2. Pengertian Tauhid
• Tauhid (bahasa Arab: توحيد )merupakan dasar agama Islam yang
secara persis diungkapkan dalam frasa “Lā ilāha illallāh” (Tidak ada
tuhan selain Allah)
• Menurut bahasa, tauhid adalah bentuk masdar dari fi'il wahhada-
yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu jadi satu saja.
• ilmu tauhid juga disebut sebagai ilmu ushul (dasar agama) atau ilmu
akidah. Artinya, ilmu ini menjadi bekal pedoman bagi seluruh umat
Islam dalam melakukan kewajibannya sebagai umat beragama
3. Macam macam tauhid
Menurut ibnu Taimiyah, macam-macam tauhid dijabarkan menjadi 3 bagian,
yaitu Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa sifat. Berikut macam-macam tauhid
dan penjelasannya:
1.Rububiyah
Macam-macam tauhid yang pertama adalah Rububiyah. Beriman bahwa
hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan,
mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak
mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat
dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (Az-
Zumar 39:62)
4. 2.Uluhiyah
Macam-macam tauhid yang kedua adalah Uluhiyah. Uluhiyah dapat diartikan
sebagai mentauhidkan atau mengesakan Allah dari segala bentuk peribadahan baik
yang dzohir (terlihat) maupun batin. Itu artinya kamu beriman bahwa hanya Allah
SWT semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya.
“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha
Bijaksana.” ('Al 'Imran 3:18)
3.Asma Wa Sifat
Macam-macam tauhid yang ketiga adalah Asma Wa Sifat. Beriman bahwa Allah
SWT memiliki nama dan sifat baik (asmaul husna) yang sesuai dengan keagungan-
Nya yang telah Allah SWT tetapkan di Al-Qur’an dan As-sunah. Dalam bertauhid
kepada asma wa sifat ini jangan dilakukan dengan adanya tahrif (penyelewengan),
ta'thil (penolakan) dan takyif (penggambaran), dan tasybih (penyerupaan).
Umat Islam sendiri, mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama sekaligus
sifat Allah SWT yang wajib diimani. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika
berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut:
“Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan
apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang
datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah.”
5. Tauhid dalam kehidupan sehari hari
• Tidak mempersekutukan Allah
mempersekutukan ialah tidak menyembah Tuhan selain Allah SWT.
Perbuatan mempersekutukan Allah ini dinamakan dengan syirik, dan orang
yang melakukannya dinamakan dengan musyrik. Syirik termasuk dosa yang
besar, bahkan derajatnya syirik tersebut terletak di atas dosa-dosa besar
yang lain. Karena itu syirik merupakan hal yang paling dibenci oleh Allah,
bahkan syirik juga termasuk dosa yang tidak diampuni oleh Allah. seperti
dalam firman Allah Q.S An-Nisa ayat 116 :
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia. mengampuni dosa yang selain dari itu bagi siapa yang
dikehendakinya. Barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah,
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya". (Q.S. An-Nisa'116)
6. 1.Cinta kepada Allah
Dalam Q.S Al-Hijr ayat 49-50, Allah berfirman :
"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku
Maha Pengampun Maha penyayang dan bahwa sesungguhnya siksa-Ku
adalah siksa yang amat pedih" (Q.S Al-Hijr 49-50)
wajibnya umat Islam untuk mencintai Allah ini disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
a. Agama Islam mengajarkan bahwa hendaknya semua manusia
mencintai Allah dan Rasul Allah
b. Mencintai Allah disini maknanya ialah, melaksanakan segala yang
menjadi kelaziman cinta (kepada Allah), yaitu mentaati perintah Allah
dan menjauhi larangan Allah.
7. 2.ikhlas terhadap qada dan qadar Allah
Kepercayaan kepada qada dan qadar ini mengajarkan bahwa segala
sesuatu yang terjadi di alam, termasuk yang menimpanya sendiri,
tidaklah terlepas dari takdir atau ketentuan Allah.
semua yang ada pada diri manusia telah ditakdirkan oleh Allah dan
manusia hanya tinggal menerima apa yang akan terjadi nantinya. Orang
mukmin yang sabar dan tabah ketika menghadapi penderitaan akan
mendapatkan keberuntungan
3.Bersyukur kepada Allah SWT
Syukur ini digunakan untuk mensyukuri segala sesuatu pemberian dari
Allah, nikmat atau segalapun yang diberikan Allah kepada manusia
8. Ciri ciri masyarakat yang bertauhid
• Hatinya selalu mengingat Allah.
• Selalu merasa berdosa.
• Jika diberi nikmat akan bersyukur dengan ucapan dan amal.
• Jika ditimpa musibah akan bersabar dan tetap bersyukur.
• Selalu membalas keburukan dengan kebaikan.
• Tidak terlalu mencintai dunia.
9. Langkah langkah membangun masyarakat
yang berbasis tauhid
1.MENDIRIKAN MASJID
Langkah pertama dalam perbaikan dan pembangunan masyarakat Islam di Madinah adalah
mendirikan masjid dan beberapa ruang untuk tempat tinggal keluarga beliau.
Melalui masjid inilah yang akhirnya dijadikan sebagai basis dan pusat kendali seluruh aktivitas
masyarakat Islam di Madinah. Sehingga, masjid menjadi icon persatuan masyarakat Islam hingga
sekarang.
2. MENDATANGKAN DUA KELUARGA
Langkah berikutnya adalah mendatangkan dua keluarga mulia; keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan keluarga Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.
Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan beberapa sahabat lain yang
memungkinkan, untuk dihijrahkan dari Mekah ke Madinah. Di antaranya, Zaid bin Haritsah serta
keluarganya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Ia mengirim seseorang
untuk mencari keluarganya untuk dibawa ke Madinah. Begitu seterusnya hingga hampir seluruh
umat Islam Mekah dipindahkan ke Madinah.
10. 3. MEMBANGUN KOMUNIKASI
Menjalin komunikasi dengan kaum Yahudi melalui orang yang ditokohkan oleh
mereka dan mendakwahi mereka untuk masuk Islam. Saat itu yang didekati
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abdullah bin Salam. Ia adalah
seorang pendeta yang terhormat di kalangan Yahudi Madinah.
4. MEMBUAT PERJANJIAN
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat perjanjian untuk kaum Muhajirin
dan kaum Anshar yang memuat perjanjian dengan kalangan Yahudi di Madinah.
Isi perjanjian itu beliau buat sedetail mungkin dan memuat kebijakan-kebijakan
yang mengarah pada pemeliharaan stabilitas posisi masyarakat Islam di Madinah
saat itu. Melalui perjanjian tersebut pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berusaha untuk menyatukan seluruh elemen penduduk Madinah yang terdiri dari
kalangan Muhajirin-Anshar dan tetangga mereka dari kalangan Yahudi.
Dengan perjanjian tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengikat
mereka semua dan menjadikan mereka satu kelompok yang mampu menghadapi
siapapun yang berniat jahat terhadap mereka.
11. 5.MEMPERSAUDARAKAN ANTAR GOLONGAN
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan antara
Muhajirin dan Anshar dengan ikatan yang lebih kuat lagi. Generasi dari
kalangan Muhajirin dinikahkan dengan generasi dari kalangan Anshar.
Di mana saat itu kalangan Muhajirin berada dalam situasi yang sangat
memerlukan bantuan untuk meringankan segala beban hidup di
tempat yang asing, dengan kondisi ekonomi yang masih lemah, dan
pengaruh psikologis lantaran berpisah dengan keluarga besar mereka di
Mekah.