Dokumen tersebut membahas tentang subsistem manfaat dan pelaporan lingkungan dalam sistem informasi sumber daya manusia. Subsistem manfaat mencakup program pensiun pasti dan fleksibel, sedangkan subsistem pelaporan lingkungan meliputi catatan kesetaraan peluang kerja, analisis, dan keluhan.
3. Benefit / Manfaat
Mondy & Noe (2005) mengemukakan bahwa “Benefits atau manfaat
adalah semua manfaat finansial yang biasanya didapatkan oleh
karyawan secara tidak langsung”.
Benefit adalah bentuk imbal jasa atau dasar kebutuhan yang berguna
untuk memperlancar proses kerja.
Benefit adalah bentuk kompensasi yang tidak langsung diterima
karyawan dalam bentuk materi tetapi merupakan fasilitas kesejahteraan.
Berdasarkan Undang-Undang No.11 Tahun 1992 penyelenggaraan dan
bentuk program dana pensiun dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution) yang
dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).
Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit), yang
dilakukan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).
5. Defined Contribution (PPIP)
Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution) adalah program
pensiun yang besarnya iuran baik dari pemberi kerja maupun peserta
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.
Pada program pensiun ini, perusahaan dapat mendirikan dana pensiun
sendiri atau mengalihkannya ke dana pensiun lembaga keuangan lainnya.
Besarnya manfaat pensiun yang diterima peserta / karyawan tergantung
pada akumulasi iuran dan hasil pengembangan.
Pada saat karyawan pensiun, maka total uang iuran pensiun dan hasil
investasi akan diberikan sekaligus.
Uang iuran ini biasanya adalah gabungan dari iuran pekerja dan pemberi
kerja, yang besarnya sesuai perjanjian, misalnya iuran pensiun besarnya
5% dari gaji pokok, dibagi dua antara pekerja dan pemberi kerja.
7. Defined Benefit (PPMP)
Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit) adalah suatu program
pensiun yang menggunakan formula tertentu atas manfaat pensiun yang
diterima peserta yang sudah ditetapkan peraturan dana pensiun.
Besarnya iuran pensiun ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria,
kecuali iuran peserta yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.
Besarnya iuran merupakan perkiraan kebutuhan dana yang harus
disisihkan sekarang untuk merealisasikan pembayaran manfaat pensiun.
Misalnya pada saat pensiun, pekerja dijanjikan mendapat uang pensiun
bulanan yang besarnya 75% dari gaji pokok, dengan kenaikan sebesar
5% setiap dua tahun, maka pada saat pekerja pensiun, pemberi kerja
lewat dana pensiun wajib memberi manfaat pensiun sesuai perjanjian
tersebut.
Dalam memberikan manfaat pasti ini, perusahaan mendirikan dana
pensiun untuk menampung iuran dari pekerja dan iuran dari pemberi
kerja itu sendiri.
9. Flexible Benefit (MF)
Manfaat Fleksibel (Flexible Benefit) merupakan program kombinasi
antara asuransi dan investasi dan memberikan fasilitas yang sangat
fleksibel terhadap manfaat asuransi maupun manfaat investasinya.
Suatu jenis program manfaat karyawan yang menawarkan menu
pilihan manfaat, yang memungkinkan mereka untuk membuat paket
manfaat yang paling sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Program ini dapat meliputi asuransi kesehatan, tunjangan pensiun
dan rekening pengganti bahwa karyawan dapat menggunakan untuk
membayar biaya atau perawatan kesehatan.
Pada program ini, karyawan berkontribusi pada biaya manfaat ini
melalui pemotongan gaji dari laba sebelum pajak mereka, sehingga
mengurangi kontribusi dari perusahaan.
Kemampuan untuk membayar manfaat dengan pendapatan sebelum
pajak menurunkan penghasilan kena pajak karyawan.
11. SUBSISTEM PELA PORAN LINGKUNGAN
Sub selain subsistem-subsistem yang notabene ditunjukkan
kepada pihak intern perusahaan, subsistem pelaporan
lingkungan ditujukan untuk pihak yang yang
berkepentingan diluar perusahaan seperti pemerintah,
serikat pekerja dan masyarakat pada umumnya.
12. Subsistem Pelaporan Lingkungan
Adapun aplikasi-aplikasi yang terdapat dalam
subsistem pelaporan lingkungan berupa:
a. Catatan EEO
b. Analisis EEO
c. Peningkatan serikat kerja
d. Catatan kesehatan
e. Keluhan
13. Equal Employment Opportunity (EEO)
Peluang Kerja yang Sama adalah perlakuan dalam cara yang
adil dan tidak melihat latar belakang terhadap individu
dalam segala aspek ketenaga kerjaan seperti perekrutan,
promosi, pelatihan dan lain lain.
14. Validitas dan Kesetaraan dalam Pekerjaan
Jika sebuah tuntutan tentang sebuah dikriminasi timbul,
maka itu akan menyangkut hal pekerjaan.
Pemberi kerja atau organisasi harus bisa membuktikan
bahwa prosedur pekerjaan mereka adalah valid
15. Validitas dan Kesetaraan dalam Pekerjaan
a. Validitas isi : metode logis dan nonstatistis yang digunakan untuk
mengidentifikasi pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan dan
karakteristik lain yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
b. Validitas yang Berkaitan dengan Kriteria : metode yang diukur
dengan sebuah prosedur yang menggunakan tes sebagai peramal
dari seberapa baik seseorang mampu melakukan suatu pekerjaan.
Ada dua pendekatan berbeda dalam mengukur validitas ini :
pertama, validitas secara bersamaan adalah pendekatan pada
waktu yang bersamaan. Kedua, validitas prediktif adalah
pendekatan sebelum waktu/kenyataan.
c. Validitas Konsep : metode pengukuran hubungan antara
karakteristik abstrak dengan kinerja pada pekerjaan.
16. Unsur-unsur dari Pemenuhan EEO
Banyak masalah yang akan timbul karena penyebarluasan
kebijakan EEO ini. Organisasi harus menyambut baik
setiap keluhan terhadap EEO.
1) Periksa klaim dan arsip personal karyawan
2) Jangan melakukan tindakan balasan
3) Lakukan penyelidikan internal
4) Tentukan langkah selanjutnya : negosiasi, damai (win-
win solution), menentang keluhan.
17. Serikat Pekerja
Serikat Pekerja atau serikat Buruh adalah organisasiyang
dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja atau buruh baik
diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat
bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab
guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja atau buruh serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya.
18. Sistem Pengorganisasian Serikat Pekerja
1) Serikat Pekerja diorganisir atas dasar jenis Pekerja (Craft Union).
Dalam sistem ini pekerja mengorganisir dirinya menurut jenis
pekerjaan. Contoh: Sopir bergabung dg sopir namanya Serikat
pekerja Sopir. Tehnis Kontruksi bangunan bergabung dengan
teknis Kontruksi bangunan namanya Serikat Pekerja Teknis
Kontruksi bangunan, serikat pekerja pekapalan dan lain-lain.
2) Serikat Pekerja diorganisir atas dasar jenis Industri (Industrial
Union). Dalam sistem ini pekerja mengorganisir dirinya
berdasarkan industri/ lapangan kerja. Contoh: Pekerja tekstil
sandang dan kulit bergabung dalam serikat pekerja tekstil,
sandang dan kulit, tanpa memperdulikan jenis pekerjaan dari
masing-masing pekerjaannya.