Dokumen tersebut membahas tentang monopoli dan persaingan usaha tidak sehat menurut undang-undang Indonesia serta contoh kasus Bank Century. Definisi monopoli adalah penguasaan produksi dan pemasaran suatu barang oleh satu pelaku usaha. Persaingan tidak sehat adalah cara tidak jujur untuk bersaing. Kasus Bank Century menunjukkan penipuan manajemen dengan menjual reksa dana fiktif, yang merugikan nasabahnya. Solusi untuk nasabah,
Hbl 10, bella tri oktaviana, hapzi ali, anti monopoli dan persainagan bisnis tidak sehat, universitas mercu buana
1. 1. Anti Monopoli dan Persainagn Bisnis Tidak sehat
2. Hak Monopoli dan memahami larangan terhadap praktik Anti
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi Dan Bisnis S1 Akuntansi F041700009 Bella Tri Oktaviana 43216010022
2. 2018
3
HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN
Bella Tri Oktaviana 43216010022
Pengertian Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Menurut UU No. 5 Tahun 1999, monopoli adalah suatu bentuk penguasaan atas produksi
dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau
satu kelompok pelaku usaha. Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku
usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang
dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
Menurut Sherman Act, ada beberapa hal yan berhubungan dengan proses terjadinya
monopoli secara ilmiah, yaitu:
1. Monopoli terjadi akibat dari suatu superrior skill, yang salah satunya dapat terwujud dari
pemberian hak paten secara eksklusif oleh negara, berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku kepada pelaku usaha tertentu atas hasil riset dan
pengembangan atas teknologi tertentu. Selain itu ada juga yang dikenal dengan istilah
Trade Secret (rahasia dagang), yang meskipun tidak memperoleh eksklusivitas
pengakuan oleh negara, namun dengan rahasia dagangnya mampu membuat produk yang
superior.
2. Monopoli terjadi karena pemberian negara (Ketentuan pasal 33 (2) dan 33 (3) UUD 1945
yang dikutip kembali dalam pasal 51 UU No. 5 Tahun 1999)
3. Monopoli yang terjadi akibat adanya historical accident, yaitu monopoli yang terjadi
karena tidak disengaja, dan berlangsung karena proses alamiah, yang ditentukan oleh
berbagai faktor terkait dimana monopoli tersebut terjadi. Dalam hal ini penilaian
mengenai pasar bersangkutan yang memungkinkan terjadinya monopoli menjadi sangat
relevan.
Terdapat dua teori yang terdapat dalam hukum anti monopoli, yaitu:
1. Teori Perse, teori yang melarang monopoli an sich, tanpa melihat apakah ada ekses
negatifnya. Beberapa bentuk kartel, monopoli dan persaingan usaha tidak sehat harus
dianggap dengan sendirinya bertentangan dengan hukum. Titik beratnya adalah unsur
formal dari perbuatan tersebut.
2. Teori Rule of Reason, teori ini melarang kartel dan monopoli jika dapat dibuktikan bahwa
ada ekses negatifnya.
3. 2018
3
HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN
Bella Tri Oktaviana 43216010022
Dalam UU No. 5 Tahun 1999 dijelaskan bahwa selama suatu pemusatan kekuatan
ekonomi tidak menyebabkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat, maka hal itu tidak dapat
dikatakan telah terjadi suatu praktek monopoli, yang melanggar atau bertentangan dengan
undang-undang ini, meskipun monopoli itu sendiri secara nyata terjadi (dalam bentuk
penguasaan produksi dan/ atau pemasaran barang dan/ atau jasa tertentu). Jadi, sebenarnya
monopoli tidak dilarang, yang dilarang adalah praktek monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu prasyarat pokok dapat
dikatakan telah terjadi suatu pemusatan ekonomi adalah terjadinya penguasaan nyata dari suatu
pasar bersangkutan sehingga harga dari barang atu jasa yang diperdagangkan tidak lagi
menggikuti hukum ekonomi mengenai permintaan dan penjualan, melainkan semata-mata
ditentukan oleh satu atau lebih pelaku ekonomi yang menguasai pasar tersebut.
4. 2018
3
HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN
Bella Tri Oktaviana 43216010022
Contoh Kasus anti monopoli dan persaingan perusahaan tidak sehat
“Kasus Bank Century”
Krisis yang dialami Bank Century bukan disebabkan karena adanya krisis global, tetapi
karena disebakan permasalahan internal bank tersebut. Permasalahan internal tersebut adalah
adanya penipuan yang dilakukan oleh pihak manajemen bank terhadap nasabah menyangkut
Penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun (nasabah Bank Century sebesar Rp 1,4
Triliun dan nasabah Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia sebesar Rp 1,4 Triliiun) Penjualan
reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia. Dimana produk tersebut tidak
memiliki izin BI dan Bappepam LK.
Kedua permasalahan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah
Bank Century. Dimana mereka tidak dapat melakukan transaksi perbankan dan uang mereka
pun untuk sementara tidak dapat dicairkan. Kasus Bank Century sangat merugikan nasabahnya.
Dimana setelah Bank Century melakukan kalah kliring, nasabah Bank Century tidak dapat
melakukan transaksi perbankan baik transaksi tunai maupun transaksi nontunai. Setelah kalah
kliring, pada hari yang sama, nasabah Bank Century tidak dapat menarik uang kas dari ATM
Bank Century maupun dari ATM bersama. Kemudian para nasabah mendatangi kantor Bank
Century untuk meminta klarifikasi kepada petugas Bank. Namun, petugas bank tidak dapat
memberikan jaminan bahwa besok uang dapat ditarik melalui ATM atau tidak. Sehingga
penarikan dana hanya bisa dilakukan melalui teller dengan jumlah dibatasi hingga Rp 1 juta.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran nasabah terhadap nasib dananya di Bank Century.
Setelah tanggal 13 November 2008, nasabah Bank Century mengakui transksi dalam bentuk
valas tidak dapat diambil, kliring pun tidak bisa, bahkan transfer pun juga tidak bisa. Pihak
bank hanya mengijinkan pemindahan dana deposito ke tabungan dolar. Sehingga uang tidak
dapat keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua nasabah Bank Century. Nasabah bank merasa
tertipu dan dirugikan dikarenakan banyak uang nasabah yang tersimpan di bank namun
sekarang tidak dapat dicairkan. Para nasabah menganggap bahwa Bank Century telah
memperjualbelikan produk investasi ilegal. Pasalnya, produk investasi Antaboga yang
dipasarkan Bank Century tidak terdaftar di Bapepam-LK. Dan sudah sepatutnya pihak
manajemen Bank Century mengetahui bahwa produk tersebut adalah illegal.
Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh nasabah. Para nasabah
melakukan aksi protes dengan melakukan unjuk rasa hingga menduduki kantor cabang Bank
Century. Bahkan para nasabah pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mabes Polri hingga
DPR untuk segera menyelesaikan kasus tersebut, dan meminta uang deposito mereka
5. 2018
3
HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN
Bella Tri Oktaviana 43216010022
dikembalikan. Selain itu, para nasabah pun mengusut kinerja Bapepam-LK dan BI yang dinilai
tidak bekerja dengan baik. Dikarenakan BI dan Bapepam tidak tegas dan menutup mata dalam
mengusut investasi fiktif Bank Century yang telah dilakukan sejak tahun 2000 silam. Kasus
tersebut pun dapat berimbas kepada bank-bank lain, dimana masyarakat tidak akan percaya
lagi terhadap sistem perbankan nasional. Sehingga kasus Bank Century ini dapat merugikan
dunia perbankan Indonesia.
Solusi Kasus Bank Century
Dari sisi manager Bank Century menghadapi dilema dalam etika dan bisnis. Hal
tersebut dikarenakan manager memberikan keputusan pemegang saham Bank Century kepada
Robert Tantular, padahal keputusan tersebut merugikan nasabah Bank Century. Tetapi disisi
lain, manager memiliki dilema dimana pemegang saham mengancam atau menekan karyawan
dan manager untuk menjual reksadana fiktif tersebut kepada nasabah. Manajer Bank Century
harus memilih dua pilihan antara mengikuti perintah pemegang saham atau tidak mengikuti
perintah tersebut tetapi dengan kemungkinan dia berserta karyawan yang lain terkena PHK.
Dan pada akhirnya manager tersebut memilih untuk mengikuti perintah pemegang saham
dikarenakan manager beranggapan dengan memilih option tersebut maka perusahaan akan
tetap sustain serta melindungi karyawan lain agar tidak terkena PHK dan sanksi lainnya.
Walaupun sebenarnya tindakan manager bertentangan dengan hukum dan etika bisnis. Solusi
dari masalah ini sebaiknya manager lebih mengutamakan kepentingan konsumen yaitu nasabah
Bank Century. Karena salah satu kewajiban perusahaan adalah memberikan jaminan produk
yang aman. Dari sisi pemegang saham yaitu Robert Tantular, terdapat beberapa pelanggaran
etika bisnis, yaitu memaksa manajer dan karyawan Bank Century untuk menjual produk
reksadana dari Antaboga dengan cara mengancam akan mem-PHK atau tidak memberi promosi
dan kenaikan gaji kepada karyawan dan manajer yang tidak mau menjual reksadana tersebut
kepada nasabah. Pelanggaran yang terakhir adalah, pemegang saham mengalihkan dana
nasabah ke rekening pribadi. Sehingga dapat dikatakan pemegang saham hanya mementingkan
kepentingan pribadi dibanding kepentingan perusahaan, karyawan, dan nasabahnya
(konsumen).
Solusi untuk pemegang saham sebaiknya pemegang saham mendaftarkan terlebih
dahulu produk reksadana ke BAPPEPAM untuk mendapat izin penjualan reksadana secara sah.
Kemudian, seharusnya pemegang saham memberlakukan dana sabah sesuai dengan fungsinya
(reliability), yaitu tidak menyalah gunakan dana yang sudah dipercayakan nasabah untuk
kepentingan pribadi. Dalam kasus Bank Century ini nasabah menjadi pihak yang sangat
6. 2018
3
HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN
Bella Tri Oktaviana 43216010022
dirugikan. Dimana Bank Century sudah merugikan para nasabahnya kurang lebih sebesar 2,3
trilyun. Hal ini menyebabkan Bank Century kehilangan kepercayaan dari nasabah. Selain itu
karena dana nasabah telah disalahgunakan maka menyebabkan nasabah menjadi tidak sustain,
dalam artian ada nasabah tidak dapat melanjutkan usahanya, bahkan ada nasabah yang bunuh
diri dikarenakan hal ini.
Solusi untuk nasabah sebaiknya dalam memilih investasi atau reksadana nasabah
diharapkan untuk lebih berhati-hati dan kritis terhadap produk yang akan dibelinya. Jika produk
tersebut adalah berupa investasi atau reksadana, nasabah dapat memeriksa kevalidan produk
tersebut dengan menghubungi pihak BAPPEPAM.
Dikarenakan kasus ini kinerja BI dan BAPPEPAM sebagai pengawas tertinggi dari bank-
bank nasional menjadi diragukan, karena BI dan BAPPEPAM tidak tegas dan lalai dalam
memproses kasus yang menimpa Bank Century. Dimana sebenarnya BI dan BAPPEPAM telah
mengetahui keberadaan reksadana fiktif ini sejak tahun 2005. Untuk Bank-bank nasional
lainnya pengaruh kasus Bank Century mengakibatkan hampir terjadinya efek domino
dikarenakan masyarakat menjadi kurang percaya dan takut bila bank-bank nasional lainnya
memiliki “penyakit” yang sama dengan Bank Century dikarenakan krisis global, dengan kata
lain merusak nama baik bank secara umum. Solusi untuk BI dan BAPPEPAM sebaiknya harus
lebih tegas dalam menangani dan mengawasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
bank-bank yang diawasinya. Selain itu sebaiknya mereka lebih sigap dan tidak saling melempar
tanggung jawab satu sama lain. Dan saran untuk Bank Nasional lainnya, sebaiknya bank-bank
tersebut harus lebih memperhatikan kepentingan konsumen atau nasabah agar tidak terjadi
kasus yang sama.
7. 2018
3
HUKUM BISNIS DAN LINGKUNGAN
Bella Tri Oktaviana 43216010022
DAFTAR PUSTAKA
http://tinaaprilia29.blogspot.co.id/2016/04/contoh-kasus-anti-monopoli-dan.html?m=1