SlideShare a Scribd company logo
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.D USIA 23
TAHUN G1P0A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT I DI BPS RETNO Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Profesi
Ahli Madyah Kebidanan Pada Prodi D III Kebidanan
Akbid Adila Bandar Lampung
Disusun oleh :
DELIMA RAHMA WATI
201308008
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
i
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHDAP NY.D USIA
23 TAHUN G1P0A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT I DI BPS RETNO Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Delima Rahma Wati
INTASARI
WHO mengemukanan bahwa 500.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat
komplikasi kehamilan dan melahirkan. Dan sebagian besar kematian terjadi
selama atau segera setelah melahirkan.di Indonesia angka kematian ibu sebesar
15.000-15.500 setiap tahunnya atau terjadi setiap 30-40 menit. Penyebab kematian
ibu adalah perdarahan 30,5% infeksi 22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia
2,0%.salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya Gestosis pada masa kehamilan,
dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah Hiperemesis gravidarum. Metode
yang digunakan adalah metode studi kasus. Subjek penelitian asuhan pada ibu
hamil D umur 23 tahun G1P0A0. Objek penelitian penatalaksanaan Hiperemesis
gravidarum Tingkat I. Tempat penelitian di BPS Retno Amd.Keb Bandar
Lampung. Hasil penelitian, penulis mampu melakukan Asuhan kebidanan pada
ibu hamil terhadap Ny. D umur 23 tahun GIP0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan
Hiperemesis gravidarum Tingakat I, terdapat kesenjangan antara tinjauan teori
dan tinjauan kasus. Kesimpulan hasil study kasus ini menunjukan Ny. D telah
mengetahui mengenai keluhan yang dirasakan, mengetahui bagaimana cara
mengurangi Hipremesis Gravidarum Tingkat I yang dialami dan apa saja dampak
dari Hiperemesis Gravidarum yang dialami apabila tidak ditangani seperti akan
mengakibatkan Abortus dan BBLR. Saran utama, hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang Hiperemesis
gravidarum dan bagaimana penangannanyaa sehingga resiko terjadinya
Hiperemesis gravidarum dapat berkurang.
Kata kunci : Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
Kepustakaan : 17 Referensi (2007-2015)
Jumlah Halaman : 134 Halaman
ii
3
PERSETUJUAN
Diterima dan disetujui untuk diajukan dan di pertahankan di depan
Tim penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan
Di Ploma III Kebidanan Adila
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Kiki Purnama Sari, S.ST
NIK 31008027
iii
4
MOTTO
“ Kesuksesan tidak akan bertahan jika dilalui dengan jalan pintas”
“ Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berfikir”
iv
5
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang
berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Terhadap Ny. D umur 23
tahun GIP0A0 Usia Kehamilan 8 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingakat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016”. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
yaitu :
1. dr. Wazni Adila, MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung.
2. Kiki Purnama Sari, S.ST selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah
3. Bidan Retno Amd. Keb selaku pemilik BPS tempat mengambil penelitian.
4. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna perbaikan berikutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Bandar Lampung, Agustus 2016
Penulis
v
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
INTISARI....................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................iii
MOTTO ......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................3
C. Tujuan penulisan...............................................................................3
D. Ruang lingkup...................................................................................4
E. Manfaat penulisan.............................................................................5
F. Metodologi dan teknik memperoleh data...........................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori medis..........................................................................10
1. Kehamilan..................................................................................10
2. Hiperemesis gravidarum.............................................................32
B. Tinjauan teori asuhan kebidanan........................................................38
C. Landasan hukum kewenangan bidan..................................................61
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data subjektif....................................................................................64
B. Anamnesa .........................................................................................65
C. Pemeriksaan umum ...........................................................................68
D. Pemeriksaan khusus kebidanan..........................................................69
E. Pemeriksaan penunjang.....................................................................72
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.........................................................................................94
B. Interpretasi data.................................................................................114
C. Diagnosa potensial .......................................................................... .115
D. Tindakan segera .............................................................................. .115
E. Perencanaan .................................................................................... .116
F. Pelaksanaan..................................................................................... .118
G. Evaluasi .......................................................................................... .125
vi
7
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN.................................................................................... .129
B. SARAN........................................................................................... .131
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
8
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri........................................................ 14
Tabel 2.2 Tabel Imunisasi........................................................................ 15
Tabel 2.3 Informasi Kunjungan Kehamilan.............................................. 18
Tabel 2.4 TFU Menurut Penambahan Pertiga Hari................................... 23
Tabel 2.5 MATRIKS ............................................................................... 73
viii
9
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : JADWAL PENELITIAN
LAMPIRAN 2 : SAP
LAMPIRAN 3 : LEAFLEAT
LAMPIRAN 4 : LEMBAR KONSUL
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WHO (World Health Organization) mengemukanan bahwa 500.000
perempuan meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan
melahirkan, dan sebagian besar kematian terjadi selama atau segera setelah
melahirkan (Astuti et.all, 2015; h.2).
Indonesia, angka kematian ibu sebesar 15.000-15.500 setiap tahunnya atau
terjadi setiap 30-40 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5%
infeksi 22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia 2,0% (Manuaba et.all 2010; h.
38).
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. AKI kembali menunjukan penurunan menjadi 359 kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan Indonesia 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan laporan dari SDKI tahun 2012
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (target 102 per 100.000 kelahiran
hidup). Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi Lampung tahun 2013
disebabkan oleh perdarahan sebanyak 47 kasus (30%), eklamsi sebanyak 46
2
kasus (25%), infeksi sebanyak 9 kasus (6%), partus lama sebanyak 1 kasus
(0%), aborsi sebanyak 1 kasus (3%) dan lain-lain sebanyak 54 kasus (36%)
(Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015)
Bandar Lampung, distribusi kasus kematian ibu berdasarkan usia pada saat
kematian per kabupaten kota se-provinsi Lampung tahun 2011, usia < 20
tahun (0), usia 20-34 tahun (6 ) dan usia >35 tahun (3) (Profil Kesehatan
Provinsi Lampung Tahun 2015).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat
membahayakan kehidupan (Sulistyawati, 2011; h.153).
Berdasarkan hasil studi kasus pendahuluan di BPS Retno Amd.Keb Bandar
Lampung pada tanggal 08 Juni 2016. Berdasarkan kejadian dan besarnya
peran bidan dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis gravidarum dalam rangka penurunan angka kematian ibu hamil
maka penulis tertarik mengambil judul “ Asuhan Kebidanan pada ibu hamil
terhadap Ny.D umur 23 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016”.
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka ditentukan perumusan masalah dari studi
kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil terhadap
Ny.D umur 23 tahun G1P0A0dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di
BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016?”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah peulis mampu memberikan
Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun
G1A0P0dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.Keb
Bandar Lampung Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil terhadap Ny.D
umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di
BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016.
b. Penulis mampu melakukan interpretasi data potensial pada ibu hamil
terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat Idi BPS Bandar Lampung Tahun 2016.
c. Penulis mampu menentukan diagnosa pada ibu hamil terhadap Ny.D
umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di
BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016.
4
d. Penulis mampu melakukan tindakan antisipasi masalah pada ibu hamil
terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016.
e. Penulis mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada ibu
hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung Tahun
2016.
f. Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap
Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat
I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016.
g. Penulis mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil
terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Ny.D umur 23 tahun
2. Lokasi Penelitian
BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung tahun 2016
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam kasus ini dilaksanakan pada tanggal
08 Juni 2016 – 14 Juni 2016
5
E. Manfaat Penulisan
1. Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang
pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dan
sebagai bahan acuan /pedoman untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
selanjutnya.
2. Bagi Lahan Praktek
Studi kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan agar
lebih dapat meningkatkan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil
sehingga dapat menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan ibu
bersalin akibat komplikasi yang tidak tertangani.
3. Bagi Pasien
Dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesis gravidarum
dan bagaimana penangannanyaa sehingga resiko terjadinya hiperemesis
gravidarum dapat berkurang.
4. Bagi Penulis
Studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan serta mampu mengaplikasikan asuhan tentang Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I.
6
F. Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data
1. Metode Penelitian
Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui
suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal di sini dapat
berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah.
Misalnya keracunan, atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit
yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi
yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang
mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu
perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun di dalam studi kasus ini
yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara
mendalam, meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan
berbagai teknik secara integratif (Notoatmodjo, 2012; h.47).
2. Metode Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer merupakan materi atau kumpulan fakta yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung
(Chandra, 2008;h.20).
1) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keteraangan
7
atau informasi secara lisan dari seseorang penelitian
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh
langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau
percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode
observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau
diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara
(Notoatmodjo, 2012;h.139).
Wawancara di lakukan dengan cara:
a) Auto anamnesia
Adalah anamnesis yang diakukan kepada pasien langsung.
Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung
dari sumbernya.
b) Allo anamnesis
Adalah namnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien
untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi
untuk memberikan data yang akurat (Sulistyawati, 2011;
h.166)
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, meliputi :
8
a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultrasi, dan
perkusi).
b. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru
serta catatan sebelumnya) (Soepardan,2008; h.98).
b. Data Sekunder
1) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari
sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen
lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan.
2) Observasi
Metode pengumpulan data kualitatif lainnya yang juga sangat
sering digunakan adalah observasi. Sebelum berkembangnya
metode pengumpulan data seperti sekarang ini, metode
observasi telah sering dilakukan sebagai metode pengumpulan
data tradisional oleh ilmuan-ilmuan terdahulu. Pendek kata,
observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling tua
digunakan sepanjang sejarah kedudukan observasi dengan
9
wawancara. Bahkan, sering kali, penggunaan wawancara dalam
penelitian kualitatif selalu disertakan dengan observasi untuk
kepentingan cross-chek dan validitas data (Herdiansyah, 2012;
h.131, 143).
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Medis
1. Kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Kehamilan didefenisikn sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional (Walyani, 2015; h.69).
b. Tujuan Asuhan Kehamilan
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial pada ibu dan bayi
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
11
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dan menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Walyani,2015;
h.7).
c. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal
1. 14 T
1. Timbang berat badan dan tinggi badan
Menurut Saryono (2010) dikatakan tinggi badan ibu
dikatagorikan adanya resiko apabila hasil pengkuran < 145
cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung
untuk mengatahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan
ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
2. Tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi
tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala
hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun di bawah normal kita
pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar
systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg.
12
3. Ukur Tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas
sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak
boleh di tekan).
Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri
No Tinggi Fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam minggu
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
4. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)
untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan
nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring
dengan pertumbuhan janin.
5. Pemberian imunisasi TT
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT
yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari
pada tempat penyuntikan.
13
Tabel. 2.2 Tabel imunisasi
Imunisasi Interval % perlindungan Masa
perlindungan
TT 1 Pada kunjungan
ANC pertama
0 % Tidak ada
TT 2 4 minggu setelah
TT 1
80 % 3 tahun
TT 3
6 buan setelah TT
2
95 % 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT
3
99 % 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT
4
99 % 25 tahun /
seumur hidup
6. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang
pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.
Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi
anemia pada ibu hamil.
7. Pemeriksaan protein urine
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.
Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preeklamsi
8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL)
untuk mengetahui treponema pallidum/ penyakit menular
seksual, antara lain syphilish.
9. Pemeriksaan urine reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu
dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula
pada keluarga ibu dan suami.
14
10. Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan
payudara yang ditunjukan kepada ibu hamil. Manfaat
perawatan payudara adalah :
a) Menjaga kebersihan payudara, teutama putting susu
b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu
pada susu terbenam)
c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi
ASI lancar
d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi
Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi
dan mulai pada kehamilan 6 bulan.
11. Senam ibu hamil
Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat
pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit
12. Pemberian obat malaria
Pemberian obat malria diberikan khusus untuk pada ibu hamil
didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas
malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil.
13. Pemberian kapsul minyak beryodium
Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan diamana tanah air tidak mengandung unsur
15
yodium. Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan
gondok dan kretin yang ditandai dengan:
a) Gangguan fungsi mental
b) Gangguan fungsi pendengaran
c) Gangguan pertumbuhan
d) Gangguan kadar hormon yang rendah
14. Temu wicara
a) Defenisi konseling
Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk
menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih
baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami
dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya
(Walyani, 2015 ; h.80-83)
d. Kunjungan Antenatal Care Minimal :
1) 1x kunjungan pada trimester 1 (usia kehamilan 0-13 minggu)
2) 1x kunjungan pada trimester 2 (usia kehamilan 14-27 minggu)
3) 2x kunjungan pada trimester 3 (usia kehamilan 28-40 minggu)
(Sulistyawati, 2011; h.4).
16
Tabel 2.3 Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14
minggu
1. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa
2. Mencegah maslah yang berbahaya
3. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan
menghadi komplikasi
4. Membangun hubungan saling percaya
5. Mendorong prilaku sehat
Trimester II 14-28
Minggu
Sama dengan timester I ditambah kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan,(deteksi gejala
preeklampsia, pantau TD dan evaluasi edema dan
proteinuria)
Trimester III 14-28
minggu
Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda
Setelah 36
minggu
Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS
(Dewi dan Sunarsih, 2012; h.22)
e. Kebijakan Teknis
Prawiroharjo (2002) dikatakan setiap kehamilan dapat berkembang
menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu
hamil membutuhkan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksaan
ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai
berikut :
1) Mengupayakan kehamilan sehat.
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi komplikasi (Rukiyah et all, 2009; h.8).
17
f. Tanda dan Gejala kehamilan
1) Tanda Pasti kehamilan
a) Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian-
bagian janin
b) Denyut jantung janin
(1) Didengar dengan stetoskop monoral laennec
(2) Dicatat dan didengar alat Doppler
(3) Dicatat dengan feto Elektrokardiogram
(4) Dilihat pada Ultrasonografi (USG)
c) Terlihat tulang- tulang janin dalam foto rontogen
2) Tanda-Tanda Tidak Pasti Kehamilan (presumtive)
a) Gangguan dalam sistem reproduksi
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan
rumus dari Naegele yaitu TTP (hari pertama HT + 7) dan
(bulan + 3).
b) Mual dan muntah
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan peratama. Oleh karena sering terjadi pada pagi
hari, maka disebut morning sicknes. Bila mual muntah terlalu
sering disebut hiperemesis.
18
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama
pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-
bauan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat- tempat ramai yang sesak dan padat
bisa pingsan.
e) Tidak ada selera makan
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan
kemudian nafsu makan akan timbul kembali.
f) Lelah
g) Payudara
Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri sebab pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara kelenjar montgomery terlihat lebih membesar.
h) BAK
Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh
rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan
kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali
karena kandung kemih ditekan oleh janin.
i) BAB
Konstipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid.
19
j) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta, dijumpai dimuka (cloasma gravidarum) areola
payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea)
k) Epulis atau dapat disebut juga hipertropi dari papil gusi
l) Pemekaran vena-vani
Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis,
dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
3) Tanda-tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan
konsistensi rahim
c) Tanda hegar
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus
segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian lain.
d) Tanda chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi
kebiru-biruan.
e) Tanda piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena
embrio biasanya terletak disebelah atas dengan bimanual akan
terasa benjolan asimetris.
20
f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Braxton
Hicks)
g) Teraba Ballotement
h) Reaksi kehamilan positif (Dewi dan Sunarsih, 2012 ;111-114)
4) Pemeriksaan Diagnostik kebidaanan
a) Tes urine kehamilan (Tes HCG)
(1) Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada
amenore (satu minggu pada saat koitus)
(2) Upayakan urine yang digunakan urine pagi.
b) Palpasi abdomen
c) Pemeriksaan USG
(1) Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosa pasti kehamilan.
(2) Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan
kantong kehamilan.
d) Pemeriksaan Rontgen
(1) Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan
diagnosa pasti masalah
(2) Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan
tulang belakang (Sulistyawati, 2011; h.89-93).
21
g. Perubahan Anataomi dan Fisiologi Ibu Hamil
1) Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi
adekuatnya akomondasi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-
serabut kolagennya menjadi higoskopik, dan endometrium menjadi
desidua.
Tabel 2.4 TFU Menurut Penambahan Pertiga Hari
Usia kehamilan
(Minggu)
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari diatas sympisis
16 Pertengahan pusat sympisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan puat-procesus xyfoideus (px)
36 3 jari dibawah procesus xyfoideus (px)
40 Pertengahan pusat-procesus xyfoideus (px)
(Sulistyawati, 2011 ; h.60)
2) Sistem Kardivaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (caridiac output)
meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28
minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut
jantung pada saat istrahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70
kali /menit menjadi 80-90 kali/menit).
22
3) Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal berkerja lebih berat. Ginjal menyaring
darah yang volumenya meningkat (sampai 30-35% atau lebih), yang
puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat
sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang
akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal,
aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika
berdiri. Keadaaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena
itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka
mencoba untuk berbaring/tidur.
4) Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus
bagian bawah sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit
semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh
tingginya kadar progesteron.
5) Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan
tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu,
peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang
kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet
biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar
glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin, dan
23
berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis
yang dikenal dengan “cepat merasakan lapar” yang mungkin
berbahaya bagi janin.
6) Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi
otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan.
7) Kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik
pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu,
sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis
gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi
gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di
atas pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis
seringkali tampak di tungkai bawah
8) Payudara
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami
banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa
perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah seagai berikut :
a) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat
b) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertrofi kelenjar alveoli
24
c) Banyangan vena-vena lebih membiru
d) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
e) Kalau di peras akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna
kuning.
9) Sistem endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi
LH dan FSH. Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang
folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpindah kepermukaan
ovarium dimana ia di lepaskan. Folikel yang kosong dikenal sebagai
korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi progesteron.
Progesteron dan estrogen merangsang poliferasi dari desidua (lapisan
dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika
kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna
berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil
alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan
progesteron.
10) Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan
Pertambahan berat badan pada ibu hamil menggambarkan status gizi
selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika
terdapat keterlambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat
mengidentifikasi adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan
25
gangguan pertumbuuhan janin intra utrine (Intra-Uterin Growth
Retradation-IUGR).
Perkiraan peningkatan berat badan :
a) 4 kg dalam kehamilan trimester I
b) 0,5 kg/ minggu pada kehamilan trimester II sampai III
c) Totalnya sekitar 15-16 kg.
11) Sistem peranapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang
rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-
paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas
lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak
oksigen untuk janin dan dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak
membesar. Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak
darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah
(kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami
penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara
wanita hamil agak berubah (Sulistyawati, 2011; h. 68-69).
h. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1) Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan, yaitu meliputi
oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual,
mobilisasi, dan body mekanik, exercise/senam hamil, istrahat/tidur,
26
imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi,
memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara
mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, dan tanda bahaya dalam
kehamilan. Tapi pada pembahasan ini batasan yang akan dibahas
hanya meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi,
dan seksual saja.
a) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia
termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi
saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen pada ibu yang berpengaruh pada bayi yang dikandung.
b) Nutrisi
Padaa saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung
nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang
mahal. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300
kalori per hari, ibu hamil harusnya mengkonsumsi yang
mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu
seimbang).
(1) Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester pertama
(a) Minggu 1 sampai minggu ke 4
Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus
mengkonsumsi berbagai jenis makanan berkalori tinggi
untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170
27
kalori (setara 1 porsi nasi putih). Tujuannya agar tubuh
menghasilkan cukup energi, yang diperlukan janin yang
tengah terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kkl per
hari.
Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi,mie,
roti, sereal, dan pasta), dilengkapi sayuran, buah,
daging-dagingan atau ikan-ikanan , susu, dan produk
olahannya.
(b) Minggu ke -5
Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan
muntah, makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi
makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang
dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
perhari pada trimester I, antara lain roti, sereal, nasi 6
porsi, buah 3-4 porsi, sayuran 4 porsi , daging, sumber
protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk olahannya
3-4 porsi, camilan 2-3 porsi.
(c) Minggu ke-7
Konsumsi aneka jenis makan sumber kalsium untuk
menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin
yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium 1000
miligram/hari.
28
(d) Minggu ke-9
Jangan lupa penuhi kabutuhan asam folat 0,6 miligram
perhari, diperoleh dari hati, kacang kering, telur,
brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk.
Konsumsi juga vitamin C untuk pembentukan jaringan
tubuh janin penyarapan zat besi, dan mencegah pre-
eklampsia (Walyani, 2015; h. 93-95).
i. Ketidaknyamanan dan cara mengatasi
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh yang
semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis.
Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami
ketidaknyamanan meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu
diberikan suatu pencegahan dan perawatan.
1) Sering buang air kecil. Trimester I dan II
a) Penjelasan mengenai sebab terjadinya.
b) Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing.
c) Perbanyak minum pada siang hari.
d) Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika
nokturia sangat menggangu tidur di malam hari.
e) Batasi minum kopi, teh, dan soda.
29
f) Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga
posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki
ditinggikan untuk mencegah diuresis.
2) Kelelahan pada TM I
a) Yakinkanbahwa ini normal pada awal kehamilan.
b) Dorong ibu untuk sering beristiahat.
c) Hindari istirahat yang berlebihan.
3) Keputihan terjadi di trimester I,II,III
a) Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari.
b) Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur.
4) Keringat bertambah, secara perlahan terus meningkat sampai akhir
kehamilan
a) Pakai pakaian yang tipis dan longgar
b) Tingkatkan asupan cairan
c) Mandi secara teratur
5) Mengidam (pica) Trimster I
a) Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi kebutuhannya
b) Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima,
mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa
mengidam atau kesukaan menurut kultur.
6) Berdebar-debar (palpitasi jantung) mulai akhir trimester I
a) Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan
30
7) Panas perut (heartburn). Mulai bertambah sejak trimster II dan
bertambah semakin lamanya kehamilan. Hilang waktu persalinan
a) Makan sedikit-sedikit tetapi sering
b) Hindari makan berlemak dan berbau tajam
c) Hindari rokok, asap rokok, alcohol, dan cokelat
d) Hindari berbaring setelah makan
e) Hindari minum air putih saat makan
f) Kunyah permen karet
g) Tidur dengan kaki ditinggikan
8) Mual dan muntah Trimester I
a) Hindari bau atau faktor penyebabnya
b) Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari
tempat tidur di pagi hari.
c) Makan sedikit tetapi sering
d) Duduk tegak setiap kali selesai makan.
e) Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
f) Makan makananan kering di antara waktu makan
g) Minum minuman berkarbonat
h) Bangun dari tidur secara perlahan
i) Hindari menggosok gigi setelah makan
j) Minum teh herbal
k) Istirahat sesuai kebutuhan (Sulistyawati, 2011; h. 123-126).
31
j. Tanda –tanda bahaya pada ibu hamil
1) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan adalah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram (Prawirohardjo, 2014 ; h.460).
2) Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana hasil konsepsi
tidak berkembang menjadi embrio, tetapi terjadi poliferasi dari vili
koriales disertai dengan degenerasi hidropik.
(Fadlun dan Feryanto, 2012; h. 47).
3) Kehamilan ektopik
Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan hasil
konsepsi tidak berada di dalam endometrium uterus.
Keadaan ini akan meningkat menjadi kehamilan ektopik terganggu
(KET) pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian besar
KET terjadi pada kehamilan yang terletak di tuba.
4) Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan
dapat membahayakan kehidupan (Sulistyawati, 2011; h.151-153).
32
k. Hiperemesis Gravidarum
a. Defenisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat
membahyakan kehidupan (Sulistyawati,2011 ; h.153).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang
terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih
dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi
(Runiari, 2010; h.8).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah
kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan
umum dan mengganggu pekerjaaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti
gejala penyakit apendesitis, pielititis, dan sebagainya (Prawirohardjo,
2014; h.815).
b. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik
juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan
33
anatomi yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat
kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum (Rukiyah dan
Yulianti, 2014; h.118-119)
c. Diagnosis
1) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu.
2) Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah
menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran
(apatis-koma).
3) Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan
menurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya
kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks
berwarna biru (livide).
4) Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan
juga untuk mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar
ataupun kehamilan molahidatidosa.
5) Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to
the left, benda keton, dan proteinuria.
6) Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan
untuk konsultasi psikologi (Prawirohardjo, 2014; h.816).
34
d. Patofisologis
Menurut Wiknjosastro dikatakan bahwa perasaan mual adalah
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada
trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas,
mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita
hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
berbulan-bulan (Rukiyah dan Yulianti, 2010; h.120).
e. Klasifikasi
1) Tingkat I
a) Mual muntah terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan
umum, terjadi dehidrasi.
b) Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dan dapat
disertai dengan naiknya suhu tubuh.
c) Nyeri epigastrium.
2) Tingkat II
a) Dehidrasi bertambah, yang ditandai dengan :
(1) Turgor kulit makin berkurang.
(2) Lidah kering dan kotor
(3) Berat badan menurun
(4) Mata cekung
b) Gangguan silkurasi darah, yang ditandai dengan :
35
(1) Nadi cepat dan tekanan darah menurun
(2) Hemokonsentrasi
(3) Oliguria
(4) Obstipasi
c) Gangguan metabolisme, yang ditandai dengan:
(1) Terjadi metabolisme anaerob dalam pemecahan lemak yang
menyebabkan adanya keton, dijumpai dalam urine dan
napas (bau keton).
(2) Gangguan fungsi lever, terjadi ikterus.
3) Tingkat III
a) Dehidrasi makin berat
b) Mual muntah berehenti
c) Terjadi perdarahan dari esofagus dan retina.
d) Gangguan fungsi lever ( ikterus) yang terus meningkat
e) Penurunan kesadaran, samnolen sampai koma.
f) Gangguan saraf berupa ensofalopati wernickle, yang ditandai
dengan :
(1) Nistagmus
(2) Diplopia
(3) Perubahan mental (Sulistyawati, 2011 ;h. 153-154).
36
f. Penatalaksanaan
1) Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik,
memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik, pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan bulan, menganjurkan mengubah
makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya
disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi
yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan
kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh
karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula
(Rukiyah dan Yulianti, 2014; h. 122-123).
2) Obat yang di berikan
Memberikan obat hiperemesis gravidarum sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang
tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan kelainan
37
konginital atau cacat bawaan bayi). Komponen (susunan obat)
yang dapat diberikan adalah :
(a) Sedatif ringan (fenobarbital, luminal 30 mg, valium)
(b) Anti-alergi (antihistamin, Dramamine, Avomin)
(c) Obat antimual-muntah (Mediamer B6, Emetrole, Stemetil,
Avopreg)
(d) Vitamin (terutama vitamin B kompleks, vitamin C)
(Manuaba, 2010 ; h.232).
g. Komplikasi
Menurut Setiawan (2007) dikatakan dampak yang ditimbulkan dapat
terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan
cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan
mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran
ruptur esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan
memberikan pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena
nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan,
yang mengakibatkan peredaraan darah janin berkurang.
Wiknjosastro (2005) dikatakan pada ada bayi, jika hiperemesis ini
terjadi hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi
jika sepanjang kehamilan si ibu menderita hiperemesis gravidarum,
maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur
hingga terjadi abortus (Rukiyah dan yulianti, 2014; h.128-129).
38
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Menurut varney (1997), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu
upaya yang dapat digunakan dalam manajeman kebidanan. Varney
berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus
memiliki kemampuan berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau
masalah potensial kebidanan. Selain itu, diperlukan pula kemampuan
kolaborasi atau kerjasama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam
perencanaan kebidanan selanjutnya.
Langkah- langkah asuhan kebidanan menurut Varney (1997) yaitu sebagai
berikut :
1. Langkah I ( pengumpulan data dasar)
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk
memperoleh data melalui anamnesis. Anamnesis adalah pengkajian dalam
rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan.
a) Data Subjektif
Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara berikut :
1) Auto Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung, jadi data
yang diperoleh adalah data primers karena langung dari
sumbernya.
39
2) Allo anamnesis
Anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien, hal ini dilakukan pada keadaan
darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat (Sulistyawati, 2011; h. 166).
Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan data anamnesis terdiri
dari beberapa kelompok penting sebagai berikut :
a) Biodata
(1) Nama Isteri/Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak
terlihat kaku dan lebih akrab.
(2) Umur
Menurut KBBI (2008) dikatakan Umur ibu adalah lama
waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur sangat
menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko
tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di
atas 35 tahun. Umur berguna untuk mengantisipasi
diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang
dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher
(2011) cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak
resti) sebagaian besar melakukan pemeriksaan kehamilan
40
sesuai dengan standar (≥ 4 kali), dibandingkan dengan
yang berumur < 20 atau > 35 tahun (resti).
(3) Suku/Bangsa/Etnis/Keturunan
Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam
rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada
klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang
memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang
tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian
diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani
skrining genetik.
(4) Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik
terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat
menuntun kesuatu diskusi tentang pentingnya agama
dalam kehidupan klien, tradisi keagaman dalam
kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin
tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, pengguna
produk darah.
(5) Pendidikan, Minat, Hobi
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan.
Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai
individu dan memberi gambaran kemampuan baca
tulisnya.
41
(6) Pekerjaan
Mengetahi pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien dalam keadaan utuh dan untuk
mengkaji potensi kelahiran prematur dan pajanan
terhadap bahya lingkungan kerja, yang dapat merusak
janin.
(7) Alamat bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai
pelengkap identitas diri klien.
(8) Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk
mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan
(Walyani, 2015 ;h. 90,118-119).
b) Riwayat pasien
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas kesehatan.
c) Riwayat kebidanan
Data ini penting untuk dietahui oleh tenaga kesehatan sebagai
data acuan jika pasien mengalami penyulit postpartum.
42
(1) Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan
dengan masa nifas, namun dari data yang kita peroleh
kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar
dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita
peroleh dari riwayat menstuasi antara lain :
(a) Menarce
Menarche adalah usia pertama kali menglami
menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia
sekitar 12 sampai 16 tahun.
(b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi
yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam
hitungan hari, biasanya 23 sampai 32 hari.
(c) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang valid.
Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria
banyak, sedang dan sedikit. Jawaban yang diberikan
oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita
dapat gali lebih dalam lagi dengan beberapa
43
pertanyaan pendukung seperti sampai beberpa kali
ganti pembalut dalam sehari.
(d) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang
dirasakan ketika mengalami menstruasi misalnya
nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau
jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan
yang disampaikan oleh pasien dapat menunjukan
kepada diagnosa tertentu (Sulistyawati,2011; h.167).
d) Riwayat Kehamilan
(1) Riwayat Hamil Sekarang
(a) HPHT ( Hari Pertama Haid Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari
menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan
kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
(b) TP (Taksiran Persalinan)/Perkiraan Kelahiran
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat
biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan
kelahiran (estimated date of delivery, EDC) yang
disebut taksiran partus (Etimated date of
confinement, EDC) dibeberapa tempat. EDD
ditentukan dengan perhitungan internasional
44
menurut hukum Neagle. Perhitungan dilakukan
dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari
pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan
mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
(c) Kehamilan yang Ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena
terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang
baru pertama kali hamil dengan ibu yang sudah
berapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama
kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada
kehamilannya (Walyani, 2015 ; h. 120-121).
(2) Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan dapat kita gunakan sebagai
“penanda” (warning) akan adanya penyulit masa hamil.
Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil
melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan
mempengaruhi organ yang mengalami gangguan.
Beberapa data penting riwayat kesehatan pasien yang
perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau
sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes
melitus (DM), ginjal, hipertensi/hipotensi, dan hepatitis.
45
(3) Status perkawinan
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga
pasangan.
(4) Pola makan
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
selama hamil. Kita tidak bisa menggali dari pasien tentang
makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa
banyak dan sering ia mengkonsumsinya, sehingga jika kita
peroleh data yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan,
maka kita dapat memberikan klarifikasi dalam pemberian
pendidikan kesehatan mengenai gizi ibu hamil.
(a) Menu
Ini dikaitan dengan pola diet seimbang bagi ibu hamil.
Jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh
pasien kurang seimbang sehingga ada kemungkinan
beberapa komponen gizi tidak akan terpenuhi, maka
bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyusunan menu seimbang bagi ibu. Kita
dapat menanyakan pada pasien tentang apa saja yang
ia makan dalam sehari nasi, sayur, lauk, buah,
makanan selingan, dan lain-lain).
46
(b) Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk bagi kita tentang
seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi
ibu.
(c) Jumlah per hari
Data ini memberikan volume atau seberapa banyak
makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali
makan. Untuk mendapatkan gambaran total makanan
yang ibu makan, bidan dapat mengalikannya dengan
frekuensi makan dalam sehari.
(d) Pantangan
Ini juga penting untuk kita kaji karena ada
kemungkinan pasien berpantang makanan justru pada
makanan yang sangat mendukung pemulihan fisiknya,
misalnya daging, ikan, atau telur.
(5) Pola minum
Kita juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan
pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi
dalam masa hamil asupan cairan yang cukup sangat
dibutuhkan. Hal-hal yang perlu kita tanyakan kepada
pasien tentang pola minum adalah sebagai berikut :
47
(a) Frekuensi
Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum
dalam sehari dan dalam sekali minum menghabiskan
berapa gelas.
(b) Jumlah per hari
Frekuensi minum dikalikan seberapa banyak ibu
minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan
jumlah asupan cairan dalam sehari.
(c) Jenis minuman
Kadang pasien mengkonsumsi minuman yang
sebenarnya kurang baik untuk kesehatannya.
(6) Pola istirahat
Istrahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu,
bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya
diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan
data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat.
Bidan dapaat menanyakaan tentang berapa lama ia tidur
dimalam dan siang hari.
(a) Istirahat malam hari
Rata-rata lama tidur malam yang normal adalah 6-8
jam
48
(b) Istrahat siang hari
Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur
siang. Oleh karena itu, hal ini dapat kita sampaikan
kepada ibu bahwa tidur siang sangat penting untuk
menjaga kesehatan selama hamil.
(7) Aktivitas sehari-hari
Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena
data ini memberikan gambaran tentang beberapa berat
aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat
menimbulkan penyulit pada masa hamil, maka kita dapat
memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien
untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan
pulih kembali. Aktivas yang terlalu berat dapat
menyebabkan abortus dan persalinan prematur.
(8) Personal higiene
Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini
akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika
pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam
perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat
memberikan bimbingan mengenai cara perawatan
49
kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri
diantaranya adalah sebagai berikut:
(a) Mandi
Kita dapat menanyakan kepada pasien berapa kali ia
mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam berapa
mandi pagi dan sore).
(b) Keramas
Pada beberapaa wanita ada yang kurang peduli
dengan kebersihan rambutnya karena mereka
beranggapan keramas tidak begitu berpengaruh
terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien yang
seperti ini, kita harus memberikan pengertian
kepadanya bahwa keramas harus selalu dilakukan
ketika rambut kotor karena bagian kepala yang kotor
merupakan tempat yang mudah menjadi sumber
infeksi.
(c) Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali sehari, sedangkan celana
dalam minimal 2 kali. Namun jika sewaktu-waktu
baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya segera
diganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti
berikutnya.
50
(d) Kebersihan kuku
Kuku ibu hamil harus selalu dalam keadaan pendek
dan bersih. Kuku selain sebagai tempat yang mudah
untuk bersarang kuman sumber infeksi, juga dapat
menyebabkaan trauma pada kulit jika terlalu panjang.
Kita dapat menanyakan kepada pasien, setiap berapa
hari ia memotong kukunya, atau apakah ia selalu
memanjangkan kukunya supaya terlihat menarik.
(e) Aktivitas seksual
Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi
pasien, namun bidan harus menggali data dari
kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan
dalam aktivitas seksual yang cukup mengganggu
pasien namun ia tidak tahu ke mana harus
berkonsultasi. Dengan teknik komunikasi yang
senyaman mungkin bagi pasien, bidan menanyakan
hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual,
melalui pertanyaan berikut ini :
1. Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakukan hubungan
seksual dalam seminggu.
51
2. Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien mengalami
gangguan ketika melakukan hubungan seksual,
misalnya nyeri saat berhubungan, adanya
ketidakpuasan dengan suami, kurangnya
keinginan untuk melakukan hubungan, dan lain
sebagainya.
(f) Respon keluarga terhadap kehamilan ini
Bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk
kenyaman psikologis ibu. Adanya respons yang
positif dari keluarga terhadap kehamilan akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima
perannya.
(g) Respons ibu terhadap kehamilan ini
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan
langsung mengenai perasaannya terhadap
kehamilannya.
(h) Respons ayah terhadap kehamilan ini
Untuk mengetahui bagaimana respons ayah terhadap
kehamilan ini kita dapat menanyakan langsung
kepada suami pasien atau dapat juga kepada pasien
sendiri. Data mengenai respons ayah ini sangat
penting karena dapat kita jadikan sebagai salah satu
52
acuan mengenai bagaimana pola kita dalam
memberikan asuhan kepada pasien dan bayinya. Jika
suami pasien memberikan respons yang positif
terhadap istri dan anaknya, maka akan memberikan
kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam
memberikan perawatan.
(i) Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilannya
Data ini diperoleh dari beberapa pertanyaan yang kita
ajukan kepada psien mengenai perawatan selama
hamil. Pengalaman atau riwayat kehamilannya yang
lalu dapat pula kita jadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam meyimpulkan sejauh mana
pasien mengetahui tentang perawatan kehamilan ini
dan perawatan bayinya kelak (Sulistyawati, 2011;
h.168-174).
b) Data objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam
menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian data
objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultrasi, dan perkusi
yang dilakukan secara berurutan
53
Langkah –langkah pemeriksaan sebagai berikut :
1) Pemeriksaan umum
a) keadaan umum dan kesadaran penderita
compos mentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran (apatis,
samnolen, spoor, koma).
d) Tekanan darah
Tekanan darah normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90
mmHg. Bila >140/90 mmHg, hati-hati adanya hipertensi/
preeklampsi.
e) Nadi
Nadi normal 60 sampai 100 menit. Bila abnormal mungkin ada
kelainan paru-paru atau jantung.
f) Suhu badan
Suhu badan normal adalah 36,50
C sampai 37,50
C. Bila suhu >
37,50
C kemungkinan ada infeksi.
g) Tinggi badan
Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari 145
cm ada kemungkinan terjadi Cepalo Pelvic Disproporsion
(CPD).
h) Berat badan
Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang, perlu
mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadi
54
penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari
0,5 kg per minggu (Walyani, 2015; h.85-86).
2) Pemeriksaan kebidanan
a) Kepala
Pengkajian diawali dengan inspeksi lalu palpasi. Posisi klien
dapat duduk atau berdiri (tergantung kondisi klien) (Tambunan
dan Kasim, 2011; h.66).
b) Muka
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik
pigmentasi kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling putting susu
sedangkan di perut bawah dan perut bagian tengah biasanya
tampak garis gelap yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil
uang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit,
dan biasanya di atas pinggang (Sulistyawati, 2011 ; h.65).
c) Mata
Tujuan pengkajian mata adalah untuk mengetahui bentuk dari
funsi mata. Dalam setiap pengkajian selalu bandingkan antara
mata kanan dengan kiri. Teknik yang digunakan adalah inspksi
dan palpasi. Inspeksi merupakan teknik yang paling penting
dilakukan sebelum palpasi.
55
d) Telinga
Telinga mempunyai fungsi sebagai alat pendengaran dan
menjaga keseimbangan. Pengkajian telinga secara umum
bertujuan untuk mengetahui keadaaan telinga luaar, saluran
telinga, gendang telinga, dan pendengaran.
e) Hidung
Hidung dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi
hidung. Dimulai dari bagian luar hidung, bagian dalam, lalu
sinus-sinus. Bila memungkinkan, selama pemerikasaan klien
dalam posisi duduk.
f) Leher
Tujuan pengkajian leher adalah untuk mengetahui bentuk leher,
serta organ-organ penting yang berkaitan (Tambunan dan
Kasim, 2012 ;h.67, 73, 79, 83).
g) Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang
disebut kolustrum dapat keluar (Prawirohardjo, 2014; h. 179).
56
h) Abdomen
Infeksi pembesaran perut (bila pembesaran perut itu berlebihan
kemungkinan asites, tumor, ileus, dan lain-lain), pigmentasi di
linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim,
adakah striae gravidarum atau luka bekas operasi
Palpasi yaitu pemeriksaan kebidanan pada abdomen dengan
menggunakan manuver leopold untuk mengetahui keadaan janin
didalam abdomen.
(1) Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada pada bagian fundus dan mengukur tinggi fundus
uteri dari simfii untuk menentukan usia kehamilan dengan
menggunakan (kalau > 12 minggu) atau cara Mc.Doanald
dengan pita ukuran (kalau > 22 minggu).
(2) Leopold II
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang,
dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan.
(3) Leopold III
Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah
(presentasi).
(4) Leopold IV
Untuk menentukan apakah bagian janin sudah masuk
panggul atau belum.
57
i) Tangan dan tungkai
Inspeksi pada tibia dan jari untuk melihat adanya oedema dan
varices. Bila terjadi oedema pada tempat-tempat tersebut
kemungkinan terjadinya pre-eklampsia.
j) Vulva
Inspeksi untuk mengetahui adanya oedema, varices, keputihan,
perdarah, luka, cairan yang keluar, dan sebagainya
(Walyani,2015; h. 87-88).
3) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
(1) Pemeriksaan Hb
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat
dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan
keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada haamil muda.
(a) Hb 11 g% tidak anemia
(b) Hb 9-10 g% anemia ringan
(c) Hb 7-8 g% anemia sedang
(d) Hb <7 g% anemia berat (Manuaba, 2010; h.239).
58
(2) Pemeriksaan protein urine
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.
Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preeklamsi
(3) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL)
untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit
menular seksual antara lain syphilish.
(4) Pemeriksaan urine reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu
dengan ibu indikasi penyakit gula/ DM atau riwayat penyakit
gula pada keluarga ibu dan suami (Walyani, 2015; h.81-82).
(5) Pemeriksaan panggul
(a) Distansia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior suprior kanan dan kiri,
ukuran normal 23-26 cm.
(b) Distansia kristarum
Jarak terjauh antar krista iliaka kanan dan kiri 26-29
cm.
(c) Konjugata eksterna/boudenluqe
Jarak antara pinggir antar sympisis dan ujung processus
spinosum ruas tulang lumbal V ± 18-20 cm.
59
(d) Ukuran lingkar panggul
Dari pinggir atas symphisis ke pertengahan anatara
spina iliaka anterior dan trochanter mayor sepihak dan
kembali melalui tempat yang sama, di pihak yang lain
ukurannya ±80-90 cm (Walyani, 2015; h.37).
2. Langkah II (Interpretasi data dasar)
Pada langkah kedua ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang telah
dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga
dapat dirumuskan diagosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan
diagosis masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak
dapat diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
juga sering menyertai diagnosis (Soepardan,2008; h.99).
3. Langkah III (Identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
antisipasi penangannya)
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipsi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
60
mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah
ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial , tidak
hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut
tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional/logis
4. Langkah IV (Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaboraasi
segera dengan Tenaga Kesehataan Lain)
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi
atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manajeman
kebidanan. Jadi, manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut dalam dumpingan bidan. Misalnya, pada waktu wanita tersbut
dalam persalinanm.
5. Langkah V (Menyusun rencana asuhan)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah
61
diidentifikasi atau antisipasi. Pada langkah ini konfirmasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
6. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan engan Efesien dan
Aman)
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, namun ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya
dengan memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana).
7. Langkah VII (Evaluasi)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektiff untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan
(Soepardan, 2008 ; h. 99-102).
3. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN
1. Berdasarkan Permenkes No.1464/Menkes/PER/X/2010 tetang izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan serta memperhatikan kompetensi inti
bidan Indonesia yang mengacu kepada kompetensi inti yang telah disusun
oleh ICM, Juni 2011, maka kompetensi bidan di Indonesia dapat diuraikan
sebagai berikut.
62
1) Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari
ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk
dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya , untuk
wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya.
2) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadap budaya, dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga
yang sehat, perencanaan kehamilan, dan kesepian menjadi orang tua.
3) Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi
dini, pengobatan, atau rujukan dari komplikasi tertentu.
b. Dalam menjalankan praktiknya bidan berwenang dalam memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga
berencana, dan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010.
Pelayanan kebidanan
1) Pelayanan kebidanan kepada ibu
Pelayanan kebidanan yang diberikan kepada ibu umumnya pada masa
pranikah, prahamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, serta
masa interval. Jenis pelayanan yang diberikan antara lain sebagai
berikut .
a) Penyuluhan konseling
b) Pemeriksaan fisik
63
c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d) Pertolongan kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil
dengan abortus iminens, hiperemesis gravidarum tingkat I,
preekalmpsia ringan, dan anemia ringan.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
a) Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan
anak.
b) Memantau tumbuh kembang anak.
c) Melaksakan pelayanan kebidana komunitas
d) Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama,
merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual
(IMS), penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dan zat adiktif
(napza), serta penyakit lainnya (Aticeh, et.all, 2014 ;h.70, 71, 73).
64
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.D USIA
23 TAHUN G1P0A0DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT I DIBPS RETNO Amd.Keb
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Oleh : Delima Rahma Wati
Tanggal/Pukul : 08 Juni 2016/ 10.00 WIB
PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Istri Suami
Nama : Ny. D : Tn. F
Umur : 23 th : 24 th
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia : Lampung / Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Wiraswasta
Alamat : Jl.Mangga.Kec.Tanjung Seneng.Bandar Lampung
65
B. ANAMNESA
1. Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksan kehamilannya dan
ingin mengetahui keadaannya berhubungan
dengan mual muntah yang dirasakan.
2. Keluhan utama : Mual muntah 8-10x/hari sejak 1 minggu
yang lalu, pusing , tidak nafsu makan, dan
lemas sampai mengganggu aktivitas.
3. Riwayat kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Volume : 3-4 kali perhari ganti pembalut
HPHT : 13- 04 - 2016
UK :8 Minggu
Tes kehamilan : Ya
Hasil : ( + ) Positif
Tanggal : 23 – 02 - 2016
b) Gangguan kesehatan reproduksi
Keputihan : tidak ada
Infeksi : tidak ada
Gatal karena jamur : tidak ada
Tumor : tidak ada
66
c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
N
o
Tahun
Persali
nan
Usia
Kehami
lan
Jenis
Persali
Nan
Tempat
Pesalin
Nan
Kesulitan
Dalam
Persalin
an
Penol
ng
BB
/PB
/JK
Kea
daan
1 Hamil
Ini
8 minggu - - - - - -
d) Riwayat kesehatan
Jantung : tidak ada
DM : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
e) Riwayat sosial
1. Kumpulan keluarga : keluarga besar
2. Status perkawinan :Syah
3. Sumber dukungan : orang tua
4. Respon ibu terhadap kehamilan ini : senang
5. Respon keluarga terhadap kehamilan ini : senang
6. Pengetaahuan ibu tentang perawatan
kehamilan : baik
7. Adat istiadat setempat yang berkaitan
dengan masa kehamilan : tidak ada
8. Perencanaan KB : belum berencana
67
f) Pola makan
Sebelum hamil : Makan teratur , 3 kali sehari dengan 1
porsi nasi, sepotong lauk, dan semangkuk
sayuran
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 1 kali perhari
dengan ½ porsi piring nasi di tambah
sayur dan lauk dalam porsi kecil, atau
hanya dengan sepotong roti di tambah
dengan 1 gelas susu.
Pola minum
Sebelum hamil
Jumlah perhari : 8 gelas perhari
Saat hamil
Jumlah perhari : 6 gelas perhari
Jenis
Sebelum hamil : air putih
Setelah hamil : air putih, susu ibu hamil
g) Pola eliminasi
Sebelum kehamilan
BAK : 4-5 kali/hari, warna : kuning jernih
BAB : 1 kali/hari, konsistensi lunak
Selama hamil
BAK : 7-9 kali/ hari, warna kuning jernih
68
BAB : 1 kali/hari, konsistensi keras
h) Pola istirahat
Istirahat malam hari : tidur malam ± 6 jam
Istirahat siang hari : tidur siang ± 2 jam
i) Personal hygiene
Mandi : 2 kali/ hari
Keramas : 1 kali/ hari
Kebersihan kuku : bersih
j) Aktivitas seksual
Frekuensi : sesuai dengan keinginan ibu dan bapak
Gangguan : Tidak ada
C. PEMERIKSAAN UMUM
1. keadaan umum : baik
2. keadaan emosional : stabil
3. kesadaraan : composmentis
4. TTV
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Suhu : 36,70
C
Pernapasan : 22x/menit
Nadi : 84x/menit
5. TB :158 cm
69
6. BB Sebelum hamil :45 kg
Sekarang :40 kg
7. LILA :20,5 cm
8. TP : 20 -01- 2017
D. PEMERIKSAAN KHUSUS KEBIDANAN
1. Pemeriksaan fisik/inspeksi
a. Rambut
Kebersihan : bersih
Mudah rontok/tidak : tidak
b. Muka
Cloasma Gravidarum : tidak ada
Edema : tidak ada
c. Mata
Simetris : ya, kanan kiri
Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
Kebersihan : bersih
d. Hidung
Simetris : ya
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada pembesaran
70
e. Telinga
Simetris : Ya, kanan kiri
Kebersihan : bersih
Gangguan pendengaran : tidak ada
f. Mulut
Bibir : kering
Lidah : bersih
Gigi : tidak ada caries
Gusi : tidak ada perdarahan
g. Leher
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
h. Dada
Simetris : ya
Payudara simetris : ya, kanan dan kiri
Rasa nyeri : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Keadaan puting : menonjol
Hiperpigmentasi : ada
Pengeluaran : belum ada
Kebersihan :bersih
Gangguan pernapasan : tidak ada
71
i. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran : belum ada
Striae : tidak ada
Linea : ada
Acites : tidak ada
Tumor : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Uterus
Leopold I : tidak dilakukan
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
j. Ekstremitas
Bentuk : simetris
Oedema : tidak ada
Kuku jari : bersih, tidak pucat
Ekstremitas bawah
Bentuk : simetris
Oedema : tidak ada
Kuku jari : bersih, tidak pucat
Varices : tidak ada
Reflek patella : positif ( + ) kanan/kiri
72
Gangguan kelainan : tidak ada
k. Anogenital
Kebersihan : tidak dikaji
Pengeluaran pervaginam : tidak dikaji
Tanda-tanda infeksi vagina : tidak dikaji
Varices : tidak dikaji
Oedema : tidak dikaji
Kelenjar bartholini : tidak dikaji
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Obstetrik
Lingkar pinggul : 78 cm
Distansia spinarum : 22 cm
Distansia kristarum : 25 cm
Boudenloque : 17 cm
2. Pemeriksaan Laboratorium
HB : 9,8 gr%
Protein urine : ( - ) Negatif
Glukosa urine : ( - ) Negatif
73
73
TABEL 3.1 MATRIKS
No Pengkajian Interpretasi data Dx
potenisal
Tindakan
segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
8 Juni
2016
Pukul:
10.00
WIB
Ds : ibu
mengatakaan
mual mual
muntah 8-
10x/hari sejak
1 minggu yang
lalu, pusing,
tidak nafsu
makan, lemas
dan
mengganggu
aktivitas.
HPHT 13-04-
2016
Ibu
mengatakan
ini kehamilan
yang pertama,
belum pernah
melahirkan
dan belum
pernah
keguguran.
Diagnosa ibu :
Ny. D usia 23 th
G1P0A0 usia
kehamilan 8
minggu
Ds : ibu
mengatakan mual
muntah 8-10x/hari
sejak 1 minggu
yang lalu.
HPHT 13-04-2016
Ibu mengatakan ini
kehamilaan yang
pertama belum
pernah melahirkan
dan keguguran.
Do :
Bibir : kering
Mata : anemis
TD : 90/60 mmHg
BB sebelum : 45 kg
HEG
Tingkat II
Penanganan
mual
muntah
1. Beritahu ibu hasil
pemeriksaan .
2. Jelaskan pada ibu
mengenai
keluhan-keluhan
yang dialami.
1. Memberitahu ibu hasil
pemeriksaan yaitu ibu
mengalami
Hiperemesis
gravidarum Tingkat I
2. Menjelaskan pada ibu
mengenai keluhan-
keluhan yang
dialaminya saat ini
yaitu mual muntah 8-
10x/hari. Mual
muntah yang dialami
saat ini adalah
hiperemesis
gravidarum yang
terjadi pada ibu hamil.
Biasanya ini terjadi
pada awal kehamilan
sampai umur
kehamilan 20 minggu.
Keluhan muntah
kadang-kadang begitu
1. Ibu
mengetahui
keadaannya
saat ini.
2. Ibu sudah
mengerti
tentang
keluhan yang
dialaminya.
74
74
Do : keadaan
umum baik.
Keadaan
emosional :
stabil
Kesadaran :
composmentis
Bibir : kering
TD : 90/60
mmHg
N : 84x/menit
RR :22x/menit
S : 36, 70
C
BB sebelum
hamil : 45 kg
BB saat ini:40
kg
LILA :20,5 cm
HB : 9,8 gr%
Pemeriksaan
fisik lain
dalam batas
normal.
Pemeriksaan
Obstetrik
Lingkar
pinggul : 78cm
Saat ini : 40 kg
LILA : 20, 5 cm
HB : 9,8 gr%
Masalah : mual
muntah hingga
mengganggu
aktivitas.
Kebutuhan :
Penanganan
Hiperemesis
Gravidarum
Tingkat I
3. Jelaskan pada ibu
cara mengatasi
mual muntah
yang dialaminya
hebat segala apa yang
dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga
dapat mempengaruhi
keadaan umum dan
mengganggu
pekerjaan sehari-hari,
dan mengganggu
pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun,
dehidrasi, dan terdapat
aseton dalam urin
bahkan seperti gejala
penyakit apendesitis,
pielititis, dan
sebagaainya.
3. Menjelaskan pada ibu
cara mengatasi mual
muntah yang
dialaminya yaitu
2. Waktu bangun
pagi jangan
segera turun dari
tempat tidur
jangan langsung
terburu-buru
bangun cobalah
3. Ibu sudah
mengerti
tentang cara
mengatasi
mual
muntahnya
saat ini.
75
75
Distansia
spinarum
:23cm
Distansia
kristarum
:26cm
Boudenloque
:17 cm
untuk duduk
dahulu dan baru
perlahan-lahan
bangun, bila
merasa mual
bangun tidur pagi
dianjurkan untuk
makan roti kering
atau biskuit
dengan teh
hangat sebelum
mencoba untuk
berdiri.
3. Makanan yang
berminyak dan
berbau lemak
sebaiknya
dihindarkan.
Makanan dan
minuman
seyogyanya
disajikan dalam
keadaan panas
atau sangat
dingin. Defekasi
yang teratur
hendaknya dapat
dijamin,
76
76
menghindarkan
kekurangan
karbohidrat
merupakan faktor
yang penting,
oleh karenanya
dianjurkan
makanan yang
banyak
mengandung gula
4. Makan dalam
porsi kecil tapi
sering, walau pun
tidak ada nafsu
makan usahakan
agar klien tetap
makan.
5. Makan makanan
yang lebih
banyak zat
tepung akan
mengurangi
mual, apalagi jika
disertai muntah.
6. Hindari makanan
pencetus seperti
pedas dan asam,
serta makanan
77
77
yang banyak
mengandung
krim dan lemak
(gorengan).
7. Selain makanan,
klien dianjurkan
mengindari bau-
bauan yang
menyengat
seperti asap
rokok
8. Usahakan makan
dan minum saat
rasa mual hilang.
9. Konsumsi
makanan atau
minuman
berkadar tinggi
seperti sayuran,
jus buah, dan
sejenisnya untuk
mengganti cairan
tubuh yang
terbuang leawat
muntah.
10. Jenis-jenis
makanan yang
diduga memicu
78
78
4. Jelaskan pada ibu
tentang nutrisi
yang baik untuk
meningkatkan
nafsu makan ibu
sehingga nutrisi
perut kembung
sebaiknya tidak
dikonsumsi,
karena kondisi
kembung akan
membuat perut
serasa terisi
penuh.
11. Hindari stres dan
ketegangan
dalam bentuk
apapun. Jangan
pernah
menanggapi
kehamilan
sebagai beban,
melainkan
sebagai fase
kehidupan baru
yang
menyenangkan.
4. Menjelaskan pada
ibu tentang nutrisi
yang baik untuk
meningkatkan nafsu
makan ibu sehingga
nutrisi ibu dan janin
4. Ibu menegerti
tentang
kebutuhan
nutri yang
dapat
dilakukan ibu
79
79
ibu dan janin
tetap terpenuhi
tetap terpenuhi yaitu:
a. menghindari
makanan yang
berlemak dan
goreng-gorengan
untuk menekan
rasa mual dan
muntah.
b. sebaiknya diberi
jarak dalam
pemberian makan
dan minum.
c. makanan
diberikan dalam
bentuk kering.
d. bila makan pagi
dan sulit diterima,
pemberian
dioptimalkan
pada makan
malam dan
selingan malam.
e. Konsumsi
makanan atau
minuman
berkadar tinggi
seperti sayuran,
jus buah, dan
untuk
meningkatkan
nafsu makan
ibu yang
dilakukan
secara
sederhana
sehingga
asupan nutrisi
ibu tetap
terpenuhi.
80
80
5. Beritahu ibu
intake cairan
yang ibu
butuhkan
6. Anjurkan ibu
untuk menjaga
personal hygiene
sejenisnya untuk
mengganti cairan
tubuh yang
terbuang lewat
muntah.
5. Memberitahu ibu
intake cairan yang
ibu butuhkan yaitu
banyak minum
dikarenakan ibu
mengalami mual
muntah sehingga
ibu mengalami
dehidrasi yang
menyebabkan
turgor kulit ibu
kering, karena
intake cairan ibu
kurang sehingga
ibu harus minum 7-
10 gelas perhari.
6. Menganjurkan ibu
untuk menjaga
personal hygiene
dengan cara mandi
dianjurkan
5. Ibu mengerti
intake cairan
yang ibu
butuhkan agar
ibu tidak
mengalami
dehidrasi
6. Ibu mengerti
bagaimana
cara menjaga
kebersihan
diri dan
81
81
sedikitnya dua kali
sehari karna ibu
hamil cenderung
untuk
mengeluarkan
banyak keringat,
menjaga
kebersihan diri
terutama lipatan
kulit (ketiak,
bawah buah dada,
daerah genetalia)
dengan cara
dibersihkan dengan
air dan
dikeringkan.
Kebersihan gigi
dan mulut, perlu
mendapat perhatian
karena seringkali
mudah terjadi gigi
berlubang,
terutama pada ibu
yang kekurangan
kalsium. Rasa mual
sselama masa
hamil dapat
mengakibatkan
bersedia
melakukannya
.
82
82
7. Anjurkan ibu
untuk memenuhi
kebutuhan
istrahat
8. Jelaskan pada ibu
tentang tanda
bahaya pada
kehamilan
perburukan
hygiene mulut dan
dapat
menimbulkan
karies gigi
7. Menganjurkan ibu
untuk memenuhi
kebutuhan istirahat
yaitu dengan tidur
cukup 6-8 jam
pada malam hari
dan 1-2 jam pada
siang hari.Posisi
tidur yang
dianjurkan pada
ibu hamil adalah
miring ke kiri, kaki
kiri lurus , kaki
kanan sedikit
menekuk dan di
ganjal dengan
bantal
8. Menjelaskan pada
ibu tentang tanda
bahaya pada
kehamilan yaitu:
7. Ibu mengerti
bagaimana
memenuhi
kebutuhan
istirahat dan
posisi tidur
yang baik.
8. Ibu mengerti
tentang tanda
bahaya pada
kehamilan
83
83
5) Abortus
Abortus adalah
ancaman atau
pengeluaran
hasil konsepsi
sebelum janin
dapat hdup
diluar
kandungan.
Sebagi batasan
adalah
kehamilan
kurang dari 20
mnggu atau
berat jain
kurang dari
500 gram.
6) Mola hidatidosa
Mola
hidatidosa
adalah suatu
kehamilan
diaman ahasil
konsepsi tidak
berkembang
menjadi
embrio, tetapi
terjadi
84
84
poliferasi dari
vili koriales
disertai dengan
degenerasi
hidropik.
7) Kehamilan
ektopik
Dinamakan
kehamilan
ektopik jika
kehamilan
dengan hasil
konsepsi tidak
berada didalam
endometrium
uterus.
Keadaan ini
akan meningkat
menjadi
kehamilan
ektopik
terganggu
(KET) pada
usia kehamilan
lebih dari 10
minggu.
Sebagian besar
KET terjadi
85
85
11
Juni
2016
Pukul
:
10.00
WIB
Ds :
ibu
mengatakan
masih merasa
mual
ibu
mengatakan
masih merasa
lemas dan
nafsu
makannya
masih
menurun.
-ibu
mengatakan
mual muntah
Dx :
Ny. D umur 23 th
G1P0A0 usia
kehamlian 8
minggu 3 hari
dengan Hiperemesis
gravidarum Tingkat
I
Ds:
ibu mengatakan
mual muntah 6-8
kali /hari sejak 1
minggu yang lalu.
HPHT 13-04-2016
Ibu mengatakan ini
HEG
Tingkat II
Penanganan
mual
muntah
9. Anjurkan ibu
untuk meminum
obat yang
diberikan oleh
bidan
1. Beritahu ibu
keadaannya saat
ini
pada kehamilan
yang terletak di
Tuba.
9. Menganjurkan ibu
untuk meminum
obat yang
diberikan oleh
bidan yaitu vitamin
C dan obat emesis
yaitu Mediamer
B6.
1. Memberitahu ibu
tentang keadaanya
saat ini yaitu
sedikit membaik
dengan mual
muntahnya yang
sedikit berkurang,
hasil pemeriksaan
yaitu : KU : Baik
Kesadaran :
composmentis
Keadaan emosional
: stabil
TD : 90/60 mmHg
N : 96x/menit
S : 36,50
C
9. Ibu akan
meminum
obat yang
telah
diberikan
oleh bidan
1. Ibu sudah
mengerti
tentang
keadaanya
saat ini
86
86
6-8 kali/hari.
HPHT 13-04-
2016
Ibu
mengatakan
ini kehamilan
yang pertama,
belum pernah
melahirkan
dan belum
pernah
keguguran
Do : KU :
Baik
Keadaan
emosional :
stabil
Kesadaran
:composmenti
s
TD : 90/60
mmHg
N : 100 menit
S : 36,50
C
RR : 20
x/menit
BB sebelum
kehamilaan yang
pertama belum
pernah melahirkan
dan keguguran.
Masalah : mual
muntah
1. Pemberian
therapy obat
Untuk mengatasi
mual muntah
2. Konseling
kebutuhan
istrahat
3. Konseling
kebutuhan
nutrisi
4. Konseling
mengenai
hiperemesis
gravidarum.
2. Kaji ulang
tentang tentang
keluhan-
keluhan yang
dialami saat ini.
3. Kaji ulang
kembali tentang
cara mengatasi
mual muntah
yang
dialaminya.
RR : 20x menit
2. Mengkaji ulang
tentang keluhan-
keluhan yang
dialaminya saat ini
yaitu mual muntah
6-8kali /hari.
3. Mengkaji ulang
kembali tentang
cara mengatasi
mual muntah yang
dialaminya.
2. Ibu
mengatakan
mual muntah
sudah mulai
berkurang
3. Ibu
mengatakan
mengatasi
mual
muntahnya
dengan cara
a. Setiap
bangun
dari
tempat
tidur ibu
duduk
dahulu
baru
perlahan-
lahan
bangun
b. Setiap ibu
merasaka
87
87
hamil : 45 kg
BB saat hamil
:
40 kg
4. Kaji ulang
kembali tentang
cara memenuhi
kebutuhan
nutrisi.
4. Mengkaji ulang
kembali pada ibu
tentang cara
memenuhi
kebutuhan nutrisi.
n mual
ibu
memakan
biskuit
dengan
teh
hangat.
c. Ibu
menghind
ari
makanan
yang
berbau
dan
berminya
k
d. Ibu makan
dalam
porsi kecil
tapi sering
4. Ibu
mengatakan
makan 3 kali
sehari,
dengan ½
porsi nasi
88
88
5. Kaji ulang
kembali intake
cairan yang ibu
butuhkan.
6. Kaji ulang
kembali tentang
menjaga
personal
hygiene
7. Kaji ulang
kembali untuk
5. Mengkaji ulang
kembali intake
cairan yang ibu
butuhkan .
6. Mengkaji ulang
kembali tentang
menjaga personal
hygiene
7. Mengkaji ulang
kembali untuk
ditambah
sayur bayam
dan 1 potong
ayam dan 1
gelas teh
hangat
5. Ibu
mengatakan
telah
memperbany
ak minum
air putih 7-
8/hari
6. Ibu
mengatakan
lebih sering
mengganti
celana dalam
ketika
sehabis
BAK
7. Ibu telah
menambah
89
89
14
Juni
2016
Pukul
:
13.00
WIB
Ds :
Ibu
mengatakan
mual
muntahnya
berkurang 4
kali dalam
sehari.
Ibu
mengatakan
sudah dapat
menangani
mual
muntahnya.
Diagnosa ibu :
Ny. D umur 23
tahun G1P0A0 usia
kehamilan 8
minggu 7 hari
Ds :
Ibu mengatakan
mual muntah
berkurang 4 kali
dalam sehari.
HPHT 13-04-2016
Ibu mengatakan ini
kehamilaan yang
Tidak ada Tidak ada
memenuhi
kebutuhan
istrahat.
8. Kaji ulang
kembali tentang
therapy obat
1. Evaluasi
keadaan ibu
saat ini
2. Evaluasi
keluhan mual
memenuhi
kebutuhan istrahat
8. Mengakaji ulang
kembali tentang
therapy obat
1. Mengevaluasi
keadaan ibu saat ini
2. Mengevaluasi
keluhan mual
jam
istrahatnya
1-2 jam
untuk tidur
siang dan
malam
8. Ibu
mengatakan
telah rutin
meminum
obat
1. Saat ini ibu
dalam
keadaan baik,
TD : 100/70
mmHg
N :
88x/menit
S : 36,50
C
RR :
22x/menit
2. Mual muntah
ibu sudah
90
90
Ibu
mengatakan
nafsu
makannya
sudah
bertambah.
HPHT 13-04-
2016
Ibu
mengatakan
ini kehamilan
yang pertama,
belum pernah
melahirkan
dan belum
pernah
keguguran.
Do :
KU : Baik
Kesdaran :
composmentis
Keadaan
emosional :
stabil
TD : 100/70
mmHg
pertama belum
pernah melahirkan
dan keguguran
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak
ada
muntah yang
dirasakan ibu
selama ini
3. Evaluasi
tentang cara ibu
mengatasi mual
muntah yang
dialaminya
muntah yang
dirasakan oleh ibu
selama ini.
3. Mengevaluasi
tentang cara ibu
mengatasi mual
muntah yang
dialaminya
berkurang 4
kali dalam
sehari
3. Mual muntah
sudah dapat
diatasi ibu
dengan cara
a. Setiap
bangun dari
tempat
tidur ibu
duduk
dahulu baru
perlahan-
lahan
bangun
b. Setiap ibu
merasakan
mual ibu
memakan
biskuit
dengan teh
hangat.
c. Ibu
menghinda
ri makanan
yang
91
91
N : 88x/menit
S : 36,50
C
RR :
22x/menit
BB sebelum
hamil : 45 kg
BB saat ini 40
kg 4. Evaluasi
kebutuhan
nutrisi ibu.
5. Evaluasi intake
cairan yang ibu
butuhkan
selama hamil
4. Mengevaluasi
mengenai
kebutuhan nutrisi
ibu
5. Mengevaluasi ibu
tentang intake
cairan yang ibu
butuhkan selama
hamil
berbau dan
berminyak
d. Ibu makan
dalam porsi
kecil tapi
sering
4. Ibu telah
memenuhi
kebutuhan
nutrinya
sehinga nafsu
makan
meningkat,
makan 3 kali
sehari dengan
2 porsi nasi,
sayur sawi,
ditambah tahu
dan tempe
serta segelas
teh hangat
5. Intake cairan
ibu telah
terpenuhi
dengan
minum 7-8
92
92
6. Evaluasi
tentang
personal
hygiene ibu
selama ini
7. Evaluasi
tentang
pemenuhan
kebutuhan
istrahat.
6. Mengevaluasi ibu
tentang personal
hygiene yaitu
Ibu mandi dua kali
sehari , ibu telah
menjaga kebersihan
gigi dan mulut.
7. Mengevaluasi ibu
tentang pemenuhan
kebutuhan istrahat
yaitu
gelas dalam
sehari.
6. Ibu sudah
melakukan
personal
hygiene setiap
harinya
dengan mandi
2 kali sehari,
keramas 1 kali
sehari, gosok
gigi 2 kali
sehari, ganti
pakaian setiap
sehabis
mandi, dan
lebih sering
mengganti
calana dalam.
7. Kebutuhan
istirahat ibu
telah
terpenuhi
dengan tidur
malam 7-8
jam dan tidur
93
93
8. Evaluasi ibu
tentang obat
yang ibu
konsumsi yang
diberikan oleh
bidan
9. Anjurkan ibu
untuk
melakukan
kunjungan
ulang
8. Mengevaluasi ibu
tentang obat yang
dikonsumsi yang
diberikan oleh
bidan
9. Menganjurkan ibu
untuk melakukan
kunjungan ulang
yaitu 1 bulan
kemudian atau jika
ada keluhan
sebelum jadwal
kunjungan.
siang 2 jam
serta
mengurangi
aktivitas yang
berlebihan.
8. Setelah rutin
meminum
obat vitamin
C dan B6,
mual muntah
ibu sudah
berkurang
menjadi 4 kali
dalam sehari
9. Ibu mengerti
dan bersedia
melakukan
kunjungan
ulang.
94
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu hamil pada Ny. D usia 23
tahun G1P0A0di BPS Retno Amd.Keb, Bandar Lampung selama 7 hari untuk
mengkaji apakah ada kesenjangan teori dengan tinjauan kasus pada Ny. D
terutama pada Hiperemesis Gravidarum Tingkat I yang di alami dan di dapatkan
hasil sebagai berikut :
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang
keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu
hamil yaitu Ny. D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis gravidarum
tingkat I.
1. Data subyektif
a) Umur ibu
1) Menurut tinjauan teori
Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur
sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko
tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas
35 tahun. Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa
masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011)
cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resti)
95
sebagaian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai
dengan standar (≥ 4 kali), dibandingkan dengan yang berumur
< 20 atau > 35 tahun (resti) (Walyani, 2016 ; h.90).
2) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini Ny. D berumur 23 tahun.
3) Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan
karena usia Ny. D 23 tahun dan tidak temasuk usia risiko tinggi
dalam kehamilan.
b) Pendidikan
1) Tinjauan teori
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi
ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan
memberi gambaran kemampuan baca tulisnya (Walyani, 2015;
h.118).
2) Tinjauan kasus
Pendidikan Ny. D ialah SMA.
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena dalam penyampaian informasi sesuaikan dengan tingkat
pendidikan ibu dan ibu tampak mengerti serta dapat merespon
dengan baik.
96
c) Pekerjaan
1) Menurut tinjauan teori
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui
apakah klien dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi
kelahiran prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan
kerja, yang dapat merusak janin (Walyani, 2015; h.119).
2) Menurut tinjauan kasus
Ny. D bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sedangkan suami
bekerja sebagai wiraswasta.
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan anatara teori dengan kasus karena
selain pekerjaan Ny. D hanya sebagai ibu rumah tangga
sehingga tidak berpotensi terhadap kelahiran prematur dan
terhindar dari bahaya lingkungan kerja yang dapat merusak
janin , Tn. F bekerja sebagai wiraswasta dan termasuk dalam
keadaan ekonomi cukup.
d) Keluhan yang dirasakan
1) Menurut tinjauan teori
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat
bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai
dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak
97
kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien (Walyani,2015;
h.120).
Mual dan muntah (nusea and vomiting),biasanya terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
peratama. Oleh karena sering terjadi pada pagi hari, maka
disebut morning sicknes. Bila mual muntah terlalu sering
disebut hiperemesis (Dewi dan Sunarsih, 2012; h.111)
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan
bahkan dapat membahyakan kehidupan (Sulistyawati,2011;
h.153).
2) Menurut tinjauan kasus
Ny. D mengalami mual muntah 8-10 kali dalam sehari sejak 1
minggu yang lalu, pusing, tidak nafsu makan, lemas sampai
mengganggu aktivitas.
3) Pembahasan
Terdapat kesenjangan antara tinjuan teori dan tinjauan
kasus,karena berdasarkan teori normalnya ibu hamil
mengalami mual muntah yangsering terjadi pada pagi hari,
maka disebut morning sicknes.Bila mual muntah terlalu sering
dan mengganggu aktivitas disebut hiperemesis dan pada kasus
Ny. D mengeluh mual muntah berlebihan 8-10 kali dalam
sehari lalu, pusing, tidak nafsu makan, lemas sampai
98
mengganggu aktivitas yang berkaitan dengan usia kehamilan
8 minggu sehingga Ny. D dapat dikatakan mengalami
Hiperemesis gravidarum.
e) Riwayat sosial
Kehamilan yang direncanakan
1) Menurut tinjauan teori
Adanya respon yang positif dari keluarga terhadap
kehamilannya untuk dapat menerima perannya.
2) Menurut tinjauan kasus
Kehamilan yang dialami oleh Ny.D ini diinginkan dan
direncanakan.
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena kehamilan ini diinginkan dan memang sudah
direncanakan.
f) Pola kebutuhan sehari-hari
1) Pola makan
(a) Menurut tinjauan teori
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional
menganjurkan utnuk menambah asupan protein menjadi
99
12% per hari atau 75-100 gam, bahan pangan dengan nilai
biologis yang tinggi seperti daging, ikan, telur, susu dan
untuk protein yang berasal dari tumbuhan nilai
biologisnya rendah jadi cukup seperitiga bagian saja.
Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester pertama:
Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi,mie, roti,
sereal, dan pasta), dilengkapi sayuran, buah, daging-
dagingan atau ikan-ikanan , susu, dan produk olahannya.
Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan
muntah, makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi
makanan selagi segar atau panas, contoh porsi yang dapat
dikonsumsi untuk mamenuhi kebutuhan zat gizi perhari
pada trimester I, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah
3-4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya
2-3 porsi, susu atau produk olahannya 3-4 porsi, camilan
2-3 porsi.
Konsumsi aneka jenis makan sumber kalsium untuk
menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin
yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium 1000
miligram/hari (Walyani, 2015; h. 94-95).
100
(b) Menurut tinjauan kasus
Ny. D makan 1 kali perhari dengan ½ porsi piring nasi di
tambah sayur dan lauk dalam porsi kecil, atau hanya
dengan sepotong roti ditambah dengan 1 gelas susu.
(c) Pembahasan
Terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjuan
kasus karena ibu makan tidak sesuai dengan porsi yang
dianjurkan yaitu ibu makan 1 kali perhari dengan ½ porsi
piring nasi di tambah sayur dan lauk dalam porsi kecil,
atau hanya dengan sepotong roti ditambah dengan 1 gelas
susu. Sehingga kebutuhan nutrisi ibu tidak terpenuhi.
Seharunya ibu makan sehari dengan roti, sereal, nasi 6
porsi, buah 3-4 porsi, sayuran 4 porsi , daging, sumber
protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk olahannya 3-4
porsi, camilan 2-3 porsi.
2) Pola minum
(a) Menurut tinjauan teori
Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien,
yaitu 7-10 gelas per hari (Manuaba, 2008 ; h.51).
(b) Menurut tinjauan kasus
Ny. D dalam sehari hanya meminum 6 gelas air putih
dalam sehari selama hamil ini.
101
(c) Pembahasan
Terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan
tinjauan kasus karena pola minum ibu dalam sehari hanya
6 gelas, sehingga intake cairan ibu tidak terpenuhi.
Seharusnya ibu minum 7-10 gelas perhari.
g) Pola istirahat
1) Menurut tinjauan teori
Istrahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu, bidan
perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui
hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang
senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dapaat
menanyakaan tentang berapa lama ia tidur dimalam dan siang
hari.
a) Istirahat malam hari
Rata-rata lama tidur malam yang normal adalah 6-8 jam.
b) Istrahat siang hari
Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang. Oleh
karena itu, hal ini dapat kita sampaikan kepada ibu bahwa
tidur siang sangat penting untuk menjaga kesehatan selama
hamil (Sulistyawati, 2011;h.170).
102
2) Menurut tinjauan kasus
Selama kehamilan ini Ny. D tidur malam 6 jam dan istrahat siang
2 jam.
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan
teori karena ibu tidur dalam batas waktu yang normal yaitu tidur
malam 6 jam dan istrahat siang 2 jam..
h) Pola aktivitas sehari
1) Menurut tinjauan teori
Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran tentang beberapa berat aktivitas yang
biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu
berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit pada
masa hamil, maka kita dapat memberikan peringatan sedini
mungkin kepada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya
sampai ia sehat dan pulih kembali. Aktivas yang terlalu berat
dapat menyebabkan abortus dan persalinan prematur
(Sulistyawati, 2011;h.170).
2) Menurut tinjauan kasus
Ny. D sehari hari bekerja sebagai ibu rumah tangga aktivitasnya
membersihkan rumah, memasak, mencuci.
103
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena disini ibu tidak bekerja terlalu berat dan apabila ibu
merasa lelah ibu segera istirahat.
i) Personal hygiene
1) Tinjauan teori
Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini akan
mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien
mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan
kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberikan
bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan
bayinya sedini mungkin (Sulistyawati, 2011; h.171).
2) Tinjauan kasus
Ny. D sehari mandi 2x sehari, keramas 1x sehari, setiap
harinya ibu ganti pakaian 2x sehari. Gosok gigi 2x sehai dan 1
minggu sekali memotong kuku.
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena personal hygiene ibu baik. Ibu mandi 2x sehari, keramas
1x sehari, dan ibu ganti pakaian setiap hari nya 2x, gosok gigi
2x sehari dan 1 minggu sekali memotong kuku.
104
j) Pola seksual
1) Menurut tinjauan teori
Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun
harus menggali data dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa
kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup mengganggu
pasien namun ia tidak tahu ke mana harus berkonsultasi
(Sulistyawati, 2011;h.171-172).
2) Menurut tinjauan kasus
Ny. D mengatakan tidak ada keluhan selama berhubungan
seksual dan pada saat Ny. D hamil ini jarang sekali melakukan
hubungan seksual.
3) Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena disini ibu tidak ada keluhan saat berhubungan seksual
dan ibu sudah jarang melakukan hubungan seksual saat hamil
ini.
2. Data obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Menurut tinjauan teori
Tekanan darah normal adalah 110/ 80 mmHg sampai 140/ 90
mmHg. Bila>140/90mmHg hati-hati adanya hipertensi/
preeklampsi. Nadi normal 60 sampai 100 menit. Bila abnormal
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati
Delima Rahma Wati

More Related Content

Viewers also liked

Clipping cnc 12052014 versao de impressao
Clipping cnc 12052014   versao de impressaoClipping cnc 12052014   versao de impressao
Clipping cnc 12052014 versao de impressao
Paulo André Colucci Kawasaki
 
C02 e01-sign
C02 e01-signC02 e01-sign
C02 e01-sign
yami03
 
Exposición de una intervención de terapia ocupacional
Exposición de una intervención de terapia ocupacional Exposición de una intervención de terapia ocupacional
Exposición de una intervención de terapia ocupacional
Jenii SantOs
 
As tecnologias e as artes (1)
As tecnologias e as artes (1)As tecnologias e as artes (1)
As tecnologias e as artes (1)
L Fernando F Pinto
 
Manual de practicas_de_topografia_y_cartografia
Manual de practicas_de_topografia_y_cartografiaManual de practicas_de_topografia_y_cartografia
Manual de practicas_de_topografia_y_cartografia
ivan232011
 
Resolución vigencia carolina 22509 corregida
Resolución vigencia carolina 22509 corregidaResolución vigencia carolina 22509 corregida
Resolución vigencia carolina 22509 corregida
Alcaldia DelPrincipe
 
Dadaismo
DadaismoDadaismo
Dadaismo
Ricardo Saraiva
 
Michael and melinda trial copy
Michael and melinda trial copyMichael and melinda trial copy
Michael and melinda trial copy
cycelialim
 
Week plan
Week planWeek plan
Week plan
blazedchicken
 
Abraham HW #3 9/22 math vocab
Abraham HW #3 9/22 math vocabAbraham HW #3 9/22 math vocab
Abraham HW #3 9/22 math vocabVleporerox
 
A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...
A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...
A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...
L Fernando F Pinto
 

Viewers also liked (16)

Clipping cnc 12052014 versao de impressao
Clipping cnc 12052014   versao de impressaoClipping cnc 12052014   versao de impressao
Clipping cnc 12052014 versao de impressao
 
C02 e01-sign
C02 e01-signC02 e01-sign
C02 e01-sign
 
Exposición de una intervención de terapia ocupacional
Exposición de una intervención de terapia ocupacional Exposición de una intervención de terapia ocupacional
Exposición de una intervención de terapia ocupacional
 
As tecnologias e as artes (1)
As tecnologias e as artes (1)As tecnologias e as artes (1)
As tecnologias e as artes (1)
 
Manual de practicas_de_topografia_y_cartografia
Manual de practicas_de_topografia_y_cartografiaManual de practicas_de_topografia_y_cartografia
Manual de practicas_de_topografia_y_cartografia
 
Resolución vigencia carolina 22509 corregida
Resolución vigencia carolina 22509 corregidaResolución vigencia carolina 22509 corregida
Resolución vigencia carolina 22509 corregida
 
Dadaismo
DadaismoDadaismo
Dadaismo
 
01
0101
01
 
TOEFL
TOEFLTOEFL
TOEFL
 
Michael and melinda trial copy
Michael and melinda trial copyMichael and melinda trial copy
Michael and melinda trial copy
 
Week plan
Week planWeek plan
Week plan
 
Lv ageha e
Lv ageha eLv ageha e
Lv ageha e
 
Prandiano 000
Prandiano  000Prandiano  000
Prandiano 000
 
Atun sandwicha
Atun sandwichaAtun sandwicha
Atun sandwicha
 
Abraham HW #3 9/22 math vocab
Abraham HW #3 9/22 math vocabAbraham HW #3 9/22 math vocab
Abraham HW #3 9/22 math vocab
 
A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...
A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...
A geometria nas artes- Cláudia Latarini- EE Prof. Aníbal de Freitas- Ensino F...
 

Similar to Delima Rahma Wati

Kti komariah
Kti komariahKti komariah
Kti komariah
KTIkomariah
 
Kti efta mayasari
Kti efta mayasariKti efta mayasari
Kti efta mayasari
KTIeftamayasari
 
Betha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudinaBetha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudina
BETHAALMYRAGRENADAYUDINA
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
Kti epit desmawati
Kti epit desmawatiKti epit desmawati
Kti epit desmawati
EPITDESMAWATI
 
Kti warini
Kti wariniKti warini
Kti warini
KATIWARINI
 
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
NasrunGayo2
 
Dika anggun sari
Dika anggun sariDika anggun sari
Dika anggun sari
DIKAANGGUNSARI
 
Kti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasariKti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasari
KADEKJUWITA
 
1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx
NasrunGayo2
 
Kti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulvaKti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulva
INTANFARIZULVA
 
Kti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputriKti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputri
ktiFEBRIYANTI
 
Shinta pramita sari
Shinta pramita sariShinta pramita sari
Shinta pramita sari
KTISHINTAPRAMITASARI
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
Warnet Raha
 
SILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docx
SILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docxSILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docx
SILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docx
PutriRusmita
 
Kti nailul khoiriyah
Kti nailul khoiriyahKti nailul khoiriyah
Kti nailul khoiriyah
nailulkhoiriyah
 
Kti lilis anggraini
Kti lilis anggrainiKti lilis anggraini
Kti lilis anggraini
KTILILISANGGRAINI
 
Ktiindahsetianingrum
KtiindahsetianingrumKtiindahsetianingrum
Ktiindahsetianingrum
TRIANADEWI
 
Ktiindahsetianingrum
KtiindahsetianingrumKtiindahsetianingrum
Ktiindahsetianingrum
KTIINDAHSETIANINGRUM
 
Kti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusmanKti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusman
KTITUTY
 

Similar to Delima Rahma Wati (20)

Kti komariah
Kti komariahKti komariah
Kti komariah
 
Kti efta mayasari
Kti efta mayasariKti efta mayasari
Kti efta mayasari
 
Betha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudinaBetha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudina
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
Ikke pdf
 
Kti epit desmawati
Kti epit desmawatiKti epit desmawati
Kti epit desmawati
 
Kti warini
Kti wariniKti warini
Kti warini
 
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
 
Dika anggun sari
Dika anggun sariDika anggun sari
Dika anggun sari
 
Kti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasariKti kadek juwita malasari
Kti kadek juwita malasari
 
1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx
 
Kti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulvaKti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulva
 
Kti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputriKti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputri
 
Shinta pramita sari
Shinta pramita sariShinta pramita sari
Shinta pramita sari
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
SILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docx
SILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docxSILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docx
SILFIA _ BBLR LAPORAN KASUS-2-1.docx
 
Kti nailul khoiriyah
Kti nailul khoiriyahKti nailul khoiriyah
Kti nailul khoiriyah
 
Kti lilis anggraini
Kti lilis anggrainiKti lilis anggraini
Kti lilis anggraini
 
Ktiindahsetianingrum
KtiindahsetianingrumKtiindahsetianingrum
Ktiindahsetianingrum
 
Ktiindahsetianingrum
KtiindahsetianingrumKtiindahsetianingrum
Ktiindahsetianingrum
 
Kti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusmanKti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusman
 

Recently uploaded

92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
MuhamadsyakirbinIsma
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
FetraHerman2
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
tab2008
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
NoegPutra1
 

Recently uploaded (20)

92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
 

Delima Rahma Wati

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.D USIA 23 TAHUN G1P0A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI BPS RETNO Amd.Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Profesi Ahli Madyah Kebidanan Pada Prodi D III Kebidanan Akbid Adila Bandar Lampung Disusun oleh : DELIMA RAHMA WATI 201308008 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 i
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHDAP NY.D USIA 23 TAHUN G1P0A0 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI BPS RETNO Amd.Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Delima Rahma Wati INTASARI WHO mengemukanan bahwa 500.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan. Dan sebagian besar kematian terjadi selama atau segera setelah melahirkan.di Indonesia angka kematian ibu sebesar 15.000-15.500 setiap tahunnya atau terjadi setiap 30-40 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5% infeksi 22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia 2,0%.salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya Gestosis pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah Hiperemesis gravidarum. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Subjek penelitian asuhan pada ibu hamil D umur 23 tahun G1P0A0. Objek penelitian penatalaksanaan Hiperemesis gravidarum Tingkat I. Tempat penelitian di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung. Hasil penelitian, penulis mampu melakukan Asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. D umur 23 tahun GIP0A0 usia kehamilan 8 minggu dengan Hiperemesis gravidarum Tingakat I, terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Kesimpulan hasil study kasus ini menunjukan Ny. D telah mengetahui mengenai keluhan yang dirasakan, mengetahui bagaimana cara mengurangi Hipremesis Gravidarum Tingkat I yang dialami dan apa saja dampak dari Hiperemesis Gravidarum yang dialami apabila tidak ditangani seperti akan mengakibatkan Abortus dan BBLR. Saran utama, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang Hiperemesis gravidarum dan bagaimana penangannanyaa sehingga resiko terjadinya Hiperemesis gravidarum dapat berkurang. Kata kunci : Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Kepustakaan : 17 Referensi (2007-2015) Jumlah Halaman : 134 Halaman ii
  • 3. 3 PERSETUJUAN Diterima dan disetujui untuk diajukan dan di pertahankan di depan Tim penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Di Ploma III Kebidanan Adila Hari : Tanggal : Pembimbing Kiki Purnama Sari, S.ST NIK 31008027 iii
  • 4. 4 MOTTO “ Kesuksesan tidak akan bertahan jika dilalui dengan jalan pintas” “ Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berfikir” iv
  • 5. 5 KATA PENGANTAR Puji Syukur Atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Terhadap Ny. D umur 23 tahun GIP0A0 Usia Kehamilan 8 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Tingakat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016”. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu yaitu : 1. dr. Wazni Adila, MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. 2. Kiki Purnama Sari, S.ST selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah 3. Bidan Retno Amd. Keb selaku pemilik BPS tempat mengambil penelitian. 4. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna perbaikan berikutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Bandar Lampung, Agustus 2016 Penulis v
  • 6. 6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................i INTISARI....................................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................iii MOTTO ......................................................................................................iv KATA PENGANTAR.................................................................................v DAFTAR ISI...............................................................................................vi DAFTAR TABEL .......................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang...................................................................................1 B. Rumusan masalah..............................................................................3 C. Tujuan penulisan...............................................................................3 D. Ruang lingkup...................................................................................4 E. Manfaat penulisan.............................................................................5 F. Metodologi dan teknik memperoleh data...........................................6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori medis..........................................................................10 1. Kehamilan..................................................................................10 2. Hiperemesis gravidarum.............................................................32 B. Tinjauan teori asuhan kebidanan........................................................38 C. Landasan hukum kewenangan bidan..................................................61 BAB III TINJAUAN KASUS A. Data subjektif....................................................................................64 B. Anamnesa .........................................................................................65 C. Pemeriksaan umum ...........................................................................68 D. Pemeriksaan khusus kebidanan..........................................................69 E. Pemeriksaan penunjang.....................................................................72 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian.........................................................................................94 B. Interpretasi data.................................................................................114 C. Diagnosa potensial .......................................................................... .115 D. Tindakan segera .............................................................................. .115 E. Perencanaan .................................................................................... .116 F. Pelaksanaan..................................................................................... .118 G. Evaluasi .......................................................................................... .125 vi
  • 7. 7 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN.................................................................................... .129 B. SARAN........................................................................................... .131 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii
  • 8. 8 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri........................................................ 14 Tabel 2.2 Tabel Imunisasi........................................................................ 15 Tabel 2.3 Informasi Kunjungan Kehamilan.............................................. 18 Tabel 2.4 TFU Menurut Penambahan Pertiga Hari................................... 23 Tabel 2.5 MATRIKS ............................................................................... 73 viii
  • 9. 9 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : JADWAL PENELITIAN LAMPIRAN 2 : SAP LAMPIRAN 3 : LEAFLEAT LAMPIRAN 4 : LEMBAR KONSUL ix
  • 10. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (World Health Organization) mengemukanan bahwa 500.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan, dan sebagian besar kematian terjadi selama atau segera setelah melahirkan (Astuti et.all, 2015; h.2). Indonesia, angka kematian ibu sebesar 15.000-15.500 setiap tahunnya atau terjadi setiap 30-40 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5% infeksi 22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia 2,0% (Manuaba et.all 2010; h. 38). Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukan penurunan menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan Indonesia 2015). Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan laporan dari SDKI tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (target 102 per 100.000 kelahiran hidup). Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi Lampung tahun 2013 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 47 kasus (30%), eklamsi sebanyak 46
  • 11. 2 kasus (25%), infeksi sebanyak 9 kasus (6%), partus lama sebanyak 1 kasus (0%), aborsi sebanyak 1 kasus (3%) dan lain-lain sebanyak 54 kasus (36%) (Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015) Bandar Lampung, distribusi kasus kematian ibu berdasarkan usia pada saat kematian per kabupaten kota se-provinsi Lampung tahun 2011, usia < 20 tahun (0), usia 20-34 tahun (6 ) dan usia >35 tahun (3) (Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015). Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan (Sulistyawati, 2011; h.153). Berdasarkan hasil studi kasus pendahuluan di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung pada tanggal 08 Juni 2016. Berdasarkan kejadian dan besarnya peran bidan dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum dalam rangka penurunan angka kematian ibu hamil maka penulis tertarik mengambil judul “ Asuhan Kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 Tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016”.
  • 12. 3 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka ditentukan perumusan masalah dari studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016?”. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah peulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1A0P0dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016. b. Penulis mampu melakukan interpretasi data potensial pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat Idi BPS Bandar Lampung Tahun 2016. c. Penulis mampu menentukan diagnosa pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016.
  • 13. 4 d. Penulis mampu melakukan tindakan antisipasi masalah pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016. e. Penulis mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016. f. Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016. g. Penulis mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny.D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2016. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Ny.D umur 23 tahun 2. Lokasi Penelitian BPS Retno Amd.keb Bandar Lampung tahun 2016 3. Waktu Penelitian Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam kasus ini dilaksanakan pada tanggal 08 Juni 2016 – 14 Juni 2016
  • 14. 5 E. Manfaat Penulisan 1. Institusi Pendidikan Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dan sebagai bahan acuan /pedoman untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) selanjutnya. 2. Bagi Lahan Praktek Studi kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan agar lebih dapat meningkatkan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga dapat menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan ibu bersalin akibat komplikasi yang tidak tertangani. 3. Bagi Pasien Dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesis gravidarum dan bagaimana penangannanyaa sehingga resiko terjadinya hiperemesis gravidarum dapat berkurang. 4. Bagi Penulis Studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta mampu mengaplikasikan asuhan tentang Hiperemesis Gravidarum Tingkat I.
  • 15. 6 F. Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data 1. Metode Penelitian Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal di sini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah. Misalnya keracunan, atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara integratif (Notoatmodjo, 2012; h.47). 2. Metode Pengumpulan Data a. Data primer Data primer merupakan materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung (Chandra, 2008;h.20). 1) Wawancara (Interview) Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keteraangan
  • 16. 7 atau informasi secara lisan dari seseorang penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara (Notoatmodjo, 2012;h.139). Wawancara di lakukan dengan cara: a) Auto anamnesia Adalah anamnesis yang diakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya. b) Allo anamnesis Adalah namnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat (Sulistyawati, 2011; h.166) 2) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :
  • 17. 8 a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultrasi, dan perkusi). b. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya) (Soepardan,2008; h.98). b. Data Sekunder 1) Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. 2) Observasi Metode pengumpulan data kualitatif lainnya yang juga sangat sering digunakan adalah observasi. Sebelum berkembangnya metode pengumpulan data seperti sekarang ini, metode observasi telah sering dilakukan sebagai metode pengumpulan data tradisional oleh ilmuan-ilmuan terdahulu. Pendek kata, observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling tua digunakan sepanjang sejarah kedudukan observasi dengan
  • 18. 9 wawancara. Bahkan, sering kali, penggunaan wawancara dalam penelitian kualitatif selalu disertakan dengan observasi untuk kepentingan cross-chek dan validitas data (Herdiansyah, 2012; h.131, 143).
  • 19. 10 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis 1. Kehamilan a. Pengertian kehamilan Kehamilan didefenisikn sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Walyani, 2015; h.69). b. Tujuan Asuhan Kehamilan a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada ibu dan bayi c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
  • 20. 11 e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dan menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Walyani,2015; h.7). c. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal 1. 14 T 1. Timbang berat badan dan tinggi badan Menurut Saryono (2010) dikatakan tinggi badan ibu dikatagorikan adanya resiko apabila hasil pengkuran < 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengatahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg. 2. Tekanan darah Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg.
  • 21. 12 3. Ukur Tinggi fundus uteri Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh di tekan). Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri No Tinggi Fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam minggu 1 12 cm 12 2 16 cm 16 3 20 cm 20 4 24 cm 24 5 28 cm 28 6 32 cm 32 7 36 cm 36 8 40 cm 40 4. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. 5. Pemberian imunisasi TT Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan.
  • 22. 13 Tabel. 2.2 Tabel imunisasi Imunisasi Interval % perlindungan Masa perlindungan TT 1 Pada kunjungan ANC pertama 0 % Tidak ada TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun TT 3 6 buan setelah TT 2 95 % 5 tahun TT 4 1 tahun setelah TT 3 99 % 10 tahun TT 5 1 tahun setelah TT 4 99 % 25 tahun / seumur hidup 6. Pemeriksaan Hb Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. 7. Pemeriksaan protein urine Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi 8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk mengetahui treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara lain syphilish. 9. Pemeriksaan urine reduksi Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami.
  • 23. 14 10. Perawatan payudara Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditunjukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah : a) Menjaga kebersihan payudara, teutama putting susu b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu pada susu terbenam) c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan. 11. Senam ibu hamil Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit 12. Pemberian obat malaria Pemberian obat malria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil. 13. Pemberian kapsul minyak beryodium Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan diamana tanah air tidak mengandung unsur
  • 24. 15 yodium. Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan: a) Gangguan fungsi mental b) Gangguan fungsi pendengaran c) Gangguan pertumbuhan d) Gangguan kadar hormon yang rendah 14. Temu wicara a) Defenisi konseling Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya (Walyani, 2015 ; h.80-83) d. Kunjungan Antenatal Care Minimal : 1) 1x kunjungan pada trimester 1 (usia kehamilan 0-13 minggu) 2) 1x kunjungan pada trimester 2 (usia kehamilan 14-27 minggu) 3) 2x kunjungan pada trimester 3 (usia kehamilan 28-40 minggu) (Sulistyawati, 2011; h.4).
  • 25. 16 Tabel 2.3 Informasi Kunjungan Kehamilan Kunjungan Waktu Alasan Trimester I Sebelum 14 minggu 1. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa 2. Mencegah maslah yang berbahaya 3. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadi komplikasi 4. Membangun hubungan saling percaya 5. Mendorong prilaku sehat Trimester II 14-28 Minggu Sama dengan timester I ditambah kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan,(deteksi gejala preeklampsia, pantau TD dan evaluasi edema dan proteinuria) Trimester III 14-28 minggu Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda Setelah 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS (Dewi dan Sunarsih, 2012; h.22) e. Kebijakan Teknis Prawiroharjo (2002) dikatakan setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil membutuhkan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut : 1) Mengupayakan kehamilan sehat. 2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. 3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman. 4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi (Rukiyah et all, 2009; h.8).
  • 26. 17 f. Tanda dan Gejala kehamilan 1) Tanda Pasti kehamilan a) Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian- bagian janin b) Denyut jantung janin (1) Didengar dengan stetoskop monoral laennec (2) Dicatat dan didengar alat Doppler (3) Dicatat dengan feto Elektrokardiogram (4) Dilihat pada Ultrasonografi (USG) c) Terlihat tulang- tulang janin dalam foto rontogen 2) Tanda-Tanda Tidak Pasti Kehamilan (presumtive) a) Gangguan dalam sistem reproduksi Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele yaitu TTP (hari pertama HT + 7) dan (bulan + 3). b) Mual dan muntah Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan peratama. Oleh karena sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning sicknes. Bila mual muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
  • 27. 18 c) Mengidam (ingin makanan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau- bauan. d) Pingsan Bila berada pada tempat- tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan. e) Tidak ada selera makan Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan akan timbul kembali. f) Lelah g) Payudara Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri sebab pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara kelenjar montgomery terlihat lebih membesar. h) BAK Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh janin. i) BAB Konstipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
  • 28. 19 j) Pigmentasi kulit Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai dimuka (cloasma gravidarum) areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea) k) Epulis atau dapat disebut juga hipertropi dari papil gusi l) Pemekaran vena-vani Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir. 3) Tanda-tanda kemungkinan hamil a) Perut membesar b) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi rahim c) Tanda hegar Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian lain. d) Tanda chadwick Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan. e) Tanda piscaseck Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya terletak disebelah atas dengan bimanual akan terasa benjolan asimetris.
  • 29. 20 f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Braxton Hicks) g) Teraba Ballotement h) Reaksi kehamilan positif (Dewi dan Sunarsih, 2012 ;111-114) 4) Pemeriksaan Diagnostik kebidaanan a) Tes urine kehamilan (Tes HCG) (1) Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu pada saat koitus) (2) Upayakan urine yang digunakan urine pagi. b) Palpasi abdomen c) Pemeriksaan USG (1) Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosa pasti kehamilan. (2) Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan. d) Pemeriksaan Rontgen (1) Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosa pasti masalah (2) Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang (Sulistyawati, 2011; h.89-93).
  • 30. 21 g. Perubahan Anataomi dan Fisiologi Ibu Hamil 1) Uterus Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomondasi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut- serabut kolagennya menjadi higoskopik, dan endometrium menjadi desidua. Tabel 2.4 TFU Menurut Penambahan Pertiga Hari Usia kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU) 12 3 jari diatas sympisis 16 Pertengahan pusat sympisis 20 3 jari dibawah pusat 24 Setinggi pusat 28 3 jari diatas pusat 32 Pertengahan puat-procesus xyfoideus (px) 36 3 jari dibawah procesus xyfoideus (px) 40 Pertengahan pusat-procesus xyfoideus (px) (Sulistyawati, 2011 ; h.60) 2) Sistem Kardivaskular Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (caridiac output) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada saat istrahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali /menit menjadi 80-90 kali/menit).
  • 31. 22 3) Sistem urinaria Selama kehamilan, ginjal berkerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-35% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. 4) Sistem Gastrointestinal Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. 5) Sistem Metabolisme Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin, dan
  • 32. 23 berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal dengan “cepat merasakan lapar” yang mungkin berbahaya bagi janin. 6) Sistem Muskuloskeletal Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. 7) Kulit Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu, sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah 8) Payudara Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah seagai berikut : a) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat b) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertrofi kelenjar alveoli
  • 33. 24 c) Banyangan vena-vena lebih membiru d) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu e) Kalau di peras akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning. 9) Sistem endokrin Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH. Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpindah kepermukaan ovarium dimana ia di lepaskan. Folikel yang kosong dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi progesteron. Progesteron dan estrogen merangsang poliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesteron. 10) Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan Pertambahan berat badan pada ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat keterlambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengidentifikasi adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan
  • 34. 25 gangguan pertumbuuhan janin intra utrine (Intra-Uterin Growth Retradation-IUGR). Perkiraan peningkatan berat badan : a) 4 kg dalam kehamilan trimester I b) 0,5 kg/ minggu pada kehamilan trimester II sampai III c) Totalnya sekitar 15-16 kg. 11) Sistem peranapasan Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru- paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah (Sulistyawati, 2011; h. 68-69). h. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil 1) Kebutuhan fisik Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan, yaitu meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi, dan body mekanik, exercise/senam hamil, istrahat/tidur,
  • 35. 26 imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, dan tanda bahaya dalam kehamilan. Tapi pada pembahasan ini batasan yang akan dibahas hanya meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, dan seksual saja. a) Oksigen Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang berpengaruh pada bayi yang dikandung. b) Nutrisi Padaa saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu hamil harusnya mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu seimbang). (1) Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester pertama (a) Minggu 1 sampai minggu ke 4 Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus mengkonsumsi berbagai jenis makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170
  • 36. 27 kalori (setara 1 porsi nasi putih). Tujuannya agar tubuh menghasilkan cukup energi, yang diperlukan janin yang tengah terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kkl per hari. Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi,mie, roti, sereal, dan pasta), dilengkapi sayuran, buah, daging-dagingan atau ikan-ikanan , susu, dan produk olahannya. (b) Minggu ke -5 Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi perhari pada trimester I, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3-4 porsi, sayuran 4 porsi , daging, sumber protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk olahannya 3-4 porsi, camilan 2-3 porsi. (c) Minggu ke-7 Konsumsi aneka jenis makan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium 1000 miligram/hari.
  • 37. 28 (d) Minggu ke-9 Jangan lupa penuhi kabutuhan asam folat 0,6 miligram perhari, diperoleh dari hati, kacang kering, telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga vitamin C untuk pembentukan jaringan tubuh janin penyarapan zat besi, dan mencegah pre- eklampsia (Walyani, 2015; h. 93-95). i. Ketidaknyamanan dan cara mengatasi Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan. 1) Sering buang air kecil. Trimester I dan II a) Penjelasan mengenai sebab terjadinya. b) Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing. c) Perbanyak minum pada siang hari. d) Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat menggangu tidur di malam hari. e) Batasi minum kopi, teh, dan soda.
  • 38. 29 f) Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis. 2) Kelelahan pada TM I a) Yakinkanbahwa ini normal pada awal kehamilan. b) Dorong ibu untuk sering beristiahat. c) Hindari istirahat yang berlebihan. 3) Keputihan terjadi di trimester I,II,III a) Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari. b) Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur. 4) Keringat bertambah, secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan a) Pakai pakaian yang tipis dan longgar b) Tingkatkan asupan cairan c) Mandi secara teratur 5) Mengidam (pica) Trimster I a) Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi kebutuhannya b) Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut kultur. 6) Berdebar-debar (palpitasi jantung) mulai akhir trimester I a) Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan
  • 39. 30 7) Panas perut (heartburn). Mulai bertambah sejak trimster II dan bertambah semakin lamanya kehamilan. Hilang waktu persalinan a) Makan sedikit-sedikit tetapi sering b) Hindari makan berlemak dan berbau tajam c) Hindari rokok, asap rokok, alcohol, dan cokelat d) Hindari berbaring setelah makan e) Hindari minum air putih saat makan f) Kunyah permen karet g) Tidur dengan kaki ditinggikan 8) Mual dan muntah Trimester I a) Hindari bau atau faktor penyebabnya b) Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari. c) Makan sedikit tetapi sering d) Duduk tegak setiap kali selesai makan. e) Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu f) Makan makananan kering di antara waktu makan g) Minum minuman berkarbonat h) Bangun dari tidur secara perlahan i) Hindari menggosok gigi setelah makan j) Minum teh herbal k) Istirahat sesuai kebutuhan (Sulistyawati, 2011; h. 123-126).
  • 40. 31 j. Tanda –tanda bahaya pada ibu hamil 1) Abortus Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2014 ; h.460). 2) Mola hidatidosa Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio, tetapi terjadi poliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik. (Fadlun dan Feryanto, 2012; h. 47). 3) Kehamilan ektopik Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada di dalam endometrium uterus. Keadaan ini akan meningkat menjadi kehamilan ektopik terganggu (KET) pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian besar KET terjadi pada kehamilan yang terletak di tuba. 4) Hiperemesis gravidarum Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan (Sulistyawati, 2011; h.151-153).
  • 41. 32 k. Hiperemesis Gravidarum a. Defenisi Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahyakan kehidupan (Sulistyawati,2011 ; h.153). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (Runiari, 2010; h.8). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendesitis, pielititis, dan sebagainya (Prawirohardjo, 2014; h.815). b. Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan
  • 42. 33 anatomi yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum (Rukiyah dan Yulianti, 2014; h.118-119) c. Diagnosis 1) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu. 2) Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma). 3) Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide). 4) Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa. 5) Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda keton, dan proteinuria. 6) Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi psikologi (Prawirohardjo, 2014; h.816).
  • 43. 34 d. Patofisologis Menurut Wiknjosastro dikatakan bahwa perasaan mual adalah meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan (Rukiyah dan Yulianti, 2010; h.120). e. Klasifikasi 1) Tingkat I a) Mual muntah terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum, terjadi dehidrasi. b) Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dan dapat disertai dengan naiknya suhu tubuh. c) Nyeri epigastrium. 2) Tingkat II a) Dehidrasi bertambah, yang ditandai dengan : (1) Turgor kulit makin berkurang. (2) Lidah kering dan kotor (3) Berat badan menurun (4) Mata cekung b) Gangguan silkurasi darah, yang ditandai dengan :
  • 44. 35 (1) Nadi cepat dan tekanan darah menurun (2) Hemokonsentrasi (3) Oliguria (4) Obstipasi c) Gangguan metabolisme, yang ditandai dengan: (1) Terjadi metabolisme anaerob dalam pemecahan lemak yang menyebabkan adanya keton, dijumpai dalam urine dan napas (bau keton). (2) Gangguan fungsi lever, terjadi ikterus. 3) Tingkat III a) Dehidrasi makin berat b) Mual muntah berehenti c) Terjadi perdarahan dari esofagus dan retina. d) Gangguan fungsi lever ( ikterus) yang terus meningkat e) Penurunan kesadaran, samnolen sampai koma. f) Gangguan saraf berupa ensofalopati wernickle, yang ditandai dengan : (1) Nistagmus (2) Diplopia (3) Perubahan mental (Sulistyawati, 2011 ;h. 153-154).
  • 45. 36 f. Penatalaksanaan 1) Pencegahan Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik, pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula (Rukiyah dan Yulianti, 2014; h. 122-123). 2) Obat yang di berikan Memberikan obat hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan kelainan
  • 46. 37 konginital atau cacat bawaan bayi). Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan adalah : (a) Sedatif ringan (fenobarbital, luminal 30 mg, valium) (b) Anti-alergi (antihistamin, Dramamine, Avomin) (c) Obat antimual-muntah (Mediamer B6, Emetrole, Stemetil, Avopreg) (d) Vitamin (terutama vitamin B kompleks, vitamin C) (Manuaba, 2010 ; h.232). g. Komplikasi Menurut Setiawan (2007) dikatakan dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaraan darah janin berkurang. Wiknjosastro (2005) dikatakan pada ada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga terjadi abortus (Rukiyah dan yulianti, 2014; h.128-129).
  • 47. 38 B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Menurut varney (1997), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan dalam manajeman kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan. Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerjasama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya. Langkah- langkah asuhan kebidanan menurut Varney (1997) yaitu sebagai berikut : 1. Langkah I ( pengumpulan data dasar) Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk memperoleh data melalui anamnesis. Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan- pertanyaan. a) Data Subjektif Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara berikut : 1) Auto Anamnesis Anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung, jadi data yang diperoleh adalah data primers karena langung dari sumbernya.
  • 48. 39 2) Allo anamnesis Anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien, hal ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat (Sulistyawati, 2011; h. 166). Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan data anamnesis terdiri dari beberapa kelompok penting sebagai berikut : a) Biodata (1) Nama Isteri/Suami Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab. (2) Umur Menurut KBBI (2008) dikatakan Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011) cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resti) sebagaian besar melakukan pemeriksaan kehamilan
  • 49. 40 sesuai dengan standar (≥ 4 kali), dibandingkan dengan yang berumur < 20 atau > 35 tahun (resti). (3) Suku/Bangsa/Etnis/Keturunan Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik. (4) Agama Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun kesuatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagaman dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, pengguna produk darah. (5) Pendidikan, Minat, Hobi Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulisnya.
  • 50. 41 (6) Pekerjaan Mengetahi pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran prematur dan pajanan terhadap bahya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin. (7) Alamat bekerja Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien. (8) Alamat rumah Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan (Walyani, 2015 ;h. 90,118-119). b) Riwayat pasien Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas kesehatan. c) Riwayat kebidanan Data ini penting untuk dietahui oleh tenaga kesehatan sebagai data acuan jika pasien mengalami penyulit postpartum.
  • 51. 42 (1) Menstruasi Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa nifas, namun dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstuasi antara lain : (a) Menarce Menarche adalah usia pertama kali menglami menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun. (b) Siklus Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, biasanya 23 sampai 32 hari. (c) Volume Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang dan sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat gali lebih dalam lagi dengan beberapa
  • 52. 43 pertanyaan pendukung seperti sampai beberpa kali ganti pembalut dalam sehari. (d) Keluhan Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjukan kepada diagnosa tertentu (Sulistyawati,2011; h.167). d) Riwayat Kehamilan (1) Riwayat Hamil Sekarang (a) HPHT ( Hari Pertama Haid Terakhir) Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan. (b) TP (Taksiran Persalinan)/Perkiraan Kelahiran Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery, EDC) yang disebut taksiran partus (Etimated date of confinement, EDC) dibeberapa tempat. EDD ditentukan dengan perhitungan internasional
  • 53. 44 menurut hukum Neagle. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. (c) Kehamilan yang Ke- Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama kali hamil dengan ibu yang sudah berapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya (Walyani, 2015 ; h. 120-121). (2) Riwayat kesehatan Data dari riwayat kesehatan dapat kita gunakan sebagai “penanda” (warning) akan adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes melitus (DM), ginjal, hipertensi/hipotensi, dan hepatitis.
  • 54. 45 (3) Status perkawinan Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan. (4) Pola makan Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil. Kita tidak bisa menggali dari pasien tentang makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa banyak dan sering ia mengkonsumsinya, sehingga jika kita peroleh data yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan, maka kita dapat memberikan klarifikasi dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai gizi ibu hamil. (a) Menu Ini dikaitan dengan pola diet seimbang bagi ibu hamil. Jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh pasien kurang seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa komponen gizi tidak akan terpenuhi, maka bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyusunan menu seimbang bagi ibu. Kita dapat menanyakan pada pasien tentang apa saja yang ia makan dalam sehari nasi, sayur, lauk, buah, makanan selingan, dan lain-lain).
  • 55. 46 (b) Frekuensi Data ini akan memberi petunjuk bagi kita tentang seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu. (c) Jumlah per hari Data ini memberikan volume atau seberapa banyak makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali makan. Untuk mendapatkan gambaran total makanan yang ibu makan, bidan dapat mengalikannya dengan frekuensi makan dalam sehari. (d) Pantangan Ini juga penting untuk kita kaji karena ada kemungkinan pasien berpantang makanan justru pada makanan yang sangat mendukung pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan, atau telur. (5) Pola minum Kita juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi dalam masa hamil asupan cairan yang cukup sangat dibutuhkan. Hal-hal yang perlu kita tanyakan kepada pasien tentang pola minum adalah sebagai berikut :
  • 56. 47 (a) Frekuensi Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum dalam sehari dan dalam sekali minum menghabiskan berapa gelas. (b) Jumlah per hari Frekuensi minum dikalikan seberapa banyak ibu minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan jumlah asupan cairan dalam sehari. (c) Jenis minuman Kadang pasien mengkonsumsi minuman yang sebenarnya kurang baik untuk kesehatannya. (6) Pola istirahat Istrahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu, bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dapaat menanyakaan tentang berapa lama ia tidur dimalam dan siang hari. (a) Istirahat malam hari Rata-rata lama tidur malam yang normal adalah 6-8 jam
  • 57. 48 (b) Istrahat siang hari Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang. Oleh karena itu, hal ini dapat kita sampaikan kepada ibu bahwa tidur siang sangat penting untuk menjaga kesehatan selama hamil. (7) Aktivitas sehari-hari Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran tentang beberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit pada masa hamil, maka kita dapat memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan pulih kembali. Aktivas yang terlalu berat dapat menyebabkan abortus dan persalinan prematur. (8) Personal higiene Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberikan bimbingan mengenai cara perawatan
  • 58. 49 kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri diantaranya adalah sebagai berikut: (a) Mandi Kita dapat menanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam berapa mandi pagi dan sore). (b) Keramas Pada beberapaa wanita ada yang kurang peduli dengan kebersihan rambutnya karena mereka beranggapan keramas tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien yang seperti ini, kita harus memberikan pengertian kepadanya bahwa keramas harus selalu dilakukan ketika rambut kotor karena bagian kepala yang kotor merupakan tempat yang mudah menjadi sumber infeksi. (c) Ganti baju dan celana dalam Ganti baju minimal sekali sehari, sedangkan celana dalam minimal 2 kali. Namun jika sewaktu-waktu baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya segera diganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti berikutnya.
  • 59. 50 (d) Kebersihan kuku Kuku ibu hamil harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih. Kuku selain sebagai tempat yang mudah untuk bersarang kuman sumber infeksi, juga dapat menyebabkaan trauma pada kulit jika terlalu panjang. Kita dapat menanyakan kepada pasien, setiap berapa hari ia memotong kukunya, atau apakah ia selalu memanjangkan kukunya supaya terlihat menarik. (e) Aktivitas seksual Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup mengganggu pasien namun ia tidak tahu ke mana harus berkonsultasi. Dengan teknik komunikasi yang senyaman mungkin bagi pasien, bidan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual, melalui pertanyaan berikut ini : 1. Frekuensi Kita tanyakan berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
  • 60. 51 2. Gangguan Kita tanyakan apakah pasien mengalami gangguan ketika melakukan hubungan seksual, misalnya nyeri saat berhubungan, adanya ketidakpuasan dengan suami, kurangnya keinginan untuk melakukan hubungan, dan lain sebagainya. (f) Respon keluarga terhadap kehamilan ini Bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk kenyaman psikologis ibu. Adanya respons yang positif dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya. (g) Respons ibu terhadap kehamilan ini Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung mengenai perasaannya terhadap kehamilannya. (h) Respons ayah terhadap kehamilan ini Untuk mengetahui bagaimana respons ayah terhadap kehamilan ini kita dapat menanyakan langsung kepada suami pasien atau dapat juga kepada pasien sendiri. Data mengenai respons ayah ini sangat penting karena dapat kita jadikan sebagai salah satu
  • 61. 52 acuan mengenai bagaimana pola kita dalam memberikan asuhan kepada pasien dan bayinya. Jika suami pasien memberikan respons yang positif terhadap istri dan anaknya, maka akan memberikan kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam memberikan perawatan. (i) Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilannya Data ini diperoleh dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada psien mengenai perawatan selama hamil. Pengalaman atau riwayat kehamilannya yang lalu dapat pula kita jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meyimpulkan sejauh mana pasien mengetahui tentang perawatan kehamilan ini dan perawatan bayinya kelak (Sulistyawati, 2011; h.168-174). b) Data objektif Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultrasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan
  • 62. 53 Langkah –langkah pemeriksaan sebagai berikut : 1) Pemeriksaan umum a) keadaan umum dan kesadaran penderita compos mentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran (apatis, samnolen, spoor, koma). d) Tekanan darah Tekanan darah normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmHg. Bila >140/90 mmHg, hati-hati adanya hipertensi/ preeklampsi. e) Nadi Nadi normal 60 sampai 100 menit. Bila abnormal mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung. f) Suhu badan Suhu badan normal adalah 36,50 C sampai 37,50 C. Bila suhu > 37,50 C kemungkinan ada infeksi. g) Tinggi badan Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari 145 cm ada kemungkinan terjadi Cepalo Pelvic Disproporsion (CPD). h) Berat badan Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang, perlu mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadi
  • 63. 54 penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5 kg per minggu (Walyani, 2015; h.85-86). 2) Pemeriksaan kebidanan a) Kepala Pengkajian diawali dengan inspeksi lalu palpasi. Posisi klien dapat duduk atau berdiri (tergantung kondisi klien) (Tambunan dan Kasim, 2011; h.66). b) Muka Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmentasi kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling putting susu sedangkan di perut bawah dan perut bagian tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil uang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang (Sulistyawati, 2011 ; h.65). c) Mata Tujuan pengkajian mata adalah untuk mengetahui bentuk dari funsi mata. Dalam setiap pengkajian selalu bandingkan antara mata kanan dengan kiri. Teknik yang digunakan adalah inspksi dan palpasi. Inspeksi merupakan teknik yang paling penting dilakukan sebelum palpasi.
  • 64. 55 d) Telinga Telinga mempunyai fungsi sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui keadaaan telinga luaar, saluran telinga, gendang telinga, dan pendengaran. e) Hidung Hidung dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian luar hidung, bagian dalam, lalu sinus-sinus. Bila memungkinkan, selama pemerikasaan klien dalam posisi duduk. f) Leher Tujuan pengkajian leher adalah untuk mengetahui bentuk leher, serta organ-organ penting yang berkaitan (Tambunan dan Kasim, 2012 ;h.67, 73, 79, 83). g) Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolustrum dapat keluar (Prawirohardjo, 2014; h. 179).
  • 65. 56 h) Abdomen Infeksi pembesaran perut (bila pembesaran perut itu berlebihan kemungkinan asites, tumor, ileus, dan lain-lain), pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau luka bekas operasi Palpasi yaitu pemeriksaan kebidanan pada abdomen dengan menggunakan manuver leopold untuk mengetahui keadaan janin didalam abdomen. (1) Leopold I Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus dan mengukur tinggi fundus uteri dari simfii untuk menentukan usia kehamilan dengan menggunakan (kalau > 12 minggu) atau cara Mc.Doanald dengan pita ukuran (kalau > 22 minggu). (2) Leopold II Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang, dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan. (3) Leopold III Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah (presentasi). (4) Leopold IV Untuk menentukan apakah bagian janin sudah masuk panggul atau belum.
  • 66. 57 i) Tangan dan tungkai Inspeksi pada tibia dan jari untuk melihat adanya oedema dan varices. Bila terjadi oedema pada tempat-tempat tersebut kemungkinan terjadinya pre-eklampsia. j) Vulva Inspeksi untuk mengetahui adanya oedema, varices, keputihan, perdarah, luka, cairan yang keluar, dan sebagainya (Walyani,2015; h. 87-88). 3) Pemeriksaan penunjang a) Pemeriksaan Laboratorium (1) Pemeriksaan Hb Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada haamil muda. (a) Hb 11 g% tidak anemia (b) Hb 9-10 g% anemia ringan (c) Hb 7-8 g% anemia sedang (d) Hb <7 g% anemia berat (Manuaba, 2010; h.239).
  • 67. 58 (2) Pemeriksaan protein urine Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi (3) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual antara lain syphilish. (4) Pemeriksaan urine reduksi Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu indikasi penyakit gula/ DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami (Walyani, 2015; h.81-82). (5) Pemeriksaan panggul (a) Distansia spinarum Jarak antara spina iliaka anterior suprior kanan dan kiri, ukuran normal 23-26 cm. (b) Distansia kristarum Jarak terjauh antar krista iliaka kanan dan kiri 26-29 cm. (c) Konjugata eksterna/boudenluqe Jarak antara pinggir antar sympisis dan ujung processus spinosum ruas tulang lumbal V ± 18-20 cm.
  • 68. 59 (d) Ukuran lingkar panggul Dari pinggir atas symphisis ke pertengahan anatara spina iliaka anterior dan trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak yang lain ukurannya ±80-90 cm (Walyani, 2015; h.37). 2. Langkah II (Interpretasi data dasar) Pada langkah kedua ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagosis masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis (Soepardan,2008; h.99). 3. Langkah III (Identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan antisipasi penangannya) Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipsi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
  • 69. 60 mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial , tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional/logis 4. Langkah IV (Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaboraasi segera dengan Tenaga Kesehataan Lain) Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manajeman kebidanan. Jadi, manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam dumpingan bidan. Misalnya, pada waktu wanita tersbut dalam persalinanm. 5. Langkah V (Menyusun rencana asuhan) Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah
  • 70. 61 diidentifikasi atau antisipasi. Pada langkah ini konfirmasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. 6. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan engan Efesien dan Aman) Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya dengan memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana). 7. Langkah VII (Evaluasi) Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektiff untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan (Soepardan, 2008 ; h. 99-102). 3. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN 1. Berdasarkan Permenkes No.1464/Menkes/PER/X/2010 tetang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan serta memperhatikan kompetensi inti bidan Indonesia yang mengacu kepada kompetensi inti yang telah disusun oleh ICM, Juni 2011, maka kompetensi bidan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.
  • 71. 62 1) Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya , untuk wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya. 2) Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya, dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan, dan kesepian menjadi orang tua. 3) Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan, atau rujukan dari komplikasi tertentu. b. Dalam menjalankan praktiknya bidan berwenang dalam memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga berencana, dan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. Pelayanan kebidanan 1) Pelayanan kebidanan kepada ibu Pelayanan kebidanan yang diberikan kepada ibu umumnya pada masa pranikah, prahamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, serta masa interval. Jenis pelayanan yang diberikan antara lain sebagai berikut . a) Penyuluhan konseling b) Pemeriksaan fisik
  • 72. 63 c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal d) Pertolongan kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens, hiperemesis gravidarum tingkat I, preekalmpsia ringan, dan anemia ringan. 2) Pelayanan kesehatan masyarakat a) Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak. b) Memantau tumbuh kembang anak. c) Melaksakan pelayanan kebidana komunitas d) Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dan zat adiktif (napza), serta penyakit lainnya (Aticeh, et.all, 2014 ;h.70, 71, 73).
  • 73. 64 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.D USIA 23 TAHUN G1P0A0DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DIBPS RETNO Amd.Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Oleh : Delima Rahma Wati Tanggal/Pukul : 08 Juni 2016/ 10.00 WIB PENGKAJIAN A. DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Pasien Istri Suami Nama : Ny. D : Tn. F Umur : 23 th : 24 th Agama : Islam : Islam Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia : Lampung / Indonesia Pendidikan : SMA : SMA Pekerjaan : IRT : Wiraswasta Alamat : Jl.Mangga.Kec.Tanjung Seneng.Bandar Lampung
  • 74. 65 B. ANAMNESA 1. Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksan kehamilannya dan ingin mengetahui keadaannya berhubungan dengan mual muntah yang dirasakan. 2. Keluhan utama : Mual muntah 8-10x/hari sejak 1 minggu yang lalu, pusing , tidak nafsu makan, dan lemas sampai mengganggu aktivitas. 3. Riwayat kebidanan a) Riwayat menstruasi Menarche : 15 tahun Siklus : 28 hari Volume : 3-4 kali perhari ganti pembalut HPHT : 13- 04 - 2016 UK :8 Minggu Tes kehamilan : Ya Hasil : ( + ) Positif Tanggal : 23 – 02 - 2016 b) Gangguan kesehatan reproduksi Keputihan : tidak ada Infeksi : tidak ada Gatal karena jamur : tidak ada Tumor : tidak ada
  • 75. 66 c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu N o Tahun Persali nan Usia Kehami lan Jenis Persali Nan Tempat Pesalin Nan Kesulitan Dalam Persalin an Penol ng BB /PB /JK Kea daan 1 Hamil Ini 8 minggu - - - - - - d) Riwayat kesehatan Jantung : tidak ada DM : tidak ada Ginjal : tidak ada Hipertensi : tidak ada Hepatitis : tidak ada e) Riwayat sosial 1. Kumpulan keluarga : keluarga besar 2. Status perkawinan :Syah 3. Sumber dukungan : orang tua 4. Respon ibu terhadap kehamilan ini : senang 5. Respon keluarga terhadap kehamilan ini : senang 6. Pengetaahuan ibu tentang perawatan kehamilan : baik 7. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa kehamilan : tidak ada 8. Perencanaan KB : belum berencana
  • 76. 67 f) Pola makan Sebelum hamil : Makan teratur , 3 kali sehari dengan 1 porsi nasi, sepotong lauk, dan semangkuk sayuran Selama hamil : Ibu mengatakan makan 1 kali perhari dengan ½ porsi piring nasi di tambah sayur dan lauk dalam porsi kecil, atau hanya dengan sepotong roti di tambah dengan 1 gelas susu. Pola minum Sebelum hamil Jumlah perhari : 8 gelas perhari Saat hamil Jumlah perhari : 6 gelas perhari Jenis Sebelum hamil : air putih Setelah hamil : air putih, susu ibu hamil g) Pola eliminasi Sebelum kehamilan BAK : 4-5 kali/hari, warna : kuning jernih BAB : 1 kali/hari, konsistensi lunak Selama hamil BAK : 7-9 kali/ hari, warna kuning jernih
  • 77. 68 BAB : 1 kali/hari, konsistensi keras h) Pola istirahat Istirahat malam hari : tidur malam ± 6 jam Istirahat siang hari : tidur siang ± 2 jam i) Personal hygiene Mandi : 2 kali/ hari Keramas : 1 kali/ hari Kebersihan kuku : bersih j) Aktivitas seksual Frekuensi : sesuai dengan keinginan ibu dan bapak Gangguan : Tidak ada C. PEMERIKSAAN UMUM 1. keadaan umum : baik 2. keadaan emosional : stabil 3. kesadaraan : composmentis 4. TTV Tekanan darah : 90/60 mmHg Suhu : 36,70 C Pernapasan : 22x/menit Nadi : 84x/menit 5. TB :158 cm
  • 78. 69 6. BB Sebelum hamil :45 kg Sekarang :40 kg 7. LILA :20,5 cm 8. TP : 20 -01- 2017 D. PEMERIKSAAN KHUSUS KEBIDANAN 1. Pemeriksaan fisik/inspeksi a. Rambut Kebersihan : bersih Mudah rontok/tidak : tidak b. Muka Cloasma Gravidarum : tidak ada Edema : tidak ada c. Mata Simetris : ya, kanan kiri Konjungtiva : anemis Sklera : putih Kebersihan : bersih d. Hidung Simetris : ya Kebersihan : bersih Polip : tidak ada pembesaran
  • 79. 70 e. Telinga Simetris : Ya, kanan kiri Kebersihan : bersih Gangguan pendengaran : tidak ada f. Mulut Bibir : kering Lidah : bersih Gigi : tidak ada caries Gusi : tidak ada perdarahan g. Leher Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran h. Dada Simetris : ya Payudara simetris : ya, kanan dan kiri Rasa nyeri : tidak ada Benjolan : tidak ada Keadaan puting : menonjol Hiperpigmentasi : ada Pengeluaran : belum ada Kebersihan :bersih Gangguan pernapasan : tidak ada
  • 80. 71 i. Abdomen Bekas luka operasi : tidak ada Pembesaran : belum ada Striae : tidak ada Linea : ada Acites : tidak ada Tumor : tidak ada Benjolan : tidak ada Uterus Leopold I : tidak dilakukan Leopold II : tidak dilakukan Leopold III : tidak dilakukan Leopold IV : tidak dilakukan j. Ekstremitas Bentuk : simetris Oedema : tidak ada Kuku jari : bersih, tidak pucat Ekstremitas bawah Bentuk : simetris Oedema : tidak ada Kuku jari : bersih, tidak pucat Varices : tidak ada Reflek patella : positif ( + ) kanan/kiri
  • 81. 72 Gangguan kelainan : tidak ada k. Anogenital Kebersihan : tidak dikaji Pengeluaran pervaginam : tidak dikaji Tanda-tanda infeksi vagina : tidak dikaji Varices : tidak dikaji Oedema : tidak dikaji Kelenjar bartholini : tidak dikaji E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Obstetrik Lingkar pinggul : 78 cm Distansia spinarum : 22 cm Distansia kristarum : 25 cm Boudenloque : 17 cm 2. Pemeriksaan Laboratorium HB : 9,8 gr% Protein urine : ( - ) Negatif Glukosa urine : ( - ) Negatif
  • 82. 73 73 TABEL 3.1 MATRIKS No Pengkajian Interpretasi data Dx potenisal Tindakan segera Intervensi Implementasi Evaluasi 8 Juni 2016 Pukul: 10.00 WIB Ds : ibu mengatakaan mual mual muntah 8- 10x/hari sejak 1 minggu yang lalu, pusing, tidak nafsu makan, lemas dan mengganggu aktivitas. HPHT 13-04- 2016 Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran. Diagnosa ibu : Ny. D usia 23 th G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu Ds : ibu mengatakan mual muntah 8-10x/hari sejak 1 minggu yang lalu. HPHT 13-04-2016 Ibu mengatakan ini kehamilaan yang pertama belum pernah melahirkan dan keguguran. Do : Bibir : kering Mata : anemis TD : 90/60 mmHg BB sebelum : 45 kg HEG Tingkat II Penanganan mual muntah 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan . 2. Jelaskan pada ibu mengenai keluhan-keluhan yang dialami. 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu ibu mengalami Hiperemesis gravidarum Tingkat I 2. Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan- keluhan yang dialaminya saat ini yaitu mual muntah 8- 10x/hari. Mual muntah yang dialami saat ini adalah hiperemesis gravidarum yang terjadi pada ibu hamil. Biasanya ini terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu 1. Ibu mengetahui keadaannya saat ini. 2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dialaminya.
  • 83. 74 74 Do : keadaan umum baik. Keadaan emosional : stabil Kesadaran : composmentis Bibir : kering TD : 90/60 mmHg N : 84x/menit RR :22x/menit S : 36, 70 C BB sebelum hamil : 45 kg BB saat ini:40 kg LILA :20,5 cm HB : 9,8 gr% Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Pemeriksaan Obstetrik Lingkar pinggul : 78cm Saat ini : 40 kg LILA : 20, 5 cm HB : 9,8 gr% Masalah : mual muntah hingga mengganggu aktivitas. Kebutuhan : Penanganan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I 3. Jelaskan pada ibu cara mengatasi mual muntah yang dialaminya hebat segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendesitis, pielititis, dan sebagaainya. 3. Menjelaskan pada ibu cara mengatasi mual muntah yang dialaminya yaitu 2. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur jangan langsung terburu-buru bangun cobalah 3. Ibu sudah mengerti tentang cara mengatasi mual muntahnya saat ini.
  • 84. 75 75 Distansia spinarum :23cm Distansia kristarum :26cm Boudenloque :17 cm untuk duduk dahulu dan baru perlahan-lahan bangun, bila merasa mual bangun tidur pagi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat sebelum mencoba untuk berdiri. 3. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin,
  • 85. 76 76 menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula 4. Makan dalam porsi kecil tapi sering, walau pun tidak ada nafsu makan usahakan agar klien tetap makan. 5. Makan makanan yang lebih banyak zat tepung akan mengurangi mual, apalagi jika disertai muntah. 6. Hindari makanan pencetus seperti pedas dan asam, serta makanan
  • 86. 77 77 yang banyak mengandung krim dan lemak (gorengan). 7. Selain makanan, klien dianjurkan mengindari bau- bauan yang menyengat seperti asap rokok 8. Usahakan makan dan minum saat rasa mual hilang. 9. Konsumsi makanan atau minuman berkadar tinggi seperti sayuran, jus buah, dan sejenisnya untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang leawat muntah. 10. Jenis-jenis makanan yang diduga memicu
  • 87. 78 78 4. Jelaskan pada ibu tentang nutrisi yang baik untuk meningkatkan nafsu makan ibu sehingga nutrisi perut kembung sebaiknya tidak dikonsumsi, karena kondisi kembung akan membuat perut serasa terisi penuh. 11. Hindari stres dan ketegangan dalam bentuk apapun. Jangan pernah menanggapi kehamilan sebagai beban, melainkan sebagai fase kehidupan baru yang menyenangkan. 4. Menjelaskan pada ibu tentang nutrisi yang baik untuk meningkatkan nafsu makan ibu sehingga nutrisi ibu dan janin 4. Ibu menegerti tentang kebutuhan nutri yang dapat dilakukan ibu
  • 88. 79 79 ibu dan janin tetap terpenuhi tetap terpenuhi yaitu: a. menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah. b. sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan minum. c. makanan diberikan dalam bentuk kering. d. bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam. e. Konsumsi makanan atau minuman berkadar tinggi seperti sayuran, jus buah, dan untuk meningkatkan nafsu makan ibu yang dilakukan secara sederhana sehingga asupan nutrisi ibu tetap terpenuhi.
  • 89. 80 80 5. Beritahu ibu intake cairan yang ibu butuhkan 6. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene sejenisnya untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang lewat muntah. 5. Memberitahu ibu intake cairan yang ibu butuhkan yaitu banyak minum dikarenakan ibu mengalami mual muntah sehingga ibu mengalami dehidrasi yang menyebabkan turgor kulit ibu kering, karena intake cairan ibu kurang sehingga ibu harus minum 7- 10 gelas perhari. 6. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan cara mandi dianjurkan 5. Ibu mengerti intake cairan yang ibu butuhkan agar ibu tidak mengalami dehidrasi 6. Ibu mengerti bagaimana cara menjaga kebersihan diri dan
  • 90. 81 81 sedikitnya dua kali sehari karna ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual sselama masa hamil dapat mengakibatkan bersedia melakukannya .
  • 91. 82 82 7. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istrahat 8. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi 7. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat yaitu dengan tidur cukup 6-8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari.Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus , kaki kanan sedikit menekuk dan di ganjal dengan bantal 8. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu: 7. Ibu mengerti bagaimana memenuhi kebutuhan istirahat dan posisi tidur yang baik. 8. Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan
  • 92. 83 83 5) Abortus Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hdup diluar kandungan. Sebagi batasan adalah kehamilan kurang dari 20 mnggu atau berat jain kurang dari 500 gram. 6) Mola hidatidosa Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan diaman ahasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio, tetapi terjadi
  • 93. 84 84 poliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik. 7) Kehamilan ektopik Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada didalam endometrium uterus. Keadaan ini akan meningkat menjadi kehamilan ektopik terganggu (KET) pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian besar KET terjadi
  • 94. 85 85 11 Juni 2016 Pukul : 10.00 WIB Ds : ibu mengatakan masih merasa mual ibu mengatakan masih merasa lemas dan nafsu makannya masih menurun. -ibu mengatakan mual muntah Dx : Ny. D umur 23 th G1P0A0 usia kehamlian 8 minggu 3 hari dengan Hiperemesis gravidarum Tingkat I Ds: ibu mengatakan mual muntah 6-8 kali /hari sejak 1 minggu yang lalu. HPHT 13-04-2016 Ibu mengatakan ini HEG Tingkat II Penanganan mual muntah 9. Anjurkan ibu untuk meminum obat yang diberikan oleh bidan 1. Beritahu ibu keadaannya saat ini pada kehamilan yang terletak di Tuba. 9. Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang diberikan oleh bidan yaitu vitamin C dan obat emesis yaitu Mediamer B6. 1. Memberitahu ibu tentang keadaanya saat ini yaitu sedikit membaik dengan mual muntahnya yang sedikit berkurang, hasil pemeriksaan yaitu : KU : Baik Kesadaran : composmentis Keadaan emosional : stabil TD : 90/60 mmHg N : 96x/menit S : 36,50 C 9. Ibu akan meminum obat yang telah diberikan oleh bidan 1. Ibu sudah mengerti tentang keadaanya saat ini
  • 95. 86 86 6-8 kali/hari. HPHT 13-04- 2016 Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran Do : KU : Baik Keadaan emosional : stabil Kesadaran :composmenti s TD : 90/60 mmHg N : 100 menit S : 36,50 C RR : 20 x/menit BB sebelum kehamilaan yang pertama belum pernah melahirkan dan keguguran. Masalah : mual muntah 1. Pemberian therapy obat Untuk mengatasi mual muntah 2. Konseling kebutuhan istrahat 3. Konseling kebutuhan nutrisi 4. Konseling mengenai hiperemesis gravidarum. 2. Kaji ulang tentang tentang keluhan- keluhan yang dialami saat ini. 3. Kaji ulang kembali tentang cara mengatasi mual muntah yang dialaminya. RR : 20x menit 2. Mengkaji ulang tentang keluhan- keluhan yang dialaminya saat ini yaitu mual muntah 6-8kali /hari. 3. Mengkaji ulang kembali tentang cara mengatasi mual muntah yang dialaminya. 2. Ibu mengatakan mual muntah sudah mulai berkurang 3. Ibu mengatakan mengatasi mual muntahnya dengan cara a. Setiap bangun dari tempat tidur ibu duduk dahulu baru perlahan- lahan bangun b. Setiap ibu merasaka
  • 96. 87 87 hamil : 45 kg BB saat hamil : 40 kg 4. Kaji ulang kembali tentang cara memenuhi kebutuhan nutrisi. 4. Mengkaji ulang kembali pada ibu tentang cara memenuhi kebutuhan nutrisi. n mual ibu memakan biskuit dengan teh hangat. c. Ibu menghind ari makanan yang berbau dan berminya k d. Ibu makan dalam porsi kecil tapi sering 4. Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, dengan ½ porsi nasi
  • 97. 88 88 5. Kaji ulang kembali intake cairan yang ibu butuhkan. 6. Kaji ulang kembali tentang menjaga personal hygiene 7. Kaji ulang kembali untuk 5. Mengkaji ulang kembali intake cairan yang ibu butuhkan . 6. Mengkaji ulang kembali tentang menjaga personal hygiene 7. Mengkaji ulang kembali untuk ditambah sayur bayam dan 1 potong ayam dan 1 gelas teh hangat 5. Ibu mengatakan telah memperbany ak minum air putih 7- 8/hari 6. Ibu mengatakan lebih sering mengganti celana dalam ketika sehabis BAK 7. Ibu telah menambah
  • 98. 89 89 14 Juni 2016 Pukul : 13.00 WIB Ds : Ibu mengatakan mual muntahnya berkurang 4 kali dalam sehari. Ibu mengatakan sudah dapat menangani mual muntahnya. Diagnosa ibu : Ny. D umur 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 8 minggu 7 hari Ds : Ibu mengatakan mual muntah berkurang 4 kali dalam sehari. HPHT 13-04-2016 Ibu mengatakan ini kehamilaan yang Tidak ada Tidak ada memenuhi kebutuhan istrahat. 8. Kaji ulang kembali tentang therapy obat 1. Evaluasi keadaan ibu saat ini 2. Evaluasi keluhan mual memenuhi kebutuhan istrahat 8. Mengakaji ulang kembali tentang therapy obat 1. Mengevaluasi keadaan ibu saat ini 2. Mengevaluasi keluhan mual jam istrahatnya 1-2 jam untuk tidur siang dan malam 8. Ibu mengatakan telah rutin meminum obat 1. Saat ini ibu dalam keadaan baik, TD : 100/70 mmHg N : 88x/menit S : 36,50 C RR : 22x/menit 2. Mual muntah ibu sudah
  • 99. 90 90 Ibu mengatakan nafsu makannya sudah bertambah. HPHT 13-04- 2016 Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran. Do : KU : Baik Kesdaran : composmentis Keadaan emosional : stabil TD : 100/70 mmHg pertama belum pernah melahirkan dan keguguran Masalah : tidak ada Kebutuhan : tidak ada muntah yang dirasakan ibu selama ini 3. Evaluasi tentang cara ibu mengatasi mual muntah yang dialaminya muntah yang dirasakan oleh ibu selama ini. 3. Mengevaluasi tentang cara ibu mengatasi mual muntah yang dialaminya berkurang 4 kali dalam sehari 3. Mual muntah sudah dapat diatasi ibu dengan cara a. Setiap bangun dari tempat tidur ibu duduk dahulu baru perlahan- lahan bangun b. Setiap ibu merasakan mual ibu memakan biskuit dengan teh hangat. c. Ibu menghinda ri makanan yang
  • 100. 91 91 N : 88x/menit S : 36,50 C RR : 22x/menit BB sebelum hamil : 45 kg BB saat ini 40 kg 4. Evaluasi kebutuhan nutrisi ibu. 5. Evaluasi intake cairan yang ibu butuhkan selama hamil 4. Mengevaluasi mengenai kebutuhan nutrisi ibu 5. Mengevaluasi ibu tentang intake cairan yang ibu butuhkan selama hamil berbau dan berminyak d. Ibu makan dalam porsi kecil tapi sering 4. Ibu telah memenuhi kebutuhan nutrinya sehinga nafsu makan meningkat, makan 3 kali sehari dengan 2 porsi nasi, sayur sawi, ditambah tahu dan tempe serta segelas teh hangat 5. Intake cairan ibu telah terpenuhi dengan minum 7-8
  • 101. 92 92 6. Evaluasi tentang personal hygiene ibu selama ini 7. Evaluasi tentang pemenuhan kebutuhan istrahat. 6. Mengevaluasi ibu tentang personal hygiene yaitu Ibu mandi dua kali sehari , ibu telah menjaga kebersihan gigi dan mulut. 7. Mengevaluasi ibu tentang pemenuhan kebutuhan istrahat yaitu gelas dalam sehari. 6. Ibu sudah melakukan personal hygiene setiap harinya dengan mandi 2 kali sehari, keramas 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian setiap sehabis mandi, dan lebih sering mengganti calana dalam. 7. Kebutuhan istirahat ibu telah terpenuhi dengan tidur malam 7-8 jam dan tidur
  • 102. 93 93 8. Evaluasi ibu tentang obat yang ibu konsumsi yang diberikan oleh bidan 9. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 8. Mengevaluasi ibu tentang obat yang dikonsumsi yang diberikan oleh bidan 9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu 1 bulan kemudian atau jika ada keluhan sebelum jadwal kunjungan. siang 2 jam serta mengurangi aktivitas yang berlebihan. 8. Setelah rutin meminum obat vitamin C dan B6, mual muntah ibu sudah berkurang menjadi 4 kali dalam sehari 9. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang.
  • 103. 94 BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Ibu hamil pada Ny. D usia 23 tahun G1P0A0di BPS Retno Amd.Keb, Bandar Lampung selama 7 hari untuk mengkaji apakah ada kesenjangan teori dengan tinjauan kasus pada Ny. D terutama pada Hiperemesis Gravidarum Tingkat I yang di alami dan di dapatkan hasil sebagai berikut : A. PENGKAJIAN Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu hamil yaitu Ny. D umur 23 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis gravidarum tingkat I. 1. Data subyektif a) Umur ibu 1) Menurut tinjauan teori Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011) cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resti)
  • 104. 95 sebagaian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar (≥ 4 kali), dibandingkan dengan yang berumur < 20 atau > 35 tahun (resti) (Walyani, 2016 ; h.90). 2) Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini Ny. D berumur 23 tahun. 3) Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena usia Ny. D 23 tahun dan tidak temasuk usia risiko tinggi dalam kehamilan. b) Pendidikan 1) Tinjauan teori Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulisnya (Walyani, 2015; h.118). 2) Tinjauan kasus Pendidikan Ny. D ialah SMA. 3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena dalam penyampaian informasi sesuaikan dengan tingkat pendidikan ibu dan ibu tampak mengerti serta dapat merespon dengan baik.
  • 105. 96 c) Pekerjaan 1) Menurut tinjauan teori Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin (Walyani, 2015; h.119). 2) Menurut tinjauan kasus Ny. D bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sedangkan suami bekerja sebagai wiraswasta. 3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan anatara teori dengan kasus karena selain pekerjaan Ny. D hanya sebagai ibu rumah tangga sehingga tidak berpotensi terhadap kelahiran prematur dan terhindar dari bahaya lingkungan kerja yang dapat merusak janin , Tn. F bekerja sebagai wiraswasta dan termasuk dalam keadaan ekonomi cukup. d) Keluhan yang dirasakan 1) Menurut tinjauan teori Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak
  • 106. 97 kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien (Walyani,2015; h.120). Mual dan muntah (nusea and vomiting),biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan peratama. Oleh karena sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning sicknes. Bila mual muntah terlalu sering disebut hiperemesis (Dewi dan Sunarsih, 2012; h.111) Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahyakan kehidupan (Sulistyawati,2011; h.153). 2) Menurut tinjauan kasus Ny. D mengalami mual muntah 8-10 kali dalam sehari sejak 1 minggu yang lalu, pusing, tidak nafsu makan, lemas sampai mengganggu aktivitas. 3) Pembahasan Terdapat kesenjangan antara tinjuan teori dan tinjauan kasus,karena berdasarkan teori normalnya ibu hamil mengalami mual muntah yangsering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning sicknes.Bila mual muntah terlalu sering dan mengganggu aktivitas disebut hiperemesis dan pada kasus Ny. D mengeluh mual muntah berlebihan 8-10 kali dalam sehari lalu, pusing, tidak nafsu makan, lemas sampai
  • 107. 98 mengganggu aktivitas yang berkaitan dengan usia kehamilan 8 minggu sehingga Ny. D dapat dikatakan mengalami Hiperemesis gravidarum. e) Riwayat sosial Kehamilan yang direncanakan 1) Menurut tinjauan teori Adanya respon yang positif dari keluarga terhadap kehamilannya untuk dapat menerima perannya. 2) Menurut tinjauan kasus Kehamilan yang dialami oleh Ny.D ini diinginkan dan direncanakan. 3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena kehamilan ini diinginkan dan memang sudah direncanakan. f) Pola kebutuhan sehari-hari 1) Pola makan (a) Menurut tinjauan teori Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan utnuk menambah asupan protein menjadi
  • 108. 99 12% per hari atau 75-100 gam, bahan pangan dengan nilai biologis yang tinggi seperti daging, ikan, telur, susu dan untuk protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologisnya rendah jadi cukup seperitiga bagian saja. Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester pertama: Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi,mie, roti, sereal, dan pasta), dilengkapi sayuran, buah, daging- dagingan atau ikan-ikanan , susu, dan produk olahannya. Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas, contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk mamenuhi kebutuhan zat gizi perhari pada trimester I, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3-4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk olahannya 3-4 porsi, camilan 2-3 porsi. Konsumsi aneka jenis makan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium 1000 miligram/hari (Walyani, 2015; h. 94-95).
  • 109. 100 (b) Menurut tinjauan kasus Ny. D makan 1 kali perhari dengan ½ porsi piring nasi di tambah sayur dan lauk dalam porsi kecil, atau hanya dengan sepotong roti ditambah dengan 1 gelas susu. (c) Pembahasan Terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjuan kasus karena ibu makan tidak sesuai dengan porsi yang dianjurkan yaitu ibu makan 1 kali perhari dengan ½ porsi piring nasi di tambah sayur dan lauk dalam porsi kecil, atau hanya dengan sepotong roti ditambah dengan 1 gelas susu. Sehingga kebutuhan nutrisi ibu tidak terpenuhi. Seharunya ibu makan sehari dengan roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3-4 porsi, sayuran 4 porsi , daging, sumber protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk olahannya 3-4 porsi, camilan 2-3 porsi. 2) Pola minum (a) Menurut tinjauan teori Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari (Manuaba, 2008 ; h.51). (b) Menurut tinjauan kasus Ny. D dalam sehari hanya meminum 6 gelas air putih dalam sehari selama hamil ini.
  • 110. 101 (c) Pembahasan Terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus karena pola minum ibu dalam sehari hanya 6 gelas, sehingga intake cairan ibu tidak terpenuhi. Seharusnya ibu minum 7-10 gelas perhari. g) Pola istirahat 1) Menurut tinjauan teori Istrahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu, bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dapaat menanyakaan tentang berapa lama ia tidur dimalam dan siang hari. a) Istirahat malam hari Rata-rata lama tidur malam yang normal adalah 6-8 jam. b) Istrahat siang hari Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang. Oleh karena itu, hal ini dapat kita sampaikan kepada ibu bahwa tidur siang sangat penting untuk menjaga kesehatan selama hamil (Sulistyawati, 2011;h.170).
  • 111. 102 2) Menurut tinjauan kasus Selama kehamilan ini Ny. D tidur malam 6 jam dan istrahat siang 2 jam. 3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori karena ibu tidur dalam batas waktu yang normal yaitu tidur malam 6 jam dan istrahat siang 2 jam.. h) Pola aktivitas sehari 1) Menurut tinjauan teori Kita perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran tentang beberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit pada masa hamil, maka kita dapat memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan pulih kembali. Aktivas yang terlalu berat dapat menyebabkan abortus dan persalinan prematur (Sulistyawati, 2011;h.170). 2) Menurut tinjauan kasus Ny. D sehari hari bekerja sebagai ibu rumah tangga aktivitasnya membersihkan rumah, memasak, mencuci.
  • 112. 103 3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena disini ibu tidak bekerja terlalu berat dan apabila ibu merasa lelah ibu segera istirahat. i) Personal hygiene 1) Tinjauan teori Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin (Sulistyawati, 2011; h.171). 2) Tinjauan kasus Ny. D sehari mandi 2x sehari, keramas 1x sehari, setiap harinya ibu ganti pakaian 2x sehari. Gosok gigi 2x sehai dan 1 minggu sekali memotong kuku. 3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena personal hygiene ibu baik. Ibu mandi 2x sehari, keramas 1x sehari, dan ibu ganti pakaian setiap hari nya 2x, gosok gigi 2x sehari dan 1 minggu sekali memotong kuku.
  • 113. 104 j) Pola seksual 1) Menurut tinjauan teori Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun harus menggali data dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup mengganggu pasien namun ia tidak tahu ke mana harus berkonsultasi (Sulistyawati, 2011;h.171-172). 2) Menurut tinjauan kasus Ny. D mengatakan tidak ada keluhan selama berhubungan seksual dan pada saat Ny. D hamil ini jarang sekali melakukan hubungan seksual. 3) Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena disini ibu tidak ada keluhan saat berhubungan seksual dan ibu sudah jarang melakukan hubungan seksual saat hamil ini. 2. Data obyektif 1) Pemeriksaan umum a) Menurut tinjauan teori Tekanan darah normal adalah 110/ 80 mmHg sampai 140/ 90 mmHg. Bila>140/90mmHg hati-hati adanya hipertensi/ preeklampsi. Nadi normal 60 sampai 100 menit. Bila abnormal