3. Kanker : suatu pertumbuhan sel-sel abnormal
yang cenderung menginvasi jaringan di
sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat
jauh.
Kanker paru : abnormalitas dari sel – sel
yang mengalami proliferasi dalam paru
(Underwood, Patologi, 2000).
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel
kanker yang tidak terkendali dalm jaringan
paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen, lingkungan, terutama asap
rokok.( Suryo, 2010)
4. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh
mucus dengan sebaran kromatin yang sedikit sekali tanpa
nucleoli. Disebut juga “oat cell carcinoma” karena
bentuknya mirip dengan bentuk biji gandum, sel kecil ini
cenderung berkumpul sekeliling pembuluh darah halus
menyerupai psedoroset. Sel-sel yang bermitosis banyak
sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang
terlepas menyebabkan warna gelap disekitar pembuluh
darah
Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
Karsinoma sel skuamosa/karsinoma bronkogenik.
Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratisasi dan
pembentukan “bridge” intraseluler, studi sitologi
memperlihatkan perubahan yang nyata dari dysplasia
skuamosa ke karsinoma insitu. Terdiri atas : karsinoma
skuamosa, adeno karsinoma, karsinoma sel besar.
5. Terdapat 4 jenis umum kanker paru:
1. Karsinoma sel kecil
2. Karsinoma sel skuamosa
3. Adenokarsinoma sel besar.
4. Kanker sel besar tak terdiferensiasi
6. Karsinoma sel kecil / karsinoma oat cell sekitar 25% dari
semua sel kanker paru, biasanya tumbuh dibagian tengah
paru. Bersifat sangat anaplastik, atau embrionik, sehingga
memperlihatkan insiden metastasis yang tinggi. Metastasis
paru yang timbul pada tumor ini juga disebabkan obstruksi
aliran udara. Tumor jenis ini mungkin merupakn jenis yang
paling sering dijumpai pada perokok, dan memiliki prognosis
paling buruk. (elizabeth, 2008)
Karsinoma sel skuamosa sebanyak 30% dari kanker paru.
Jelas berkaitan dengan asap rokok dan pajanan dengan
toksin-toksin lingkungan, seperti asbestos dan komponen
polusi udara. Biasanya terletak di bronkus pada sisi tempat
bronkus masuk ke paru, yang disebut hilus, yang kemudian
meluas kebawah ke bronkus, dapat terjadi atelektasis
absorpsi dan pneumonia, serta penurunan kapasitas ventilasi.
Tumor ini tumbuh retif lambat dan memiliki prognosis yang
paling baik, yaitu kemungkinan hidup lima tahun jika
didiagnosos sebelum metastasis.
7. Adenokarsinoma berasal dari kelenjar paru.
Tumor ini biasanya terjadi dibagian perifer paru,
termasuk bronkiolus terminal dan alveolus.
Kanker Jenis ini terhitung sekitar 30% dari kanker
paru dan lebih tinggi diantara wanita. Biasanya
berukuran kecil dan tumbuh lambat, tetapi
bermetastasis secara dini dan angka bertahan
hidup sampai 5 tahunnya buruk.
Kanker sel besar tak berdiferensiasi sangat
anaplastik dan cepat bermetastasis. Sekitar 10-
15% dari semua kanker paru, sering terjadi di
bagian perifer dan meluas kearah pusat paru.
Tumor ini berkaitan erat dengan merokok dan
dapat menyebabkan nyeri dada. Kanker jenis ini
mamiliki prognosis bertahan hidup yang sangat
buruk.
8. Lokal (tumor setempat)
Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
Hemoptisis
Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran
napas
Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
Aelektasis
Invasi local
Nyeri dada
Dispnea karena efusi pleura
Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia
Sindrom vena cava superior
Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan
saraf simpatis servikalis
9. Gejala penyakit metastasis
Pada otak, tulang, hati, adrenal
Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis
Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru,
dengan gejala
Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
Hipertrofi : osteoartropati
Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
Neuromiopati
Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
Asimtomatik denagn kelainan radiologis
Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi
secara radiologis
Kelainan berupa nodul soliter
10. Merokok / Merokok Pasif
Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa
kimia, banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker,
atau karsinogen. Dua karsinogenik-karsinogenik utama didalam
asap tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai
nitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons.
Pekerjaan / Paparan Asbes
Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat
(silicate fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam
jaringan paru seiring dengan paparan pada asbes-asbes. Tempat
kerja adalah suatu sumber paparan pada serat-serat asbes yang
umum, karena asbes-asbes digunakan secara meluas di masa lalu
untuk kedua-duanya yaitu sebagai materi-materi isolasi panas
dan akustik.
11. Radiasi Radon gas
Suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah suatu
pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif),
pecah/hancur membentuk produk-produk yang mengemisi
suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas dapat bergerak
melalui tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah
diantara fondasi-fondasi, pipa-pipa, saluran-saluran, atau
tempat-tempat terbuka lainnya. Radon gas tidak terlihat dan
tidak berbau.
Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan
dalam kanker paru, yakni: Proton oncogen, Tumor suppressor
gene, dan Gene encoding enzyme.
Diet
Rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu
Penyakit Dalam, 2001).
12. Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga
terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa
diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang
bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstruksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian
distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk,
hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral
dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya
menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker
paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat
seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak,
tulang rangka.
13. Radiologi.
Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral
Tomografi dada.
Bronkhografi.
Laboratorium.
Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Histopatologi.
Bronkoskopi.
Biopsi Trans Torakal (TTB).
Torakoskopi.
Mediastinosopi.
Torakotomi.
Pencitraan.
CT-Scanning
MRI
14. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan
angka harapan hidup klien.
Paliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik
pada pasien maupun keluarga.
Suportif
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal
sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen
darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit
Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan,
2000)
15. Pembedahan.
Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkonfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau
toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
Pneumonektomi pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua
lesi bisa diangkat.
Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus,
bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi
jamur; tumor jinak tuberkulois.
Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau
penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan
dari permukaan paru – paru berbentuk baji (potongan es).
Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura
viscelaris)
16. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan
sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga
sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor
dengan komplikasi, seperti mengurangi efek
obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh
darah/ bronkus.
Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu
pola pertumbuhan tumor, untuk menangani
pasien dengan tumor paru sel kecil atau
dengan metastasi luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi.
18. pengumpulan cairan didalam rongga pleura (Brunner &
Suddarth, 2001).
penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses
penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi
sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan
jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau
dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit
primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit
sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang
pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan
pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne,
2002).
penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia,
1995)
19. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura,
karena adanya bendungan seperti pada
dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor
mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium)
dan sindroma vena kava superior.
Pembentukan cairan yang berlebihan, karena
radang (tuberculosis, pneumonia, virus),
bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang
menembus ke rongga pleura, karena tumor
dimana masuk cairan berdarah dan karena
trauma. Di Indonesia 80% karena
tuberculosis.
20. Nafas pendek
Nyeri dada pleuritik
Takipnea
Hipoksemia bila ventilasi terganggu
Perkusi : pekak
Penurunan bunyi nafas di atas area yang sakit
21. Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada
keseimbangan antara cairan dan protein dalam
rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura
dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui
pembuluh darah kapiler. Filtrasi ini terjadi karena
perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan
interstisial submesotelial, kemudian melalui sel
mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain itu
cairan pleura dapat melalui limfe sekitar pleura.
Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat
disebabkan oleh peradangan. Bila proses radang
disebabkan oleh kuman piogenik akan terbentuk
pus/nanah, sehingga terjadi empiema/piotoraks. Bila
proses ini mengenai pembuluh darah sekitar pleura
dapat menyebabkan hemotoraks.
22. Rontgen dada / Sinar tembus dada
Ultrasonografi pleura: menentukan adanya cairan dalam
rongga pleura.
CT scan dada
Torakosentesis
Warna cairan : Cairan pleura berwarna kekuning-kuningan,
Bila agak kemerah-merahan dapat terjadi pada trauma,
infark paru, keganasan dan adanya kebocoran aneurisma
aorta. Bila Kuning kehijauan dan agak purulen, ini
menunjukkan adanya empiema. Bila merah coklat, ini
menunjukkan adanya abses karena ameba.
Biokimia : basil tahan asam (untuk tuberculosis), hitung sel
darah merah dan putih, kadar pH, glukosa, amilase.
Sitologi : sel neutrofil, sel limfosit, sel mesotel, sel mesotel
maligna, sel-sel besar dengan banyak inti, sel lupus
eritematosus sistemik.
Bakteriologi
Biopsi pleura
23. Torakosintesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk
mendapatkan specimen guna keperluan analisis dan untuk
menghilangkan disneu.
Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi
kembali dalam beberapa hari tatau minggu, torasentesis
berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan
elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini
kadang diatasi dengan pemasangan selang dada dengan
drainase yang dihubungkan ke system drainase water-seal
atau pengisapan untuk mengevaluasiruang pleura dan
pengembangan paru.
Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin
dimasukkan kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi
ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.
Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk
radiasi dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi
diuretic.
24. Pneumotoraks (karena udara masuk melalui
jarum)
Hemotoraks ( karena trauma pada pembuluh
darah interkostalis)
Emboli udara (karena adanya laserasi yang
cukup dalam, menyebabkan udara dari
alveoli masuk ke vena pulmonalis)
Laserasi pleura viseralis
25. Indikasi
Pneumothoraks karena rupture bleb, luka
tusuk tembus
Hemothoraks karena robekan pleura,
kelebihan anti koagulan, pasca bedah toraks
Torakotomi
Efusi pleura
Empiema karena penyakit paru serius dan
kondisi inflamasi
26. Apikal
Letak selang pada interkosta III mid klavikula
Dimasukkan secara antero lateral
Fungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga
pleura
Basal
Letak selang pada interkostal V-VI atau
interkostal VIII-IX mid aksiller
Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dari
rongga pleura
32. Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam
rongga pleural antara pleura parietal dan
viseral.
Pneumothoraks terjadi jika udara merembes
ke dalam rongga dada di sekeliling paru paru
(rongga pleura), dimana bisa terjadi
penekanan terhadap paru-paru.
33. Berdasarkan terjadinya yaitu artificial,
traumatic dan spontan.
Berdasarkan lokasinya, yaitu Pneumotoraks
parietalis, mediastinalis dan basalis
Berdasarkan derajat kolaps, yaitu
Pneumotoraks totalis dan partialis.
Berdasarkan jenis fistel, yaitu terbuka,
tertutup, dan ventil
34. Trauma dada karna luka tusuk benda tajam
yang menyebab luka dada terbuka.
Trauma dada karena benturan benda tumpul
yang menekan rongga dada.
Komplikasi prosedur biopsy aspirasi paru,
fungsi pleura paru.
Penyebab spontan. Penyakit asma, kondisi-
kondisi yang menyebabka inflamasi pleura,
peningkatan tekanan kapiler subpleura,
penyakit pulmonary, obsruksi kronik.
35. sesak, napas berat, bias disertai batuk-batuk.
Nyeri dada dirasakan pada sisi sakit,
terasanya berat (kemeng), terasa tertekan,
terasa lebih nyeri pada gerakan respirasi.
Sesak ringsn sampai berat, napas tertinggal,
senggal pendek-pendek. Tanpa atau dengan
cyanosis. Tampak sakit ringan sampai berat,
lemah sampai shock, berkeringat dingin.