3. PENILAIAN/
GEJALA
KLASIFIKASI
TINDAKAN/
PENGOBATAN
STABILISASI
RUJUKAN
STUDI KASUS
Apakah anak menderita batuk dan/atau
kesukaran bernapas ?
JIKA YA
TANYAKAN:
Berapa lama?
LIHAT, DENGAR dan PERIKSA:
• Hitung napas dalam 1 menit*
• Perhatikan adakah tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam
(TDDK)?
• Lihat dan dengar adanya wheezing
• Periksa dengan pulse oksimetri (bila
ada) untuk menilai saturasi oksigen
Klasifikasikan BATUK dan/atau SUKAR BERNAPAS
Anak
harus
tenang
umur anak napas cepat apabila:
2 - <12 bulan ≥50 x/menit
1 - 5 tahun ≥40 x/menit
4. GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
PENILAIAN/
GEJALA
KLASIFIKASI
TINDAKAN/
PENGOBATAN
STABILISASI
RUJUKAN
STUDI KASUS
* Hitung napas dengan menggunakan ARI
sound timer atau arloji yang mempunyai detik
** Jika rujukan tidak memungkinkan, tangani
anak sesuai dengan pedoman nasional
rujukan pneumonia atau sebagaimana pada
Buku Saku Tatalaksana Anak di Rumah Sakit
*** Pemberian amoksisilin oral untuk 5 hri
dapat digunakan pada pasien dengan
pneumonia disertai klasifikasi terpajan HIV,
diduga terinfeksi HIV atau infeksi HIV
terkonfirmasi
Dimaksud dengan RUJUK disini adalah ke Dokter
Puskesmas, Puskesmas Perawatan atau Rumah
Sakit
Tatalaksana wheezing pada pneumonia berat
dilakukan di fasilitas kesehatan rujukan, kecuali
untuk rujukan yang membutuhkan waktu yang
lama
5. PENILAIAN/
GEJALA
KLASIFIKASI
TINDAKAN/
PENGOBATAN
STABILISASI
RUJUKAN
STUDI KASUS
Amoksisilin adalah obat pilihan yang dianjurkan
karena efikasinya dan tingginya
resistensi terhadap kotrimoksasol
Bila tidak berespon terhadap amoksisilin berikan
eritromisin 50 mg/kgBB dalam 3 dosis pemberian
BERAT
BADAN
AMOKSISILIN 45 mg /kgBB/kali
2 x sehari selama 3 hari untuk pneumonia
2 x selama 5 hari untuk pneumonia dengan klasifikasi HIV merah
TABLET 500 mg SIRUP
125 mg/5 ml 250 mg/5 ml
4 - <6 kg 1/2 10 ml 5 ml
6 - <10 kg 3/4 15 ml 7.5 ml
10 - <16 kg 1¼ 25 ml 10 ml
16 - <19 kg 1½ 30 ml 12.5 ml
UNTUK PNEUMONIA
BERI ANTIBIOTIK AMOKSISILIN ORAL
18. PENILAIAN/
GEJALA
KLASIFIKASI
TINDAKAN/
PENGOBATAN
STABILISASI
RUJUKAN
STUDI KASUS
Kasus: Adi
Adi, anak laki-laki dari ibu Rini, berumur 3 tahun. Berat badan 14 kg. Panjang badan 95 cm.
Suhu badan 37°C. Anak dibawa ke puskesmas karena batuk selama 3 hari.
Petugas memeriksa tanda bahaya umum. Adi bisa minum, tidak muntah dan tidak kejang.
Anak tenang dan masih dapat bermain, tidak ada suara stridor, tidak tampak kebiruan, ujung
tangan dan kakinya tidak pucat dan tidak dingin.
Petugas kesehatan menghitung nafas 46 x/menit.Tidak ada tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam dan terdengar wheezing. Saturasi oksigen tidak diperiksa karena puskesmas
tidak memiliki pulse oxymeter.
Ketika petugas bertanya apakah anak diare, ibu menjawab bahwa Erna tidak diare.
Catat semua gejala yang ditemukan dalam formulir pencatatan.
Tentukan KLASIFIKASI sesuai gejala yang ada dengan menggunakan Buku Bagan MTBS.
19. PENILAIAN/
GEJALA
KLASIFIKASI
TINDAKAN/
PENGOBATAN
STABILISASI
RUJUKAN
STUDI KASUS
Kasus: Dita
Dita, bayi perempuan dari Ibu Santi, berusia 7 bulan. Berat badan 7,5 kg, panjang badan 68 cm. Suhu badan
38.6°C. Dita dibawa oleh ibunya ke Puskesmas Puri karena sesak napas yang terjadi 1 hari terakhir,
didahului batuk dan panas selama 3 hari tidak terlalu tinggi.
Petugas memeriksa tanda bahaya umum dan didapatkan bahwa Dita masih bisa minum, tidak memuntahkan
semua dan tidak kejang. Tidak ada diare dan keluhan pada telinga. Pasien tdiak tinggal di daerah endemia.
Petugas kesehatan menghitung nafas dan didapatkan 58 x/menit. Nampak adanya tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam. Petugas mendengarkan suara napas dan tidak mendengar adanya suara stridor
ataupun wheezing. Tidak terlihat adanya ruam, mata tidak merah, dan mulut tidak ada luka.
Karena Puskesmas memiliki pulse oksimetri, petugas melakukan pemeriksaan saturasi oksigen dan
mendapatkan hasil saturasi Oksigen 89%.
Catat semua gejala yang ditemukan dalam formulir pencatatan
Tentukan Klasifikasi sesuai gejala yang ada dengan menggunakan Buku Bagan MTBS.