SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Penyakit frambusia ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan kemiskinan 
dan hampir bisa dikatakan hanya menyerang mereka yang berasal dari kaum 
termiskin serta masyarakat kesukuan yang terdapat di daerah-daerah terpencil 
yang sulit dijangkau. 
Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui 
kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan, 
gigitan, maupun pengelupasan. Pada mayoritas pasien, penyakit frambusia 
terbatas hanya pada kulit saja, namun dapat juga mempengaruhi tulang bagian 
atas dan sendi. Walaupun hampir seluruh lesi frambusia hilang dengan sendirinya, 
infeksi bakteri sekunder dan bekas luka merupakan komplikasi yang umum. 
Setelah 5 -10 tahun, 10% dari pasien yang tidak menerima pengobatan akan 
mengalami lesi yang merusak yang mampu mempengaruhi tulang rawan, kulit, 
serta jaringan halus yang akan mengakibatkan disabilitas yang melumpuhkan serta 
stigma sosial. 
Beban penyakit Selama periode 1990an, frambusia merupakan permasalahan 
kesehatan masyarakat yang terdapat hanya di tiga negara di Asia Tenggara, yaitu 
India, Indonesia dan Timor Leste. Berkat usaha yang gencar dalam pemberantasan 
frambusia, tidak terdapat lagi laporan mengenai penyakit ini sejak tahun 2004. 
Sebelumnya, penyakit ini dilaporkan terdapat di 49 distrik di 10 negara bagian dan 
pada umumnya didapati pada suku-suku didalam masyarakat. India kini telah 
mendeklarasikan pemberantasan penyakit frambusia dengan sasaran tidak adanya 
lagi laporan mengenai kasus baru dan membebaskan India bebas dari penyakit ini 
sebelum tahun 2008. yaitu Zeroincidence + No sero positive cases among < 5 
children. 
Di Indonesia, sebanyak 4.000 kasus tiap tahunnya dilaporkan 8 dari 30 provinsi 
95% dari keseluruhan jumlah kasus yang dilaporkan tiap tahunnya dilaporkan dari 
ii
empat provinsi, yaitu : Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Papua dan 
Maluku. Pelaksanaan program pemberantasan penyakit ini sempat tersendat pada 
tahun-tahun terakhir, terutama disebabkan oleh keterbatasan sumber daya. Upaya-upaya 
harus diarahkan pada dukungan kebijakan dan perhatian yang lebih besar 
sangat dibutuhkan demi pelaksanaan yang lebih efektif dan memperkuat program 
ini. 
1.2 Rumusan Masalah 
1.2.1 Apa Pengertian Frambusia ? 
1.2.2 Apa Etiologi Frambusia ? 
1.2.3 Bagaimana Patofisiologi Frambusia ? 
1.2.4 Bagaimana Cara Penularan Frambusia ? 
1.2.5 Apa saja Klasifikasi Frambusia ? 
1.2.6 Bagaimana Manifestasi Klinis Frambusia ? 
1.2.7 Bagaimana Cara Pencegahan Frambusia ? 
1.2.8 Bagaimana Pengobatan Frambusia. 
1.3 Tujuan 
1.3.1 Mengetahui Pengertian Frambusia. 
1.3.2 Mengetahui Etiologi Frambusia. 
1.3.3 Mengetahui Patofisiologi Frambusia. 
1.3.4 Mengetahui Cara Penyebara Frambusia. 
1.3.5 Mengetahui Klasifikasi Frambusia. 
1.3.6 Mengetahui Manifestasi Klinis Frambusia. 
1.3.7 Mengetahui Cara Pencegahan pada Frambusia. 
1.3.8 Mengetahui Pengobatan pada Frambusia. 
ii
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Frambusia 
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treptonema 
pallidum ssp.pertenue yang memiliki 3 stadium dalam proses manifestasi ulkus 
seperti ulkus atau granuloma (mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan 
destruktif atau adanya infeksi lanjut pada kulit, tulang dan perios. Penyakit ini 
adalah penyakit kulit menular yang dapat berpindah dari orang sakit frambusia 
kepada orang sehat dengan luka terbuka atau cedera/ trauma. 
Frambusia adalah penyakit menular, kumat-kumatan, bukan termasuk penyakit 
menular venerik, yang disebabkan oleh Treponema palidum subs. pertinue 
dengan gejala utama pada kulit dan tulang. 
Penyakit frambusia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps (berulang). 
Dalam bahasa Inggris disebut Yaws, ada juga yang disebut Frambesia tropica dan 
dalam bahasa Jawa disebut Pathek. Di zaman dulu penyakit ini amat populer 
karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk. Di Jawa 
saking populernya telah masuk dalam khasanah bahasa Jawa dengan istilah “ora 
Patheken”. 
Frambusia termasuk penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan 
masyarakat karena penyakit ini terkait dengan, sanitasi lingkungan yang buruk, 
kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan diri, kurangnya fasilitas air 
bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum 
yang memadai, apalagi di beberapa daerah, pengetahuan masyarakat tentang 
penyakit ini masih kurang karena ada anggapan salah bahwa penyakit ini 
merupakan hal biasa dan alami karena sifatnya yang tidak menimbulkan rasa sakit 
pada penderita.. 
ii
2.2 Etiologi Frambusia 
Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treponema 
pallidum sub spesies pertenue (merupakan saudara dari Treponema penyebab 
penyakit sifilis), penyebarannya tidak melalui hubungan seksual, tetapi dapat 
mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat. 
Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik 
cuaca panas, dan banyak hujan, yang dikombinasikan dengan banyaknya jumlah 
penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya fasilitas air bersih, 
lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum yang 
memadai. 
2.3 Patofisiologi Frambusia 
Frambusia di sebabkan oleh Treponemaa Pallidum, yang disebabkan karena 
kontak langsung dengan penderita ataupun kontak tidak langsung. Treponema 
palidum ini biasanya menyerang kulit dan tulang. 
Pada awal terjadinya infeksi, agen akan berkembang biak didalam jaringan 
penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk 
seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah 
dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, 
nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang 
dan merusak kulit, otot, serta persendian. 
Terjadinya kelainan tulang dan sendi sering mengenai jari-jari dan tulang 
ektermitas yang menyebabkan atrofi kuku dan deformasi ganggosa yaitu suatu 
kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang 
hidung dan septum nasi dengan gambaran-gambaran hilangnya bentuk hidung. 
Kelainan pada kulit adanya ulkus-ulkus yang meninggalkan jaringan parut dapat 
membentuk keloid dan kontraktur. 
Klasifikasi Frambusia terdiri dari 4 (empat) tahap meliputi: 
a) pertama (primary stage) berbentuk bekas untuk berkembangnya bakteri 
frambusia; 
ii
b) secondary stage terjadi lesi infeksi bakteri treponema pada kulit; 
c) latent stage bakteri relaps atau gejala hampir tidak ada; 
d) tertiary stage luka dijaringan kulit sampai tulang kelihatan, (Smith, 2006 ; 
Greenwood, et al, 1994 ; Bahmer, et al 1990 ; Jawetz, et al., 2005). 
2.4 Cara Penularan Frambusia 
Penularan penyakit frambusia dapat terjadi secara langsung maupun tidak 
langsung (Depkes,2005), yaitu : 
a) Penularan secara langsung (direct contact) . 
Penularan penyakit frambusia banyak terjadi secara langsung dari penderita ke 
orang lain. Hal ini dapat terjadi jika jejas dengan gejala menular (mengandung 
Treponema pertenue) yang terdapat pada kulit seorang penderita bersentuhan 
dengan kulit orang lain yang ada lukanya. Penularan mungkin juga terjadi dalam 
persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan selaput lendir. 
b) Penularan secara tidak langsung (indirect contact) . 
Penularan secara tidak langsung mungkin dapat terjadi dengan perantaraan benda 
atau serangga, tetapi hal ini sangat jarang. Dalam persentuhan antara jejas dengan 
gejala menular dengan kulit (selaput lendir) yang luka, Treponema pertenue yang 
terdapat pada jejas itu masuk ke dalam kulit melalui luka tersebut. 
2.5 Klasifikasi Frambusia 
Frambusia dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain berdasarkan karakteristik 
Agen : 
a) Infektivitas dibuktikan dengan kemampuan sang Agen untuk berkembang 
biak di dalam jaringan penjamu. 
b) Patogenesitas dibuktikan dengan perubahan fisik tubuh yaitu terbentuknya 
benjolan-benjolan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa 
nanah. 
c) Virulensi penyakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati, dan akan 
menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga menjadi cacat 
ii
seumur hidup. Pada 10% kasus frambusia, tanda-tanda stadium lanjut ditandai 
dengan lesi yang merusak susunan kulit yang juga mengenai otot dan persendian. 
d) Toksisitas yaitu dibuktikan dengan kemampuan Agen untuk merusak 
jaringan kulit dalam tubuh penjamu. 
e) Invasitas dibuktikan dengan dapat menularnya penyakit antara penjamu 
yang satu dengan yang lainnya. 
f) Antigenisitas yaitu sebelum menimbulkan gejala awal Agen mampu 
merusak antibody yang ada di dalam sang penjamu. 
2.6 Manifestasi Klinis Frambusia 
Gejala klinis terdiri atas 3 Stadium yaitu : 
a) Stadium I : 
Stadium ini dikenal juga stadium menular. Masa inkubasi rata-rata 3 minggu atau 
dalam kisaran 3-90 hari. Lesi initial berupa papiloma pada port d’ entre yang 
berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah, lembab , tidak bernanah, sembuh 
spontan tanpa meninggalkan bekas, kadang-kadang disertai peningkatan suhu 
tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papula-papula 
menyebar yang sembuh setelah 1-3 bulan. Lesi intinial berlangsung beberapa 
minggu dan beberapa bulan kemudian sembuh. Lesi ini sering ditemukan disekitar 
rongga mulut, di dubur dan vagina, dan mirip kandilomatalata pada sipilis. 
Gejala ini pun sembuh tanpa meninggalkan parut, walaupun terkadang dengan 
pigmentasi. selain itu terdapat semacam papiloma pada tapak tangan atau kaki, 
dan biasanya lembab. Gejala pada kulit dapat berupa macula, macula papulosa, 
papula, mikropapula, nodula, tanpa menunjukan kerusakan struktur pada lapisan 
epidermis serta tidak bereksudasi. Bentuk lesi primer ini adalah bentuk yang 
menular. 
b) Stadium II atau masa peralihan : 
Pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema palidum pertinue. 
Treponema positif ini terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan 
setelah stadium I. Pada stadium ini frambusia tidak menular dengan bermacam-macam 
bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis. Kelainan pada tulang dan 
ii
sendi sering mengenai jari-jari dan tulang ekstermitas, yang dapat mengakibatkan 
terjadi atrofi kuku dan deformasi ganggosa, yaitu suatu kelainan berbentuk 
nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi 
dengan gambaran-gambaran hilangnya bentuk hidung, gondou ( suatu bentuk 
ostitis hipertofi ), meskipun jarang dijumpai. Kelainan sendi, hidrartosis, serta 
junksta artikular nodular ( nodula subkutan, mudah bergerak, kenyal, multiple), 
biasanya ditemukan di pergelangan kaki dekat kaput fibulae, daerah akral atau 
plantar dan palmar. 
c) Stadium III : 
Pada stadium ini , terjadi guma atau ulkus-ulkus indolen dengan tepi yang curam 
atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan jaringan parut, dapat 
membentuk keloid dan kontraktur. Bila terjadi infeksi pada tulang dapat 
mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. Kerusakan sering terjadi 
pada palatum, tulang hidung, tibia. 
2.7 Pencegahan Frambusia 
Frambusia bila tidak segera ditangani akan menjadi penyakit kronik, yang bisa 
kambuh dan menimbulkan gejala pada kulit, tulang dan persendian. Pada 10% 
kasus pasien stadium tersier, terjadi lesi kulit yang destruktif dan memburuk 
menjadi lesi pada tulang dan persendian. Kemungkinan kambuh dapat terjadi 
lebih dari 5 tahun setelah terkena infeksi pertama. Strategi pemberantasan 
frambusia terdiri dari 4 hal pokok yaitu: 
a) Skrining terhadap anak sekolah dan masyarakat usia di bawah 15 tahun 
untuk menemukan penderita. 
b) Memberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di unit pelayanan 
kesehatan (UPK) dan dilakukan pencarian kontak. 
c) Penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat 
(PHBS). 
d) Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana 
air bersih serta penyediaan sabun untuk mandi. 
ii
2.8 Pengobatan Frambusia 
Benzatin penisilin diberikan dalam dosis 2, 4 juta unit untuk orang dewasa dan 
untuk 1,2 juta unit untuk anak-anak. Hingga saat ini, penisilin merupakan obat 
pilihian, tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin 
2 gr/hari selama 5-10 hari. 
Menurut Departemen Kesehatan RI, (2004) dan (2007) bahwa pilihan pengobatan 
utama adalah benzatin penisilin, dan pengobatan alternatif dapat dilakukan dengan 
pemberian tetrasiklin, doxicicline dan eritromisin. 
Anjuran pengobatan secara epidemiologi untuk frambusia adalah sebagai berikut : 
a) Bila sero positif >50% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun >5% 
maka seluruh penduduk diberikan pengobatan. 
b) Bila sero positif 10%-50% atau prevalensi penderita di suatu desa 2%-5% 
maka penderita, kontak, dan seluruh usia 15 tahun atau kurang diberikan 
pengobatan. 
c) Bila sero positif kurang 10% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun 
< 2% maka penderita, kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan. 
Pada anak sekolah untuk setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh 
murid dalam kelas yang sama. 
ii
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Pada awal terjadinya infeksi frambusia, agen akan berkembang biak didalam 
jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang 
berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, 
tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, 
sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan 
menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. Proses penyebaran 
frambusia ada 2, yaitu penularan secara langsung (direct contact), dan penularan 
secara tidak langsung (indirect contact). 
Gejala klinis frambusia terdiri atas 3 stadium yaitu : Stadium I, Stadium II atau 
masa peralihan, dan Stadium III, selain itu juga dibagi lagi dalam beberapa 
tahapan, antara lain : tahap prepatogenesis, tahap inkubasi, tahap dini, tahap 
lanjut, dan tahap pasca patogenesis. 
3.2 Saran 
Frambusia merupakan penyakit kulit yang dapat menular, banyak hal yang dapat 
membuat penyakit frambusia dapat terjadi, salah satunya yaitu kondisi tempat 
tinggal yang kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, di harapkan bagi semua 
masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungannya, dan menjaga 
kesehatan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan tempat tinggal. 
ii
DAFTAR PUSTAKA 
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengan- frambusia.html 
(diakses pada tanggal 24 februari 2012) 
http://ichynurse.blogspot.com/2012/01/askep- frambusia.html 
(diakses pada tanggal 23 februari 2012) 
ii
KATA PENGANTAR 
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, 
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga kami dapat 
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Frambusia”. 
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Komputer. 
Dalam penulisan makalah ini juga, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi, 
karena kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun 
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Namun saya menyadari 
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat tuntunan-Nya 
dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi 
dapat teratasi. 
Untuk itu dalam kesempatan ini Saya ingin menyampaikan ucapan 
terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam 
menyelesaikan makalah ini. Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran 
dari semua pihak, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. 
ii 
Raha, Oktober 2013 
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR.................................................................................. i 
DAFTAR ISI................................................................................................. ii 
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1 
1.2 Perumusan Masalah………...…………...……...…………...…....……..2 
1.3 Tujuan......................................................................................................2 
BAB II PEMBAHASAN…………….………………..……..…...…….. 3 
2.1 Pengertian Frambusia……....…............................................................... 3 
2.2 Etiologi Frambusia……………….............................................. ........ 4 
2.3 Patofisiologi Frambusia......................................................................... 4 
2.4 Cara Penularan Frambusia……………………..…………………....... 5 
2.5 Klasifikasi Frambusia…………………………………………...…..... 5 
2.6 Manifestasi Klinis Frambusia………………………………...…....... 6 
2.7 Pencegahan Frambusia………………………………………..... ......... 7 
2.8 Pengobatan Frambusia……………………………………........ ......... 8 
BAB III PENUTUP………………………………………............... ....... 9 
3.1 Kesimpulan.................................................................................. ........ 9 
3.2 Saran...................................................................................................... 9 
DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………....….. ......... 10 
ii
TUGAS : KOMPUTER DAN SEARCHING INTERNET 
DOSEN : LA ODE AMSIR,S.Kom.M.Si 
MAKALAH 
FRAMBUSIA 
DI SUSUN OLEH: 
NAMA : 
NIM : 2013.IB.00 
TINGKAT : I B. 
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA 
KABUPATEN MUNA 
2013/2014 
ii

More Related Content

What's hot (6)

Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Tinea favosa
Tinea favosaTinea favosa
Tinea favosa
 
Makalah frambusia
Makalah frambusiaMakalah frambusia
Makalah frambusia
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 

Similar to Frambusia Kulit

Similar to Frambusia Kulit (20)

Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia
Makalah frambusiaMakalah frambusia
Makalah frambusia
 
Makalah frambusia
Makalah frambusiaMakalah frambusia
Makalah frambusia
 
Makalah frambusia
Makalah frambusiaMakalah frambusia
Makalah frambusia
 
Makalah frambusia
Makalah frambusiaMakalah frambusia
Makalah frambusia
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Epid kelompok 1
Epid kelompok 1Epid kelompok 1
Epid kelompok 1
 
Makalah penyakit
Makalah penyakitMakalah penyakit
Makalah penyakit
 
Kromomikosis
KromomikosisKromomikosis
Kromomikosis
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Frambusia Kulit

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit frambusia ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan kemiskinan dan hampir bisa dikatakan hanya menyerang mereka yang berasal dari kaum termiskin serta masyarakat kesukuan yang terdapat di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan, gigitan, maupun pengelupasan. Pada mayoritas pasien, penyakit frambusia terbatas hanya pada kulit saja, namun dapat juga mempengaruhi tulang bagian atas dan sendi. Walaupun hampir seluruh lesi frambusia hilang dengan sendirinya, infeksi bakteri sekunder dan bekas luka merupakan komplikasi yang umum. Setelah 5 -10 tahun, 10% dari pasien yang tidak menerima pengobatan akan mengalami lesi yang merusak yang mampu mempengaruhi tulang rawan, kulit, serta jaringan halus yang akan mengakibatkan disabilitas yang melumpuhkan serta stigma sosial. Beban penyakit Selama periode 1990an, frambusia merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang terdapat hanya di tiga negara di Asia Tenggara, yaitu India, Indonesia dan Timor Leste. Berkat usaha yang gencar dalam pemberantasan frambusia, tidak terdapat lagi laporan mengenai penyakit ini sejak tahun 2004. Sebelumnya, penyakit ini dilaporkan terdapat di 49 distrik di 10 negara bagian dan pada umumnya didapati pada suku-suku didalam masyarakat. India kini telah mendeklarasikan pemberantasan penyakit frambusia dengan sasaran tidak adanya lagi laporan mengenai kasus baru dan membebaskan India bebas dari penyakit ini sebelum tahun 2008. yaitu Zeroincidence + No sero positive cases among < 5 children. Di Indonesia, sebanyak 4.000 kasus tiap tahunnya dilaporkan 8 dari 30 provinsi 95% dari keseluruhan jumlah kasus yang dilaporkan tiap tahunnya dilaporkan dari ii
  • 2. empat provinsi, yaitu : Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Papua dan Maluku. Pelaksanaan program pemberantasan penyakit ini sempat tersendat pada tahun-tahun terakhir, terutama disebabkan oleh keterbatasan sumber daya. Upaya-upaya harus diarahkan pada dukungan kebijakan dan perhatian yang lebih besar sangat dibutuhkan demi pelaksanaan yang lebih efektif dan memperkuat program ini. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa Pengertian Frambusia ? 1.2.2 Apa Etiologi Frambusia ? 1.2.3 Bagaimana Patofisiologi Frambusia ? 1.2.4 Bagaimana Cara Penularan Frambusia ? 1.2.5 Apa saja Klasifikasi Frambusia ? 1.2.6 Bagaimana Manifestasi Klinis Frambusia ? 1.2.7 Bagaimana Cara Pencegahan Frambusia ? 1.2.8 Bagaimana Pengobatan Frambusia. 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui Pengertian Frambusia. 1.3.2 Mengetahui Etiologi Frambusia. 1.3.3 Mengetahui Patofisiologi Frambusia. 1.3.4 Mengetahui Cara Penyebara Frambusia. 1.3.5 Mengetahui Klasifikasi Frambusia. 1.3.6 Mengetahui Manifestasi Klinis Frambusia. 1.3.7 Mengetahui Cara Pencegahan pada Frambusia. 1.3.8 Mengetahui Pengobatan pada Frambusia. ii
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Frambusia Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treptonema pallidum ssp.pertenue yang memiliki 3 stadium dalam proses manifestasi ulkus seperti ulkus atau granuloma (mother yaw), lesi non-destruktif yang dini dan destruktif atau adanya infeksi lanjut pada kulit, tulang dan perios. Penyakit ini adalah penyakit kulit menular yang dapat berpindah dari orang sakit frambusia kepada orang sehat dengan luka terbuka atau cedera/ trauma. Frambusia adalah penyakit menular, kumat-kumatan, bukan termasuk penyakit menular venerik, yang disebabkan oleh Treponema palidum subs. pertinue dengan gejala utama pada kulit dan tulang. Penyakit frambusia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps (berulang). Dalam bahasa Inggris disebut Yaws, ada juga yang disebut Frambesia tropica dan dalam bahasa Jawa disebut Pathek. Di zaman dulu penyakit ini amat populer karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk. Di Jawa saking populernya telah masuk dalam khasanah bahasa Jawa dengan istilah “ora Patheken”. Frambusia termasuk penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat karena penyakit ini terkait dengan, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan diri, kurangnya fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum yang memadai, apalagi di beberapa daerah, pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini masih kurang karena ada anggapan salah bahwa penyakit ini merupakan hal biasa dan alami karena sifatnya yang tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita.. ii
  • 4. 2.2 Etiologi Frambusia Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh Treponema pallidum sub spesies pertenue (merupakan saudara dari Treponema penyebab penyakit sifilis), penyebarannya tidak melalui hubungan seksual, tetapi dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat. Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik cuaca panas, dan banyak hujan, yang dikombinasikan dengan banyaknya jumlah penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum yang memadai. 2.3 Patofisiologi Frambusia Frambusia di sebabkan oleh Treponemaa Pallidum, yang disebabkan karena kontak langsung dengan penderita ataupun kontak tidak langsung. Treponema palidum ini biasanya menyerang kulit dan tulang. Pada awal terjadinya infeksi, agen akan berkembang biak didalam jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. Terjadinya kelainan tulang dan sendi sering mengenai jari-jari dan tulang ektermitas yang menyebabkan atrofi kuku dan deformasi ganggosa yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambaran-gambaran hilangnya bentuk hidung. Kelainan pada kulit adanya ulkus-ulkus yang meninggalkan jaringan parut dapat membentuk keloid dan kontraktur. Klasifikasi Frambusia terdiri dari 4 (empat) tahap meliputi: a) pertama (primary stage) berbentuk bekas untuk berkembangnya bakteri frambusia; ii
  • 5. b) secondary stage terjadi lesi infeksi bakteri treponema pada kulit; c) latent stage bakteri relaps atau gejala hampir tidak ada; d) tertiary stage luka dijaringan kulit sampai tulang kelihatan, (Smith, 2006 ; Greenwood, et al, 1994 ; Bahmer, et al 1990 ; Jawetz, et al., 2005). 2.4 Cara Penularan Frambusia Penularan penyakit frambusia dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung (Depkes,2005), yaitu : a) Penularan secara langsung (direct contact) . Penularan penyakit frambusia banyak terjadi secara langsung dari penderita ke orang lain. Hal ini dapat terjadi jika jejas dengan gejala menular (mengandung Treponema pertenue) yang terdapat pada kulit seorang penderita bersentuhan dengan kulit orang lain yang ada lukanya. Penularan mungkin juga terjadi dalam persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan selaput lendir. b) Penularan secara tidak langsung (indirect contact) . Penularan secara tidak langsung mungkin dapat terjadi dengan perantaraan benda atau serangga, tetapi hal ini sangat jarang. Dalam persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan kulit (selaput lendir) yang luka, Treponema pertenue yang terdapat pada jejas itu masuk ke dalam kulit melalui luka tersebut. 2.5 Klasifikasi Frambusia Frambusia dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain berdasarkan karakteristik Agen : a) Infektivitas dibuktikan dengan kemampuan sang Agen untuk berkembang biak di dalam jaringan penjamu. b) Patogenesitas dibuktikan dengan perubahan fisik tubuh yaitu terbentuknya benjolan-benjolan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah. c) Virulensi penyakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati, dan akan menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga menjadi cacat ii
  • 6. seumur hidup. Pada 10% kasus frambusia, tanda-tanda stadium lanjut ditandai dengan lesi yang merusak susunan kulit yang juga mengenai otot dan persendian. d) Toksisitas yaitu dibuktikan dengan kemampuan Agen untuk merusak jaringan kulit dalam tubuh penjamu. e) Invasitas dibuktikan dengan dapat menularnya penyakit antara penjamu yang satu dengan yang lainnya. f) Antigenisitas yaitu sebelum menimbulkan gejala awal Agen mampu merusak antibody yang ada di dalam sang penjamu. 2.6 Manifestasi Klinis Frambusia Gejala klinis terdiri atas 3 Stadium yaitu : a) Stadium I : Stadium ini dikenal juga stadium menular. Masa inkubasi rata-rata 3 minggu atau dalam kisaran 3-90 hari. Lesi initial berupa papiloma pada port d’ entre yang berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah, lembab , tidak bernanah, sembuh spontan tanpa meninggalkan bekas, kadang-kadang disertai peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papula-papula menyebar yang sembuh setelah 1-3 bulan. Lesi intinial berlangsung beberapa minggu dan beberapa bulan kemudian sembuh. Lesi ini sering ditemukan disekitar rongga mulut, di dubur dan vagina, dan mirip kandilomatalata pada sipilis. Gejala ini pun sembuh tanpa meninggalkan parut, walaupun terkadang dengan pigmentasi. selain itu terdapat semacam papiloma pada tapak tangan atau kaki, dan biasanya lembab. Gejala pada kulit dapat berupa macula, macula papulosa, papula, mikropapula, nodula, tanpa menunjukan kerusakan struktur pada lapisan epidermis serta tidak bereksudasi. Bentuk lesi primer ini adalah bentuk yang menular. b) Stadium II atau masa peralihan : Pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema palidum pertinue. Treponema positif ini terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah stadium I. Pada stadium ini frambusia tidak menular dengan bermacam-macam bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis. Kelainan pada tulang dan ii
  • 7. sendi sering mengenai jari-jari dan tulang ekstermitas, yang dapat mengakibatkan terjadi atrofi kuku dan deformasi ganggosa, yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambaran-gambaran hilangnya bentuk hidung, gondou ( suatu bentuk ostitis hipertofi ), meskipun jarang dijumpai. Kelainan sendi, hidrartosis, serta junksta artikular nodular ( nodula subkutan, mudah bergerak, kenyal, multiple), biasanya ditemukan di pergelangan kaki dekat kaput fibulae, daerah akral atau plantar dan palmar. c) Stadium III : Pada stadium ini , terjadi guma atau ulkus-ulkus indolen dengan tepi yang curam atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan jaringan parut, dapat membentuk keloid dan kontraktur. Bila terjadi infeksi pada tulang dapat mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. Kerusakan sering terjadi pada palatum, tulang hidung, tibia. 2.7 Pencegahan Frambusia Frambusia bila tidak segera ditangani akan menjadi penyakit kronik, yang bisa kambuh dan menimbulkan gejala pada kulit, tulang dan persendian. Pada 10% kasus pasien stadium tersier, terjadi lesi kulit yang destruktif dan memburuk menjadi lesi pada tulang dan persendian. Kemungkinan kambuh dapat terjadi lebih dari 5 tahun setelah terkena infeksi pertama. Strategi pemberantasan frambusia terdiri dari 4 hal pokok yaitu: a) Skrining terhadap anak sekolah dan masyarakat usia di bawah 15 tahun untuk menemukan penderita. b) Memberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di unit pelayanan kesehatan (UPK) dan dilakukan pencarian kontak. c) Penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). d) Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih serta penyediaan sabun untuk mandi. ii
  • 8. 2.8 Pengobatan Frambusia Benzatin penisilin diberikan dalam dosis 2, 4 juta unit untuk orang dewasa dan untuk 1,2 juta unit untuk anak-anak. Hingga saat ini, penisilin merupakan obat pilihian, tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin 2 gr/hari selama 5-10 hari. Menurut Departemen Kesehatan RI, (2004) dan (2007) bahwa pilihan pengobatan utama adalah benzatin penisilin, dan pengobatan alternatif dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin, doxicicline dan eritromisin. Anjuran pengobatan secara epidemiologi untuk frambusia adalah sebagai berikut : a) Bila sero positif >50% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun >5% maka seluruh penduduk diberikan pengobatan. b) Bila sero positif 10%-50% atau prevalensi penderita di suatu desa 2%-5% maka penderita, kontak, dan seluruh usia 15 tahun atau kurang diberikan pengobatan. c) Bila sero positif kurang 10% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun < 2% maka penderita, kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan. Pada anak sekolah untuk setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh murid dalam kelas yang sama. ii
  • 9. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pada awal terjadinya infeksi frambusia, agen akan berkembang biak didalam jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. Proses penyebaran frambusia ada 2, yaitu penularan secara langsung (direct contact), dan penularan secara tidak langsung (indirect contact). Gejala klinis frambusia terdiri atas 3 stadium yaitu : Stadium I, Stadium II atau masa peralihan, dan Stadium III, selain itu juga dibagi lagi dalam beberapa tahapan, antara lain : tahap prepatogenesis, tahap inkubasi, tahap dini, tahap lanjut, dan tahap pasca patogenesis. 3.2 Saran Frambusia merupakan penyakit kulit yang dapat menular, banyak hal yang dapat membuat penyakit frambusia dapat terjadi, salah satunya yaitu kondisi tempat tinggal yang kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, di harapkan bagi semua masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungannya, dan menjaga kesehatan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan tempat tinggal. ii
  • 10. DAFTAR PUSTAKA http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengan- frambusia.html (diakses pada tanggal 24 februari 2012) http://ichynurse.blogspot.com/2012/01/askep- frambusia.html (diakses pada tanggal 23 februari 2012) ii
  • 11. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Frambusia”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Komputer. Dalam penulisan makalah ini juga, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi, karena kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat tuntunan-Nya dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini Saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. ii Raha, Oktober 2013 Penulis
  • 12. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah………...…………...……...…………...…....……..2 1.3 Tujuan......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN…………….………………..……..…...…….. 3 2.1 Pengertian Frambusia……....…............................................................... 3 2.2 Etiologi Frambusia……………….............................................. ........ 4 2.3 Patofisiologi Frambusia......................................................................... 4 2.4 Cara Penularan Frambusia……………………..…………………....... 5 2.5 Klasifikasi Frambusia…………………………………………...…..... 5 2.6 Manifestasi Klinis Frambusia………………………………...…....... 6 2.7 Pencegahan Frambusia………………………………………..... ......... 7 2.8 Pengobatan Frambusia……………………………………........ ......... 8 BAB III PENUTUP………………………………………............... ....... 9 3.1 Kesimpulan.................................................................................. ........ 9 3.2 Saran...................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………....….. ......... 10 ii
  • 13. TUGAS : KOMPUTER DAN SEARCHING INTERNET DOSEN : LA ODE AMSIR,S.Kom.M.Si MAKALAH FRAMBUSIA DI SUSUN OLEH: NAMA : NIM : 2013.IB.00 TINGKAT : I B. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013/2014 ii