MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
Ekonomi
1. (sumber nya didapat dari browsing dan buku) :)
Baik ekonomi maupun sosiologi merupakan disiplin ilmu dengan tradisi ilmu
yang mapan. Munculnya ekonomi sebagai disiplin ilmu dapat terlihat dari fenomena
ekonomi sebagai suatu gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi
kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka yang diawali oleh proses
produksi, konsumsi dan pertukaran. Dengan sendirinya dalam pemenuhan
kebutuhannya atau dalam melakukan tindakan ekonomi, seseorang akan berhubungan
dengan institusi-institusi sosial seperti pasar, rumah sakit, keluarga dan lainnya.
Smelser kemudian mendefinisikan ilmu ekonomi: ―Studi mengenai cara manusia dan
masyarakat memilih, dengan atau tanpa memakai uang, untuk menggunakan sumber
daya produktif yang dapat mempunyai alternatif untuk menghasilkan berbagai
komoditi dan mendistribusikannya untuk konsumsi, sekarang atau masa depan, di
antara berbagai orang dan kelompok orang dalam masyarakat.
Sedangkan sosiologi merupakan disiplin ilmu yang berkembang manakala
masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap sebagai
hal-hal yang memang sudah seharusnya demikian, benar dan nyata. Kelahiran
sosiologi berawal dari Eropa Barat di mana terjadi proses-proses perubahan seperti
pertumbuhan kapitalisme pada akhir abad ke-15; perubahan-perubahan di bidang
sosial dan politik perubahan yang berkenaan dengan reformasi Martin Luther,
meningkatnya individualisme; lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya
kepercayaan pada diri sendiri, dan revolusi industri pada abad ke-18 serta revolusi
Perancis.
Peletakan dari fondasi sosiologi ekonomi diawali oleh beberapa karya tokoh –
tokoh ternama, seperti :
Karl Marx (1818-1883), dimana karyanya adalah The Economic and
Philosophical Manuscript of 1844, The Communist Manifesto (1848), dan A
Contribution to The Critique of Political Economy (1859).
Max Weber (1864-1920), salah satu karyanya adalah The Protestant Ethic and The
Spirit of Capitalism. Bahwa ketelitian yang khusus, perhitungan dan kerja keras
dari Bisnis Barat didorong oleh perkembangan etika protestan yang muncul
2. pada abad ke-16 dan digerakkan oleh doktrin Calvinisme (doktrin tentang
takdir).
Emile Durkheim (1858-1917), studinya tentang The Division of Labor in Society
(1893) sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran sosiologi ekonomi.
Baginya pembagian kerja merupakan sarana utama bagi penciptaan kohesi dan
solidaritas dalam masyarakat modern.
Namun, disamping itu ternyata ada beberapa aspek sosial yang bisa dijadikan acuan
dalam melakukan analisis yang mempengaruhi perilaku ekonom oleh individu adalah agama
dan nilai-nilai tradisional, ikatan kekeluargaan, dan etnisitas. Dalam perkembangan dunia
menuju modern yang semakin menjauh dari ―nilai‖, aspek-aspek sosial tersebut mendapat
serangan yang begitu dahsyat dari para teoritisi modernis. Aspek-aspek tersebut dituding
sebagai faktor yang menghambat pertumbuhan industrialisasi. Tetapi, kenyataannya serangan
tersebut tidak sepenuhnya terbukti.
Beberapa penelitian tentang agama dan nilai-nilai tradisional dan budaya local
memperlihatkan betapa kedua hal tersebut menjadi pendorong bagi kemunculan
kapitalisme. Dalam sekte Calvinis Agama Kristen terbukti bahwa agama tersebut
selalu menekankan pada para pengikutnya dengan menekankan untuk bekerja keras
dan hidup hemat, dan itu merupakan bagian dari etika Sekte Calvinis tersebut.
Kemudian di Jepang dan di Indonesia pun terdapat kenyataan bahwa kaum
agamawanlah yang pada kenyataannya memiliki semangat berlebih dalam melakukan
interaksi ekonomi. Ikatan kekeluargaan dan etnisitaspun tak terlepas dari kecaman
kaum modernis tersebut. Disebutkan bahwa keduanya merupakan faktor yang juga
menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun statemen tersebut masih saja
menemukan kejanggalan.
Familiisme atau sumberdaya keluarga memililki kontribusi terhadap
perkembangan ekonomi seperti kelahiran kapitalisme Cina. Meskipun dalam kaca
mata ekonomi, ikatan kekeluargaan juga memberikan efek negative terhadap
kemajuan ekonomi. Sebab, akan menempatkan antar individunya dalam ―lingkaran
setan‖ loyalitas yang pada hokum kalkulasi rasional ekonomi.
3. Adapun hubungan keterlekatan atau kaitan antara sosiologi dengan ekonomi
yaitu masalah-masalah ekonomi yang meliputi motif ekonomi dan tindakan ekonomi
Masalah-masalah Ekonomi memiliki beberapa faktor, antara lain:
• Faktor Ekonomi
• Faktor Sosial-Budaya
• Faktor Fisik
• Faktor Pendidikan
Motif Ekonomi mencakup antara lain; motif internal(autonomous) dan motif
eksternal(mobilized), selain itu juga ada motif-motif lainnya, yaitu:
• Memenuhi kebutuhan
• Motif keuntungan
• Motif penghargaan
• Motif kekuasaan
Motif sosial: yang mencakup tiga poin, yaitu Integrasi sosial, struktur sosial, dan juga
status sosial. Integrasi sosial diindikasikan dengan adanya asimilasi, akulturasi, dan
kooperasi dimana akan terjadi pembauran nilai-nilai yand ada pada masyarakat.
Dari adanya motif-motif di atas akan menimbulkan tindakan Ekonomi yang di
bedakan menjadi 2, yaitu:
• Tindakan Rasional untung rugi
• Tindakan Irrasional like dislike
Jadi Sosiologi Ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya
kompleks dan melibatkan produksi, disribusi, pertukaran dan konsumen barang dan
jasa yang bersifat langka dalam masyarakat. Jadi, fokus analisis untuk Sosiologi
4. Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai hubungan antara variable-
variabel sosiologi yang terlibat dalam konteks non-ekonomis. Pola dan sistem yang
berlaku dalam mekanisme pasar — interaksi ekonomi yang dilakukan antar individu
dan masyarakat — sebenarnya berawal dari hubungan yang sederhana antara individu
dan masyarakat (interaksi sosial) dalamrangka mengatasi kelangkaan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial. Bahkan aktivitas
ekonomi selalu melekat dalam sosialitas tempat kejadian ekonomi itu berlangsung.
Begitupun berlaku yang sebaliknya. Sebagai misal mari kita ulas sejenak pandangan
sosiologi terhadap fenomena proses produksi dan proses distribusi. Proses produksi
dan proses distribusi dengan berbagai analisa yang digunakan disiplin ekonomi
ternyata masih mempunyai sisa untuk dipandang dari segi lain oleh disiplin ilmu lain:
sosiologi.
Proses produksi dalam pandangan sosiologis ternyata memiliki peran yang
cukup vital dalam rangka mempertahankan eksistensi (keberadaan) sebuah
masyarakat. Proses produksi dilihat sebagai institusi ekonomi berperan untuk
mengadakan kebutuhan-kebutuhan ekonomis sebuah masyarakat. Oleh karena itu,
proses produksi tidak hanya dilihat dari segi ekoomis tetapi juga sosiologis yang
mempunyai peran subsistem dalam sebuah struktur masyarakat.
Dalam proses distribusi atau pertukaran terlihat proses relasi antara rumah
tangga produksi dan rumah tangga konsumsi. Sebenarnya bukan dalam hal distribusi
barang hasil produksi saja proses ini terlihat tetapi ketika rumah tangga konsumsi
menyediakan faktor-faktor produksi pun proses ini sudah terlihat yaitu distribusi
faktor-faktor produksi yang meliputi: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
modal. Dengan mencermati proses distribusi kita bisa melihat secara sosiologis
bagaimana kegiatan masyarakat berkegiatan dalam bidang ekonomi. Dalam proses
inilah yang merupakan relasi antara permintaan dan penawaran kita semakin melihat
manusia sebagai makhluk ekonomis dan juga makhluk sosial
Sosiologi Ekonomi berkembangan dari benua Eropa, yang ditupang oleh
paham-paham, pemikiran-pemikiran dan teori ekonomi dalam memenuhi
kebutuhannya yang tidak terbatas dg alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas.
5. Max Weber dan Emile Durkheim mendefinisikan sosiologi ekonomi sbg
fenomena ekonomi yang dilihat dari perepektif sosiologi. Sosiologi Ekonomi
mencapai puncaknya pada tahun 1890-1920. Pada masa itu ada beberapa paham yang
berkembang, diantaranya sebagai berikut :
Paham Klasik / Neo Klasik
Merkantilisme Ekonomi (Abad 17- 18 di Eropa di sebut jaman Merkantilis). Abad
19 disebut ekonomi politik. Meningkatkan kekuasaan negara dg meningkatkan
kekayaan. Negara menjajah utk meningkatkan kekayaan dan logam mulia.
KEKAYAAN NEGARA = JML UANG NEGARA= LOGAM MULIA,
EMAS DAN PERAK
Paham Adam Smith
Dalam buku Wealth of National. Th. 1723 – 1790. Menyangkal akomulasi logam
mulia, tetapi memperluas distribusi pasar. Intinya: pasar merupakan persaingan
bebas. Doktrinnya: perdagangan bebas. Namun kenyataannya terjadi persaingan
pasar yang tidak sempurna.
Paham Keynes (1883 -1946)
John Maynard Keyner memerbaiki ekonomi klasik dari 2 segi: 1. output dan harga
sebagai agregat, bukan hanya perusahaan individual. 2, mengingkari konsep
equilibrilium, namun selalu ada sumber yg tdk digunakan.
Paham Herbert Spencer (1820 – 1903)
Evaluasi sosial serupa dg evaluasi beologis. Lahir- kecil- dewasa- besar- tua –
mati. Masyarakat dari homogen ke heterogen. Ada 2 tipe masyarakat, masyarakat
militer dan industrial.
Semenjak itu muncullah tokoh – tokoh ahli ekonomi sosiologi klasik, sebagai
berikut :
Karl Marx (1818-1883). Beliau berpendapat daya tarik materi juga menentukan
struktur dan proses dalam masyarakat. Poin utama yang di angkat oleh Marx
6. adalah tenaga kerja dan produksi, tiap orang harus bekerja untuk bertahan hidup.
Marx sering mengkritik Adam Smith atas teori Invisible Hand-nya.
Max Weber (1864-1920). Beliau banyak sekali menghasilkan tulisan-tulisan,
seperti yang paling terkenal antara lain The protestant ethic and the spirit of
capitalism dan Economy and Society.
Emile Durkheim (1858-1917). Tidak seperti Weber, Emile tidak banyak
mengetahui tentang ilmu ekonomi, tidak banyak membuat tulisan dan tidak
memberikan kontribusi yang banyak pada Sosiologi Ekonomi. Pada bukunya The
Division of Labor in society yang memiliki banyak keterkaitan pada Sosiologi
Ekonomi, di mana pada buku tersebut di sebutkan bahwa perubahan struktur
sosial sebagaimana perkembangan masyarakat dari status yang tidak dibedakan
pada masa primodialisme untuk sebuah langkah yang dikarakteristikkan dengan
pembagian tenaga kerja yang kompleks pada dunia yang modern.
George Simmel (1858-1918). Fokus pada analisa-analisa ketertarikan. Biasanya
menunjukkan fenomena ekonomi diantara yang lebih luas cakupannya
7. Teori Klasik dan Neo Klasik
Teori Klasik
o Adam Smith
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada
adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat
pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul
An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
o David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai
menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat
digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami
kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang
berjudul The Principles of Political and Taxation.
Teori Neoklasik
o Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang
bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau
output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak
negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan
sebagai sumber daya yang positif. b. Harrord Domar Teori ini beranggapan bahwa modal
harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan
pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan
kesempatan kerja
Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber
8. daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang
dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan
dan kekayaan laut.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas
IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.