KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
SWOT Strategy Formulation and Scenario Planning
1. Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA -Tenaga Ahli Profesional
SWOT Strategy Formulation
and Scenario Planning
Pelatihan Penyusunan dan Penulisan Policy Brief
dan Jurnal dari Hasil Riset dan Kajian BPJS Ketenagakerjaan
Santika Hotel-Bandung, 24 November 2023
2. dadang-solihin.blogspot.com 2
Sejak awal Januari 2022 Dadang Solihin memperkuat Lemhannas RI sebagai Tenaga Ahli Profesional (Taprof).
Wredatama ini menempuh pendidikan S1 dan S2 pada Program Studi Ekonomi Pembangunan. Gelar SE ia peroleh
dari Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Bandung (1986), dan gelar MA ia peroleh dari University of
Colorado at Denver, USA (1996). Adapun gelar Doktor Ilmu Pemerintahan ia peroleh dari FISIP Universitas
Padjadjaran Bandung (2011).
Kariernya sebagai PNS ia tekuni lebih dari 33 tahun. Dimulai dari Bappenas sejak awal 1988, di mana ia pernah
menjadi Direktur selama 7 tahun lebih. Atas pengabdiannya ini, negara menganugerahi Tanda Kehormatan
Satyalancana Karya Satya melalui 3 Presiden RI, yaitu dari Presiden Gusdur (2020), Presiden SBY (2009) dan Presiden
Jokowi (2019).
Ia pernah menjadi Rektor PTS Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta Masa Bakti 2015-2018, dan sempat
mendirikan Batalyon Bushido Resimen Mahasiswa Jayakarta. Pangkat Akademiknya adalah Associate
Professor/Lektor Kepala TMT 1 Oktober 2004.
Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA
Ia juga pernah menjadi Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2018-2022. Jabatan terakhirnya sebagai PNS adalah Deputi
Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata sampai memasuki usia pensiun sebagai PNS golongan IV.e TMT 1 Desember 2021.
Senior citizen yang setiap hari menikmati perjalanan Bike to Work ini adalah Peserta Terbaik Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXIX
tahun 2010 yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Jakarta dan Peserta Terbaik Program Pendidikan Reguler
Angkatan (PPRA) XLIX tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI. Ia dinyatakan Lulus Dengan Pujian
serta dianugerahi Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha.
Pada tahun 2019 Dadang Solihin mengikuti Pelatihan Jabatan Fungsional Perencana Tingkat Utama yang diadakan oleh Pusat Pembinaan,
Pendidikan, dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian PPN/Bappenas RI bekerjasama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi
dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM-FEB UI). Ia dinyatakan lulus dengan memperoleh Nilai Terbaik dan
Policy Papernya dijadikan standar nasional dalam Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional Perencana yang diatur dalam Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2022.
3. Analisis SWOT
Threats
(Ancaman)
Weaknesses
(Kelemahan)
Strengths
(Kekuatan)
Strategi ST
Gunakan kekuatan
untuk menghindari atau
mengatasi ancaman
Strategi WT
Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Strategi SO
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Opportunities
(Peluang)
INTERNAL
EKSTERNAL
dadang-solihin.blogspot.com 3
5. Strengths (Kekuatan)
dadang-solihin.blogspot.com 5
No Variabel NU BF NUxBF
1 Memiliki kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia 3 15 45
2 Didukung oleh peraturan perundang-undangan 5 40 200
3 Memiliki SDM yang banyak dan berkualitas 4 25 100
4 Sifat programnya gotong royong sesuai dengan nilai-nilai
kebangsaan
2 10 20
5 Memiliki dana kelolaan yang besar 1 10 10
Jumlah 100 375
6. Weaknesses (Kelemahan)
dadang-solihin.blogspot.com 6
No Variabel NU BF NUxBF
1 Adanya fenomena silo 5 45 225
2 Internalisasi jaminan sosial masih lemah di kalangan BPJS
Ketenagakerjaan
3 20 60
3 Kewenangan BPJS Ketenagakerjaan masih terbatas dalam
penegakan hukum
2 5 10
4 Lemahnya BPJS Ketenagakerjaan dalam melakukan
koordinasi dengan instansi lain
1 5 5
5 Lunturnya DNA BPJS Ketenagakerjaan 4 25 100
Jumlah 100 400
7. Identifikasi Faktor Eksternal
Mewujudkan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang Terpercaya,
Berkelanjutan dan Menyejahterakan
Seluruh Pekerja Indonesia
Faktor
Eksternal yang
memberikan
manfaat dalam
Faktor
Eksternal yang
menghalangi
Threats
(Ancaman)
Opportunities
(Peluang)
dadang-solihin.blogspot.com 7
8. Opportunities (Peluang)
dadang-solihin.blogspot.com 8
No Variabel NU BF NUxBF
1 Banyaknya peraturan daerah yang mendukung kepesertaan 3 20 60
2 Banyaknya Jumlah angkatan kerja yang belum jadi peserta 5 40 200
3 Kondisi perekonomian yang membaik 1 2 2
4 Adanya dukungan teknologi yang mendukung 2 3 6
5 Adanya kolaborasi pemanfaatan data antar instansi 4 35 140
Jumlah 100 408
9. Threats (Ancaman)
dadang-solihin.blogspot.com 9
No Threats (Ancaman) NU BF NUxBF
1 Adanya penolakan dari tokoh agama yang mengharamkan
asuransi
1 5 5
2 Keberlanjutan program karena tidak terjaminnya ketahanan
dana
2 5 10
3 Lemahnya law enforcement dari instansi terkait 4 25 100
4 Adanya penolakan kenaikan tarif dari asosiasi pengusaha 3 20 60
5 Tingginya angka kemiskinan 5 45 225
Jumlah 100 400
12. Strengths
Threats Opportunities
Perluasan (S – T)
Perombakan (W – T)
dadang-solihin.blogspot.com 12
Pemantapan (S – O)
1. Memiliki kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia
2. Didukung oleh peraturan perundang-undangan
3. Memiliki SDM yang banyak dan berkualitas
4. Sifat programnya gotong royong sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan
5. Memiliki dana kelolaan yang besar
6. Banyaknya peraturan daerah yang mendukung kepesertaan
7. Banyaknya Jumlah angkatan kerja yang belum jadi peserta
8. Kondisi perekonomian yang membaik
9. Adanya dukungan teknologi yang mendukung
10. Adanya kolaborasi pemanfaatan data antar instansi
1. Memiliki kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia
2. Didukung oleh peraturan perundang-undangan
3. Memiliki SDM yang banyak dan berkualitas
4. Sifat programnya gotong royong sesuai dengan nilai-nilai
kebangsaan
5. Memiliki dana kelolaan yang besar
6. Adanya penolakan dari tokoh agama yang mengharamkan asuransi
7. Keberlanjutan program karena tidak terjaminnya ketahanan dana
8. Lemahnya law enforcement dari instansi terkait
9. Adanya penolakan kenaikan tarif dari asosiasi pengusaha
10. Tingginya angka kemiskinan
1. Adanya fenomena silo
2. Internalisasi jaminan sosial masih lemah di kalangan BPJS Ketenagakerjaan
3. Kewenangan BPJS Ketenagakerjaan masih terbatas dalam penegakan hukum
4. Lemahnya BPJS Ketenagakerjaan dalam melakukan koordinasi dengan
instansi lain
5. Lunturnya DNA BPJS Ketenagakerjaan
6. Memiliki dana kelolaan yang besar
7. Adanya penolakan dari tokoh agama yang mengharamkan asuransi
8. Keberlanjutan program karena tidak terjaminnya ketahanan dana
9. Lemahnya law enforcement dari instansi terkait
10. Adanya penolakan kenaikan tarif dari asosiasi pengusaha
11. Tingginya angka kemiskinan
1. Adanya fenomena silo
2. Internalisasi jaminan sosial masih lemah di kalangan BPJS Ketenagakerjaan
3. Kewenangan BPJS Ketenagakerjaan masih terbatas dalam penegakan hukum
4. Lemahnya BPJS Ketenagakerjaan dalam melakukan koordinasi dengan
instansi lain
5. Lunturnya DNA BPJS Ketenagakerjaan
6. Banyaknya peraturan daerah yang mendukung kepesertaan
7. Banyaknya Jumlah angkatan kerja yang belum jadi peserta
8. Kondisi perekonomian yang membaik
9. Adanya dukungan teknologi yang mendukung
10. Adanya kolaborasi pemanfaatan data antar instansi
Weaknesses
Pengembangan (W – O)
783
775
800 808
13. Apa Itu Scenario ?
dadang-solihin.blogspot.com 13
• Scenario adalah:
– Berbagai proyeksi tentang masa-depan yang potensial;
– Merupakan kombinasi tentang prakiraan apa yang mungkin terjadi dengan asumsi-asumsi mengenai
apa yang akan terjadi di masa depan,
– Bukanlah ramalan mengenai apa yang akan terjadi di masa depan.
• Suatu proyeksi haruslah diinterpretasikan sebagai:
– suatu pandangan tentang masa-depan,
– yang berdasarkan informasi spesifik, serta
– seperangkat asumsi-asumsi yang logis.
• Scenario adalah suatu narasi-deskriptif dari berbagai alternatif proyeksi yang “plausible” mengenai suatu
bagian spesifik masa-depan;
– Menguraikan apa yang mungkin akan terjadi, bukan apa yang harus terjadi;
– Scenario bukan rencana, bukan pula rekayasa;
– Scenario bukan prediksi, ataupun ramalan mengenai masa-depan.
14. Plausibilitas Scenario
dadang-solihin.blogspot.com 14
• Scenario haruslah plausible, yaitu harus mungkin
terjadi, kredibel, serta relevan.
• Untuk mungkin terjadi serta kredibel Scenario itu
haruslah lulus tes logika.
• Petunjuk plausibilitas:
– Harus mengindikasikan bahwa narasi yang
diproyeksikan itu dapat terjadi (mungkin),
– Mendemonstrasikan bagaimana itu dapat terjadi
(kredibel), serta
– Mengilustrasikan implikasinya pada organisasi kita
(relevan).
15. Riwayat Penggunaan Scenario
dadang-solihin.blogspot.com 15
• Pertamakali di kalangan militer, PD II;
• Di kalangan Bisnis →Shell Oil Company pada tahun 60-an-
70-an;
• Pada saat ini digunakan dalam berbagai keperluan:
– Masa Depan Negara,
– Keamanan Negara,
– Industri dan Perdagangan,
– Lingkungan Hidup,
– Kesehatan,
– Pendidikan, dan lain lain.
16. Dua Pendekatan Scenario
dadang-solihin.blogspot.com 16
• Pendekatan Pakar, melibatkan orang
atau kalangan terbatas (biasanya kurang
dari 50 orang, disebut Scenario Pakar
(mis. Afrika Selatan);
• Pendekatan Dialog, melibatkan lebih
banyak orang dan kalangan dari
berbagai latar belakang (mis. Indonesia,
lebih dari 150 orang), disebut Scenario
Dialog.
18. Langkah Penyusunan Scenario Planning
dadang-solihin.blogspot.com 18
Menetapkan
Focal Concern
Mengidentifikasi
Driving Forces
Analisis
Hubungan antar
Driving Forces
Memilih DF yang
Paling
Berpengaruh
Menyusun Matriks
Scenario
Menentukan Ciri-
kunci Setiap
Scenario
Menyusun Narasi
Scenario
1 2 3
6 5 4
7
19. dadang-solihin.blogspot.com 19
Focal Concern:
BPJS NAKER 2030
Mewujudkan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang Terpercaya,
Berkelanjutan dan Menyejahterakan Seluruh Pekerja Indonesia
Menetapkan
Focal Concern
1
▪ Pertanyaan strategis yang menjadi obsesi
Peserta;
▪ Menjadi pilar pembicaraan ;
▪ Kerangka waktu (time frame) yang jelas;
▪ FC yang berbeda akan hasilkan Scenario yang
berbeda pula.
20. dadang-solihin.blogspot.com 20
Mengidentifikasi
Driving Forces
2
Analisis
Hubungan antar
Driving Forces
3
• DF adalah pendorong perubahan ;
• Mengidentifikasi DF dengan
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal-hal
yang diyakini akan mempengaruhi FC;
• DF selalu dalam bentuk variabel.
• Petakan hubungan antara DF yang satu
dengan DF lainnya ;
• Petakan hubungan seluruh DF terhadap
FC;
• Jelaskan bagaimana jalinan hubungan
tersebut mempengaruhi FC.
21. dadang-solihin.blogspot.com 21
Memilih DF yang
Paling
Berpengaruh
4
• Ada tiga kriteria :
1. Memilih DF yang punya hubungan
langsung terhadap FC ;
2. Memilih DF yang berpengaruh segera
terhadap FC ;
3. Memilih DF yang paling kritis ( penting
dan tak menentu / tidak pasti ).
• Cara lain adalah dengan menggambarkan
CLD dari DF-DF yang berperan
mempengaruhi FC,
• Kemudian cari pengungkitnya .
22. dadang-solihin.blogspot.com 22
Menyusun Matriks
Scenario
5
• Tentukan matriks yang terdiri atas sumbu
ordinat dan aksis yang dikembangkan dari
dua DF terpilih;
• Tentukan kutub-kutub setiap DF terpilih:
Mis:
• DF kebijakan ekonomi:
Pro Pemerataan – Pro Pertumbuhan,
• DF Pemerintahan:
Pem.Otoriter – Pem.Demokratis.
23. dadang-solihin.blogspot.com 23
Menentukan Ciri-
kunci Setiap
Scenario
6
• Tentukan ciri-ciri masing-masing kutub;
• Tentukan implikasi dari bertemunya ciri-ciri
yang melekat pada kutub yang relevan
pada satu DF, dan kutub yang relevan pada
DF lainnya ;
• Tentukan simbul atau frasa yang asosiatif
untuk masing-masing Scenario.
24. dadang-solihin.blogspot.com 24
Menyusun Narasi
Scenario
7
• Kembangkan sebuah narasi bagi setiap
Scenario ;
• Setiap Scenario berisi deskripsi elaboratif
tentang implikasi bertemunya ciri-ciri kunci
yang relevan;
• Gaya penulisan narasi amat beragam;
• mulai dari yang menekankan proses hingga
yang menekankan snapshot peristiwa;
• dari yang menekankan pada aktor hingga
pada hard-facts;
• Versi alternatif Scenario :
• komik,
• cerpen,
• film,
• lagu,
• drama, dan
• karikatur.
26. Scenario Planning BPJS Ketenagakerjaan 2030
dadang-solihin.blogspot.com 26
Latar Belakang
BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan usaha milik
negara yang bertanggung jawab menyelenggarakan
jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia.
Program-program jaminan sosial ketenagakerjaan
yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan
meliputi:
• Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
• Jaminan Kematian (JKM)
• Jaminan Hari Tua (JHT)
• Jaminan Pensiun (JP)
• Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
Pada tahun 2030, BPJS Ketenagakerjaan dihadapkan
pada berbagai tantangan, antara lain:
• Perkembangan teknologi yang semakin pesat, yang
dapat berdampak pada perubahan pola kerja dan
kebutuhan akan perlindungan sosial.
• Perubahan demografi penduduk, yang ditandai
dengan peningkatan jumlah penduduk usia tua dan
penurunan jumlah penduduk usia produktif.
• Perubahan lingkungan, yang dapat berdampak pada
peningkatan risiko kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
27. Scenario 2030
dadang-solihin.blogspot.com 27
Berikut Scenario Planning BPJS Ketenagakerjaan 2030 dengan Visi "Mewujudkan
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang Terpercaya, Berkelanjutan, dan
Menyejahterakan Seluruh Pekerja Indonesia". Adapun driving forces-nya adalah
Ketahanan Dana Program dan Jumlah Penduduk Miskin.
Scenario 4
Kwadran Resiko: "Ketahanan Dana Rendah,
Jumlah Penduduk Miskin Tinggi"
Ketahanan Dana Tinggi
Jumlah
Penduduk
Miskin
Rendah
Ketahanan Dana Rendah
Jumlah
Penduduk
Miskin
Tinggi
Scenario 1
Kwadran Optimal: "Ketahanan Dana Tinggi,
Jumlah Penduduk Miskin Rendah"
Scenario 2
Kwadran Tantangan: "Ketahanan Dana
Rendah, Jumlah Penduduk Miskin Rendah"
Scenario 3
Kwadran Inovasi: "Ketahanan Dana Tinggi,
Jumlah Penduduk Miskin Tinggi"
28. Scenario 1
dadang-solihin.blogspot.com 28
1. Kwadran Optimal: "Ketahanan Dana Tinggi, Jumlah Penduduk Miskin Rendah"
• Deskripsi: BPJS Ketenagakerjaan berhasil menjaga tingkat ketahanan dana program pada
tingkat yang aman. Perekonomian tumbuh stabil, menyebabkan penurunan jumlah penduduk
miskin. Program jaminan sosial diterima dengan baik oleh masyarakat, dan kepercayaan
terhadap BPJS Ketenagakerjaan semakin meningkat.
• Strategi BPJS:
1) Peningkatan investasi dan pengelolaan dana yang cermat.
2) Penyuluhan efektif untuk meningkatkan partisipasi pekerja dan pemberi kerja.
3) Ekspansi cakupan program untuk memastikan kesejahteraan lebih banyak pekerja.
29. Scenario 2
dadang-solihin.blogspot.com 29
2. Kwadran Tantangan: "Ketahanan Dana Rendah, Jumlah Penduduk Miskin Rendah"
• Deskripsi: BPJS Ketenagakerjaan dihadapkan pada tekanan dana akibat ketidakstabilan
ekonomi. Walaupuin jumlah penduduk miskin rendah, tetap menambah beban program
jaminan sosial. Pemerintah dan BPJS Ketenagakerjaan harus bekerja sama untuk mengatasi
tantangan ini dan mencegah penurunan kualitas layanan.
• Strategi BPJS:
1) Membangun kemitraan strategis dengan pemerintah untuk memperoleh dukungan
tambahan.
2) Evaluasi dan restrukturisasi program untuk meningkatkan efisiensi.
3) Kampanye pendidikan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi peserta.
30. Scenario 3
dadang-solihin.blogspot.com 30
3. Kwadran Inovasi: "Ketahanan Dana Tinggi, Jumlah Penduduk Miskin Tinggi"
• Deskripsi: Meskipun tingkat ketahanan dana tinggi, BPJS Ketenagakerjaan memanfaatkan
inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan manfaat yang lebih baik kepada peserta.
Program jaminan sosial menjadi lebih relevan dengan kebutuhan pekerja modern, dan
partisipasi aktif dari sektor swasta mendukung keberlanjutan.
• Strategi BPJS:
1) Investasi dalam teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional.
2) Kemitraan strategis dengan perusahaan swasta untuk inovasi dalam penawaran layanan.
3) Pengembangan program tambahan yang memenuhi kebutuhan pekerja yang berkembang.
31. Scenario 4
dadang-solihin.blogspot.com 31
4. Kwadran Resiko: "Ketahanan Dana Rendah, Jumlah Penduduk Miskin Tinggi"
• Deskripsi: Ketidakstabilan ekonomi mengarah pada penurunan tingkat ketahanan dana.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin, maka resiko keberlanjutan program jaminan
sosial meningkat. BPJS Ketenagakerjaan harus mengidentifikasi solusi inovatif dan bermitra
dengan sektor swasta untuk mengatasi resiko ini.
• Strategi BPJS:
1) Evaluasi dan restrukturisasi program untuk mengurangi beban keuangan.
2) Meningkatkan kerjasama dengan sektor swasta untuk mendukung keberlanjutan.
3) Mengembangkan rencana kontingensi untuk menghadapi kemungkinan tekanan keuangan.
32. Rekomendasi
dadang-solihin.blogspot.com 32
Berdasarkan Scenario-Scenario yang telah dibahas, berikut
adalah beberapa rekomendasi untuk BPJS
Ketenagakerjaan:
• Meningkatkan sinergi dengan pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya untuk meningkatkan cakupan
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
• Melakukan inovasi dan pengembangan produk-produk
jaminan sosial ketenagakerjaan yang sesuai dengan
kebutuhan pekerja.
• Meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan untuk
menjamin keberlangsungan program-program jaminan
sosial ketenagakerjaan.
33. Kesimpulan
dadang-solihin.blogspot.com 33
• BPJS Ketenagakerjaan perlu melakukan
persiapan yang matang untuk menghadapi
berbagai tantangan yang akan dihadapi pada
tahun 2030.
• Dengan melakukan berbagai upaya yang telah
direkomendasikan, BPJS Ketenagakerjaan
diharapkan dapat terus memberikan perlindungan
sosial yang efektif bagi pekerja Indonesia.
34. TERIMA KASIH
dadang-solihin.blogspot.com 34
Di Antara Dua Benua
Yang Menghubungkan Dua Samudera
Aku Berpijak, Aku Menatap
Keagungan Karya Ciptaan-Nya
Dan di Sana Aku Dilahirkan
Mengarungi Jalan Kehidupan
Aku Berdo'a, Aku Bekerja
Mengisi Kemerdekaan Bangsa
Tenteram Kurasa di Pangkuanmu
O Ibu Pertiwi Trimalah Karya Baktiku
Kan Kupertahankan, Wilayah Negeriku
Bumi Nusantara, Indonesia Raya