3. Pengertian
Mu’amalah dalam
arti luas dan
sempit
Pengertian
Mu’amalah
menurut bahasa
dan Istilah
TUJUAN KAIDAH DASAR
MACAM-MACAM DALIL PRINSIP-PRINSIP
Pembagian bentuk
muamalah
Ruang Lingkup
Fiqh Muamalah
Arti penting
muamalah dalam
kehidupan
masyarakat
Arti penting
pendidikan
muamalat islam
Kedudukan Fiqh
Muamalah Dalam
Ajaran Islam
5. Pengertian Muamalah dalam arti luas
dan sempit
Muamalah dalam arti
luas yaitu, suatu
aturan (hukum)
Allah yang mengatur
manusia dalam
kaitannya dengan
urusan duniawi
dalam pergaulan
sosial.
Muamalah dalam arti
sempit adalah
aturan-aturan Allah
yang wajib ditaati
yang mengatur
hubungan manusia
dengan manusia
dlam kaitannya
dengan cara
meperoleh dan
mengembangkan
harta benda.
Perbedaan
pengertian
muamalah dalam arti
sempit dengan
pengertian dalam arti
luas adalah dalam
cakupannya.
Persamaan
pengertian
muamalah dalam arti
sempit dan dalam
arti luas ialah sama-
sama mengatur
hubungan manusia
dengan manusia
dalam kaitan dengan
pemutaran harta.
9. “Hai orang-orang yang beriman! Maukah kamu aku menunjukkan kepada kamu suatu perniagaan yang
(dapat) menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Hendaklah) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan berjihad dengan harta-harta dan jiwa-jiwa kamu dijalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagi
kamu, jika kamu mengetahui. (QS. Ash-Shaff [61] : 10 – 11).
DALIL MUAMALAH
10. Prinsip-Prinsip Muamalah
• Prinsip (al-mabda) adalah landasan yang menjadi titik tolak atau
pedoman pemikiran kefilsafatan dan pembinaan hukum islam
yang didalamnya adalah muamalah
Meng-Esakan
Tuhan (tauhid)
Keadilan bagi
manusia, baik
terhadap dirinya,
dan terhadap orang
lain
Kemerdekaan dan
kebebasan (al-hurriyah)
meliputi kebebasan
beragama, berbuat dan
bertindak.
Tolong menolong
(ta’awun)
Manusia langsung
berhubungan
dengan Allah
Persamaan (al-
musawah)
diantara umat
manusia
Amar ma’ruf nahi
munkar
Toleransi
(tasamuh),
Musyawarah
dalam
memecahkan
masalah.
Jalan tengah
(ausath, wasathaan)
dalam segala hal.
12. Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
Al-Muamalah Al-Adabiyah
adalah aturan-aturan Allah yang ditinjau
dari segi subjeknya (pelakunya)
Ijab kabul , Saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, Hakdan kewajiban,
Kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, Dan segala sesuatu yang bersumber dari indera
manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.
Al-Muamalah Al-Madiyah
adalah muamalah yang mengakaji
segi objeknya, yakni benda.
Jual beli (Al-bai’ at-Tijarah), Gadai (rahn), Jaminan (kafalah), Pemindahan utang (hiwalah), Jatuh
bangkit (tafjis), Batas bertindak (al-hajru), Perseroan (asy-syirkah), Pemberian (al-hibbah), Damai
(ash-shulhu), dan Beberapa masalah mu’ashirah (mukhadisah), seperti masalah bunga bank,
asuransi, kredit, dan masalah lainnnya.
15. Kedudukan Fiqh Muamalah Dalam Ajaran Islam
Sebagian besar kehidupan manusia diisi dengan
aktivitas muamalah (ibadah dalam arti luas), dan
selebihnya sebagian kecil waktunya diisi dengan
aktivitas ibadah, Dengan demikian ajaran Islam
yang lengkap dan menyeluruh ini sebagian besar
mengatur tentang muamalah
Ulama sepakat bahwa muamalah itu sendiri adalah
masalah kemanusiaan yang maha penting (dharuriyah
basyariyah). Dr. .Abdul Sattar Fathullah Sa’id dalam
kitab Al-Muamalah fil Islam (1406 hlm.16) berkata : “Di
antara unsur dharurat (masalah paling penting) dalam
masyarakat manusia adalah “Muamalah”, yang
mengatur hukum antara individu dan masyarakat. “
keistimewaan terpenting ekonomi
Islam adalah keterkaitannya secara
sempurna dengan Islam itu sendiri,
yaitu aqidah dan syariah.
Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam
yang sempurna, maka tidak mungkin memisahkannya
dari sistem aturan Islam yang lain : dari aqidah,
ibadah dan akhlak . tidak boleh kita mempelajari
ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah
dari aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem
ekonomi Islam bagian dari syariah Islam
17. PENGERTIAN
IBADAH
Ibadah berasal dari bahasa Arab yakni
“abada”
Yang memiliki artinya sederhana
mengabdikan atau beribadah.
Menurut istilah dalam hukum islam, Ibadah adalah ibadah
seorang hamba yang murni dan tulus dari hati hanya kepada
Allah Swt. dan berlangsung seumur hidupnya baik berupa
ucapan dan amalan yang nampak maupun yang tersembunyi
serta cara hidupnya sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis. .
18. Perbedaan Ibadah Dengan Ubudiyah
IBADAH
• "ibadah" adalah: Menghabiskan hidup
dengan melaksanakan perintah-
perintah dan taklif dari Allah s.w.t
• seseorang yang selalu melaksanakan
ibadah akan disebut dengan julukan
"al-'âbid" (ahli ibadah).
• ibadah merupakan bentuk
pelaksanaan setiap taklif, baik dalam
urusan harta maupun badan dengan
susah payah yang diiringi perasaan
khauf dan raja` yang berporos pada
niat dan keikhlasan.
UBUDIYAH
• "ubudiyah" yang berarti: Selalu
memiliki kesadaran sebagai hamba dari
Allah s.w.t.
• orang yang melaksanakan "ubudiyah"
adalah disebut dengan julukan "al-
'abd" (hamba).
• ubudiyah adalah setiap amal dan
kewajiban yang dalam pelaksanaannya
tidak bersijalin dengan berbagai
dimensi ini.
19. C. Dalil ubudiyah
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(QS AL KAHFI 110 )
20. Artinya : “ Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa. “ ( QS Al-Baqarah : 21 )
21. Dasar Hukum Ibadah
Didalam Al-Qur’an terdapat penjelasan bahwa penciptaan manusia oleh Allah tidak
mengandung maksud lain kecuali agar mereka menyembah Allah
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku ( QS. Dzari’at : 56 )
26. AQIDAH ISLAM
Aqidah Islam adalah sesuatu
yang bersifat tauqifi, artinya
suatu ajaran yang hanya dapat
ditetapkan dengan adanya
dalil dari Allah dan Rasul-Nya.
Maka, sumber ajaran aqidah
Islam adalah terbatas pada al-
Quran dan Sunnah saja.
27. DALIL
AQIDAH
Artinya : “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Ali Imran:31)
28. Allah memberi petunjuk kepada manusia untuk mengikuti
kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah Saw
Artinya : “Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya, nabi yang ummi
yang beriman kepada Allah
dan kepada kalimat-kalimat-
Nya dan ikutilah Dia, supaya
kamu mendapat
petunjuk”.(QS.Al-A’raf:158)
29. KEDUDUKAN AQIDAH DALAM ISLAM
Dalam ajaran Islam,
aqidah memiliki
kedudukan yang sangat
penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah
pondasinya, sedangkan
ajaran Islam yang lain,
seperti ibadah dan akhlaq,
adalah sesuatu yang
dibangun di atasnya.
Maka, aqidah yang
benar merupakan
landasan (asas) bagi
tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal.
Mengingat pentingnya
kedudukan aqidah di
atas, maka para Nabi
dan Rasul
mendahulukan dakwah
dan pengajaran Islam
dari aspek aqidah,
sebelum aspek yang
lainnya.
30. Ruang
lingkup
pembagian
aqidah dalam
islam
Ilahiyat, yaitu
pembahasan tentang
segala susuatu yang
berhubungan dengan
Tuhan (Allah), seperti
wujud Allah, sifat
Allah dll
Sam'iyyat, yaitu
pembahasan tentang
segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui
lewat sam'i, yakni dalil
Naqli seperti alam
barzkah, akhirat dan
Azab Kubur, tanda-tanda
kiamat, Surga-Neraka
dsb.
Ruhaniyat, yaitu
tentang segala sesuatu
yang berhubungan
dengan alam metafisik
seperti jin, iblis, setan,
roh dll
Nubuwat, yaitu
pembahsan tentang
segala sesuatu yang
berhubungan dengan
Nabi dan Rasul,
pembicaraan
mengenai kitab-kitab
Allah dll
31. Nama Lain Aqidah Islam
Nama Lain
Aqidah
Islam
Al - Iman
Itiqaad
Dan
'Aqaa'id
Tauhid
As-
Sunnah Ushuluddin
dan
Ushuluddiyanah
Al-Fiqhul
Akbar
As-
Syari'ah
32. Perbedaan Fiqh Ibadah dan Muamalah
1. Fiqh Ibadah mempunyai karakter yang
tetap, tidak berubah dan bersifat stagnan.
Berbeda dengan fiqh muamalah yang
bercirikan dinamis dan progresif.
2. Fiqh Ibadah tidak dituntut sikap kritis dan
rasional. Berbeda dengan Fiqh Muamalah
yang bercirikan rasionalitas dan logis.
3. Fatwa dalam fiqh ibadah berdasrkan
kehati-hatian, sedangkan fatwa dalam fiqh
Muamalah berdasrkan aspek kemudahan
4. Fiqh Ibadah tidak berkembang sedangkan
fiqh Muamalah berkembang sesuai dengan
perkembangan manusia dalam bermuamalah
5. Ijtihad dalam Ibadah lebih sedikit
dibandingkan Ijtihad dalam aspek
muamalah