Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas pelatihan tentang Metode SWOT dalam perumusan strategi pembangunan di Papua.
2. Pelatihan terdiri dari pengenalan metode SWOT, sesi interaktif, dan latihan praktik identifikasi faktor-faktor SWOT.
3. Fasilitator pelatihan adalah Dr. Dadang Solihin yang berpengalaman lebih dari 33 tahun di berbagai lembaga pemer
2. TOP Provinsi Papua
Modul 03
Metode SWOT dalam Perumusan Strategi Pembangunan
Kompetensi dasar dan indikator keberhasilan:
1. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan mampu memahami konsep tentang Metode SWOT dalam
Perumusan Strategi Pembangunan
• Sesi Pengantar dan Metode SWOT dalam Perumusan Strategi Pembangunan 1 jamlat (45 menit)
• Materi ini membahas tentang Metode SWOT; membahas perumusan Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats, serta mengaitkannya dalam Perumusan Strategi Pembangunan
2. Sesi Interaktif – 0.25 Jamlat
• Peserta melakukan tanya jawab tentang materi pengenalan yang telah diterima
3. Sesi Praktik/ latihan – 1 jamlat
• Peserta melakukan latihan dengan kerja kelompok untuk mengenali Metode SWOT sesuai kertas kerja yang
disediakan
3. Profil Fasilitator TOP
monevstudio MONEV 4.O
www.monevstudio.org
Dr. Dadang Solihin, SE, MA.
Senior Associate
MONEV Studio
• Dadang Solihin saat ini memperkuat Lemhannas RI sebagai Taprof. Dia adalah
seorang Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran Bandung dan MA in
Economics dari University of Colorado at Denver, USA. Sebagai PNS, Dadang Solihin
sudah berkarir lebih dari 33 tahun. Dimulai dari Bappenas sejak awal 1988, dimana
ia pernah menjadi Direktur selama 7 tahun lebih.
• Ia juga pernah menjadi Rektor Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta Masa
Bakti 2015-2018. Jabatan terakhirnya adalah Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang
Budaya dan Pariwisata sampai memasuki usia pensiun sebagai PNS TMT 1
Desember 2021.
• Sarjana Ekonomi Pembangunan FE Unpar ini adalah peserta terbaik Diklat
Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXIX tahun 2010 Lembaga Administrasi Negara
(LAN) RI Jakarta dan peserta terbaik Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA)
XLIX tahun 2013 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI. Ia dinyatakan lulus
Dengan Pujian serta dianugerahi Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha.
5. Analisis SWOT
Threats
(Ancaman)
Weaknesses
(Kelemahan)
Strengths
(Kekuatan)
Strategi ST
Gunakan kekuatan
untuk menghindari atau
mengatasi ancaman
Strategi WT
Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Strategi SO
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Opportunities
(Peluang)
INTERNAL
EKSTERNAL
Pelaksanaan OTSUS Papua yang
efektif dan efisien berlandaskan prinsip
transparansi, partisipatif dan akuntabel
7. Strengths (Kekuatan)
No Strengths (Kekuatan) NU BF NUxBF
1 Memiliki peraturan Perundang undangan yang
lengkap
2 10 20
2 Memiliki anggaran yang cukup 4 30 120
3 Memiliki sumber daya alam yang melimpah 1 5 5
4 Memiliki SDM ASN yang berkualitas 5 40 200
5 Memiliki sarana prasarana yang cukup 3 15 45
Jumlah 100 390
8. Weaknesses (Kelemahan)
No Weaknesses (Kelemahan) NU BF NUxBF
1 Tidak ada konsistensi regulasi UU, PERMEN,
PERGUB dan PERDA
1 10 10
2 Terbatasnya ketersediaan SDM yang kompeten 2 10 20
3 Adanya ego sektoral yang kuat 3 25 75
4 Belum adanya fungsi pengawasan internal terhadap
penyelenggaraan OTSUS
5 30 150
5 Adanya perbedaan pandangan antara pihak Eksekutif
dan Legislatif
4 25 100
Jumlah 100 355
9. Identifikasi Faktor Eksternal
Pelaksanaan OTSUS Papua yang
efektif dan efisien berlandaskan
prinsip transparansi, partisipatif
dan akuntabel
Faktor
Eksternal yang
memberikan
manfaat dalam
Faktor
Eksternal yang
menghalangi
Threats
(Ancaman)
Opportunities
(Peluang)
10. Opportunities (Peluang)
No Opportunities (Peluang) NU BF NUxBF
1 Banyaknya investor yang berminat untuk berinvestasi dalam
pembangunan Papua
5 40 200
2 Banyaknya Lembaga Internasional yang bersedia untuk
mendukung pelaksanaan OTSUS Papua misalnya; USAID,
CIFOR, dll
2 5 10
3 Adanya perkembangan Teknologi yang dapat membantu
pelaksanaan OTSUS Papua
1 5 5
4 Adanya beasiswa di berbagai sektor baik formal maupun
informal dari Lembaga Pendidikan luar negeri
4 30 120
5 Adanya program sister city antara kota-kota di Papua
dengan kota-kota lain baik di dalam maupun diluar negeri.
3 20 60
Jumlah 100 395
11. Threats (Ancaman)
No Threats (Ancaman) NU BF NUxBF
1 Tidak sinkronnya regulasi pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah Papua, misalnya; Jamkespa tidak ada dalam PP 106/2021
5 30 150
2 Kebijakan pemerintah pusat yang tidak konsisten terhadap UU
yang telah diputuskan, misalnya; droping anggaran OTSUS tidak
sesuai dengan presentase yang sudah dianggarkan.
3 25 75
3 Perkembangan teknologi yang sangat pesat menyebabkan
masyarakat menjadi pemakai dan tidak mengembangkan teknologi
yang baru (berinovasi)
2 10 20
4 Kurangnya keterlibatan tenaga kerja OAP pada sektor-sektor
perusahaan nasional dan asing
4 30 120
5 Di bidang pangan banyak terjadi import bahan pangan dari luar
sehingga petani / produsen lokal tidak mampu bersaing di pasaran
1 5 5
Jumlah 100 370
12. Analisis SWOT
Threats
(370)
Weaknesses
(355)
Strengths
(390)
Strategi ST
Gunakan kekuatan
untuk menghindari atau
mengatasi ancaman
Strategi WT
Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Strategi SO
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Opportunities
(395)
INTERNAL
EKSTERNAL
Pelaksanaan OTSUS Papua yang
efektif dan efisien berlandaskan prinsip
transparansi, partisipatif dan akuntabel
14. Perluasan (S – T)
1. Memiliki peraturan Perundang undangan yang lengkap
2. Memiliki anggaran yang cukup
3. Memiliki sumber daya alam yang melimpah
4. Memiliki SDM ASN yang berkualitas
5. Memiliki sarana prasarana yang cukup
6. Tidak sinkronnya regulasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah Papua,
misalnya; Jamkespa tidak ada dalam PP 106/2021
7. Kebijakan pemerintah pusat yang tidak konsisten terhadap UU yang telah diputuskan,
misalnya; droping anggaran OTSUS tidak sesuai dengan presentase yang sudah
dianggarkan.
8. Perkembangan teknologi yang sangat pesat menyebabkan masyarakat menjadi
pemakai dan tidak mengembangkan teknologi yang baru (berinovasi)
9. Kurangnya keterlibatan tenaga kerja OAP pada sektor-sektor perusahaan nasional
dan asing
10. Di bidang pangan banyak terjadi import bahan pangan dari luar sehingga petani /
produsen lokal tidak mampu bersaing di pasaran
1. Memiliki peraturan Perundang undangan yang lengkap
2. Memiliki anggaran yang cukup
3. Memiliki sumber daya alam yang melimpah
4. Memiliki SDM ASN yang berkualitas
5. Memiliki sarana prasarana yang cukup
6. Banyaknya investor yang berminat untuk berinvestasi dalam pembangunan Papua
7. Banyaknya Lembaga Internasional yang bersedia untuk mendukung pelaksanaan
OTSUS Papua misalnya; USAID, CIFOR, dll
8. Adanya perkembangan Teknologi yang dapat membantu pelaksanaan OTSUS
Papua
9. Adanya beasiswa di berbagai sektor baik formal maupun informal dari Lembaga
Pendidikan luar negeri
10. Adanya program sister city antara kota-kota di Papua dengan kota-kota lain baik di
dalam maupun diluar negeri.
S – O Pemantapan
Perombakan (W – T)
1. Tidak ada konsistensi regulasi UU, PERMEN, PERGUB dan PERDA
2. Terbatasnya ketersediaan SDM yang kompeten
3. Adanya ego sektoral yang kuat
4. Belum adanya fungsi pengawasan internal terhadap penyelenggaraan OTSUS
5. Adanya perbedaan pandangan antara pihak Eksekutif dan Legislatif
6. Tidak sinkronnya regulasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah Papua,
misalnya; Jamkespa tidak ada dalam PP 106/2021
7. Kebijakan pemerintah pusat yang tidak konsisten terhadap UU yang telah diputuskan,
misalnya; droping anggaran OTSUS tidak sesuai dengan presentase yang sudah
dianggarkan.
8. Perkembangan teknologi yang sangat pesat menyebabkan masyarakat menjadi
pemakai dan tidak mengembangkan teknologi yang baru (berinovasi)
9. Kurangnya keterlibatan tenaga kerja OAP pada sektor-sektor perusahaan nasional dan
asing
10. Di bidang pangan banyak terjadi import bahan pangan dari luar sehingga petani /
produsen lokal tidak mampu bersaing di pasaran
Pengembangan (W – O)
1. Tidak ada konsistensi regulasi UU, PERMEN, PERGUB dan PERDA
2. Terbatasnya ketersediaan SDM yang kompeten
3. Adanya ego sektoral yang kuat
4. Belum adanya fungsi pengawasan internal terhadap penyelenggaraan OTSUS
5. Adanya perbedaan pandangan antara pihak Eksekutif dan Legislatif
6. Banyaknya investor yang berminat untuk berinvestasi dalam pembangunan
Papua
7. Banyaknya Lembaga Internasional yang bersedia untuk mendukung pelaksanaan
OTSUS Papua misalnya; USAID, CIFOR, dll
8. Adanya perkembangan Teknologi yang dapat membantu pelaksanaan OTSUS
Papua
9. Adanya beasiswa di berbagai sektor baik formal maupun informal dari Lembaga
Pendidikan luar negeri
10. Adanya program sister city antara kota-kota di Papua dengan kota-kota lain baik
di dalam maupun diluar negeri.
15.
16. Terima kasih
www.monevstudio.org
+ 62-811-3666-039
Monev Studio
info@monevstudio.org
@StudioMonev
@monevstudio
Monev Studio
GET MONEV 4.O ON
Materi ini untuk digunakan oleh penerima yang dituju. Mohon untuk tidak menyalin atau menyebarluaskan materi ini, baik secara keseluruhan atau sebagian tanpa seijin pemateri atau
MONEV Studio