Dokumen tersebut merangkum teori keperawatan Hildegard E. Peplau yang menekankan pada proses hubungan interpersonal antara perawat dan pasien melalui empat fase yaitu orientasi, identifikasi, eksplorasi, dan resolusi guna memenuhi kebutuhan pasien secara holistik. Teori ini berfokus pada individu, perawat, dan proses interaksi antara keduanya.
1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
TEORI KEPERAWATAN HILDEGARD E.PEPLAU
Disusun Oleh :
Kelompok X
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
Jln. Murah Nara No. 06
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar tentang “Tokoh Keperawatan:
di dunia” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh
pembelajaran di semester ini,kami mengucapkan terimah kasih kepada :
1. Direktur Akper Pemda Indramayu
2. Dosen pembimbing akademik Akper Pemda Indramayu;
3. Dosen Keperawatan Profesional ;
4. Semua pihak yang ikut serta berpartipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah
pengetahuan para pembaca. “Tak ada gading yang tak retak“, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
3. PENDAHULUAN
A.
OTOBIOGRAFI
Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,”
meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The only nurse to serve the
ANA as executive director and later as president, she served two terms on the Board of
the International Council of Nurses (ICN). Satu-satunya perawat untuk melayani ANA
sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di
Dewan International Council of Nurses (ICN). In 1997, she received nursing’s highest
honor, the Christiane Reimann Prize, at the ICN Quadrennial Congress.
Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang Christiane
Reimann Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung empat tahun. In 1996, the American
Academy of Nursing honored Peplau as a “Living Legend,” and, in 1998, the ANA
inducted her into its Hall of Fame. (Extract from the “Peplau leaves legacy of
achievement” article below – Nursing World May 1999) Pada tahun 1996, American
Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup”, dan, pada tahun 1998,
ANA dilantik-nya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi”
artikel di bawah ini – Keperawatan Dunia Mei 1999 )
Hildegard Peplau’s fifty-year career in nursing left an indelible stamp on the profession
of nursing, and on the lives of the mentally ill in the United States. Hildegard Peplau
lima puluh tahun karirnya di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi
keperawatan, dan pada kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. She wore many
hats – founder of modern psychiatric nursing, innovative educator, advocate for the
mentally ill, proponent of advanced education for nurses, Executive Director and then
President of the American Nurses Association, and prolific author. Dia mengenakan
banyak topi – pendiri keperawatan jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi
penderita penyakit mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur
Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses Association, dan penulis produktif.
4. Her life was often marked with controversy, which she faced with courage and
determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia dihadapkan
dengan keberanian dan tekad.
B. MODEL KEPERAWATAN MENURUT HILDEGARD E PEPLAU
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal
1. Klien.
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra
kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai
dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan
yang
progresif
dan
kepribadian
seseorang
dalam
berkreasi,
membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Perawat mempunyai 6 peran
sebagai berikut :
a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra
kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerha sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.
5. b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap
pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi
yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat
harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi aktif klien.
e. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan
tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan
individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
f. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat
yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.
3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam
model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
6. Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan
lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan
hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini
menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang
terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan
rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif
dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat
melakukan
kontrak
awal
untuk
membangun
kepercayaan
dan
terjadi
pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan
asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan
pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi
kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien.
Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
Individu mandiri terpisah dari perawat.
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan
sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan
dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
7. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan
energi kea rah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang
saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha
mendorong kemandirian pasien.
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada
individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat
dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses
kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat
(hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan
kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat
dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan
adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi
dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang
alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.
Implementasi Teori Peplau
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya
terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa,
melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan
interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan
ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama
8. mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan
ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien
membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini
orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument
perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau.
9. PENUTUP
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986).
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien
dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian
(Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan
bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor,
dan wali.
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistik yang terdiri dari
bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih
menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang
dikembangkan pada pemantapan pengembangan kepribadian.
10. Daftar Pustaka
Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html
http://dwinoviapritama.blogspot.com/2012/06/model-konsep-dan-teori-keperawatan.html
http://nursingtheories.blogspot.com/2008/07/sister-callista-roy-adaptation-theory.html