SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
MAKALAH “EKOLOGI RAJUNGAN”
DOSEN PENGAMPU : WIWET TEGUH TAUFANI, SPi,MSi
DISUSUN OLEH :
AYU LUVITASARI (26010117140005)
ERICA SIMANGUNSONG (26010117120013)
MSP A
MANAJEMEN SUMBERDAYAPERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi perikanan di Indonesia sangat berlimpah, namun sampai saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat, karena hasil perikanan laut tersebut
terkuras oleh “illegal fishing” yang nyaris sama dengan hutan yang gundul oleh “illegal logging”.
Untuk itu informasi perikanan sangat diperlukan demi penyelamatan potensi perikanan agar
tetap lestari. Hasil perikanan (ikan, udang, kepiting, cumi-cumi dan lainnya) sebagai sumber
makanan protein hewani tidak akan pernah terlepas dari konsumsi perikanan dunia. Indonesia
yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia (81.000 km) setelah Kanada dan
kekayaan alam laut yang besar dan beranekaragam telah menjadikan Indonesia sebagai salah
satu negara yang berpotensi besar dalam perikanan. Namun, seiring dengan pertumbuhan
populasi penduduk dunia, konsumsi hasil perikananpun semakin meningkat dari tahun ke
tahun, tetapi seperti halnya kondisi perikanan dunia, kondisi perikanan tangkap Indonesia juga
semakin menurun dari tahun ke tahun, sehingga hal ini mendorong upaya peningkatan aktivitas
di bidang budidaya. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang
menyimpan kekayaan sumberdaya alam laut yang besar pula. Salah satunya adalah
sumberdaya krustasea yang belum dieksplorasi secara optimal (Pratiwi, 2008).
Krustasea adalah anggota dari kelas besar hewan dengan tubuh beruas-ruas. Tubuh
krustasea terdiri dari sefalotoraks (kepala dan dada bersatu) dan abdomen (perut). Sefalotoraks
ditutupi oleh karapas dibagian dorsalnya. Bagian anterior karapas lancip seperti duri, disebut
rostrum. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenula pendek, sepasang antenna panjang,
dan sepasang maksila (rahang atas). Mata majemuk tersusun dari banyak omatidium.
Statosista terdapat pada dasar antenula dan terdapat kemoreseptor pada antenna. Mandibular
(rahang bawah) pendek dan tebal untuk menggigit dan menggiling makanan dan maksila untuk
membantu proses makan. Pada bagian dada terdapat maksiliped, sepasang keliped (kaki
capit), dan empat pasang periopod (kaki jalan). Maksiliped berfungsi menyaring dan
memasukkan makanan ke mulut, sedangkan keliped untuk menangkap makanan dan alat
pertahanan diri dari musuh. Kebanyakan krustasea hidup di dasar laut. Berdasarkan siklus
hidupnya, fase larva dan juvenile akan hidup di perairan yang dangkal dan seiring dengan
perkembangan tubuhya, maka akan menyebar ke perairan yang lebih dalam serta akan memilih
suatu kawasan yang substrat dasarnya sesuai dengan kehidupannya. Sehingga kemungkinan
pada kedalaman yang berbeda dan substrat dasar yang berbeda akan terdapat perbedaan
ukuran dan kepadatan krustasea yang ada pada kawasan tersebut (Wijaya dan Pratiwi, 2011).
Krustasea secara ekologis merupakan sumber makanan penting bagi ikan dan predator
lain, sebaliknya krustasea juga sering menjadi predator bagi makhluk kecil lainnya. Larva
krustasea yang merupakan komponen utama zooplankton sangat penting dalam rantai
makanan biota laut lainnya. Jenis krustasea yang menguntungkan manusia dalam beberapa
hal, antara lain (1). Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster,
dan kepiting. (2). Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan. Misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda. Sedangkan
beberapa krustasea yang merugikan antara lain (1). Merusak galangan kapal oleh anggota
Isopoda. (2). Parasit pada ikan, mislanya oleh anggota Cirripedia dan (3). Merusak pematang
sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam (Pratiwi dan Astuti, 2012).
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahu bagaimana manfaat ekologis
dari salah satu spesies krustasea, yaitu rajungan.
BAB II
PEMBAHASAN
Rajungan (Portunus sp) merupakan kepiting laut yang banyak terdapat di perairan
Indonesia. Rajungan telah lama diminati oleh masyarakat baik di dalam negeri maupun luar
negeri. Rajungan adalah hewan yang hidup di habitat yang beranekaragam seperti pantai
berpasir, berpasir, dan laut terbuka. Dalam keadaan biasa, rajungan hidup dengan berdiam di
dasar laut sampai kedalaman lebih dari 65 meter, tetapi sesekali dapat juga terlihat berenang
dekat ke permukaan laut (Ningrum et al., 2015).
Rajungan memiliki karakter umum antara lain memiliki karapas berbentuk bulat pipih
dengan warna yang sangat menarik kiri dan kanan dari karapas terdiri atas duri besar, jumlah
duri-duri sisi belakang matanya 9 buah. Rajungan dapat dibedakan dengan adanya beberapa
tanda-tanda khusus, diantaranya adalah pinggiran depan di belakang mata. Rajungan
mempunyai 5 pasang kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) yang berfungsi sebagai
pemegang dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya, 3 pasang kaki sebagai kaki jalan
dan sepasang kaki terakhir mengalami modifikasi menjadi alat renang yang ujungnya menjadi
pipih dan membundar seperti dayung. Oleh sebab itu, rajungan dimasukkan kedalam golongan
kepiting renang (swimming crab) (Nontji, 1986).
Rajungan merupakan binatang yang aktif, namun ketika sedang tidak aktif atau dalam
keadaan sedang tidak melakukan pergerakan, rajungan akan diam di dasar perairan sampai
kedalaman 35 meter dan hidup membenamkan diri dalam pasir di daerah pantai berlumpur,
hutan bakau, batu karang tetapi sekali-kali dapat juga terlihat berenang dekat permukaan.
Rajungan akan melakukan pergerakan atau migrasi ke perairan yang lebih dalam sesuai umur
dan menyesuaikan diri pada suhu dan salinitas perairan. Rajungan sering berganti kulit secara
teratur. Kulit kerangka tubuhnya terdiri dari bahan berkapur dan karenanya tidak terus
bertumbuh. Jika akan tumbuh lebih besar maka kulitnya akan retak pecah dan dari situ akan
keluar individu yang lebih besar dengan kulit yang masih lunak (Indriyani, 2006).
Habitat rajungan adalah pantai bersubstrat pasir, pasir berlumpur, dan di pulau berkarang,
juga berenang dari dekat permukaan laut (sekitar 1 meter) sampai kedalaman 56 meter.
Rajungan hidup di daerah estuaria kemudian bermigrasi ke perairan yang bersalinitas lebih
tinggi untuk menetaskan telurnya, dan setelah mencapai rajungan muda akan kembali ke
estuaria. Rajungan banyak menghabiskan hidupnya dengan membenamkan tubuhnya di
permukaan pasir dan hanya menonjolkan matanya untuk menunggu ikan dan jenis invertebrata
lainnya yang mencoba mendekati untuk diserang atau dimangsa (Nybakken, 1986).
Secara umum morfologi rajungan berbeda dengan kepiting bakau (Scylla serrata), dimana
rajungan (Portunus pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang
lebih panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada
kedua sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing. Dengan melihat warna dari karapas
dan jumlah duri pada karapasnya, maka dengan mudah dapat dibedakan dengan kepiting
bakau. Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi
tanpa air (Devanda, 2007).
Bagian tubuh Rajungan (Portunus pelagicus) Kepiting (Scylla serrata)
1.Cangkang/karapas
2.Kaki bercapit
3.Capit
4.Warna karapas
5. Tempat hidup
Melebar ke samping
Panjang dan ramping
Tidak begitu kuat
*Jantan : warna dasar biru dengan
bercak-bercak putih
*Betina : warna dasar hijau kotor
dengan bercak-bercak putih
Laut
Bulat
Pendek dan gemuk
Sangat kuat
Jantan dan Betina memiliki warna
sama yaitu polos, hijau kecoklat-
coklatan.
Hutan bakau, di lubang-lubang
pematang tambak, pantai
Sumber : Juwana dan Romimaohtarto (2000)
Namun demikian rajungan juga memiliki kesamaan-kesamaan dengan kepiting, antara lain
:
1. Merupakan satu family atau satu suku yaitu Portunidae
2. Karapasnya mempunyai pinggiran samping depan yang bergerigi dan jumlah giginya
Sembilan buah
3. Perut atau abdomen terlipat ke depan di bawah karapas. Perbedaan antara abdomen
jantan dan betina adalah :
Abdomen jantan : sempit dan meruncing ke depan
Abdomen betina : melebar dan membulat penuh dengan embelan yang berguna untuk
menyimpan telur
4. Cara berkembang biak dengan bertelur, telur yang sudah dibuahi disimpan di dalam lipatan
abdomen.
Secara ekologi, rajungan berperan penting sebagai biota yang menjaga keseimbangan
ekologi di daerah perairan pesisir. Peran rajungan di ekosistem perairan adalah mengkonversi
nutrient, mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah dan
membantu daur karbon. Peran rajungan dalam meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah
yaitu dalam hal ini berkaitan dengan aktivitas rajungan yang seringkali menggali lubang di
dalam tanah. Dalam proses penggalian lubang tersebut, terjadilah distribusi oksigen dari tanah
lapisan atas ke lapisan tanah berikutnya (Erlinda et al., 2016).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara ekologi, rajungan berperan penting sebagai biota yang menjaga keseimbangan
ekologi di daerah perairan pesisir. Peran rajungan di ekosistem perairan adalah
mengkonversi nutrient, mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di
dalam tanah dan membantu daur karbon. Peran rajungan dalam meningkatkan distribusi
oksigen di dalam tanah yaitu dalam hal ini berkaitan dengan aktivitas rajungan yang
seringkali menggali lubang di dalam tanah. Dalam proses penggalian lubang tersebut,
terjadilah distribusi oksigen dari tanah lapisan atas ke lapisan tanah berikutnya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Devananda. 2007. Analisis Strategi Bisnis Pengalengan Rajungan di PT. Tonga Tiur Putra Plant
Pandangan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Bogor : Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Erlinda, S., L. Sara dan N. Irawati. 2016. Makanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan
Lakara Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Jurnal Manajemen Sumber Daya
Perairan, 1 (2) : 131-140.
Indriyani A. 2006. Mengkaji Pengaruh Penyimpanan Rajungan (Portunus pelagicus Linn) Mentah
dan Matang di Mini Plant terhadap Mutu Daging di Plant. Semarang : Sekolah Pascasarjana,
Universitas Diponegoro.
Juwana, S dan K. Romimaohtarto. 2000. Mempersiapkan Kepiting Rajungan menjadi Komoditas
Andalan.
Ningrum, V.P., A. Ghofar dan C. Ain. 2015. Beberapa Aspek Biologi Perikanan Rajungan
(Portunus pelagicus) di Perairan Betahwalang dan sekitarnya. Journal of Fisheries Science
and Technology, 11 (1) : 62-71.
Nontji, A. 1986. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta. 105 hlm.
Nybakken, 1986. Pengamatan Aspek Biologi Rajungan dalam Menunjang Teknik Pembenihannya.
www.ikanmania.wordpress.com.

More Related Content

What's hot

Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Muhammad Ardianto
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangSMPN 4 Kerinci
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonandipurbaya
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrovehar tati
 
Kebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyuKebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyuDidi Sadili
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVEElvionita
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
kesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesia
kesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesiakesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesia
kesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesiaAdi Rachmanto
 
Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01rulli saputra
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiGuruh Adhi
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangroveWiina Parmana
 

What's hot (20)

Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
 
5. sumber daya laut
5. sumber daya laut5. sumber daya laut
5. sumber daya laut
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nekton
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
Kebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyuKebijakan pengelolaan konservasi penyu
Kebijakan pengelolaan konservasi penyu
 
Artikel rumput laut
Artikel rumput lautArtikel rumput laut
Artikel rumput laut
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
kesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesia
kesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesiakesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesia
kesimpulan keanekaragaman flora dan fauna di indonesia
 
Mangrove ppt
Mangrove pptMangrove ppt
Mangrove ppt
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
 
Mangrove
MangroveMangrove
Mangrove
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangrove
 

Similar to Ekologi Rajungan (20)

laporan prakerin pembenihan rajungan
 laporan prakerin pembenihan rajungan laporan prakerin pembenihan rajungan
laporan prakerin pembenihan rajungan
 
Usulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengkiUsulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengki
 
43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf43-86-1-SM.pdf
43-86-1-SM.pdf
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
Osmoregulasi
OsmoregulasiOsmoregulasi
Osmoregulasi
 
Tentang sumber daya laut
Tentang sumber daya lautTentang sumber daya laut
Tentang sumber daya laut
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Kekayaan Laut
Kekayaan LautKekayaan Laut
Kekayaan Laut
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaGeografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
 
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
 
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 

Ekologi Rajungan

  • 1. MAKALAH “EKOLOGI RAJUNGAN” DOSEN PENGAMPU : WIWET TEGUH TAUFANI, SPi,MSi DISUSUN OLEH : AYU LUVITASARI (26010117140005) ERICA SIMANGUNSONG (26010117120013) MSP A MANAJEMEN SUMBERDAYAPERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2019
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi perikanan di Indonesia sangat berlimpah, namun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat, karena hasil perikanan laut tersebut terkuras oleh “illegal fishing” yang nyaris sama dengan hutan yang gundul oleh “illegal logging”. Untuk itu informasi perikanan sangat diperlukan demi penyelamatan potensi perikanan agar tetap lestari. Hasil perikanan (ikan, udang, kepiting, cumi-cumi dan lainnya) sebagai sumber makanan protein hewani tidak akan pernah terlepas dari konsumsi perikanan dunia. Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia (81.000 km) setelah Kanada dan kekayaan alam laut yang besar dan beranekaragam telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang berpotensi besar dalam perikanan. Namun, seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk dunia, konsumsi hasil perikananpun semakin meningkat dari tahun ke tahun, tetapi seperti halnya kondisi perikanan dunia, kondisi perikanan tangkap Indonesia juga semakin menurun dari tahun ke tahun, sehingga hal ini mendorong upaya peningkatan aktivitas di bidang budidaya. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang menyimpan kekayaan sumberdaya alam laut yang besar pula. Salah satunya adalah sumberdaya krustasea yang belum dieksplorasi secara optimal (Pratiwi, 2008). Krustasea adalah anggota dari kelas besar hewan dengan tubuh beruas-ruas. Tubuh krustasea terdiri dari sefalotoraks (kepala dan dada bersatu) dan abdomen (perut). Sefalotoraks ditutupi oleh karapas dibagian dorsalnya. Bagian anterior karapas lancip seperti duri, disebut rostrum. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenula pendek, sepasang antenna panjang, dan sepasang maksila (rahang atas). Mata majemuk tersusun dari banyak omatidium. Statosista terdapat pada dasar antenula dan terdapat kemoreseptor pada antenna. Mandibular (rahang bawah) pendek dan tebal untuk menggigit dan menggiling makanan dan maksila untuk membantu proses makan. Pada bagian dada terdapat maksiliped, sepasang keliped (kaki capit), dan empat pasang periopod (kaki jalan). Maksiliped berfungsi menyaring dan memasukkan makanan ke mulut, sedangkan keliped untuk menangkap makanan dan alat pertahanan diri dari musuh. Kebanyakan krustasea hidup di dasar laut. Berdasarkan siklus hidupnya, fase larva dan juvenile akan hidup di perairan yang dangkal dan seiring dengan perkembangan tubuhya, maka akan menyebar ke perairan yang lebih dalam serta akan memilih suatu kawasan yang substrat dasarnya sesuai dengan kehidupannya. Sehingga kemungkinan pada kedalaman yang berbeda dan substrat dasar yang berbeda akan terdapat perbedaan ukuran dan kepadatan krustasea yang ada pada kawasan tersebut (Wijaya dan Pratiwi, 2011). Krustasea secara ekologis merupakan sumber makanan penting bagi ikan dan predator lain, sebaliknya krustasea juga sering menjadi predator bagi makhluk kecil lainnya. Larva krustasea yang merupakan komponen utama zooplankton sangat penting dalam rantai makanan biota laut lainnya. Jenis krustasea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain (1). Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting. (2). Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan. Misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda. Sedangkan beberapa krustasea yang merugikan antara lain (1). Merusak galangan kapal oleh anggota Isopoda. (2). Parasit pada ikan, mislanya oleh anggota Cirripedia dan (3). Merusak pematang sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam (Pratiwi dan Astuti, 2012). B. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahu bagaimana manfaat ekologis dari salah satu spesies krustasea, yaitu rajungan.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Rajungan (Portunus sp) merupakan kepiting laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Rajungan telah lama diminati oleh masyarakat baik di dalam negeri maupun luar negeri. Rajungan adalah hewan yang hidup di habitat yang beranekaragam seperti pantai berpasir, berpasir, dan laut terbuka. Dalam keadaan biasa, rajungan hidup dengan berdiam di dasar laut sampai kedalaman lebih dari 65 meter, tetapi sesekali dapat juga terlihat berenang dekat ke permukaan laut (Ningrum et al., 2015). Rajungan memiliki karakter umum antara lain memiliki karapas berbentuk bulat pipih dengan warna yang sangat menarik kiri dan kanan dari karapas terdiri atas duri besar, jumlah duri-duri sisi belakang matanya 9 buah. Rajungan dapat dibedakan dengan adanya beberapa tanda-tanda khusus, diantaranya adalah pinggiran depan di belakang mata. Rajungan mempunyai 5 pasang kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) yang berfungsi sebagai pemegang dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya, 3 pasang kaki sebagai kaki jalan dan sepasang kaki terakhir mengalami modifikasi menjadi alat renang yang ujungnya menjadi pipih dan membundar seperti dayung. Oleh sebab itu, rajungan dimasukkan kedalam golongan kepiting renang (swimming crab) (Nontji, 1986). Rajungan merupakan binatang yang aktif, namun ketika sedang tidak aktif atau dalam keadaan sedang tidak melakukan pergerakan, rajungan akan diam di dasar perairan sampai kedalaman 35 meter dan hidup membenamkan diri dalam pasir di daerah pantai berlumpur, hutan bakau, batu karang tetapi sekali-kali dapat juga terlihat berenang dekat permukaan. Rajungan akan melakukan pergerakan atau migrasi ke perairan yang lebih dalam sesuai umur dan menyesuaikan diri pada suhu dan salinitas perairan. Rajungan sering berganti kulit secara teratur. Kulit kerangka tubuhnya terdiri dari bahan berkapur dan karenanya tidak terus bertumbuh. Jika akan tumbuh lebih besar maka kulitnya akan retak pecah dan dari situ akan keluar individu yang lebih besar dengan kulit yang masih lunak (Indriyani, 2006). Habitat rajungan adalah pantai bersubstrat pasir, pasir berlumpur, dan di pulau berkarang, juga berenang dari dekat permukaan laut (sekitar 1 meter) sampai kedalaman 56 meter. Rajungan hidup di daerah estuaria kemudian bermigrasi ke perairan yang bersalinitas lebih tinggi untuk menetaskan telurnya, dan setelah mencapai rajungan muda akan kembali ke estuaria. Rajungan banyak menghabiskan hidupnya dengan membenamkan tubuhnya di permukaan pasir dan hanya menonjolkan matanya untuk menunggu ikan dan jenis invertebrata lainnya yang mencoba mendekati untuk diserang atau dimangsa (Nybakken, 1986). Secara umum morfologi rajungan berbeda dengan kepiting bakau (Scylla serrata), dimana rajungan (Portunus pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing. Dengan melihat warna dari karapas dan jumlah duri pada karapasnya, maka dengan mudah dapat dibedakan dengan kepiting
  • 4. bakau. Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air (Devanda, 2007). Bagian tubuh Rajungan (Portunus pelagicus) Kepiting (Scylla serrata) 1.Cangkang/karapas 2.Kaki bercapit 3.Capit 4.Warna karapas 5. Tempat hidup Melebar ke samping Panjang dan ramping Tidak begitu kuat *Jantan : warna dasar biru dengan bercak-bercak putih *Betina : warna dasar hijau kotor dengan bercak-bercak putih Laut Bulat Pendek dan gemuk Sangat kuat Jantan dan Betina memiliki warna sama yaitu polos, hijau kecoklat- coklatan. Hutan bakau, di lubang-lubang pematang tambak, pantai Sumber : Juwana dan Romimaohtarto (2000) Namun demikian rajungan juga memiliki kesamaan-kesamaan dengan kepiting, antara lain : 1. Merupakan satu family atau satu suku yaitu Portunidae 2. Karapasnya mempunyai pinggiran samping depan yang bergerigi dan jumlah giginya Sembilan buah 3. Perut atau abdomen terlipat ke depan di bawah karapas. Perbedaan antara abdomen jantan dan betina adalah : Abdomen jantan : sempit dan meruncing ke depan Abdomen betina : melebar dan membulat penuh dengan embelan yang berguna untuk menyimpan telur 4. Cara berkembang biak dengan bertelur, telur yang sudah dibuahi disimpan di dalam lipatan abdomen. Secara ekologi, rajungan berperan penting sebagai biota yang menjaga keseimbangan ekologi di daerah perairan pesisir. Peran rajungan di ekosistem perairan adalah mengkonversi nutrient, mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah dan membantu daur karbon. Peran rajungan dalam meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah yaitu dalam hal ini berkaitan dengan aktivitas rajungan yang seringkali menggali lubang di dalam tanah. Dalam proses penggalian lubang tersebut, terjadilah distribusi oksigen dari tanah lapisan atas ke lapisan tanah berikutnya (Erlinda et al., 2016).
  • 5. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara ekologi, rajungan berperan penting sebagai biota yang menjaga keseimbangan ekologi di daerah perairan pesisir. Peran rajungan di ekosistem perairan adalah mengkonversi nutrient, mempertinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah dan membantu daur karbon. Peran rajungan dalam meningkatkan distribusi oksigen di dalam tanah yaitu dalam hal ini berkaitan dengan aktivitas rajungan yang seringkali menggali lubang di dalam tanah. Dalam proses penggalian lubang tersebut, terjadilah distribusi oksigen dari tanah lapisan atas ke lapisan tanah berikutnya. B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan dalam kesimpulan di atas.
  • 6. DAFTAR PUSTAKA Devananda. 2007. Analisis Strategi Bisnis Pengalengan Rajungan di PT. Tonga Tiur Putra Plant Pandangan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Erlinda, S., L. Sara dan N. Irawati. 2016. Makanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Lakara Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1 (2) : 131-140. Indriyani A. 2006. Mengkaji Pengaruh Penyimpanan Rajungan (Portunus pelagicus Linn) Mentah dan Matang di Mini Plant terhadap Mutu Daging di Plant. Semarang : Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro. Juwana, S dan K. Romimaohtarto. 2000. Mempersiapkan Kepiting Rajungan menjadi Komoditas Andalan. Ningrum, V.P., A. Ghofar dan C. Ain. 2015. Beberapa Aspek Biologi Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Betahwalang dan sekitarnya. Journal of Fisheries Science and Technology, 11 (1) : 62-71. Nontji, A. 1986. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta. 105 hlm. Nybakken, 1986. Pengamatan Aspek Biologi Rajungan dalam Menunjang Teknik Pembenihannya. www.ikanmania.wordpress.com.