2. Secara etimologis, akad atau al-‘aqdu berarti
perjanjian, perikatan, kontrak dan permufakatan
(al-ittifaq).
Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, akad
dipersamakan dengan perikatan, perjanjian, dan
pemufakatan.
Pengertian Akad :
3. Perbedaan Akad dengan Wa’ad
Akad perjanjian yang mengikat dua pihak atau lebih.
Wa’ad adalah janji yang mengikat sepihak.
Akad berpengaruh terhadap pemindahan
kepemilikan, seperti akad jual beli.
Wa’ad (janji) belum mempengaruhi pemindahan
kepemilian, karena hanya berupa janji.
Persamaan :
Wa’ad bersifat ilzam (legal binding) bagi pihak yang
berjanji. Contoh wa’ad di IMBT dan wa’ad dalam
Pembiayaan Line Facility.
Kadang wa’ad sama kedudukannya dengan perjanjian dari segi
obligatoir, seperti perjanjian line facility
4. تعالى قال
:
بالعقود أوفوا آمنوا الذين أيها يا
(
المائدة
5/1
)
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-
aqad itu. (QS al Maidah 5:1)
Dasar Hukum Akad dari Alquran
5. Definisi Akad
(Menurut Rumusan Angka 1 KHES*)
• AQAD ADALAH KESEPAKATAN DALAM SUATU
PERJANJIAN ANTARA DUA PIHAK ATAU LEBIH
UNTUK MELAKUKAN DAN ATAU TIDAK
MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM TERTENTU.
• Definisi Akad dalam rumusan ini berlaku untuk semua
transaksi ekonomi syariah
*KHES = Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2008,
6. Definisi Akad
Akad merupakan suatu perjanjian, perikatan atau
permufakatan yang dilakukan dua orang atau lebih untuk
melakukan suatu perbuatan hukum tertentu yang
dibenarkan oleh syara’ (hukum syariah).
UU No 21/ 2008
tentang
Perbankan
Syariah
Peraturan
Bank Indonesia
Nomor :
9/19/PBI/2007
KHEI
Peraturan MA
No 02/2008
7. Definisi Akad menurut UU No 21/2008
Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah,
Aqad adalah kesepakatan tertulis antara bank syariah
atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain
yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-
masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.
Menurut Pasal 1 tersebut
Akad hanya merupakan kesepakatan tertulis dalam bidang
Perbankan Syariah
Tertulis (Kitabah) merupakan imperatif Al-Quran Surah 2 : 282.
8. Definisi Akad Menurut Fikih
(Hukum Islam)
Menurut Ensiklopdei Hukum Islam ialah : Akad ialah
“Pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan
Kabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan
syariat yang berpengaruh pada objek perikatan”.
Beberapa perbuatan hukum atau tindakkan
hukum dalam Perbankan Syariah yang
dituangkan dalam bentuk akta Notaris, antara
lain :
9. A. PRINSIP JUAL BELI )BA’Y(.
1. PEMBIAYAAN MURABAHAH (Pengadaan barang dg kesepakatan besarnya
keuntungan.
2. PEMBIAYAAN SALAM (Advance Payment, Jual Beli secara Indent)
3. PEMBIAYAAN ISTISHNA (Kredit Kontruksi, pembiayaan Infra Struktur))
B. PRINSIP JASA/ UPAH/ SEWA (IJARAH).
1. IJARAH (UPAH/FEE, SEWA, JASA) : Jasa Pendidikan, Sewa Barang
2. IMBT (IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK) = SEWA BELI.
C. PRINSIP BAGI HASIL (SYIRKAH).
1. MUSYARAKAH (Kerjasama Bagi Hasil, Modalnya sharing))
2. MUDHARABAH.(Kerjasama Bagi Hasil, Modal 100 dari Bank)
3. Musyarakah Mutanaqishah (MMq) = Musyarakah Menurun)
D. AKAD PELENGKAP.
1. HAWALAH (Alih Pembiayaan. Pengalihan Piutang.Hutang).
2. RAHN (AGUNAN ( HT, Fiducia), GADAI).
3. Kafalah (Bortogh, Penjaminan, Personal Garansi)
4. QARD (PINJAMAN /TALANGAN SEMENTARA).
5. WAKALAH (PERWAKILAN, PEMBERIAN KUASA).
Jenis-Jenis Akad Ekonomi Syariah
14. • A. ASAS ILAHIAH ATAU ASAS TAUHID
• B. ASAS KEBOLEHAN (MABDA AL-IBAHAH)
• C. ASAS KEADILAN (AL ‘ADALAH)
• D. ASAS PERSAMAAN ATAU KESETARAAN
• E. ASAS KEJUJURAN DAN KEBENARAN (ASH SHIDIQ)
• F. ASAS TERTULIS (AL KITABAH).
• G. ASAS IKTIKAD BAIK (ASAS KEPERCAYAAN)
• H. ASAS KEMANFAATAN DAN KEMASLAHATAN
• I. ASAS KONSENSUALISME/ASAS KERELAAN (MABDA’ AR-
• RADA’IYYAH).
• J. ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK (MABDA’ HURRIYAH AT-
TA’QUD)
• K. ASAS PERJANJIAN ITU MENGIKAT
• L. ASAS KESEIMBANGAN PRESTASI
• M. ASAS KEPATUHAN HUKUM (ASAS PACTA SUNT SERVANDA)
• N. ASAS KEPRIBADIAN (PERSONALITAS)
HABIB ADJIE -
SURABAYA
14
15. Asas Kebebasan Berkontrak
تحريمها على الدليل يدل حتى حة االبا المعاملة في اآلصل
Pada dasarnya dalam semua kontrak itu hukumnya boleh (bebas),
kecuali ada dalil yang mengharamkannya
17. Notaris dalam Al-Quran
• Di antara sekian banyak profesi manusia,
notaris mendapatkan tempat dan perhatian
yang istimewa dalam Alquran.
• Peran dan kedudulkan Notaris yang
demikian penting diabadikan secara
eksplisit dalam Alquran sejak 14 abad yang
lalu
19. • Abu Al-Arabi menamakan ayat ini sebagai Ayat Al-Uzhma
(ayat teragung) ; menyebut peran Notaris, saksi, filosofi
asas perjanjian tertulis dan memuat 52 masalah hukum.
• Ayat 282 Surat Al-baqarah ini dijuluki sebagai ayat Al-
mudayanah atau Ad-dayn (transaksi utang piutang).
• Ayat ini adalah ayat yang terpanjang dalam Alquran, yang
terdiri atas 128 kata dan 504 huruf dan memuat 52
ketentuan hukum transaksi.
20. Membuat Akta Notaris Bank Syariah
• HARMONISASI HUKUM
EKONOMI SYARIAH DENGAN
KUHPer, UUJN/UUJN – P –
UUHT – UU FIDUSIA DAN
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN LAINNYA
21. ASPEK-ASPEK YANG PERLU
DIPERHATIKAN ANTARA LAIN :
21
1. KETENTUAN SYARIAH DALAM UU, PBI, P-
OJK, FATWA DSN-MUI, KHEI
2. BENTUK AKTA PERBANKAN SYARIAH
YANG DIBUAT DI HADAPAN NOTARIS.
3. PENCANTUMAN KLAUSUL PENYELESAIAN
SENGKETA (HARUS SESUAI PUTUSAN
MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 93/PUU-
X/2012)
4. SAKSI AKTA NOTARIS
5. APHT DAN SKMHT PERBANKAN SYARIAH.
22. UNSUR-
UNSUR
KONTRAK
(RUKUN &
SYARAT
AKAD
Ijab & Qabul
Pelaku Kontrak
(A’qidain)
Obyek Akad
(Ma’qud Alaih)
1. Objek itu Ada Ketika
Kontrak berlangsung
2. Sah/Halal Menurut
Hukum Islam
3. Dapat Diserahkan
Ketika Akad
UNSUR-UNSUR (RUKUN)
AKAD/KONTRAK
Madhu-’u l Akad
(Tujuan Akad)
23. Lampiran
• Menurut Hasil Penelitian Dr.Gemala Dewi, Dosen FH Pascasarjana UI dan
Pascasarjana PSTTI UI, dalam Risetnya yang berjudul Gagasan Kodifikasi
Hukum Perikatan Islam Guna Menunjang Prtumbuhan Lembaga
Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta, yang dipreentasi dalam acara
International Symposium on Islamic Economics oleh IAEI , 2005.
• Menurut Risetnya KUH Perdata (BW) yang mengambil masukan dari Code
Civil Perancis ini dalam pembuatannya mengambil pemikiran para pakar
hukum Islam dari Mesir yang bermazhab Maliki. Sehingga tidak aneh
apabila terdapat banyak kesamaan prinsip-prinsip dalam KUH Perdata
dengan ketentuan fikih Muamalah tersebut, di samping ada juga
perbedaannya yang karena menggunakan hukum Romawi.
• Jadi, Code Napoleon di Perancis yg merupakan cikal bakal KUH Perdata
(BW) Eropa modern sekarang ini sesungguhnya berpangkal pada 2 (dua)
sumber yaitu Hukum Romawi dan Hukum Islam.
• Namun ada perbedaan antara keduanya, hukum Islam merupakan perintah
Tuhan Allah yang harus dilaksanakan. Hukum Islam tidak saja mengatur
aspek lahiriyah saja, tetapi selalu memandang setiap persoalan dari sudut
batin dan jiwa manusia, sedangkan hukum Romawi mengutamakan lahiriah
saja yakni melihat penggunaan yang nyata dalam masyarakat.
24. • Hukum Romawi itu terkenal dengan kodifikasi Justianus (483-
565 M), yang sering disebut juga Codex Justianus atau
Justinian Corpus Juris Civilis. Sedangkan Hukum Fikih Islam
yang diambil oleh Napoleon itu adalah Kitab Fikih susunan
Abdullah Asy-Syarqawi (1737-1812 M), ketika Napoleon
menduduki Kairo. Syarqawi adalah Syaikhul Azhar (Professor)
dan diminta oleh Napoleon membantu tim hukum Perancis yang
diangkatnya, yaitu:
1. Portalis
2. Tronchet
3. Bigot de Peameneu dan
4. Malleville
• Mereka adalah para sarjana Perancis yang turut ikut
bersama Napoleon Bonaparte ke Mesir.
25. • Burgerlijk Wetboek (BW) Belanda, yang berasal dari Perancis
adalah hasil prestasi godokan tim Syarqawi itu. (lihat: M. Idris
Ramulyo).
• Beberapa pasal KUH Perdata yang sama dengan hukum Islam
dapat dilihat antara lain :
• 1. Pasal 874 hingga 1022 KUH Perdata (BW). Yang embicarakan
wasiat dan hibah wasiat menyinggung prinsip-prinsip hukum
fikih.
• 2. Pasal 1666 sampai dengan pasal 1693 KUH Perdata (BW).
Membicarakan hibah yang persis sama dengan hibah menurut
hukum Islam.
26. • 3. Pasal 1730 sampai dengan 1739. tidak lain terjemahan bebas
dari apa yang disebut dalam kitab fikih (hukum Islam) apa yang
disebut Wadi’ah, seperti yang dimaksud dalam al-Qur’an surat
an-Nisaa’ ayat 58 (Q.S. IV:58) yang berbunyi: “Sesungguhnya
Allah memerintahkan kamu mengembalikan titipan yang
diserahkan kepada kamu dengan orang yang punya”.
• 4. Pasal-pasal 1320 mengenai ketentuan perjanjian
• 5. Pasal 1338 tentang Asas kebebasan Berkontrak.
.
29. RUKUN dan SYARAT
DEFINISI RUKUN
ُد ْوُج ُو ِهْيَلَع ُفَّق َوَتَي اَم
ء ْزُج َانَك َو ِءْىَّشال
ال ِاخَد ا
ِهِتَقْيِقَح ىِف
Unsur yang membentuk keberadaan
sesuatu, dan termasuk bagian integral dari
sesuatu tersebut.
DEFINISI SYARAT
َانَك َو ِءْىَّشال ُد ْوُج ُو ِهْيَلَع ُفَّق َوَتَي اَم
ِهِتَقْيِقَح ْنَع اج ِ
َارخ
Unsur yang membentuk keberadaan sesuatu, namun bukan
merupakan bagian integral dari sesuatu tersebut.
30. Bathil / Tidak
Sah Fasid / Rusak
Shahih / Sah
/Benar
AKAD BERDASARKAN
SIFATNYA