SlideShare a Scribd company logo
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN
TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR
DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh:
Amalia Febriyani
201308146
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN
TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR
DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh:
Amalia Febriyani
201308146
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
i
Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan
TIM Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan
Andestyana
LEMBAR PERSETUJUAN
Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan
TIM Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III KebidananAdila
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Andestyana Septiyaningsih, S.ST.,M.Kes
NIK :2015301062
ii
3
Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Penguji I Penguji II
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari :
Tanggal : 2016
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Direktur ,
Dr. Wazni Adila,MPH
NIK.2011041008
iii
4
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
5
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN
TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR
DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Amalia Febriyani, Andestyana Septiyaningsih
INTISARI
Bayi baru lahir atau neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin. Indonesia di antara Negara
ASEAN, merupakan Negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi
yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih
memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu dengan
perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 Jiwa. dapat
dijabarkan bahwa kematian bayi sebesar 40/10.000 menjadi sekitar 200.000 atau
terjadi setiap 25-26 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia
neonatorum 49-60%, infeksi 23-34%, Prematuritas BBLR 15-20%, Trauma
persalinan 2-7 % , dan cacat bawaan 1-3 %. Tujuan umum karya tulis ilmiah
diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan tujuan khususnya penulis
mampu melaksanakan asuhan dari pengkajian sampai evaluasi dengan penjabaran
7 langkah varney. Metode penelitian deskriptif. Sasaran penelitian yaitu By.Ny.
A, yaitu obyek penelitian yaitu Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap
By.Ny.A dengan Perawatan Tali Pusat, tempat penelitian di BPS Hasmiati
Bahri,.S.ST Bandar Lampung, waktu penelitian pada tanggal 10 juni 2016. Hasil
penelitian yang dilakukan, tidak ditemukan kesenjangan terhadap kasus By. Ny.
A. simpulan hasil penelitian ini adalah semua tindakan berhasil, dengan hasil
evaluasi tali pusat puput pada hari ke-6 dalam keadaan kering dan tidak ada tanda-
tanda infeksi dan tanda bahaya pada bayi. Saran penelitian bagi orang tua dapat
memperhatikan perawatan tali pusat dengan baik dan benar agar tidak terjadi
perdarahan dan infeksi tali pusat,pada lahan diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan secara komprehensif.
Kata kunci : BBL Perawatan Tali pusat
Kepustakaan : 22 Kepustakaan
Jumlah halaman :
iv
6
CURICULUM VITAE
Biodata :
Nama : Amalia Febriyani
NIM : 201308146
Tempat/Tanggal Lahir : Kota Bumi, 20 Februari 1995
Alamat : Kota Bumi Lampung Utara
Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Angkatan : Ke -8(2013-2016)
Biografi:
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 5 Tanjung Aman Kota Bumi, 2001-2006
2. SMP Negeri 7 Kota Bumi, 2007-2009
3. SMA Negeri 1 Kota Bumi, 2010-2013
4. Saat ini Penulis sedang menyelesaikan Pendidikan di Akademi Kebidanan
ADILA Bandar Lampung sejak tahun 2013 hingga sekarang.
v
7
MOTTO
Kesuksesan hanya dapat diraih
Dengan segala upaya
Dan usaha yang disertai dengan doa,
Karena sesungguhnya
Nasib seseorang manusia tidak akan
Berubah dengan sendirinya
Tanpa berusaha ………..
vi
8
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas Rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Studi kasus ini, dan dibalik penyelesaian
tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan Kepada orang-orang yang
telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang maha kuasa sehingga dapat
terselesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah)
2. Terima kasih untuk keluarga tercintaku terutama kepada kedua orang
tuaku Ayahanda Sukarno Mnur (Alm) sampai akhir menutupi mata beliau
selalu mensuport saya selama saya disini,dan Ibunda Fatimah yang selalu
membimbing saya dan sekaligus menjadi sosok seorang ayah tegar dan
sabar menghadapi saya selalu mendoakan setiap langkah dan
kegiatanku,kepada kakakku yang selalu tak henti-hentinya memberiku
semanagat dan nasehat, terima kasih sudah memberikan dukungan dan
mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan.
3. Kepada Pembimbing KTI terima kasih atas bimbingannya selama ini yang
selalu sabar membimbing penulis yang punuh kekurangan hingga
terselesaikan tugas akhir ini
4. Teman-temanku yang tercinta Akbid Adila , terimakasih atas
kegembiraan, senang,sedih dan canda tawa kalian selama ini yang selalu
memberi semangat hingga terselesaikan tugas akhir ini.
5. Alamamaterku tercinta Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.
6. Semua pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu, berterima
kasih atas partisipasi dan dukungan selama penulis menyelesaikan tugas
akhir diploma kebidanan ini.
vii
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayat nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya Tulis Ilmiah yang bejudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Perwatan Tali Pusat Terhadap
Bayi Ny.A Segera Setelah Lahir di BPS Hasmiati Bahri, S.ST Bandar
Lampung Tahun 2016”. Dalam penyusunan KTI ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr Wazni Adila, MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung.
2. Andestyana Septiyaningsih, S,ST, M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis
Ilmiah.
3. Bidan Hasmiati Bahri S.ST selaku pembimbing lahan praktik.
4. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
5. Sahabat- sahabat yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Bandar Lampung, Juni 2016
Penulis
viii
10
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................i
HALAMAN JUDUL...................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv
INTISARI....................................................................................................v
CURRICULUM VITAE.............................................................................vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................vii
MOTTO ......................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................ix
DAFTAR ISI...............................................................................................x
DAFTAR TABEL .......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................4
D. Ruang Lingkup...................................................................................6
E. Manfaat Penelitian..............................................................................6
F. Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data..........................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis........................................................................11
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ....................................................43
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ...............................................59
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.........................................................................................65
B. Matrik ...............................................................................................72
ix
11
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Data ................................................................................86
B. Interpretasi Data................................................................................106
C. Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial...........................................107
D. Tindakan Segera atau Kolaborasi ......................................................109
E. Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh...........................................110
F. Pelaksanaan Langsung Asuhan .........................................................114
G. Evaluasi ............................................................................................115
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................116
B. Saran ................................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 APGAR Score
Tabel 2.2 Perubahan Pola Tidur
Tabel 2.3 Lama Persalinan pada primigravida dan Multigravida
Tabel 3.1 APGAR score
Tabel 3.2 Matriks
xi
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Leaflet
Lampiran 2 : Dokumentasi
Lampiran 3 : Lembar Konsul
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi baru lahir juga dinamakan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterine. bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram
(Dewi,2010 ; h.1).
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai 28 hari. pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
Rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sisitem.bayi
hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko gangguan kesehatan paling tinggi,berbagai masalah kesehatan bisa
muncul sehingga tanpa penanganan yang tepat bias berakibat fatal (profil
dinas kesehatan provinsi lampung 2014 ;h.109)
Pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi infeksi amatlah besar ini
disebabkan karena bayi belum memiliki kemampuan yang sempurna. Maka
perlindungan dari orang lain disekitarnya sangat diperlukan. Usaha yang
dapat dilakukan meliputi peningkatan upaya hiegenis yang maksimal agar
terhindarkan kemungkinan infeksi (Rukiyah dan Yulianti,2010;h.41).
2
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu
pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. jelly
Wharton yang membentuk jaringan nekrotik dapat berkolonisasi dengan
organisme pathogen, kemudian menyebar dan menyebabkan infeksi kulit
dan infeksi sistemik pada bayi. yang terpenting dalam perawatan tali pusat
ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih. cuci tangan dengan
sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat. (Prawirohardjo,2014 ;
h.370).
Indonesia di antara Negara ASEAN, merupakan Negara dengan angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi yang berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu dengan perkiraan persalinan di
Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 Jiwa. dapat dijabarkan bahwa
kematian bayi sebesar 40/10.000 menjadi sekitar 200.000 atau terjadi setiap
25-26 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum
49-60%, infeksi 23-34%, Prematuritas BBLR 15-20%, Trauma persalinan
2-7 % , dan cacat bawaan 1-3 % (Manuaba ,2010 ; h.38).
Tiga penyebab utama kematian bayi menurut badan penelitian dan
pengembangan kesehatan (1995) adalah infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA), komplikasi perinatal, dan diare. Gabungan dari ketiga penyebab
ini memberikan kontribusi (andil) pada kematian bayi sebesar 75%. Pada
tahun 2001, Pola penyebab kematian bayi ini tidak banyak mengalami
perubahan dari periode sebelumnya, yaitu penyebab perinatal, infeksi
3
saluran pernafasan (ISPA), Diare, tetanus neonatorum, infeksi saluran
cerna, dan penyakit saraf (Badan Penelitian dan Pengembangan
kesehatan,1995). (Sodikin,2009 ;h.2).
Data SDKI 2012 menunjukan bahwa kematian anak selama lima tahun
sebelum survei (merujuk ke tahun 2008-2012) adalah 32 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Artinya setiap satu dari 31 anak yang lahir di
Indonesia meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun. Enam puluh persen
bayi mati terjadi pada umur 1 bulan. menghasilkan angka kematian
neonatus sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Delapan puluh
persen anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan yang menghasilkan
angka kematian balita dan anak masing-masing sebesar 40 dan 9 kematian
per 1.000 kelahiran. Angka kematian anak adalah sepertiga dari angka
kematian bayi, 9 berbanding 32 kematian per 1.000 kelahiran (SDKI,2012
; h. 110).
Kejadian kematian tertinggi pada bayi dan balita terjadi pada masa
neonatus Hasil Riskesdas 2007 menunjukan bahwa 78,5 % dari kematian
neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Dengan melihat adanya risiko
kematian yang tinggi dan berbagai serangan komplikasi pada minggu
pertama kelahiran maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan
pemeriksaan sesuai standar lebih sering minimal dua kali dalam minggu
pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat
penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat
segera diberikan menyebabkan untuk mencegah penyakit bertambah berat
4
yang dapat menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah
satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung,2014 ;h.110).
Berdasarkan hasil kunjungan di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST.,Penulis
Mendapatkan seorang ibu yang bersalin bernama Ny. A P1A0 Pada
tanggal 10 juni 2016, Ny. A belum mengetahui cara perawatan tali pusat
dengan baik.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengambil judul
“Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru lahir terhadap By.Ny.A dengan
perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri, S.ST., Bandar lampung tahun
2016 “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam studi kasus ini
adalah : “ Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap
Ny.A dengan perawatan tali pusat Di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST Bandar
lampung tahun 2016?”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
dengan Kebutuhan Perawatan Tali Pusat terhadapat By Ny. A Di BPS
5
Hasmiati Bahri S.ST Bandar Lampung tahun 2016 dengan pendekatan
managemen kebidanan varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis Mampu melaksanakan pengkajian data terhadap By.Ny.A
dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri,S.ST Bandar
lampung .
b. Penulis Mampu menentukan diagnosa dan menganalisis masalah
yang telah di kumpulkan dari By.Ny A dengan perwatan tali pusat di
BPS Hasmiati Bahri S.ST. Bandar Lampung
c. Penulis mampu menegakan diagnosa yang telah di tentukan pada
By.Ny A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri S.ST.
Bandar Lampung.
d. Penulis mampu melaksanakan tindakan kebidanan segera
berdasarkan kondisi Pada By.Ny A dengan perwatan tali pusat di
BPS Hasmiati Bahri ,S.ST . Bandar Lampung.
e. Penulis Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada bayi baru lahir terhadap By.A dengan perawatan tali pusat di
BPS Hasmiati Bahri ,S.ST Bandar Lampung.
f. Penulis Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan secara
langsung pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap
By.Ny.A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati
Bahri,S.ST.,Bandar Lampung.
6
g. Penulis mampu melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah di berikan pada By.Ny. A dengan perawatan tali pusat di BPS
Hasmiati Bahri,S.ST.,Bandar Lampung.
D. Ruang lingkup
1. Sasaran
Bayi Ny.A Segera setelah lahir dengan kebutuhan perawatan tali pusat.
2. Tempat
Di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST.JL .Darusalam kemiling Bandar lampung
3. Waktu
Studi kasus ini dilaksanakan dari tanggal 10 juni sampai 15 juni 2016
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya karya tulis ini di harapkan dapat memberikan suatu
manfaat yang berarti kepada :
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan institusi lebih untuk melengkapi dan menambah buku di
referensi perpustakaan khususnya perawatan tali pusat.
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan lahan praktek dapat memberikan pendidikan kesehatan
kepada ibu-ibu bersalin tentang perawatan tali pusat yang baik dan
benar.
7
3. Bagi masyarakat Khususnya Ny.A
Diharapkan masyarakat khususnya Ny. A dapat mengaplikasikan
perawatan tali pusat yang telah diajarkan pada ibu selanjutnya sehingga
dapat mencegah, terjadinya infeksi pada bayi.
4. Bagi penulis
Studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan serta mampu mengaplikasikan asuhan tentang perawatan
tali pusat.
F. Metodologi dan teknik memperoleh data
1. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah dengan menggunakan metode penelitian survey deskriptif yang
didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat,
dalam bidang kesehatan masalah survey deskriptif digunakan untuk
menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait
dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam
komunitas tertentu (Notoatmodjo,2012;h.35-36)
2. Teknik Memperoleh Data
Kegiatan pengumpulan data dimulai saat pasien masuk dan
dilanjutkan terus-menerus selama proses asuhan kebidanan
berlangsung. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber melalui 3
8
macam teknik,yaitu : Wawancara( anamnesis), Observasi,
Pemeriksaan fisik (sulistyawati dan nugraheny ,2010 :h.219).
a. Data primer
1) Wawancara (anamnesis)
Pengumpulan data mewawancarai subjek atau responden
menggunakan kuesioner, wawancara biasanya dilakukan di rumah
responden ,di rumah sakit, atau tempat lain sesuai keberadaan
responden penelitian (Chandra,2008; h.22).
Wawancara adalah suatu metode yang di pergunakan untuk
mengumpulkan data , di mana peneliti mendapatkan keterangan
atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face). jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui
suatu pertemuan atau percakapan. wawancara sebagai pembantu
utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat
terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari
wawancara. (Notoatmodjo,2012 ;h.139).
Allo Anamnesis adalah Anamnesis yang dilakukan keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien. ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat (sulistyawati ,2009 ;h.166).
9
2) Observasi (pengamatan )
Dalam penelitian pengamatan adalah suatu prosedur yang
berencana yang antara lain meliputi : mendengar, melihat dan
mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti jadi dalam
melalakukan observasi bukan hanya mengunjungi, “melihat atau
menonton”, saja tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khsuu
dan melakukan pencatatan –pencatatan ahli lain mengatakan bahwa
observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala psychis dengan jalan
“mengamati”dan “mencatat (Notoatmodjo,2010 ;h.131).
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital,meliputi :
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi ).
b) Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta
catatan sebelumnya) (Soepardan,2007 ; h.98).
b. Data Sekunder
1) Studi kepustakaan
Menurut sekaran (200) dalam Hidayat (2014) dikatakan bahwa
studi kepustakaan merupakan kegitan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari
permasalahan penelitian.selain itu, studi kepustkaan juga
10
merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya
publikasi dan nonpublikas. sehingga peneliti bias memastikan
bahwa tidak ada variable penting di masa lalu yang ditemukan
berulang kali mempunyai pengaruh atas masalah yang terlewatkan.
Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk
menyusun kerangka teoritis yang komprehensif yakni hipofisis
yang dibuat diuji.
2) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah salah satu pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalis dokumen-dokumen yang dibuat
oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.studi
dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari subjek melalui
suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat
langsung oleh subjek yang bersangkutan.
(Herdiansyah,2012;h.143).
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir juga dinamakan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauterin.
Pada bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Dewi,2010:h. 1).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presntasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,usia kehamilan
genap 37-42 minggu,dengan berat badan 25000-4000 gram,nilai apgar
>7 dan tanpa cacat bawaan. ( Rukiyah dan yulianti,2010 :h. 2).
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28
hari.pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam Rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada
semua sistem, Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan
umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai
masalah kesehatan bias muncul sehingga tanpa penanganan yang tepat,
bias berakibat fatal (profil dinas kesehatan provinsi lampung ,2014 : h
.109).
12
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Ciri-ciri BBL normal sebagai berikut :
a. Lahir aterem antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/mnt
h. Pernafasan ± 40-60 x/mnt
i. Kulit kemerahan – merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup.
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR >7.
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat .
o. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut ) sudah terbentuk dengan baik.
p. Reflex sucking (isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik.
q. Reflex morro ( gerakan memeluk bila di kagetkan ) sudah terbentuk
dengan baik
13
r. Refleks grasping ( menggenggam ) sudah baik.
s. Genetalia
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada scrotum dan penis berlubang
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan
uretra yang berlubang serta adanya labia minora dan mayora
t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam
24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan. (Dewi,2010;h.2).
Table 2.1 Tanda APGAR
TANDA Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai :2
Appearance
(warna kulit )
Pucat Badan merah
ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
Pulse
(denyut nadi)
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimace
(reaksi rangsang ) Tidak ada
Sedikit gerakan mimic
(grimace)
Batuk dan bersin
Activity
(tonus otot)
Tidak ada Ekstremitas dalam
Sedikit fleksi
Gerakan aktif
Respiration
(pernafasan )
Tidak ada Lemah /tidak teratur Baik/Menangis
(Sondakh,2013;h, 158).
Interprestasi :
1. Nilai 1-3 asfiksia berat ;
2. Nilia 4-6 asfiksia sedang ;
3. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal ) (Dewi,2010 ;h.3).
14
3. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahapan 1 terjadi segera lahir ,selama menit-menit pertama
kelahiran.pada tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik
dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas.pad tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan
perilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Dewi,2010 ;h.3).
4. Reflek Pada Bayi Baru Lahir
a. Reflek kedipan ( glabelar reflex)
Merupakan respons terhadap cahaya terang yang mengindikasikan
normalnya saraf optic (Dewi ,2010;h.25).
b. Tanda Babinski
Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi ,dijumpai sampai
umur 2 tahun
c. Merangkak
Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki bila di
letakkan pada abdomen
d. Menari/ melangkah
Kaki akan bergerak ke atas dan kebawah bila sedikit disentuhkan ke
permukaan keras.dijumpai pada 4-8 minggu pertama
15
e. Ekstruksi
Lidah ektensi kearah luar bila disentuh.dijumpai pada umur 4 bulan
f. Galant’s
Punggung bergerak kearah samping bila distimulasi.dijumpai pada 4-8
minggu pertama
g. Reflek Moro’s
Lengan ekstensi ,jari-jari menegembang, kepala terlempar kebelakang
,tungkai kaki sedikit ektensi ,lengan kembali ke tengah dengan tangan
menggenggam ,tulang belakang dan ekstremitas bawah ektensi,lebih
kuat selama 2 bulan dan menghilang pada umur 3-4 bulan
h. Reflek neck righting
Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi kearah
dimana bayi diputar. Dijumpai selama 10 bulan pertama
i. Reflek menggenggam (palmar grasp)
Jari-jari bayi melengkung disekitar jari yang diletakan di telapak
tangan bayi dari sisi ulnar, Reflek ini menghilang pada 3-4 bulan
j. Reflek rooting
Bayi memutar kearah pipi yang digores .reflek ini menghilang pad
umur 3-4 bulan ,tetapi bias menetap sampai umur 12 bulan khususnya
selama tidur
16
k. Reflek kaget (startle )
Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam berespon terhadap
suara yang keras,tangan tetap rapat .reflek ini akan menghilang setelah
umur 4 bulan
l. Menghisap
Bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi.
Refleks ini mnetap sdelama masa masa bayi dan mungkin terjadi
selama tidur tanpa stimulasi
m. Tonick neck
Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala di putar ke satu sisi
,lengan dan tungkai ektensi kearah sisi putaran kepala dan fleksi pada
posisi yang berlawanan .normalnya reflex ini tidak terjadi setiap kali
kepala diputar.tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang
pada umur 6 bulan ( uliyah dan Hidayat,2008 ; h. 151-153)
5. Asuhan Kebidanan Pada BBL Normal
a. Cara memotong tali pusat.
1) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat,lalu
mengurut tali pusat kea rah ibu dan memasang klem ke-2 dengan
jarak 2 cm dari klem.
2) Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan
kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat di
antara 2 klem.
17
3) Mengikat tali pusat dengan jarak ±1 cm dari umbilicus dengan
simpul mati.untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa stril,
lepaskan klem pada tali pusat ,lalu memasukannya dalam wadah
yang berisi larutan klorin 0,5%.
4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada
ibu.
b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermi
1) Mengeringkan tubuh bayi dengan tubuh basah karena air ketuban
atau aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka akan
mempercepat terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan
bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh.
2) Untuk mencegah terjadinya hipotermia ,bayi yang baru lahir harus
segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian
diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan
kehangatan dari dekapan ibu.
3) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil.
Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram
dan menangis kuat bias dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran
dengan tetap menggunakan air hangat .pada BBL berisiko yang
berat badannya kurang dari 2.500 gram atau keadaanya sangat
lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil
dan mampu menghisap asi dengan baik.
18
4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas,yaitu
melalui radiasi,evaporasi,konduksi,dan konveksi. (Dewi,2010
;h.3).
6. Mekanisme hilangnya panas tubuh bayi baru lahir
a. Bayi kehilangan panas melalui 4 cara,yaitu :
1) Konduksi → melalui benda – benda padat yang berkontak dengan
kulit bayi
2) Konveksi → pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi
3) Evaporasi →Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit
yang basah.
4) Radiasi →melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak
secara langsung dengan kulit bayi Keadaan telanjang dan basah
pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah kehilangan panas
melalui 4 cara diatas. Kehilangan panas secara konduktif jarang
terjadi kecuali jika bayi diletakan pada alas yang dingin
(Prawiroharjo,2014 :h.367).
b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermia
1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir
Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah kareana air ketuban atau
aliran udara meallui jendela /pintu yang terbuka akan mempercepat
terjadinya penguapan yang akan mengakibatkana bayi lebih cepat
kehilangan suhu tubuh.
19
Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin (cold stress) Yang
merupakan gejala awal hipotermia.bayi kedinginan biasanya tidak
memperlihatkan gejala menggigil oleh karena control suhunya
belum sempurna.
2) Untuk mencegah terjadinya hipotermia,bayi yang baru lahir harus
segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian
diletakan telungkup diatas dada ibu untuk mpatkan kehangatan dari
dekapan ibu.
3) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil.pada BBL
cukup bulandengan berat badan lebih dari 2.500 gram dan menangis
kuat bias dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan tetap
menggunakan air hangat.
Pada BBL beresiko yang berat badan nya < 2500 gram atau
keadaanya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu
tubuhnya stabil dan mampu menghisap asi dengan baik.
4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Ada 4 cara yang membuat bayi kehilangan panas,yaitu melalui
radiasi,evaporasi,konduksi, dan konveksi (Dewi,2010 ;h.3-4).
Agar mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi,maka
lakukan hal berikut :
a) Keringkan bayi secara seksama
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan
hangat
20
c) Tutup bagian kepala bayi
d) Anjurkan Ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
f) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat ( dewi,2010 ;h.14).
c. Memotong tali pusat
1) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat,lalu
mengurut tali pusat kearh ibu dan memasng klem ke-2 dengan jarak
2 cm dari klem
2) Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan
kiri ( jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat
diantara 2 klem.
3) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati
untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa steril,lepaskan klem
pada tali pusat,allu memasukannya lam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5% .
4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada
ibu (Dewi,2010 ;h.3-4).
d. Insiasi menyusu dini (IMD)
Beberapa penelitian membuktikan bahwa IMD membawa banyak
sekali keuntungan untuk ibu dan bayi
1) Mendekatkan hubungan batin ibu-bayi,karena pada IMD terjadi
komunikasi batin secara sangat pribadi dan intensif.
21
2) Bayi akan mengenal ibunya lebih dini sehingga akan memperlancar
proses laktasi.
3) Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermi telah dikoreksi panas
tubuh ibunya.
4) Refleks oksitosin ibu akan befungsi maksimal.
5) Mempercepat produksi ASI,karena sudah mendapat rangsangan
isapan dari bayi lebih awal.
Prosedur dan gambaran proses IMD :
1) Tempatkan bayi diatas perut ibunya dma tanpa pebatas kain dalam
2 jam pertama tanpa pembatas kain dianatara keduanya (skin to
skin contact),lalu selimuti ibu dan bayi dengan selimut
hangat.posisikan bayi dalam keadaan tengkurap.
2) Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar
uterus, ia akan mulai mecari susu ibunya (Sulistyawati dan
Nugraheny,2010 ; h.216).
e. Profilaksis mata
Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada bayi
dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti gonore
dan klamidiasis.sebagian besar konjungtivitis muncul pada 2 minggu
pertama seelah kelahiran. Pemberian antibiotic profilaksis pada mata
terbukti dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata
yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1 % ,salep mata
eritromisin,dan salep mata tetrasiklin. ketiga preparat ini efektif untuk
22
mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver nitrat tetes mata tidak
dianjurkan lagi karena sering terjadi efek samping berupa iritasi dan
kerusakan mata ( Prawirohardjo,2014 ;h. 371).
f. Pemberian vitamin K1
Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1. Diberikan secara
intramuscular atau oral .dosis buntuk semua bayi batru lahir :
intramuscular 1 mg dosis tunggal, oral 3x2mg, diwaktu bayi berikan
pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari, dan pada saat bayi berumur
1-2 bulan bayi ditolong oleh dukun wajib diberikan vitamin K 1 secara
oral.penyediaan vitamin K 1 dosis injeksi 2 mg/ml/ampul ,dosis oral
2mg/tablet yang dikemas dalam bentuk strip 3 tablet atau kelipatannya.
Profilaksis vitamin K 1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagai program
nasional (Prawirohardjo,2014 ;h.372).
g. Pengukuran antropometri
Lakukan pengukuran berat badan ,panjang badan,lingkar kepala,dan
lingkar dada (Uliyah dan Hidayat. 2008 ; h.150).
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal terhadap
bayi setelah berada didunia luar yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya kelainan fisik dan ketiadaan refleks primitif.
i. Rawat Gabung
Dalam rawat gabung, bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu
ruangan sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan
23
menjangkaunya kapan saja.bayi dapat diletakan ditempat tidur bersama
ibunya atau dalam boks disamping tempat tidur ibu,yang terpenting
adalah ibu harus melihat dan mengawasi bayinya,saat bayinya
menangis karena lapar, kencing, atau digigit nyamuk. Tangis bayi
merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk memroduksi ASI
(Dewi,2010 ; h.21).
j. Pemberian imunisasi HB 0
Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskuler,dipaha kanan
antroletral,diberikan kira-kira 1-2 jam setelah Pemberian vitamin K1
(JNPK-KR,2008 ;h.122).
7. Perawatan Tali Pusat
a. Tali pusat
Tali pusat (funikulus umbilikalis) atau disebut juga funis merentang
dari umbilicus janin kepermukaan feal plasenta dan mempunyai
panjang 50-55cm. Tali pusat membungkus dua buah pembuluh arteri
umbikalis yang tunggal membawa darah yang sudah dibersihkan dari
plasenta kedalam janin.pembuluh darah umbilikalis tertanam dalam
subtansi gelatinosa yang dikenal dengan nama jeli Wharton. Jeli ini di
lindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi (tekanan)dan
membantu mencegah penekuan tali pusat. Jeli Whrton akan
mengembang jika terkena udara. Kekuatan aliran darah ( ±400 ml per
menit ) lewat tali pusat dalam posisi relative lurus dan mencegah
24
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak(Sodikin,2009
;h. 7).
Terdiri atas dua artreri umbilikalis dan satu vena umbilikaslis
bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion,didalamnya terdapat
jaringan yang lembek ,yang dianamakan selai warthon.selai warthon
berfungsi melindungi dua arteri dan satu vena umbulikalis yang berada
dalam tali pusat , panjang rata-rata 50 cm (Sulistyawati,2009 ;h.47).
b. Fungsi tali pusat
Sirkulasi darah dalam Rahim berbeda dengan sirkulasi darah pada bayi
dan anak. Selama kehidupan dalam Rahim. Paru-paru janin tidak
berfungsi sebagai alat pernafasan ,pertukaran gas sepenuhnya dilakukan
oleh palsenta. Darah mengalir dari plasenta janin melalui vena
umbilikalis yang terdapat didalam tali pusat.jumlah darah yang
mengalir melalui tali pusat adalah sekitar 125 ml/kg/BB permenit atau
sekitar 500 ml permenit (Sodikin,2009 ;h.15).
Fungsi tali pusat yaitu sebagai media transportasi nutrisi dan oksigen
dari plasenta ke tubuh janin, media taransportasi untuk penegeluaran
sisa metabolisme janin ketubuh ibu serta media transportasi zat antibodi
dari ibu ke janin (Sulistyawati,2009 ;h.48).
c. Pemotongan tali pusat
Pada peneliti,meneliti waktu yang tepat untuk menjepit dan memotong
tali pusat, posisi bayi sebelum sebelum di jepit, dan pemotongan tali
pusat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan meletakan bayi baru
25
lahir lebih rendah atau sejajar vulva dalam waktu beberapa detik
sebelum tali pusat dipotong dapat mengalirkan darah 80 Ml Sirkulasi
darah bayi baru lahir. Darah sebanyak itu penting bagi bayi lahir
premature atau berat lahir rendah dan bila sebelumnya terjadi gawat
janin. Hal ini juga dapat mencegah kadar hb yang rendah pada masa
neonatal dini (Sodikin,2009 ;h.43).
Alat-alat yang digunakan untuk memotong tali pusat adal klem
desinfektan tingkat tinggi atau stril.klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi
,kemudian pasang klem ke dua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama.
Sebelum memotong tali pusat, dilakukan pengurutan pada tali pusat dari
klem ini kearah ibu.tindakan ini akan mencegah darah menyemprot
pada saat tali pusat dipotong pegang tali pusat diantara kedua klem
tersebut (dengan satu tangan)untuk melindungi bayi. gunakan tangan
lain untuk memotong tali pusat diantara dua klem tersebut dengan
menggunakan gunting dessinfeksi tingkat tinggi atau steril
(Sodikin,2009 ;h.44).
Pada pakar WHO membuat kesimpulan bahwa pada persalinan
normal tidak ada indikasi untuk melakukan penjepitan dan pemotongan
tali pusat dini.disarankan untuk menunda penjepitan dan pemotongan
tali pusat sekurang-kurangnya 1-2 menit untuk memungkinkan proses
fisiologis yang alami,kecuali ada alas an yang kuat,misalnya pada
Rhesus autoimunisasi (Sodikin,2009 ; h.53).
26
d. Pengikatan Tali Pusat
Mengiakat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus dengan simpul
mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.untuk kedua
kalinya bungkus dengan kassa steril,lepaskan klem pada tali pusat,lalu
memasukannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%
(Dewi,2010 ;h.3).
e. Waktu puputnya tali pusat
Normalnya warna tali pusat putih kebiruan pada hari ke -1 dan mulai
mongering atau mengecil ,kemudian lepas pada hari ke -7 hingga ke -10
(uliyah dan hidayat,2008 ;h.148).
f. Perawatan Tali pusat
Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya merupakan
tindakan sederhana, yang penting adalah tali pusat dan daerah sekitar
tali pusat selalu bersih dan kering,dan selalu mencuci tangan dengan
menggunakan air bersih dan menggunakan sabun.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahan yang
digunakan untuk merawat tali.pusat perawatan tali pusat secara medis
mengguanakan bahan anti septik yang meliputi alkohol 70% atau anti
microbial seperti povidon iodin 10 % (betadine),klorheksidin,lodium
tinsor,dan lain lain yang disebut sebagai cara modern. Sedangkan
perawatan tali pusat metode tradisional mempergunakan madu,minyak
ghee (india),atau colestrum air susu ibu (Sodikin,2009 ;h. 57-58).
27
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu
pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada
Neonatus.yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah :
1) Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
2) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali
pusat.
3) Bersihkan dengan lembut kulit sekitar tali pusat dengan kapas
bersih
4) Bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih atau
steril popok atau celana bayi harus diikat dibawah tali pusat,tidak
menutupi tali pusat untuk menghindari dengan feses dan urin
5) Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk
membuat tekan tali pusat (Prawirohardjo,2014 ;h.370).
g. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen
perawatan bayi baru lahir yang sangat rentan tehadap infeksi karena
system imunitasnya yang masih belum sempurna.
1) Kewaspadaan pencegahan infeksi
Sebaiknya ibu atau siapapun yang kontak dengan bayi harus
memiliki kewaspadaan akan terjadinya penularan infeksi.
Kewaspadaan tersebut dapat dibangun melalui hal-hal berikut :
a) Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi berpotensi
menularkan infeksi.
28
b) Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol
sebelum dan sesudah merawat bayi.
c) Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan.
d) Gunakan pakaian pelindung seperti celemek atau gaun lainnya
bila diperkiranakan terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh
lainya.
e) Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan serta barang
yang digunakan sebelum daur ulang
f) Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin.
g) Letakan bayi yang mungkin dapat terkontaminasi lingkungan,
misalnya bayi dengan diare yang terinfeksi di dalam ruangan
khusus ( Dewi,2010 ;h.16).
h. Cara pencegahan infeksi
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pencegahan infeksi
1) Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan pembersih
tangan berbasis alkohol, Pada saat sebelum dan sesudah merawat
bayi, sesudah melapas sarung tangan,dan sesudah mememgang
instrument atau barang kotor.
2) Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk cuci
tangan sebelum dan memegang bayi .
3) Basahi cairan alkohol yangi kedua tangan dengan mencuci tanagan
selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir ,dan keringkan
dengan kertas bersih/handuk pribadi.
29
4) Memebersihkan tangan dengan cairan alkohol yang dibuat dari 2 ml
gliserin dan 100 ml alkohol 60 % caranyabasahi seluruh permukaan
tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan dan basah atau
gosok cairan ketangan sampai kering.
5) Gunakan alat-alat perlindungan pribadi.
6) Bila memungkinkan pakailah sepatu tertutup, jangan bertelanjang
kaki.
7) Gunakan sarung tangan untuk melakukan tindakan berikut :
a) Memegang atau kontak dengan kulit yang lecet,jaringan di
bawah kulit, atau darah
b) Memegang atau kontak dengan membrane mukosa atau cairan
tubuh (menggunakan sarung tangan bersih )
c) Memegang atau kontak dengan barang yang terkontaminasi serta
akan membersihkan atau mebuang kotoran ( gunakan sarung
tangan tebal dan bahan lateks atau karet) (Dewi,2010 ;h.16-17.)
i. Perdarahan Tali pusat
1) Definisi
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bias timbul akibat dari
trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan
proses pembentukan thrombus normal.selain itu ,perdarahan pada
tali pusat juga bias sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi (
Dewi ,2010 ;h.104).
30
2) Konsep dasar
Perdarahan tali pusat dapat disebabkan oleh trauma,ikatan tali pusat
yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus
yang normal.kemungkinan lain sebab perdarahan adalah penyakit
perdarahan pada neonatus dan infeksi local maupun sistemik. tali
pusat harus diawasi terus-menerus pada hari-hari pertama agar
perdarahan yang terjadi dapat tanggulani secepatnya( Rukiyah dan
yulianti,2010 ;h.276).
3) Etiologi
Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilicus
,robekan pembuluh darah ,serta plasenta previa,dan abrubsio
plasenta (Dewi,2010 ;h.104).
a) Robekan umbilicus normal,yang biasanya terjadi karena :
(1) Partus presipitatus
(2) Adanya trauma atau lilitan tali pusat
(3) Umbilicus pendek,sehingga menyebabkan terjadinya
tarikan yang berlebihan pada saat persalinan.
(4) Kelainan penolong persalianan yang dapat menyebabkan
tersayatnya dinding umbilicus atau plasenta sewaktu SC
b) Robekan umbilicus abnormal ,biasanya terjadi karena
(1) Adanya hematoma pada umbilkus yang kemudian
hematoma tersebut pecah ,namun perdarahan yang terjadi
31
masuk kembali kedalam plasenta.hal ini sangat berbahaya
bagi bayi karena dapat menimbulkan kematian pada bayi.
(2) Varices juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varices
itu pecah.
(3) Aneruisma pembuluh darah setempat saja karena salah
dalam proses perkembangan atau terjadi perkembangan atau
terjadi kemunduran dinding pembulu darah.pada aneurisma
,pembulu darah rapuh dan mudah pecah.
c) Robekan pembuluh darah abnormal
(1) Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karena
dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jelly Wharton
(2) Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecahnya pembuluh
darah pada percadangan tali pusat sampai ke membrane
tempat masuknya plasenta.Umbicus dengan kelainan insersi
ini sering terjadi pada kehamilan ganda.
(3) Plasenta multilobularis,perdarahan terjadi pada pembuluh
darah yang menghubungkan masing-masing lobus dengan
jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan
mudah pecah
d) Perdarahan akibat plasenta previa dan abrupsio plasenta dapat
membahayakan bayi.plasenta previa cendrung menyebabkan
anemia,sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering
32
mengakibatkan kematian intrauterine karena dapat terjadi
anoreksia ( Dewi,2010;h.104-105).
e) Penatalaksanaan :
(1) Pada perdarahan umlicus akibat ikatan yang longgar dapat
di kencangkan kembali pengikat tali pusat.Perdarahan juga
disebabkan oleh jepitan atau tarikan dari klem.jika
perdarahan tidak berhenti setelah 15-20 menit maka tali
pusatnya harus segera dilakukan bebberapa jahitan pada
luka bekas pemotongan tersebut
(2) Perdarahan umbilicus akibat robekan umbilicus harus
segera di jahit. kemudian segera lakukan rujukan untuk
mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan
anatomic pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan
tindakan oleh dokter atau rumah sakit.
(3) Perdarahan pada abrubsio plasenta, plasenta previa dan
kelainan lainnya, bidan harus segera merujuk.bahkan
rujukan lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut
sudah diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat
dilakukan tindakan segera mungkin untuk membuat peluang
bayi lahir hidup lebih besar (Rukiyah dan
Yulianti,2010;h.277-278).
33
8. Asuhan Neonatus di Rumah
Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan kunjungan bersama
dengan kunjungan pada ibu.kunjungan neonatus (KN)dilakukan sejak
bayi usia satu sampai 28 hari,kunjungan pertama (KN 1)dilakukan
pada hari ke 8 hingga ke 28.
Adapun tujuan dari kunjungan neonatus, yaitu melakukan
pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir,meninjau penyuluhan dan
pedoman antisipasi bersama orang tua, mengidentifikasi gejala
penyakit ,serta mendidik dan mendukung orang tua (Yulifah dan
Yuswanto,2009 ;h.93).
a. Kunjungan Neonatal pertama (KN 1)
Kunjungan neonatus pertama kali dilakukan pada hari pertama
sampai ke -7 setelah kelahiran.kunjungan dimulai dengan
wawancara singkat dengan ibu atau ayah tentang :
1) Riwayat maternal ,riwayat kelahiran dan perawatan neonatus
segera setelah lahiran.
2) Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang
penyesuaian keluarga.
3) Kaji riwayat interval bayi baru lahir,pembrian
makan,kewaspadaan,menangis,dan juga masalah pada usus
(intestinal),kantong kemih,serta masalah lainnya.
4) Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi.
34
5) Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan
check up lebih lanjut.
b. Kunjungan Neonatal kedua (KN 2)
Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-28 setelah
kelahiran.selain pengkajian diatas dilakukan pengamatan apakah
bayi tergolong sehat atau tidak.
Tanda tanda bayi sehat diantaranya :
1) Bayi lahir segera menangis
2) Seluruh tubuh bayi kemerahan
3) Bayi bergerak aktif
4) Bayi biasa menghisap putting susu dengan kuat
5) Bayi lahir 2500 gram atau lebih
6) Tiap sebulan berat badan anak bertambah mengikuti pita hijau
pada KMS
7) Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai usia.
8) Anak jarang sakit,gembira,ceria,aktif,lincah dan cerdas
(Yulifah dan Yuswanto,2009 ;h.94-95).
Tanda bayi sakit berat :
1) Tidak mau menyusui
2) Lesu atau memperlihatkan selama 48 jam
3) Bayi belum defekasi selama 48 jam
4) Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama
5) Suhu bayi di bawah 36ºC
35
6) Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit
tampak kuning coklat atau persik
7) Kejang
8) Kaki dan tangan teraba dingin atau bayi demam
9) Badan bayi kuning
10) Tali pusat basah dan berbau
11) Gerakan dua lengan dan kaki lemah
12) Berat badan tidak naik
13) Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah kepita
warna di bawah garis merah atau (BGM) (Yulifah dan
Yuswanto,2009 ;h.95).
c. Rencana asuhan bayi usia 2-6 hari
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam asuhan pada
bayi,yaitu sebagai berikut :
1) Minum
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi
bayi.ASI diketahui mengandung banyak zat gizi yang paling
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi,baik kualitas
maupun kuantitasnya.berikan asi sesering mungkin sesuai
dengan kebutuhan bayi.yaitu 2-3 jam paling sedikit setiap 4 jam)
bergantian antara payudara kiri dan kanan.berikan asi saja (asi
ekslusif ) sampai bayi berusia 6 bulan.selanjutnya pemberian asi
diberikan hingga anak berusia 6 bulan.selanjutnya asi diberikan
36
pada anak berusia 2 tahun banyak sekali keuntungan yang
dioeroleh dari asi tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.tetapi juga hubungan kasih saying antara ibu
dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar
terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada
anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
2) Defekasi (BAB)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama
minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah hari ketiga
dan keenam feses transisi (bewarna coklat sampai hijau karena
danya meconium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai
keenam.feses dari asi lebih lunak,bewarna kuning emas, dan
tidak meneyebabkan iritasi pada kulit.
3) Berekemih (BAK)
Fungsi ginjal bayi belum sempurna selama dua tahun pertama
kehidupan nya.biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil
pada kandung kemih saat bayi lahir,tetapi ada kemungkinan
urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24 jam. Berkemih
sering terjadi pada periode ini dengan
Frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat. .
4) Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi normal nya sering
tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
37
16 jam sehari.pada umum nya bayi terbangun sampai malam
hari hari pada usia 3 bulan.sebaiknya ibu menyediakan selimut
dan ruangan yang hangat,serta memastikan bayi tidak terlalu
panas atau terlalu dingin.jumlah waktu tidur bayi akan
berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini
dapat terlihat pada tabel berikut :
Table 2.2 perubahan pola tidur
Usia Lama tidur
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
5) Kebersihan kulit
Kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga.walaupun mandi
Dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap
hari,tetapi bagian-bagian seperti muka ,bokong,dan tali pusat
perlu dibersihkan secara teratur sebaiknya orang tua maupun
orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci
tangan terlebih dahulu.
6) Keamanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan
38
Bayi adalah dengan tetap menjaga nya jangan sekalipun
meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga
perlu dihindari untuk memberikan apapun kemulut bayi selain asi,
karena bayi bias tersedak dan jangan menggunakan alat
penghangat buatan ditempat tidur bayi
a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit
b. Terlalu hangat >38ºC atau terlalu dingin <36ºC
c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama ) biru,pucat atau
memar
d. Isapan saat menyusu lemah,rewel,sering muntah,dan
mengantuk berlebihan
e. Tali pusat merah,bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan
berdarah
f. Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh
meningkat,merah,bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan
pernapasan sulit
g. Tidak BAB dalam 3 hari
h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bias tenang
menangis terus menerus (Dewi,2010 ;h.27-30).
39
Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum pulang
a. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
minggu pertamma secara bermakna mengurangi insiden infeksi
pada Neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat
ialah :
1) Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
2) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat
tali pusat
3) Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan
kapas bersih
4) Bungkus dengan longgar/tidak perlu rapat dengan kasa bersih
atau steril popok atau celana bayi harus diikat dibawah tali
pusat,tidak menutupi tali pusat untuk menghindari dengan
feses dan urin
5) Hindari penggunaaan kancing,koin atau ang logam untuk
membuat tekan tali p[usat (Prawirohadjo,2014 ;h.370).
b. Pemberian ASI ekslusif sampai 6 bulan
c. Jaga kehangatan bayi
Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin,kontak antara ibu
dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan
serta mempertahankan panas tubuh bayi kehangatan tubuh ibu
merupakan sumber panas efektif.hal ini terjadi bila ada kontak
40
langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi.prinsip ini dikenal
dengan skin to skin kontak atau metode kangguru. Perawatan
dengan kangguru merupakan cara efektif untuk memenuhi
kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan,
keselamatan, kasih saying, asi, perlindungan dari infeksi dan
stimulasi.
d. Tanda –tanda bahaya
Jika muncul tanda-tanda bahaya,ajarkan ibu untuk :
1) Ibu pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu yang sesuai
kebutuhan sampai bayi memperoleh perwatan medis lanjutan.
2) Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan
tindakan segera
e. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunisasi aktif buatan
untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara
memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau
secara oral.
f. Perawatan harian/rutin
g. Pencegahan infeksi dan kecelakaan
h. Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi
telanjang selama 30 menit,15 menit dalam posisi telentang dan
sisanya dalam posisi tengkurap (Dewi,2010 ;h.30-31).
41
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen
kebidanan adalah suatu motede berfikir dan bertindak secara sistematis
dan logis dalam memberi asuhan kebidanan,agar menguntungkan
kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorgansasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah,temuan-temuan ,ketrampilan,dalam rangkaian
tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus terhadap klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari konsep yang dikembangkan oleh
Helen Varney dalam buku Varney ‘s Midwivery, edisi ke tiga tahun
1997,mengggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang
terdiri dari tuju langkah yang berturut secara sistematis dan klinik
(Soepardan,2007 h.96).
Varney menjelaskan bahwa proes manajemen merupakan
pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada
tahun 1970-an, proses ini memperkenalkan sebuah metode
pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis
dan menguntungkan
Baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.proses manajemen
kebidanan ini terdiri dari tuju langkah yang berurutan ,dan setiap
42
langkah di sempurnakan secara berkala. Proses di mulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketuju langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan
dalam situasi apapun.akan tetapi setiap langkah dapat di uraikan lagi
menjadi langkah-langkah yang lebih detail dan ini bias berubah sesuai
dengan kebutuhan klien (saminem,2010 ;h.39).
2. Langkah dalam manajemen Kebidanan menurut Varney
Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney terdiri dari 7
langkah,yaitu :
a. Tahap pengumpulan data dasar (langkah 1)
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1) Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata,riwayat
menstuarsi,riwayat kesehatan,riwayat kehamilan,persalinan dan
nifas,bio-psiko-sosio-spiritual,serta pengetahuan klien.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital,meliputi :
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskutrasi, dan
perkusi).
b) Pemeriksaan penunjang (labotarium dan catatan terbaru serta
cacatan sebelumnya) (Soepardan,2007 ;h.97-98).
43
Pengumpulan data dasar merupakan langkah pertama
dikumpulakan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :
Anamnesis : anamnesa dilakukan untuk mendapatkan biodata,
riwayatmenstuarsi, riwayatkesehatan kehamilan, persalinan dan
nifas, bio-psiko-soiso-spiritual, serta pengetahuan klien
(Soepardan,2007 ;h.97).
a) Identitas
(1) Nama
Nama jelas atau lengkap.bila perlu ditanyakan nama
panggilan sehari-hari. Bagi pasien anak, ditanyakan nama
orang tua atau wali (Estiwidani et all,2008 ;h.140).
(2) Umur
Umur dicatat dalam hitungan tahun.untuk balita
ditanyakan umur dalam hitungan tahun dan bulan
(Estiwidani et all,2008 ;h.140).
Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai
alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 42
minggu,dengan berat badan 2500-4000 gram,nilai Apgar
> 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti,2010 ;
h.2).
44
(3) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Ambarwati dan Wulandari,2010;h.132).
b) Identitas ibu
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan(Ambarwati dan Wulandari,2010;h.131).
(2) Umur
Dicacat dalam tahun mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang.mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan
umur lebih dari 35 tahun retan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa nifas (Estiwisdani,2008;h.141).
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
(Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.132).
(4) Suku /bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari(Ambarwati dan Wulandari,2010;h. 132).
45
(5) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
(6) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut (Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.131).
(7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Ambarwati dan Wulandari,2010;h.132).
c) Riwayat prenatal
Anak keberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi BBL
adalah kehamilan yang tidak disertai komplikasi seperti
diabetes militus (DM), hepatitis, jantung, asma, hipertensi
(HT), TBC, frekuensi antenatal care (ANC), di mana keluhan
–keluahan selama hamil,HPHT dan kebiasaan-kebiasaan ibu
selama hamil (Sondakh,2013 ;h.162).
d) Riwayat Natal
Berapa usia kehamilan, jam berapa waktu persalinan ,lama
kala I, lama kala II, BB bayi, PB bayi, denyut nadi, respirasi,
suhu, bagaimana ketuban, ditolong oleh siapa, komplikasi
46
persalinan dan berapa nilai APGAR untuk BBL
(Sondakh,2013 ;h.162).
Tabel 2.3 Lama persalinan pada primigravida dan multigravida.
Kala persalinan Primigravida Multigravida
I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa
memasukankala IV
yang bersifat
observasi)
10-12 jam 8-10 jam
(Manuaba et all,2010 ;h.175)
.
e) Pemeriksaan umum
(1) Warna kulit
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian
sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara
umum.Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis
bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat
menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan
data awal bahwa dalam kondisi baik (Sulistyawati dan
Nugraheny,2010 ;h.118).
(2) Tonus otot / tingkat kesadaraan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya latergi,
yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat
bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya layuh
seperti tonus otot lemah, mudah terangsang, mengantuk,
aktivitas berkurang dan tidak sadar ( tidur yang
47
dalam,merespon terhadap rangsangan) (Uliyah dan
Hidayat,2011 ;h.146-147).
(3) Pernafasan
Periksa laju napas dengan melihat tarikan napas pada
dada dan gunakan petunjuk waktu. Status pernafasan
yang baik adalah napas dengan laju normal 40-60 kali
permenit, tidak ada wheezing,dan ronki (Dewi,2010 ;
h.24).
(4) Denyut jantung
Periksa laju jantung dengan menggunakan steteskop dan
petunjuk waktu. Denyut jantung normal 100-120x/menit
dan tidak terdengar bunyi murmur (dewi,2010;h.24).
(5) Suhu aksiler
Periksa suhu dengan menggunakan thermometer aksila.
Suhu normal adalah 36,5-37,20
C(Dewi,2010;h. 24).
(6) Berat badan
Berat badan bayi lahir normal 2.500-4000 gram (Dewi
,2013 ;h.2).
(7) Eliminasi
Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua
tahun pertama kehidupan.Biasanya terdapat urine dalam
jumlah yang kecil pada kandung bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-
48
24 jam.berkemih sering terjadi setelah periode ini dengan
frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat
Dalam 3 hari pertama feses bayi masih bercampur dengan
meconium dan frekuensi defekasi sebanyak 1 kali dalam
sehari (Dewi,2010 ;h.28).
(8) Pemeriksaan Tali Pusat
Normalnya tali pusat putih kebiruan pada hari ke-1 dan
mulai megering atau mengecil, kemudian lepas pada hari
ke-7 hingga ke-10 (Uliyah dan Hidayat, 2008 ; h. 148).
f) Pemeriksaan fisik
(1) Kepala
Lakukan pemeriksaan terhadap adanya trauma kelahiran
misalnya; chaput suksedaneum, sefalhematoma,
perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak;
perhatikan adanya kelainan kongenital seperti;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
(Rukiyah dan Yulianti,2012;h.54).
(2) Mata
Untuk menilai ada/tidaknya kemerahan atau
pembengkakan, nanah yang keluar dari mata dan
perdarahan Subkonjungtiva (Uliyah dan Hidayat,2011
;h.149).
49
(3) Telinga
Memberikan gambaran letak telinga dengan mata dan
kepala serta diperiksa adanya kelainan lainnya
(Dewi,2010 ;h.25).
(4) Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung,bayi harus bernafas dengan
hidung , jika melalui mulut harus diperhatikan ada
obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral,
periksa adanya secret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah, hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
periksa adanya pernapasan cuping hidung,jika
mengembang menunjukan adanya gangguan pernapasan(
Rukiyah dan Yulianti,2012 ;h.55-56).
(5) Mulut
Bibir harus berbentuk dan simetris ketidaksimetrisan
bibir menunjukan adanya palasi wajah. Periksa adanya bi
bir sumbing, adanya gigi atau ranula,periksa keutuhan
langit-langit, perhatikan adanya bercak putih pada gusi
atau palatum,lidah apakah membesar atau sering
bergerak (Rukiyah dan Yulianti,2012;h. 56).
(6) Leher
Pemeriksaan leher, biasanya leher bayi pendek fdan
harus diperiksa kesimetrisanya. pergerakan harus baik.
50
Jika terdapat kertbatasan pergerakan kemungkinan ada
kelainan tulang leher. Lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan periksa adanya
pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis(Rukiyah
dan Yulianti,2012;h.57).
(7) Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keuntuhannya
terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong
atau distosia bahu,. periksa kemungkinan adanya fraktur
(Rukiyah dan Yulianti,2012;h. 57).
(8) Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan kebawah, kedua lengan harus
bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur , periksa
jumlah jari perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
(Rukiyah dan Yulianti,2012;h.57).
(9) Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila
tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumo-
toraks, paralisis diafragma atau hernia diafragmatika.
Pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen
51
bergerak secara bersamaan (Rukiyah dan
Yulianti,2012;h.58).
(10)Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas, kaji
adanya pembengkakan jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika (Rukiyah
dan Yulianti,2012;h. 58).
(11)Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm periksa posisi lubang uretra. Pada bayi perempuan
cukup bulan labia mayora menutupi labia minora,lubang
ureta terpisah dengan lubang vagina (Rukiyah dan
Yulianti;h. 59).
(12)Tungkai dan kaki
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. periksa panjang
kedua kaki dan meluruskan keduanya dan bandingkan ,
kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. periksa
adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki (Rukiyah
dan Yulianti;h.59).
52
(13)Anus
Periksa adanya kelaianan atresia ani, kaji posisinya,
meconium secara umum keluar pada 24 jam pertama,
jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya
meconium plug syndrome, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan(Rukiyah dan Yulianti; h.59).
(14)Punggung
Periksa spinal dengan cara menelungkupan bayi, cari
tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida,
pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang
dapat menunjukan adanya abnormalitas medulla spinalis
atau kolumna vertebra (Rukiyah dan Yulianti,2010
;h.60)
g) Refleks
Refleks kedipan (glbelar reflex) (Dewi,2010 ;h.25). tanda
Babinski,refleks merangkak,Refleks menari/melangkah
,Refleks Ektruksi, Galant’s refeleks .refleks moro’s, Refleks
rooting, Refleks kaget (starle), Refleks menghisap,tonick
neck refleks (Uliyah dan Hidayat,2008 ; h.151-153).
h) Antropometri
Pemeriksaan Antropometri meliputi pengukuran berat badan
(BB) 2.500-4.000 gram ,panjang badan (PB) 48-52
53
cm,lingkar kepala (LK) 33-35 cm,lingkar dada (LD) 30-38
cm,Lingkar Lengan 11-12 cm (Dewi,2010 ;h.2).
2.4 Pemeriksaan APGAR SCORE
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearance
(warna kulit)
Pucat Badan merah,ekstremitas
biru
Seluruh tubuh
kemerahan –
merahan
Pulse (frekuensi
nadi)
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimace (reaksi
rangsang)
Tidak ada Sedikit gerakan mimic
(grimace)
Batuk/bersin
Activity
(tonus otot)
Tidak ada Ekstremitas dalam sedikit
fleksi
Gerakan aktif
Respiration
(pernapasan )
Tidak ada Lemah /tidak teratur Baik/menagis
(Sondakh, 2013 ;H.158).
b. Interprestasi data dasar (Langkah II)
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik.baik rumusan diagnosis maupun masalh ,keduanya harus
ditangani meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai
diagnosis,tetapi tetap membutuhkan penanganan
(Soepardan,2007;h.99).
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnos kebidanan (Soepardan,2007;h. 99).
54
2) Masalah
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami
wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian.masalah juga sering menyertai diagnosis
(Soepardan,2007 ;h.99).
c. Identifikasi diagnosis/masalah potensial dan antisipasi
Penanganannya (langkah III)
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis / masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
Waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis /masalah potensial
ini menjadi kenyataan (Soepardan,2007 ;h.99-100).
d. Menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi segera dengan
tenaga kesehatan lain (Langkah IV)
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penangan segera bersama anggota tim kesehatan
lain sesuai dengan kondisi klien. langkah ini mencerminkan
kesinambungan proses manajement kebidanan (Soepardan,2007
;h.100).
55
e. Menyusun rencana asuhan menyeluruh (Langkah V)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah –langkah sebelumnya.Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis
yang telah diindentifaksi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi
(Soepardan,2007 ;h.101).
Asuhan pada bayi baru lahir segera setelah lahir meliputi :
1) Jaga kehangatan
2) Bersihkan jalan napas (bila perlu)
3) Keringkan dan tetap jaga kehangatan
4) Potong dan ikat tali pusat tanpa membu buhi apapun,kira-kira 2
menit setelah lahir.
5) Lakukan insiasi menyusu Dini dan kontak kulit bayi dengan
kulit ibu.
6) Berikan salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata.
7) Beri suntikan Vitamin K1 1 mg intramuskuler ,dipaha kiri
anterolateral setelah inisiasi menyusu Dini
8) Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ML Intramuskuler,dipaha kanan
anteroleral,diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1(JNPK –KR,2008 ;H.122).
56
f. Pelaksanaaan langsung asuhan efisien dan aman (langkah VI)
Pada langkah keenam,rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan
degan efisen dan aman.pelaksanaan ini bias dilakukan seluruhnmya
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya (Soepardan,2007 ;h.102).
g. Evaluasi (langkah VII)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
diberikan pada langkah terakhir,dilakukan evaluasi keefektipan
asuhan yang sudah diberikan(Soepardan,2007 ;h.102).
C. Teori Landasan Hukum Kewenangan Bidan
1. Peraturan-peraturan ,kompetensi bidan dan standar pelayanan
kebidanan yang berkaitan dengan kasus yang diambil
a. Peraturan –peraturan
Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1996
Pasal 1
1) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk
57
jenjang tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
2) Tenaga keperarwatan meliputi perawat dan bidan (Karwati et
all,2011 ;h.72).
b. Kompetensi Bidan
Berdasarkan Permenkes 572 tahun 1996 tentang registrasi dan
praktik bidan,kompetensi yang ada di dalam kurikulum D III
kebidanan (1996),serta memperhatikan draft ke IV kompetensi inti
bidan yang disusun oleh ICM February 1999,maka kompetensi inti
bidan dapat diuraikan sebagai berikut(Estiwidani et all,2008;h. 77)
1) Kompetensi 6 :
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi ,komprehensif
pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan .
a) Pengetahuan dasar
(1) Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar
uterus
(2) Kebutuhan dasar bayi lahir : kebersihan jalan
nafas,perawatan tali pusat,kehangatan ,nutrisi,bounding
attachment
(3) Indicator pengkajian bayi baru lahir,misalnya nilai
APGAR
(4) Penampilan dan perilaku bayi baru lahir
58
(5) Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir
sampai 1 bulan
(6) Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal
seperti : caput ,molding,Mongolian spot, hemangioma
(7) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir
normal seperti ;hypoglikemi,hypotermi,dehidrasi,diare
dan infeksi,icterus
(8) Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi
baru lahir sampai 1 bulan
(9) Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi
(10)Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature
(11)Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir seperti trauma
intra-cranial,fraktur clavikula,kematian,mendadak,dan
hematoma.
b) Pengetahuan Tambahan
Sunat dan tindik pada bayi perempuan.
c) Keterampilan dasar
(1) Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran
pernafasan dan merawat tali pusat
(2) Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang
berlebihan
(3) Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR
(4) Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas
59
(5) Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bayi
baru lahir dan screening untuk menentukan adanya
tanda kelaianan –kelainan pada bayi baru lahir yang
tidak memungkinkan untuk hidup
(6) Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu
(7) Memberikan imunisasi pada bayi
(8) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda
bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta
pertolongan medic
(9) Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan
pada bayi baru lahir seperti : kesulitan bernafas/asfiksia,
hypotermi,hypoglikemi
(10) Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasalitas
kegawatdaruratan apabila dimungkinkan
(11) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi
yang dilakukan .
d) Keterampilan tambahan
(1) Melakukan penilaian masa gestasi
(2) Menganjarkan pada orang tua tentang pertumbuhan
danb perkembangan bayi yang normal dan asuhannya
(3) Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh
sumber daya yang tersedia di masyarakat
60
(4) Memberi dukungan pada orang tua selama masa
berduka cita yang sebagai akibat bayi dengan cacat
bawaan,keguguran dan kematian bayi
(5) Memberi dukungan pada orang tua selama bayinya
dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas
perawatan kegawatdaruratan
(6) Memberikan dukungan pada orang tua dengan kelahiran
ganda
(7) Melakukan tindik dan sunat pada bayi perempuan
(Estiwidani et all,2008 ;h.92-94).
c. Standar Pelayanan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
1) standar 13 : perawatan bayi baru lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia
sekunder,menemukan kelaianan,dan melakukan tindakan
Atau merujuk sesuai dengan kebutuhan.Bidan juga harus
mencegah atau menangani hipotermi.
2) Standar 14 : Penangan pada dua jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan,serta melakukan
tindakan yang diperlukan.Disamping itu, bidan memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya
61
kesehatan ibu,dan membantu ibu untuk memulai pemberian
ASI.
3) Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan pada masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga,minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan,untuk membantu proses pemulihan
ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang
benar,penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas,serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum,kebersihan perorangan
,makanan bergizi ,perawatan bayi baru lahir,pemberian ASI,
imunisasi dan KB (Karwati et all,2011 ;h.80).
4) Undang-undang wewenang bidan
Dalam menjalankan praktiknya bidan berwenang dalam
memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kebidanan,
pelayanan keluarga berencana,dan pelayanan kesehatan
masyarakat sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010.
Adapun pelayanan kebidanan yang diberikan meliputi pelayan
ibu dan anak, sesuai dengan studi kasus ini maka pelayanan
pada anak adalah sebagai berikut :
62
a. Pelayanan kebidanan pada anak
(1) Pemeriksaan bayi baru lahir
(2) Perawatan tali pusat
(3) Perawatan bayi
(4) Resusitasi pada bayi baru lahir
(5) Pemantauan tumbuh kembang anak
(6) Pemberian imunisasi
(7) Pemberian penyuluhan
Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang bewenang pada
wilayah tersebut,bidan dapat memberikan pelayanan
pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai
kemampuannya (Aticeh et all,2014 :h.71-72).
63
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN
TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR
DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Oleh : Amalia Febriyani
Tanggal : 10 Juni 2016
Pukul : 07.00 WIB
Biodata Bayi
Nama : By.Ny.A
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal/jam lahir : 10-06-2016 pukul 07:00 WIB
Biodata orang tua
Nama : Ny A :Tn.A
Umur : 21 Tahun :22 Tahun
Agama : Islam :Islam
Pendidikan : SMA :SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta :Wiraswasta
Suku /bangsa : Jawa : jawa
Alamat : Jl.Darussalam Gg. Putra, Bandar Lampung
64
A. Pengkajian
1. Data subjektif
a. Riwayat prenatal
G1P0A0 Usia kehamilan 38 minggu 3 hari
Riwayat ANC : 5 kali kunjungan di bidan
Imunisasi TT : Ya 2x
Keluhan selama hamil : TM I mual-mual
: TM II Tidak ada
: TM III Sering kencing
Penyakit sebelum hamil
1) DM : Tidak Ada
2) Hepatitis : Tidak Ada
3) TBC : Tidak Ada
4) HIV/AIDS : Tidak Ada
Penyakit selama hamil
1) DM : Tidak Ada
2) Hepatitis : Tidak Ada
3) TBC : Tidak Ada
4) HIV/AIDS : Tidak Ada
5) Kebiasaan
Minum obat/jamu : Tidak pernah
Merokok : Tidak pernah
65
6) Kompliksi ibu
a) Hipertensi : Tidak Ada
b) Perdarahan : Tidak Ada
c) Pre eklamsi : Tidak Ada
d) Eklamsi : Tidak Ada
e) Infeksi : Tidak Ada
b. Riwayat intranatal
1) Ibu
Lahir tanggal : 10 juni 2016 pukul 07.00 WIB
Usia kehamilan : 38 Minggu 3 hari
Tempat Lahiran : di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST
Jenis persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Jenis kelamin : Perempuan
Cacat bawaan : Tidak Ada
Lama persalinan
Kala 1 : 7 jam 0 menit
Kala 2 : 1 jam
Kala 3 : 10 menit
Kala 4 : 2 jam 0 menit
Lamanya : 10 jam 10 menit
66
2) Bayi
keadaan umum : Baik
keadaan air ketuban : Jernih
waktu pecah ketuban : 06.00 WIB
Lilitan tali pusat : Tidak Ada
Plasenta : Lahir lengkap
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Warna kulit : kemerahan
2) Tonus otot : Aktif
3) Pernafasan : Menangis Spontan
4) Denyut jantung : 125 x/mnt
5) Suhu Aksila : 36,50
C
6) Gerakan : Aktif
7) Ekstremitas : Lengkap
8) Tali pusat : Tidak Ada perdarahan
9) Eliminasi :
a) Miksi : Ada
b) Mekonium : Ada
67
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Simetris : Simetris
b) Caput succedaneum : Tidak Ada
c) Cephal Haematoma : Tidak Ada
2) Mata
a) Konjungtiva : Merah muda
b) Sklera : Putih
c) Kelopak Mata : Tidak ada Pembengkakan
3) Telinga
a) Simetris : Simetris
b) Lubang : Ada
4) Hidung
a) Simetris : simetris
b) Secret : Tidak Ada
c) Pernafasan cuping hidung : Tidak Ada
5) Mulut
a) Simetris : simetris
b) Labioskizis : Tidak Ada
c) Labiopalatoskizis : Tidak Ada
6) Leher
a) Simetris
b) Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak Ada
68
c) Pembesaran kelenjar jugularis : Tidak Ada
7) Klavikula dan lengan tangan
a) Gerakan : Aktif
b) Jumlah jari : Lengkap (10)
8) Dada
a) Simetris : Simetris
b) Tarikan stenum : Tidak Ada
c) Puting susu : Ada
9) Abdomen
a) Tali pusat : Tidak ada perdarahan
b) Kelainan : Tidak Ada
10) Genetalia
Perempuan
a) Labia mayora : Ada
b) Labia minora : Ada
c) Lubang uretra : Ada
11) Tungkai dan kaki
a) Simetris : Iya
b) Jumlah jari : Lengkap (10)
12) Anus : Ada
13) Punggung
Kelainan : Tidak Ada
69
c. Pemeriksaan Antropometri
1) BB : 2800 gram
2) PB : 50 cm
3) LK : 35 cm
4) LD : 36 cm
Menit Tanda 0 1 2 Jumlah
Ke 1 Warna kulit
Frekuensi
jantung
Refleks
Tonus otot
Usaha
bernafas
( ) Biru pucat
( ) Tidak ada
( ) Tidak bereaksi
( ) Lumpuh
( ) Tidak ada
( ) Tubuh kemerahan,
tangan dan kaki
biru
( ) < 100
( ) Sedikit gerakan
( ) Ekstremitas sedikit
fleksi
( ) Lambat tidak teratur
( √) Seluruh tubuh
kemerahan
(√) > 100
(√ ) Reaksi
melawan,
menangis
(√) Gerakan aktif
(√) Menangis kuat
10
Ke 5 Warna kulit
Frekuaensi
jantung
Refleks
Tonus otot
Usaha
bernafas
( ) Biru pucat
( ) Tidak ada
( ) Tidak bereaksi
( ) Lumpuh
( ) Tidak ada
( ) Tubuh kemerahan,
tangan dan kaki
biru
( ) < 100
( ) Sedikit gerakan
( ) Ekstremitas sedikit
fleksi
( ) Lambat tidak teratur
(√ ) Seluruh tubuh
kemerahan
(√ ) > 100
(√ ) Reaksi
melawan
,menangis
(√) Gerakan aktif
(√) Menangis kuat
10
Ke 10 Warna kulit
Frekuaensi
jantung
Refleks
Tonus otot
Usaha
bernafas
( ) Biru pucat
( ) Tidak ada
( ) Tidak bereaksi
( ) Lumpuh
( ) Tidak ada
( ) Tubuh kemerahan,
tangan dan kaki
biru
( ) < 100
( ) Sedikit gerakan
( ) Ekstremitas sedikit
fleksi
( ) Lambat tidak teratur
(√ ) Seluruh tubuh
kemerahan
(√ ) > 100
(√ ) Reaksi
melawan
,menangis
(√) Gerakan aktif
(√) Menangis kuat
10
70
TABEL 3.1 MATRIKS
Tgl/jam Pengkajian Interprestasi data
(diagnose,masalah
,dan kebutuhan)
Dx
potensial/ma
salah
potensial
Antisipasi
tindakan
segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
Jumat 10
juni 2010
,pukul 07
:00 WIB
Ds :
1. Ibu mengatakan
baru melahirkan
anak
pertamanya
pada tgl 10 juni
2010,jam 07 :00
WIB
Do: warna kulit
kemerahan
,tonus otot kuat,
dan bayi
menangis
Masalah : ibu
tidak mengerti
tentang
perawatan tali
pusat yang baik
dan benar
Kebutuhan :
Asuhan bayi
baru lahir
dengan
kebutuhan
perawatan tali
Dx :
Bayi Ny A segera
setelah lahir cukup
bulan sesuai usia
kehamilan
Ds :
Ibu mengatakan
baru melahirkan
anak pertamanya
pada tgl 10 juni
2016 ,pukul 07 : 00
WIB.
Tidak ada Tidak ada 1. Lakukan
penilaian sekilas
pada bayi
2. Keringkan bayi
3. Lakukan jepit
potong tali pusat
1. Melakukan penilaian sekilas pada
bayi seperti tonus otot,warna
kulit, pernafasan
2. Mengeringkan tubuh bayi dengan
menggunakan kain yang bersih di
mulai dari muka kepala , bagian
tubuh lainnya dan mengganti
handuk basah dengan kain bersih
dan kering
3. Melakukan jepit potong tali
pusat:
a. Menjepit tali pusat dengan
klem 3 cm dari pusat,lalu
mengurut tali pusat kearah ibu
dengan memasang klem ke -2
cm dengan jarak 2 cm dari
klem pertama.
b. Memegang tali pusat diantara
2 klem dengan menggunakan
tangan kiri (jari tengah
melindungi tubuh) lalu
memotong tali pusat diantara
2 klem
1. Penilaian sekilas baik,gerakan
aktif,warna kulit
kemerahan,dan menangis kuat
2. Tubuh bayi telah dikeringkan
3. Pemotongan tali pusat sudah
di lakukan
71
pusat 4. Lakukan
pengikatan tali
pusat
5. Lakukan IMD
6. Beri salep mata
tertracycline pada
bayi
4. Melakukan pengikatan tali
pusat pada bayi dengan jarak
±1 cm dari umbilicus dengan
simpul mati lalu mengikat
balik tali pusat dengan simpul
mati. Untuk kedua kalinya
bungkus dengan kassa steril
lepaskan kutan klem pada tali
pusat lalu memasukan
kedalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5%
5. Melakukan IMD dalam keadaan
ibu dan tidak memakai baju
tengkurap bayi didada atau perut
ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu
dan bayi kemudian selimuti
keduanya agar tidak kedinginan
,anjurkan ibu untuk memberi
sentuhan kepada bayi
merangsang bayi mendekati
putting susu lalu biarkan bayi
bergerak sendiri mencari putting
susu ibu nya biarkan kulit bayi
bersentuhan langsung dengan
kulit ibu minimal 1 jam walaupun
proses menyusui hingga 1 jam,
biarkan bayi berda didada ibu
sampai proses menyusu pertama
selesai.
6. Memberikan salep mata pada
bayi tetracylin dari mata
mendekati hidung menuju
kebagian luar dengan dosis 1 %
4. Tali pusat bayi sudah
terikat.
5. IMD telah di lakukan
6. Salep mata telah diberikan
72
7. Berikan vit K
untuk mencegah
perdarahan pada
bayi baru lahir
8. Lakukan
pemeriksaan
antropometri
9. Lakukan
pemeriksaan fisik
secara head to toe
dan refleks.
diberikan untuk mencegah infeksi
pada mata bayi, Menyentuh jalan
lahir yang banyak terdapat
bakteri.
7. Memberikan suntik vit K pada
bayi, vik K di masukan kedalam
spuit sekali pakai steril dengan
dosis 1 mg (0,5 ml) kemudian
disuntikan secara intramuscular
dipaha kiri untuk mencegah
terjadinya perdarahan intracranial
pada
bayi baru lahir
8. Melakukan pemeriksaan
antropometri seperti BB :
2800 gram
PB : 50 cm
LK :35 cm
LD : 36 cm
LILA :11,5 cm
9. Melakukan pemeriksaan fisik
head to toe dengan hasil : kepala
simetris, caput succedaneum
tidak ada, cepal haematoma tidak
ada, muka bersih, mata simetris
,sclera putih, konjungtiva merah
muda, leher tidak ada kelainan,
tanda lahir tidak ada, dada
simetris, nafas 47 x/mnt abdomen
tali pusat tidak ada perdarahan,
dan masih segar, genetalia
ekterna terdapat lubang uretra ,
anus berlubang ,terdapat
7. Vitamin K sudah diberikan
pada bayi.
8. Pemeriksaan antropometri
sudah dilakukan
9. Pemeriksaan fisik telah
dilakukan
73
10. Berikan imunisasi
HB0
11. Lakukan rawat
gabung
mekonium, tungkai ekstremitas
jari tangan dan kaki simetris dan
lengkap
10. Memberikan imunisasi hb 0 pada
bayi 0,5 ml setelah 2 jam lahir di
sebelah kanan paha bayi
11. Melakukan rawat gabung seperti
: meletakan bayi dalam box bayi
disamping tempat tidur ibu,
mengawasi kedaan umum bayi,
catat dalam status. Bayi boleh
menyusu setiap kali, bayi tidak
boleh di berikan susu botol,
memantau ibu menyusui bayi.
10. Imunisasi hb 0 telah
diberikan
11. Ibu telah melakukan rawat
gabung
Selasa 12
juni 2016
pkl 07.00
WIB
Ds :
Ibu mengatakan
tali pusat nya
sudah kering
Do :
K/U : baik
N : 130 x/mnt
T : 36,5
Tali pusat
sudah kering
Dx :
Ds :
By. Ny.A usia 5
hari dengan
kebutuhan
perawatan tali
pusat
Ibu mengatakan
tali pusat nya
sudah kering
Do :
K/U : baik
N : 130 x/mnt
T : 36,50
C
Tali pusat sudah
kering
Tidak da Tidak ada 1. Beritahu ibu
kondisi bayinya
saat ini
2. Evaluasi tentang
keadaaan tali
pusat
3. Menganjurkan
ibu untuk
memandikan
bayinya secara
mandiri
4. Mengajarkan ibu
teknik menyusui
1. Memberitahu ibu keadaan
bayinya saat ini.
N : 137 x/mnt
T : 36.60
C
RR : 46 x/mnt
2. Mengevaluasi tentang tali pusat
bayinya dalam keadaan kering
dan terlihat hitam
3. Menganjurkan ibu untuk
memandikan bayinya setiap pagi
dan sore secara mandiri
4. Menganjurkan ibu teknik
menyusui yang benar . dengan
1. Ibu mengetahui kondisi
bayinya saat ini
2. Tali pusat bayi terlihat sudah
mengering dan berwarna
kehitaman
3. Ibu mau dan akan melakukan
memandikan bayinya secara
mandiri
4. Ibu mengerti teknik
menyusui yang benar dan
74
yang benar
5. Menganjurkan
ibu untuk
menjemur
bayinya di pagi
hari
jika posisi ibu dalam
keadaanduduk, jangan
menggantung kaki dan posisi
duduk ibu dalam keadaan rileks,
dan posisi bayi perut ibu bertemu
dengan perut bayi, seluruh areola
masuk kemulut bayi
5. Menganjurkan ibu untuk
menjemur bayi setiap pagi di
bawah jam 09.00 WIB dan
telanjangi bayi
akan melakukannya
5. Ibu tau kapan saja waktu
menjemur dan mau
melaksanakannya
Hari ke-6
Rabu 15
juni
2016,pkl
07.00
WIB
Ds :
Ibu mengatakan
bayinya dalam
keadaan baik
dan sehat.
Do :
N :135 x/mnt
R :42 x/mnt
S : 37,00
C
Tali pusat bayi
sudah puput
Dx :
By. Ny.A cukup
bulan sesuai masa
kehamilan 6 hari
masalah : tidak
ada
kebutuhan : tidak
ada
Ds :
Ibu mengatakan
bayinya dalam
kedaan baik dan
sehat.
Do :
N : 135 X/mnt
R : 42 x/mnt
S : 37.0
C
Tali pusat sudah
puput.
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu
kondisi bayinya
saat ini
2. Evaluasi tentang
keadaan tali pusat
3. Beritahu ibu
untuk menyusui
secara on demand
4. Evaluasi ibu
tentang teknik
menyusui yang
benar
1. Memberitahu ibu tentang kondisi
bayi saat ini
K/U : baik
N : 128 x/mnt
RR : 43 x/mnt
T : 36,80
C
2. Mengevaluasi tentang keadaan
tali pusaat bayi, tali pusat sudah
puput
3. Memberitahu ibu untuk menyusui
secara ondemand dengan 2 jam
sekali di payudara kanan dan kiri
ibu secara bergantian dan apabila
payudara ibu terasa penuh susui
saja.
4. Mengevaluasi tentang teknik
menyusui yang sudah di ajarkan
kemarin dan ibu telah melakukan
secara perlahan
1. Ibu mengetahui keadaan
kondisi bayi nya saat ini
2. Tali pusat bayi sudah puput
3. Ibu telah menyusui bayinya
setiap 2 jam dan apabila
terasa penuh
4. Ibu telah telah melakukan
teknik menyusui dengan
benar
75
5. Anjurkan kepada
ibu untuk ke
tenaga kesehatan
untuk
mendapatkan
imunisasi
5. Menganjurkan ibu untuk
mengimunisasikan bayinya sesuai
jadwal imunisasi agar bayinya
mendapat imunisasi dasar
lengkap tepat waktu sesuai
jadwal yang telah ditentukan
5. Ibu bersedia untuk ke tenaga
kesehatan mendapatkan
imunisasi selanjutnya
76
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Data
Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang
kedaan pasien pada By.Ny. A Dengan Asuhan Kebidanan Bayi baru lahir
dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri S.ST Bandar Lampung
tahun 2016, dan didapatkan hasil yaitu sebagai berikut :
1. Identitas bayi
a. Nama
1) Tinjauan Teori
Nama jelas atau lengkap.Bila perlu ditanyakan nama panggilan
sehari-hari. Bagi pasien anak,ditanyakan nama orang tua atau wali
(Estiwidani et all, 2008 ;h.140).
2) Tinjauan Kasus
Pada kasus ini,bayi diberikan nama By.Ny A, Karena bayi segera
setelah lahir dan belum diberi nama panggilan oleh orang tua.
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus,
karena bidan melakukan pengkajian nama pasien secara jelas dan
lengkap. Dalam hal ini nama pasien penulis diberi inisial By.Ny A
untuk menjaga privasi pasien dengan adanaya nama jelas dan
lengkap bidan tidak mengalami kekeliruan dalam memberikan
penanganan
2. Umur
77
a. Tinjauan Teori
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan
(Rukiyah dan Yulianti, 2012;h. 2).
b. Tinjauan kasus
Pada kasus ini By Ny A Lahir Usia kehamilan 38 minggu 3 hari
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir dalam keadaan
fisiologi dengan masa gestasi 38 minggu 3 hari, dimana sesuai dengan
tinjauan teori bayi baru lahir normal masa gestasi nya 37 sampai dengan
42 minggu.
Data subjektif
1) Identitas ibu
a) Nama
(1) Tinjauan Teori
Nama jelas lengkap ,bila perlu nama panggilan sehari-hari
agar tidak keliru dalam memberikan penanganan
(Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.131).
(2) Tinjauan kasus
78
Pada kasus ini nama ibu adalah Ny. A Sebagai wali/orang
tua By.Ny .A
(3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan
kasus karena nama wali/orang tua pasien jelas sehingga
memudahkan dalam memberikan pelayanan dan
penanganan.
b) Umur
(1) Tinjauan Teori
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan
dalam masa nifas (Estiwidani,2008 ;h.141).
(2) Tinjauan kasus
Pada kasus ini,Ny. A berumur 21 tahun.
(3) Pembahasan
Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena usia Ny. A tidak termasuk resiko tinggi, dimana
dikatakan resiko tinggi bila umur ibu kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun,sehingga Ny.A melahirkan bayi
yang normal dan tidak ada komplikasi saat persalinan.
c) Agama
(1) Tinjaun Teori
79
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
( Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.132).
(2) Tinjauan Kasus
Pada kasus ini ,orang tua /wali pasien beragama islam
(3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan
kasus karena sudah jelas agama ibu pasien adalah agama
islam sehingga lebih mudah dalam memberikan bimbingan
dalam berdoa sesuai dengan teori.
d) Suku/bangsa
(1) Tinjauan Teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari(Ambarwati dan Wulandari,2010;h.132).
(2) Tinjauan kasus
Pada kasus ini ibu berkebangsaan Indonesia dan suku ibu
jawa.
(3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus
dimana adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari tidak
mengganngu kebiasaan ibu.
e) Pendidikan
(1) Tinjauan Teori
80
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikan(Ambarwati dan Wulandari,2010;h. 132).
(2) Tinjauan kasus
Pendidikan Ny A adalah SMA
(3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan
teori kareana tingkat pendidikan ibu adalah SMA, pada saat
memberikan konseling kepada klien dengan menggunakan
bahasa yang baik dan mudah dimengerti dan mampu
melaksanakan konseling yang telah di berikan.
f) Pekerjaan
(1) Tinjauan Teori
Gunanya untuk menegtahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut.(Ambarwati,2010;h.131).
(2) Tinjauan kasus
Pada kasus pekerjaan Ny .A adalah karyawan swasta
(3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan karena status pekerjaan Ny. A ibu dari
81
ayah adalah karyawan swasta yang merupakan pekerjaan
tetap, sehingga pada pola kebutuhan nutrisi tercukupi.
g) Alamat
(1) Tinjauan Teori
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Ambarwati dan Wulanari,2010 ; h. 132).
(2) Tinjauan kasus
Pada kasus ini, alamat Lengkap Ny .A berada di
Jl.Darussalam gg. satria, Bandar Lampung.
(3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan tinjauan
kasus,karena alamat Ny A lengkap sehingga mempermudah
dalam melakukan kunjungan rumah dalam memberikan
asuhan perawatan tali pusat.
h) Riwayat prenatal
(1) Tinjauan Teori
Anak beberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi
BBL dalah kehamilan yang tidak disertai komplikasi seperti
diabetesmilitus(DM),
Hepatitis,jantung,asma,hipertensi(HT), TBC, Frekuensi
antenatal care (ANC), di mana keluahan-keluhan selama
hamil,HPHT Dn kebiasaaan –kebiasaaan ibu selama hamil
(Sondakh.2013 ;h.162).
(2) Tinjauan kasus
82
Pada kasus ini, adalah anak yang pertama, Ny.A tidak
mempunyai penyakit menular dan menurun, Ny.A
melakukan kunjungan ANC sebanyak 5 kali, dan tidak ada
penyulit pada kehamilan dan saat persalinan bayi dalam
keadaan baik.
(3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus,
jumlah kunjungan yang dilakukan Ny.A lebih dari
kunjungan yang ditetapkan dan tidak ada kompliksi selama
hamil sehingga Ny.A. Tidak mengalami penyulit pada saat
kehamilan persalinan, dan bayi lahir dengan selamat dan
kondisi yang baik.
i) Riwayat Natal
(1) Tinjauan teori
beberapa usia kehamilan ,jam berapa waktu persalinan,
lama kala I, lama kala II, BB bayi, denyut nadi, respirasi,
suhu bagaimanakah ketuban, ditolong oleh siapa,
komplikasi persalinan dan beberapa nilai APGAR untuk
BBL (Sondakh ,2013 ;h.162).
Lama persalinan pada primigravida dan multigravida
Kala persalinan Primigravida multigravida
I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa
memasukan kala IV
yang bersifat
10-12 jam 8-10 jam
83
observasi)
(Manuaba et all,2010 ;h.175).
(2) Tinjauan kasus
Pada kasus ini,usia kehamilan Ny.A adalah 38 minggu 3
hari, lahir di BPS Hasmiati Bahri S.ST dengan jenis
persalinan spontan ditolong oleh bidan, bayi berjenis
kelamin Perempuan tidak ada cacat bawaan ,Lama
persalinan kala I-IV adalah 10 jam 10 menit,kedaaan
umum baik, keadaan air ketuban jernih, waktu pecah air
ketuban pukul 06.00WIB, tidak ada lilitan tali pusat dan
plasenta lahir lengkap.
(3) Pembahasan
Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan
teori dengan tinjauan kasus yaitu pada lamanya proses
persalinan dari kala I-IV, pada primigravida jumlah
lamanya proses persalinan dari kala I-IV adalah 10-12 jam
(tanpa kala IV observasi ) sedangkan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus ini proses persalinan
Ny. A adalah 10 jam 10 menit, Hal ini dikarenakan Ny.A
mendapatkan asuhan yang baik dan kondisi HIS yang baik
serta tindakan kooperatif ibu selama proses persalinan
berlangsung sehingga proses persalinan berlangsung lebih
cepat.
DATA OBJEKTIF
84
a. Pemeriksaan Umum
1. Warna kulit
a) Tinjauan teori
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian
sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum.
Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi,
jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat
menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan
data awal bahwa dalam kondisi baik (Sulistyawati dan
Nugraheny,2010 ;h.118).
b) Tinjauan kasus
Warna kulit bayi Ny.A saat lahir bewarna kemerahan.
c) Pembahasan
Dari kasus diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus bayi Ny.A, karena warna kulit bayi Ny.A saat
lahir bewarna kemerahan dan tidak menunjukan
perubahan warna kulit seperti sianosis yang dapat
berbahaya pada bayi.
2. Tonus otot
a. Tinjauan teori
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya latergi,
yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun
lagi dengan sedikit kesulitan,
85
ada tidaknya layuh seperti tonus otot lemah,mudah
terangsang,mengantuk ,aktivitas berkurang dan tidak sadar (
tidur yang dalam,merespon terhadap rangsangan) (Uliyah
dan Hidayat,2011 ;h.146-147).
b. Tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny .A memiliki tonus otot yang baik,segera
setelah lahir bayi langsung bergerak aktif.
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan,
karena tonus otot bayi Ny.A dalam keadaan baik dan tidak
terjadi masalah.
3. Pernafasan
a. Tinjauan teori
Periksa laju napas dengan melihat tarikan napas pada dada
dan gunakan petunjuk waktu. Status pernafasan yang baik
adalah napas dengan laju normal 40-60 kali permenit, tidak
ada wheezing,dan ronki (Dewi,2010 ; h.24).
b. Tinjauan kasus
By Ny.A dalam kedaan normal yaitu dengan pernafasan
menangis spontan.
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan anatara teori dengan tinjauan kasus
yang berkaitan dengan pernapasan bayi karena bayi dapat
86
menangis spontan segera setelah lahir, tidak menangis
melengking dan merintih sesuai dengan teori.
4. Denyut jantung
Periksa laju jantung dengan menggunakan steteskop dan
petunjuk waktu. Denyut jantung normal 100-120x/menit dan
tidak terdengar bunyi murmur(dewi,2010;h.24).
5. Suhu aksiler
Periksa suhu dengan menggunakan thermometer aksila. Suhu
normal adalah 36,5-37,20
C(Dewi,2010;h. 24).
6. Berat badan
Berat badan bayi lahir normal 2.500-4000 gram (Dewi ,2013
;h.2).
7. Eliminasi
a. Tinjauan teori
Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun
pertama kehidupan. Biasanya terdapat urine dalam jumlah
yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urine dapat tidak dikeluarkan selama 12-24
jam. dalam 3 hari pertama feses bayi masih bercampur
dengan mekonium dan frekuensi defekasi sebanyak 1 kali
dalam sehari (Dewi,2010 ;h.28).
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyani

More Related Content

What's hot

Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
KTIEVASENOSAFITRI
 
Kti ratna juwita
Kti ratna juwitaKti ratna juwita
Kti ratna juwita
ratnajuwita07
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
KTIDEWIPURNAM
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
Rio Six
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
MitraTajung
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
EndangSatuni
 
Kti marliga septika putri
Kti marliga septika putriKti marliga septika putri
Kti marliga septika putri
MARLIGASEPTIKAPUTRI
 
Kti setiawati
Kti setiawatiKti setiawati
Kti setiawati
KTISETIAWATI
 
Kti suci nala
Kti suci nalaKti suci nala
Kti suci nala
SuciNala
 
Kti ayu wandira
Kti ayu wandiraKti ayu wandira
Kti ayu wandira
KTIAYUWANDIRA
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti Ruli Desta
Kti Ruli DestaKti Ruli Desta
Kti Ruli Desta
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti bella citra andara
Kti bella citra andaraKti bella citra andara
Kti bella citra andara
BELLACITRAANDARA
 

What's hot (14)

Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 
Kti ratna juwita
Kti ratna juwitaKti ratna juwita
Kti ratna juwita
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
 
Kti marliga septika putri
Kti marliga septika putriKti marliga septika putri
Kti marliga septika putri
 
Kti setiawati
Kti setiawatiKti setiawati
Kti setiawati
 
Kti suci nala
Kti suci nalaKti suci nala
Kti suci nala
 
Kti ayu wandira
Kti ayu wandiraKti ayu wandira
Kti ayu wandira
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 
Kti Ruli Desta
Kti Ruli DestaKti Ruli Desta
Kti Ruli Desta
 
Kti tri wahyuni
Kti tri wahyuniKti tri wahyuni
Kti tri wahyuni
 
Kti bella citra andara
Kti bella citra andaraKti bella citra andara
Kti bella citra andara
 

Viewers also liked

How did you attract your audience
How did you attract your audienceHow did you attract your audience
How did you attract your audience
Sam Williams
 
element - Saudi Arabia Species research 2003
element - Saudi Arabia Species research 2003element - Saudi Arabia Species research 2003
element - Saudi Arabia Species research 2003
Tony Hemming
 
Экоуроки - 2016
Экоуроки - 2016Экоуроки - 2016
Экоуроки - 2016
chaplygin-r
 
Ensayo historia
Ensayo historiaEnsayo historia
Ensayo historia
orlanysnunes
 
Rosinah Lehutso CV
Rosinah Lehutso CVRosinah Lehutso CV
Rosinah Lehutso CV
Rose Lehutso
 
Mary Ann Esguerra CV -update Dec 2016
Mary Ann Esguerra CV -update Dec  2016Mary Ann Esguerra CV -update Dec  2016
Mary Ann Esguerra CV -update Dec 2016
Mary Ann Esguerra
 
Problema4.leccion3
Problema4.leccion3Problema4.leccion3
Problema4.leccion3
Hans Sáez
 
AluFoldDirect e-brochure
AluFoldDirect e-brochureAluFoldDirect e-brochure
AluFoldDirect e-brochure
Chris Stretten
 
Metodologia glosario
Metodologia glosarioMetodologia glosario
Metodologia glosario
orlanysnunes
 
Fallas en los Distintos Sistemas de Frenos
Fallas en los Distintos Sistemas de FrenosFallas en los Distintos Sistemas de Frenos
Fallas en los Distintos Sistemas de Frenos
Brian Leonardo PORRAS RAMOS
 
Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.
Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.
Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.
chaplygin-r
 

Viewers also liked (12)

How did you attract your audience
How did you attract your audienceHow did you attract your audience
How did you attract your audience
 
element - Saudi Arabia Species research 2003
element - Saudi Arabia Species research 2003element - Saudi Arabia Species research 2003
element - Saudi Arabia Species research 2003
 
Экоуроки - 2016
Экоуроки - 2016Экоуроки - 2016
Экоуроки - 2016
 
Ensayo historia
Ensayo historiaEnsayo historia
Ensayo historia
 
Rosinah Lehutso CV
Rosinah Lehutso CVRosinah Lehutso CV
Rosinah Lehutso CV
 
књажевац
књажевацкњажевац
књажевац
 
Mary Ann Esguerra CV -update Dec 2016
Mary Ann Esguerra CV -update Dec  2016Mary Ann Esguerra CV -update Dec  2016
Mary Ann Esguerra CV -update Dec 2016
 
Problema4.leccion3
Problema4.leccion3Problema4.leccion3
Problema4.leccion3
 
AluFoldDirect e-brochure
AluFoldDirect e-brochureAluFoldDirect e-brochure
AluFoldDirect e-brochure
 
Metodologia glosario
Metodologia glosarioMetodologia glosario
Metodologia glosario
 
Fallas en los Distintos Sistemas de Frenos
Fallas en los Distintos Sistemas de FrenosFallas en los Distintos Sistemas de Frenos
Fallas en los Distintos Sistemas de Frenos
 
Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.
Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.
Призёр регионального областного конкурса воспитатель года Медведева Е.В.
 

Similar to Kti amalia febriyani

Kti
KtiKti
Kti wayan seli novela
Kti wayan seli novelaKti wayan seli novela
Kti wayan seli novela
WAYANSELINOVELA
 
Kti iis
Kti iisKti iis
Kti ni made rika
Kti ni made rikaKti ni made rika
Kti ni made rika
Nimaderika
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
rukmainiaja
 
Kti mayasari
Kti mayasariKti mayasari
Kti mayasari
KTIMAYASARI
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
Karya Tulis Ilmiah
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
Karya Tulis Ilmiah
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
KTIGETAANGGAWA
 
Kti iif sarifah
Kti iif sarifahKti iif sarifah
Kti iif sarifah
IIFSARIFAH
 
Kti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandariKti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandari
ArindaRiskyWulandari
 
Kti dwi
Kti dwiKti dwi
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
KTIRENISAPITRIA
 
Kti habibah
Kti habibahKti habibah
Kti habibah
KTIHABIBAH
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
HESTIKIRANA
 
Kati siti munarsih
Kati siti munarsihKati siti munarsih
Kati siti munarsih
Sitimunarsih
 
Husnul
HusnulHusnul

Similar to Kti amalia febriyani (20)

Kti
KtiKti
Kti
 
Kti wayan seli novela
Kti wayan seli novelaKti wayan seli novela
Kti wayan seli novela
 
Kti iis
Kti iisKti iis
Kti iis
 
Kti ni made rika
Kti ni made rikaKti ni made rika
Kti ni made rika
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti mayasari
Kti mayasariKti mayasari
Kti mayasari
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
Ikke pdf
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 
Kti iif sarifah
Kti iif sarifahKti iif sarifah
Kti iif sarifah
 
Kti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandariKti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandari
 
Kti dwi
Kti dwiKti dwi
Kti dwi
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
 
Kti habibah
Kti habibahKti habibah
Kti habibah
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 
Kati siti munarsih
Kati siti munarsihKati siti munarsih
Kati siti munarsih
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 

Recently uploaded

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
ArulArya1
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 

Recently uploaded (20)

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 

Kti amalia febriyani

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: Amalia Febriyani 201308146 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: Amalia Febriyani 201308146 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 i
  • 3. Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan TIM Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Andestyana LEMBAR PERSETUJUAN Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan TIM Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III KebidananAdila Hari : Tanggal : Pembimbing Andestyana Septiyaningsih, S.ST.,M.Kes NIK :2015301062 ii 3 Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan
  • 4. Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Penguji I Penguji II LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Hari : Tanggal : 2016 Penguji I Penguji II Mengetahui Direktur , Dr. Wazni Adila,MPH NIK.2011041008 iii 4 Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
  • 5. 5 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Amalia Febriyani, Andestyana Septiyaningsih INTISARI Bayi baru lahir atau neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin. Indonesia di antara Negara ASEAN, merupakan Negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 Jiwa. dapat dijabarkan bahwa kematian bayi sebesar 40/10.000 menjadi sekitar 200.000 atau terjadi setiap 25-26 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 23-34%, Prematuritas BBLR 15-20%, Trauma persalinan 2-7 % , dan cacat bawaan 1-3 %. Tujuan umum karya tulis ilmiah diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan tujuan khususnya penulis mampu melaksanakan asuhan dari pengkajian sampai evaluasi dengan penjabaran 7 langkah varney. Metode penelitian deskriptif. Sasaran penelitian yaitu By.Ny. A, yaitu obyek penelitian yaitu Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap By.Ny.A dengan Perawatan Tali Pusat, tempat penelitian di BPS Hasmiati Bahri,.S.ST Bandar Lampung, waktu penelitian pada tanggal 10 juni 2016. Hasil penelitian yang dilakukan, tidak ditemukan kesenjangan terhadap kasus By. Ny. A. simpulan hasil penelitian ini adalah semua tindakan berhasil, dengan hasil evaluasi tali pusat puput pada hari ke-6 dalam keadaan kering dan tidak ada tanda- tanda infeksi dan tanda bahaya pada bayi. Saran penelitian bagi orang tua dapat memperhatikan perawatan tali pusat dengan baik dan benar agar tidak terjadi perdarahan dan infeksi tali pusat,pada lahan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan secara komprehensif. Kata kunci : BBL Perawatan Tali pusat Kepustakaan : 22 Kepustakaan Jumlah halaman : iv
  • 6. 6 CURICULUM VITAE Biodata : Nama : Amalia Febriyani NIM : 201308146 Tempat/Tanggal Lahir : Kota Bumi, 20 Februari 1995 Alamat : Kota Bumi Lampung Utara Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Angkatan : Ke -8(2013-2016) Biografi: RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri 5 Tanjung Aman Kota Bumi, 2001-2006 2. SMP Negeri 7 Kota Bumi, 2007-2009 3. SMA Negeri 1 Kota Bumi, 2010-2013 4. Saat ini Penulis sedang menyelesaikan Pendidikan di Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung sejak tahun 2013 hingga sekarang. v
  • 7. 7 MOTTO Kesuksesan hanya dapat diraih Dengan segala upaya Dan usaha yang disertai dengan doa, Karena sesungguhnya Nasib seseorang manusia tidak akan Berubah dengan sendirinya Tanpa berusaha ……….. vi
  • 8. 8 PERSEMBAHAN Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas Rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Studi kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan Kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang maha kuasa sehingga dapat terselesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah) 2. Terima kasih untuk keluarga tercintaku terutama kepada kedua orang tuaku Ayahanda Sukarno Mnur (Alm) sampai akhir menutupi mata beliau selalu mensuport saya selama saya disini,dan Ibunda Fatimah yang selalu membimbing saya dan sekaligus menjadi sosok seorang ayah tegar dan sabar menghadapi saya selalu mendoakan setiap langkah dan kegiatanku,kepada kakakku yang selalu tak henti-hentinya memberiku semanagat dan nasehat, terima kasih sudah memberikan dukungan dan mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan. 3. Kepada Pembimbing KTI terima kasih atas bimbingannya selama ini yang selalu sabar membimbing penulis yang punuh kekurangan hingga terselesaikan tugas akhir ini 4. Teman-temanku yang tercinta Akbid Adila , terimakasih atas kegembiraan, senang,sedih dan canda tawa kalian selama ini yang selalu memberi semangat hingga terselesaikan tugas akhir ini. 5. Alamamaterku tercinta Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun. 6. Semua pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu, berterima kasih atas partisipasi dan dukungan selama penulis menyelesaikan tugas akhir diploma kebidanan ini. vii
  • 9. 9 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayat nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tulis Ilmiah yang bejudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Perwatan Tali Pusat Terhadap Bayi Ny.A Segera Setelah Lahir di BPS Hasmiati Bahri, S.ST Bandar Lampung Tahun 2016”. Dalam penyusunan KTI ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr Wazni Adila, MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. 2. Andestyana Septiyaningsih, S,ST, M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah. 3. Bidan Hasmiati Bahri S.ST selaku pembimbing lahan praktik. 4. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung 5. Sahabat- sahabat yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis viii
  • 10. 10 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL................................................................................i HALAMAN JUDUL...................................................................................ii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv INTISARI....................................................................................................v CURRICULUM VITAE.............................................................................vi PERSEMBAHAN .......................................................................................vii MOTTO ......................................................................................................viii KATA PENGANTAR.................................................................................ix DAFTAR ISI...............................................................................................x DAFTAR TABEL .......................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................4 C. Tujuan Penelitian................................................................................4 D. Ruang Lingkup...................................................................................6 E. Manfaat Penelitian..............................................................................6 F. Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data..........................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis........................................................................11 B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan ....................................................43 C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ...............................................59 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian.........................................................................................65 B. Matrik ...............................................................................................72 ix
  • 11. 11 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Data ................................................................................86 B. Interpretasi Data................................................................................106 C. Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial...........................................107 D. Tindakan Segera atau Kolaborasi ......................................................109 E. Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh...........................................110 F. Pelaksanaan Langsung Asuhan .........................................................114 G. Evaluasi ............................................................................................115 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................116 B. Saran ................................................................................................117 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
  • 12. 12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 APGAR Score Tabel 2.2 Perubahan Pola Tidur Tabel 2.3 Lama Persalinan pada primigravida dan Multigravida Tabel 3.1 APGAR score Tabel 3.2 Matriks xi
  • 13. 13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Leaflet Lampiran 2 : Dokumentasi Lampiran 3 : Lembar Konsul xii
  • 14. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bayi baru lahir juga dinamakan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterine. bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram (Dewi,2010 ; h.1). Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai 28 hari. pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam Rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sisitem.bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi,berbagai masalah kesehatan bisa muncul sehingga tanpa penanganan yang tepat bias berakibat fatal (profil dinas kesehatan provinsi lampung 2014 ;h.109) Pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi infeksi amatlah besar ini disebabkan karena bayi belum memiliki kemampuan yang sempurna. Maka perlindungan dari orang lain disekitarnya sangat diperlukan. Usaha yang dapat dilakukan meliputi peningkatan upaya hiegenis yang maksimal agar terhindarkan kemungkinan infeksi (Rukiyah dan Yulianti,2010;h.41).
  • 15. 2 Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. jelly Wharton yang membentuk jaringan nekrotik dapat berkolonisasi dengan organisme pathogen, kemudian menyebar dan menyebabkan infeksi kulit dan infeksi sistemik pada bayi. yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih. cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat. (Prawirohardjo,2014 ; h.370). Indonesia di antara Negara ASEAN, merupakan Negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 Jiwa. dapat dijabarkan bahwa kematian bayi sebesar 40/10.000 menjadi sekitar 200.000 atau terjadi setiap 25-26 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 23-34%, Prematuritas BBLR 15-20%, Trauma persalinan 2-7 % , dan cacat bawaan 1-3 % (Manuaba ,2010 ; h.38). Tiga penyebab utama kematian bayi menurut badan penelitian dan pengembangan kesehatan (1995) adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare. Gabungan dari ketiga penyebab ini memberikan kontribusi (andil) pada kematian bayi sebesar 75%. Pada tahun 2001, Pola penyebab kematian bayi ini tidak banyak mengalami perubahan dari periode sebelumnya, yaitu penyebab perinatal, infeksi
  • 16. 3 saluran pernafasan (ISPA), Diare, tetanus neonatorum, infeksi saluran cerna, dan penyakit saraf (Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan,1995). (Sodikin,2009 ;h.2). Data SDKI 2012 menunjukan bahwa kematian anak selama lima tahun sebelum survei (merujuk ke tahun 2008-2012) adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Artinya setiap satu dari 31 anak yang lahir di Indonesia meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun. Enam puluh persen bayi mati terjadi pada umur 1 bulan. menghasilkan angka kematian neonatus sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Delapan puluh persen anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan yang menghasilkan angka kematian balita dan anak masing-masing sebesar 40 dan 9 kematian per 1.000 kelahiran. Angka kematian anak adalah sepertiga dari angka kematian bayi, 9 berbanding 32 kematian per 1.000 kelahiran (SDKI,2012 ; h. 110). Kejadian kematian tertinggi pada bayi dan balita terjadi pada masa neonatus Hasil Riskesdas 2007 menunjukan bahwa 78,5 % dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan komplikasi pada minggu pertama kelahiran maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering minimal dua kali dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan menyebabkan untuk mencegah penyakit bertambah berat
  • 17. 4 yang dapat menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,2014 ;h.110). Berdasarkan hasil kunjungan di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST.,Penulis Mendapatkan seorang ibu yang bersalin bernama Ny. A P1A0 Pada tanggal 10 juni 2016, Ny. A belum mengetahui cara perawatan tali pusat dengan baik. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru lahir terhadap By.Ny.A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri, S.ST., Bandar lampung tahun 2016 “. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam studi kasus ini adalah : “ Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap Ny.A dengan perawatan tali pusat Di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST Bandar lampung tahun 2016?”. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Kebutuhan Perawatan Tali Pusat terhadapat By Ny. A Di BPS
  • 18. 5 Hasmiati Bahri S.ST Bandar Lampung tahun 2016 dengan pendekatan managemen kebidanan varney. 2. Tujuan Khusus a. Penulis Mampu melaksanakan pengkajian data terhadap By.Ny.A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri,S.ST Bandar lampung . b. Penulis Mampu menentukan diagnosa dan menganalisis masalah yang telah di kumpulkan dari By.Ny A dengan perwatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri S.ST. Bandar Lampung c. Penulis mampu menegakan diagnosa yang telah di tentukan pada By.Ny A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri S.ST. Bandar Lampung. d. Penulis mampu melaksanakan tindakan kebidanan segera berdasarkan kondisi Pada By.Ny A dengan perwatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST . Bandar Lampung. e. Penulis Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara langsung pada bayi baru lahir terhadap By.A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST Bandar Lampung. f. Penulis Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan secara langsung pada bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat terhadap By.Ny.A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri,S.ST.,Bandar Lampung.
  • 19. 6 g. Penulis mampu melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan pada By.Ny. A dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri,S.ST.,Bandar Lampung. D. Ruang lingkup 1. Sasaran Bayi Ny.A Segera setelah lahir dengan kebutuhan perawatan tali pusat. 2. Tempat Di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST.JL .Darusalam kemiling Bandar lampung 3. Waktu Studi kasus ini dilaksanakan dari tanggal 10 juni sampai 15 juni 2016 E. Manfaat Penelitian Dengan adanya karya tulis ini di harapkan dapat memberikan suatu manfaat yang berarti kepada : 1. Bagi institusi pendidikan Diharapkan institusi lebih untuk melengkapi dan menambah buku di referensi perpustakaan khususnya perawatan tali pusat. 2. Bagi Lahan Praktek Diharapkan lahan praktek dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu bersalin tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar.
  • 20. 7 3. Bagi masyarakat Khususnya Ny.A Diharapkan masyarakat khususnya Ny. A dapat mengaplikasikan perawatan tali pusat yang telah diajarkan pada ibu selanjutnya sehingga dapat mencegah, terjadinya infeksi pada bayi. 4. Bagi penulis Studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta mampu mengaplikasikan asuhan tentang perawatan tali pusat. F. Metodologi dan teknik memperoleh data 1. Metodologi Metodologi yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan menggunakan metode penelitian survey deskriptif yang didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat, dalam bidang kesehatan masalah survey deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas tertentu (Notoatmodjo,2012;h.35-36) 2. Teknik Memperoleh Data Kegiatan pengumpulan data dimulai saat pasien masuk dan dilanjutkan terus-menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber melalui 3
  • 21. 8 macam teknik,yaitu : Wawancara( anamnesis), Observasi, Pemeriksaan fisik (sulistyawati dan nugraheny ,2010 :h.219). a. Data primer 1) Wawancara (anamnesis) Pengumpulan data mewawancarai subjek atau responden menggunakan kuesioner, wawancara biasanya dilakukan di rumah responden ,di rumah sakit, atau tempat lain sesuai keberadaan responden penelitian (Chandra,2008; h.22). Wawancara adalah suatu metode yang di pergunakan untuk mengumpulkan data , di mana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan. wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara. (Notoatmodjo,2012 ;h.139). Allo Anamnesis adalah Anamnesis yang dilakukan keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat (sulistyawati ,2009 ;h.166).
  • 22. 9 2) Observasi (pengamatan ) Dalam penelitian pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana yang antara lain meliputi : mendengar, melihat dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti jadi dalam melalakukan observasi bukan hanya mengunjungi, “melihat atau menonton”, saja tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khsuu dan melakukan pencatatan –pencatatan ahli lain mengatakan bahwa observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psychis dengan jalan “mengamati”dan “mencatat (Notoatmodjo,2010 ;h.131). 3) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda- tanda vital,meliputi : a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi ). b) Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya) (Soepardan,2007 ; h.98). b. Data Sekunder 1) Studi kepustakaan Menurut sekaran (200) dalam Hidayat (2014) dikatakan bahwa studi kepustakaan merupakan kegitan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian.selain itu, studi kepustkaan juga
  • 23. 10 merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikas. sehingga peneliti bias memastikan bahwa tidak ada variable penting di masa lalu yang ditemukan berulang kali mempunyai pengaruh atas masalah yang terlewatkan. Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoritis yang komprehensif yakni hipofisis yang dibuat diuji. 2) Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah salah satu pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. (Herdiansyah,2012;h.143).
  • 24. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir a. Pengertian Bayi baru lahir juga dinamakan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauterin. Pada bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Dewi,2010:h. 1). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presntasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,usia kehamilan genap 37-42 minggu,dengan berat badan 25000-4000 gram,nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. ( Rukiyah dan yulianti,2010 :h. 2). Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari.pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam Rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem, Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan bias muncul sehingga tanpa penanganan yang tepat, bias berakibat fatal (profil dinas kesehatan provinsi lampung ,2014 : h .109).
  • 25. 12 2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Ciri-ciri BBL normal sebagai berikut : a. Lahir aterem antara 37-42 minggu b. Berat badan 2500-4000 gram. c. Panjang badan 48-52 cm. d. Lingkar dada 30-38 cm. e. Lingkar kepala 33-35 cm. f. Lingkar lengan 11-12 cm. g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/mnt h. Pernafasan ± 40-60 x/mnt i. Kulit kemerahan – merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup. j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna. k. Kuku agak panjang dan lemas l. Nilai APGAR >7. m. Gerak aktif. n. Bayi lahir langsung menangis kuat . o. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut ) sudah terbentuk dengan baik. p. Reflex sucking (isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik. q. Reflex morro ( gerakan memeluk bila di kagetkan ) sudah terbentuk dengan baik
  • 26. 13 r. Refleks grasping ( menggenggam ) sudah baik. s. Genetalia 1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada scrotum dan penis berlubang 2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang serta adanya labia minora dan mayora t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan. (Dewi,2010;h.2). Table 2.1 Tanda APGAR TANDA Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai :2 Appearance (warna kulit ) Pucat Badan merah ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerah-merahan Pulse (denyut nadi) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100 Grimace (reaksi rangsang ) Tidak ada Sedikit gerakan mimic (grimace) Batuk dan bersin Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas dalam Sedikit fleksi Gerakan aktif Respiration (pernafasan ) Tidak ada Lemah /tidak teratur Baik/Menangis (Sondakh,2013;h, 158). Interprestasi : 1. Nilai 1-3 asfiksia berat ; 2. Nilia 4-6 asfiksia sedang ; 3. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal ) (Dewi,2010 ;h.3).
  • 27. 14 3. Tahapan Bayi Baru Lahir a. Tahapan 1 terjadi segera lahir ,selama menit-menit pertama kelahiran.pada tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu. b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas.pad tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku. c. Tahap III disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Dewi,2010 ;h.3). 4. Reflek Pada Bayi Baru Lahir a. Reflek kedipan ( glabelar reflex) Merupakan respons terhadap cahaya terang yang mengindikasikan normalnya saraf optic (Dewi ,2010;h.25). b. Tanda Babinski Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi ,dijumpai sampai umur 2 tahun c. Merangkak Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki bila di letakkan pada abdomen d. Menari/ melangkah Kaki akan bergerak ke atas dan kebawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras.dijumpai pada 4-8 minggu pertama
  • 28. 15 e. Ekstruksi Lidah ektensi kearah luar bila disentuh.dijumpai pada umur 4 bulan f. Galant’s Punggung bergerak kearah samping bila distimulasi.dijumpai pada 4-8 minggu pertama g. Reflek Moro’s Lengan ekstensi ,jari-jari menegembang, kepala terlempar kebelakang ,tungkai kaki sedikit ektensi ,lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam ,tulang belakang dan ekstremitas bawah ektensi,lebih kuat selama 2 bulan dan menghilang pada umur 3-4 bulan h. Reflek neck righting Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi kearah dimana bayi diputar. Dijumpai selama 10 bulan pertama i. Reflek menggenggam (palmar grasp) Jari-jari bayi melengkung disekitar jari yang diletakan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, Reflek ini menghilang pada 3-4 bulan j. Reflek rooting Bayi memutar kearah pipi yang digores .reflek ini menghilang pad umur 3-4 bulan ,tetapi bias menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur
  • 29. 16 k. Reflek kaget (startle ) Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam berespon terhadap suara yang keras,tangan tetap rapat .reflek ini akan menghilang setelah umur 4 bulan l. Menghisap Bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi. Refleks ini mnetap sdelama masa masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi m. Tonick neck Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala di putar ke satu sisi ,lengan dan tungkai ektensi kearah sisi putaran kepala dan fleksi pada posisi yang berlawanan .normalnya reflex ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar.tampak kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang pada umur 6 bulan ( uliyah dan Hidayat,2008 ; h. 151-153) 5. Asuhan Kebidanan Pada BBL Normal a. Cara memotong tali pusat. 1) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat,lalu mengurut tali pusat kea rah ibu dan memasang klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem. 2) Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat di antara 2 klem.
  • 30. 17 3) Mengikat tali pusat dengan jarak ±1 cm dari umbilicus dengan simpul mati.untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa stril, lepaskan klem pada tali pusat ,lalu memasukannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%. 4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada ibu. b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermi 1) Mengeringkan tubuh bayi dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh. 2) Untuk mencegah terjadinya hipotermia ,bayi yang baru lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu. 3) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil. Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram dan menangis kuat bias dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat .pada BBL berisiko yang berat badannya kurang dari 2.500 gram atau keadaanya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu menghisap asi dengan baik.
  • 31. 18 4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir. Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas,yaitu melalui radiasi,evaporasi,konduksi,dan konveksi. (Dewi,2010 ;h.3). 6. Mekanisme hilangnya panas tubuh bayi baru lahir a. Bayi kehilangan panas melalui 4 cara,yaitu : 1) Konduksi → melalui benda – benda padat yang berkontak dengan kulit bayi 2) Konveksi → pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi 3) Evaporasi →Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit yang basah. 4) Radiasi →melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah kehilangan panas melalui 4 cara diatas. Kehilangan panas secara konduktif jarang terjadi kecuali jika bayi diletakan pada alas yang dingin (Prawiroharjo,2014 :h.367). b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermia 1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah kareana air ketuban atau aliran udara meallui jendela /pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan mengakibatkana bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh.
  • 32. 19 Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin (cold stress) Yang merupakan gejala awal hipotermia.bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena control suhunya belum sempurna. 2) Untuk mencegah terjadinya hipotermia,bayi yang baru lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian diletakan telungkup diatas dada ibu untuk mpatkan kehangatan dari dekapan ibu. 3) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil.pada BBL cukup bulandengan berat badan lebih dari 2.500 gram dan menangis kuat bias dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat. Pada BBL beresiko yang berat badan nya < 2500 gram atau keadaanya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu menghisap asi dengan baik. 4) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir. Ada 4 cara yang membuat bayi kehilangan panas,yaitu melalui radiasi,evaporasi,konduksi, dan konveksi (Dewi,2010 ;h.3-4). Agar mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi,maka lakukan hal berikut : a) Keringkan bayi secara seksama b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan hangat
  • 33. 20 c) Tutup bagian kepala bayi d) Anjurkan Ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir f) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat ( dewi,2010 ;h.14). c. Memotong tali pusat 1) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat,lalu mengurut tali pusat kearh ibu dan memasng klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem 2) Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri ( jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat diantara 2 klem. 3) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa steril,lepaskan klem pada tali pusat,allu memasukannya lam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% . 4) Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada ibu (Dewi,2010 ;h.3-4). d. Insiasi menyusu dini (IMD) Beberapa penelitian membuktikan bahwa IMD membawa banyak sekali keuntungan untuk ibu dan bayi 1) Mendekatkan hubungan batin ibu-bayi,karena pada IMD terjadi komunikasi batin secara sangat pribadi dan intensif.
  • 34. 21 2) Bayi akan mengenal ibunya lebih dini sehingga akan memperlancar proses laktasi. 3) Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermi telah dikoreksi panas tubuh ibunya. 4) Refleks oksitosin ibu akan befungsi maksimal. 5) Mempercepat produksi ASI,karena sudah mendapat rangsangan isapan dari bayi lebih awal. Prosedur dan gambaran proses IMD : 1) Tempatkan bayi diatas perut ibunya dma tanpa pebatas kain dalam 2 jam pertama tanpa pembatas kain dianatara keduanya (skin to skin contact),lalu selimuti ibu dan bayi dengan selimut hangat.posisikan bayi dalam keadaan tengkurap. 2) Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar uterus, ia akan mulai mecari susu ibunya (Sulistyawati dan Nugraheny,2010 ; h.216). e. Profilaksis mata Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidiasis.sebagian besar konjungtivitis muncul pada 2 minggu pertama seelah kelahiran. Pemberian antibiotic profilaksis pada mata terbukti dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1 % ,salep mata eritromisin,dan salep mata tetrasiklin. ketiga preparat ini efektif untuk
  • 35. 22 mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver nitrat tetes mata tidak dianjurkan lagi karena sering terjadi efek samping berupa iritasi dan kerusakan mata ( Prawirohardjo,2014 ;h. 371). f. Pemberian vitamin K1 Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1. Diberikan secara intramuscular atau oral .dosis buntuk semua bayi batru lahir : intramuscular 1 mg dosis tunggal, oral 3x2mg, diwaktu bayi berikan pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 bulan bayi ditolong oleh dukun wajib diberikan vitamin K 1 secara oral.penyediaan vitamin K 1 dosis injeksi 2 mg/ml/ampul ,dosis oral 2mg/tablet yang dikemas dalam bentuk strip 3 tablet atau kelipatannya. Profilaksis vitamin K 1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagai program nasional (Prawirohardjo,2014 ;h.372). g. Pengukuran antropometri Lakukan pengukuran berat badan ,panjang badan,lingkar kepala,dan lingkar dada (Uliyah dan Hidayat. 2008 ; h.150). h. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal terhadap bayi setelah berada didunia luar yang bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan fisik dan ketiadaan refleks primitif. i. Rawat Gabung Dalam rawat gabung, bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan
  • 36. 23 menjangkaunya kapan saja.bayi dapat diletakan ditempat tidur bersama ibunya atau dalam boks disamping tempat tidur ibu,yang terpenting adalah ibu harus melihat dan mengawasi bayinya,saat bayinya menangis karena lapar, kencing, atau digigit nyamuk. Tangis bayi merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk memroduksi ASI (Dewi,2010 ; h.21). j. Pemberian imunisasi HB 0 Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskuler,dipaha kanan antroletral,diberikan kira-kira 1-2 jam setelah Pemberian vitamin K1 (JNPK-KR,2008 ;h.122). 7. Perawatan Tali Pusat a. Tali pusat Tali pusat (funikulus umbilikalis) atau disebut juga funis merentang dari umbilicus janin kepermukaan feal plasenta dan mempunyai panjang 50-55cm. Tali pusat membungkus dua buah pembuluh arteri umbikalis yang tunggal membawa darah yang sudah dibersihkan dari plasenta kedalam janin.pembuluh darah umbilikalis tertanam dalam subtansi gelatinosa yang dikenal dengan nama jeli Wharton. Jeli ini di lindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi (tekanan)dan membantu mencegah penekuan tali pusat. Jeli Whrton akan mengembang jika terkena udara. Kekuatan aliran darah ( ±400 ml per menit ) lewat tali pusat dalam posisi relative lurus dan mencegah
  • 37. 24 terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak(Sodikin,2009 ;h. 7). Terdiri atas dua artreri umbilikalis dan satu vena umbilikaslis bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion,didalamnya terdapat jaringan yang lembek ,yang dianamakan selai warthon.selai warthon berfungsi melindungi dua arteri dan satu vena umbulikalis yang berada dalam tali pusat , panjang rata-rata 50 cm (Sulistyawati,2009 ;h.47). b. Fungsi tali pusat Sirkulasi darah dalam Rahim berbeda dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Selama kehidupan dalam Rahim. Paru-paru janin tidak berfungsi sebagai alat pernafasan ,pertukaran gas sepenuhnya dilakukan oleh palsenta. Darah mengalir dari plasenta janin melalui vena umbilikalis yang terdapat didalam tali pusat.jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat adalah sekitar 125 ml/kg/BB permenit atau sekitar 500 ml permenit (Sodikin,2009 ;h.15). Fungsi tali pusat yaitu sebagai media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin, media taransportasi untuk penegeluaran sisa metabolisme janin ketubuh ibu serta media transportasi zat antibodi dari ibu ke janin (Sulistyawati,2009 ;h.48). c. Pemotongan tali pusat Pada peneliti,meneliti waktu yang tepat untuk menjepit dan memotong tali pusat, posisi bayi sebelum sebelum di jepit, dan pemotongan tali pusat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan meletakan bayi baru
  • 38. 25 lahir lebih rendah atau sejajar vulva dalam waktu beberapa detik sebelum tali pusat dipotong dapat mengalirkan darah 80 Ml Sirkulasi darah bayi baru lahir. Darah sebanyak itu penting bagi bayi lahir premature atau berat lahir rendah dan bila sebelumnya terjadi gawat janin. Hal ini juga dapat mencegah kadar hb yang rendah pada masa neonatal dini (Sodikin,2009 ;h.43). Alat-alat yang digunakan untuk memotong tali pusat adal klem desinfektan tingkat tinggi atau stril.klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi ,kemudian pasang klem ke dua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama. Sebelum memotong tali pusat, dilakukan pengurutan pada tali pusat dari klem ini kearah ibu.tindakan ini akan mencegah darah menyemprot pada saat tali pusat dipotong pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut (dengan satu tangan)untuk melindungi bayi. gunakan tangan lain untuk memotong tali pusat diantara dua klem tersebut dengan menggunakan gunting dessinfeksi tingkat tinggi atau steril (Sodikin,2009 ;h.44). Pada pakar WHO membuat kesimpulan bahwa pada persalinan normal tidak ada indikasi untuk melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat dini.disarankan untuk menunda penjepitan dan pemotongan tali pusat sekurang-kurangnya 1-2 menit untuk memungkinkan proses fisiologis yang alami,kecuali ada alas an yang kuat,misalnya pada Rhesus autoimunisasi (Sodikin,2009 ; h.53).
  • 39. 26 d. Pengikatan Tali Pusat Mengiakat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa steril,lepaskan klem pada tali pusat,lalu memasukannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% (Dewi,2010 ;h.3). e. Waktu puputnya tali pusat Normalnya warna tali pusat putih kebiruan pada hari ke -1 dan mulai mongering atau mengecil ,kemudian lepas pada hari ke -7 hingga ke -10 (uliyah dan hidayat,2008 ;h.148). f. Perawatan Tali pusat Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang penting adalah tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan kering,dan selalu mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan menggunakan sabun. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahan yang digunakan untuk merawat tali.pusat perawatan tali pusat secara medis mengguanakan bahan anti septik yang meliputi alkohol 70% atau anti microbial seperti povidon iodin 10 % (betadine),klorheksidin,lodium tinsor,dan lain lain yang disebut sebagai cara modern. Sedangkan perawatan tali pusat metode tradisional mempergunakan madu,minyak ghee (india),atau colestrum air susu ibu (Sodikin,2009 ;h. 57-58).
  • 40. 27 Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada Neonatus.yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah : 1) Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih 2) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat. 3) Bersihkan dengan lembut kulit sekitar tali pusat dengan kapas bersih 4) Bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih atau steril popok atau celana bayi harus diikat dibawah tali pusat,tidak menutupi tali pusat untuk menghindari dengan feses dan urin 5) Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membuat tekan tali pusat (Prawirohardjo,2014 ;h.370). g. Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir yang sangat rentan tehadap infeksi karena system imunitasnya yang masih belum sempurna. 1) Kewaspadaan pencegahan infeksi Sebaiknya ibu atau siapapun yang kontak dengan bayi harus memiliki kewaspadaan akan terjadinya penularan infeksi. Kewaspadaan tersebut dapat dibangun melalui hal-hal berikut : a) Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi berpotensi menularkan infeksi.
  • 41. 28 b) Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol sebelum dan sesudah merawat bayi. c) Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan. d) Gunakan pakaian pelindung seperti celemek atau gaun lainnya bila diperkiranakan terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh lainya. e) Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan serta barang yang digunakan sebelum daur ulang f) Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin. g) Letakan bayi yang mungkin dapat terkontaminasi lingkungan, misalnya bayi dengan diare yang terinfeksi di dalam ruangan khusus ( Dewi,2010 ;h.16). h. Cara pencegahan infeksi Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pencegahan infeksi 1) Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol, Pada saat sebelum dan sesudah merawat bayi, sesudah melapas sarung tangan,dan sesudah mememgang instrument atau barang kotor. 2) Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan sebelum dan memegang bayi . 3) Basahi cairan alkohol yangi kedua tangan dengan mencuci tanagan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir ,dan keringkan dengan kertas bersih/handuk pribadi.
  • 42. 29 4) Memebersihkan tangan dengan cairan alkohol yang dibuat dari 2 ml gliserin dan 100 ml alkohol 60 % caranyabasahi seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan dan basah atau gosok cairan ketangan sampai kering. 5) Gunakan alat-alat perlindungan pribadi. 6) Bila memungkinkan pakailah sepatu tertutup, jangan bertelanjang kaki. 7) Gunakan sarung tangan untuk melakukan tindakan berikut : a) Memegang atau kontak dengan kulit yang lecet,jaringan di bawah kulit, atau darah b) Memegang atau kontak dengan membrane mukosa atau cairan tubuh (menggunakan sarung tangan bersih ) c) Memegang atau kontak dengan barang yang terkontaminasi serta akan membersihkan atau mebuang kotoran ( gunakan sarung tangan tebal dan bahan lateks atau karet) (Dewi,2010 ;h.16-17.) i. Perdarahan Tali pusat 1) Definisi Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bias timbul akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan thrombus normal.selain itu ,perdarahan pada tali pusat juga bias sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi ( Dewi ,2010 ;h.104).
  • 43. 30 2) Konsep dasar Perdarahan tali pusat dapat disebabkan oleh trauma,ikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus yang normal.kemungkinan lain sebab perdarahan adalah penyakit perdarahan pada neonatus dan infeksi local maupun sistemik. tali pusat harus diawasi terus-menerus pada hari-hari pertama agar perdarahan yang terjadi dapat tanggulani secepatnya( Rukiyah dan yulianti,2010 ;h.276). 3) Etiologi Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilicus ,robekan pembuluh darah ,serta plasenta previa,dan abrubsio plasenta (Dewi,2010 ;h.104). a) Robekan umbilicus normal,yang biasanya terjadi karena : (1) Partus presipitatus (2) Adanya trauma atau lilitan tali pusat (3) Umbilicus pendek,sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalinan. (4) Kelainan penolong persalianan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilicus atau plasenta sewaktu SC b) Robekan umbilicus abnormal ,biasanya terjadi karena (1) Adanya hematoma pada umbilkus yang kemudian hematoma tersebut pecah ,namun perdarahan yang terjadi
  • 44. 31 masuk kembali kedalam plasenta.hal ini sangat berbahaya bagi bayi karena dapat menimbulkan kematian pada bayi. (2) Varices juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varices itu pecah. (3) Aneruisma pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau terjadi perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembulu darah.pada aneurisma ,pembulu darah rapuh dan mudah pecah. c) Robekan pembuluh darah abnormal (1) Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jelly Wharton (2) Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecahnya pembuluh darah pada percadangan tali pusat sampai ke membrane tempat masuknya plasenta.Umbicus dengan kelainan insersi ini sering terjadi pada kehamilan ganda. (3) Plasenta multilobularis,perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah d) Perdarahan akibat plasenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi.plasenta previa cendrung menyebabkan anemia,sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering
  • 45. 32 mengakibatkan kematian intrauterine karena dapat terjadi anoreksia ( Dewi,2010;h.104-105). e) Penatalaksanaan : (1) Pada perdarahan umlicus akibat ikatan yang longgar dapat di kencangkan kembali pengikat tali pusat.Perdarahan juga disebabkan oleh jepitan atau tarikan dari klem.jika perdarahan tidak berhenti setelah 15-20 menit maka tali pusatnya harus segera dilakukan bebberapa jahitan pada luka bekas pemotongan tersebut (2) Perdarahan umbilicus akibat robekan umbilicus harus segera di jahit. kemudian segera lakukan rujukan untuk mengetahui apakah ada kelainan lain seperti kelainan anatomic pembuluh darah sehingga dapat segera dilakukan tindakan oleh dokter atau rumah sakit. (3) Perdarahan pada abrubsio plasenta, plasenta previa dan kelainan lainnya, bidan harus segera merujuk.bahkan rujukan lebih baik segera dilakukan jika kelainan tersebut sudah diketahui sebelum bayi lahir sehingga dapat dilakukan tindakan segera mungkin untuk membuat peluang bayi lahir hidup lebih besar (Rukiyah dan Yulianti,2010;h.277-278).
  • 46. 33 8. Asuhan Neonatus di Rumah Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan kunjungan bersama dengan kunjungan pada ibu.kunjungan neonatus (KN)dilakukan sejak bayi usia satu sampai 28 hari,kunjungan pertama (KN 1)dilakukan pada hari ke 8 hingga ke 28. Adapun tujuan dari kunjungan neonatus, yaitu melakukan pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir,meninjau penyuluhan dan pedoman antisipasi bersama orang tua, mengidentifikasi gejala penyakit ,serta mendidik dan mendukung orang tua (Yulifah dan Yuswanto,2009 ;h.93). a. Kunjungan Neonatal pertama (KN 1) Kunjungan neonatus pertama kali dilakukan pada hari pertama sampai ke -7 setelah kelahiran.kunjungan dimulai dengan wawancara singkat dengan ibu atau ayah tentang : 1) Riwayat maternal ,riwayat kelahiran dan perawatan neonatus segera setelah lahiran. 2) Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang penyesuaian keluarga. 3) Kaji riwayat interval bayi baru lahir,pembrian makan,kewaspadaan,menangis,dan juga masalah pada usus (intestinal),kantong kemih,serta masalah lainnya. 4) Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi.
  • 47. 34 5) Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check up lebih lanjut. b. Kunjungan Neonatal kedua (KN 2) Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-28 setelah kelahiran.selain pengkajian diatas dilakukan pengamatan apakah bayi tergolong sehat atau tidak. Tanda tanda bayi sehat diantaranya : 1) Bayi lahir segera menangis 2) Seluruh tubuh bayi kemerahan 3) Bayi bergerak aktif 4) Bayi biasa menghisap putting susu dengan kuat 5) Bayi lahir 2500 gram atau lebih 6) Tiap sebulan berat badan anak bertambah mengikuti pita hijau pada KMS 7) Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai usia. 8) Anak jarang sakit,gembira,ceria,aktif,lincah dan cerdas (Yulifah dan Yuswanto,2009 ;h.94-95). Tanda bayi sakit berat : 1) Tidak mau menyusui 2) Lesu atau memperlihatkan selama 48 jam 3) Bayi belum defekasi selama 48 jam 4) Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama 5) Suhu bayi di bawah 36ºC
  • 48. 35 6) Bagian putih mata bayi menjadi kuning dan warna kulit tampak kuning coklat atau persik 7) Kejang 8) Kaki dan tangan teraba dingin atau bayi demam 9) Badan bayi kuning 10) Tali pusat basah dan berbau 11) Gerakan dua lengan dan kaki lemah 12) Berat badan tidak naik 13) Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah kepita warna di bawah garis merah atau (BGM) (Yulifah dan Yuswanto,2009 ;h.95). c. Rencana asuhan bayi usia 2-6 hari Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam asuhan pada bayi,yaitu sebagai berikut : 1) Minum Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.ASI diketahui mengandung banyak zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi,baik kualitas maupun kuantitasnya.berikan asi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi.yaitu 2-3 jam paling sedikit setiap 4 jam) bergantian antara payudara kiri dan kanan.berikan asi saja (asi ekslusif ) sampai bayi berusia 6 bulan.selanjutnya pemberian asi diberikan hingga anak berusia 6 bulan.selanjutnya asi diberikan
  • 49. 36 pada anak berusia 2 tahun banyak sekali keuntungan yang dioeroleh dari asi tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi.tetapi juga hubungan kasih saying antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu. 2) Defekasi (BAB) Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah hari ketiga dan keenam feses transisi (bewarna coklat sampai hijau karena danya meconium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam.feses dari asi lebih lunak,bewarna kuning emas, dan tidak meneyebabkan iritasi pada kulit. 3) Berekemih (BAK) Fungsi ginjal bayi belum sempurna selama dua tahun pertama kehidupan nya.biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih saat bayi lahir,tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24 jam. Berkemih sering terjadi pada periode ini dengan Frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat. . 4) Tidur Dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi normal nya sering tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
  • 50. 37 16 jam sehari.pada umum nya bayi terbangun sampai malam hari hari pada usia 3 bulan.sebaiknya ibu menyediakan selimut dan ruangan yang hangat,serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin.jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada tabel berikut : Table 2.2 perubahan pola tidur Usia Lama tidur 1 minggu 16,5 jam 1 tahun 14 jam 2 tahun 13 jam 5 tahun 11 jam 9 tahun 10 jam 5) Kebersihan kulit Kebersihan kulit bayi benar-benar dijaga.walaupun mandi Dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari,tetapi bagian-bagian seperti muka ,bokong,dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaiknya orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. 6) Keamanan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan
  • 51. 38 Bayi adalah dengan tetap menjaga nya jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun kemulut bayi selain asi, karena bayi bias tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit b. Terlalu hangat >38ºC atau terlalu dingin <36ºC c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama ) biru,pucat atau memar d. Isapan saat menyusu lemah,rewel,sering muntah,dan mengantuk berlebihan e. Tali pusat merah,bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah f. Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat,merah,bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernapasan sulit g. Tidak BAB dalam 3 hari h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bias tenang menangis terus menerus (Dewi,2010 ;h.27-30).
  • 52. 39 Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum pulang a. Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertamma secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada Neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah : 1) Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih 2) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat 3) Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas bersih 4) Bungkus dengan longgar/tidak perlu rapat dengan kasa bersih atau steril popok atau celana bayi harus diikat dibawah tali pusat,tidak menutupi tali pusat untuk menghindari dengan feses dan urin 5) Hindari penggunaaan kancing,koin atau ang logam untuk membuat tekan tali p[usat (Prawirohadjo,2014 ;h.370). b. Pemberian ASI ekslusif sampai 6 bulan c. Jaga kehangatan bayi Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin,kontak antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas efektif.hal ini terjadi bila ada kontak
  • 53. 40 langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi.prinsip ini dikenal dengan skin to skin kontak atau metode kangguru. Perawatan dengan kangguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan, kasih saying, asi, perlindungan dari infeksi dan stimulasi. d. Tanda –tanda bahaya Jika muncul tanda-tanda bahaya,ajarkan ibu untuk : 1) Ibu pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu yang sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perwatan medis lanjutan. 2) Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera e. Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunisasi aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara memasukan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. f. Perawatan harian/rutin g. Pencegahan infeksi dan kecelakaan h. Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama 30 menit,15 menit dalam posisi telentang dan sisanya dalam posisi tengkurap (Dewi,2010 ;h.30-31).
  • 54. 41 B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan 1. Pengertian Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu motede berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorgansasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,temuan-temuan ,ketrampilan,dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klien. Manajemen kebidanan diadaptasi dari konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney ‘s Midwivery, edisi ke tiga tahun 1997,mengggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tuju langkah yang berturut secara sistematis dan klinik (Soepardan,2007 h.96). Varney menjelaskan bahwa proes manajemen merupakan pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada tahun 1970-an, proses ini memperkenalkan sebuah metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan Baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.proses manajemen kebidanan ini terdiri dari tuju langkah yang berurutan ,dan setiap
  • 55. 42 langkah di sempurnakan secara berkala. Proses di mulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketuju langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.akan tetapi setiap langkah dapat di uraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih detail dan ini bias berubah sesuai dengan kebutuhan klien (saminem,2010 ;h.39). 2. Langkah dalam manajemen Kebidanan menurut Varney Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney terdiri dari 7 langkah,yaitu : a. Tahap pengumpulan data dasar (langkah 1) Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara : 1) Anamnesis Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata,riwayat menstuarsi,riwayat kesehatan,riwayat kehamilan,persalinan dan nifas,bio-psiko-sosio-spiritual,serta pengetahuan klien. 2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,meliputi : a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskutrasi, dan perkusi). b) Pemeriksaan penunjang (labotarium dan catatan terbaru serta cacatan sebelumnya) (Soepardan,2007 ;h.97-98).
  • 56. 43 Pengumpulan data dasar merupakan langkah pertama dikumpulakan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara : Anamnesis : anamnesa dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayatmenstuarsi, riwayatkesehatan kehamilan, persalinan dan nifas, bio-psiko-soiso-spiritual, serta pengetahuan klien (Soepardan,2007 ;h.97). a) Identitas (1) Nama Nama jelas atau lengkap.bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari. Bagi pasien anak, ditanyakan nama orang tua atau wali (Estiwidani et all,2008 ;h.140). (2) Umur Umur dicatat dalam hitungan tahun.untuk balita ditanyakan umur dalam hitungan tahun dan bulan (Estiwidani et all,2008 ;h.140). Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu,dengan berat badan 2500-4000 gram,nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti,2010 ; h.2).
  • 57. 44 (3) Alamat Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati dan Wulandari,2010;h.132). b) Identitas ibu (1) Nama Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan(Ambarwati dan Wulandari,2010;h.131). (2) Umur Dicacat dalam tahun mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang.mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun retan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Estiwisdani,2008;h.141). (3) Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.132). (4) Suku /bangsa Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari(Ambarwati dan Wulandari,2010;h. 132).
  • 58. 45 (5) Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (6) Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.131). (7) Alamat Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati dan Wulandari,2010;h.132). c) Riwayat prenatal Anak keberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi BBL adalah kehamilan yang tidak disertai komplikasi seperti diabetes militus (DM), hepatitis, jantung, asma, hipertensi (HT), TBC, frekuensi antenatal care (ANC), di mana keluhan –keluahan selama hamil,HPHT dan kebiasaan-kebiasaan ibu selama hamil (Sondakh,2013 ;h.162). d) Riwayat Natal Berapa usia kehamilan, jam berapa waktu persalinan ,lama kala I, lama kala II, BB bayi, PB bayi, denyut nadi, respirasi, suhu, bagaimana ketuban, ditolong oleh siapa, komplikasi
  • 59. 46 persalinan dan berapa nilai APGAR untuk BBL (Sondakh,2013 ;h.162). Tabel 2.3 Lama persalinan pada primigravida dan multigravida. Kala persalinan Primigravida Multigravida I 10-12 jam 6-8 jam II 1-1,5 jam 0,5-1 jam III 10 menit 10 menit IV 2 jam 2 jam Jumlah (tanpa memasukankala IV yang bersifat observasi) 10-12 jam 8-10 jam (Manuaba et all,2010 ;h.175) . e) Pemeriksaan umum (1) Warna kulit Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum.Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik (Sulistyawati dan Nugraheny,2010 ;h.118). (2) Tonus otot / tingkat kesadaraan Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya latergi, yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya layuh seperti tonus otot lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang dan tidak sadar ( tidur yang
  • 60. 47 dalam,merespon terhadap rangsangan) (Uliyah dan Hidayat,2011 ;h.146-147). (3) Pernafasan Periksa laju napas dengan melihat tarikan napas pada dada dan gunakan petunjuk waktu. Status pernafasan yang baik adalah napas dengan laju normal 40-60 kali permenit, tidak ada wheezing,dan ronki (Dewi,2010 ; h.24). (4) Denyut jantung Periksa laju jantung dengan menggunakan steteskop dan petunjuk waktu. Denyut jantung normal 100-120x/menit dan tidak terdengar bunyi murmur (dewi,2010;h.24). (5) Suhu aksiler Periksa suhu dengan menggunakan thermometer aksila. Suhu normal adalah 36,5-37,20 C(Dewi,2010;h. 24). (6) Berat badan Berat badan bayi lahir normal 2.500-4000 gram (Dewi ,2013 ;h.2). (7) Eliminasi Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun pertama kehidupan.Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-
  • 61. 48 24 jam.berkemih sering terjadi setelah periode ini dengan frekuensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat Dalam 3 hari pertama feses bayi masih bercampur dengan meconium dan frekuensi defekasi sebanyak 1 kali dalam sehari (Dewi,2010 ;h.28). (8) Pemeriksaan Tali Pusat Normalnya tali pusat putih kebiruan pada hari ke-1 dan mulai megering atau mengecil, kemudian lepas pada hari ke-7 hingga ke-10 (Uliyah dan Hidayat, 2008 ; h. 148). f) Pemeriksaan fisik (1) Kepala Lakukan pemeriksaan terhadap adanya trauma kelahiran misalnya; chaput suksedaneum, sefalhematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak; perhatikan adanya kelainan kongenital seperti; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya (Rukiyah dan Yulianti,2012;h.54). (2) Mata Untuk menilai ada/tidaknya kemerahan atau pembengkakan, nanah yang keluar dari mata dan perdarahan Subkonjungtiva (Uliyah dan Hidayat,2011 ;h.149).
  • 62. 49 (3) Telinga Memberikan gambaran letak telinga dengan mata dan kepala serta diperiksa adanya kelainan lainnya (Dewi,2010 ;h.25). (4) Hidung Kaji bentuk dan lebar hidung,bayi harus bernafas dengan hidung , jika melalui mulut harus diperhatikan ada obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral, periksa adanya secret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital periksa adanya pernapasan cuping hidung,jika mengembang menunjukan adanya gangguan pernapasan( Rukiyah dan Yulianti,2012 ;h.55-56). (5) Mulut Bibir harus berbentuk dan simetris ketidaksimetrisan bibir menunjukan adanya palasi wajah. Periksa adanya bi bir sumbing, adanya gigi atau ranula,periksa keutuhan langit-langit, perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum,lidah apakah membesar atau sering bergerak (Rukiyah dan Yulianti,2012;h. 56). (6) Leher Pemeriksaan leher, biasanya leher bayi pendek fdan harus diperiksa kesimetrisanya. pergerakan harus baik.
  • 63. 50 Jika terdapat kertbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis(Rukiyah dan Yulianti,2012;h.57). (7) Klavikula Raba seluruh klavikula untuk memastikan keuntuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu,. periksa kemungkinan adanya fraktur (Rukiyah dan Yulianti,2012;h. 57). (8) Tangan Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan kebawah, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur , periksa jumlah jari perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili (Rukiyah dan Yulianti,2012;h.57). (9) Dada Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumo- toraks, paralisis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen
  • 64. 51 bergerak secara bersamaan (Rukiyah dan Yulianti,2012;h.58). (10)Abdomen Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas, kaji adanya pembengkakan jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika (Rukiyah dan Yulianti,2012;h. 58). (11)Genetalia Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm periksa posisi lubang uretra. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora,lubang ureta terpisah dengan lubang vagina (Rukiyah dan Yulianti;h. 59). (12)Tungkai dan kaki Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. periksa panjang kedua kaki dan meluruskan keduanya dan bandingkan , kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki (Rukiyah dan Yulianti;h.59).
  • 65. 52 (13)Anus Periksa adanya kelaianan atresia ani, kaji posisinya, meconium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya meconium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan(Rukiyah dan Yulianti; h.59). (14)Punggung Periksa spinal dengan cara menelungkupan bayi, cari tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas medulla spinalis atau kolumna vertebra (Rukiyah dan Yulianti,2010 ;h.60) g) Refleks Refleks kedipan (glbelar reflex) (Dewi,2010 ;h.25). tanda Babinski,refleks merangkak,Refleks menari/melangkah ,Refleks Ektruksi, Galant’s refeleks .refleks moro’s, Refleks rooting, Refleks kaget (starle), Refleks menghisap,tonick neck refleks (Uliyah dan Hidayat,2008 ; h.151-153). h) Antropometri Pemeriksaan Antropometri meliputi pengukuran berat badan (BB) 2.500-4.000 gram ,panjang badan (PB) 48-52
  • 66. 53 cm,lingkar kepala (LK) 33-35 cm,lingkar dada (LD) 30-38 cm,Lingkar Lengan 11-12 cm (Dewi,2010 ;h.2). 2.4 Pemeriksaan APGAR SCORE Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2 Appearance (warna kulit) Pucat Badan merah,ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerahan – merahan Pulse (frekuensi nadi) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100 Grimace (reaksi rangsang) Tidak ada Sedikit gerakan mimic (grimace) Batuk/bersin Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif Respiration (pernapasan ) Tidak ada Lemah /tidak teratur Baik/menagis (Sondakh, 2013 ;H.158). b. Interprestasi data dasar (Langkah II) Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.baik rumusan diagnosis maupun masalh ,keduanya harus ditangani meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai diagnosis,tetapi tetap membutuhkan penanganan (Soepardan,2007;h.99). 1) Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnos kebidanan (Soepardan,2007;h. 99).
  • 67. 54 2) Masalah Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.masalah juga sering menyertai diagnosis (Soepardan,2007 ;h.99). c. Identifikasi diagnosis/masalah potensial dan antisipasi Penanganannya (langkah III) Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat Waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis /masalah potensial ini menjadi kenyataan (Soepardan,2007 ;h.99-100). d. Menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi segera dengan tenaga kesehatan lain (Langkah IV) Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penangan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. langkah ini mencerminkan kesinambungan proses manajement kebidanan (Soepardan,2007 ;h.100).
  • 68. 55 e. Menyusun rencana asuhan menyeluruh (Langkah V) Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah –langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah diindentifaksi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Soepardan,2007 ;h.101). Asuhan pada bayi baru lahir segera setelah lahir meliputi : 1) Jaga kehangatan 2) Bersihkan jalan napas (bila perlu) 3) Keringkan dan tetap jaga kehangatan 4) Potong dan ikat tali pusat tanpa membu buhi apapun,kira-kira 2 menit setelah lahir. 5) Lakukan insiasi menyusu Dini dan kontak kulit bayi dengan kulit ibu. 6) Berikan salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata. 7) Beri suntikan Vitamin K1 1 mg intramuskuler ,dipaha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu Dini 8) Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ML Intramuskuler,dipaha kanan anteroleral,diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1(JNPK –KR,2008 ;H.122).
  • 69. 56 f. Pelaksanaaan langsung asuhan efisien dan aman (langkah VI) Pada langkah keenam,rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan degan efisen dan aman.pelaksanaan ini bias dilakukan seluruhnmya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Soepardan,2007 ;h.102). g. Evaluasi (langkah VII) Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan pada langkah terakhir,dilakukan evaluasi keefektipan asuhan yang sudah diberikan(Soepardan,2007 ;h.102). C. Teori Landasan Hukum Kewenangan Bidan 1. Peraturan-peraturan ,kompetensi bidan dan standar pelayanan kebidanan yang berkaitan dengan kasus yang diambil a. Peraturan –peraturan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1996 Pasal 1 1) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk
  • 70. 57 jenjang tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 2) Tenaga keperarwatan meliputi perawat dan bidan (Karwati et all,2011 ;h.72). b. Kompetensi Bidan Berdasarkan Permenkes 572 tahun 1996 tentang registrasi dan praktik bidan,kompetensi yang ada di dalam kurikulum D III kebidanan (1996),serta memperhatikan draft ke IV kompetensi inti bidan yang disusun oleh ICM February 1999,maka kompetensi inti bidan dapat diuraikan sebagai berikut(Estiwidani et all,2008;h. 77) 1) Kompetensi 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi ,komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan . a) Pengetahuan dasar (1) Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus (2) Kebutuhan dasar bayi lahir : kebersihan jalan nafas,perawatan tali pusat,kehangatan ,nutrisi,bounding attachment (3) Indicator pengkajian bayi baru lahir,misalnya nilai APGAR (4) Penampilan dan perilaku bayi baru lahir
  • 71. 58 (5) Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai 1 bulan (6) Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti : caput ,molding,Mongolian spot, hemangioma (7) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti ;hypoglikemi,hypotermi,dehidrasi,diare dan infeksi,icterus (8) Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai 1 bulan (9) Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi (10)Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature (11)Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir seperti trauma intra-cranial,fraktur clavikula,kematian,mendadak,dan hematoma. b) Pengetahuan Tambahan Sunat dan tindik pada bayi perempuan. c) Keterampilan dasar (1) Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan dan merawat tali pusat (2) Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan (3) Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR (4) Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas
  • 72. 59 (5) Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk menentukan adanya tanda kelaianan –kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup (6) Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu (7) Memberikan imunisasi pada bayi (8) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medic (9) Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir seperti : kesulitan bernafas/asfiksia, hypotermi,hypoglikemi (10) Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasalitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan (11) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan . d) Keterampilan tambahan (1) Melakukan penilaian masa gestasi (2) Menganjarkan pada orang tua tentang pertumbuhan danb perkembangan bayi yang normal dan asuhannya (3) Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia di masyarakat
  • 73. 60 (4) Memberi dukungan pada orang tua selama masa berduka cita yang sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan,keguguran dan kematian bayi (5) Memberi dukungan pada orang tua selama bayinya dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan (6) Memberikan dukungan pada orang tua dengan kelahiran ganda (7) Melakukan tindik dan sunat pada bayi perempuan (Estiwidani et all,2008 ;h.92-94). c. Standar Pelayanan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 1) standar 13 : perawatan bayi baru lahir Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder,menemukan kelaianan,dan melakukan tindakan Atau merujuk sesuai dengan kebutuhan.Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi. 2) Standar 14 : Penangan pada dua jam pertama setelah persalinan Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan,serta melakukan tindakan yang diperlukan.Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya
  • 74. 61 kesehatan ibu,dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI. 3) Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan Bayi pada Masa Nifas Bidan memberikan pelayanan pada masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga,minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan,untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas,serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,kebersihan perorangan ,makanan bergizi ,perawatan bayi baru lahir,pemberian ASI, imunisasi dan KB (Karwati et all,2011 ;h.80). 4) Undang-undang wewenang bidan Dalam menjalankan praktiknya bidan berwenang dalam memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga berencana,dan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. Adapun pelayanan kebidanan yang diberikan meliputi pelayan ibu dan anak, sesuai dengan studi kasus ini maka pelayanan pada anak adalah sebagai berikut :
  • 75. 62 a. Pelayanan kebidanan pada anak (1) Pemeriksaan bayi baru lahir (2) Perawatan tali pusat (3) Perawatan bayi (4) Resusitasi pada bayi baru lahir (5) Pemantauan tumbuh kembang anak (6) Pemberian imunisasi (7) Pemberian penyuluhan Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang bewenang pada wilayah tersebut,bidan dapat memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai kemampuannya (Aticeh et all,2014 :h.71-72).
  • 76. 63 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN PERWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY.A SEGERA SETELAH LAHIR DI BPS HASMIATI BAHRI, S.ST BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Oleh : Amalia Febriyani Tanggal : 10 Juni 2016 Pukul : 07.00 WIB Biodata Bayi Nama : By.Ny.A Jenis kelamin : perempuan Tanggal/jam lahir : 10-06-2016 pukul 07:00 WIB Biodata orang tua Nama : Ny A :Tn.A Umur : 21 Tahun :22 Tahun Agama : Islam :Islam Pendidikan : SMA :SMA Pekerjaan : Karyawan swasta :Wiraswasta Suku /bangsa : Jawa : jawa Alamat : Jl.Darussalam Gg. Putra, Bandar Lampung
  • 77. 64 A. Pengkajian 1. Data subjektif a. Riwayat prenatal G1P0A0 Usia kehamilan 38 minggu 3 hari Riwayat ANC : 5 kali kunjungan di bidan Imunisasi TT : Ya 2x Keluhan selama hamil : TM I mual-mual : TM II Tidak ada : TM III Sering kencing Penyakit sebelum hamil 1) DM : Tidak Ada 2) Hepatitis : Tidak Ada 3) TBC : Tidak Ada 4) HIV/AIDS : Tidak Ada Penyakit selama hamil 1) DM : Tidak Ada 2) Hepatitis : Tidak Ada 3) TBC : Tidak Ada 4) HIV/AIDS : Tidak Ada 5) Kebiasaan Minum obat/jamu : Tidak pernah Merokok : Tidak pernah
  • 78. 65 6) Kompliksi ibu a) Hipertensi : Tidak Ada b) Perdarahan : Tidak Ada c) Pre eklamsi : Tidak Ada d) Eklamsi : Tidak Ada e) Infeksi : Tidak Ada b. Riwayat intranatal 1) Ibu Lahir tanggal : 10 juni 2016 pukul 07.00 WIB Usia kehamilan : 38 Minggu 3 hari Tempat Lahiran : di BPS Hasmiati Bahri ,S.ST Jenis persalinan : Normal Penolong : Bidan Jenis kelamin : Perempuan Cacat bawaan : Tidak Ada Lama persalinan Kala 1 : 7 jam 0 menit Kala 2 : 1 jam Kala 3 : 10 menit Kala 4 : 2 jam 0 menit Lamanya : 10 jam 10 menit
  • 79. 66 2) Bayi keadaan umum : Baik keadaan air ketuban : Jernih waktu pecah ketuban : 06.00 WIB Lilitan tali pusat : Tidak Ada Plasenta : Lahir lengkap 2. Data Objektif a. Pemeriksaan Umum 1) Warna kulit : kemerahan 2) Tonus otot : Aktif 3) Pernafasan : Menangis Spontan 4) Denyut jantung : 125 x/mnt 5) Suhu Aksila : 36,50 C 6) Gerakan : Aktif 7) Ekstremitas : Lengkap 8) Tali pusat : Tidak Ada perdarahan 9) Eliminasi : a) Miksi : Ada b) Mekonium : Ada
  • 80. 67 b. Pemeriksaan Fisik 1) Kepala a) Simetris : Simetris b) Caput succedaneum : Tidak Ada c) Cephal Haematoma : Tidak Ada 2) Mata a) Konjungtiva : Merah muda b) Sklera : Putih c) Kelopak Mata : Tidak ada Pembengkakan 3) Telinga a) Simetris : Simetris b) Lubang : Ada 4) Hidung a) Simetris : simetris b) Secret : Tidak Ada c) Pernafasan cuping hidung : Tidak Ada 5) Mulut a) Simetris : simetris b) Labioskizis : Tidak Ada c) Labiopalatoskizis : Tidak Ada 6) Leher a) Simetris b) Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak Ada
  • 81. 68 c) Pembesaran kelenjar jugularis : Tidak Ada 7) Klavikula dan lengan tangan a) Gerakan : Aktif b) Jumlah jari : Lengkap (10) 8) Dada a) Simetris : Simetris b) Tarikan stenum : Tidak Ada c) Puting susu : Ada 9) Abdomen a) Tali pusat : Tidak ada perdarahan b) Kelainan : Tidak Ada 10) Genetalia Perempuan a) Labia mayora : Ada b) Labia minora : Ada c) Lubang uretra : Ada 11) Tungkai dan kaki a) Simetris : Iya b) Jumlah jari : Lengkap (10) 12) Anus : Ada 13) Punggung Kelainan : Tidak Ada
  • 82. 69 c. Pemeriksaan Antropometri 1) BB : 2800 gram 2) PB : 50 cm 3) LK : 35 cm 4) LD : 36 cm Menit Tanda 0 1 2 Jumlah Ke 1 Warna kulit Frekuensi jantung Refleks Tonus otot Usaha bernafas ( ) Biru pucat ( ) Tidak ada ( ) Tidak bereaksi ( ) Lumpuh ( ) Tidak ada ( ) Tubuh kemerahan, tangan dan kaki biru ( ) < 100 ( ) Sedikit gerakan ( ) Ekstremitas sedikit fleksi ( ) Lambat tidak teratur ( √) Seluruh tubuh kemerahan (√) > 100 (√ ) Reaksi melawan, menangis (√) Gerakan aktif (√) Menangis kuat 10 Ke 5 Warna kulit Frekuaensi jantung Refleks Tonus otot Usaha bernafas ( ) Biru pucat ( ) Tidak ada ( ) Tidak bereaksi ( ) Lumpuh ( ) Tidak ada ( ) Tubuh kemerahan, tangan dan kaki biru ( ) < 100 ( ) Sedikit gerakan ( ) Ekstremitas sedikit fleksi ( ) Lambat tidak teratur (√ ) Seluruh tubuh kemerahan (√ ) > 100 (√ ) Reaksi melawan ,menangis (√) Gerakan aktif (√) Menangis kuat 10 Ke 10 Warna kulit Frekuaensi jantung Refleks Tonus otot Usaha bernafas ( ) Biru pucat ( ) Tidak ada ( ) Tidak bereaksi ( ) Lumpuh ( ) Tidak ada ( ) Tubuh kemerahan, tangan dan kaki biru ( ) < 100 ( ) Sedikit gerakan ( ) Ekstremitas sedikit fleksi ( ) Lambat tidak teratur (√ ) Seluruh tubuh kemerahan (√ ) > 100 (√ ) Reaksi melawan ,menangis (√) Gerakan aktif (√) Menangis kuat 10
  • 83. 70 TABEL 3.1 MATRIKS Tgl/jam Pengkajian Interprestasi data (diagnose,masalah ,dan kebutuhan) Dx potensial/ma salah potensial Antisipasi tindakan segera Intervensi Implementasi Evaluasi Jumat 10 juni 2010 ,pukul 07 :00 WIB Ds : 1. Ibu mengatakan baru melahirkan anak pertamanya pada tgl 10 juni 2010,jam 07 :00 WIB Do: warna kulit kemerahan ,tonus otot kuat, dan bayi menangis Masalah : ibu tidak mengerti tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar Kebutuhan : Asuhan bayi baru lahir dengan kebutuhan perawatan tali Dx : Bayi Ny A segera setelah lahir cukup bulan sesuai usia kehamilan Ds : Ibu mengatakan baru melahirkan anak pertamanya pada tgl 10 juni 2016 ,pukul 07 : 00 WIB. Tidak ada Tidak ada 1. Lakukan penilaian sekilas pada bayi 2. Keringkan bayi 3. Lakukan jepit potong tali pusat 1. Melakukan penilaian sekilas pada bayi seperti tonus otot,warna kulit, pernafasan 2. Mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan kain yang bersih di mulai dari muka kepala , bagian tubuh lainnya dan mengganti handuk basah dengan kain bersih dan kering 3. Melakukan jepit potong tali pusat: a. Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat,lalu mengurut tali pusat kearah ibu dengan memasang klem ke -2 cm dengan jarak 2 cm dari klem pertama. b. Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh) lalu memotong tali pusat diantara 2 klem 1. Penilaian sekilas baik,gerakan aktif,warna kulit kemerahan,dan menangis kuat 2. Tubuh bayi telah dikeringkan 3. Pemotongan tali pusat sudah di lakukan
  • 84. 71 pusat 4. Lakukan pengikatan tali pusat 5. Lakukan IMD 6. Beri salep mata tertracycline pada bayi 4. Melakukan pengikatan tali pusat pada bayi dengan jarak ±1 cm dari umbilicus dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kassa steril lepaskan kutan klem pada tali pusat lalu memasukan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% 5. Melakukan IMD dalam keadaan ibu dan tidak memakai baju tengkurap bayi didada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi kemudian selimuti keduanya agar tidak kedinginan ,anjurkan ibu untuk memberi sentuhan kepada bayi merangsang bayi mendekati putting susu lalu biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibu nya biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu minimal 1 jam walaupun proses menyusui hingga 1 jam, biarkan bayi berda didada ibu sampai proses menyusu pertama selesai. 6. Memberikan salep mata pada bayi tetracylin dari mata mendekati hidung menuju kebagian luar dengan dosis 1 % 4. Tali pusat bayi sudah terikat. 5. IMD telah di lakukan 6. Salep mata telah diberikan
  • 85. 72 7. Berikan vit K untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir 8. Lakukan pemeriksaan antropometri 9. Lakukan pemeriksaan fisik secara head to toe dan refleks. diberikan untuk mencegah infeksi pada mata bayi, Menyentuh jalan lahir yang banyak terdapat bakteri. 7. Memberikan suntik vit K pada bayi, vik K di masukan kedalam spuit sekali pakai steril dengan dosis 1 mg (0,5 ml) kemudian disuntikan secara intramuscular dipaha kiri untuk mencegah terjadinya perdarahan intracranial pada bayi baru lahir 8. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti BB : 2800 gram PB : 50 cm LK :35 cm LD : 36 cm LILA :11,5 cm 9. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe dengan hasil : kepala simetris, caput succedaneum tidak ada, cepal haematoma tidak ada, muka bersih, mata simetris ,sclera putih, konjungtiva merah muda, leher tidak ada kelainan, tanda lahir tidak ada, dada simetris, nafas 47 x/mnt abdomen tali pusat tidak ada perdarahan, dan masih segar, genetalia ekterna terdapat lubang uretra , anus berlubang ,terdapat 7. Vitamin K sudah diberikan pada bayi. 8. Pemeriksaan antropometri sudah dilakukan 9. Pemeriksaan fisik telah dilakukan
  • 86. 73 10. Berikan imunisasi HB0 11. Lakukan rawat gabung mekonium, tungkai ekstremitas jari tangan dan kaki simetris dan lengkap 10. Memberikan imunisasi hb 0 pada bayi 0,5 ml setelah 2 jam lahir di sebelah kanan paha bayi 11. Melakukan rawat gabung seperti : meletakan bayi dalam box bayi disamping tempat tidur ibu, mengawasi kedaan umum bayi, catat dalam status. Bayi boleh menyusu setiap kali, bayi tidak boleh di berikan susu botol, memantau ibu menyusui bayi. 10. Imunisasi hb 0 telah diberikan 11. Ibu telah melakukan rawat gabung Selasa 12 juni 2016 pkl 07.00 WIB Ds : Ibu mengatakan tali pusat nya sudah kering Do : K/U : baik N : 130 x/mnt T : 36,5 Tali pusat sudah kering Dx : Ds : By. Ny.A usia 5 hari dengan kebutuhan perawatan tali pusat Ibu mengatakan tali pusat nya sudah kering Do : K/U : baik N : 130 x/mnt T : 36,50 C Tali pusat sudah kering Tidak da Tidak ada 1. Beritahu ibu kondisi bayinya saat ini 2. Evaluasi tentang keadaaan tali pusat 3. Menganjurkan ibu untuk memandikan bayinya secara mandiri 4. Mengajarkan ibu teknik menyusui 1. Memberitahu ibu keadaan bayinya saat ini. N : 137 x/mnt T : 36.60 C RR : 46 x/mnt 2. Mengevaluasi tentang tali pusat bayinya dalam keadaan kering dan terlihat hitam 3. Menganjurkan ibu untuk memandikan bayinya setiap pagi dan sore secara mandiri 4. Menganjurkan ibu teknik menyusui yang benar . dengan 1. Ibu mengetahui kondisi bayinya saat ini 2. Tali pusat bayi terlihat sudah mengering dan berwarna kehitaman 3. Ibu mau dan akan melakukan memandikan bayinya secara mandiri 4. Ibu mengerti teknik menyusui yang benar dan
  • 87. 74 yang benar 5. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari jika posisi ibu dalam keadaanduduk, jangan menggantung kaki dan posisi duduk ibu dalam keadaan rileks, dan posisi bayi perut ibu bertemu dengan perut bayi, seluruh areola masuk kemulut bayi 5. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi setiap pagi di bawah jam 09.00 WIB dan telanjangi bayi akan melakukannya 5. Ibu tau kapan saja waktu menjemur dan mau melaksanakannya Hari ke-6 Rabu 15 juni 2016,pkl 07.00 WIB Ds : Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan sehat. Do : N :135 x/mnt R :42 x/mnt S : 37,00 C Tali pusat bayi sudah puput Dx : By. Ny.A cukup bulan sesuai masa kehamilan 6 hari masalah : tidak ada kebutuhan : tidak ada Ds : Ibu mengatakan bayinya dalam kedaan baik dan sehat. Do : N : 135 X/mnt R : 42 x/mnt S : 37.0 C Tali pusat sudah puput. Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu kondisi bayinya saat ini 2. Evaluasi tentang keadaan tali pusat 3. Beritahu ibu untuk menyusui secara on demand 4. Evaluasi ibu tentang teknik menyusui yang benar 1. Memberitahu ibu tentang kondisi bayi saat ini K/U : baik N : 128 x/mnt RR : 43 x/mnt T : 36,80 C 2. Mengevaluasi tentang keadaan tali pusaat bayi, tali pusat sudah puput 3. Memberitahu ibu untuk menyusui secara ondemand dengan 2 jam sekali di payudara kanan dan kiri ibu secara bergantian dan apabila payudara ibu terasa penuh susui saja. 4. Mengevaluasi tentang teknik menyusui yang sudah di ajarkan kemarin dan ibu telah melakukan secara perlahan 1. Ibu mengetahui keadaan kondisi bayi nya saat ini 2. Tali pusat bayi sudah puput 3. Ibu telah menyusui bayinya setiap 2 jam dan apabila terasa penuh 4. Ibu telah telah melakukan teknik menyusui dengan benar
  • 88. 75 5. Anjurkan kepada ibu untuk ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan imunisasi 5. Menganjurkan ibu untuk mengimunisasikan bayinya sesuai jadwal imunisasi agar bayinya mendapat imunisasi dasar lengkap tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan 5. Ibu bersedia untuk ke tenaga kesehatan mendapatkan imunisasi selanjutnya
  • 89. 76 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Data Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang kedaan pasien pada By.Ny. A Dengan Asuhan Kebidanan Bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat di BPS Hasmiati Bahri S.ST Bandar Lampung tahun 2016, dan didapatkan hasil yaitu sebagai berikut : 1. Identitas bayi a. Nama 1) Tinjauan Teori Nama jelas atau lengkap.Bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari. Bagi pasien anak,ditanyakan nama orang tua atau wali (Estiwidani et all, 2008 ;h.140). 2) Tinjauan Kasus Pada kasus ini,bayi diberikan nama By.Ny A, Karena bayi segera setelah lahir dan belum diberi nama panggilan oleh orang tua. 3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus, karena bidan melakukan pengkajian nama pasien secara jelas dan lengkap. Dalam hal ini nama pasien penulis diberi inisial By.Ny A untuk menjaga privasi pasien dengan adanaya nama jelas dan lengkap bidan tidak mengalami kekeliruan dalam memberikan penanganan 2. Umur
  • 90. 77 a. Tinjauan Teori Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti, 2012;h. 2). b. Tinjauan kasus Pada kasus ini By Ny A Lahir Usia kehamilan 38 minggu 3 hari c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir dalam keadaan fisiologi dengan masa gestasi 38 minggu 3 hari, dimana sesuai dengan tinjauan teori bayi baru lahir normal masa gestasi nya 37 sampai dengan 42 minggu. Data subjektif 1) Identitas ibu a) Nama (1) Tinjauan Teori Nama jelas lengkap ,bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan (Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.131). (2) Tinjauan kasus
  • 91. 78 Pada kasus ini nama ibu adalah Ny. A Sebagai wali/orang tua By.Ny .A (3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus karena nama wali/orang tua pasien jelas sehingga memudahkan dalam memberikan pelayanan dan penanganan. b) Umur (1) Tinjauan Teori Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Estiwidani,2008 ;h.141). (2) Tinjauan kasus Pada kasus ini,Ny. A berumur 21 tahun. (3) Pembahasan Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena usia Ny. A tidak termasuk resiko tinggi, dimana dikatakan resiko tinggi bila umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun,sehingga Ny.A melahirkan bayi yang normal dan tidak ada komplikasi saat persalinan. c) Agama (1) Tinjaun Teori
  • 92. 79 Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa ( Ambarwati dan Wulandari,2010 ;h.132). (2) Tinjauan Kasus Pada kasus ini ,orang tua /wali pasien beragama islam (3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan tinjauan kasus karena sudah jelas agama ibu pasien adalah agama islam sehingga lebih mudah dalam memberikan bimbingan dalam berdoa sesuai dengan teori. d) Suku/bangsa (1) Tinjauan Teori Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari(Ambarwati dan Wulandari,2010;h.132). (2) Tinjauan kasus Pada kasus ini ibu berkebangsaan Indonesia dan suku ibu jawa. (3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus dimana adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari tidak mengganngu kebiasaan ibu. e) Pendidikan (1) Tinjauan Teori
  • 93. 80 Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikan(Ambarwati dan Wulandari,2010;h. 132). (2) Tinjauan kasus Pendidikan Ny A adalah SMA (3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori kareana tingkat pendidikan ibu adalah SMA, pada saat memberikan konseling kepada klien dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti dan mampu melaksanakan konseling yang telah di berikan. f) Pekerjaan (1) Tinjauan Teori Gunanya untuk menegtahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.(Ambarwati,2010;h.131). (2) Tinjauan kasus Pada kasus pekerjaan Ny .A adalah karyawan swasta (3) Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena status pekerjaan Ny. A ibu dari
  • 94. 81 ayah adalah karyawan swasta yang merupakan pekerjaan tetap, sehingga pada pola kebutuhan nutrisi tercukupi. g) Alamat (1) Tinjauan Teori Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati dan Wulanari,2010 ; h. 132). (2) Tinjauan kasus Pada kasus ini, alamat Lengkap Ny .A berada di Jl.Darussalam gg. satria, Bandar Lampung. (3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan tinjauan kasus,karena alamat Ny A lengkap sehingga mempermudah dalam melakukan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan perawatan tali pusat. h) Riwayat prenatal (1) Tinjauan Teori Anak beberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi BBL dalah kehamilan yang tidak disertai komplikasi seperti diabetesmilitus(DM), Hepatitis,jantung,asma,hipertensi(HT), TBC, Frekuensi antenatal care (ANC), di mana keluahan-keluhan selama hamil,HPHT Dn kebiasaaan –kebiasaaan ibu selama hamil (Sondakh.2013 ;h.162). (2) Tinjauan kasus
  • 95. 82 Pada kasus ini, adalah anak yang pertama, Ny.A tidak mempunyai penyakit menular dan menurun, Ny.A melakukan kunjungan ANC sebanyak 5 kali, dan tidak ada penyulit pada kehamilan dan saat persalinan bayi dalam keadaan baik. (3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus, jumlah kunjungan yang dilakukan Ny.A lebih dari kunjungan yang ditetapkan dan tidak ada kompliksi selama hamil sehingga Ny.A. Tidak mengalami penyulit pada saat kehamilan persalinan, dan bayi lahir dengan selamat dan kondisi yang baik. i) Riwayat Natal (1) Tinjauan teori beberapa usia kehamilan ,jam berapa waktu persalinan, lama kala I, lama kala II, BB bayi, denyut nadi, respirasi, suhu bagaimanakah ketuban, ditolong oleh siapa, komplikasi persalinan dan beberapa nilai APGAR untuk BBL (Sondakh ,2013 ;h.162). Lama persalinan pada primigravida dan multigravida Kala persalinan Primigravida multigravida I 10-12 jam 6-8 jam II 1-1,5 jam 0,5-1 jam III 10 menit 10 menit IV 2 jam 2 jam Jumlah (tanpa memasukan kala IV yang bersifat 10-12 jam 8-10 jam
  • 96. 83 observasi) (Manuaba et all,2010 ;h.175). (2) Tinjauan kasus Pada kasus ini,usia kehamilan Ny.A adalah 38 minggu 3 hari, lahir di BPS Hasmiati Bahri S.ST dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan, bayi berjenis kelamin Perempuan tidak ada cacat bawaan ,Lama persalinan kala I-IV adalah 10 jam 10 menit,kedaaan umum baik, keadaan air ketuban jernih, waktu pecah air ketuban pukul 06.00WIB, tidak ada lilitan tali pusat dan plasenta lahir lengkap. (3) Pembahasan Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus yaitu pada lamanya proses persalinan dari kala I-IV, pada primigravida jumlah lamanya proses persalinan dari kala I-IV adalah 10-12 jam (tanpa kala IV observasi ) sedangkan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus ini proses persalinan Ny. A adalah 10 jam 10 menit, Hal ini dikarenakan Ny.A mendapatkan asuhan yang baik dan kondisi HIS yang baik serta tindakan kooperatif ibu selama proses persalinan berlangsung sehingga proses persalinan berlangsung lebih cepat. DATA OBJEKTIF
  • 97. 84 a. Pemeriksaan Umum 1. Warna kulit a) Tinjauan teori Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik (Sulistyawati dan Nugraheny,2010 ;h.118). b) Tinjauan kasus Warna kulit bayi Ny.A saat lahir bewarna kemerahan. c) Pembahasan Dari kasus diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus bayi Ny.A, karena warna kulit bayi Ny.A saat lahir bewarna kemerahan dan tidak menunjukan perubahan warna kulit seperti sianosis yang dapat berbahaya pada bayi. 2. Tonus otot a. Tinjauan teori Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya latergi, yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan,
  • 98. 85 ada tidaknya layuh seperti tonus otot lemah,mudah terangsang,mengantuk ,aktivitas berkurang dan tidak sadar ( tidur yang dalam,merespon terhadap rangsangan) (Uliyah dan Hidayat,2011 ;h.146-147). b. Tinjauan kasus Pada kasus bayi Ny .A memiliki tonus otot yang baik,segera setelah lahir bayi langsung bergerak aktif. c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena tonus otot bayi Ny.A dalam keadaan baik dan tidak terjadi masalah. 3. Pernafasan a. Tinjauan teori Periksa laju napas dengan melihat tarikan napas pada dada dan gunakan petunjuk waktu. Status pernafasan yang baik adalah napas dengan laju normal 40-60 kali permenit, tidak ada wheezing,dan ronki (Dewi,2010 ; h.24). b. Tinjauan kasus By Ny.A dalam kedaan normal yaitu dengan pernafasan menangis spontan. c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan anatara teori dengan tinjauan kasus yang berkaitan dengan pernapasan bayi karena bayi dapat
  • 99. 86 menangis spontan segera setelah lahir, tidak menangis melengking dan merintih sesuai dengan teori. 4. Denyut jantung Periksa laju jantung dengan menggunakan steteskop dan petunjuk waktu. Denyut jantung normal 100-120x/menit dan tidak terdengar bunyi murmur(dewi,2010;h.24). 5. Suhu aksiler Periksa suhu dengan menggunakan thermometer aksila. Suhu normal adalah 36,5-37,20 C(Dewi,2010;h. 24). 6. Berat badan Berat badan bayi lahir normal 2.500-4000 gram (Dewi ,2013 ;h.2). 7. Eliminasi a. Tinjauan teori Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun pertama kehidupan. Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine dapat tidak dikeluarkan selama 12-24 jam. dalam 3 hari pertama feses bayi masih bercampur dengan mekonium dan frekuensi defekasi sebanyak 1 kali dalam sehari (Dewi,2010 ;h.28).