Asma pada anak ditandai dengan episode perburukan gejala seperti batuk, sesak napas, dan mengi yang disebabkan oleh faktor pencetus seperti infeksi, alergen, dan iritan. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, gejala klinis, dan pemeriksaan penunjang seperti spirometri dan rontgen dada. Pengelolaan bervariasi dari nebulisasi obat, oksigen, dan steroid tergantung derajat serangan.
2. Kasus
Perempuan umur 11 tahun masuk rumah
sakit dengan keluhan sesak napas sejak 4 jam
yang lalu, memberat 1 jam sebelum masuk
rumah sakit, batuk berlendir sejak 1 minggu,
demam tidak ada, riwayat sesak sebelumnya
satu minggu yang lalu, riwayat asma dalam
keluarga ada, ayahnya. Riwayat alergi ayah
dan ibu alergi makanan.
3. definisi
• Asma adalah episode perburukan, yang
progresif dari gejala batuk, sesak napas,
mengi, rasa dada tertekan atau berbagai
kombinasi dari gejala tersebut
4. Tanda dan gejala
• Sesak napas
• Batuk awalnya kering kemudian produktif bisa putih, mukoid
• Pernapasan dangkal dan cepat
• Wheezing
• Nyeri dada ( rasa berat, rasa terikat )
• Pilek dan bersin ( asma karena alergi )
• Demam
• Posisi membungkuk bila serangan sesak yang hebat
• Gelisah
5. Faktor pencetus
• Infeksi saluran pernapasan
• Alergen berupa makanan, kutu, debu, dan lain
lain.
• Iritan berupa asap rokok, udara dingin, bahan
kimia, parfum, bau cat, polusi udara.
• Perubahan cuaca
• Olahraga
• emosi
8. Penilaian Derajat Serangan Asma
Parameter
Klinis, fungsi
paru dan
laboratorium
Ringan Sedang Berat
Ancaman
henti napas
Sesak timbul
pada saat
Berjalan
Bayi: menangis
keras
Berbicara
Bayi:
• Tangis pendek dan
lemah
• kesulitan makan
Istirahat
Bayi: berhenti
makan
Bicara Kalimat Penggal Kalimat Kata –kata
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk
bertopang
lengan
Kesadaran Mungkin
irritable
Biasanya irritable Biasanya
irritable
Kebingungan
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
9. Parameter
Klinis, fungsi
paru dan
laboratorium
Ringan Sedang Berat
Ancaman
henti napas
Mengi Sedang, sering
pada akhir
ekspirasi
Nyaring,
sepanjang
ekspirasi ±
inspirasi
Sangat nyaring,
terdengar tanpa
stetoskop
Sulit, tidak
terdengar
Sesak napas Minimal sedang berat
Otot bantu
napas
Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan
paradoks
torakoabdomi
nal
Retraksi Dangkal, retraksi
interkostal
Sedang,
ditambah
retraksi supra
sternal
Dalam, ditambah
napas cuping
hidung
Dangkal/hilang
10. Parameter
Klinis, fungsi
paru dan
laboratorium
Ringan Sedang Berat
Ancaman
henti napas
Laju napas Meningkat Meningkat Meningkat Menurun
Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar:
Usia Laju napas normal
<2 bulan < 60/menit
2 –2 bulan < 50/meni
1 –5 tahun < 40/menit
6 –8 tahun < 30/menit
Laju nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku laju nadi pada anak
Usia Laju nadi normal
2 –12 bulan < 160/menit
1 –2 tahun < 120/menit
3–8 tahun < 110/menit
11. Parameter
Klinis, fungsi
paru dan
laboratorium
Ringan Sedang Berat
Ancaman
henti napas
Pulsus
paradoksus
(pemeriksaan
tdk praktis)
Tidak ada
< 10 mmHg
Ada10 –20
mmHg
Ada > 20 mmHg Tidak ada,
tanda
kelelahan otot
napas
PEFR atau FEV1
Pra b.dilator
Pasca b.dilator
>60%
>80%
40 –60%
60 –80%
<40%
<60%
Respons <2 jam
Ket:
(%nilai
dugaan/%nilai
terbaik)
SaO2 % >95 % 91-95 % ≤ 90 %
PaO2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg
PaCO2 < 45 mmHg <45 mmHg > 45 mmHg
12. Alur Tata Laksana Serangan Asma Pada Anak
Nilai Derajat Serangan (1)
(sesuai tabel)
Tata laksana awal:
* nebulisasi β-agonis 1-3x, selang 20 menit(2)
* nebulisasi ketiga + antikolinergik
* jika serangan berat, nebulisasi 1x
Serangan Ringan (nebulisasi
1x, respons baik, gejala
hilang)
• observasi 1-2 jam
• jika efek bertahan, boleh
pulang
• jika gejala timbul lagi
perlakukan sebagai
serangan sedang
Serangan Sedang
(nebulisasi 2-3x, respons
parsial)
• Berikan oksigen(3)
• Nilai kembali derajat
serangan, jika sesuai
dengan serangan
sedang, observasi di
ruang rawat sehari
• Pasang jalur parenteral
Serangan Berat (nebulisasi
3x, respons buruk)
• sejak awal beri O2 saat/
di luar nebulisasi
• pasang jalur parenteral
• nilai ulang gejala klinis,
jika sesuai dengan
serangan berat, rawat di r.
rawat inap
• foto rontgen thorax
13. Boleh Pulang
• Bekali dengan obat β-
agonis (hirupan/oral)
• Jika sudah ada obat
pengendali, teruskan
• Jika infeksi virus sebagai
pencetus, dapat diberi
steroid oral
• Dalam 24-48 jam,
kontrol rawat jalan untuk
evaluasi
Ruang Rawat Sehari
• Oksigen teruskan
• Berikan steroid oral
• Nebulisasi tiap 2 jam
• Bila dalam 8-12 jam
perbaikan klinis stabil,
boleh pulang
• Jika dalam 12 jam
klinis belum membaik,
alih rawat ke R. Rawat
Inap (dirujuk
Ruang Rawat Inap
• Oksigen diteruskan
• Atasi dehidrasi dan
asidosis jika ada
• Steroid IV tiap 6–8 jam
• Nebulisasi tiap 1 –2 jam
• Aminofilin IV awal,
lanjutkan rumatan
• Jika membaik dlm
4 –6 x nebulisasi, interval
jadi 4–6 jam
• Jika dalam 24 jam
perbaikan klinis stabil, boleh
pulang
• Jika dengan steroid dan
aminofilin parenteral tidak
membaik, bahkan timbul
ancaman henti napas, alih
rawat ke R. Rawat Intensif
Catatan:
1. Jika menurut penilaian serangan berat, nebulisasi
cukup 1x langsung dengan β-agonis + antikolinergik
2. Jika tidak tersedia, nebulisasi dapat diganti dengan
adrenalin subkutan 0,01ml/kgBB/kali, maks 0,3ml/kali
3. Untuk serangan sedang dan terutama berat,
oksigen 2 –4L/menit diberikan sejak awal, termasuk
saat nebulisasi.
14. Langkah diagnosis
• Anamnesis
- Riwayat flu atau hidung mampat, mata gatal,
merah dan berair
- Batuk yang sering kambuh disertai mengi
- Sakit akibat perubahan musim atau
pergantian cuaca
- Riwayat keluarga
- Riwayat memelihara binatang
15. Pemeriksaan fisis
Serangan ringan : pasien masih bisa berbicara,
aktivitas tidak terganggu,tidak ada retraksi
sela iga maupun epigastrium, frekuensi napas
masih dalam batas normal.
Serangan sedang dan berat : wheezing,
terutama ekspirasi, retraksi dan peningkatan
frekuensi napas dan denyut nadi, sianosis.