SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
1
INFORMAN DAN PEMILIHAN INFORMAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Ade Heryana, S.St, M.KM
Email: heryana@esaunggul.ac.id
Prodi Kesehatan Masyarakat – Universitas Esa Unggul
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian informan dalam penelitian kualitatif
2. Mahasiswa dapat memahami penentuan jumlah informan pada penelitian kualitatif
3. Mahasiswa dapat memahami teknik pemilihan informan dalam penelitian kualittatif
PENDAHULUAN
Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah pengambilan sampel dan
populasi karena penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi terhadap
populasi. Hasil dari penelitian kualitatif adalah mendapatkan informasi yang mendalam
dari masalah penelitian yang dipilih. Pada penelitian kualitatif lebih dikenal istilah
“informan”, bukan populasi dan sampel. Secara grafis perbedaan tersebut dijelaskan
pada gambar 1 berikut.
Gambar 1. Perbedaan Tujuan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
POPULASI SAMPEL
INFORMAN
Hasil penelitian
untukgeneralisasi
terhadappopulasi
Hasil penelitian
untukmenjelaskan
kondisi informan
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
2
Dari gambar 1 terlihat perbedaan yang jelas antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif
terkait tujuan pengambilan sampel/informan. Sampel pada penelitian kuantitatif diambil
untuk melakukan generalisasi terhadap populasi. Sedangkan informan pada penelitian
kualitatif dipilih untuk menjelaskan kondisi atau fakta/fenomena yang terjadi informan itu
sendiri. Misalnya sebuah penelitian kualitatif bertujuan mengetahui pengetahuan dan
sikap pekerja yang tidak pernah patuh dalam penggunaan APD. Hasil dari penelitian ini
bukan untuk menggambarkan sikap dan pengetahuan seluruh pekerja di perusahaan
tersebut, melainkan untuk menjelaskan fenomena ketidakpatuhan pada pekerja itu
sendiri. Itulah sebabnya pemilihan sampel pada penelitian kuantitatif harus memenuhi
syarat keterwakilan (representative), sedangkan pemilihan informan pada penelitian
kualitatif harus memenuhi syarat kesesuaian (appropriateness).
Pada gambar 1 juga digambarkan bentuk bulatan informan yang tidak utuh (tidak
berbentuk). Hal ini menunjukkan bahwa penentuan jumlah informan sifatnya fleksibel
artinya peneliti dapat menambah jumlah informan di tengah proses penelitian jika
informasi yang didapat dirasakan masih kurang. Dapat pula peneliti mengurangi jumlah
informan jika informasi sudah cukup. Bahkan dapat mengganti informan jika
orang/subyek yang terpilih tidak kooperatif dalam menjawab wawancara. Berbeda
dengan sampel yang penentuan jumlahnya sudah ditentukan dengan ketat, peneliti
berusaha mengambil sampel di atas jumlah minimal, dan tidak dapat dengan mudah
mengganti sampel (ada aturan yang harus diikuti).
Beberapa peneliti termasuk mahasiswa masih belum memahami konsep informan dan
pemilihan informan pada penelitian kualitatif. Beberapa kesalahpahaman yang biasanya
terjadi adalah:
1. Menganggap bahwa hasil wawancara dengan informan dapat digeneralisasikan
terhadap populasi
2. Kesalahan dalam menentukan informan kunci, utama, dan pendamping
3. Metode pemilihan informan tidak sesuai dengan konteks/masalah penelitian
4. Tidak memperhatikan prinsip kesesuaian dan kecukupan dalam pemilihan
informan
Modul ini akan menjelaskan konsep atau pengertian dari informan, cara menentukan
jumlah informan untuk memnuhi syarat kecukupan, dan cara memilih informan untuk
memenuhi syarat kesesuaian.
UNIT ANALISIS PENELITIAN KUALITATIF
Pengertian unit analisis dalam penelitian kualitatif merupakan “lokasi” tempat penelitian
dilakukan. Jika unit analisis penelitian adalah individu maka hasil studi difokuskan pada
analisis terhadap perilaku, pendapat, opini, atau sikap individu tersebut. Misalnya
penelitian tentang perilaku ibu yang tidak mau memanfaatkan pelayanan posyandu,
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
3
maka analisis difokuskan pada ibu tersebut. Begitu pula jika program sebagai unit
analisis, maka fokus analisis diarahkan kepada gambaran program tersebut, misalnya
studi tentang implementasi promosi kesehatan di rumah sakit maka analisis diarahkan
pada program promkes tersebut.
Patton (2002) membagi unit analisis penelitian kualitatif menjadi enam fokus seperti
dijelaskan pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Enam Jenis Unit Analisis Penelitian Kualitatif
No Unit Analisis Contoh
1 Fokus pada orang (people focused)  Individu
 Kelompok kecil atau informal (seperti:
pertemanan, Gangs)
 Keluarga
2 Fokus pada struktur (structure focused)  Proyek (misal: proyek pembuatan
sistem informasi kesehatan)
 Program (misal: program imunisasi)
 Organisasi
 Unit dalam organisasi (misal: instalasi
farmasi di rumah sakit)
3 Berdasarkan perspektif atau sudut pandang
(Perspective/worldview based)
 Orang yang menceritakan
kebudayaan
 Orang yang menceritakan
pengalaman atau perspektif misalnya
mengalami kecelakaan kerja, keluar
dari pekerjaan, kelulusan,
kepemimpinan, menjadi orang tua,
kecanduan games online, orang yang
bertahan dari penyakit mematikan
4 Fokus pada geografis (Geography focused)  Tetangga
 Pedesaan atau perkotaan
 Provinsi
 Negara
 Pasar (misal: pasar asuransi
kesehatan)
5 Fokus pada aktivitas (Activity focused)  Insiden kritis (misal: kejadian near
miss, bencana)
 Selebrasi
 Jaminan kualitas (misal: penurunan
kualitas pelayanan)
 Periode waktu (misal: masa tumbuh
kembang anak)
 Krisis (misal: kondisi defisit JKN)
 Kejadian-kejadian (misal: wabah
penyakit)
6 Berdasarkan waktu (Time based)  Bagian dari hari/minggu/bulan
 Bulan ramadhan
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
4
No Unit Analisis Contoh
 Saat bulan purnama
 Liburan
 Musim hujan
 Musim kemarau
 Jadwal sekolah
 Pemlihan umum
Sumber: (Patton, 2002)
Unit analisis sebagaimana dijelaskan pada tabel 1 tidak berdiri sendiri (mutually
exclusive). Artinya salah satu unit analisis dapat menjadi bagian dari unit analisis yang
lain. Misalnya unit analisi perkotaan bisa merupakan bagian dari unit analisis provinsi.
Unit analisis individu bisa merupakan bagian dari tetangga (rukun tetangga). Misalnya
unit analisis studi kualitatif adalan impelementasi Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), yang
dapat merupakan bagian dari analisis yang berfokus pada program Sekolah Sehat.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan dan memutuskan unit analisis
(sebagai dasar penentuan lokasi penelitian kualitatif) adalah menetapkan apa yang dapat
dan peneliti ingin sampaikan pada akhir studi atau penelitian. Misalnya jika peneliti ingin
mengungkap fenomena kenapa sering terjadi kekambuhan penyakit TB paru pada
beberapa pasien di puskesmas, maka sebagai unit analisis dapat dipilih individu orang
yang kambuh TB paru.
Sementara itu dalam penelitian kualitatif yang khusus melakukan studi tentang perikalu,
Robinson (2014) menganalogikan unit analisis sebagai sample universe (semacam
populasi dari sampel). Sample universe ini ditentukan di awal penentuan desain
pemilihan informan/responden, dilanjutkan dengan penentuan sample size (jumlah
informan), menentukan strategi pemilihan sampel/informan, dan melakukan rekrutmen
informan (lihat gambar 2 berikut).
PENGERTIAN DAN JENIS INFORMAN
Pengertian informan adalah subyek penelitian yang dapat memberikan informasi
mengenai fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Dalam penelitian
kualitatif, informan terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Informan kunci
2. Informan utama
3. Informan Pendukung
Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang
permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui
tentang kondisi/fenomena pada masyarakat secara garis besar, juga memahami
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
5
informasi tentang informan utama. Dalam pemilihan informan kunci tergantung dari unit
analisis yang akan diteliti. Misalnya pada unit sebuah organisasi, informan kuncinya
adalah pimpinan organisasi tersebut.
Gambar 2. Tahap Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif Sumber: (Robinson, 2014)
Informan kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan pengetahuan dengan
peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya oleh peneliti. Untuk itu sebaiknya dalam
pengumpulan data peneliti sebaiknya memulainya dari informan kunci untuk
mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diamati.
Dengan demikian terdapat empat kriteria dalam menentukan informan kunci (Martha &
Kresno, 2016):
a. Harus menjadi peserta aktif dalam kelompok, organisasi, atau budaya yang diteliti,
atau telah melalui tahap enkulturasi
b. Harus terlibat dalam budaya yang diteliti “saat ini”. Penekanan “saat ini” sangat
penting, karena jangan sampai informan kunci lupa dengan masalah yang akan
diteliti
c. Harus memiiki waktu yang memadai. Informan kunci tidak cukup hanya memiliki
kemauan, namun dapat memberikan informasi kapan pun saat dibutuhkan
d. Harus menyampaikan informasi dengan bahasa sendiri (natural). Sebaiknya
informan yang menyampaikan informasi dengan “bahasa analitik” dihindari karena
informasi yang dihasilkan sudah tidak natural.
Menentukan
sample
universe
•Dengan
kriteria inklusi
& eksklusi
Menetapkan
sample size
•Dengan
kriteria
kecukupan
informasi
Merancang
metode
sampling
•Dengan
purposeful
sampling
Melakukan
rekrutmen
informan
•dengan
metode
snowball atau
iklan
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
6
Informan utama dalam penelitian kualitatif mirip dengan “aktor utama” dalam sebuah
kisah atau cerita. Dengan demikian informan utama adalah orang yang mengetahui
secara teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari. Misalnya pada
penelitian tentang perilaku ibu dalam memanfaatkan pelayanan Posyandu sebagai
informan utama adalah ibu yang memlilki Balita, sedangkan sebagai informan kunci
adalah kader posyandu.
Informan pendukung merupakan orang yang dapat memberikan informasi tambahan
sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian kualitatif. Informan
tambahan terkadang memberikan informasi yang tidak diberikan oleh informan utama
atau informan kunci. Misalnya pada penelitian tentang implementasi budaya keselamatan
pada pekerja bagian produksi di sebuah perusahaan manufaktur, sebagai informan bisa
dipilih dari bagian yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi atau bagian yang
menikmati output dari bagian produksi misalnya bagian gudang. Sementara sebagai
informan utama adalah karyawan bagian produksi dan sebagai informan kunci adalah
manajer produksi atau manajer HSE (K3).
Dalam penelitian kualitatif tidak harus terdiri dari tiga jenis informan di atas, hal ini
tergantung pada konteks permasalahan penelitian. Penggunaan ketiga jenis informan di
atas adalah untuk tujuan validitas data menggunakan metode triangulasi. Peneliti
sebaiknya mengumpulkan informasi dari informan tersebut secara berurutan mulai dari
informan kunci, informan utama, dan informan pendukung (lihat gambar 3 di bawah).
Pada beberapa penelitian kualitatif bahkan hanya memerlukan satu informan utama saja,
jika masalah tersebut memang benar-benar sebagai sesuatu yang unik pada orang
tersebut. Penentuan jumlah informan pada peneltian kualitatif dijelaskan pada sub bab
berikut.
Gambar 2. Urutan Pengumpulan Data pada Informan dengan Triangulasi
•Informasi secara umum
•Pihak yang mengetahui
secara konseptual
Informan Kunci
•Informasi secara detail
•Sebagai "aktor utama"
Informan
Utama •Informasi tambahan
yang bermanfaat &
relevan
•Pihak yg terkait dengan
informan utama
Informan
Pendukung
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
7
JUMLAH INFORMAN
Penelitian kualitatif tidak mengenal adanya jumlah sampel minimum (sample size).
Umumnya penelitian kualitatif menggunakan jumlah sampel kecil. Bahkan pada kasus
tertentu menggunakan hanya 1 informan saja. Setidaknya ada dua syarat yang harus
dipenuhi dalam menentukan jumlah informan yaitu kecukupan dan kesesuaian (Martha
& Kresno, 2016).
Berapa batas minimal dan maksimal jumlah informan? Atau berapa jumlah ideal informan
yang dipilih? Seperti dijelaskan di atas, dalam menentukan jumlah informan sebagai
patokan menggunakan syarat kecukupan informasi. Syarat kecukupan dipenuhi dengan
menentukan jumlah informan yang memberikan cukup informasi, sehingga patokan
peneliti dalam menentukan jumlah informan bukan pada keterwakilan (representasi)
namun bila kedalaman informasi telah cukup. Dengan demikian pada penelitian kualitatif
ada tiga kondisi dalam penentuan jumlah informan (lihat gambar 3):
1. Peneliti dapat menambah jumlah informan, jika informasi dirasakan masih kurang.
Misalnya penelitian didesain dengan melibatkan 3 informan utama. Namun dalam
wawancara masih terdapat variabel/indikator yang belum cukup informasi. Maka
dalam hal ini peneliti dapat menambah informan hingga informasi yang diperoleh
telah cukup.
2. Peneliti dapat mengurangi jumlah informan jika informasi yang dirasakan sudah
mencukupi. Misalnya penelitian didesain dengan melibatkan 5 informan. Ternyata
dengan 2 informan sudah cukup memberikan informasi yang dibutuhkan. Maka
peneliti dapat menghentikan proses pengumpulan data dengan cukup hanya 2
informan saja.
3. Peneliti dapat mengganti informan (hal yang sulit dilakukan dalam penelitian
kuantitatif) jika informan tersebut tidak kooperatif dalam wawancara. Misalnya
informan tidak jujur dalam menjawab dan ada kesan sengaja memberikan
informasi palsu, maka peneliti dapat menghentikan pengumpulan data dari
informan tersebut.
Gambar 3. Keputusan Menambah, Mengurangi, dan Mengganti Informan
Keputusan
Jumlah
Informan
DITAMBAH,
jika informasi
masih tidak
cukup
STOP, jika
informasi
sudah jenuh
GANTI, jika
informan tidak
kooperatif &
tidak jujur
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
8
TEKNIK PEMILIHAN INFORMAN
Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek yaitu teori dan praduga, yang
keduanya berlandaskan pada kedalaman pemahaman atau pengalaman dari
responden/informan (bukan didasarkan pada pilihan yang acak). Pemilihan informan
berdasarkan teori atau theoretical sampling cocok dilakukan jika tujuan utama
pengumpulan data adalah untuk mengembangkan teori secara substantif. Teknik
pemilihan informan dengan praduga (A priori sampling) sering digunakan dalam
penelitian kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan menentukan karakteristik
informan berdasarkan masalah dan tujuan penelitian. Misalnya jika penelitian kualitatif
bermaskud mendalami perilaku kesehatan dan perilaku remaja pada satu komunitas,
maka informan penelitian akan dipilih dari komunitas tersebut (Ulin, Robinson, & Tolley,
2005).
Pemilihan informan pada penelitian kualitatif sepenuhnya ditentukan oleh peneliti,
sehingga Patton (2002) menyebutnya dengan purposeful sampling, yaitu memilih kasus
yang informatif (information-rich cases) berdasarkan strategi dan tujuan yang telah
ditetapkan peneliti, yang jumlahnya tergantung pada tujuan dan sumberdaya studi.
Menurut Patton (2002) ada 16 jenis teknik pemilihan informan dengan teknik purposeful
sampling tersebut (lihat tabel 2).
Tabel 2. Jenis Teknik Pemilihan Informan
No Jenis Pemilihan Informan Tujuan & Karakteristik
1 Extreme case sampling atau
Deviant case sampling
Informan dipilih berdasarkan kasus-kasus yang
ekstrim dan menyimpang. Mendapat pembelajaran
dari fenomena tertentu dan manifestasinya, misalnya:
kasus keberhasilan/kegagalan pengobatan,
penerapan program SMK3 yang paling berhasil atau
paling gagal di suatu wilayah industri, kasus-kasus
kecelakaan kerja yang ekstrim, kondisi krisis
sumberdaya seperti kekurangan tenaga kesehatan di
wilayah pedalaman.
2 Intensity sampling Pemilihan informan berdasarkan kasus yang hebat
namun tidak ekstrim atau berada di atas/bawah rata-
rata. Misalnya: mahasiswa yang berhasil/gagal,
kesuksesan/kegagalan pencapaian target imunisasi di
atas/bawah rata-rata
3 Maximum variation sampling Bertujuan untuk mendapatkan rentang sebuah kasus
sehingga diperoleh keragaman dimensi. Misalnya
pemilihan dokumen yang unik atau memiliki variasi
yang berbeda untuk beradaptasi dengan berbagai
kondisi. Contoh lain pemilihan lokasi untuk
mengetahui level kebisingan yang paling rendah dan
tinggi di suatu pabrik.
4 Homogeneous sampling Bertujuan untuk menitikberatkan analisis pada satu
masalah, mengurangi variasi, menyederhanakan
analisis, atau memfasilitasi wawancara kelompok.
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
9
No Jenis Pemilihan Informan Tujuan & Karakteristik
Misalnya studi yang berfokus pada perilaku
mengompol pada anak usia 5 tahun, studi
mengidentifikasi bahaya pada pekerjaan
mengoperasikan crane.
5 Typical case sampling Bertujuan untuk mendeskripsikan atau menceritakan
sesuatu obyek secara normal atau dalam batas rata-
rata. Misalnya pemilihan informan pada pekerja yang
patuh mengguakan APD.
6 Critical case sampling Bertujuan mendapatkan kesamaan logis dan
penggunaan informasi yang maksimal pada satu
kasus kritis, yang dapat diterapkan pada kasus
lainnya. Misalnya: pemilihan kasus penanganan
kecelakaan kerja yang bersifat fatality untuk
diterapkan pada kasus kecelakaan kerja lainnya.
7 Snowball sampling atau
Chain sampling
Pemilihan informan kedua berdasarkan informasi dari
informan pertama, informan ketiga berdasarkan
rekomendasi informan kedua dan seterusnya. Metode
sangat baik untuk penggunaan wawancara
mendalam.
8 Criterion sampling Bertujuan mendapatkan informan/kasus yang sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Misalnya pemilihan
anak-anak yang menyalahgunakan obat dan
narkotika. Metode ini juga bertujuan untuk mengetahui
kualitas/mutu suatu obyek.
9 Theory-based sampling atau
Operational construct
sampling atau Theoretical
sampling
Bertujuan untuk mengetahui manifestasi dari
konstruksi teori dari permasalahan yang diangkat
sehingga dapat dilakukan elaborasi dan pengujian
terhadap konstruk dan variasinya. Misalnya: pemilihan
informan/kaus berdasarkan teori kecelakaan kerja
Geller untuk mengujinya dalam kejadian kecelakaan
di bidang konstruksi.
10 Confirming and Disconfirming
cases
Bertujuan untuk mengelaborasi dan menggali analisis
awal, mendapatkan kondisi pengecualian, dan
menguji variasi. Pemilihan dilakukan berdasarkan
kasus yang sudah jelas dan kasus yang masih belum
jelas penyelesaiannya.
11 Stratified purposeful sampling Bertujuan menggambarkan karakteristik beberapa sub
kelompok , dan membandingkan beberapa fasilitas.
Misalnya pemilihan informan yang melakukan
imunisasi di puskesmas dengan di klinik swasta.
12 Opportunistic sampling atau
Emergent sampling
Pemilihan informan dilakukan saat studi lapangan dan
peneliti mencari kesempatan memilih informan saat
terjadi keadaan yang tidak diharapkan (mis:
kecelakaan, kegagalan) yang bersifat fleksibel.
13 Purposeful random sampling
(dengan jumlah sampel kecil)
Pemilihan informan dengan menambahkan atribut
tertentu untuk mendapatkan jumlah informan yang
diharapkan. Hal ini dilakukan ketika peneliti
berhadapan dengan jumlah informan yang banyak
agar dapat mengurangi bias informasi. Namun
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
10
No Jenis Pemilihan Informan Tujuan & Karakteristik
demikian jenis sampling tidak bertujuan untuk
generalisasi dan keterwakilan informan.
14 Sampling politically important
cases
Pemilihan informan dengan tidak mengikutsertakan
subyek yang sensitif secara politis sehingga akan
mengaburkan fokus studi. Misalnya peneliti tidak
mengikutsertakan pekerja yang masih memiliki
hubungan keluarga dengan pimpinan di sebuah
perusahaan.
15 Convenience sampling Pemilihan informan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan kemudahan peneliti seperti
menyesuaikan dengan waktu, tenaga dan biaya.
Teknik ini memiliki tingkat rasionalitas, kredibilitas,
dan validitas informasi yang paling rendah,
16 Combination purposeful
sampling atau Mixed
purposeful sampling
Pemilihan informan dengan metode triangulasi yang
bersifat fleksibel. Teknik ini memiliki kelebihan karena
dapat menggabungkan minat dan kebutuhan yang
berbeda.
Sumber: (Patton, 2002)
MEREKRUT INFORMAN
Masalah selanjutnya dalam merancang informan penelitian kualitatif adalah melakukan
perekrutan informan atau menentukan pihak yang bersedia memberikan informasi yang
cukup dan tepat. Pada dasarnya perekrutan yang melibatkan lebih dari satu informan
penelitan dapat mengikuti pola perekrutan tenaga kerja dengan ketentuan yang diatur
oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan analisis peran informan
Yang dimaksud dengan peran informan di sini adalah kedudukannya dalam
pengumpulan data penelitian sehingga dapat menghasilkan informasi yang
relevan. Kedudukan tersebut dapat sebagai sebagai informan kunci, utama, atau
pendukung. Informasi yang diharapkan dari informan adalah informasi yang
sesuai dengan kerangka teori dan kerangka konsep yang dipakai peneliti.
Dengan demikian peran informan penelitian dapat ditentukan berdasarkan dua
kondisi yaitu: berdasarkan teori dan berdasarkan masalah penelitian. Penentuan
peran berdasarkan teori digunakan pada penelitian yang bermaksud memperkuat
atau menambah landasan sebuah teori. Sedangkan penentuan peran informan
berdasarkan masalah penelitian bertujuan memberikan informasi sesuai dengan
indikator-indikator permasalahan yang akan digali oleh peneliti. Biasanya
digunakan pada penelitian kualitatif yang bertujuan mengevaluasi suatu program,
mengetahui pendapat/opini seseorang, memahami/mempelajari perilaku
seseorang dan sebagainya.
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
11
2. Mencari informasi ketersediaan informan yang sesuai
Tahap selanjutnya peneliti mengidentifikasi “ketersediaan” informan di lapangan.
Untuk mendapatkan informasi ini peneliti dapat memperolehnya dari orang yang
dianggap senior/dituakan dalam lingkup sosial masyarakat, seperti: tokoh
masyarakat, pimpinan organisasi, kepala adat, tokoh agama, dan sebagainya.
Pada beberapa kasus, orang-orang yang dituakan dalam tatanan sosial
masyarakat dapat dijadikan informan kunci bila memenuhi kriteria dan dapat
kooperatif dengan peneliti.
3. Memutuskan penerimaan/penolakan informan
Namun demikian keputusan tentang menentukan siapa yang tepat menjadi
informan tetap ada pada peneliti. Hal ini untuk menghindari bias informasi bila
penentuan hanya ditentukan oleh pihak di luar tim penelitian. Kondisi ini umumnya
terjadi pada penelitian yang bertujuan mengevaluasi suatu program atau kinerja
sebuah organisasi. Seringkali penentuan informan ditentukan oleh pimpinan
program/organisasi untuk memastikan hasil yang subyektif berdasarkan keinginan
pimpinan.
Di tengah proses penelitan kualitatif, seorang peneliti dapat memutuskan
dmenambah, mengurangi, atau mengeluarkan informan terpilih dari penelitian.
LIhat gambar 3 di atas.
KESIMPULAN
Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah pengambilan sampel dari
populasi karena penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi terhadap
populasi, namun bertujuan menggali informasi secara mendalam sehingga sampel dalam
penelian kualitatif disebut dengan informan.
Sebelum menentukan jumlah informan dan melakukan pemilihan informan, tahap
pertama yang harus dilakukan peneliti adalah menetapkan unit analisis dari penelitian
yang menggambarkan lokasi penelitian, dan terdiri dari enam aspek yaitu orang, struktur,
sudut pandang, waktu, geografis, dan aktivitas.
Jumlah informan pada penelitian kualitatif bersifat fleksibel berdasarkan syarat
kecukupan dan kesesuaian. Pada beberapa kasus dibutuhkan hanya 1 informan saja.
Peneliti dapat menambah, mengurangi, bahkan mengganti informan saat penelitian
berlangsung tergantung pada kecukupan dan kesesuaian informasi.
Metode “sampling” pada penelitian kualitatif bersifat tidak random/acak sehingga
menggunakan metode non-probabilitas atau ditentukan sendiri oleh peneliti (purposeful
sampling). Pada modul ini dijelaskan ada 16 jenis teknik sampling pada penelitian
kualitatif.
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
12
Perekrutan informan untuk terlibat dalam penelitian sepenuhnya ditentukan oleh peneliti
dengan memperhatikan masukan dari beberapa pihak yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
DAFTAR ISTILAH/KONSEP
A priori sampling Activity focused
Combination purposeful sampling Confirming and Disconfirming sampling
Convenience sampling Chain sampling
Criterion sampling Critical case sampling
Deviant case sampling Emergent sampling
Enkulturasi Extreme case sampling
Generalisasi Geography focused
Homogeneous sampling Informan
Informan kunci Informan pendukung
Informan utama Information-rich cases
Intensity sampling Kesesuaian (appropriateness)
Keterwakilan (representative) Maximum variation sampling
Mixed purposeful sampling Operational construct sampling
Opportunistic sampling People-focused
Perspective/worldview based Populasi
Purposeful sampling Purposeful random sampling
Sampel Sample size
Sample universe Sampling politically important case
Snowball sampling Stratified purposeful sampling
Structure-focused Theoretical sampling
Theory-based sampling Time based
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
13
Typical case sampling Unit analisis
KUIS (BENAR/SALAH)
1. Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah pengambilan
sampel dan populasi karena penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan
generalisasi terhadap populasi [B/S]
2. Sampel pada penelitian kualitatif diambil untuk melakukan generalisasi terhadap
populasi. Sedangkan informan pada penelitian kuantitatif dipilih untuk menjelaskan
kondisi atau fakta/fenomena yang terjadi informan itu sendiri [B/S]
3. Keluarga adalah contoh unit analisis yang berfokus pada orang atau people-
focused [B/S]
4. Informan kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan pengetahuan
dengan peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya oleh peneliti [B/S]
5. Umumnya penelitian kualitatif menggunakan jumlah sampel kecil. Bahkan pada
kasus tertentu menggunakan hanya 1 informan saja [B/S]
6. Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek yaitu teori dan praduga,
yang keduanya berlandaskan pada kedalaman pemahaman atau pengalaman dari
responden/informan [B/S]
7. Typical case sampling bertujuan untuk mendeskripsikan atau menceritakan
sesuatu obyek secara normal atau dalam batas rata-rata [B/S]
8. Pemilihan informan dengan tidak mengikutsertakan subyek yang sensitif secara
politis sehingga akan mengaburkan fokus studi disebut dengan sampling politically
important case [B/S]
9. Pada penelitian kualitatif peneliti tidak dapat mengurangi jumlah informan jika
informasi yang didapat sudah jenuh atau jawaban informan cenderung homogen
[B/S]
10.Bertujuan mendapatkan kesamaan logis dan penggunaan informasi yang
maksimal pada satu kasus kritis, yang dapat diterapkan pada kasus lainnya
disebut dengan critical case sampling [B/S]
LATIHAN SOAL/PROBLEM
1. Mengapa penentuan jumlah sampel/informan pada penelitian kualitatif lebih
fleksibel dibanding penelitian kuantitatif?
Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif
14
2. Mengapa pada penelitian kualitatif peneliti dapat menambah jumlah informan?
3. Mengapa pemilihan informan pada penelitian kualitatif sebaiknya ditentukan
sepenuhnya oleh peneliti?
4. Mengapa metode pemilihan informan pada penelitian kualitatif tidak tepat jika
menggunakan metode non-probabilitas?
5. Mengapa penelitian kualitatif tidak dapat melakukan generalisasi terhadap
populasi?
KEPUSTAKAAN
Martha, E., & Kresno, S. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali
Press.
Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research & Evaluation Mehods (3 ed.). California:
Sage Publishing.
Robinson, O. C. (2014). Sampling in Interview-based Qualitative Research: A
Theoretical and Practical Guide. Qualitative Research in Psychology, 11(1), 25-
41.
Ulin, P. R., Robinson, E. T., & Tolley, E. L. (2005). Qualitative Methods in Public Health:
A Field Guide for Applied Research. San Fransisco: Jossey-Bass.

More Related Content

What's hot

Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdBagasBlogger
 
Pengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalPengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalIndira P
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3Namin AB Ibnu Solihin
 
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...Kanaidi ken
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanTri Widodo W. UTOMO
 
Etika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxEtika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxSansBel
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifNona Zesifa
 
Kepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriKepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriNeni Sholihat
 
Power point penelitian survey
Power point penelitian surveyPower point penelitian survey
Power point penelitian surveyAtimu Nyit-nyit
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianNona Zesifa
 
Strategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & EfesienStrategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & EfesienVictor Novianto
 
Prinsip komunikasi
Prinsip komunikasiPrinsip komunikasi
Prinsip komunikasifannyseptari
 

What's hot (20)

Tata cara persidangan
Tata cara persidanganTata cara persidangan
Tata cara persidangan
 
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
 
Pengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisionalPengukuran skala guttman tradisional
Pengukuran skala guttman tradisional
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
Materi Kuliah Metodologi Penelitian Pertemuan ke 3
 
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0  _Training "Effective PR & ...
Komunikasi Bisnis yang Efektif di Era Digital 4.0 _Training "Effective PR & ...
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
Etika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxEtika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptx
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Teknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapatTeknik memimpin rapat
Teknik memimpin rapat
 
Manajemen Waktu
Manajemen WaktuManajemen Waktu
Manajemen Waktu
 
Kepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriKepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan Diri
 
Power point penelitian survey
Power point penelitian surveyPower point penelitian survey
Power point penelitian survey
 
Manajemen ppt
Manajemen pptManajemen ppt
Manajemen ppt
 
Ppt manajemen waktu
Ppt manajemen waktuPpt manajemen waktu
Ppt manajemen waktu
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah Penelitian
 
Berpikir dan bersikap positif
Berpikir dan bersikap positifBerpikir dan bersikap positif
Berpikir dan bersikap positif
 
Strategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & EfesienStrategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & Efesien
 
Konsep diri
Konsep  diriKonsep  diri
Konsep diri
 
Prinsip komunikasi
Prinsip komunikasiPrinsip komunikasi
Prinsip komunikasi
 

Similar to Ade heryana informandanpemilihaninforman

Stat pro modul_1
Stat pro modul_1Stat pro modul_1
Stat pro modul_1wifiq
 
Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptifPenelitian deskriptif
Penelitian deskriptifRauza Tunnur
 
Esensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifEsensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifpurnawanaja
 
Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238lxionsaga
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....AngGa137055
 
Tahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian KeperawatanTahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian Keperawatanpjj_kemenkes
 
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYMAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYsuyono fis
 
Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxIreclever
 
Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Isra Mardia
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitianpristanti
 
Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059irashahura
 

Similar to Ade heryana informandanpemilihaninforman (20)

Stat pro modul_1
Stat pro modul_1Stat pro modul_1
Stat pro modul_1
 
Bab3revisi
Bab3revisiBab3revisi
Bab3revisi
 
Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptifPenelitian deskriptif
Penelitian deskriptif
 
Penelitian deskriptif fix
Penelitian deskriptif fixPenelitian deskriptif fix
Penelitian deskriptif fix
 
Peneliian
PeneliianPeneliian
Peneliian
 
Peneliian
PeneliianPeneliian
Peneliian
 
Peneliian
PeneliianPeneliian
Peneliian
 
Peneliian
PeneliianPeneliian
Peneliian
 
Bab IR
Bab IRBab IR
Bab IR
 
Esensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifEsensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatif
 
Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238Muhammad tofa ngenda j1 f111238
Muhammad tofa ngenda j1 f111238
 
05 bab 3_sampel
05 bab 3_sampel05 bab 3_sampel
05 bab 3_sampel
 
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
Pemilihan-dan-penentuan-besar-sampel-pada-penelitian.heru-syahputra.syumarti....
 
Tahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian KeperawatanTahapan Penelitian Keperawatan
Tahapan Penelitian Keperawatan
 
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYMAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
 
Mpi.3 pokok bahasan 1
Mpi.3 pokok bahasan 1Mpi.3 pokok bahasan 1
Mpi.3 pokok bahasan 1
 
Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptx
 
Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitian
 
Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059
 

Recently uploaded

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 

Recently uploaded (17)

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 

Ade heryana informandanpemilihaninforman

  • 1. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 1 INFORMAN DAN PEMILIHAN INFORMAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF Ade Heryana, S.St, M.KM Email: heryana@esaunggul.ac.id Prodi Kesehatan Masyarakat – Universitas Esa Unggul TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian informan dalam penelitian kualitatif 2. Mahasiswa dapat memahami penentuan jumlah informan pada penelitian kualitatif 3. Mahasiswa dapat memahami teknik pemilihan informan dalam penelitian kualittatif PENDAHULUAN Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah pengambilan sampel dan populasi karena penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi. Hasil dari penelitian kualitatif adalah mendapatkan informasi yang mendalam dari masalah penelitian yang dipilih. Pada penelitian kualitatif lebih dikenal istilah “informan”, bukan populasi dan sampel. Secara grafis perbedaan tersebut dijelaskan pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Perbedaan Tujuan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif POPULASI SAMPEL INFORMAN Hasil penelitian untukgeneralisasi terhadappopulasi Hasil penelitian untukmenjelaskan kondisi informan
  • 2. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 2 Dari gambar 1 terlihat perbedaan yang jelas antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif terkait tujuan pengambilan sampel/informan. Sampel pada penelitian kuantitatif diambil untuk melakukan generalisasi terhadap populasi. Sedangkan informan pada penelitian kualitatif dipilih untuk menjelaskan kondisi atau fakta/fenomena yang terjadi informan itu sendiri. Misalnya sebuah penelitian kualitatif bertujuan mengetahui pengetahuan dan sikap pekerja yang tidak pernah patuh dalam penggunaan APD. Hasil dari penelitian ini bukan untuk menggambarkan sikap dan pengetahuan seluruh pekerja di perusahaan tersebut, melainkan untuk menjelaskan fenomena ketidakpatuhan pada pekerja itu sendiri. Itulah sebabnya pemilihan sampel pada penelitian kuantitatif harus memenuhi syarat keterwakilan (representative), sedangkan pemilihan informan pada penelitian kualitatif harus memenuhi syarat kesesuaian (appropriateness). Pada gambar 1 juga digambarkan bentuk bulatan informan yang tidak utuh (tidak berbentuk). Hal ini menunjukkan bahwa penentuan jumlah informan sifatnya fleksibel artinya peneliti dapat menambah jumlah informan di tengah proses penelitian jika informasi yang didapat dirasakan masih kurang. Dapat pula peneliti mengurangi jumlah informan jika informasi sudah cukup. Bahkan dapat mengganti informan jika orang/subyek yang terpilih tidak kooperatif dalam menjawab wawancara. Berbeda dengan sampel yang penentuan jumlahnya sudah ditentukan dengan ketat, peneliti berusaha mengambil sampel di atas jumlah minimal, dan tidak dapat dengan mudah mengganti sampel (ada aturan yang harus diikuti). Beberapa peneliti termasuk mahasiswa masih belum memahami konsep informan dan pemilihan informan pada penelitian kualitatif. Beberapa kesalahpahaman yang biasanya terjadi adalah: 1. Menganggap bahwa hasil wawancara dengan informan dapat digeneralisasikan terhadap populasi 2. Kesalahan dalam menentukan informan kunci, utama, dan pendamping 3. Metode pemilihan informan tidak sesuai dengan konteks/masalah penelitian 4. Tidak memperhatikan prinsip kesesuaian dan kecukupan dalam pemilihan informan Modul ini akan menjelaskan konsep atau pengertian dari informan, cara menentukan jumlah informan untuk memnuhi syarat kecukupan, dan cara memilih informan untuk memenuhi syarat kesesuaian. UNIT ANALISIS PENELITIAN KUALITATIF Pengertian unit analisis dalam penelitian kualitatif merupakan “lokasi” tempat penelitian dilakukan. Jika unit analisis penelitian adalah individu maka hasil studi difokuskan pada analisis terhadap perilaku, pendapat, opini, atau sikap individu tersebut. Misalnya penelitian tentang perilaku ibu yang tidak mau memanfaatkan pelayanan posyandu,
  • 3. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 3 maka analisis difokuskan pada ibu tersebut. Begitu pula jika program sebagai unit analisis, maka fokus analisis diarahkan kepada gambaran program tersebut, misalnya studi tentang implementasi promosi kesehatan di rumah sakit maka analisis diarahkan pada program promkes tersebut. Patton (2002) membagi unit analisis penelitian kualitatif menjadi enam fokus seperti dijelaskan pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Enam Jenis Unit Analisis Penelitian Kualitatif No Unit Analisis Contoh 1 Fokus pada orang (people focused)  Individu  Kelompok kecil atau informal (seperti: pertemanan, Gangs)  Keluarga 2 Fokus pada struktur (structure focused)  Proyek (misal: proyek pembuatan sistem informasi kesehatan)  Program (misal: program imunisasi)  Organisasi  Unit dalam organisasi (misal: instalasi farmasi di rumah sakit) 3 Berdasarkan perspektif atau sudut pandang (Perspective/worldview based)  Orang yang menceritakan kebudayaan  Orang yang menceritakan pengalaman atau perspektif misalnya mengalami kecelakaan kerja, keluar dari pekerjaan, kelulusan, kepemimpinan, menjadi orang tua, kecanduan games online, orang yang bertahan dari penyakit mematikan 4 Fokus pada geografis (Geography focused)  Tetangga  Pedesaan atau perkotaan  Provinsi  Negara  Pasar (misal: pasar asuransi kesehatan) 5 Fokus pada aktivitas (Activity focused)  Insiden kritis (misal: kejadian near miss, bencana)  Selebrasi  Jaminan kualitas (misal: penurunan kualitas pelayanan)  Periode waktu (misal: masa tumbuh kembang anak)  Krisis (misal: kondisi defisit JKN)  Kejadian-kejadian (misal: wabah penyakit) 6 Berdasarkan waktu (Time based)  Bagian dari hari/minggu/bulan  Bulan ramadhan
  • 4. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 4 No Unit Analisis Contoh  Saat bulan purnama  Liburan  Musim hujan  Musim kemarau  Jadwal sekolah  Pemlihan umum Sumber: (Patton, 2002) Unit analisis sebagaimana dijelaskan pada tabel 1 tidak berdiri sendiri (mutually exclusive). Artinya salah satu unit analisis dapat menjadi bagian dari unit analisis yang lain. Misalnya unit analisi perkotaan bisa merupakan bagian dari unit analisis provinsi. Unit analisis individu bisa merupakan bagian dari tetangga (rukun tetangga). Misalnya unit analisis studi kualitatif adalan impelementasi Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), yang dapat merupakan bagian dari analisis yang berfokus pada program Sekolah Sehat. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan dan memutuskan unit analisis (sebagai dasar penentuan lokasi penelitian kualitatif) adalah menetapkan apa yang dapat dan peneliti ingin sampaikan pada akhir studi atau penelitian. Misalnya jika peneliti ingin mengungkap fenomena kenapa sering terjadi kekambuhan penyakit TB paru pada beberapa pasien di puskesmas, maka sebagai unit analisis dapat dipilih individu orang yang kambuh TB paru. Sementara itu dalam penelitian kualitatif yang khusus melakukan studi tentang perikalu, Robinson (2014) menganalogikan unit analisis sebagai sample universe (semacam populasi dari sampel). Sample universe ini ditentukan di awal penentuan desain pemilihan informan/responden, dilanjutkan dengan penentuan sample size (jumlah informan), menentukan strategi pemilihan sampel/informan, dan melakukan rekrutmen informan (lihat gambar 2 berikut). PENGERTIAN DAN JENIS INFORMAN Pengertian informan adalah subyek penelitian yang dapat memberikan informasi mengenai fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif, informan terbagi menjadi tiga yaitu: 1. Informan kunci 2. Informan utama 3. Informan Pendukung Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi/fenomena pada masyarakat secara garis besar, juga memahami
  • 5. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 5 informasi tentang informan utama. Dalam pemilihan informan kunci tergantung dari unit analisis yang akan diteliti. Misalnya pada unit sebuah organisasi, informan kuncinya adalah pimpinan organisasi tersebut. Gambar 2. Tahap Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif Sumber: (Robinson, 2014) Informan kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan pengetahuan dengan peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya oleh peneliti. Untuk itu sebaiknya dalam pengumpulan data peneliti sebaiknya memulainya dari informan kunci untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diamati. Dengan demikian terdapat empat kriteria dalam menentukan informan kunci (Martha & Kresno, 2016): a. Harus menjadi peserta aktif dalam kelompok, organisasi, atau budaya yang diteliti, atau telah melalui tahap enkulturasi b. Harus terlibat dalam budaya yang diteliti “saat ini”. Penekanan “saat ini” sangat penting, karena jangan sampai informan kunci lupa dengan masalah yang akan diteliti c. Harus memiiki waktu yang memadai. Informan kunci tidak cukup hanya memiliki kemauan, namun dapat memberikan informasi kapan pun saat dibutuhkan d. Harus menyampaikan informasi dengan bahasa sendiri (natural). Sebaiknya informan yang menyampaikan informasi dengan “bahasa analitik” dihindari karena informasi yang dihasilkan sudah tidak natural. Menentukan sample universe •Dengan kriteria inklusi & eksklusi Menetapkan sample size •Dengan kriteria kecukupan informasi Merancang metode sampling •Dengan purposeful sampling Melakukan rekrutmen informan •dengan metode snowball atau iklan
  • 6. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 6 Informan utama dalam penelitian kualitatif mirip dengan “aktor utama” dalam sebuah kisah atau cerita. Dengan demikian informan utama adalah orang yang mengetahui secara teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari. Misalnya pada penelitian tentang perilaku ibu dalam memanfaatkan pelayanan Posyandu sebagai informan utama adalah ibu yang memlilki Balita, sedangkan sebagai informan kunci adalah kader posyandu. Informan pendukung merupakan orang yang dapat memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian kualitatif. Informan tambahan terkadang memberikan informasi yang tidak diberikan oleh informan utama atau informan kunci. Misalnya pada penelitian tentang implementasi budaya keselamatan pada pekerja bagian produksi di sebuah perusahaan manufaktur, sebagai informan bisa dipilih dari bagian yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi atau bagian yang menikmati output dari bagian produksi misalnya bagian gudang. Sementara sebagai informan utama adalah karyawan bagian produksi dan sebagai informan kunci adalah manajer produksi atau manajer HSE (K3). Dalam penelitian kualitatif tidak harus terdiri dari tiga jenis informan di atas, hal ini tergantung pada konteks permasalahan penelitian. Penggunaan ketiga jenis informan di atas adalah untuk tujuan validitas data menggunakan metode triangulasi. Peneliti sebaiknya mengumpulkan informasi dari informan tersebut secara berurutan mulai dari informan kunci, informan utama, dan informan pendukung (lihat gambar 3 di bawah). Pada beberapa penelitian kualitatif bahkan hanya memerlukan satu informan utama saja, jika masalah tersebut memang benar-benar sebagai sesuatu yang unik pada orang tersebut. Penentuan jumlah informan pada peneltian kualitatif dijelaskan pada sub bab berikut. Gambar 2. Urutan Pengumpulan Data pada Informan dengan Triangulasi •Informasi secara umum •Pihak yang mengetahui secara konseptual Informan Kunci •Informasi secara detail •Sebagai "aktor utama" Informan Utama •Informasi tambahan yang bermanfaat & relevan •Pihak yg terkait dengan informan utama Informan Pendukung
  • 7. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 7 JUMLAH INFORMAN Penelitian kualitatif tidak mengenal adanya jumlah sampel minimum (sample size). Umumnya penelitian kualitatif menggunakan jumlah sampel kecil. Bahkan pada kasus tertentu menggunakan hanya 1 informan saja. Setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan jumlah informan yaitu kecukupan dan kesesuaian (Martha & Kresno, 2016). Berapa batas minimal dan maksimal jumlah informan? Atau berapa jumlah ideal informan yang dipilih? Seperti dijelaskan di atas, dalam menentukan jumlah informan sebagai patokan menggunakan syarat kecukupan informasi. Syarat kecukupan dipenuhi dengan menentukan jumlah informan yang memberikan cukup informasi, sehingga patokan peneliti dalam menentukan jumlah informan bukan pada keterwakilan (representasi) namun bila kedalaman informasi telah cukup. Dengan demikian pada penelitian kualitatif ada tiga kondisi dalam penentuan jumlah informan (lihat gambar 3): 1. Peneliti dapat menambah jumlah informan, jika informasi dirasakan masih kurang. Misalnya penelitian didesain dengan melibatkan 3 informan utama. Namun dalam wawancara masih terdapat variabel/indikator yang belum cukup informasi. Maka dalam hal ini peneliti dapat menambah informan hingga informasi yang diperoleh telah cukup. 2. Peneliti dapat mengurangi jumlah informan jika informasi yang dirasakan sudah mencukupi. Misalnya penelitian didesain dengan melibatkan 5 informan. Ternyata dengan 2 informan sudah cukup memberikan informasi yang dibutuhkan. Maka peneliti dapat menghentikan proses pengumpulan data dengan cukup hanya 2 informan saja. 3. Peneliti dapat mengganti informan (hal yang sulit dilakukan dalam penelitian kuantitatif) jika informan tersebut tidak kooperatif dalam wawancara. Misalnya informan tidak jujur dalam menjawab dan ada kesan sengaja memberikan informasi palsu, maka peneliti dapat menghentikan pengumpulan data dari informan tersebut. Gambar 3. Keputusan Menambah, Mengurangi, dan Mengganti Informan Keputusan Jumlah Informan DITAMBAH, jika informasi masih tidak cukup STOP, jika informasi sudah jenuh GANTI, jika informan tidak kooperatif & tidak jujur
  • 8. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 8 TEKNIK PEMILIHAN INFORMAN Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek yaitu teori dan praduga, yang keduanya berlandaskan pada kedalaman pemahaman atau pengalaman dari responden/informan (bukan didasarkan pada pilihan yang acak). Pemilihan informan berdasarkan teori atau theoretical sampling cocok dilakukan jika tujuan utama pengumpulan data adalah untuk mengembangkan teori secara substantif. Teknik pemilihan informan dengan praduga (A priori sampling) sering digunakan dalam penelitian kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan menentukan karakteristik informan berdasarkan masalah dan tujuan penelitian. Misalnya jika penelitian kualitatif bermaskud mendalami perilaku kesehatan dan perilaku remaja pada satu komunitas, maka informan penelitian akan dipilih dari komunitas tersebut (Ulin, Robinson, & Tolley, 2005). Pemilihan informan pada penelitian kualitatif sepenuhnya ditentukan oleh peneliti, sehingga Patton (2002) menyebutnya dengan purposeful sampling, yaitu memilih kasus yang informatif (information-rich cases) berdasarkan strategi dan tujuan yang telah ditetapkan peneliti, yang jumlahnya tergantung pada tujuan dan sumberdaya studi. Menurut Patton (2002) ada 16 jenis teknik pemilihan informan dengan teknik purposeful sampling tersebut (lihat tabel 2). Tabel 2. Jenis Teknik Pemilihan Informan No Jenis Pemilihan Informan Tujuan & Karakteristik 1 Extreme case sampling atau Deviant case sampling Informan dipilih berdasarkan kasus-kasus yang ekstrim dan menyimpang. Mendapat pembelajaran dari fenomena tertentu dan manifestasinya, misalnya: kasus keberhasilan/kegagalan pengobatan, penerapan program SMK3 yang paling berhasil atau paling gagal di suatu wilayah industri, kasus-kasus kecelakaan kerja yang ekstrim, kondisi krisis sumberdaya seperti kekurangan tenaga kesehatan di wilayah pedalaman. 2 Intensity sampling Pemilihan informan berdasarkan kasus yang hebat namun tidak ekstrim atau berada di atas/bawah rata- rata. Misalnya: mahasiswa yang berhasil/gagal, kesuksesan/kegagalan pencapaian target imunisasi di atas/bawah rata-rata 3 Maximum variation sampling Bertujuan untuk mendapatkan rentang sebuah kasus sehingga diperoleh keragaman dimensi. Misalnya pemilihan dokumen yang unik atau memiliki variasi yang berbeda untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi. Contoh lain pemilihan lokasi untuk mengetahui level kebisingan yang paling rendah dan tinggi di suatu pabrik. 4 Homogeneous sampling Bertujuan untuk menitikberatkan analisis pada satu masalah, mengurangi variasi, menyederhanakan analisis, atau memfasilitasi wawancara kelompok.
  • 9. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 9 No Jenis Pemilihan Informan Tujuan & Karakteristik Misalnya studi yang berfokus pada perilaku mengompol pada anak usia 5 tahun, studi mengidentifikasi bahaya pada pekerjaan mengoperasikan crane. 5 Typical case sampling Bertujuan untuk mendeskripsikan atau menceritakan sesuatu obyek secara normal atau dalam batas rata- rata. Misalnya pemilihan informan pada pekerja yang patuh mengguakan APD. 6 Critical case sampling Bertujuan mendapatkan kesamaan logis dan penggunaan informasi yang maksimal pada satu kasus kritis, yang dapat diterapkan pada kasus lainnya. Misalnya: pemilihan kasus penanganan kecelakaan kerja yang bersifat fatality untuk diterapkan pada kasus kecelakaan kerja lainnya. 7 Snowball sampling atau Chain sampling Pemilihan informan kedua berdasarkan informasi dari informan pertama, informan ketiga berdasarkan rekomendasi informan kedua dan seterusnya. Metode sangat baik untuk penggunaan wawancara mendalam. 8 Criterion sampling Bertujuan mendapatkan informan/kasus yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Misalnya pemilihan anak-anak yang menyalahgunakan obat dan narkotika. Metode ini juga bertujuan untuk mengetahui kualitas/mutu suatu obyek. 9 Theory-based sampling atau Operational construct sampling atau Theoretical sampling Bertujuan untuk mengetahui manifestasi dari konstruksi teori dari permasalahan yang diangkat sehingga dapat dilakukan elaborasi dan pengujian terhadap konstruk dan variasinya. Misalnya: pemilihan informan/kaus berdasarkan teori kecelakaan kerja Geller untuk mengujinya dalam kejadian kecelakaan di bidang konstruksi. 10 Confirming and Disconfirming cases Bertujuan untuk mengelaborasi dan menggali analisis awal, mendapatkan kondisi pengecualian, dan menguji variasi. Pemilihan dilakukan berdasarkan kasus yang sudah jelas dan kasus yang masih belum jelas penyelesaiannya. 11 Stratified purposeful sampling Bertujuan menggambarkan karakteristik beberapa sub kelompok , dan membandingkan beberapa fasilitas. Misalnya pemilihan informan yang melakukan imunisasi di puskesmas dengan di klinik swasta. 12 Opportunistic sampling atau Emergent sampling Pemilihan informan dilakukan saat studi lapangan dan peneliti mencari kesempatan memilih informan saat terjadi keadaan yang tidak diharapkan (mis: kecelakaan, kegagalan) yang bersifat fleksibel. 13 Purposeful random sampling (dengan jumlah sampel kecil) Pemilihan informan dengan menambahkan atribut tertentu untuk mendapatkan jumlah informan yang diharapkan. Hal ini dilakukan ketika peneliti berhadapan dengan jumlah informan yang banyak agar dapat mengurangi bias informasi. Namun
  • 10. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 10 No Jenis Pemilihan Informan Tujuan & Karakteristik demikian jenis sampling tidak bertujuan untuk generalisasi dan keterwakilan informan. 14 Sampling politically important cases Pemilihan informan dengan tidak mengikutsertakan subyek yang sensitif secara politis sehingga akan mengaburkan fokus studi. Misalnya peneliti tidak mengikutsertakan pekerja yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pimpinan di sebuah perusahaan. 15 Convenience sampling Pemilihan informan yang dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan peneliti seperti menyesuaikan dengan waktu, tenaga dan biaya. Teknik ini memiliki tingkat rasionalitas, kredibilitas, dan validitas informasi yang paling rendah, 16 Combination purposeful sampling atau Mixed purposeful sampling Pemilihan informan dengan metode triangulasi yang bersifat fleksibel. Teknik ini memiliki kelebihan karena dapat menggabungkan minat dan kebutuhan yang berbeda. Sumber: (Patton, 2002) MEREKRUT INFORMAN Masalah selanjutnya dalam merancang informan penelitian kualitatif adalah melakukan perekrutan informan atau menentukan pihak yang bersedia memberikan informasi yang cukup dan tepat. Pada dasarnya perekrutan yang melibatkan lebih dari satu informan penelitan dapat mengikuti pola perekrutan tenaga kerja dengan ketentuan yang diatur oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis peran informan Yang dimaksud dengan peran informan di sini adalah kedudukannya dalam pengumpulan data penelitian sehingga dapat menghasilkan informasi yang relevan. Kedudukan tersebut dapat sebagai sebagai informan kunci, utama, atau pendukung. Informasi yang diharapkan dari informan adalah informasi yang sesuai dengan kerangka teori dan kerangka konsep yang dipakai peneliti. Dengan demikian peran informan penelitian dapat ditentukan berdasarkan dua kondisi yaitu: berdasarkan teori dan berdasarkan masalah penelitian. Penentuan peran berdasarkan teori digunakan pada penelitian yang bermaksud memperkuat atau menambah landasan sebuah teori. Sedangkan penentuan peran informan berdasarkan masalah penelitian bertujuan memberikan informasi sesuai dengan indikator-indikator permasalahan yang akan digali oleh peneliti. Biasanya digunakan pada penelitian kualitatif yang bertujuan mengevaluasi suatu program, mengetahui pendapat/opini seseorang, memahami/mempelajari perilaku seseorang dan sebagainya.
  • 11. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 11 2. Mencari informasi ketersediaan informan yang sesuai Tahap selanjutnya peneliti mengidentifikasi “ketersediaan” informan di lapangan. Untuk mendapatkan informasi ini peneliti dapat memperolehnya dari orang yang dianggap senior/dituakan dalam lingkup sosial masyarakat, seperti: tokoh masyarakat, pimpinan organisasi, kepala adat, tokoh agama, dan sebagainya. Pada beberapa kasus, orang-orang yang dituakan dalam tatanan sosial masyarakat dapat dijadikan informan kunci bila memenuhi kriteria dan dapat kooperatif dengan peneliti. 3. Memutuskan penerimaan/penolakan informan Namun demikian keputusan tentang menentukan siapa yang tepat menjadi informan tetap ada pada peneliti. Hal ini untuk menghindari bias informasi bila penentuan hanya ditentukan oleh pihak di luar tim penelitian. Kondisi ini umumnya terjadi pada penelitian yang bertujuan mengevaluasi suatu program atau kinerja sebuah organisasi. Seringkali penentuan informan ditentukan oleh pimpinan program/organisasi untuk memastikan hasil yang subyektif berdasarkan keinginan pimpinan. Di tengah proses penelitan kualitatif, seorang peneliti dapat memutuskan dmenambah, mengurangi, atau mengeluarkan informan terpilih dari penelitian. LIhat gambar 3 di atas. KESIMPULAN Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah pengambilan sampel dari populasi karena penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi, namun bertujuan menggali informasi secara mendalam sehingga sampel dalam penelian kualitatif disebut dengan informan. Sebelum menentukan jumlah informan dan melakukan pemilihan informan, tahap pertama yang harus dilakukan peneliti adalah menetapkan unit analisis dari penelitian yang menggambarkan lokasi penelitian, dan terdiri dari enam aspek yaitu orang, struktur, sudut pandang, waktu, geografis, dan aktivitas. Jumlah informan pada penelitian kualitatif bersifat fleksibel berdasarkan syarat kecukupan dan kesesuaian. Pada beberapa kasus dibutuhkan hanya 1 informan saja. Peneliti dapat menambah, mengurangi, bahkan mengganti informan saat penelitian berlangsung tergantung pada kecukupan dan kesesuaian informasi. Metode “sampling” pada penelitian kualitatif bersifat tidak random/acak sehingga menggunakan metode non-probabilitas atau ditentukan sendiri oleh peneliti (purposeful sampling). Pada modul ini dijelaskan ada 16 jenis teknik sampling pada penelitian kualitatif.
  • 12. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 12 Perekrutan informan untuk terlibat dalam penelitian sepenuhnya ditentukan oleh peneliti dengan memperhatikan masukan dari beberapa pihak yang berkaitan dengan masalah penelitian. DAFTAR ISTILAH/KONSEP A priori sampling Activity focused Combination purposeful sampling Confirming and Disconfirming sampling Convenience sampling Chain sampling Criterion sampling Critical case sampling Deviant case sampling Emergent sampling Enkulturasi Extreme case sampling Generalisasi Geography focused Homogeneous sampling Informan Informan kunci Informan pendukung Informan utama Information-rich cases Intensity sampling Kesesuaian (appropriateness) Keterwakilan (representative) Maximum variation sampling Mixed purposeful sampling Operational construct sampling Opportunistic sampling People-focused Perspective/worldview based Populasi Purposeful sampling Purposeful random sampling Sampel Sample size Sample universe Sampling politically important case Snowball sampling Stratified purposeful sampling Structure-focused Theoretical sampling Theory-based sampling Time based
  • 13. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 13 Typical case sampling Unit analisis KUIS (BENAR/SALAH) 1. Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah pengambilan sampel dan populasi karena penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi [B/S] 2. Sampel pada penelitian kualitatif diambil untuk melakukan generalisasi terhadap populasi. Sedangkan informan pada penelitian kuantitatif dipilih untuk menjelaskan kondisi atau fakta/fenomena yang terjadi informan itu sendiri [B/S] 3. Keluarga adalah contoh unit analisis yang berfokus pada orang atau people- focused [B/S] 4. Informan kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan pengetahuan dengan peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya oleh peneliti [B/S] 5. Umumnya penelitian kualitatif menggunakan jumlah sampel kecil. Bahkan pada kasus tertentu menggunakan hanya 1 informan saja [B/S] 6. Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek yaitu teori dan praduga, yang keduanya berlandaskan pada kedalaman pemahaman atau pengalaman dari responden/informan [B/S] 7. Typical case sampling bertujuan untuk mendeskripsikan atau menceritakan sesuatu obyek secara normal atau dalam batas rata-rata [B/S] 8. Pemilihan informan dengan tidak mengikutsertakan subyek yang sensitif secara politis sehingga akan mengaburkan fokus studi disebut dengan sampling politically important case [B/S] 9. Pada penelitian kualitatif peneliti tidak dapat mengurangi jumlah informan jika informasi yang didapat sudah jenuh atau jawaban informan cenderung homogen [B/S] 10.Bertujuan mendapatkan kesamaan logis dan penggunaan informasi yang maksimal pada satu kasus kritis, yang dapat diterapkan pada kasus lainnya disebut dengan critical case sampling [B/S] LATIHAN SOAL/PROBLEM 1. Mengapa penentuan jumlah sampel/informan pada penelitian kualitatif lebih fleksibel dibanding penelitian kuantitatif?
  • 14. Ade Heryana, S.St, M.KM | Informan dan Pemilihan Informan pada Penelitian Kualitatif 14 2. Mengapa pada penelitian kualitatif peneliti dapat menambah jumlah informan? 3. Mengapa pemilihan informan pada penelitian kualitatif sebaiknya ditentukan sepenuhnya oleh peneliti? 4. Mengapa metode pemilihan informan pada penelitian kualitatif tidak tepat jika menggunakan metode non-probabilitas? 5. Mengapa penelitian kualitatif tidak dapat melakukan generalisasi terhadap populasi? KEPUSTAKAAN Martha, E., & Kresno, S. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press. Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research & Evaluation Mehods (3 ed.). California: Sage Publishing. Robinson, O. C. (2014). Sampling in Interview-based Qualitative Research: A Theoretical and Practical Guide. Qualitative Research in Psychology, 11(1), 25- 41. Ulin, P. R., Robinson, E. T., & Tolley, E. L. (2005). Qualitative Methods in Public Health: A Field Guide for Applied Research. San Fransisco: Jossey-Bass.