4. GYMNOSPERMAE
• Ciri utama : Bakal biji tumbuh pada
permukaan megasporofil (daun buah)
biji tidak berada di dalam buah
• Habitus semak, perdu atau pohon
• Akar tunggang
• Batang tumbuh tegak lurus dan bercabang-
cabang
• Batang dan akar berkambium
5. • Tidak memiliki bunga sesungguhnya,
membentuk strobilus jantan dan betina
• Monoseus atau dioseus
• Penyerbukan
* anemogami
* Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji
* Jarak waktu penyerbukan sampai
pembuahan
relatif panjang
• Spermatozoid bergerak aktif
• Xilem berupa trakeid
6. CYCADINAE
• Menyerupai palem, berkayu, sedikit atau tidak
bercabang
• Daun tersusun dalam roset batang (berjejal-jejal
pada ujung batang)
• Daun majemuk, tulang daun menyirip
• Daun muda menggulung
• Sporofil tersusun dalam strobilus, terletak di ujung
batang (terminal)
- Strobilus jantan Bentuk tongkol dengan
kantung-kantung serbuk sari
- Strobilus betina Daun buah ditepinya bakal biji
• Dioseus
11. CONIFERAE / CONIFERINAE
• Habitus : Semak, perdu atau pohon, dengan
tajuk menyerupai kerucut
• Daun berbentuk jarum
• Dioseus atau monoseus
• Mikrosporofil dan megasporofil memiliki
struktur dan susunan bermacam-macam
12. Ordo pada kelas Coniferae :
1. Ordo Pinales. Misalnya famili Pinaceae,
contohnya Abies alba dan Pinus merkusii
(pinus).
2. Ordo Araucariales. Misalnya famili
araucariaceae, contohnya Araucaria dan
Agathis (damar)
3. Ordo Taxales. Misalnya famili Taxaceace,
contohnya Taxus
4. Ordo Podocarpales. Misalnya famili
Podocarpaceae, contonya Podocarpus
31. GNETINAE
• Tumbuhan berkayu yang batangnya
bercabang-cabang atau tidak
• Daun tunggal, lebar dan tulang daun menyirip
• Bunga berkelamin tunggal, tersusun majemuk,
terdapat dalam ketiak daun pelindung yang
besar dan memiliki tenda bunga
• Monoseus dan dioseus
• Biji dilindungi mantel, terdiri dari
- Integumen luar yang keras
- Tenda bunga berdaging
40. Ginkgoinae
• Tinggi 30 m
• Pohon yang memiliki tunas pendek
• Daun bertangkai panjang, berbentuk pasak
atau kipas
• Tulang daun bercabang-cabang menggarpu,
meranggas pada musim gugur
• Dioseus
• Biji dengan kulit luar yang berdaging dan kulit
dalam yang keras
41.
42. Habitus Semak, perdu, pohon herba, semak, perdu,
pohon
Akar Tunggang Serabut dan tunggang
Tegak lurus, Bermacam-macam
Batang Bercabang-cabang /
bercabang-cabang
tidak
Daun Jarang berdaun Pipih dan lebar
lebar
Tulang daun Tidak banyak Beraneka ragam
ragamnya
*Berkambium *Tidak / ada kambium
Anatomi *Tipe pembuluh angkut
Kolateral terbuka Kolateral tertutup /
terbuka
*Xilem berupa trakeid Trakea dan trakeid
43.
44. Bunga Belum memiliki bunga Bunga sesungguhnya
sesungguhnya Makrosporofil (daun buah)
Membentuk strobilus membentuk putik dengan
jantan dan betina bakal biji didalamnya (tidak
Makrosporofil (daun buah) tampak)
dengan bakal biji Putik dan benang sari
(makrosporangium) yang terpisah atau terkumpul pada
tampak menempel padanya satu bunga
* Anemogami • Bermacam-macam
Penyerbukan • Serbuk sari jatuh (pada • Serbuk sari jatuh pada
tetes penyerbukan) kepala putik
langsung pada bakal biji
• Jarak waktu antara • Jarak waktu antara
penyerbukan sampai penyerbukan sampai
pembuahan relatif panjang pembuahan relatif pendek
Fertilisasi Tunggal Ganda
45.
46.
47.
48. Perkembangan embrio
tumbuhan dikotil
Menjelang bakal biji menjadi biji
yang matang, zigot telah menjadi
suatu tumbuhan embrionik dengan
organ yang sempurna
49. Mobilitas zat-zat makanan selama perkecambahan
pada sebuah biji barley
Setelah biji mengimbibisi air, embrio membebaskan hormon yang disebut giberelin
sebagai sinyal terhadap aleuron. Aleuron mensintesis dan mensekresikan enzim
pencernaan yang menghidrolisis makanan yang tersimpan dalam endosperma,
yang menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air seperti α -amilase
50. Perkecambahan biji
Radikula, akar, embrio, pertama kali
muncul dari biji. Kemudian tunas
akan memecah permukaan tanah
melalui salah satu mekanisme seperti
di gambar tersebut
51.
52. PERBEDAAN MONOKOTIL & DIKOTIL
KETERANGAN Dicotyledoneae Monocotyledoneae
Habitus Herba, semak, perdu Herba, semak, perdu
dan pohon atau pohon
Biji Memiliki 2 daun Memiliki 1 daun lembaga
lembaga (berkeping 2 ) (berkeping tunggal)
Pada waktu Pada waktu
berkecambah membelah berkecambah biji tidak
menjadi 2 bagian berbelah
Lembaga/ Akar lembaga tumbuh Akar lembaga mati,
Kecambah terus menjadi akar disusul pembentukan
tunggang yang akar yg sama besar
bercabang-cabang berupa akar serabut.
Ujung akar Tidak memiliki Memiliki pelindung
dan batang pelindung khusus khusus berupa koleoriza
lembaga dan koleoptil
53. Batang Batang dari pangkal ke Batang dari pangkal ke
ujung seperti kerucut ujung hampir sama besar,
panjang, bercabang-cabang, tidak bercabang-cabang,
dengan ruas-ruas tidak jelas. dengan ruas-ruas batang
jelas.
Daun Daun tunggal atau Daun tunggal, memiliki
majemuk, jarang memiliki pelepah
pelepah
Daun duduknya tersebar Daun duduknya berseling
atau berkarang. atau merupakan rozet.
Tulang daun menjari atau Tulang daun sejajar atau
menyirip. melengkung.
Bagian-bagian bunga Bagian-bagian bunga
kelipatan dua, empat atau kelipatan tiga (trimer).
Bunga lima (dimer, tetramer atau
pentamer)
54. Anatomi Akar dan batang Akar dan batang tidak
berkambium, sehingga berkambium, sehingga
tumbuh membesar tidak ada pertumbuhan
(pertumbuhan sekunder.
sekunder).
Batang
Berkas pembuluh Berkas pembuluh
angkut : kolateral angkut : kolateral
terbuka tertutup.
Akar
Berkas pembuluh Berkas pembuluh
angkut : Bikolateral angkutan : radial.
56. Daun tunggal versus daun majemuk
• Sebuah daun tunggal memiliki helai daun tunggal yang tidak terbagi
• Tunas aksiler terletak di tempat tangkai daun menyatu dengan batang
• Helai daun majemuk terbagi menjadi beberapa helai anak daun
• Anda dapat membedakan sebuah daun majemuk dengan daun tunggal dengan
cara memeriksa lokasi tunas aksilernya