Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan inklusif dan upaya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif untuk semua siswa termasuk yang memiliki kebutuhan khusus. Beberapa poin penting adalah kolaborasi antara guru, orang tua dan pihak terkait sangat diperlukan, serta perlu adanya pendekatan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa agar mereka dapat belajar dan berkembang b
2. INTRODUCTION
PENDIDIKAN INKLUSIF
BERBASIS HAK
UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa
setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Pasal ini mengamanatkan bahwa
semua warga negara, termasuk anak-anak yang
memiliki keterbatasan atau yang berada dalam
kondisi kurang beruntung, berhak mendapatkan
pendidikan, terutama pendidikan Sekolah Dasar.
3. HEADLINE
HERE
Pendidikan inklusif sendiri adalah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan. Ini juga
memberi kesempatan untuk peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan dan atau
bakat istimewa. Semua berhak untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran
dalam lingkungan pendidikan secara
bersama-sama, dengan peserta didik pada
umumnya.
4. SIAPA SAJA SIH YANG
BERKOLABORASI DALAM
PENDIDIKAN I KLUSI
5. INTRODUCTION
Kolaborasi antara orang tua dan guru
sangat diperlukan dalam pembentukan
dan peningkatan pendidikan inklusif.
Keterlibatan orang tua itu sendiri
merupakan sebuah faktor yang dapat
mendorong serta menentukan
perkembangan pendidikan inklusif di
seluruh dunia.
6. LALU, APA YANG DIMAKSUD
DENGAN PENDEKATAN
KOLABORATIF DALAM
PELAYANAN PENDIDIKAN
ABK?
7. HEADLINE HERE
Pendekatan kolaboratif dalam
penyelenggaraan pelayanan pendidikan
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)
adalah pendekatan yang melibatkan
kerjasama dan kolaborasi antara
berbagai pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan ABK, mulai
dari orang tua, guru, psikolog, ahli terapi,
hingga instansi terkait
9. HEADLINE
HERE
Berikut ini adalah beberapa langkah mudah yang dapat
dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif:
Jadilah Pendengar yang Baik:
Jadilah pendengar yang baik dan terbuka terhadap
ide-ide dan pendapat orang lain, terutama dari
kelompok yang mungkin merasa diabaikan atau
tidak terwakili
Pastikan Semua Orang Terlibat:
Pastikan semua orang terlibat dalam kegiatan dan
pengambilan keputusan, terutama orang-orang
yang mungkin merasa diabaikan atau tidak
terwakili.
10. Jadilah Pendukung:
Jadilah pendukung bagi orang-orang yang
merasa tidak terwakili atau diabaikan, dan
bantulah mereka untuk merasa lebih
terwakili dan diakui dalam lingkungan
Anda
Tanamkan Kepedulian:
Tanamkan kepedulian terhadap orang lain
dalam diri Anda, dan jadilah contoh yang
baik bagi orang lain dengan selalu
menghargai dan menghormati orang lain.
11. Berikut Rancangan satu perubahan
dalam kegiatan pembelajaran yang
ingin saya lakukan agar
pembelajaran di kelas PJOK
khususnya materi pembelajaran
senam irama menjadi lebih inklusif
terhadap peserta didik dengan
disabilitas ;
PERUBAHAN
KECIL DENGAN
DAMPAK BESAR
12. PROFIL PESERTA DIDIK
Mas Daffa adalah siswq kelas 3 SDN
Sambongdukuh 3 Jombang yang
memiliki ganguuan dalam konsentrasi
belajar. Tetapi mas Daffa memiliki
semangat tinggi untuk dapat
berkembang dan tumbuh bersama
dengan teman temannya . Walaupun
terkadang mas Daffa suka tiba-tiba
teriak dan marah serta menyakiti diri
sendiri.
13. Pesan whatsapp
disamping adalah
hasil kolabarasi
dengan Mama dari
mas Daffa.
Hal ini saya
lakukan sebagai
langkah awal
dalam
menciptakan
pembelajaran
yang lebih adaptif.
14. INTRODUCTION
Berikut ini adalah 5 cara praktis yang saya terapkan
sebagai guru PJOK untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif di kelas :
Membuat kebijakan yang jelas
tentang bagaimana siswa harus
saling menghargai satu sama
lain. Ini termasuk tidak mengejek
atau mengeluarkan komentar
yang tidak sopan terhadap siswa
lain.
1.
15. INTRODUCTION
Berikut ini adalah 5 cara praktis yang saya terapkan
sebagai guru PJOK untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif di kelas :
Menyediakan bahan ajar yang
bervariasi dan reflektif terhadap
beragam latar belakang siswa.
2.
16. Bahan qjar yqng saya gunakan adalah kertas ekspresi
Semuanya menggambar ekspresi yang dirasakan hari
itu termasuk mas Daffa.
17. INTRODUCTION
Berikut ini adalah 5 cara praktis yang saya terapkan
sebagai guru PJOK untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif di kelas :
Menerapkan pendekatan yang terbuka dan inklusif dalam
pembelajaran. Ini termasuk memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan ide-ide
mereka sendiri, serta memberi mereka kesempatan untuk
belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka
masing-masing.
3.
19. Meskipun mas Daffa terkadang kesulitan untuk
mengekspresikan diri, bukan berarti ia tidak dapat
beraktivitas normal seperti anak-anak lain,
termasuk berolahraga. Yang harus diperhatikan
hanyalah jenis olahraga dan tingkat kesulitannya.
Kegiatan berjalan mengwnal libgkungan sekitar
sekolah biasanya dilakukan dengan happy dan
menarik sehingga mas Daffa dapat menirukan
gerakan dibanding mengikuti instruksi verbal
(kata-kata).
20. INTRODUCTION
Berikut ini adalah 5 cara praktis yang saya terapkan
sebagai guru PJOK untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif di kelas :
Menyediakan fasilitas yang
sesuai dengan kebutuhan siswa
yang memiliki kebutuhan khusus.
Ini dapat meliputi pengaturan
barisan yang bisa didampingi
oleh bapak ibu guru sehingga
mas Daffa merasa nyaman
berada disekitar teman temannya
4.
21. INTRODUCTION
Berikut ini adalah 5 cara praktis yang saya terapkan
sebagai guru PJOK untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif di kelas :
Membangun hubungan yang
hangat dan terbuka dengan
siswa dan guru. Ini dapat meliputi
memberi pujian yang
merangsang dan memberi siswa
kesempatan untuk berbagi
pengalaman dan ide mereka
dengan guru dan teman sekelas.
5.
22. THE SKIN
Sebagai guru, kita memiliki tanggung jawab
besar untuk membantu siswa meraih potensi
terbaik mereka. Dengan menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif, kita dapat
memberikan dasar yang kuat bagi siswa untuk
belajar, tumbuh, dan berkembang. Tentu saja,
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif
tidak selalu mudah, terutama di tengah
keterbatasan sumber daya yang mungkin kita
hadapi. Namun, dengan terus belajar dan
beradaptasi, kita dapat terus meningkatkan
kemampuan kita dalam menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif.