. Syarat Mengajukan Gugatan
3. Bukti (Bayyinah)
4. Cara Memeriksa Terdakwa yang
Tidak Hadir di Persidangan
PENGERTIAN PENGGUGAT
Penggugat ialah orang yang mengajukan
gugatan karena merasa dirugikan oleh
pihak tergugat
BACK
SYARAT MENGAJUKAN
GUGATAN
Syarat untuk mengajukan gugatan antara
lain:
–Mampu membuktikan gugatannya
dengan disertai bukti yang kuat
–Adanya saksi-saksi yang adil
–Dengan melakukan sumpah
BACK
BUKTI (BAYYINAH)
Barang bukti atau Bayyinah adalah segala
sesuatu yang ditunjukkan penggugat
untuk memperkuat dakwaannya.
BACK
CARA MEMERIKSA TERDAKWA
YANG TIDAK HADIR DI
PERSIDANGAN
• Diperbolehkan mendakwa seorang yang
tidak hadir dalam persidangan tapi
sebelumnya masih perlu dicek
kebenarannya. Sedangkan untuk masalah
tata cara pendakwaan disesuaikan
dengan cara yang telah berlaku pada
umumnya
BACK
TERGUGAT DAN SUMPAH
• Menu bahasannya meliputi:
1. Pengertian Tergugat
2. Tujuan Sumpah dan Sumpah Tergugat
3. Syarat-syarat Orang yang Bersumpah
4. Lafal-lafal Sumpah
5. Pelanggaran Sumpah
PENGERTIAN TERGUGAT
Tergugat adalah orang yang dikenai
gugatan oleh pihak penggugat
BACK
TUJUAN SUMPAH DAN SUMPAH
TERGUGAT
• Dalam syari’at Islam ada dua tujuan
sumpah yaitu:
a) Menyatakan tekad untuk melaksanakan
tugas deengan sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab terhadap tugas tersebut
b) Membuktikan dengan sungguh-sungguh
bahwa yang bersangkutan berada dipihak
benar
BACK
SYARAT-SYARAT ORANG YANG
BERSUMPAH
• Orang yang bersumpah harus memenuhi
tiga syarat ialah:
1. Mukallaf artinya orang yag sudah akil balig.
2. Kemauaan sendiri dan tanpa paksaan dari
orang lain.
3. Disengaja bukan karena terlanjur dsb.
BACK
LAFAL-LAFAL SUMPAH
• Ada tiga kalimat yang lazim diucapkan
untuk bersumpah yakni:
a. Wallahi (‫)وهللا‬ yang artinya demi Allah.
b. Billahi (‫)باهلل‬ yang artinya demi Allah.
c. Tallahi (‫)تاهلل‬ yang artinya juga demi Allah.
BACK
PELANGGARAN SUMPAH
 Bagi orang yang melanggar sumpah
diwajibkan membayar denda atau kafarat.
Adapun untuk kafaratnya boleh tahyir
artinya diperbolehkan memilih salah satu
dari beberapa hal yakni:
a) Memberikan makanan pokok kepada sepuluh
orang miskin.
b) Memberikan pakaian yang pantas kepada
sepuluh orang miskin.
c) Memerdekakan hamba sahaya. BACK
Peradilan Agama di Indonesia
Sub menu dan pokok bahasan meliputi:
1. Macam-macam Peradilan Agama
2. Dasar Hukum Peradilan Agama
3. Kekuasaan Kehakiman
4. Fungsi Peradilan Agama
5. UU No.1 Tahun 1974
Macam-macam Pengadilan
– Peradilan agama yang berada di Jawa dan
Madura. Dulu dikenal sebagai “Priesterrad”
atau Raad Agama.
– Kerapatan Qadi, yaitu yang berada di bekas
Karesidenan Kalimantan Selatan dan Timur
yang diatur dalam Stbld 1937 No. 638 dan
639.
– Peradilan Agama/Mahkamah Syar’iyah untuk
luar Jawa dan Madura serta sebagian
Kalimantan Selatan. BACK
Dasar Hukum Peradilan Agama
• Pada jaman Pemerintah Hindia Belanda adalah
Stbl.1882 No.152 yo Stbl.1937 No. 116 dan 610
dan Stbl. 1937 No. 638.
• Pada jaman kemerdekaan adalah Peraturan
Pemerintah (PP) No. 45 tahun 1957 tentang
pembentukan Pengadilan Agama Mahkamah
syar’iyah di luar Jawa-Madura.
• Perkembangan selanjutnya adalah Undang-
undang No 14 tahun 1970, yaitu Undang-
undang tentang ketentuan-ketentuan pokok
kekuasaan kehakiman.
BACK
Kekuasaan Kehakiman :
Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh
Pengadilan dalam lingkungan :
•Peradilan Umum
•Peradilan Agama
•Peradilan Militer
•Peradilan Tata Usaha Negeri
BACK
Fungsi Peradilan Agama
Perkara yang menjadi wewenang Peradilan
Agama di Indonesia adalah :
1. Perselisihan antara suami istri yang beragama lain
2. Perkara-perkara tentang nikah, talak, rujuk dan perceraian antara
antara orang-orang yang beragama Islam yang memerlukan
penyelesaian atau penetapan hakim Islam.
3. Menyatakan bahwa syarat jatuhnya talak yang digantungkan (ta’lig
talaq) sudah ada.
4. Memberi putusan perceraian.
5. Mahar (termasuk mut’ah)
6. Perkara tentang kehidupan(nafkah) istri yang wajib diadakan oleh
suami
BACK
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974
• Pengadilan Agama diberi tugas untuk
menyelesaikan dan memeriksa antara lain :
– Izin beristri lebih dari Seorang.
– Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang
belum berusia 21 (Dua Puluh Satu) tahun, dalam hal
orang tua dan wali atau keluarga dalam garis lurus
ada perbedaan pendapat.
– Dispensasi kawin
– Pencegahan perkawinan
– Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat
Nikah;
– Pembatalan perkawinan
– Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau isteri.
– Perceraian karena talak
BACK NEXT
Lanjutan….
– Gugatan perceraian
– Penyelesaian harta bersama
– Mengenai penguasaan anak-anak, Ibu dapat
memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak
bilamana bapak yang seharusnya bertanggung
jawab tidak memenuhinya
– Penentuan kewajiban memberi biaya
penghidupan oleh suami kepada bekas isteri
atau penentuan suami berkewajiban bagi bekas
isteri.
– Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak.
– Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang
tua.
– Perebutan kekuasaan wali.
NEXT
BACK
Lanjutan….
– Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan
dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut .
– Menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak yang
belum cukup umur 18 (delapan belas) tahun yang
ditinggal kedua orang tuanya padahal tidak ada
penunjukan wali oleh orang tuanya.
– Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali
yang telah menyebabkan kerugian atas harta benda anak
yang dibawah kekuasaannya.
– Penentuan asal usul seorang anak.
– Putusan tentang penolakan pemberian keterangan untuk
melakukan perkawinan campuran.
– Putusantentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
yang dijalankan menurut peraturan yang lain.
BACK

More Related Content

Similar to 3.Peradilan.ppt

PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIAPEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
surrenderyourthrone
 
Makanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam IslamMakanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam Islam
Abyanuddin Salam
 

Similar to 3.Peradilan.ppt (20)

ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).pptILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
ILMU ALQADHI, QIYAFAH & QUR'AH (2).ppt
 
07-Otopsi.pptx
07-Otopsi.pptx07-Otopsi.pptx
07-Otopsi.pptx
 
162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt
 
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
2. HPA KONSEP DASAR SUMBER DAN SEJARAH HAPPA.pptx
 
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIAPEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
PEMBUKTIAN DALAM KES HARTA SEPENCARIAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA
 
kehakiman ppt.pptx
kehakiman ppt.pptxkehakiman ppt.pptx
kehakiman ppt.pptx
 
Akad
AkadAkad
Akad
 
Makalah hadis tarbawi ii
Makalah hadis tarbawi iiMakalah hadis tarbawi ii
Makalah hadis tarbawi ii
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamMemahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
 
PLEDOI WENDHY NEW.docx
PLEDOI WENDHY NEW.docxPLEDOI WENDHY NEW.docx
PLEDOI WENDHY NEW.docx
 
Makanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam IslamMakanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam Islam
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Pengumpulan bukti
Pengumpulan buktiPengumpulan bukti
Pengumpulan bukti
 
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptxMemahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
Memahami Acara Perdata Dalam Menghadapi Gugatan.pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdfRemedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
Remedial Fikih Kelompddddddddddddok 7.pdf
 
Tentang Makanan
Tentang MakananTentang Makanan
Tentang Makanan
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

3.Peradilan.ppt

  • 1. ARTI, FUNGSI DAN HIKMAH PERADILAN  Sub menu dan pokok bahasan meliputi: 1. Pengertian Peradilan 2. Fungsi Peradilan 3. Hikmah Peradilan Proses peradilan di Indonesia
  • 2. PENGERTIAN PERADILAN  Peradilan berasal dari Bahasa Arab “Qadha” yang artinya memutuskan, memberi keputusan, atau menyelesaikan.  Secara istilah ialah “suatu lembaga pemerintah yang ditugaskan untuk menyelesaikan atau menetapkan keputusan atas setiap perkara dengan adil berdasarkan hukum yang berlaku”  Pengadilan adalah tempat untuk mengadili suatu perkara dan orang yang bertugas untuk mengadili disebut qadhi atau hakim. BACK
  • 3. FUNGSI PERADILAN • Mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa. • Menetapkan sangsi dan menerapkannya kepada para pelaku perbuatan yang melanggar hukum. • Terciptanya amar ma’ruf nahi munkar • Dapat melindungi jiwa, harta dan kehormatan masyarakat. • Menciptakan kemaslahatan umat dengan tetap tegak berdirinya hukum Islam BACK
  • 4. HIKMAH PERADILAN a. Terwujudnya suatu masyarakat yang bersih. b. Terwujudnya aparatur negara yang bersih dan berwibawa. c. Terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat. d. Terwujudnya ketentraman, kedamaian dan keamanan dalam masyarakat. e. Mendorong untuk meningkatkan kataqwaan terhadap Allah SWT. BACK
  • 5. HAKIM  Menu pokok bahasannya meliputi: 1. Pengertian Hakim 2. Kedudukan Hakim 3. Macam-macam Hakim dan Konsekuensinya 4. Kedudukan Hakim Wanita 5. Syarat-syarat Hakim 6. Tata Cara Menjatuhkan Hukuman 7. Larangan Hakim 8. Adab/Etika Hakim 9. Hadiah pada Hakim
  • 6. Pengertian Hakim • Hakim ialah orang yang diangkat oleh pemerintah untuk menyelesaikan persengketaan dan memutuskan hukum suatu perkara dengan adil. • Dengan kata lain, hakim adalah orang yang bertugas mengadili. Ia mempunyai kedudukan yang terhormat selama berlaku adil. BACK
  • 7. Kedudukan Hakim Kedudukan hakim sangat mulia selama ia berlaku adil. Sabda Nabi SAW, : َ‫ط‬َ‫ب‬َ‫ه‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ك‬َ‫م‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫ى‬ ِ ‫ض‬ ‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫س‬َ‫ل‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ ِ‫د‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ِ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫د‬ ْ‫ر‬ُ‫ج‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫د‬ِ‫ش‬ ْ‫ر‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ , َ‫ر‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ج‬‫ا‬َ‫ذ‬ ِ‫إ‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ك‬ ( ‫رواه‬ ‫البيهقى‬ ) " Apabila seorang hakim duduk ditempatnya ( sesuai dengan kedudukan hakim adil), maka dua malaikat membenarkan, menolong dan menunjukkannya selama tidak seorang (menyeleweng), apabila menyeleweng, maka kedua malaikat meninggalkannya” (H.R. Baihaqi) BACK
  • 8. Macam-macam Hakim dan konsekuensinya Macam-macam hakim menurut syari’at Islam, sebagaimana sabda Rasulullah : َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ٍ ‫اض‬َ‫ق‬ ٌ‫ة‬َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫ض‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫ي‬ ِ ‫اض‬َ‫ق‬ , َ‫ع‬ ٍ ‫قاض‬ َ‫ف‬َ‫ر‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬َ‫ض‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ , َ‫ك‬َ‫ح‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ٍ ‫اض‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ف‬َ‫ال‬ ِ‫خ‬ِ‫ب‬ َ‫م‬ ِ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ , َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ض‬َ‫ق‬ ٍ ‫اض‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ٍ‫ل‬ْ‫ه‬ - ‫ابو‬ ‫رواه‬ ‫غيره‬ ‫و‬ ‫داود‬ “ Hakim ada tiga macam, satu di surga dan dua di neraka. Hakim yang mengetahui kebenaran dan menetapkan hukum berdasarkan kebenaran, ia masuk surga; hakim yang mengetahui kebenaran dan menetapkan hukum bertentangan dengan hukum kebenaran, ia masuk neraka; Hakim yang menetapkan hukum dengan kebodohannya ia masuk neraka”.( HR. Abu Daud dan yang lainnya ). BACK NEXT
  • 9. Berdasarkan hadits di atas, hakim dibagi menjadi tiga golongan : 1. Hakim yang mengetahui kebenaran dan melaksanakan hukum sesuai dengan kebenaran, maka ia dijamin masuk surga. 2. Hakim yang mengetahui kebenaran tetapi ia memutuskan perkara tidak dengan ukuran kebenaran, maka ia masuk neraka. 3. Hakim yang menetapkan hukum dengan kebodohannya, ia pun masuk neraka. BACK
  • 10. Kedudukan Hakim Wanita Para ulama berbeda pendapat. Menurut madzhab Maliki, Syafi’i dan Hambali tidak membolehkan mengangkat Hakim wanita. Dasarnya adalah Hadits Nabi SAW : َ‫أ‬ َ‫ر‬ْ‫ام‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ا‬‫ا‬ ْ‫و‬َّ‫ل‬ َ‫و‬ ٌ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬ ً‫ة‬ ( ‫رى‬ ‫البخا‬ ‫رواه‬ ) “ Suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka pada orang perempuan tidak akan berbahagia.” ( H.R. Bukhari ) Menurut Imam Abu Hanifah, boleh mengangkat hakim wanita untuk menyelesaikan urusan harta atau selain had dan qishash. Sedangkan menurut Ath-Thabari, seorang perempuan boleh menjadi hakim secara mutlak dalam segala lapangan. BACK
  • 11. Syarat-syarat Hakim Beragama Islam. Baligh dan berakal sehat Merdeka Adil. Laki-laki. Memahami hukum yang ada dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Memahami akan Ijma’ Ulama. Memahami bahasa arab Mamahami metode ijtihad. Dapat mendengar, melihat, mengerti baca tulis. Memiliki ingatan yang kuat. BACK
  • 12. Tata Cara Pengadilan Menjatuhkan Hukuman 1. Kesempatan pertama diberikan kepada penggugat untuk menyampaikan semua tuduhan disertai dengan bukti-bukti dan saksi. 2. Tergugat dipersilahkan untuk memperhatikan gugatan. 3. Hakim tidak boleh bertanya kepada penggugat setelah selesai menyampaikan tuduhan dan meminta penggugat supaya bersumpah ( tanpa paksaan ). 4. Hakim bertanya sesuai dengan keperluan kepada penggugat setelah selesai menyampaikan tuduhan dan minta bukti - bukti untuk menguatkan tuduhan. 5. Jika tidak terdapat bukti-bukti, hakim dapat meminta penggugat supaya bersumpah ( tanpa paksaan ). BACK NEXT
  • 13. 6. Jika penggugat menunjukkan bukti-bukti yang benar, maka hakim harus memutuskan sesuai dengan tuduhan meskipun tergugat menolak tuduhan tersebut. Namnun jika tidak terdapat bukti yang benar, maka hakim harus menerima sumpah terdakwa dan membenarkan terdakwa. BACK
  • 14. Larangan Hakim Saat Menjatuhkan VONIS Hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman ( vonis ) pada saat 1. sedang marah, 2. sangat lapar, 3. bersin-bersin, 4. banyak terjaga, 5. sedih, 6. sangat gembira, 7. sakit, 8. sangat kantuk, 9.menolak keburukan 10. dalam keadaan cuaca yang sangat panas maupun sangat dingin. BACK
  • 15. Adab (Kesopanan) Hakim 1. Bertempat tinggal di kota pemerintahan, sebab lebih cepat bertindak dan mendekati keadilan dalam mengadili 2. Berada di tempat terbuka yang bisa dilihat oleh terdakwa, penggugat, pengunjung, sehingga menghilangkan prasangka 3. Tidak memutuskan perkara di masjid sebab di masjid tidak bisa bebas, seperti tidak bisa suara keras, tidak semua pengunjung baik laki-laki maupun perempuan bisa masuk dan lain-lain. 4. Mempersamakan antara kedua pihak yang bersengketa dalam lima hal yaitu dalam menghadap kepadanya, dalam duduk di hadapannya, dalam menerima keduannya dan dalam mendengarkan kepada keduanya. BACK
  • 16. Hadiah pada Hakim Hakim tidak boleh menerima hadiah dari orang- orang yang sedang berperkara. Suap haram hukumnya, sebab makan harta dengan cara yang batil dan itu merupakan kebiasaan orang Yahudi. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ى‬ِ‫ش‬َ‫ت‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬ِ‫ش‬َّ‫الر‬ ُ‫هللا‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ِ‫م‬ ( ‫والترمذى‬ ‫احمد‬ ‫رواه‬ ) “ Allah melaknati orang yang menyuap dan yang disuap dalam (keputusan) Hukum”. ( HR. Ahmad dan Turmudzi ). BACK
  • 17. SAKSI  Sub Pokok Bahasannya Meliputi: 1. Pengertian Saksi 2. Syarat-syarat Menjadi Saksi 3. Saksi yang Ditolak 4. Kesaksian Orang Buta
  • 18. PENGERTIAN SAKSI Saksi @ orang yang diperlukan oleh pengadilan untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan suatu perkara demi tegaknya hukum dan tercapainya keadilan dalam pengadilan. BACK
  • 19. SYARAT-SYARAT MENJADI SAKSI  Syarat seorang saksi yaitu: 1. Orang Islam 2. Sudah akil balig 3. Berakal sehat 4. Orang merdeka 5. Adil sesuai firman Allah dalam surat Al Thalaq:2  Untuk dapat dikatakan adil seorang saksi harus memiliki kriteria sbb: a. Menjauhkan diri dari dosa besar b. Menjauhkan diri dari dosaa kecil c. Mampu mengendalikan diri dan jujur pada saat marah d. Berakhlak mulia BACK
  • 20. SAKSI YANG DITOLAK  Saksi yang ditolak itu adalah: a) Saksi yang tidak adil b) Saksi seorang musuh kepada musuhnya c) Saksi orang tua kepada anaknya d) Saksi anak kepada ayahnya e) Orang yaang menumpang di rumah terdakwa BACK
  • 21. KESAKSIAN ORANG BUTA Sebagian pendapat kasaksian seorang yang buta tidak dapat diterima karena sesuatu yang didengar itu tidak selamanya benar Menurut Abu Thayib kesaksian orang buta dapat diterima apabila ia mendengar dari berbagai sumber BACK
  • 22. PENGGUGAT DAN BUKTI (BAYYINAH)  Yang harus dikuasai: 1. Pengertian Penggugat 2. Syarat Mengajukan Gugatan 3. Bukti (Bayyinah) 4. Cara Memeriksa Terdakwa yang Tidak Hadir di Persidangan
  • 23. PENGERTIAN PENGGUGAT Penggugat ialah orang yang mengajukan gugatan karena merasa dirugikan oleh pihak tergugat BACK
  • 24. SYARAT MENGAJUKAN GUGATAN Syarat untuk mengajukan gugatan antara lain: –Mampu membuktikan gugatannya dengan disertai bukti yang kuat –Adanya saksi-saksi yang adil –Dengan melakukan sumpah BACK
  • 25. BUKTI (BAYYINAH) Barang bukti atau Bayyinah adalah segala sesuatu yang ditunjukkan penggugat untuk memperkuat dakwaannya. BACK
  • 26. CARA MEMERIKSA TERDAKWA YANG TIDAK HADIR DI PERSIDANGAN • Diperbolehkan mendakwa seorang yang tidak hadir dalam persidangan tapi sebelumnya masih perlu dicek kebenarannya. Sedangkan untuk masalah tata cara pendakwaan disesuaikan dengan cara yang telah berlaku pada umumnya BACK
  • 27. TERGUGAT DAN SUMPAH • Menu bahasannya meliputi: 1. Pengertian Tergugat 2. Tujuan Sumpah dan Sumpah Tergugat 3. Syarat-syarat Orang yang Bersumpah 4. Lafal-lafal Sumpah 5. Pelanggaran Sumpah
  • 28. PENGERTIAN TERGUGAT Tergugat adalah orang yang dikenai gugatan oleh pihak penggugat BACK
  • 29. TUJUAN SUMPAH DAN SUMPAH TERGUGAT • Dalam syari’at Islam ada dua tujuan sumpah yaitu: a) Menyatakan tekad untuk melaksanakan tugas deengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab terhadap tugas tersebut b) Membuktikan dengan sungguh-sungguh bahwa yang bersangkutan berada dipihak benar BACK
  • 30. SYARAT-SYARAT ORANG YANG BERSUMPAH • Orang yang bersumpah harus memenuhi tiga syarat ialah: 1. Mukallaf artinya orang yag sudah akil balig. 2. Kemauaan sendiri dan tanpa paksaan dari orang lain. 3. Disengaja bukan karena terlanjur dsb. BACK
  • 31. LAFAL-LAFAL SUMPAH • Ada tiga kalimat yang lazim diucapkan untuk bersumpah yakni: a. Wallahi (‫)وهللا‬ yang artinya demi Allah. b. Billahi (‫)باهلل‬ yang artinya demi Allah. c. Tallahi (‫)تاهلل‬ yang artinya juga demi Allah. BACK
  • 32. PELANGGARAN SUMPAH  Bagi orang yang melanggar sumpah diwajibkan membayar denda atau kafarat. Adapun untuk kafaratnya boleh tahyir artinya diperbolehkan memilih salah satu dari beberapa hal yakni: a) Memberikan makanan pokok kepada sepuluh orang miskin. b) Memberikan pakaian yang pantas kepada sepuluh orang miskin. c) Memerdekakan hamba sahaya. BACK
  • 33. Peradilan Agama di Indonesia Sub menu dan pokok bahasan meliputi: 1. Macam-macam Peradilan Agama 2. Dasar Hukum Peradilan Agama 3. Kekuasaan Kehakiman 4. Fungsi Peradilan Agama 5. UU No.1 Tahun 1974
  • 34. Macam-macam Pengadilan – Peradilan agama yang berada di Jawa dan Madura. Dulu dikenal sebagai “Priesterrad” atau Raad Agama. – Kerapatan Qadi, yaitu yang berada di bekas Karesidenan Kalimantan Selatan dan Timur yang diatur dalam Stbld 1937 No. 638 dan 639. – Peradilan Agama/Mahkamah Syar’iyah untuk luar Jawa dan Madura serta sebagian Kalimantan Selatan. BACK
  • 35. Dasar Hukum Peradilan Agama • Pada jaman Pemerintah Hindia Belanda adalah Stbl.1882 No.152 yo Stbl.1937 No. 116 dan 610 dan Stbl. 1937 No. 638. • Pada jaman kemerdekaan adalah Peraturan Pemerintah (PP) No. 45 tahun 1957 tentang pembentukan Pengadilan Agama Mahkamah syar’iyah di luar Jawa-Madura. • Perkembangan selanjutnya adalah Undang- undang No 14 tahun 1970, yaitu Undang- undang tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman. BACK
  • 36. Kekuasaan Kehakiman : Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh Pengadilan dalam lingkungan : •Peradilan Umum •Peradilan Agama •Peradilan Militer •Peradilan Tata Usaha Negeri BACK
  • 37. Fungsi Peradilan Agama Perkara yang menjadi wewenang Peradilan Agama di Indonesia adalah : 1. Perselisihan antara suami istri yang beragama lain 2. Perkara-perkara tentang nikah, talak, rujuk dan perceraian antara antara orang-orang yang beragama Islam yang memerlukan penyelesaian atau penetapan hakim Islam. 3. Menyatakan bahwa syarat jatuhnya talak yang digantungkan (ta’lig talaq) sudah ada. 4. Memberi putusan perceraian. 5. Mahar (termasuk mut’ah) 6. Perkara tentang kehidupan(nafkah) istri yang wajib diadakan oleh suami BACK
  • 38. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 • Pengadilan Agama diberi tugas untuk menyelesaikan dan memeriksa antara lain : – Izin beristri lebih dari Seorang. – Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (Dua Puluh Satu) tahun, dalam hal orang tua dan wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat. – Dispensasi kawin – Pencegahan perkawinan – Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah; – Pembatalan perkawinan – Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau isteri. – Perceraian karena talak BACK NEXT
  • 39. Lanjutan…. – Gugatan perceraian – Penyelesaian harta bersama – Mengenai penguasaan anak-anak, Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya – Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas isteri atau penentuan suami berkewajiban bagi bekas isteri. – Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak. – Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua. – Perebutan kekuasaan wali. NEXT BACK
  • 40. Lanjutan…. – Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut . – Menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya padahal tidak ada penunjukan wali oleh orang tuanya. – Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali yang telah menyebabkan kerugian atas harta benda anak yang dibawah kekuasaannya. – Penentuan asal usul seorang anak. – Putusan tentang penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran. – Putusantentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang dijalankan menurut peraturan yang lain. BACK