SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Kimia Medisinal
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2019/2020
• Ikatan tunggal terdiri atas orbital hibrid sp3 dan membentuk bentuk tetrahedral
dengan sudut ikatan sekitar 109,5o.
• Ikatan rangkap dua terdiriatas orbital hibrid sp2 membentuk bentuk planar
dengan sudut ikatan sekitar 120oC. Ada dua komponen yang membentuk ikatan
rangkap yakni adanya tumpang tindih awal dari dua orbital sp2 dan tumpang
tindih sisi ke sisi dari orbital p yangtidak terhibridisasi yang dikenal sebagai
suatu ikatan p.
• Ikatan rangkap tiga terdiri atas orbital sp dan membentuk bentuk linear dengan
sudut ikatan 180o.
A. Tinjauan nomenklatur dan tata cara penomoran senyawa kimia
HIbridisasi Orbital dan Pembentukan Ikatan.
B. TataCara Penomoran Cincin Alisiklik
Titik perlekatan cincin alisiklik seperti sikloheksana dan siklopentana
ke molekulobat ditetapkan sebagai karbon C1 dari cincin. Bila suatu
substituen (cth: gugus fungsional) terikat pada cincin, titik perlekatan
ditetapkan sebagai nomor yang paling kecil sebagai mana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini. Hal ini juga berlaku setiap kali dua atau lebih cincin
subtituen ada.
Sebagaimana yang terlihat pada contoh terakhir, sebutan ini dapat
menjadi lebih rumit dengan adanya subtituen ganda dan cincin aromatik
ganda. Pada beberapan contoh, maka ada kemungkinan ipso karbon lebih
dari satu dan suatu gugus fungsional dapat menjadi ortho terhadap 1
karbon ipso dan dapat menjadi meta pada karbon ipso lainnya.
C. Penandaan posisi cincin aromatik
cincin (contoh 2 atom N), maka salah satunya di beri posisi "1" dan
N lainnya diberi nomor yang paling rendah dalam urutan penomoran cincin
tersebut. Bila terdapat dua heteroatom berbeda yang ada dalam cincin,
heteroatom prioritas tertinggidiberi posisi 1, dan heteroatom lainnya diberi
penomoran yang paling rendah lainnya. Prioritas ditentukan oleh berat
molekul; sehingga sulfur adalah yang paling prioritas, yang diikuti oleh
oksigen pada urutan kedua dan nitrogen pada urutan terakhir. Beberapa
contoh disajikan di bawah ini.
D. Penomoran Cincin Heterosiklik
Dua contoh cincin heterosiklik adalah cincin
purin dan pirimidin yang tampak padaDNA
dan RNA. Penomoran dari sistem cincin
tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah.
E. Penomoran Gula
Gula dikelompokkan ke dalam aldosa atau ketosa bergantung
terhadap adanya suatu aldehid atau keton. Bila gula tersebut adalah
aldosa, atom C aldehid selalu berada pada posisi 1, dan C lainnya
diberi nomor secara berurutan sebagai mana pada gambar di bawah
ini dengan memberi contoh glukosa dan ribosa. Bila gula tersebut
adalah ketosa, maka penomoran di mulai pada atom C yang terdekat
ke gugus keton.
Umumnya C keton pada pada posisi 2
sebagai mana yang ditunjukkan pada
fruktosa di bawah ini.
Cincin beranggotakan 5
dikenal sebagai cincin furanosa,
sedangkan cincin beranggotakan 6
disebut cincin piranosa. Penomoran
atom tidaklah berubah; meski
demikian stereokimia atom karbon
yang umumnya membentuk
hemiasetal atau hemiketal dapat
berupa a atau b yang akan
dideskripsikan pada materi
selanjutnya di bawah ini.
Gambar 1.1 Contoh Hemiasetal, Hemiketal
dan struktur siklis dari gula
PosisiAlpha (α) , Beta (β), dan Omega (ω)
Sebutan ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atom
karbon spesifik dalam struktur suatu molekul obat. Posisi a digunakan untuk
menunjukkan suatu karbon atom yang terletak berdekatan dengan gugus
karbonil (C = O) atau suatu heteroatom, sementara posisi b digunakan
untuk menunjukkan karbon atom selanjutnya di dalam rantai. Kadang-
kadang g dan d digunakan untuk menunjukkan atom karbon ketiga dan
keempat dalam suatu rantai. Ini merupakan cara alternatif untuk
menghitung jumlah atom karbon.
Gambar 1.2 memberikan beberapa contoh molekul obat yang
menggunakan sebutan α/β. Ibuprofen dan Naproxen, keduanya memiliki
gugus metil yang terikat langsung dengan asam karboksilat. Gugus metil
ini berada pada posisi a, sehingga secara kimia obat ini diklasifikasikan
sebagai a-methylasylacetic acid (asam α-metilasilasetat).
Sebagaimana yang ditunjukkan
oleh penisilin G dan ampisilin,
molekul tunggal dapat memiliki
lebih dari posisi a. Kedua obat ini
memiliki cincin b-laktam dan
diklasifikasikan ke dalam
antibiotika b-laktam. Sebutan ini
berasal dari fakta bahwa atom
nitrogen yang terlibat dalam
ikatan laktam melekat pada
karbon b.
Tanda ω digunakan untuk mengidentifikasi
atom karbon yang berada pada ujung
rantai alkil. Tanda ω-1, ω-2 dst, digunakan
untuk menandai atom yang posisinya
secara berurutan 1 atau dua atom (atau lebih)
dari ujung rantai alkil.
F. Penandaan Stereokimia
(+)/(-) : Penandaan ini mengidentifikasi arah dimana enansiomer memutar bidang
cahaya terpolarisasi. Tanda (+) menunjukkan bahwa enansiomer memutar bidang
cahaya terpolarisasi ke arah kanan, atau searah jarum jam, sementara tanda (-)
menunjukkan bahwa enansiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah kirim
atau berlawanan arah dengan jarum jam.
D/L : Tanda ini merujuk pada konfigurasi absolut atau pengaturan sterik dari atom
pada atom karbon chiral. Tanda D/L dihubungkan dengan stereokimia dari D- dan L-
gliseraldehid dan digunakan terbatas pada penandaan stereokimia dari gula dan asam
amino.
d/l: Penandaan ini agak mirip dengan penandaaan (+)/(-). Tanda d
merupakan singkatan dari dekstrorotatori dan menunjukkan bahwa enansiomer
memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah kanan atau searah jarum jam. Tanda l
merupakan singkatan dari levorotatori dan mirip dengan tanda (-), tanda ini
menunjukkan bahwa enantiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah kiri
atau berlawanan dengan jarum jam.
R/S : Mirip dengan tanda D/L, R/S merujuk kepada konfigurasi absolute atom pada
atom karbon khiral. Penandaan ini lebih disukai daripada penandaaan D/L karena
penandaan ini dapat diatur dengan menggunakan aturan urutan yang
dikembangkan oleh Cahn, Ingold dan Prelog.
α/β : penandaan ini merujuk kepada konfigurasi absolut dari atom pada atom
karbon khiral; bagaimanapun tanda ini penggunaannya terbatas pada ikatan
steroid dan ikatan glikosidik.
Gugus fungsional yang di dalam
kotak memiliki posisi α, gugus
fungsional yang di dalam
lingkaran atau elips memiliki
posisi β
G. Nomenklatur Steroid
Semua steroid baik endogen, sintetik maupun semisintetik memiliki
rangka 17-atom ini. Gugus metil yang terikat pada C13 dan C10 ditandai
sebagai C18 dan C19. secara berurutan dan rantai samping yang terikat pada
atom C17 mulai diberi tanda C20 and diberi nomor secara berurutan seperti
yang ditunjukkan oleh kolesterol. Stereokimia pada posisi C8, C9, C10, C13, C14
dan C17 untuk semua estrogen, androgen, progestin, glukokortikoid dan
mineralkortikoid adalah sama dengan yang ditunjukkan oleh estradiol,
kolesterol dan testosteron.
H. Penandaan Peptida
Ada sejumlah besar enzim dalam tubuh manusia yang mengkatalisasi
pembelahan protein dan peptida pada tempat/situs spesifik. Tanda P1 dan P1'
digunakan untuk menunjukkan situs pembelahan dimana tanda P1 berhubungan
dengan asam amino yang gugus karbonil dan tanda P1' berhubungan dengan asam
amino yag mengandung atom N. Penentuan jumlah asam amino yang berdekatan
secara bertahap meningkat dengan P2, P3,P4 dll., penandaan secara bertahan
bergerak ke kiri (atau ke arah ujung amino) dan penandaan P2', P3', P4' dan lainlain
secara bertahap bergerak ke kanan (atau ke arah ujung karbonil). Secara contoh,
mari kita mengevaluasi oktapeptida pada gambar 1.5. Jika dibelah secara enzimatik
antara residu valin dan tirosin, maka penandaan berikut dapat diberikan
I. NomenklaturAsamAmino
*Nama ini berlaku bila gula yang dimaksud adalah ribosa. Bila gula
tersebut adalah deoxyribose, maka awalan deoxy ditambahkan
pada nama nukleosida (mis. deoxyadenosine)
**Nama-nama di dalam kurung umumnya digunakan untuk
menyebut bentuk terionisasi dari monofosfat. Nukleotida juga dapat
berupa difosfat dan trifosfat.

More Related Content

Similar to Kimia Medisinal II.pptx

Similar to Kimia Medisinal II.pptx (20)

Alkena
AlkenaAlkena
Alkena
 
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
7 hidrokarbon-dan-minyak-bumi
 
ALKENA
ALKENAALKENA
ALKENA
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Bab 1HC dan Minyak Bumi.pptx
Bab 1HC dan Minyak Bumi.pptxBab 1HC dan Minyak Bumi.pptx
Bab 1HC dan Minyak Bumi.pptx
 
Tugas_kimia.docx
Tugas_kimia.docxTugas_kimia.docx
Tugas_kimia.docx
 
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
 
kimia-organik-1.ppt
kimia-organik-1.pptkimia-organik-1.ppt
kimia-organik-1.ppt
 
kimia-organik-1.ppt f d gd gdf gd gdg dgf dg fdg d gd g dg
kimia-organik-1.ppt f d gd gdf gd gdg dgf dg fdg d gd g dgkimia-organik-1.ppt f d gd gdf gd gdg dgf dg fdg d gd g dg
kimia-organik-1.ppt f d gd gdf gd gdg dgf dg fdg d gd g dg
 
ALKANA
ALKANAALKANA
ALKANA
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 
ALKENA.pptx
ALKENA.pptxALKENA.pptx
ALKENA.pptx
 
Alkana, alkuna dan pentana
Alkana, alkuna dan pentanaAlkana, alkuna dan pentana
Alkana, alkuna dan pentana
 
20130911130900 unit 1 ikatan dalam kimia organik
20130911130900 unit 1 ikatan dalam kimia organik20130911130900 unit 1 ikatan dalam kimia organik
20130911130900 unit 1 ikatan dalam kimia organik
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
hidrokarbon-2-alkena.ppt
hidrokarbon-2-alkena.ppthidrokarbon-2-alkena.ppt
hidrokarbon-2-alkena.ppt
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Bab 1 Hidrokarbon.pdf
Bab 1 Hidrokarbon.pdfBab 1 Hidrokarbon.pdf
Bab 1 Hidrokarbon.pdf
 

Recently uploaded

Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxKonsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxiskandar764994
 
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptPutriIndrastianingru
 
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.pptNARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.pptRezaoktoni
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiAbigailMadeline1
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapklinikrizkymedika173
 
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxPPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxgunadarmabarra
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024zakaria54825
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxRUANGANIBUDANKB
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 

Recently uploaded (11)

Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxKonsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
 
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
 
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
Cara Menggugurkan Kandungan Jual Obat Penggugur Bandung 08561234742
 
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.pptNARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
NARKOBA-Narkotika-dan-obat-obatan-terlarang-NAPZA.ppt
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inapIKP akreditasi klinik pratama rawat inap
IKP akreditasi klinik pratama rawat inap
 
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxPPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
 
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
PPT preaentasi PROKER IGD tahun 2023 - 2024
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 

Kimia Medisinal II.pptx

  • 1. Kimia Medisinal POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FARMASI TAHUN AJARAN 2019/2020
  • 2. • Ikatan tunggal terdiri atas orbital hibrid sp3 dan membentuk bentuk tetrahedral dengan sudut ikatan sekitar 109,5o. • Ikatan rangkap dua terdiriatas orbital hibrid sp2 membentuk bentuk planar dengan sudut ikatan sekitar 120oC. Ada dua komponen yang membentuk ikatan rangkap yakni adanya tumpang tindih awal dari dua orbital sp2 dan tumpang tindih sisi ke sisi dari orbital p yangtidak terhibridisasi yang dikenal sebagai suatu ikatan p. • Ikatan rangkap tiga terdiri atas orbital sp dan membentuk bentuk linear dengan sudut ikatan 180o. A. Tinjauan nomenklatur dan tata cara penomoran senyawa kimia HIbridisasi Orbital dan Pembentukan Ikatan.
  • 3. B. TataCara Penomoran Cincin Alisiklik Titik perlekatan cincin alisiklik seperti sikloheksana dan siklopentana ke molekulobat ditetapkan sebagai karbon C1 dari cincin. Bila suatu substituen (cth: gugus fungsional) terikat pada cincin, titik perlekatan ditetapkan sebagai nomor yang paling kecil sebagai mana ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Hal ini juga berlaku setiap kali dua atau lebih cincin subtituen ada.
  • 4. Sebagaimana yang terlihat pada contoh terakhir, sebutan ini dapat menjadi lebih rumit dengan adanya subtituen ganda dan cincin aromatik ganda. Pada beberapan contoh, maka ada kemungkinan ipso karbon lebih dari satu dan suatu gugus fungsional dapat menjadi ortho terhadap 1 karbon ipso dan dapat menjadi meta pada karbon ipso lainnya. C. Penandaan posisi cincin aromatik
  • 5. cincin (contoh 2 atom N), maka salah satunya di beri posisi "1" dan N lainnya diberi nomor yang paling rendah dalam urutan penomoran cincin tersebut. Bila terdapat dua heteroatom berbeda yang ada dalam cincin, heteroatom prioritas tertinggidiberi posisi 1, dan heteroatom lainnya diberi penomoran yang paling rendah lainnya. Prioritas ditentukan oleh berat molekul; sehingga sulfur adalah yang paling prioritas, yang diikuti oleh oksigen pada urutan kedua dan nitrogen pada urutan terakhir. Beberapa contoh disajikan di bawah ini. D. Penomoran Cincin Heterosiklik
  • 6. Dua contoh cincin heterosiklik adalah cincin purin dan pirimidin yang tampak padaDNA dan RNA. Penomoran dari sistem cincin tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah.
  • 7. E. Penomoran Gula Gula dikelompokkan ke dalam aldosa atau ketosa bergantung terhadap adanya suatu aldehid atau keton. Bila gula tersebut adalah aldosa, atom C aldehid selalu berada pada posisi 1, dan C lainnya diberi nomor secara berurutan sebagai mana pada gambar di bawah ini dengan memberi contoh glukosa dan ribosa. Bila gula tersebut adalah ketosa, maka penomoran di mulai pada atom C yang terdekat ke gugus keton.
  • 8. Umumnya C keton pada pada posisi 2 sebagai mana yang ditunjukkan pada fruktosa di bawah ini. Cincin beranggotakan 5 dikenal sebagai cincin furanosa, sedangkan cincin beranggotakan 6 disebut cincin piranosa. Penomoran atom tidaklah berubah; meski demikian stereokimia atom karbon yang umumnya membentuk hemiasetal atau hemiketal dapat berupa a atau b yang akan dideskripsikan pada materi selanjutnya di bawah ini. Gambar 1.1 Contoh Hemiasetal, Hemiketal dan struktur siklis dari gula
  • 9. PosisiAlpha (α) , Beta (β), dan Omega (ω) Sebutan ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atom karbon spesifik dalam struktur suatu molekul obat. Posisi a digunakan untuk menunjukkan suatu karbon atom yang terletak berdekatan dengan gugus karbonil (C = O) atau suatu heteroatom, sementara posisi b digunakan untuk menunjukkan karbon atom selanjutnya di dalam rantai. Kadang- kadang g dan d digunakan untuk menunjukkan atom karbon ketiga dan keempat dalam suatu rantai. Ini merupakan cara alternatif untuk menghitung jumlah atom karbon.
  • 10. Gambar 1.2 memberikan beberapa contoh molekul obat yang menggunakan sebutan α/β. Ibuprofen dan Naproxen, keduanya memiliki gugus metil yang terikat langsung dengan asam karboksilat. Gugus metil ini berada pada posisi a, sehingga secara kimia obat ini diklasifikasikan sebagai a-methylasylacetic acid (asam α-metilasilasetat).
  • 11. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh penisilin G dan ampisilin, molekul tunggal dapat memiliki lebih dari posisi a. Kedua obat ini memiliki cincin b-laktam dan diklasifikasikan ke dalam antibiotika b-laktam. Sebutan ini berasal dari fakta bahwa atom nitrogen yang terlibat dalam ikatan laktam melekat pada karbon b. Tanda ω digunakan untuk mengidentifikasi atom karbon yang berada pada ujung rantai alkil. Tanda ω-1, ω-2 dst, digunakan untuk menandai atom yang posisinya secara berurutan 1 atau dua atom (atau lebih) dari ujung rantai alkil.
  • 12. F. Penandaan Stereokimia (+)/(-) : Penandaan ini mengidentifikasi arah dimana enansiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi. Tanda (+) menunjukkan bahwa enansiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah kanan, atau searah jarum jam, sementara tanda (-) menunjukkan bahwa enansiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah kirim atau berlawanan arah dengan jarum jam. D/L : Tanda ini merujuk pada konfigurasi absolut atau pengaturan sterik dari atom pada atom karbon chiral. Tanda D/L dihubungkan dengan stereokimia dari D- dan L- gliseraldehid dan digunakan terbatas pada penandaan stereokimia dari gula dan asam amino. d/l: Penandaan ini agak mirip dengan penandaaan (+)/(-). Tanda d merupakan singkatan dari dekstrorotatori dan menunjukkan bahwa enansiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah kanan atau searah jarum jam. Tanda l merupakan singkatan dari levorotatori dan mirip dengan tanda (-), tanda ini menunjukkan bahwa enantiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah kiri atau berlawanan dengan jarum jam.
  • 13. R/S : Mirip dengan tanda D/L, R/S merujuk kepada konfigurasi absolute atom pada atom karbon khiral. Penandaan ini lebih disukai daripada penandaaan D/L karena penandaan ini dapat diatur dengan menggunakan aturan urutan yang dikembangkan oleh Cahn, Ingold dan Prelog. α/β : penandaan ini merujuk kepada konfigurasi absolut dari atom pada atom karbon khiral; bagaimanapun tanda ini penggunaannya terbatas pada ikatan steroid dan ikatan glikosidik. Gugus fungsional yang di dalam kotak memiliki posisi α, gugus fungsional yang di dalam lingkaran atau elips memiliki posisi β
  • 14. G. Nomenklatur Steroid Semua steroid baik endogen, sintetik maupun semisintetik memiliki rangka 17-atom ini. Gugus metil yang terikat pada C13 dan C10 ditandai sebagai C18 dan C19. secara berurutan dan rantai samping yang terikat pada atom C17 mulai diberi tanda C20 and diberi nomor secara berurutan seperti yang ditunjukkan oleh kolesterol. Stereokimia pada posisi C8, C9, C10, C13, C14 dan C17 untuk semua estrogen, androgen, progestin, glukokortikoid dan mineralkortikoid adalah sama dengan yang ditunjukkan oleh estradiol, kolesterol dan testosteron.
  • 15. H. Penandaan Peptida Ada sejumlah besar enzim dalam tubuh manusia yang mengkatalisasi pembelahan protein dan peptida pada tempat/situs spesifik. Tanda P1 dan P1' digunakan untuk menunjukkan situs pembelahan dimana tanda P1 berhubungan dengan asam amino yang gugus karbonil dan tanda P1' berhubungan dengan asam amino yag mengandung atom N. Penentuan jumlah asam amino yang berdekatan secara bertahap meningkat dengan P2, P3,P4 dll., penandaan secara bertahan bergerak ke kiri (atau ke arah ujung amino) dan penandaan P2', P3', P4' dan lainlain secara bertahap bergerak ke kanan (atau ke arah ujung karbonil). Secara contoh, mari kita mengevaluasi oktapeptida pada gambar 1.5. Jika dibelah secara enzimatik antara residu valin dan tirosin, maka penandaan berikut dapat diberikan
  • 16. I. NomenklaturAsamAmino *Nama ini berlaku bila gula yang dimaksud adalah ribosa. Bila gula tersebut adalah deoxyribose, maka awalan deoxy ditambahkan pada nama nukleosida (mis. deoxyadenosine) **Nama-nama di dalam kurung umumnya digunakan untuk menyebut bentuk terionisasi dari monofosfat. Nukleotida juga dapat berupa difosfat dan trifosfat.