2. DEFINISI
• Dermatitis atopik (DA) adalah inflamasi kullit yang bersifat
kronik berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat
predileksi tertentu, dan berhubungan dengan penyakit atopi
lainnya.
• Penyakit ini bersifat kronik residif. Bila residif biasanya
disertai infeksi, akibat alergi, faktor psikogenik, atau akibat
bahan kimia atau iritan.
3. • Kejadian dermatitis atopik meningkat dari 3 – 10 %.
• Sebanyak 60% anak dengan dermatitis atopik manifestasi klinis
terjadi pada tahun pertama kehidupan, 90% pada anak usia 5
tahun
• Sekitar 50% anak menunjukkan gejala pada 1 tahun pertama
kehidupannya, bermula pada masa infant.
• Pada 80% anak dengan dermatitis atopic, akan berkembang
menjadi penyakit alergi lainnya seperti asma dan rhinitis alergi.
EPIDEMIOLOGI
4. ETIOLOGI
stress
Debu, serbuk bunga
Sabun, detergen,
desinfektan
Temperatur ekstrim,
kelembaban
Jamur, bakteri, virus Makanan
Kecemasan
Iritan
Alergen Iklim
Microorganism Lain-lain
• Anak dengan dermatitis atopik memiliki hyperirritable skin, dimana
dapat kambuh maupun memberat karena faktor pencetus.
5. MANIFESTASI KLINIS
INFANT
• Dermatitis akut
eksudatif,
• Predileksi wajah
(pipi) dan ekstensor
ekstremitas
• Muncul s.d 2 tahun
• Vesikel & papul
digaruk
menimbulkan krusta
& infeksi sekunder
CHILDREN
• Lanjutan dari bentuk
infantil, walau
sebelumnya remisi
• Tanda : kulit kering
(xerosis) kronik
• Predileksi di fleksura
antekubiti, poplitea
tangan, kaki, dan
periorbita
ADOLESCENT
• Predileksi : Lipatan
wajah, leher, bagian
badan attas, dan
ekstremitas
• Tanda : dermatitis
kronik dengan
likenifikasi &
skuamasi
10. KRITERIA DIAGNOSIS
● Pruritus
● Morfologi dan distribusi
khas
● Remaja : likenifikasi
fleksura
● Bayi & anak : muka dan
ekstensor
● Kronik residif
● Riwayat atopi pada
pasien/ keluarga
● Xerosis
● Iktiosis/
pertambahan
garis palmar
● Reaktivasi uji
kulit tipe cepat
● Pe> kadar IgE
● Rentan infeksi
kulit
● Konjungtivitis
berulang
● Lipatan leher
ant
● Gatal jika
berkeringat
● White
dermographism
KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR
● Dermatitis areola
● Keilitis
● Dennie-Morgan
● Keratokonus
● Katarak
subskapular ant
● Hiperpigmentasi
orbita
● Pucat/eritem
daerah muka
● Pitiriasis alba
● Intoleransi wol &
lipid solvent
● Intoleransi
makanan
● Penyakit
dipengaruhi
lingkungan/ emosi
Diagnosis Dermatitis atopi bila
ditemukan minimal 3 gejala mayor dan
3 gejala minor
12. Imunoglobulin → Kadar IgE meningkat pada 80-90% penderita
DA dan akan normal 6-12 bulan setelah remisi
Leukosit → limfosit (pada DA berat sel T menurun dan sel B
meningkat), eosinofil (meningkat seiring IgE), leukosit pmn
(normal), komplemen (normal atau sedikit meningkat)
Bakteriologi → biasanya mengandung bakteri patogen walau
tanpa klinis ➢ Uji kulit dan provokasi
Tidak ada pemeriksaan penunjajng yang menunjukkan dermatitis
atopik secara spesifik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
13. DIAGNOSIS
• Derajat keparahan DA menggunakan skala perhitungan yang
diajukan oleh pakar dermatologi di Eropa yaitu indeks Scoring
for Atopic Dermatitis (SCORAD)
• SCORAD dapat menilai derajat keparahan inflamasi
dermatitis atopik dengan menilai (A) luas lesi, (B) tanda-
tanda inflamasi, dan (C) keluhan gatal dan gangguan tidur.
Tanda inflamasi yaitu eritema, indurasi, ekskoriasi, papul, dan
likenifikasi
16. TATALAKSANA
LIMA PILAR TATALAKSANA DERMATITIS ATOPIK
1. Edukasi dan empowerment pasien serta caregivers
2. Menghindari & memodifikasi factor pencetus lingkungan /
modifikasi gaya hidup
3. Memperkuat dan mempertahankan funggsi sawar kulit yang
optimal
4. Menghilangkan penyakit kulit inflamasi
5. Mengendalikan & mengeliminasi siklus gatal-garuk
17. TATALAKSANA
1. Edukasi dan empowerment pasien serta caregivers
• Mandi secara rutin, menggunakan air hangat kuku (36-37C),
menggunakan sabun dengan kandungan pelembab
• Mengenakan pakaian yang ringan, lembut, menyerap
keringat
• Hindari bahan iritan, allergen, suhu ekstrim, makanan
pencetus, stress
• Cara & indikasi pemberian terapi
18. TATALAKSANA
2. Menghindari & memodifikasi factor pencetus lingkungan /
modifikasi gaya hidup
• Berdasarkan Riwayat, manifestasi klinis, dan hasil tes alergi
19. TATALAKSANA
3. Memperkuat dan mempertahankan funggsi sawar kulit yang
optimal
• Kepentingan penggunaan pelembab secara rutin merupakan
pengobatan lini pertama pada dermatitis atopik
• Contoh pelembab yang direkomendasikan :
- Pelembab dengan bahan antiinflamasi & antipruritus
- Pelembab dengan bahan fisiologis (lipid, ceramide)
• Penggunaan 3 menit setelah mandi, 2-3x/hari atau saat kulit
terasa kering
• Jumlah yang cukup 100-200gr/minggu untuk anak
20. TATALAKSANA
4. Menghilangkan penyakit kulit inflamasi (1)
1. Kortikosteroid topikal (KST) dimulai dari potensi paling
rendah. Dapat dikombinasikan dengan antibiotik asam
fusidat/mupirosin atau dengan antimikotik (miconazole,
ketoconazole)
2. Inhibitor kalsineurin topkal (IKT) pimecrolimus (untuk lesi
inflamasi ringan-sedang) & tacrolimus (untuk lesi inflamasi
sedang-berat), diberikan pada anak >2 tahun
3. Kompres basah kassa steril 3-5 lapis + NaCl 0,9%
22. TATALAKSANA
5. Mengendalikan & mengeliminasi siklus gatal-garuk
• Pemberian antihistamin dapat diberikan generasi 1 maupun
generasi 2
• Diberikan secara intermiten atau jangka pendek
23.
24.
25. EVALUASI TERAPI
• Bila tidak membaik :
- Pertimbangkan infeksi sekunde/ DK
- Pertimbangkan leukotriene inhibitor
- Antihistamin rutin
- Perawatan harian rutin
- Naikkan potensi kortikosteroid topical
- Rujuk ke ahli alergi imunologi / dermatologi
• Bila membaik :
- Lanjutkan perawatan harian
- Turunkan potensi KST
26. 1. Pada anak penderita DA, 75% akan disertai penyakit alergi lain
dikemudian hari
2. Kecenderungan mudah mendapat infeksi virus maupun
bakteri (impetigo, folikulitis, abses, dan herpes)
3. Apabila DA berkembang menjadi infeksi → memberikan
respon buruk terhadap pengobatan topikal
PROGNOSIS