SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
BID'AH DAN
PERMASALAHANNYA
OLEH KELOMPOK 11:
❑ Putri Jamilah (20400121038)
❑ Mar’atun Wajihah (20400121051)
Dosen Pengampu : Dr. Besse Ruhaya, S.Pd.I.,M.Pd.I
Mata Kuliah : Ilmu Fikih
Bid’ah berasal dari bahasa arab bada’a ( ‫)بدع‬ yang aplikasi bahasanya
dapat menjadi dua bentuk ; al- bad’u ُ
‫ع‬ْ‫د‬َ‫َلب‬‫ا‬
) ) dan al Bid’u ُ
‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬
)
. ).
Perbedaannya, Al- bad’u adalah membuat sesuatu yang belum ada
penciptaan sebelumnya, belum disebut dan belum diketahui. Dan Al-
Bid’u adalah sesuatu yang menjadi pertama dalam setiap perkara.
Sedangkan bid’ah adalah suatu penyebutan atas sesuatu yang dibuat
dari agama dan lainnya.
Dalam lisan Al-arab kata bid’ah
‫ش‬ْ‫ن‬‫هُأ‬َ‫ع‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫اُو‬ً‫ع‬ْ‫د‬َ‫هُب‬‫ع‬َ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ُي‬َ‫يء‬َ‫ش‬‫ُال‬َ‫ع‬َ‫د‬َ‫ب‬
ُ‫بدأه‬َ‫ُو‬َ‫أ‬
(membuat sesuatu yang baru, menciptakan dan memulainya). Berarti
sesuatu yang baru yang tidak didahului pedoman sebelumnya atau
disebut juga dengan sesuatu yang diadakan dengan bentuk yang
belum pernah ada tuntunan sebelumnya.
Apa Itu Bid’ah ?
1. Kelompok yang menyatakan bahwa bid’ah itu mencakup beberapa macam dan
terpilah pada bentuk-bentuk hukum
Pemetaan pandangan istilah pada tataran pemikiran kelompok ini meletakkan perkara bid’ah
dalam beragam ketetapan, mencakup sisi baik atau terpuji dan sisi buruk atau tercela. Pada
aspek lain dinyatakan pada bentuk-bentuk hukum taklifiah.
Wujud pemikiran ini bersifat mayoritas ulama, yakni pendapay imam syafi’i (w.204 H) yang
diikuti Imam al-nawawi (w.676 H ) izzudin ibn abdus salam (w.660H) dan abu syamh (w.665 H),
dan lain-lain.
Izzudin ibn Abduss salam memformulasikannya dalam bentuk-bentuk hukum : jika masuk
dalam kaidah wajib maka ia wajib, jika masuk dalam kaidah haram maka ia masuk dalam
perbuatan haram, jika masuk dalam kaidah sunnah maka ia menjadi sunnah, jika masuk
dalam kaidah mubah maka ia menjadi mubah.
Pemetaan Pandangan Ulama
Terhadap Istilah Bid’ah
2. Kelompok yang mempunyai sudut pandang bahwa bid’ah itu, semua yang
bertentangan dengan sunnah.
Pemetaan kerangka pemikiran kedua ini didasarkan pada segala bentuk perbuatan yang
menyalahi sunnah adalah bid’ah. Sandaran bid’ah yang terbagi pada baik dan buruknya hanya
dalam istilah bahasa saja. Jika berhubungan dengan syariat maka ditolak dan dianggap
tercela
.
Diantara yang berpendapat demikian, adalah al-tharthusy (w.525H). al jurjani (w.816 H ) dan
ibnu hajar al asqalani (w.852 H). Landasan mereka adalah sunnah nabawi sebagai standar
dalam mengikuti beliau serta sosok suri teladan yang merupakan cerminan wahyu dan
tuntunan ilahiyyah.
Pemetaan Pandangan Ulama
Terhadap Istilah Bid’ah
Telah kita ketahui bahwa mayoritas Para ulama’ Ahli hadits Ahlussanah wal jama’ah membagi Bid’ah menjadi
dua macam, hal ini berangkat dari sebuah hadits sebagai berikut :
ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬َ‫و‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ِ‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
ِ‫ور‬ُ‫م‬ُ‫أ‬‫ال‬ ُّ‫ر‬َ‫ش‬َ‫و‬ ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫ه‬ ‫ى‬َ‫د‬
‫ة‬َ‫ل‬َ‫ا‬‫ل‬َ‫ض‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara
agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Muslim no. 867)
Hadits di atas menegaskan bahwa setiap Bid’ah itu sesat. Kemudian jangkauan hukum hadits tersebut dibatasi
oleh sekian banyak dalil, antara lain hadits berikut :
Latar Belakang Pembagian Bid’ah
َ‫ال‬
َ
‫ق‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ي‬
‫رض‬ ِّ
‫ي‬ ِ
‫ل‬ َ
‫ج‬َ‫ب‬
ْ
‫ال‬ ِ
‫هللا‬ ِ
‫د‬ْ‫ب‬
َ
‫ع‬ ِ
‫ن‬ْ‫ب‬ ِ
‫ر‬ْ‫ي‬ِ
‫ر‬ َ
‫ج‬ ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬
:
َ
‫ق‬
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صل‬ ِ
‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ
‫و‬ ُ
‫س‬ َ
‫ر‬ َ‫ال‬
ْ
‫ج‬
َ
‫أ‬ َ
‫و‬ ‫ا‬
َ
‫ه‬ُ
‫ر‬ ْ
‫ج‬
َ
‫أ‬
ُ
‫ه‬
َ
‫ل‬
َ
‫ف‬
ً
‫ة‬
َ
‫ن‬ َ
‫س‬ َ
‫ح‬
ً
‫ة‬
َّ
‫ن‬ ُ
‫س‬ ِ
‫م‬
َ
‫ال‬ ْ
‫س‬ ِ
‫إل‬
ْ
‫ا‬ ‫ي‬ ِ
‫ف‬ َّ
‫ن‬ َ
‫س‬ ْ
‫ن‬ َ‫م‬
َ‫ي‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬ ِ
ْ
ْ
‫ي‬
َ
‫غ‬ ْ
‫ن‬ ِ
‫م‬ ُ‫ه‬
ُ
‫د‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬ َ
‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬ ِ
‫م‬
َ
‫ع‬ ْ
‫ن‬ َ‫م‬ ُ
‫ر‬
ْ
‫ن‬ ِ
‫م‬ َ
‫ص‬
ُ
‫ق‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ئ‬ِّ‫ي‬ َ
‫س‬
ً
‫ة‬
َّ
‫ن‬ ُ
‫س‬ ِ
‫م‬
َ
‫ال‬ ْ
‫س‬ ِ
‫إل‬
ْ
‫ا‬ ‫ي‬ ِ
‫ف‬ َّ
‫ن‬ َ
‫س‬ ْ
‫ن‬ َ‫م‬ َ
‫و‬ ٌ‫ء‬ ْ
‫ي‬
َ
‫ش‬ ْ
‫م‬ ِ
‫ه‬ِ
‫ر‬ ْ
‫و‬ ُ
‫ج‬
ُ
‫أ‬
ِ‫ب‬ َ‫ل‬ ِ
‫م‬
َ
‫ع‬ ْ
‫ن‬ َ‫م‬ ُ
‫ر‬
ْ
‫ز‬ ِ
‫و‬ َ
‫و‬ ‫ا‬
َ
‫ه‬ ُ
‫ر‬
ْ
‫ز‬ ِ
‫و‬ ِ
‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬
َ
‫ان‬
َ
‫ك‬
ً
‫ة‬
ْ
‫ن‬ َ‫م‬ ‫ا‬ َ
‫ه‬
ْ
‫م‬ ِ
‫ه‬ِ
‫ار‬
َ
‫ز‬ ْ
‫و‬
َ
‫أ‬ ْ
‫ن‬ ِ
‫م‬ َ
‫ص‬
ُ
‫ق‬
ْ
‫ن‬َ‫ي‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬ ِ
ْ
ْ
‫ي‬
َ
‫غ‬ ْ
‫ن‬ ِ
‫م‬ ُ‫ه‬
َ
‫د‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬
‫ء‬ ْ
‫ي‬
َ
‫ش‬
“Jarir bin Abdullah al-Bajali ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memulai perbuatan
baik dalam Islam, maka ia akan memperoleh pahalanya serta pahala orang-orang yang melakukannya
sesudahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang memulai perbuatan
jelek dalam Islam, maka ia akan memperoleh dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya
sesudahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka.” (HR. Muslim).
Dalam hadits pertama. Rasulullah SAW menegaskan, bahwa setiap bid'ah adalah sesat. Tetapi dalam hadis
kedua, Rasulullah SAW menegaskan pula, bahwa barangsiapa yang memulai perbuatan baik dalam Islam,
maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang melakukannya sesudahnya. Dengan
demikian, hadits kedua jelas membatasi jangkauan makna hadits pertam "kullu bid'atin dhalalah (setiap
bid'ah adalah sesat)” sebagaimana dikatakan oleh al-Imam al-Nawawi dan lain-lain. Karena dalam hadits
kedua, Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengan redaksi, "Barangsiapa yang memulai perbuatan yang
baik”, maksudnya baik perbuatan yang dimulai tersebut pernah dicontohkan dan pemah ada pada masa
Nabi SAW, atau belum pernah dicontohkan dan belum pernah ada pada masa Nabi SAW."
Jenis-Jenis Bid’ah
dalam hal Ibadah
01 Bid’ah terkait pokok
ibadah
Bid’ah dengan menambah-
nambah ibadah
02
Bid’ah ini adalah bentuknya
mengadakan suatu ibadah yang
tidak ada dasarnya dalam islam,
dibentuk sendiri oleh manusia
atau budaya disekitarnya.
Contoh bid’ah dalam pokok
ibadah adalah mengadakan
shalat yang tidak ada dalilnya
atau merayakan ulangtahun
atau hari besar seakan bernilai
pahala.
Agama islam sudah memiliki
aturan baku mengenai tata
cara mengerjakan suatu
ibadah. Terkadang ada
manusia yang sengaja
memodifikasi aturan tersebut
dengan niat agar pahalanya
bertambah . Contohnya,
menambah jumlah rakaat
shalat wajib, atau melakukan
puasa sunnah di luar waktu
yang ditetapkan. Bid’ah jenis
ini dilarang dan diharamkan.
Jenis-Jenis Bid’ah
dalam hal Ibadah
03 Bid’ah terhadap sifat
ibadah Bid’ah mengkhususkan ibadah
04
Bid’ah ini berupa menunaikan
ibadah yang sifatnya tidak
pernah disyariatkan rasulullah.
Contohnya melakukan zikir
dengan suara lantang,
dilakukan berjamaah, dgn
jumlah ribuan kali hingga
terkesan menzalimi diri sendiri.
Dzikir memang diperintahkan,
namun apabila dilakukan tanpa
dasar yang jelas, maka termasuk
bid’ah yang dilarang.
Contoh bid’ah jenis ini adalah
mengkhususkan berpuasa di
hari jum’at, karena merupakan
hari baik dalam islam.
Pelaksanaan ini tentu dilarang
karena tidak ada contohnya dari
nabi Muhammad saw.
Mengkhususkan ibadah
memerlukan dalil baik dari al-
qur’an maupun hadist.
Dan juga ada sebagian ulama yang membagi bid'ah menjadi dua yaitu Bid'ah Hasanah (bid'ah yang baik) dan bid'ah
Madzmumah (bid'ah yang tercela). Dalam hal ini, al-Imam Abu Abdilah Muhammad bin Idris al-Syafi'I - mujtahid besar dan
pendiri madzhab Syafi’I yang dikuti oleh mayoritas Ahlussunnah Wal-Jam’ah di dunia Islam berkata :
ِ‫ان‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫ض‬ ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫أ‬‫ل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ُ‫َات‬‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬
:
‫ا‬َ‫م‬ْ‫ج‬ِ‫إ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ثر‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ً‫َّة‬‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ُ
‫ف‬ِ‫ـ‬‫ال‬َ‫خ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬‫ِم‬ َ‫ث‬ِ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬
، ُ‫ة‬
َ
‫لـ‬َ‫ا‬‫ل‬َّ‫ض‬‫ال‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫فه‬ ،‫ا‬ً‫ع‬
ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َّ‫ث‬‫ال‬َ‫و‬
:
َ‫ه‬َ‫و‬ ، ‫هذا‬ ْ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫د‬ِ‫اح‬َ‫و‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ
‫ف‬َ‫ا‬‫ل‬ِ‫خ‬ َ‫ا‬‫ل‬ ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ َ‫ث‬ِ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬
ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫َة‬‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬
"Bid'ah ada dua macam : pertama, sesuatu yang baru yang menyalahi al-Quran atau sunnah atau Ijma' dan itu disebut bid'ah
dhalalah (tersesat). Kedua, sesuatu yang baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Quran, Sunnah dan Ijma' dan itu
disebut bid'ah yang tidak tercela." (Al-Baihaqi, Manaqib al-Syafi’l, 1/469)
Al-Imam Nawawi juga membagi bid'ah pada dua bagian. Ketika membicarakan masalah bid'ah, dalam
kitabnya Tahdzib al- Asma' wa al-Laughat (3/22), beliau mengatakan :
ٍ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ق‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫س‬َ‫ق‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ي‬ِ‫ه‬
“Bid'ah terbagi menjadi dua yaitu bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah qabihah (buruk)." (Al-Imam al-Nawawi, Tahdzib al-Asma'
al- Lughat 3/22)
Lebih dari itu, pembagian bid'ah menjadi dua, juga dilegitimasi dan dibenarkan oleh Ibnu Taimiyah,
rujukan paing otoritatif dari kalangan yang menolak pembagian Bid'ah Seperti Salafi, Muhammadiyah,
LDII, MTA, Dan lain-lain. Beliau berkata :
"Pandangan yang menyalahi nash adalah bid'ah berdasarkan kesepakatan kaum Muslimin. Sedangkan pandangan yang tidak
menyalahinya, terkadang tidak dinamakan bid'ah. Imam Syafi'i berkata, "Bid'ah ini ada dua. Pertama bid'ah yang menyalahi
al-Qur'an, Sunnah, Ijma' dan Atsar dari sejumlah sahabat Rasulullah saw. maka ini disebut bid'ah dhalalah. Kedua, bid'ah
yang tidak menyalahi hal tersebut. Ini terkadang disebut bid’ah hasanah berdasarkan perkataan Umar ra, “Inilah sebaik-baik
bid'ah”. (Syekh Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa 20/163)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para ulama terkemuka dalam setiap kurun waktu mulai dari
al-Imam al-Syafi’l, al-Imam al-Nawawi, al-Hafizh Ibn Hajar dan Syaikh Ibn Taimiyah telah membagi bid'ah
menjadi dua, yaitu bid'ah hasanah dan bid'ah madzmumah. Bahkan, bid'ah hasanah sudah ada semenjak
masa Rasulullah saw, masa sahabat dan terus berlanjut sampai pada generasi selanjutnya.
Contoh Bid’ah Hasanah
(Bid’ah yang Baik)
Pembukuan al Qur'an,
sejarah pengumpulan ayat-
ayat Al-Qur'an, bagaimana
sejarah penulisan ayat-ayat
al Qur'an. Hal ini terjadi sejak
era sahabat Abubakar, Umar
bin Khattab dan Zaid bin
Tsabit ra. Kemudian oleh
sahabat Ustman bin Affan ra.
Jauh setelah itu kemudian
penomoran ayat atau surat,
harakat tanda baca, dan lain
lain.
1
2
Sholat tarawih berjama'ah.
Khalifah Umar bin Khattab ra
yang mengumpulkan kaum
muslimin dalam shalat tarawih
bermakmum pada seorang
imam yang sebelumnya
dilakukan rasulullah SAW tidak
berjama'ah. Pada perjalanan
berikutnya dapat ditelusuri
perkembangan sholat tarawih di
masjid Nabawi dari masa ke
masa.
Contoh Bid’ah Hasanah
(Bid’ah yang Baik)
Modifikasi yang
dilakukan oleh sahabat
Usman Bin Affan ra
dalam pelaksanaan
sholat Jum'at. Beliau
memberi tambahan
adzan sebelum khotbah
Jum'at menjadi 2 adzan.
3 4
Penulisan sirah Nabawi.
Penulisan berbagai kitab
nahwu saraf, tata bahasa
Arab, Penulisan kitab
Maulid, Kitab dzikir, dan
lain lain.
Contoh Bid’ah Dhalalah
(Bid’ah yang Tercela)
01 02
Munculnya golongan baru
seperti Syi'ah, Khowarij, Sahf
wahhabi, dan lain lain. Hal ini
sesuai hadits yang menjelaskan
umat islam akhir zaman akan
terpecah menjadi 73 golongan,
semuanya tersesat kecuali
Ahlussunnah wal’jamm'ah.
Melukai tubuh sendiri pada
hari Asyura 10 Muharram
(Ritual Arbain mengenang
kematian imam Husain).
Tradisi Golongan baru Syi'ah
yang tidak ada manfaatnya
melainkan kerugian yang
didapat.
03
Membaca Al-Qur'an dengan iringan
musik. Al-Qur'an ialah kalam Allah
yang suci sedangkan musik
merupakan hal yang melalaikan
sehingga keduanya tidak dapat di
satukan karena tidak ada manfaatnya
sama sekali.
Setiap bid’ah yang terjadi di dalam agama hukumnya adalah haram dan sesat, karena Rasulullah saw telah
bersabda :
‫ة‬
َ
‫ل‬
َ
‫ال‬
َ
‫ض‬ ٍ‫ة‬ َ‫ع‬
ْ
‫د‬ِ‫ب‬ ّ‫ل‬
ُ
‫ك‬َ
‫و‬ ‫ة‬ َ‫ع‬
ْ
‫د‬ِ‫ب‬ ٍ‫ة‬
َ
‫ث‬
َ
‫د‬ ْ
‫ح‬ ُ‫م‬ ّ‫ل‬
ُ
‫ك‬
َّ
‫ن‬ ِ‫اء‬
َ
‫ف‬ ِ
‫ر‬ ْ
‫و‬ ُ‫م‬
ُ
‫األ‬ ِ
‫ات‬
َ
‫ث‬
َ
‫د‬ ْ
‫ح‬ ُ‫م‬ َ
‫و‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ا‬ّ‫أي‬ َ
‫و‬
“Dan sekali-kali janganlah mengada-ada hal-hal baru (dalam agama), karena setiap pengada-adaan hal baru
itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat. “
Maka hadist tersebut diatas menunjukkan bahwa setiap yang diada-adakan di dalam agama adalah bid’ah dan
setiap bid’ah adalah sesat dan tidak diterima (ditolak). Artinya adalah bahwa seluruh bid’ah, baik dalam bidang
ibadah atau keyakinan, hukumnya adalah haram, akan tetapi pengharaman ini tentu bertingkat sesuai dengan
tingkatan amalan bid’ah itu sendiri.
Ada juga sebagian para ulama menjelaskan bahwa sabda Nabi Saw bahwa “kull bidah dlalalah... Semua bid`ah
adalah sesat...”, yang dimaksud adalah kullu bid’ah sayyi’ah (semua bid’ah yang jelek). Jadi maksudnya adalah
bahwa setiap bid’ah yang jelek adalah sesat, sedang bid’ah yang baik tidaklah sesat. Dengan demikian, dalam
hadis tersebut ada majaz bil hadzf (yakni membuang kata kata tertentu karena maksudnya sudah jelas). Dari
penjelasan tersebut, maka para ulama membagi kategori bid’ah setidaknya menjadi dua macam, yaitu Bid’ah
Hasanah dan Bid’ah Sayyi’ah /Dhalalah/ Madzmumah.
Hukum Bid’ah
Thank You!
Any Question?

More Related Content

Similar to BID'AH DAN PERMASALAHANNYA

Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayuAmalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayuKamarudin Jaafar
 
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaahBidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaahErman Hidayat
 
Konsep bid'ah dan toleransi fiqih
Konsep bid'ah dan toleransi fiqihKonsep bid'ah dan toleransi fiqih
Konsep bid'ah dan toleransi fiqihImamApandi
 
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)Dul Bjn
 
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptxBID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptxRizqiyaniKhoiriyah
 
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyurdefinisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
definisi Bid'ah menurut Ibn AsyurMadani
 
Slide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahSlide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahKesuma Wahida
 
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Muhsin Hariyanto
 
Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Muhsin Hariyanto
 
Makalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ahMakalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ahALI FIKRI
 
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIBERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIYunisa Astuti
 
7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasadHelmon Chan
 
Dzari’ah dan hiyal syar’iyyah
Dzari’ah dan hiyal syar’iyyahDzari’ah dan hiyal syar’iyyah
Dzari’ah dan hiyal syar’iyyahMuhsin Hariyanto
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)Taufik Rahman
 

Similar to BID'AH DAN PERMASALAHANNYA (20)

Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayuAmalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
 
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaahBidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
 
Maksud bid
Maksud bidMaksud bid
Maksud bid
 
Konsep bid'ah dan toleransi fiqih
Konsep bid'ah dan toleransi fiqihKonsep bid'ah dan toleransi fiqih
Konsep bid'ah dan toleransi fiqih
 
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
 
Bid'ah
Bid'ahBid'ah
Bid'ah
 
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptxBID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
 
Bidah
BidahBidah
Bidah
 
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyurdefinisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
 
Silde Bid'ah
Silde Bid'ahSilde Bid'ah
Silde Bid'ah
 
Slide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahSlide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ah
 
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
 
Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
 
Makalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ahMakalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ah
 
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIBERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
 
7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad
 
Dzari’ah dan hiyal syar’iyyah
Dzari’ah dan hiyal syar’iyyahDzari’ah dan hiyal syar’iyyah
Dzari’ah dan hiyal syar’iyyah
 
Bid
BidBid
Bid
 
bidaah dan syirik
  bidaah dan syirik  bidaah dan syirik
bidaah dan syirik
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

BID'AH DAN PERMASALAHANNYA

  • 1. BID'AH DAN PERMASALAHANNYA OLEH KELOMPOK 11: ❑ Putri Jamilah (20400121038) ❑ Mar’atun Wajihah (20400121051) Dosen Pengampu : Dr. Besse Ruhaya, S.Pd.I.,M.Pd.I Mata Kuliah : Ilmu Fikih
  • 2. Bid’ah berasal dari bahasa arab bada’a ( ‫)بدع‬ yang aplikasi bahasanya dapat menjadi dua bentuk ; al- bad’u ُ ‫ع‬ْ‫د‬َ‫َلب‬‫ا‬ ) ) dan al Bid’u ُ ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ) . ). Perbedaannya, Al- bad’u adalah membuat sesuatu yang belum ada penciptaan sebelumnya, belum disebut dan belum diketahui. Dan Al- Bid’u adalah sesuatu yang menjadi pertama dalam setiap perkara. Sedangkan bid’ah adalah suatu penyebutan atas sesuatu yang dibuat dari agama dan lainnya. Dalam lisan Al-arab kata bid’ah ‫ش‬ْ‫ن‬‫هُأ‬َ‫ع‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫اُو‬ً‫ع‬ْ‫د‬َ‫هُب‬‫ع‬َ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ُي‬َ‫يء‬َ‫ش‬‫ُال‬َ‫ع‬َ‫د‬َ‫ب‬ ُ‫بدأه‬َ‫ُو‬َ‫أ‬ (membuat sesuatu yang baru, menciptakan dan memulainya). Berarti sesuatu yang baru yang tidak didahului pedoman sebelumnya atau disebut juga dengan sesuatu yang diadakan dengan bentuk yang belum pernah ada tuntunan sebelumnya. Apa Itu Bid’ah ?
  • 3. 1. Kelompok yang menyatakan bahwa bid’ah itu mencakup beberapa macam dan terpilah pada bentuk-bentuk hukum Pemetaan pandangan istilah pada tataran pemikiran kelompok ini meletakkan perkara bid’ah dalam beragam ketetapan, mencakup sisi baik atau terpuji dan sisi buruk atau tercela. Pada aspek lain dinyatakan pada bentuk-bentuk hukum taklifiah. Wujud pemikiran ini bersifat mayoritas ulama, yakni pendapay imam syafi’i (w.204 H) yang diikuti Imam al-nawawi (w.676 H ) izzudin ibn abdus salam (w.660H) dan abu syamh (w.665 H), dan lain-lain. Izzudin ibn Abduss salam memformulasikannya dalam bentuk-bentuk hukum : jika masuk dalam kaidah wajib maka ia wajib, jika masuk dalam kaidah haram maka ia masuk dalam perbuatan haram, jika masuk dalam kaidah sunnah maka ia menjadi sunnah, jika masuk dalam kaidah mubah maka ia menjadi mubah. Pemetaan Pandangan Ulama Terhadap Istilah Bid’ah
  • 4. 2. Kelompok yang mempunyai sudut pandang bahwa bid’ah itu, semua yang bertentangan dengan sunnah. Pemetaan kerangka pemikiran kedua ini didasarkan pada segala bentuk perbuatan yang menyalahi sunnah adalah bid’ah. Sandaran bid’ah yang terbagi pada baik dan buruknya hanya dalam istilah bahasa saja. Jika berhubungan dengan syariat maka ditolak dan dianggap tercela . Diantara yang berpendapat demikian, adalah al-tharthusy (w.525H). al jurjani (w.816 H ) dan ibnu hajar al asqalani (w.852 H). Landasan mereka adalah sunnah nabawi sebagai standar dalam mengikuti beliau serta sosok suri teladan yang merupakan cerminan wahyu dan tuntunan ilahiyyah. Pemetaan Pandangan Ulama Terhadap Istilah Bid’ah
  • 5. Telah kita ketahui bahwa mayoritas Para ulama’ Ahli hadits Ahlussanah wal jama’ah membagi Bid’ah menjadi dua macam, hal ini berangkat dari sebuah hadits sebagai berikut : ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬َ‫و‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ِ‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِ‫ور‬ُ‫م‬ُ‫أ‬‫ال‬ ُّ‫ر‬َ‫ش‬َ‫و‬ ٍ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫ه‬ ‫ى‬َ‫د‬ ‫ة‬َ‫ل‬َ‫ا‬‫ل‬َ‫ض‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ “Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Muslim no. 867) Hadits di atas menegaskan bahwa setiap Bid’ah itu sesat. Kemudian jangkauan hukum hadits tersebut dibatasi oleh sekian banyak dalil, antara lain hadits berikut : Latar Belakang Pembagian Bid’ah
  • 6. َ‫ال‬ َ ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ي‬ ‫رض‬ ِّ ‫ي‬ ِ ‫ل‬ َ ‫ج‬َ‫ب‬ ْ ‫ال‬ ِ ‫هللا‬ ِ ‫د‬ْ‫ب‬ َ ‫ع‬ ِ ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ ‫ر‬ْ‫ي‬ِ ‫ر‬ َ ‫ج‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ : َ ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صل‬ ِ ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ ‫و‬ ُ ‫س‬ َ ‫ر‬ َ‫ال‬ ْ ‫ج‬ َ ‫أ‬ َ ‫و‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ُ ‫ر‬ ْ ‫ج‬ َ ‫أ‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ً ‫ة‬ َ ‫ن‬ َ ‫س‬ َ ‫ح‬ ً ‫ة‬ َّ ‫ن‬ ُ ‫س‬ ِ ‫م‬ َ ‫ال‬ ْ ‫س‬ ِ ‫إل‬ ْ ‫ا‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ َّ ‫ن‬ َ ‫س‬ ْ ‫ن‬ َ‫م‬ َ‫ي‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ِ ْ ْ ‫ي‬ َ ‫غ‬ ْ ‫ن‬ ِ ‫م‬ ُ‫ه‬ ُ ‫د‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬ ِ ‫م‬ َ ‫ع‬ ْ ‫ن‬ َ‫م‬ ُ ‫ر‬ ْ ‫ن‬ ِ ‫م‬ َ ‫ص‬ ُ ‫ق‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ئ‬ِّ‫ي‬ َ ‫س‬ ً ‫ة‬ َّ ‫ن‬ ُ ‫س‬ ِ ‫م‬ َ ‫ال‬ ْ ‫س‬ ِ ‫إل‬ ْ ‫ا‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ َّ ‫ن‬ َ ‫س‬ ْ ‫ن‬ َ‫م‬ َ ‫و‬ ٌ‫ء‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ش‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ر‬ ْ ‫و‬ ُ ‫ج‬ ُ ‫أ‬ ِ‫ب‬ َ‫ل‬ ِ ‫م‬ َ ‫ع‬ ْ ‫ن‬ َ‫م‬ ُ ‫ر‬ ْ ‫ز‬ ِ ‫و‬ َ ‫و‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ ُ ‫ر‬ ْ ‫ز‬ ِ ‫و‬ ِ ‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ َ ‫ان‬ َ ‫ك‬ ً ‫ة‬ ْ ‫ن‬ َ‫م‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ه‬ِ ‫ار‬ َ ‫ز‬ ْ ‫و‬ َ ‫أ‬ ْ ‫ن‬ ِ ‫م‬ َ ‫ص‬ ُ ‫ق‬ ْ ‫ن‬َ‫ي‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ِ ْ ْ ‫ي‬ َ ‫غ‬ ْ ‫ن‬ ِ ‫م‬ ُ‫ه‬ َ ‫د‬ ْ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ء‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ش‬ “Jarir bin Abdullah al-Bajali ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memulai perbuatan baik dalam Islam, maka ia akan memperoleh pahalanya serta pahala orang-orang yang melakukannya sesudahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang memulai perbuatan jelek dalam Islam, maka ia akan memperoleh dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya sesudahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka.” (HR. Muslim).
  • 7. Dalam hadits pertama. Rasulullah SAW menegaskan, bahwa setiap bid'ah adalah sesat. Tetapi dalam hadis kedua, Rasulullah SAW menegaskan pula, bahwa barangsiapa yang memulai perbuatan baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang melakukannya sesudahnya. Dengan demikian, hadits kedua jelas membatasi jangkauan makna hadits pertam "kullu bid'atin dhalalah (setiap bid'ah adalah sesat)” sebagaimana dikatakan oleh al-Imam al-Nawawi dan lain-lain. Karena dalam hadits kedua, Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengan redaksi, "Barangsiapa yang memulai perbuatan yang baik”, maksudnya baik perbuatan yang dimulai tersebut pernah dicontohkan dan pemah ada pada masa Nabi SAW, atau belum pernah dicontohkan dan belum pernah ada pada masa Nabi SAW."
  • 8. Jenis-Jenis Bid’ah dalam hal Ibadah 01 Bid’ah terkait pokok ibadah Bid’ah dengan menambah- nambah ibadah 02 Bid’ah ini adalah bentuknya mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam islam, dibentuk sendiri oleh manusia atau budaya disekitarnya. Contoh bid’ah dalam pokok ibadah adalah mengadakan shalat yang tidak ada dalilnya atau merayakan ulangtahun atau hari besar seakan bernilai pahala. Agama islam sudah memiliki aturan baku mengenai tata cara mengerjakan suatu ibadah. Terkadang ada manusia yang sengaja memodifikasi aturan tersebut dengan niat agar pahalanya bertambah . Contohnya, menambah jumlah rakaat shalat wajib, atau melakukan puasa sunnah di luar waktu yang ditetapkan. Bid’ah jenis ini dilarang dan diharamkan.
  • 9. Jenis-Jenis Bid’ah dalam hal Ibadah 03 Bid’ah terhadap sifat ibadah Bid’ah mengkhususkan ibadah 04 Bid’ah ini berupa menunaikan ibadah yang sifatnya tidak pernah disyariatkan rasulullah. Contohnya melakukan zikir dengan suara lantang, dilakukan berjamaah, dgn jumlah ribuan kali hingga terkesan menzalimi diri sendiri. Dzikir memang diperintahkan, namun apabila dilakukan tanpa dasar yang jelas, maka termasuk bid’ah yang dilarang. Contoh bid’ah jenis ini adalah mengkhususkan berpuasa di hari jum’at, karena merupakan hari baik dalam islam. Pelaksanaan ini tentu dilarang karena tidak ada contohnya dari nabi Muhammad saw. Mengkhususkan ibadah memerlukan dalil baik dari al- qur’an maupun hadist.
  • 10. Dan juga ada sebagian ulama yang membagi bid'ah menjadi dua yaitu Bid'ah Hasanah (bid'ah yang baik) dan bid'ah Madzmumah (bid'ah yang tercela). Dalam hal ini, al-Imam Abu Abdilah Muhammad bin Idris al-Syafi'I - mujtahid besar dan pendiri madzhab Syafi’I yang dikuti oleh mayoritas Ahlussunnah Wal-Jam’ah di dunia Islam berkata : ِ‫ان‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫ض‬ ِ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫أ‬‫ل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ ُ‫َات‬‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ : ‫ا‬َ‫م‬ْ‫ج‬ِ‫إ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ثر‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ً‫َّة‬‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ُ ‫ف‬ِ‫ـ‬‫ال‬َ‫خ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬‫ِم‬ َ‫ث‬ِ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ، ُ‫ة‬ َ ‫لـ‬َ‫ا‬‫ل‬َّ‫ض‬‫ال‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫فه‬ ،‫ا‬ً‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َّ‫ث‬‫ال‬َ‫و‬ : َ‫ه‬َ‫و‬ ، ‫هذا‬ ْ‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫د‬ِ‫اح‬َ‫و‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ف‬َ‫ا‬‫ل‬ِ‫خ‬ َ‫ا‬‫ل‬ ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ ِ‫م‬ َ‫ث‬ِ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫م‬ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫َة‬‫ث‬َ‫د‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬ "Bid'ah ada dua macam : pertama, sesuatu yang baru yang menyalahi al-Quran atau sunnah atau Ijma' dan itu disebut bid'ah dhalalah (tersesat). Kedua, sesuatu yang baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Quran, Sunnah dan Ijma' dan itu disebut bid'ah yang tidak tercela." (Al-Baihaqi, Manaqib al-Syafi’l, 1/469)
  • 11. Al-Imam Nawawi juga membagi bid'ah pada dua bagian. Ketika membicarakan masalah bid'ah, dalam kitabnya Tahdzib al- Asma' wa al-Laughat (3/22), beliau mengatakan : ٍ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ق‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ة‬َ‫م‬ ِ‫س‬َ‫ق‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫د‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫ي‬ِ‫ه‬ “Bid'ah terbagi menjadi dua yaitu bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah qabihah (buruk)." (Al-Imam al-Nawawi, Tahdzib al-Asma' al- Lughat 3/22) Lebih dari itu, pembagian bid'ah menjadi dua, juga dilegitimasi dan dibenarkan oleh Ibnu Taimiyah, rujukan paing otoritatif dari kalangan yang menolak pembagian Bid'ah Seperti Salafi, Muhammadiyah, LDII, MTA, Dan lain-lain. Beliau berkata :
  • 12. "Pandangan yang menyalahi nash adalah bid'ah berdasarkan kesepakatan kaum Muslimin. Sedangkan pandangan yang tidak menyalahinya, terkadang tidak dinamakan bid'ah. Imam Syafi'i berkata, "Bid'ah ini ada dua. Pertama bid'ah yang menyalahi al-Qur'an, Sunnah, Ijma' dan Atsar dari sejumlah sahabat Rasulullah saw. maka ini disebut bid'ah dhalalah. Kedua, bid'ah yang tidak menyalahi hal tersebut. Ini terkadang disebut bid’ah hasanah berdasarkan perkataan Umar ra, “Inilah sebaik-baik bid'ah”. (Syekh Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa 20/163) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para ulama terkemuka dalam setiap kurun waktu mulai dari al-Imam al-Syafi’l, al-Imam al-Nawawi, al-Hafizh Ibn Hajar dan Syaikh Ibn Taimiyah telah membagi bid'ah menjadi dua, yaitu bid'ah hasanah dan bid'ah madzmumah. Bahkan, bid'ah hasanah sudah ada semenjak masa Rasulullah saw, masa sahabat dan terus berlanjut sampai pada generasi selanjutnya.
  • 13. Contoh Bid’ah Hasanah (Bid’ah yang Baik) Pembukuan al Qur'an, sejarah pengumpulan ayat- ayat Al-Qur'an, bagaimana sejarah penulisan ayat-ayat al Qur'an. Hal ini terjadi sejak era sahabat Abubakar, Umar bin Khattab dan Zaid bin Tsabit ra. Kemudian oleh sahabat Ustman bin Affan ra. Jauh setelah itu kemudian penomoran ayat atau surat, harakat tanda baca, dan lain lain. 1 2 Sholat tarawih berjama'ah. Khalifah Umar bin Khattab ra yang mengumpulkan kaum muslimin dalam shalat tarawih bermakmum pada seorang imam yang sebelumnya dilakukan rasulullah SAW tidak berjama'ah. Pada perjalanan berikutnya dapat ditelusuri perkembangan sholat tarawih di masjid Nabawi dari masa ke masa.
  • 14. Contoh Bid’ah Hasanah (Bid’ah yang Baik) Modifikasi yang dilakukan oleh sahabat Usman Bin Affan ra dalam pelaksanaan sholat Jum'at. Beliau memberi tambahan adzan sebelum khotbah Jum'at menjadi 2 adzan. 3 4 Penulisan sirah Nabawi. Penulisan berbagai kitab nahwu saraf, tata bahasa Arab, Penulisan kitab Maulid, Kitab dzikir, dan lain lain.
  • 15. Contoh Bid’ah Dhalalah (Bid’ah yang Tercela) 01 02 Munculnya golongan baru seperti Syi'ah, Khowarij, Sahf wahhabi, dan lain lain. Hal ini sesuai hadits yang menjelaskan umat islam akhir zaman akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya tersesat kecuali Ahlussunnah wal’jamm'ah. Melukai tubuh sendiri pada hari Asyura 10 Muharram (Ritual Arbain mengenang kematian imam Husain). Tradisi Golongan baru Syi'ah yang tidak ada manfaatnya melainkan kerugian yang didapat.
  • 16. 03 Membaca Al-Qur'an dengan iringan musik. Al-Qur'an ialah kalam Allah yang suci sedangkan musik merupakan hal yang melalaikan sehingga keduanya tidak dapat di satukan karena tidak ada manfaatnya sama sekali.
  • 17. Setiap bid’ah yang terjadi di dalam agama hukumnya adalah haram dan sesat, karena Rasulullah saw telah bersabda : ‫ة‬ َ ‫ل‬ َ ‫ال‬ َ ‫ض‬ ٍ‫ة‬ َ‫ع‬ ْ ‫د‬ِ‫ب‬ ّ‫ل‬ ُ ‫ك‬َ ‫و‬ ‫ة‬ َ‫ع‬ ْ ‫د‬ِ‫ب‬ ٍ‫ة‬ َ ‫ث‬ َ ‫د‬ ْ ‫ح‬ ُ‫م‬ ّ‫ل‬ ُ ‫ك‬ َّ ‫ن‬ ِ‫اء‬ َ ‫ف‬ ِ ‫ر‬ ْ ‫و‬ ُ‫م‬ ُ ‫األ‬ ِ ‫ات‬ َ ‫ث‬ َ ‫د‬ ْ ‫ح‬ ُ‫م‬ َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ا‬ّ‫أي‬ َ ‫و‬ “Dan sekali-kali janganlah mengada-ada hal-hal baru (dalam agama), karena setiap pengada-adaan hal baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat. “ Maka hadist tersebut diatas menunjukkan bahwa setiap yang diada-adakan di dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan tidak diterima (ditolak). Artinya adalah bahwa seluruh bid’ah, baik dalam bidang ibadah atau keyakinan, hukumnya adalah haram, akan tetapi pengharaman ini tentu bertingkat sesuai dengan tingkatan amalan bid’ah itu sendiri. Ada juga sebagian para ulama menjelaskan bahwa sabda Nabi Saw bahwa “kull bidah dlalalah... Semua bid`ah adalah sesat...”, yang dimaksud adalah kullu bid’ah sayyi’ah (semua bid’ah yang jelek). Jadi maksudnya adalah bahwa setiap bid’ah yang jelek adalah sesat, sedang bid’ah yang baik tidaklah sesat. Dengan demikian, dalam hadis tersebut ada majaz bil hadzf (yakni membuang kata kata tertentu karena maksudnya sudah jelas). Dari penjelasan tersebut, maka para ulama membagi kategori bid’ah setidaknya menjadi dua macam, yaitu Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyi’ah /Dhalalah/ Madzmumah. Hukum Bid’ah