2. PERATURAN PRESIDEN NO. 111 TAHUN 2022 MERUPAKAN
LANDASAN KOMITMEN INDONESIA MENCAPAI SDGs 2030
2
1. Memutakhirkan sasaran SDGs, Peta Jalan SDGs,
dan Rencana Aksi Nasional (RAN) SDGs.
2. Mendorong peran serta para pihak (Pemerintah
dan Pemda, pelaku usaha, filantropi, akademisi dan
organisasi kemasyarakatan) melalui Tim
Koordinasi Nasional SDGs.
3. Menguatkan peran Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat (GWPP) dalam implementasi
SDGs di tingkat daerah.
4. Mendorong pendanaan inovatif untuk SDGs.
Peraturan Presiden No. 111 tahun 2022
Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
Peraturan Presiden No. 59 tahun 2017
Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
Pembaharuan Perubahan Perpres
Dasar Hukum
3. MELAKSANAKAN SDGS BERARTI
MELAKSANAKAN AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL
3
SDGs TELAH DIARUSUTAMAKAN DALAM RPJMN 2015 – 2019 dan
RPJMN 2020 - 2024, dan akan dilanjutkan pada RPJMN yang baru
TUJUH
AGENDA
PEMBANGUNAN
RPJMN
2020-2024
1. SDM
Berkualitas
& Berdaya
Saing
2. Karakter Bangsa
3. Ketahanan Ekonomi
Untuk Pertumbuhan
Berkualitas
5. Infrastruktur
Pengembangan
Ekonomi &
Pelayanan Dasar
6. Stabilitas
Polhukhankam &
Transformasi
Pelayanan Publik
7. Lingkungan
Hidup Dan
Ketahanan
Bencana
4. Pengembangan Wilayah
Untuk Pemerataan
Jumlah target dan indikator SDGs yang
terintegrasi dalam RPJMN meningkat
124 Target
SDGs
terintegrasi
dalam
RPJMN
2020-2024
94 Target
SDGs
terintegrasi
dalam
RPJMN
2015-2019
4. PERAN PARA PIHAK UNTUK PENCAPAIAN SDGs
4
32 dari 38 provinsi telah menetapkan Rencana Aksi
Daerah (RAD) SDGs
(per Desember 2023)
Terbentuk 48 SDGs Center
(per April 2024)
195 perusahaan
menyampaikan
Laporan
Keberlanjutan/
Sustainability
Report
(per Juni 2023)
Penerbitan
green, blue, dan
SDGs Bonds
5. SDG SUMMIT 2023 MELAPORKAN CAPAIAN DAN TANTANGAN
SDGs DI TINGKAT GLOBAL
5
Capaian SDGs di tingkat Global:
• Hanya 15% target yang tercapai (on track);
• 48% target off track;
• 37% target stagnansi dan kemunduran di bawah
baseline 2015.
Catatan: dihitung dari 140 target yang dapat dievaluasi (tren data tersedia)
Pencapaian target SDGs
Indonesia tahun 2030 pada
67 indikator SDGs terpilih
Perlu percepatan (0 < progres capaian < 50%)
Off-track (progress capaian 0)
On-track (progres capaian ≥ 50%)
18 Indikator
(27%)
20 Indikator
(30%)
29 Indikator
(43%)
Capaian SDGs di tingkat Regional Asia
Pasifik:
• Hanya 14,4% target yang tercapai (on track);
• Tahun 2030 diperkirakan ketinggalan 90% dari
118 target SDGs;
• Target SDGs baru tercapai 42 tahun lagi atau
tahun 2065.
Analisis terhadap 67 indikator terpilih: membandingkan
progres capaian terkini dengan target 2030 pada
Roadmap SDGs 2023-2030.
• 43% indikator on-track menuju target 2030.
• 30% indikator memerlukan percepatan untuk
mencapai target 2030.
• 27% indikator menunjukkan progress yang lambat
atau mengalami kemunduran (off-track).
6. • Menghasilkan pengesahan SDG Summit Political
Declaration, berisikan komitmen negara-negara untuk
mengakselerasi pencapaian SDGs.
• 12 High Impact Initiatives UN aksi transformatif untuk
mendorong percepatan pencapaian SDGs:
SDG Summit 2023 untuk
menuju Summit of the
Future 2024 yang
diharapkan dapat
membentuk global
consensus tentang masa
depan dan upaya
pencapaiannya
TAKEAWAYS DARI SDGs SUMMIT 2023 – HALFWAY TO 2030
6
1. Digital public infrastructure
2. Energy compacts
3. Food system transformation
4. Public sector capabilities for
the future
5. Global accelerator on jobs
and social protection
6. Local 2030 Coalition: for
Localizing SDGs
7. Nature driving economic
transformation
8. Power of data
9. Eliminate violence against
women and girls
10. Financing for SDGs
11. Paradigm shift to boost economic
development
12. Transforming education
12 High Impact Initiatives:
Rencana ke depan
7. SNAPSHOT:CAPAIANSDGs2023
*berdasarkan17indikatorperluperhatiankhusustahun2022
Sumber: Riskesdas, SSGI (Kemenkes)
% luas lahan pertanian yang ditetapkan
sebagai kawasan pertanian pangan
berkelanjutan
4,85%
10,21%
Sumber: BPS
penduduk mengalami kerawanan pangan
sedang atau berat (FIES).
penduduk mengonsumsi pangan lebih rendah dari
standar kecukupan energi (PoU).
Ketahanan pangan rumah tangga belum sepenuhnya pulih pasca
pandemi COVID-19.
2022
Neglated Tropical Disease Jumlah kabupaten/kota
dengan eliminasi kusta
Sumber: Laporan Program
Kemenkes* updating data
2021 2022
403
423
Kejadian
Malaria
per 1000
orang
2021 2022
Sumber: Laporan Program Kemenkes *
updating data
1,61
1,12
7
37.2
30.8
27.67
24.4
21.6
12.1
10.2
7.44 7.1 7.7
2013 2018 2019 2021 2022
Stunting Balita Wasting Balita
Sumber: Laporan Kinerja Ditjen PSP Kementan
12.69 12.54 12.92
15.94 15.37
18.07 16.84
14.93
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Terdapat kecenderungan
penurunan anggaran
yang dialokasikan
pemerintah untuk
program pengentasan
kemiskinan terhadap
APBN.
Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah
secara langsung untuk program pemberantasan kemiskinan
Sumber: Kemenkeu
Unmet need pelayanan
kesehatan
Sumber: BPS
2023
390
Insiden
Hepatitis B
Per 1000
orang
Sumber: Laporan Program Kemenkes
2022 2023
1,59%
1,64%
8,53%
4,50%
2023
5.44 5.03 6.09 5.22
2020 2021 2022 2023
8. SNAPSHOT:CAPAIANSDGs2023Tujuan1
1.1.1% dan 1.2.1*Trend Kemiskinan nasional terus menurun
8.3
7.5
6.6
5.4
4.4
3.8 3.5
2.5
11.22 10.86 10.64
9.82
9.41 9.78 10.14
9.54 9.36
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Kemiskinan Ekstrem Kemiskinan Nasional
Tingkat kemiskinan ekstrem
dan kemiskinan nasional terus
menurun, sejalan dengan upaya
reformasi sistem perlindungan sosial
yang didukung pertumbuhan ekonomi
yang inklusif.
Cakupan kepesertaan perlindungan
sosial terus diperluas, termasuk
jaminan sosial bidang
ketenagakerjaan bagi pekerja
formal dan informal.
1.3.1(b) Proporsi peserta BPJS Ketenagakerjaan
(%)
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan (2023)
56.51
3.85
63.82
3.21
53.98
8.14
57.46
13.52
60.15
20.33
Formal Informal
2019 2020 2021 2022 2023
1.3.1(a) Proporsi Peserta Jaminan
Kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan
(penduduk 40% terbawah) terus ditingkatkan.
95,75%
2023
Sumber: BPS
Sumber: BPJS Kesehatan, DTKS, TNP2K
9. 2.3.1(a)Nilai tambah pertanian per tenaga kerja menurut kelas usaha tani tanaman/
peternakan/ perikanan/kehutanan
• Terdapat perbaikan perhitungan indikator 2.c.1 yang semula perhitungan dengan
82 kota sedangkan saat ini kota inflasi ada 90 kota. Sehingga angka anomali harga
pangan mengalami perbaikan. Pada tahun 2023, Harga pangan (IAHP) nasional
mengalami peningkatan drastis dan dalam kategori tinggi
41.20
44.25
49.77 49.72
56.78 55.34
60.70
62.76
66.35
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021* 2022** 2023
Sumber: Sakernas, BPS Keterangan: *Menggunakan pembagi PDB/PRDB Angka Sementara,
**Menggunakan pembagi PDB/PRDB Angka Sangat Sementara
0.03
-0.41
-0.17
4.03
-0.50 0.50 1.50 2.50 3.50 4.50
2019
2020
2021
2022
2023
SNAPSHOT: CAPAIANSDGs 2023 Tujuan 2
2.c.1* Indikator anomali harga pangan
Normal
(-0,5 ≤ IAHP ≤ 0,5)
Moderat tinggi
(0,5 ≤ IAHP ≤ 1)
Tinggi
(IAHP ≥ 1)
Sumber: BPS
• Sepanjang tahun 2023, nilai tambah pertanian per tenaga kerja (NTP/TKP)
terus mengalami peningkatan dari Rp62,76 juta per tenaga kerja (2022)
menjadi Rp66,35 juta per tenaga kerja (2023).
10. SNAPSHOT:CAPAIANSDGs2023Tujuan3
3.1.2* Proporsi Persalinan dengan tenaga kesehatan dan
difasyankes
Persalinan dibantu tenaga
kesehatan dan di fasilitas
pelayanan kesehatan terus
meningkat, .
3.3.5* Jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap penyakit tropis yang terabaikan: (a) Angka
Pencapaian Pengobatan Penyakit Filariasis
3.a.1* Proporsi merokok pada penduduk umur ≥15
tahun
Sumber: BPS
91.51 92.60 93.25 93.63 94.71 95.16 95.93 95.79 95.69
77.63 79.70 81.31 82.74 85.94 87.91 88.91 90.21 91.15
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Persalinan ditolong tenaga kesehatan Persalinan di fasilitas kesehatan
76.88
80.33
80.16
78.79
78.84
78.99
71.55
59.00
49.00
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
kab/kota
endemis
eliminasi
filariasis
2021
72
2022
103
Sumber: Laporan Program Kemenkes
2023
108
Sumber: Laporan Program Kemenkes
28.69
28.96
28.26
28.62
2020 2021 2022 2023
Sumber: BPS
Insiden
Tuberkulosis
per 100.000
orang
2021 2022
Sumber: WHO Global TB Report
385
354
Jumlah
kabupaten/kota
dengan eliminasi
kusta
Sumber: Laporan Program Kemenkes
2022 2022
390
403
3.3.2* Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 penduduk
3.3.5 (a) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta
12. SNAPSHOT:CAPAIANSDGs2023Tujuan4
12
86.21
68.93
60.35
51.31
92.90
78.15
58.37
54.35
89.22
69.09
66.05
58.13
(A ) A P M S D (B) A P K S MP (C ) A P K S MA (D) A P K P T
RA S IO P A RT IS IP A S I P E NDIDIK A N P A DA S IS W A DE NGA N DIS A BILIT A S /T ANP A DIS A BILIT AS
2021 2022 2023
4.5.1* Rasio partisipasi
pendidikan pada siswa
dengan disabilitas/tanpa
disabilitas
Sumber: BPS
Sumber: AKM,
Kemendikbud
26.80
26.32
15.54
35.55
41.34
30.31
K E LA S 5 S D/S E DE RA JA T K E LA S 8 S MP /S E DE RA JA T K E LA S 11
SMA/SMK/SE DE RAJAT
P E RS E NT A S E S IS W A Y A NG ME NGA LA MI P E RUNDUNGA N
2021 2022
4.a.1.(a) Persentase siswa yang
mengalami perundungan
334
357
452
539
496
408
530
338
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Sumber: Kemendikbud
4.b.1* Jumlah bantuan resmi Pemerintah
Indonesia kepada mahasiswa asing penerima
beasiswa kemitraan negara berkembang.
13. SNAPSHOT:CAPAIANSDGs2023Tujuan5
13
0.60 0.54 0.48 0.56 0.57 0.50 0.58 0.46 0.50
12.14
11.11 11.54 11.21 10.82
10.35
9.23
8.06
6.92
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
2023
Sebelum Umur 15 Tahun Sebelum Umur 18 Tahun
22.32
23.60
26.56
28.75
30.37
33.08 32.50 32.26
35.02
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
72.76
62.91
67.88
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Laki-laki Perempuan Total
Sumber: BPS
Sumber: BPS
Sumber: BPS
5.3.1* Proporsi perempuan umur 20 -
24 tahun yang usia kawin pertama
atau usia hidup bersama pertama
sebelum umur 15 tahun dan sebelum
umur 18 tahun
5.b.1* Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon genggam
5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial
16. Sumber: Laporan Pelaksanaan Pencapaian SDGs 2023
STATUS CAPAIAN INDIKATOR SDGs 2022
Pilar Pembangunan Sosial
61
Indikator
yang datanya
tersedia
Akan tercapai/membaik
Perlu perhatian khusus
Tercapai
Keterangan::
• Dari 61 indikator yang dievaluasi
pada pilar sosial, baru 51% atau 31
indikator) yang statusnya tercapai.
• Kemajuan yang cukup baik dapat
dilihat pada Tujuan 3 dan Tujuan 5.
Masih ada 28% atau 17
indikator pilar sosial
terutama yang
memerlukan perhatian
khusus dan akselerasi.
25 indikator
datanya tidak/belum
tersedia pada tahun
2022 sehingga perlu
penguatan upaya
penyediaan data.
TUJUAN 1
(14 indikator tersedia datanya
dari 14 indikator)
TUJUAN 2
(10 indikator tersedia datanya
dari 16 indikator)
TUJUAN 3
(20 indikator tersedia
datanya dari 31 indikator)
TUJUAN 4
(12 indikator tersedia
datanya dari 14 indikator)
TUJUAN 5
(6 indikator tersedia datanya
dari 12 indikator)
Catatan: 1 indikator (5.a.2*) tidak dapat diberikan notifikasi
(baru pertama kali dihitung dan target-nya PM di RAN SDGs 2021-2024
31
13
17
40%
33%
20%
50%
14%
33%
20%
36%
60%
33%
60%
50%
50%
16
Editor's Notes
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan Perubahan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dimana Perpres No. 111 Tahun 2022 mencakup:
Amanat: memutakhirkan sasaran TPB/SDGs selaras RPJMN 2020-2024, memutakhirkan Peta Jalan TPB/SDGs dan Rencana Aksi Nasional (RAN) TPB/SDGs
Mendorong peran serta para pihak (pemerintah dan Pemda, pelaku usaha, filantropi, akademisi dan ormas) melalui Tim Koordinasi Nasional TPB/SDGs untuk melaksanakan arahan Dewan Pengarah Nasional
Menguatkan peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat (GWPP) dalam implementasi TPB/SDGs di tingkat daerah
Mendorong platform pembiayaan inovatif untuk TPB/SDGs
Chair, Excellencies, Ladies and Gentlemen,
Data plays a critical role in measuring, monitoring, and achieving the SDGs. Although Indonesia has been among the top 5 countries with highest data availability over the past five years in Asia and the Pacific, data availability remains a challenge. We believe this is also the case in many other contexts. Investments, strategic partnerships and collaboration with non-state actors and international development partners as well as close coordination among different levels of governments may help address this challenge.