Orde Baru bermula dari Supersemar pada 1966 yang menyerahkan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. Pemerintahan Orde Baru berhasil menciptakan stabilitas politik dan ekonomi yang berkembang dengan baik hingga krisis ekonomi 1997 menghantam Indonesia. Krisis ini memicu demonstrasi besar-besaran dan kerusuhan yang menuntut reformasi total, yang akhirnya menyebabkan Soeharto mundur dari kepresidenan pada 1998.
3. Supersemar merupakan surat
perintah penyerahaan mandat
kekuasaan Presiden Soekarno
kepada Presiden Soeharto yang
ditandatangani pada tanggal 11
Maret 1966.
Penyerahan kekuasaan tersebut
dilatarbelakangi oleh peristiwa
G30S/PKI pada tanggal 1 Oktober
1965 dini hari. Tentara
menuding Partai Komunis
Indonesia (PKI) sebagai dalang
dibalik pembunuhan tujuh
jenderal di Lubang Buaya.
Latar
belakang
4. Pada masa Orde Baru, pemerintah
berhasil mewujudkan stabilitas
politik dan menciptakan suasana aman
bagi masyarakat Indonesia.
Perkembangan ekonomi berjalan dengan
baik dan hasilnya dapat terlihat
secara nyata. Dua hal ini menjadi
faktor pendorong keberhasilan
pemerintah Orde Baru dalam
melaksanakan perbaikan kesejahteraan
rakyat. Keberhasilan itu dapat
dilihat dari penurunan angka
kemiskinan, jumlah kematian bayi,
dan peningkatan partisipasi
pendidikan dasar.
Bagaimana respon rakyat
Indonesia dalam menghadapi
pemerintahan yang baru
6. Revolusi Hijau pada dasarnya
adalah suatu perubahan cara
bercocok tanam dari cara
tradisional (peasant) ke cara
modern (farmers). Untuk
meningkatkan produksi pertanian
umumnya dilakukan empat usaha
pokok, yang terdiri dari:
intensifikasi,ekstentifikasi,
diversifikasi,rehabilitasi.
Rencana pembangunan lima tahun
(repelita)
Revolusi Hijau
Kebijakan Ekonomi
Pada April 1969, pemerintah
menyusun Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Repelita) yang
bertujuan untuk meningkatkan
sarana ekonomi, kegiatan
ekonomi serta kebutuhan sandang
dan pangan. Repelita ini akan
dievaluasi selama lima tahun
sekali.
7. Dwifungsi ABRI adalah
peran ganda ABRI sebagai
kekuatan pertahanan
keamanan dan sebagai
kekuatan sosial politik.
Sebagai kekuatan sosial
politik ABRI diarahkan
untuk mampu berperan
secara aktif dalam
pembangunan nasional.
Pelaksanaan pemilu 1971
Dwifungsi Abri
Kebijakan Politik
dalam Negeri
pemilu yang dilaksanakan
pada tahun 1971 ini,
berbeda dengan pemilu pada
tahun 1955 (orde revolusi
atau orde lama). Pada
pemilu ini para pejabat
pemerintah hanya berpihak
kepada salah satu peserta
Pemilu yaitu Golkar.
8. Penataran P4
Lanjutan
Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila atau P-4
atau Ekaprasetya Pancakarsa,
bertujuan untuk memberi
pemahaman kepada seluruh
lapisan masyarakat mengenai
Pancasila. Semua organisasi
tidak boleh menggunakan
ideologi selain Pancasila,
bahkan dilakukan penataran P4
untuk para pegawai negeri
sipil.
9. Pada tahun 1965, terjadi
konfrontasi antara Indonesia
dengan Malaysia dan Singapura.
Untuk memulihkan hubungan
diplomatik, dilakukan
penandatanganan perjanjian
antara Indonesia yang diwakili
oleh Adam Malik dan Malaysia
yang diwakili oleh Tun Abdul
Razak pada tanggal 11 Agustus
1966 di Jakarta. Pemulihan
hubungan diplomatik dengan
Singapura melalui pengakuan
kemerdekaan Singapura pada
tanggal 2 Juni 1966.
Kembalinya Indonesia menjadi
anggota PBB
Pemulihan hubungan diplomatik
dengan Malaysia,Singapura dan
pemutusan hubungan dengan
tiongkok
Kebijakan Politik
Luar Negeri
Pada saat Indonesia keluar dari
PBB tanggal 7 Agustus 1965,
Indonesia terkucil dari
pergaulan internasional dan
menyulitkan Indonesia secara
ekonomi maupun politik dunia.
Keadaan ini kemudian mendorong
Indonesia untuk kembali menjadi
anggota PBB berdasarkan hasil
sidang DPRGR. Pada tanggal 28
September 1966, Indonesia resmi
aktif kembali menjadi anggota
PBB.
10. Memperkuat kerja sama regional
dan internasional
Kebijakan Politik
Luar Negeri
Indonesia mulai memperkuat
kerjasama baik regional
dan internasional dengan
melakukan beberapa upaya,
yaitu: turut serta dalam
pembentukan ASEAN,
mengirimkan kontingen
garuda dalam misi
perdamaian, ikut berperan
dalam KTT non blok,
berperan dalam organisasi
OKI
12. Runtuhnya orde baru
Dalam buku Sejarah
Indonesia Modern 1200-2008
(2008) karya Merle Calvin
Ricklefs, runtuhnya rezim
Orde Baru terjadi di
tengah-tengah krisis
ekonomi, kerusuhan, dan
pertumpahan darah di jalan-
jalan. Krisis Asia yang
dimulai di Thailand
menghantam Indonesia.
Rupiah selama ini berada
dalam kisaran Rp 2.500/US$,
namun nilai itu segera
merosot pada Juli 1997.
Pada Agustus 1997, nilai
rupiah turun 9 persen. Bank
Indonesia mengakui tidak
bisa membendung rupiah
terus merosot.
Pada Januari 1998, rupiah
tenggelam hingga level Rp
17.000/US$ atau kehilangan
85 persen. Kondisi itu
membuat hampir semua
perusahaan modern di
Indonesia bangkrut. Respon
pertama pemerintah terhadap
krisis ekonomi dengan
diumumkan reformasi. Namun
proyek-proyek para kroni
dan keluarga masih
dilindungi. Perjanjian
dengan IMF pada 1997
mengakibatkan 16 bank
tutup. Hanya dua bank milik
keluarga dibuka kembali.
Kondisi tersebut semakin
meneguhkan anggapan para
pengamat dalam dan luar
negeri bahwa rezim ini
sudah terbelit nepotisme,
korupsi, dan inkompetensi
13. Lanjutan
Demontrasi besar-
besarnya terjadi akibat
dampak dari kondisi
bangsa Indonesia. Pada
Mei 1998 demonstrasi
yang digerakkan oleh
mahasiswa sudah turun ke
jalan-jalan. Mereka
menuntut perbaikan
ekonomi dan reformasi
total. Demontransi
semakin marak dan meluas
hingga berlangsung di
daerah-daerah. Pada 12
Mei, empat mahasiswa
tertembak saat
demonstrasi di depan
Universitas Trisakti.
Peristiwa tersebut merupakan
titik balik dengan
demontrasi yang semakin
marak. Demonstrasi yang
terjadi berujung dengan
kerusuhan masal. Terjadi
pembakaran dan penjarahan
Suharto kemudian
mengundurkan diri pada 21
Mei 1998, tiga bulan setelah
MPR melantiknya untuk masa
bakti ketujuh. BJ Habibie,
yang sebelumnya sebagai
wakil presiden diangkat
menjadi presiden. Mundurnya
Suharto sebagai presiden
menandakan munculnya era
reformasi.