SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
Senyawa
Hidrokarbon
dan Minyak
Bumi
BAB 1
www.shutterstock.com/think4photop
2. Keunikan Atom Karbon
Berbagai senyawa karbon. Karbon memiliki 4 elektron valensi
Nomor atom karbon adalah 6
Jumlah elektron karbon adalah 6 (2, 4)
Karbon mempunyai 4 elektron valensi
Karbon memiliki 2 kulit atom
Jari-jari atom karbon relatif kecil
Atom karbon relatif kecil
3. Rantai Atom Karbon
Atom karbon dengan 4 elektron valensi dapat membentuk ikatan antaratom karbon
berupa :
1. ikatan tunggal
2. ikatan rangkap dua
3. ikatan rangkap tiga
4. Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuarterner
Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikatnya, atom karbon dengan empat
ikatan kovalen tunggal dibedakan menjadi atom karbon primer (1°), sekunder (2°), tersier
(3°), dan kuarterner (4°).
Contoh:
5. Perbedaan Sifat Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik
Perbedaan utama senyawa organik dan senyawa
anorganik.
HIDROKARBON
1. Penggolongan Hidrokarbon
Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan ke dalam
hidrokarbon alifatik, alisiklik, atau aromatik.
Bentuk rantai karbon dan bentuk ikatan dalam
senyawa karbon.
Jika semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal (—C—C—),
maka digolongkan sebagai hidrokarbon jenuh. Jika terdapat satu saja ikatan
rangkap dua (—C == C—) atau ikatan rangkap tiga (—C C—), maka disebut
hidrokarbon tak jenuh.
Contoh hidrokarbon jenuh dan tak jenuh.
2. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai
terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Tiga suku
pertama
alkana.
Dokumen penerbit
Rumus umum alkana
Perbandingan jumlah atom C
dengan atom H dalam alkana selalu
sama dengan n : (2n + 2).
Deret homolog
Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat
yang mirip disebut satu homolog (deret sepancaran).
Penamaan senyawa karbon perlu sistem tertentu, dan hal ini telah diatur
oleh komisi tata nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC (International
Union of Pure and Applied Chemistry). Nama yang diturunkan dengan aturan ini
disebut nama sistematis atau nama IUPAC.
Tata nama alkana
Rumus
molekul dan
nama alkana
dengan jumlah
atom C-1
sampai
dengan C-10.
Dokumen penerbit
Aturan- aturan tata nama Alkana
Nama IUPAC alkana bercabang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama, yaitu nama cabang, Bagian kedua,
yaitu nama rantai induk (rantai karbon terpanjang dalam molekul).
Cabang diberi nama alkil, yaitu sama dengan nama alkana yang sesuai, tetapi akhiran –ana diganti
dengan –il,
Posisi cabang ditunjukkan dengan awalan angka. Oleh karena itu, rantai induk diberi nomor.
Apabila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja dengan diberi awalan
yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta, dan seterusnya.
Apabila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang tersebut ditulis sesuai dengan urutan
abjad,
Berdasarkan aturan-aturan dan beberapa contoh tersebut, penamaan alkana bercabang
dapat dilakukan dengan mengikuti tiga langkah berikut:
Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang
terbanyak.
Penomoran, dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang mendapat nomor
terkecil
Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang (cabang-cabang) sesuai urutan
abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan
dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan tanda koma (,)
dan antara angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (–).
Dokumen penerbit
Contoh Aturan
Tata Nama
Alkana
Contoh :
Contoh :
Sumber dan kegunaan alkana
Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut :
Bahan bakar, misalnya elpiji,
kerosin (minyak tanah),
Pelarut. Berbagai jenis
hidrokarbon, seperti
petroleum eter dan nafta,
digunakan sebagai pelarut
dalam industri dan pencucian
kering (dry cleaning).
Sumber hidrogen. Gas alam
dan gas petroleum merupakan
sumber hidrogen dalam
industri, misalnya industri
amonia dan pupuk.
Pelumas. Pelumas adalah
alkana suku tinggi (jumlah
atom karbon tiap molekulnya
cukup besar, misalnya C18H38).
Bahan baku untuk senyawa
organik lain. Minyak bumi dan
gas alam merupakan bahan
baku utama untuk sintesis
berbagai senyawa organik,
seperti alkohol dan asam cuka.
Bahan baku industri. Berbagai
produk industri seperti plastik,
detergen, karet sintetis,
3. Alkena
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan 1 ikatan rangkap dua
(—C==C—). Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap dua disebut alkadiena, yang
mempunyai 3 ikatan rangkap dua disebut alkatriena, dan seterusnya.
Rumus struktur, rumus molekul, dan
nama tiga suku terendah alkena.
Dokumen penerbit
Rumus umum alkena sebagai berikut
Rumus umum alkena
Tata nama alkena
Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya
sama) dengan mengganti akhiran -ana menjadi –ena :
Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor dari atom karbon berikatan rangkap yang paling pinggir (nomor terkecil).
Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana.
Contoh Tata Nama Alkena
Penomoran
dimulai dari
ujung kanan
sehingga posisi
ikatan rangkap
mendapat
nomor terkecil.
Sumber dan kegunaan alkena
Alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis. Alkena, khususnya suku-
suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya untuk membuat
plastik, karet sintetis, dan alkohol
Dokumen penerbit
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon
rangkap tiga ––C≡≡C––. Senyawa yang mempunyai ikatan karbon-karbon rangkap tiga
disebut alkadiuna, sedangkan senyawa yang mempunyai 1 ikatan karbon-karbon
rangkap dua dan 1 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkenuna
4 .Alkuna
Rumus struktur, rumus molekul, dan nama dari beberapa alkuna.
Rumus umum alkuna
Rumus umum alkuna sebagai berikut.
Tata nama alkuna
Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran -ana menjadi -una. Tata nama alkuna bercabang, yaitu pemilihan rantai induk,
penomoran, dan cara penulisan, sama seperti pada alkena.
Contoh Tata Nama Alkuna
Dokumen penerbit
Sumber dan kegunaan alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama
lain etuna adalah asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana melalui
pembakaran tak sempurna.
Pembuatan gas karbid dari batu karbid ini digunakan oleh tukang las (las karbid).
KEISOMERAN
1. Pengertian Keisomeran
Senyawa-senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus molekul yang sama
disebut isomer (Yunani: iso = sama, meros = bagian).
2. Keisomeran pada Alkana
Keisomeran pada alkana tergolong keisomeran struktur, yaitu cara atom-
atom saling berikatan. Keisomeran dapat terjadi karena perbedaan kerangka (rantai
induk) atau perbedaan posisi cabang-cabangnya. Sebagai contoh, ada kemungkinan
isomer dari C8H18, tetapi tidak berarti ada senyawa dengan rumus molekul C8H18
3. Keisomeran pada Alkena
Keisomeran struktur
Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan
rangkap, posisi cabang, atau karena perbedaan kerangka atom karbon. Alkena dengan 5
atom karbon (C5H10) mempunyai 5 isomer struktur sebagai berikut.
Keisomeran geometri
Keisomeran geometri adalah keisomeran karena perbedaan penempatan
gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap. Contohnya adalah keisomeran pada 2-butena.
Dikenal dua jenis 2-butena, yaitu cis-2-butena (t.d = 4°C) dan trans-2-butena (t.d =
1°C).
(a) Cis-2-butena dan
(b) trans-2-butena
Keisomeran geometri terjadi karena kekakuan ikatan rangkap. Atom karbon
yang berikatan rangkap tidak dapat berputar satu terhadap yang lainnya.
Dokumen penerbit
4. Keisomeran pada Alkuna
Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan keisomeran
posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometri. Keisomeran mulai terdapat
pada butuna yang mempunyai 2 isomer.
Contoh:
Sebutkan
Isomer
C6H14.
Jawab:
SIFAT – SIFAT HIDROKARBON
1. Sifat-sifat Fisis
Sifat fisis
beberapa
senyawa alkana.
Dokumen penerbit
2. Sifat Kimia (Reaksi-reaksi)
Reaksi-reaksi alkana
• Pembakaran
• Substitusi atau penggantian
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya halogen.
Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Salah satu
reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi, yaitu penggantian atom H
alkana dengan atom halogen, khususnya klorin.
• Perengkahan atau cracking
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan
yang lebih pendek.
Reaksi-reaksi alkena
Alkena lebih reaktif dibandingkan dengan alkana. Hal ini disebabkan adanya
ikatan rangkap dua (—C==C—).
• Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar.
Adisi (penambahan = penjenuhan)
• Polimerisasi
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-
molekul sederhana menjadi molekul besar. Molekul
sederhana yang mengalami polimerisasi disebut
monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer.
Reaksi-reaksi alkuna
Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena. Untuk menjenuhkan ikatan
rangkapnya, alkuna membutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan
alkena.
MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
1. Pembentukan Minyak Bumi, Gas Alam, dan Batu Bara
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor,
dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil.
2. Komposisi Gas Alam, Minyak Bumi, dan Batu Bara
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri
atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah
alkana, kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit
alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan
belerang.
3. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada 3–4 km di bawah
permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak
mentah pada suhu sekitar 400°C, kemudian dialirkan ke dalam
menara fraksionasi dan akan terjadi pemisahan berdasarkan
perbedaan titik didih.
Proses
pembentukan
minyak bumi.
www.shutterstock.com/StudioByTheSea
Skema
eksplorasi
minyak dan
alat
penyulingan.
Dokumen penerbit
4. Bensin (Petrol atau Gasolin)
Fraksi bensin dari hasil penyulingan mempunyai bilangan oktan yang rendah.
Fraksi
hidrokarbon
hasil
penyulingan
minyak
bumi.
5. Nafta
Fraksi ringan dari minyak bumi C5–C12 sering difraksionasi lagi menjadi fraksi-
fraksi yang lebih sempit. Salah satunya adalah nafta yang mengandung C6–C10. Nafta
merupakan bahan baku berbagai industri, seperti plastik, serat sintetis, nilon, karet
sintetis, pestisida, detergen, obat-obatan, kosmetik, dan sebagai pelarut.
6. Gas Alam
Seperti telah disebutkan, gas
alam sebagian besar terdiri atas metana.
www.shutterstock.com/huyangshu
HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARI
1. Polietilena (PE)
Polietilena banyak digunakan sebagai kantong
plastik dan plastik pembungkus/sampul.
2. PVC
PVC atau polivinilklorida juga
merupakan plastik, yang digunakan untuk membuat
pipa (paralon) dan pelapis lantai.
Etanol adalah bahan yang sehari-hari biasa kita
kenal sebagai alkohol. Etanol digunakan untuk bahan bakar
atau bahan antara untuk berbagai produk lain, misalnya asam
asetat.
3. Etanol
4. Etilena Glikol atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan antibeku dalam
radiator mobil di daerah beriklim dingin.
Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan
dengan polietilena. Polipropilena antara lain digunakan
untuk karung plastik dan tali plastik.
5. Polipropilena
Zat ini digunakan sebagai bahan kosmetika
(pelembap), industri makanan, dan bahan untuk membuat
peledak (nitrogliserin).
6. Gliserol
7. Isopropil Alkohol
Zat ini digunakan sebagai bahan-antara untuk berbagai produk petrokimia lainnya.
Contohnya adalah aseton (bahan pelarut, misalnya untuk melarutkan cat kuku/kutek).
8. Butadiena
Produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena Nilon, yaitu nilon 6,6.
9. Isobutilena
Salah satu produk petrokimia yang berbahan
dasar isobutilena adalah MTBE (methyl tertiary butyl
ether). Zat ini digunakan untuk menaikkan bilangan oktan
bensin
10. Benzena
Umumnya, benzena
diubah dahulu
menjadi stirena,
kumena, dan
sikloheksana
sebelum diproses
menghasilkan suatu
produk.
Dokumen penerbit
POLUSI UDARA AKIBAT PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL
1. Sumber Bahan Pencemaran
• Pembakaran tidak sempurna terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna dan
akibat adanya pengotor dalam bahan bakar tersebut.
• Pembakaran tidak sempurna mengandung karbon monoksida, partikel karbon
(jelaga), dan sisa bahan bakar (hidrokarbon).
• Pengotor dalam bahan bakar biasanya mengandung sedikit belerang. Pembakaran
belerang akan menghasilkan oksida belerang SO2 atau SO3.
• Bahan aditif dalam bahan bakar Pembakaran bensin bertimbel akan menghasilkan
partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
9 Komposisi dari suatu contoh asap kendaraan
bermotor.
3. Pengubah Katalitik (Catalytic Converter)
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari
asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot
kendaraan.
Struktur
pengubah
katalitik
(catalytic
converter).
Dokumen penerbit
4. Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)
Tanaman dan material
lain yang telah mengalami
pemanasan tersebut akan
memancarkan radiasi
inframerah (gelombang panas).
Akan tetapi, gelombang panas
itu tidak dapat keluar karena
diserap oleh kaca dan
meradiasikannya kembali ke
dalam rumah kaca. Akibat yang
terjadi adalah peningkatan suhu
di dalam rumah kaca.
proses yang terjadi dalam rumah kaca.
pixabay.com/OpenClipart-Vectors
pixabay.com/Mariamichelle
5. Hujan Asam
Air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida (CO2) yang terdapat dalam
udara, membentuk asam karbonat (H2CO3). Air hujan dengan pH yang lebih rendah dari
5,7 disebut hujan asam.
Penyebab hujan asam Cara-cara menangani hujan asam
Menetralkan asamnya
Mengurangi emisi SO2
Mengurangi emisi oksida nitrogen

More Related Content

Similar to Bab 1 Hidrokarbon.pdf

Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01sanoptri
 
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia XBab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia XBayu Ariantika Irsan
 
senyawa turunan alkana.pptx
senyawa turunan alkana.pptxsenyawa turunan alkana.pptx
senyawa turunan alkana.pptxsumastikadharma
 
Hidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptx
Hidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptxHidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptx
Hidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptxintanpermata943105
 
kima organik.pptx
kima organik.pptxkima organik.pptx
kima organik.pptxNllyArynti
 
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumiBab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumiwafiqasfari
 
Modul kimia kelas xi bab 1
Modul kimia kelas xi bab 1Modul kimia kelas xi bab 1
Modul kimia kelas xi bab 1mief04
 
Alkana alkena dan alkuna
Alkana alkena dan alkuna Alkana alkena dan alkuna
Alkana alkena dan alkuna Abdul Chozim
 
Makalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkunaMakalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkunanoname8371
 
Makalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbonMakalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbonkimyuki444
 
Alkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkunaAlkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkunaSiti Rahmah
 
Alkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkunaAlkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkunaSiti Rahmah
 

Similar to Bab 1 Hidrokarbon.pdf (20)

Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
Bab7hidrokarbonkelasx 141109050344-conversion-gate01
 
Bab7 hidr
Bab7 hidrBab7 hidr
Bab7 hidr
 
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia XBab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
Bab7 hidrokarbon dan minyak bumi | Kimia X
 
senyawa turunan alkana.pptx
senyawa turunan alkana.pptxsenyawa turunan alkana.pptx
senyawa turunan alkana.pptx
 
Materi bab7sem2
Materi bab7sem2Materi bab7sem2
Materi bab7sem2
 
Hidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptx
Hidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptxHidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptx
Hidrokarbon jenuh rantai tunggal (Alkana).pptx
 
kima organik.pptx
kima organik.pptxkima organik.pptx
kima organik.pptx
 
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumiBab 7 hidrolisis dan minyak bumi
Bab 7 hidrolisis dan minyak bumi
 
2 alkena
2 alkena2 alkena
2 alkena
 
2 alkena
2 alkena2 alkena
2 alkena
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
Kimia
KimiaKimia
Kimia
 
Modul kimia kelas xi bab 1
Modul kimia kelas xi bab 1Modul kimia kelas xi bab 1
Modul kimia kelas xi bab 1
 
1 alkana
1 alkana1 alkana
1 alkana
 
Kimia organik2
Kimia organik2Kimia organik2
Kimia organik2
 
Alkana alkena dan alkuna
Alkana alkena dan alkuna Alkana alkena dan alkuna
Alkana alkena dan alkuna
 
Makalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkunaMakalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkuna
 
Makalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbonMakalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbon
 
Alkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkunaAlkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkuna
 
Alkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkunaAlkana, alkena dan alkuna
Alkana, alkena dan alkuna
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Bab 1 Hidrokarbon.pdf

  • 2. 2. Keunikan Atom Karbon Berbagai senyawa karbon. Karbon memiliki 4 elektron valensi Nomor atom karbon adalah 6 Jumlah elektron karbon adalah 6 (2, 4) Karbon mempunyai 4 elektron valensi Karbon memiliki 2 kulit atom Jari-jari atom karbon relatif kecil Atom karbon relatif kecil
  • 3. 3. Rantai Atom Karbon Atom karbon dengan 4 elektron valensi dapat membentuk ikatan antaratom karbon berupa : 1. ikatan tunggal 2. ikatan rangkap dua 3. ikatan rangkap tiga
  • 4. 4. Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuarterner Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikatnya, atom karbon dengan empat ikatan kovalen tunggal dibedakan menjadi atom karbon primer (1°), sekunder (2°), tersier (3°), dan kuarterner (4°). Contoh:
  • 5. 5. Perbedaan Sifat Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik Perbedaan utama senyawa organik dan senyawa anorganik.
  • 6. HIDROKARBON 1. Penggolongan Hidrokarbon Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan ke dalam hidrokarbon alifatik, alisiklik, atau aromatik. Bentuk rantai karbon dan bentuk ikatan dalam senyawa karbon.
  • 7. Jika semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal (—C—C—), maka digolongkan sebagai hidrokarbon jenuh. Jika terdapat satu saja ikatan rangkap dua (—C == C—) atau ikatan rangkap tiga (—C C—), maka disebut hidrokarbon tak jenuh. Contoh hidrokarbon jenuh dan tak jenuh.
  • 8. 2. Alkana Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Tiga suku pertama alkana. Dokumen penerbit
  • 9. Rumus umum alkana Perbandingan jumlah atom C dengan atom H dalam alkana selalu sama dengan n : (2n + 2). Deret homolog Suatu kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama dan sifat yang mirip disebut satu homolog (deret sepancaran). Penamaan senyawa karbon perlu sistem tertentu, dan hal ini telah diatur oleh komisi tata nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Nama yang diturunkan dengan aturan ini disebut nama sistematis atau nama IUPAC. Tata nama alkana
  • 10. Rumus molekul dan nama alkana dengan jumlah atom C-1 sampai dengan C-10. Dokumen penerbit
  • 11. Aturan- aturan tata nama Alkana Nama IUPAC alkana bercabang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama, yaitu nama cabang, Bagian kedua, yaitu nama rantai induk (rantai karbon terpanjang dalam molekul). Cabang diberi nama alkil, yaitu sama dengan nama alkana yang sesuai, tetapi akhiran –ana diganti dengan –il, Posisi cabang ditunjukkan dengan awalan angka. Oleh karena itu, rantai induk diberi nomor. Apabila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja dengan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta, dan seterusnya. Apabila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang tersebut ditulis sesuai dengan urutan abjad,
  • 12. Berdasarkan aturan-aturan dan beberapa contoh tersebut, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan mengikuti tiga langkah berikut: Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak. Penomoran, dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang (cabang-cabang) sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan tanda koma (,) dan antara angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (–).
  • 16. Sumber dan kegunaan alkana Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut : Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin (minyak tanah), Pelarut. Berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai pelarut dalam industri dan pencucian kering (dry cleaning). Sumber hidrogen. Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam industri, misalnya industri amonia dan pupuk. Pelumas. Pelumas adalah alkana suku tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar, misalnya C18H38). Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik, seperti alkohol dan asam cuka. Bahan baku industri. Berbagai produk industri seperti plastik, detergen, karet sintetis,
  • 17. 3. Alkena Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan 1 ikatan rangkap dua (—C==C—). Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap dua disebut alkadiena, yang mempunyai 3 ikatan rangkap dua disebut alkatriena, dan seterusnya. Rumus struktur, rumus molekul, dan nama tiga suku terendah alkena. Dokumen penerbit
  • 18. Rumus umum alkena sebagai berikut Rumus umum alkena Tata nama alkena Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama) dengan mengganti akhiran -ana menjadi –ena : Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka, yaitu nomor dari atom karbon berikatan rangkap yang paling pinggir (nomor terkecil). Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana.
  • 19. Contoh Tata Nama Alkena Penomoran dimulai dari ujung kanan sehingga posisi ikatan rangkap mendapat nomor terkecil. Sumber dan kegunaan alkena Alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis. Alkena, khususnya suku- suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya untuk membuat plastik, karet sintetis, dan alkohol Dokumen penerbit
  • 20. Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga ––C≡≡C––. Senyawa yang mempunyai ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan senyawa yang mempunyai 1 ikatan karbon-karbon rangkap dua dan 1 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkenuna 4 .Alkuna Rumus struktur, rumus molekul, dan nama dari beberapa alkuna.
  • 21. Rumus umum alkuna Rumus umum alkuna sebagai berikut. Tata nama alkuna Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran -ana menjadi -una. Tata nama alkuna bercabang, yaitu pemilihan rantai induk, penomoran, dan cara penulisan, sama seperti pada alkena.
  • 22. Contoh Tata Nama Alkuna Dokumen penerbit
  • 23. Sumber dan kegunaan alkuna Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana melalui pembakaran tak sempurna. Pembuatan gas karbid dari batu karbid ini digunakan oleh tukang las (las karbid).
  • 24. KEISOMERAN 1. Pengertian Keisomeran Senyawa-senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus molekul yang sama disebut isomer (Yunani: iso = sama, meros = bagian). 2. Keisomeran pada Alkana Keisomeran pada alkana tergolong keisomeran struktur, yaitu cara atom- atom saling berikatan. Keisomeran dapat terjadi karena perbedaan kerangka (rantai induk) atau perbedaan posisi cabang-cabangnya. Sebagai contoh, ada kemungkinan isomer dari C8H18, tetapi tidak berarti ada senyawa dengan rumus molekul C8H18
  • 25. 3. Keisomeran pada Alkena Keisomeran struktur Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap, posisi cabang, atau karena perbedaan kerangka atom karbon. Alkena dengan 5 atom karbon (C5H10) mempunyai 5 isomer struktur sebagai berikut.
  • 26. Keisomeran geometri Keisomeran geometri adalah keisomeran karena perbedaan penempatan gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap. Contohnya adalah keisomeran pada 2-butena. Dikenal dua jenis 2-butena, yaitu cis-2-butena (t.d = 4°C) dan trans-2-butena (t.d = 1°C). (a) Cis-2-butena dan (b) trans-2-butena Keisomeran geometri terjadi karena kekakuan ikatan rangkap. Atom karbon yang berikatan rangkap tidak dapat berputar satu terhadap yang lainnya. Dokumen penerbit
  • 27. 4. Keisomeran pada Alkuna Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan keisomeran posisi. Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometri. Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer.
  • 29. SIFAT – SIFAT HIDROKARBON 1. Sifat-sifat Fisis Sifat fisis beberapa senyawa alkana. Dokumen penerbit
  • 30. 2. Sifat Kimia (Reaksi-reaksi) Reaksi-reaksi alkana • Pembakaran • Substitusi atau penggantian Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya halogen. Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi, yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya klorin.
  • 31. • Perengkahan atau cracking Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih pendek.
  • 32. Reaksi-reaksi alkena Alkena lebih reaktif dibandingkan dengan alkana. Hal ini disebabkan adanya ikatan rangkap dua (—C==C—). • Pembakaran Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Adisi (penambahan = penjenuhan)
  • 33. • Polimerisasi Polimerisasi adalah penggabungan molekul- molekul sederhana menjadi molekul besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer.
  • 34. Reaksi-reaksi alkuna Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena. Untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna membutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.
  • 35. MINYAK BUMI DAN GAS ALAM 1. Pembentukan Minyak Bumi, Gas Alam, dan Batu Bara Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. 2. Komposisi Gas Alam, Minyak Bumi, dan Batu Bara Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana, kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
  • 36. 3. Pengolahan Minyak Bumi Minyak bumi biasanya berada 3–4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu sekitar 400°C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dan akan terjadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Proses pembentukan minyak bumi. www.shutterstock.com/StudioByTheSea
  • 38. 4. Bensin (Petrol atau Gasolin) Fraksi bensin dari hasil penyulingan mempunyai bilangan oktan yang rendah. Fraksi hidrokarbon hasil penyulingan minyak bumi.
  • 39. 5. Nafta Fraksi ringan dari minyak bumi C5–C12 sering difraksionasi lagi menjadi fraksi- fraksi yang lebih sempit. Salah satunya adalah nafta yang mengandung C6–C10. Nafta merupakan bahan baku berbagai industri, seperti plastik, serat sintetis, nilon, karet sintetis, pestisida, detergen, obat-obatan, kosmetik, dan sebagai pelarut. 6. Gas Alam Seperti telah disebutkan, gas alam sebagian besar terdiri atas metana. www.shutterstock.com/huyangshu
  • 40. HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARI 1. Polietilena (PE) Polietilena banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus/sampul. 2. PVC PVC atau polivinilklorida juga merupakan plastik, yang digunakan untuk membuat pipa (paralon) dan pelapis lantai. Etanol adalah bahan yang sehari-hari biasa kita kenal sebagai alkohol. Etanol digunakan untuk bahan bakar atau bahan antara untuk berbagai produk lain, misalnya asam asetat. 3. Etanol
  • 41. 4. Etilena Glikol atau Glikol Glikol digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin. Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan polietilena. Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastik dan tali plastik. 5. Polipropilena Zat ini digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembap), industri makanan, dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin). 6. Gliserol
  • 42. 7. Isopropil Alkohol Zat ini digunakan sebagai bahan-antara untuk berbagai produk petrokimia lainnya. Contohnya adalah aseton (bahan pelarut, misalnya untuk melarutkan cat kuku/kutek). 8. Butadiena Produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena Nilon, yaitu nilon 6,6. 9. Isobutilena Salah satu produk petrokimia yang berbahan dasar isobutilena adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether). Zat ini digunakan untuk menaikkan bilangan oktan bensin
  • 43. 10. Benzena Umumnya, benzena diubah dahulu menjadi stirena, kumena, dan sikloheksana sebelum diproses menghasilkan suatu produk. Dokumen penerbit
  • 44. POLUSI UDARA AKIBAT PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL 1. Sumber Bahan Pencemaran • Pembakaran tidak sempurna terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna dan akibat adanya pengotor dalam bahan bakar tersebut. • Pembakaran tidak sempurna mengandung karbon monoksida, partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidrokarbon). • Pengotor dalam bahan bakar biasanya mengandung sedikit belerang. Pembakaran belerang akan menghasilkan oksida belerang SO2 atau SO3. • Bahan aditif dalam bahan bakar Pembakaran bensin bertimbel akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
  • 45. 2. Asap Buang Kendaraan Bermotor 9 Komposisi dari suatu contoh asap kendaraan bermotor.
  • 46. 3. Pengubah Katalitik (Catalytic Converter) Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Struktur pengubah katalitik (catalytic converter). Dokumen penerbit
  • 47. 4. Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect) Tanaman dan material lain yang telah mengalami pemanasan tersebut akan memancarkan radiasi inframerah (gelombang panas). Akan tetapi, gelombang panas itu tidak dapat keluar karena diserap oleh kaca dan meradiasikannya kembali ke dalam rumah kaca. Akibat yang terjadi adalah peningkatan suhu di dalam rumah kaca. proses yang terjadi dalam rumah kaca. pixabay.com/OpenClipart-Vectors pixabay.com/Mariamichelle
  • 48. 5. Hujan Asam Air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida (CO2) yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat (H2CO3). Air hujan dengan pH yang lebih rendah dari 5,7 disebut hujan asam. Penyebab hujan asam Cara-cara menangani hujan asam Menetralkan asamnya Mengurangi emisi SO2 Mengurangi emisi oksida nitrogen