3. KANKER
Penyakit tidak menular
Ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak
terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain.
4. KANKER SALURAN PERNAFASAN
Kanker saluran pernapasan merujuk pada berbagai jenis kanker yang dapat
terjadi di saluran pernapasan manusia. Saluran pernapasan meliputi
hidung, faring, trakea, bronkus, bronkiolus, paru-paru. Kanker saluran
pernapasan terjadi ketika sel-sel di dalam saluran pernapasan mengalami
pertumbuhan yang tidak terkendali dan berubah menjadi sel-sel ganas.
Sel-sel ganas ini dapat membentuk tumor di saluran pernapasan dan, jika
tidak diobati, dapat menyebar ke jaringan dan organ lain dalam tubuh.
5. KANKER NASOFARING
Karsinoma nasofaring (KNF)
adalah karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari epitel permukaan
nasofaring. Karsinoma nasofaring
biasanya berkembang di sekitar
ostium tuba Eustachius di dinding
lateral nasofaring.
6. KANKER NASOFARING
Pada tahun 2012, karsinoma nasofaring berada di urutan pertama, yaitu 28%, dari
seluruh kanker kepala leher di bagian THT-KL Indonesia. Insidens KNF di
Indonesia berdasarkan GLOBOCAN (Global Burden of Cancer Study) tahun 2012
mencapai 5,6 per 100.000 penduduk/ tahun, di mana prevalensi tertinggi pada
dekade 4-5 dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2,3:1.
Fx resiko : virus Epstein barr, genetic, jenis kelamin, pajaran pekerjaan, makanan,
life style.
7. TANDA & GEJALA
Terdapat empat kelompok gejala KNF, yaitu
gejala massa leher, gejala hidung, gejala telinga,
dan kelumpuhan saraf kranial.
1. hidung beringus
2. Epistaksis
3. post-nasal drip bercampur darah.
4. Tuli konduktif unilateral
5. Otalgia dan tinnitus
6. Nyeri kepala, diplopia, nyeri wajah serta baal
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi
Endoskopi memainkan peran kunci dalam deteksi awal lesi KNF, dan biopsi
endoskopik memungkinkan diagnosis definitif KNF. Endoskopi menilai
ekstensi tumor di permukaan mukosa nasofaring.
2. Radiologi
foto polos tengkorak, ultrasonografi (USG) abdomen, Computed
Tomography Scan (CT scan), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
9. MANAJEMEN
Radioterapi merupakan pilihan utama khususnya KNF tidak berdiferensiasi (WHO tipe III), karena
bersifat radiosensitif. Radioterapi dilakukan pada stadium dini (stadium I dan II). Indikasi kemoterapi
pada KNF antara lain stadium lanjut (stadium III dan IV), disertai atau dicurigai ada metastasis jauh,
tumor persisten, dan rekuren.
Pembedahan dilakukan untuk membuang kelenjar getah bening yang menetap atau kambuh apabila
tumor primer di nasofaring hilang setelah pemberian radioterapi dan kemoterapi.
Manajemen KNF stadium lanjut (stadium III dan IV) : kemoterapi kombinasi dengan radioterapi.
Kemoterapi dapat diberikan sebelum, selama, atau setelah radiasi yang dinamakan kemoterapi
neoadjuvan, konkuren, dan adjuvan.
10. KANKER LARING
Kanker laring merupakan kondisi munculnya
tumor ganas pada daerah yang menjadi
bagian dari saluran pernapasan, yaitu tempat
di mana berada pita suara yang posisinya
terletak setelah tenggorokan dan berada
sebelum trakea.
11. KANKER LARING
Kanker laring disebabkan oleh adanya perubahan pada sel-sel laring yang belum diketahui
alasan hal tersebut dapat terjadi. Penyakit kanker pada umumnya terjadi karena adanya
perubahan pada DNA sel. Hal ini menyebabkan sel bereproduksi secara tidak terkendali dan
menyebabkan tumor.
Fx resiko : Berusia di atas 55 tahun, life style, Infeksi virus HPV, genetic, kekebalan tubuh
yang menurun, pajaran pekerjaan dan refluks asam lambung.
12. TANDA & GEJALA
1. Sakit tenggorokan atau batuk yang tidak kunjung sembuh
2. Perubahan suara yang tidak membaik setelah lebih dari dua minggu
3. Merasa nyeri atau kesulitan saat menelan
4. Ada benjolan di leher atau tenggorokan
5. Disfonia, kesulitan untuk mengeluarkan suara
6. Perasaan sakit pada telinga.
13. PENUNJANG
1. CT scan atau MRI dapat memberikan gambaran pada tubuh bagian dalam secara detail
2. Penggunaan X-Ray pada dada dapat melihat jika kanker telah menyebar ke paru-paru.
3. Laringoskopi: Ahli medis menggunakan tabung tipis dan terang (endoskopi) untuk
memeriksa laring jika terlihat ada sesuatu yang tidak normal.
4. PET Scan : Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikkan dosis kecil zat radioaktif ke
pembuluh darah. Setelah itu, pemindaian dilakukan dengan melihatnya melalui gambar
3D dari energi yang dikeluarkan zat tersebut.
5. Biopsi: Penyedia layanan kesehatan akan mengangkat sepotong kecil jaringan abnormal
di laring untuk diperiksa di bawah mikroskop.
14. STADIUM
Kanker laring dini: Pada stadium 0, 1 dan 2, tumor yang tumbuh masih
kecil. Kanker belum menyebar di luar laring.
Kanker laring stadium lanjut: Pada stadium 3 dan 4, tumor telah tumbuh
lebih besar. Gangguan ini dapat mempengaruhi pita suara atau menyerang
kelenjar getah bening atau area tubuh lainny
15. MANAJEMEN
Terapi radiasi: Ahli medis akan memberikan sinar radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel
kanker. Radiasi hanya menargetkan bagian tubuh yang tumbuh tumor untuk meminimalisir
kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Kemoterapi: Pengobatan ini dilakukan dengan obat untuk membunuh atau memperlambat
pertumbuhan sel kanker. Proses pemberian obat ini melalui intravena (pembuluh darah). Ada
beberapa efek samping dari pengobatan yang dapat timbul.
Imunoterapi: Terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri guna melawan kanker.
Pembedahan: Tindakan ini umumnya dilakukan untuk kanker laring dini dengan cara mengangkat
sel tumor sekaligus menjaga laring dapat berfungsi normal. Pada kanker stadium lanjut,
pembedahan ini seringkali mengangkat seluruh laring.
16. ADENOMA BRONKUS
Adenoma bronkus adalah jenis kanker
langka yang bermula dari kelenjar
lendir, saluran udara paru-paru
(bronkus) atau tenggorokan (trakea),
dan di kelenjar ludah.
17. ADENOMA BRONKUS
Adenoma bronkus adalah tumor jinak yang tidak biasa,
kemunculannya bermulai di kelenjar lendir dan saluran udara
paru-paru (bronkus).
Kanker ini berkembang secara lambat dan dapat sembuh jika
terdeteksi.
Di sisi lain, kanker juga dapat dengan mudah menyebar ke bagian
lain dari tubuh, seperti sel dan jaringan yang bersebelahan.
18. ADENOMA BRONKUS
Ada tiga jenis adenoma bronkus, di antaranya:
Karsinoma kistik adenoid.
Jenis kanker ini bermula di kelenjar ludah di mulut. Namun,
karsinoma kistik adenoid dapat memengaruhi kelenjar keringat, trakea
(batang tenggorokan) dan payudara wanita.
Tumor karsinoid.
Tumor ini dapat merusak fungsi sel saraf dan sel yang memproduksi
hormon. Mereka biasanya berkembang di perut dan paru-paru.
Karsinoma mukoepidermoid.
Jenis adenoma bronkus ini berkembang di kelenjar ludah. Namun,
kelenjar parotis di dekat telinga biasanya juga terpengaruh.
19. ADENOMA BRONKUS
Beberapa faktor pemicu yang meningkatkan risiko terjadinya adenoma bronkus
pada seseorang, di antaranya:
Faktor genetik. Genetik cukup berperan dalam pembentukan beberapa jenis
adenoma bronkus. Risiko mengidap adenoma karsinoid lebih tinggi dialami oleh
pengidap penyakit bawaan, seperti multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN-1).
Terpapar radiasi. Orang yang pernah menjalani prosedur radiasi pada bagian
kepala dan leher berisiko tinggi mengalami adenoma bronkus.Terutama yang
jenis adenoma karsinoma mukoepidermoid.
20. TANDA & GEJALA
Gejalanya adenoma bronkus terbagi berdasarkan jenisnya, dan biasanya
baru akan muncul saat kondisi sudah masuk ke dalam intensitas parah.
1. Tumor karsinoid
Tumor ini memengaruhi sel saraf dan sel yang bertugas untuk
memproduksi hormon dalam tubuh. Dengan gejala berupa:
Batuk biasa hingga batuk darah.
Mengi atau napas yang berbunyi.
Sesak napas.
Nyeri pada dada.
Kemerahan pada wajah.
Infeksi pada paru, seperti pneumonia.
21. TANDA & GEJALA
2. Tumor karsinoma adenoid kistik
Tumor karsinoma adenoid kistik bisa mengalami gejala berupa:
Benjolan pada langit-langit mulut, di bawah lidah atau bawah
mulut.
Kesulitan menelan.
Suara serak.
Rasa kebal pada rahang, langit-langit mulut, wajah atau lidah.
Muncul benjolan di bawah rahang atau depan telinga.
22. TANDA & GEJALA
3. Tumor karsinoma mukoepidermoid
Tumor ini muncul di kelenjar ludah dan umumnya
memengaruhi kelenjar parotis di depan telinga.
Gejalanya seperti:
Pembengkakkan pada kelenjar di dekat telinga, bawah
rahang, atau mulut.
Kebal atau rasa nyeri yang muncul pada wajah.
23. PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk
menegakkan diagnosis :
Foto thorax
CT scan, yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tumor,
di mana lokasi kemunculannya, dan sudah menyebar ke kelenjar
getah bening.
MRI, yang dilakukan bila dari pemeriksaan CT scan belum
mendapatkan hasil yang baik.
24. MANAJEMEN
Terapi radiasi: Ahli medis akan memberikan sinar radiasi berenergi tinggi untuk
membunuh sel kanker. Radiasi hanya menargetkan bagian tubuh yang tumbuh tumor
untuk meminimalisir kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Kemoterapi: Pengobatan ini dilakukan dengan obat untuk membunuh atau
memperlambat pertumbuhan sel kanker. Proses pemberian obat ini melalui intravena
(pembuluh darah).Ada beberapa efek samping dari pengobatan yang dapat timbul.
Imunoterapi: Terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri guna melawan
kanker.
Pembedahan: Tindakan ini umumnya dilakukan untuk kanker laring dini dengan cara
mengangkat sel tumor sekaligus menjaga laring dapat berfungsi normal. Pada kanker
stadium lanjut, pembedahan ini seringkali mengangkat seluruh laring.
25. KANKER PARU
Kanker paru atau karsinoma bronkogenik
mengacu pada keadaan tumor yang
berasal dari suatu parenkim paru
26. KANKER PARU
Kanker paru merupakan penyakit yang tidak menular yang sangat
membutuhkan perhatian khusus disebabkan oleh faktor multifactorial yaitu
kombinasi beberapa faktor seperti merokok, usia, genetik, dan faktor
karsinogen.
Pajanan merokok merupakan penyebab yang paling utama dari kanker paru-
paru. Hal ini yang membuktikan bahwa 90 % kasus kanker paru-paru
disebabkan oleh merokok
27. KANKER PARU
Faktor risiko Kanker paru :
Usia : Insiden kanker paru semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Insiden
puncak kanker paru terjadi pada usia antara 45-65 tahun.
Merokok : perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) memiliki kecenderungan
sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan.
Polusi Udara : Paparan polusi udara, paparan zat karsinogenik di tempat kerja seperti
asbestos, kromium, hidrokarbon polisiklik, dan gas radon yang ditemukan secara alami
dalam batu, air tanah dan tanah. Serta akan berdampak juga pada perkokok pasif.
28. KANKER PARU
Faktor risiko Kanker paru :
Jenis Kelamin : Sebagian besar kanker paru mengenai laki-laki (65%) dengan
risiko 1:13 dan pada perempuan 1:20.
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 4:1
29. TANDA & GEJALA
Gejala kanker paru tidak khas tetapi batuk merupakan gejala yang sering timbul
sekitar 60-70% pada penyakit kanker paru, kemudian sesak napas, atau nyeri
dada (gejala respirasi) yang sering muncul paling lama atau tidak kunjung
sembuh dengan pengobatan biasa pada kelompok risiko sehingga perlu
dilakukan tindakan lanjut untuk prosedur diagnosis kanker paru
30. TANDA & GEJALA
Gejala yang berkaitan dengan pertumbuhan tumor secara langsung seperti
batuk, hemoptysis, nyeri dada dan sesak napas/stridor
Pancoast syndrome merupakan kumpulan manifestasi atau gejala dari kanker
paru yang tumbuh di sulkus superior, yang menyebabkan invasi pleksus
brakial sehingga dapat menyebabkan nyeri pada lengan.
31. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial kanker paru adalah sindrom vena kava superior, yaitu
obstruksi sebagian atau menyeluruh vena kava superior.
Aliran vena yang mengalami obstruksi dari kepala dan leher menghasilkan
gejala sindrom vena kava superior seperti edema pada leher dan wajah, sakit
kepala, pusing, gangguan penglihatan, dan sinkope).
32. PENUNJANG
Foto thorax
Specimen sputum akan dikirim untuk pemeriksaan sitology
Bronkoskopi adalah visualisasi langsung pada laring, trakea, dan bronkus
melalui sebuah bronkoskop untuk mengidentifikasi lesi, mengangkat benda
asing dan sekresi, serta mengambil jaringan untuk biopsi, dan memperbaiki
aliran trakeobronkial.
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi dan melokalisasi tumor,
terutama pada tumor yang berada di parenkim paru dan pleura.
33. MANAJEMEN
Pembedahan: dilakukan untuk kanker paru dini dengan cara mengangkat sel tumor.
Radioterapi: diberikan sinar radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker dan
menargetkan bagian tubuh yang tumbuh tumor untuk meminimalisir kerusakan pada
jaringan sehat di sekitarnya.
Kemoterapi: Pengobatan ini dilakukan dengan obat untuk membunuh atau
memperlambat pertumbuhan sel kanker. Proses pemberian obat ini melalui intravena
(pembuluh darah).
Imunoterapi: Terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri guna melawan
kanker.
Perawatan Paliatif : Terapi untuk penderita kanker paru stadium lanjut.