SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
36
Volume 1, Nomor 1, 2020, E-ISSN: -
Research Article
Identifikasi Jangkauan Pelayanan Fasilitas Publik di
Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung
Intan M Harjanti 1
*, Sri Aulianingtyas 1
1 Universitas Diponegoro, Indonesia
*Corresponding author: intan.muning.h@pwk.undip.ac.id
Abstrak: Kecamatan Jumo merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Temanggung dengan kepadatan
penduduk yang cukup besar, yaitu 9,75 jiwa/km2. Seiring dengan pertambahan penduduk setiap tahunnya, harus
diimbangi dengan pelayanan fasilitas publik yang baik, dan dapat menjangkau seluruh masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi jangkauan pelayanan fasilitas publik yang terdapat di Kecamatan Jumo. Pendekatan
yang digunakan dalam riset ini adalah deskriptif normatif, dengan teknik analisis spasial. Tahapan awal yang dilakukan
adalah mengidentifikasi persebaran fasilitas publik, kemudian menganalisis jangkauan pelayanan fasilitas publik,
dengan menggunakan analisis spasial, yang berpedoman dengan SNI. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
persebaran jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kecamatan Jumo belum memenuhi kebutuhan
penduduk. Karena masih terdapat desa yang belum terlayani. Sedangkan untuk fasilitas peribadatan, sudah memenuhi
kebutuhan penduduk, karena hampir seluruh desa di Kecamatan Jumo sudah terlayani sehingga hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai salah satu masukkan dalam pengembangan Kabupaten Temanggung, khususnya Kecamatan
Jumo. Kata Kunci: jangkauan pelayanan, fasilitas publik, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.
1. Pendahuluan
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitik beratkan pada tiga unsur jarak (distance),
kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan dari analisis keruangan adalah untuk menentukan
kondisi eksisting yang ada apakah sudah sesuai dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar
unit keruangan, yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas suatu wilayah untuk
dijangkau, dan hambatan interaksi.
Fasilitas publik menjadi hal yang penting dalam membentuk keruangan suatu daerah, karena fasilitas
publik merupakan komponen yang harus dipenuhi guna melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Diberlakukannya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, berimplikasi bahwa pemerintah
daerah memiliki tanggung jawab, kewenangan dan menentukan standar pelayanan minimal, yang
mengharuskan setiap daerah (Kotamadya/Kabupaten) melakukan pelayanan publik semaksimal mungkin
untuk masyarakat dan sesuai dengan standar minimal. Selain itu, untuk dapat memaksimalkan penggunaan
ruang fasilitas publik, diperlukan akses yang baik (Lofti & Koohsari, 2009). Karena dalam pemanfaatan
kawasan permukiman, harus didukung dengan ketersediaan fasilitas umum (pendidikan, peribadatan, dan
kesehatan) (Pancarrani & Pigawati, 2014)
Kecamatan Jumo terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang memiliki luas wilayah
sebesar 2.931,91 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 28.834 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk
sebesar 9, 75 jiwa/km2 (BPS, 2017). Kepadatan penduduk ini dirasa cukup tinggi, karena besaran tersebut
merupakan peringkat ke-9 dari 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. Pertumbuhan penduduk
setiap tahunnya, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi ketersediaan fasilitas publik, baik
jumlahnya maupun pelayananya. Dimana makin tinggi kepadatan penduduk maka makin kecil wilayah
jangkauan pelayanan Pendidikan dan begitu juga sebaliknya (Satria, Eriawan, & Nur, 2015). Sehingga
diharapkan ketersediaan fasilitas publik bisa memenuhi kebutuhan dan menjangkau seluruh masyarakat.
Riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi jangkauan pelayanan fasilitas publik di Kecamatan Jumo,
Kabupaten Temanggung. Sehingga nantinya hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai input dalam
pengembangan Kabupaten Temanggung, khususnya Kecamatan Jumo, agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Diterima: 1 September 2019
Direvisi: 25 Oktober 2019
Tersedia online: 31 Desember 2019
Citation: Harjanti, I. M., &
Aulianingtyas, S. (2020). Identifikasi
Jangkauan Pelayanan Fasilitas Publik
di Kecamatan Jumo, Kabupaten
Temanggung. Bhumiphala: Jurnal
Pengembangan Daerah, 1(1), 36-44.
37
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif normatif. dengan teknik analisis spasial.
Pengumpulan data dilakukan dengan survey primer, yang meliputi observasi dan survey sekunder, yang
meliputi data-data instutionil maupun kebijakan. Tahapan penelitian ini adalah dengan melakukan
identifikasi persebaran fasilitas publik di Kecamatan Jumo yang meliputi, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan
peribadatan. Kemudian hasil tersebut dijadikan sebagai input dalam menganalisis jangkauan pelayanan
dengan menggunakan analisis spasial (Network-Analysis), yang disesuaikan dengan SNI 03-1733 Tahun 1989
tentang Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota. Sehingga akan dihasilkan peta jangkauan
pelayanan fasilitas publik di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.
3. Hasil dan Pembahasan
a. Jangkauan pelayanan fasilitas Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Menurut UU No.
20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non- formal
dan informal. Indonesia memiliki beberapa jenjang pendidikan yang diterapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan. Menurut
UU No. 20 tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri dari: TK, SD/sederajat, SMP/sederajat, dan
SMA/ sederajat. Sedangkan Pendidikan non-formal biasanya merupakan Pendidikan yang menduduk
Pendidikan formal. Jangkauan pelayanan pendidikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Jangkauan Pelayanan Pendidikan
Jenis
Sarana
Jumlah
Penduduk
pendukung
(jiwa)
Kebutuhan Per Satuan
Sarana Standard
(m2/jiwa)
Kriteria
Luas Lantai Min
(m2)
Luas
Lahan
Min (m2)
Radius
pencapaian
Taman
Kanak-
kanak
1.250
216
termasuk rumah
penjaga 36 500
0,28 500 m2
Sekolah
Dasar
1.600 633 2.000 1,25 1.000 m2
SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 m2
SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 m2
Taman Bacaan 2.500 72 150 0, 09 1.000 m2
Sumber: SNI 03-1733-1989,Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota
Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota,
radius pencapaian untuk pendidikan jenjang TK adalah 500m2 dengan jumlah penduduk pendukung
adalah sebesar 1250 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas pendidikan jenjang TK harus
mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 500m2 dan mampu memenuhi
kebutuhan pendidikan untuk 1250 jiwa.
38
Sumber: Analisis, 2018
Gambar 1. Peta Jangkauan Pelayanan TK di Kecamatan Jumo
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Jumo terdapat 12 fasilitas pendidikan jenjang TK
yang berada pada Desa Morobongo, Desa Karangtejo, Desa Sukomarto, Desa Gedongsari, Desa Jamusan,
Desa Jumo, Desa Giyono, Desa Ketitang dan Desa Kertosari . Fasilitas pendidikan jenjang TK belum merata
ke semua desa, desa yang tidak terdapat fasilitas pendidikan jenjang TK yaitu desa Barang, Padureso,
Gunung Gempol dan Jombor. Hal ini dikarenakan tata guna lahan yang mendominasi masih berupa
pertanian dan perkebunan. Selain itu banyak masyarakat setempat yang beranggapan bahwa pendidikan
TK kurang diperlukan, sehingga masyarakat langsung menyekolahkan anaknya pada jenjang Sekolah
Dasar.
Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota,
radius pencapaian untuk pendidikan jenjang SD adalah 1000m2 dengan jumlah penduduk pendukung
adalah sebesar 1600 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas pendidikan jenjang SD
harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 1000m2 dan mampu
memenuhi kebutuhan pendidikan untuk 1600 jiwa. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa di Kecamatan
Jumo terdapat 10 fasilitas pendidikan jenjang SD yang terdapat pada Desa Karangtejo, Desa Sukomarto,
Desa Padureso, Desa Jumo, Desa Jamusan, Desa Gedongsari, Desa Giyono, Desa Kertosari, Desa Jombor
dan Desa Gunung Gempol. Namun, dari 13 Desa Kecamatan Jumo, terdapat 3 Desa yang belum terjangkau
fasilitas pendidikan jenjang SD yaitu Desa Morobongo, Desa Barang dan Desa Ketitang.
Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota,
radius pencapaian untuk pendidikan jenjang SMP adalah 1000 m2 dengan jumlah penduduk pendukung
adalah sebesar 4800 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas pendidikan jenjang SMP
harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 1000 m2 dan mampu
memenuhi kebutuhan pendidikan untuk 4800 jiwa.
39
Sumber: Analisis, 2018
Gambar 2. Peta Jangkauan Pelayanan Sekolah Dasar di Kecamatan Jumo
.
Sumber: Analisis, 2018
Gambar 3. Peta Jangkauan Pelayanan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Jumo
40
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa SMP di Kecamatan Jumo hanya terdapat di 2 Desa yaitu Desa
Padureso dan Desa Jumo. Hal tersebut di karenakan tidak semua desa di Kecamatan Jumo memiliki kriteria
yang tepat untuk lokasi fasilitas pendidikan jenjang SMP, seperti kriteria jumlah penduduk dan radius
pencapaian yang telah disebutkan diatas. Jadi, tidak semua desa di Kecamatan Jumo terjangkau fasilitas
pendidikannya khususnya jenjang SMP. Selain itu, infrastruktur yang mendukung adanya fasilitas
pendidikan tersebut kurang memadai.
Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota,
radius pencapaian untuk pendidikan non formal / taman bacaan adalah 1000 m2 dengan jumlah penduduk
pendukung adalah sebesar 2500 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas non formal
harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 1000 m2 dan mampu
memenuhi kebutuhan pendidikan untuk 2500 jiwa. Fasilitas pendidikan non formal di Kecamatan Jumo
terdapat pada semua Desa yang ada di Kecamatan Jumo, namun pada Gambar 4 hanya menggambil
sampel pada 3 Desa, yaitu Desa Gedongsari, Desa Sukomarto dan Desa Morobongo.
Sumber: Analisis, 2018
Gambar 4. Peta Jangkauan Pelayanan Pendidikan Non-Formal di Kecamatan Jumo
b. Jangkauan pelayanan fasilitas Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu
disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai
dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Jenis dari sarana peribadatan adalah masjid, mushola,
gereja, vihara, klenteng dan pura yang dipergunakan untuk beribadah bagi masing-masing pemeluk agama
(Tabel 2).
41
Tabel 2. Jangkauan Pelayanan Fasilitas Peribadatan
Jenis Sarana Jumlah Penduduk
pendukung (jiwa)
Kebutuhan Per Satuan
Sarana
Standard
(m2/jiwa)
Kriteria
Luas Lantai
Min (m2)
Luas Lahan Min
(m2)
Radius
pencapaian
Musholla/
Langgar
250 45 100 bila
bangunan
tersendiri
0,36 100 m2
Masjid Warga 2.500 300 600 0,24 1.000 m2
Masjid
Lingkungan
(Kelurahan)
30.000 1.800 3.600 0,12
Masjid
Kecamatan
120.000 3.600 5.400 0,03
Sarana Ibadah agama
lain
Tergantung sistem
kekerabatan
/ hirarki
lembaga
Tergantung
kebiasaan
setempat
Tergantung kebiasaan
setempat
- -
Sumber: SNI 03-1733-1989,Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota
Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota,
radius pencapaian untuk fasilitas peribadatan khususnya masjid adalah 1000 m2
dengan jumlah penduduk
pendukung sebesar 2500 jiwa. Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas peribadatan khususnya masjid
harus mampu memenuhi kebutuhan penduduk dengan radius jarak 1000 m2
dan mampu memenuhi
kebutuhan peribadatan penduduk yaitu 2500 jiwa. Fasilitas peribadatan khususnya mushola mempunyai
radius 100 m2
dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 250 jiwa. Hal tersebut berarti bahwa
untuk satu fasilitas peribadatan khususnya mushola harus mampu memenuhi kebutuhan penduduk dengan
radius jarak 100 m2
dan mampu memenuhi kebutuhan peribadatan penduduk yaitu 250 jiwa. Radius
pencapaian dan jumlah penduduk untuk sarana ibadah agama lain seperti gereja, vihara dan lain-lain
pendukungnya tergantung dengan sistem kekerabatan dan hirarki lembaga setempat, namun sebagian
besar sarana peribadatan memiliki radius jangkauan yaitu 1000 m2
.
Pada Kecamatan Jumo hanya terdapat 3 sarana peribadatan yaitu masjid, mushola dan gereja.
Persebaran Sarana Peribadatan yang ada di Kecamatan Jumo terbagi menjadi 3 sarana peribadatan pada
Kecamatan Jumo yaitu masjid, mushola, gereja katolik, gereja protestan dan vihara yang masing-masing
terdiri dari 58 masjid, 71 mushola, 1 gereja katolik, 5 gereja protestan dan 11 vihara. Pada gambar 5. dapat
dilihat bahwa jangkauan pelayanan fasilitas peribadatan hampir menjangkau seluruh desa, namun ada satu
desa yang belum terlayani yaitu Desa Kertosari (Gambar 5).
Sumber: Analisis, 2018
Gambar 5. Peta Jangkauan Pelayanan Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Jumo
42
c. Jangkauan pelayanan fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk, dan upaya kesehatan hanya dapat diwujudkan dalam suatu wadah
pelayanan kesehatan (health services). Sedangkan pelayanan kesehatan (Tabel 3) adalah tempat atau
sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan
pelayanan kesehatan maka dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu:
• Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care) Sarana pelayanan tingkat pertama ini
merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat dan hanya bisa menangani
kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas, Poliklinik, Dokter Praktek, dan
sebagainya.
• Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care) Sarana pelayanan tingkat dua
merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan
kesehatan primer. Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe
C atau RS tipe D serta RS Bersalin
• Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care) Sarana pelayanan tingkat tiga merupakan
pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan
tingkat dua. Sarana kesehatan ini mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B dan sebagainya.
Tabel 3. Jangkauan pelayanan fasilitas kesehatan
Jenis Sarana
Jumlah
Penduduk
pendukung
(jiwa)
Kebutuhan Per Satuan
Sarana
Standard
(m2/jiwa)
Kriteria
Luas Lantai
Min (m2)
Luas
Lahan
Min (m2)
Radius
pencapaian
Posyandu 1.250 36 60 0,048 500
Balai Pengobatan Warga 2.500 150 300 0,12 1.000 m2
BKIA/ Klinik Bersalin 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 m2
Puskesmas Pembantu dan Balai
Pengobatan Lingkungan
30.000 150 300 0,006 1.500 m2
Puskesmas dan Balai Pengobatan 120.000 420 1.000 0,008 3.000 m2
Tempat Praktek Dokter
5.000 18 - - 1.500 m2
Apotik/ Rumah Obat 30.000 120 250 0,025 1.500 m2
Sumber: SNI 03-1733-1989,Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota
Jenis sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Jumo adalah apotek, bidan, klinik dan posyandu. Posyandu
merupakan fasilitas kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia
balita. Berdasarkan acuan SNI 03-1733-2014, tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di
perkotaan, radius pencapaian untuk fasilitas kesehatan posyandu adalah adalah 500 m2 dengan jumlah
penduduk pendukung adalah sebesar 1.250 jiwa berlokasi di tengah kelompok tetangga tidak menyeberang
jalan raya. Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas posyandu harus mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan penduduk dengan radius jarak 500 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan untuk 1.250
jiwa.
Sedangkan klinik merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan secara individual
dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan. Berdasarkan acuan SNI 03-1733-
2014, tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, radius pencapaian untuk fasilitas
kesehatan klinik kesehatan adalah 1.500 m2
dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 5.000 jiwa.
43
Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas polindes harus mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
penduduk dengan radius 1.500 m2
dan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan untuk 5.000 jiwa. Dan
praktek Bidan berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan. Berdasarkan acuan
SNI 03-17332014, tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, radius pencapaian
untuk fasilitas kesehatan klinik kesehatan adalah adalah 500 m2
dengan jumlah penduduk pendukung
sebesar 1.250 jiwa. Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas polindes harus mampu memenuhi
kebutuhan kesehatan penduduk dengan radius jarak 500 m2
dan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
untuk 1.250 jiwa. Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa persebaran fasilitas kesehatan di Kecamatan Jumo
belum tersebar secara merata, begitu pula dengan jangkauan pelayannya belum dapat menjangkau seluruh
desa. Jenis fasilitas kesehatan Praktek bidan yang paling mendominasi di Kecamatan Jumo, sedangkan
Puskesmas hanya terletak di desa Jumo.
Sumber: Analisis, 2018
Gambar 6. Peta Jangkauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Jumo
4. Kesimpulan
Persebaran dan jumlah fasilitas publik akan mempengaruhi jangkauan pelayanan di suatu daerah.
Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan jenis TK di Kecamatan Jumo belum bisa menjangkau seluruh desa,
dimana desa yang belum dijangkau adalah desa Barang, Padureso, Gunung Gempol dan Jombor. Begitu juga
dengan jenis SD, belum menjangkau seluruh desa, dimana desa yang belum dijangkau adalah Desa
Morobongo, Desa Barang dan Desa Ketitang. Sedangkan untuk jenis SMP hanya terdapat di Desa Padureso
dan Desa Jumo. Dan Pendidikan non-formal yang berupa taman bacaan sudah dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, karena sudah tersedia di seluruh desa. Fasilitas peribadatan hampir sudah menjangkau seluruh
desa di Kecamatan Jumo, hanya ada satu desa yang belum terpenuhi yaitu Desa Kertosari. Fasilitas kesehatan
dengan jenis praktek bidan paling mendominasi, sedangkan Puskesmas hanya ada di Desa Jumo.
44
5. Referensi
BPS. (2017). Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2017
Lofti, S., & Koohsari, M. J. (2009). Measuring objective accessibility to neighborhood facilities in the city (A
case study: Zone 6 in Tehran, Iran). Cities, 26(3), 133–140.
Pancarrani, G. P., & Pigawati, B. (2014). Evaluasi Kesesuaian Lokasi Dan Jangkauan Pelayanan Sekolah
Menengah Umum Di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Geoplanning: Journal of
Geomatics and Planning, 1(2), 65–73.
Satria, F., Eriawan, T., & Nur, H. (2015). Kajian Mengenai Pengaruh Kualitas Sekolah Menengah Atas Terhadap
Jangkauan Pelayanan Sekolah (Studi Kasus SMA 1 dan SMA 12 Padang). Ejurnal Bung Hatta
University, 1(9).
Sekretariat Negara. (2003). Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
SNI. (1989). Standar Nasional Indonesia Nomor 03 – 1733 Tahun 1989 Tentang Tata Cara Perencanaan
Kawasan Perumahan Kota

More Related Content

Similar to 8-22-1-PB.pdf

Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Angga Debby Frayudha
 
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019Nurohman Pkh Brebes
 
Pip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalPip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalDwiAlfiani2000
 
Pip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalPip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalDwiAlfiani2000
 
Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)
Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)
Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)Researcher Syndicate68
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAngga Debby Frayudha
 
Laporan final revisi
Laporan final revisiLaporan final revisi
Laporan final revisiArif Dp
 
Implementasi Program PNPM Mandiri
Implementasi Program PNPM MandiriImplementasi Program PNPM Mandiri
Implementasi Program PNPM MandiriApner Krei
 
artikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan ererterteswartikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan ererterteswherlandherland
 
Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi PertanianLaporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi PertanianAgus Wahyuda
 
Laporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosialLaporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosialJoni Candra
 

Similar to 8-22-1-PB.pdf (20)

Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
 
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
 
Pip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalPip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasional
 
Pip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasionalPip sistem pendidikan nasional
Pip sistem pendidikan nasional
 
PROPOSAL KF
PROPOSAL KFPROPOSAL KF
PROPOSAL KF
 
Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)
Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)
Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembang
 
Proposal kkn
Proposal kknProposal kkn
Proposal kkn
 
Laporan final revisi
Laporan final revisiLaporan final revisi
Laporan final revisi
 
KKN STAINU PWR.pptx
KKN STAINU PWR.pptxKKN STAINU PWR.pptx
KKN STAINU PWR.pptx
 
contoh laporan KKN
contoh laporan KKNcontoh laporan KKN
contoh laporan KKN
 
Implementasi Program PNPM Mandiri
Implementasi Program PNPM MandiriImplementasi Program PNPM Mandiri
Implementasi Program PNPM Mandiri
 
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
 
7. rkjm 2014 isinya
7. rkjm 2014 isinya7. rkjm 2014 isinya
7. rkjm 2014 isinya
 
Artikel2
Artikel2Artikel2
Artikel2
 
artikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan ererterteswartikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan erertertesw
 
Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi PertanianLaporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian
 
Laporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosialLaporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosial
 
Laporan kkn gemel
Laporan kkn gemelLaporan kkn gemel
Laporan kkn gemel
 
Bab 3 (36-45)pdf baru
Bab 3 (36-45)pdf baruBab 3 (36-45)pdf baru
Bab 3 (36-45)pdf baru
 

Recently uploaded

Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakOcieocietralalatrilili Tharigan
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxEkoPoerwantoe2
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASsusilowati82
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

8-22-1-PB.pdf

  • 1. 36 Volume 1, Nomor 1, 2020, E-ISSN: - Research Article Identifikasi Jangkauan Pelayanan Fasilitas Publik di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung Intan M Harjanti 1 *, Sri Aulianingtyas 1 1 Universitas Diponegoro, Indonesia *Corresponding author: intan.muning.h@pwk.undip.ac.id Abstrak: Kecamatan Jumo merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Temanggung dengan kepadatan penduduk yang cukup besar, yaitu 9,75 jiwa/km2. Seiring dengan pertambahan penduduk setiap tahunnya, harus diimbangi dengan pelayanan fasilitas publik yang baik, dan dapat menjangkau seluruh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jangkauan pelayanan fasilitas publik yang terdapat di Kecamatan Jumo. Pendekatan yang digunakan dalam riset ini adalah deskriptif normatif, dengan teknik analisis spasial. Tahapan awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi persebaran fasilitas publik, kemudian menganalisis jangkauan pelayanan fasilitas publik, dengan menggunakan analisis spasial, yang berpedoman dengan SNI. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persebaran jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kecamatan Jumo belum memenuhi kebutuhan penduduk. Karena masih terdapat desa yang belum terlayani. Sedangkan untuk fasilitas peribadatan, sudah memenuhi kebutuhan penduduk, karena hampir seluruh desa di Kecamatan Jumo sudah terlayani sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukkan dalam pengembangan Kabupaten Temanggung, khususnya Kecamatan Jumo. Kata Kunci: jangkauan pelayanan, fasilitas publik, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. 1. Pendahuluan Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitik beratkan pada tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan dari analisis keruangan adalah untuk menentukan kondisi eksisting yang ada apakah sudah sesuai dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan, yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas suatu wilayah untuk dijangkau, dan hambatan interaksi. Fasilitas publik menjadi hal yang penting dalam membentuk keruangan suatu daerah, karena fasilitas publik merupakan komponen yang harus dipenuhi guna melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Diberlakukannya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, berimplikasi bahwa pemerintah daerah memiliki tanggung jawab, kewenangan dan menentukan standar pelayanan minimal, yang mengharuskan setiap daerah (Kotamadya/Kabupaten) melakukan pelayanan publik semaksimal mungkin untuk masyarakat dan sesuai dengan standar minimal. Selain itu, untuk dapat memaksimalkan penggunaan ruang fasilitas publik, diperlukan akses yang baik (Lofti & Koohsari, 2009). Karena dalam pemanfaatan kawasan permukiman, harus didukung dengan ketersediaan fasilitas umum (pendidikan, peribadatan, dan kesehatan) (Pancarrani & Pigawati, 2014) Kecamatan Jumo terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang memiliki luas wilayah sebesar 2.931,91 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 28.834 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 9, 75 jiwa/km2 (BPS, 2017). Kepadatan penduduk ini dirasa cukup tinggi, karena besaran tersebut merupakan peringkat ke-9 dari 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi ketersediaan fasilitas publik, baik jumlahnya maupun pelayananya. Dimana makin tinggi kepadatan penduduk maka makin kecil wilayah jangkauan pelayanan Pendidikan dan begitu juga sebaliknya (Satria, Eriawan, & Nur, 2015). Sehingga diharapkan ketersediaan fasilitas publik bisa memenuhi kebutuhan dan menjangkau seluruh masyarakat. Riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi jangkauan pelayanan fasilitas publik di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. Sehingga nantinya hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai input dalam pengembangan Kabupaten Temanggung, khususnya Kecamatan Jumo, agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Diterima: 1 September 2019 Direvisi: 25 Oktober 2019 Tersedia online: 31 Desember 2019 Citation: Harjanti, I. M., & Aulianingtyas, S. (2020). Identifikasi Jangkauan Pelayanan Fasilitas Publik di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. Bhumiphala: Jurnal Pengembangan Daerah, 1(1), 36-44.
  • 2. 37 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif normatif. dengan teknik analisis spasial. Pengumpulan data dilakukan dengan survey primer, yang meliputi observasi dan survey sekunder, yang meliputi data-data instutionil maupun kebijakan. Tahapan penelitian ini adalah dengan melakukan identifikasi persebaran fasilitas publik di Kecamatan Jumo yang meliputi, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Kemudian hasil tersebut dijadikan sebagai input dalam menganalisis jangkauan pelayanan dengan menggunakan analisis spasial (Network-Analysis), yang disesuaikan dengan SNI 03-1733 Tahun 1989 tentang Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota. Sehingga akan dihasilkan peta jangkauan pelayanan fasilitas publik di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. 3. Hasil dan Pembahasan a. Jangkauan pelayanan fasilitas Pendidikan Pendidikan adalah sebuah usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non- formal dan informal. Indonesia memiliki beberapa jenjang pendidikan yang diterapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri dari: TK, SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/ sederajat. Sedangkan Pendidikan non-formal biasanya merupakan Pendidikan yang menduduk Pendidikan formal. Jangkauan pelayanan pendidikan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jangkauan Pelayanan Pendidikan Jenis Sarana Jumlah Penduduk pendukung (jiwa) Kebutuhan Per Satuan Sarana Standard (m2/jiwa) Kriteria Luas Lantai Min (m2) Luas Lahan Min (m2) Radius pencapaian Taman Kanak- kanak 1.250 216 termasuk rumah penjaga 36 500 0,28 500 m2 Sekolah Dasar 1.600 633 2.000 1,25 1.000 m2 SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 m2 SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 m2 Taman Bacaan 2.500 72 150 0, 09 1.000 m2 Sumber: SNI 03-1733-1989,Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota, radius pencapaian untuk pendidikan jenjang TK adalah 500m2 dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 1250 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas pendidikan jenjang TK harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 500m2 dan mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk 1250 jiwa.
  • 3. 38 Sumber: Analisis, 2018 Gambar 1. Peta Jangkauan Pelayanan TK di Kecamatan Jumo Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Jumo terdapat 12 fasilitas pendidikan jenjang TK yang berada pada Desa Morobongo, Desa Karangtejo, Desa Sukomarto, Desa Gedongsari, Desa Jamusan, Desa Jumo, Desa Giyono, Desa Ketitang dan Desa Kertosari . Fasilitas pendidikan jenjang TK belum merata ke semua desa, desa yang tidak terdapat fasilitas pendidikan jenjang TK yaitu desa Barang, Padureso, Gunung Gempol dan Jombor. Hal ini dikarenakan tata guna lahan yang mendominasi masih berupa pertanian dan perkebunan. Selain itu banyak masyarakat setempat yang beranggapan bahwa pendidikan TK kurang diperlukan, sehingga masyarakat langsung menyekolahkan anaknya pada jenjang Sekolah Dasar. Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota, radius pencapaian untuk pendidikan jenjang SD adalah 1000m2 dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 1600 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas pendidikan jenjang SD harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 1000m2 dan mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk 1600 jiwa. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Jumo terdapat 10 fasilitas pendidikan jenjang SD yang terdapat pada Desa Karangtejo, Desa Sukomarto, Desa Padureso, Desa Jumo, Desa Jamusan, Desa Gedongsari, Desa Giyono, Desa Kertosari, Desa Jombor dan Desa Gunung Gempol. Namun, dari 13 Desa Kecamatan Jumo, terdapat 3 Desa yang belum terjangkau fasilitas pendidikan jenjang SD yaitu Desa Morobongo, Desa Barang dan Desa Ketitang. Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota, radius pencapaian untuk pendidikan jenjang SMP adalah 1000 m2 dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 4800 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas pendidikan jenjang SMP harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 1000 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk 4800 jiwa.
  • 4. 39 Sumber: Analisis, 2018 Gambar 2. Peta Jangkauan Pelayanan Sekolah Dasar di Kecamatan Jumo . Sumber: Analisis, 2018 Gambar 3. Peta Jangkauan Pelayanan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Jumo
  • 5. 40 Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa SMP di Kecamatan Jumo hanya terdapat di 2 Desa yaitu Desa Padureso dan Desa Jumo. Hal tersebut di karenakan tidak semua desa di Kecamatan Jumo memiliki kriteria yang tepat untuk lokasi fasilitas pendidikan jenjang SMP, seperti kriteria jumlah penduduk dan radius pencapaian yang telah disebutkan diatas. Jadi, tidak semua desa di Kecamatan Jumo terjangkau fasilitas pendidikannya khususnya jenjang SMP. Selain itu, infrastruktur yang mendukung adanya fasilitas pendidikan tersebut kurang memadai. Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota, radius pencapaian untuk pendidikan non formal / taman bacaan adalah 1000 m2 dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 2500 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk satu fasilitas non formal harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan penduduk dengan radius jarak 1000 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk 2500 jiwa. Fasilitas pendidikan non formal di Kecamatan Jumo terdapat pada semua Desa yang ada di Kecamatan Jumo, namun pada Gambar 4 hanya menggambil sampel pada 3 Desa, yaitu Desa Gedongsari, Desa Sukomarto dan Desa Morobongo. Sumber: Analisis, 2018 Gambar 4. Peta Jangkauan Pelayanan Pendidikan Non-Formal di Kecamatan Jumo b. Jangkauan pelayanan fasilitas Peribadatan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Jenis dari sarana peribadatan adalah masjid, mushola, gereja, vihara, klenteng dan pura yang dipergunakan untuk beribadah bagi masing-masing pemeluk agama (Tabel 2).
  • 6. 41 Tabel 2. Jangkauan Pelayanan Fasilitas Peribadatan Jenis Sarana Jumlah Penduduk pendukung (jiwa) Kebutuhan Per Satuan Sarana Standard (m2/jiwa) Kriteria Luas Lantai Min (m2) Luas Lahan Min (m2) Radius pencapaian Musholla/ Langgar 250 45 100 bila bangunan tersendiri 0,36 100 m2 Masjid Warga 2.500 300 600 0,24 1.000 m2 Masjid Lingkungan (Kelurahan) 30.000 1.800 3.600 0,12 Masjid Kecamatan 120.000 3.600 5.400 0,03 Sarana Ibadah agama lain Tergantung sistem kekerabatan / hirarki lembaga Tergantung kebiasaan setempat Tergantung kebiasaan setempat - - Sumber: SNI 03-1733-1989,Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota Berdasarkan acuan SNI 03-1733-1989, tentang tata cara perencanaan kawasan perumahan kota, radius pencapaian untuk fasilitas peribadatan khususnya masjid adalah 1000 m2 dengan jumlah penduduk pendukung sebesar 2500 jiwa. Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas peribadatan khususnya masjid harus mampu memenuhi kebutuhan penduduk dengan radius jarak 1000 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan peribadatan penduduk yaitu 2500 jiwa. Fasilitas peribadatan khususnya mushola mempunyai radius 100 m2 dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 250 jiwa. Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas peribadatan khususnya mushola harus mampu memenuhi kebutuhan penduduk dengan radius jarak 100 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan peribadatan penduduk yaitu 250 jiwa. Radius pencapaian dan jumlah penduduk untuk sarana ibadah agama lain seperti gereja, vihara dan lain-lain pendukungnya tergantung dengan sistem kekerabatan dan hirarki lembaga setempat, namun sebagian besar sarana peribadatan memiliki radius jangkauan yaitu 1000 m2 . Pada Kecamatan Jumo hanya terdapat 3 sarana peribadatan yaitu masjid, mushola dan gereja. Persebaran Sarana Peribadatan yang ada di Kecamatan Jumo terbagi menjadi 3 sarana peribadatan pada Kecamatan Jumo yaitu masjid, mushola, gereja katolik, gereja protestan dan vihara yang masing-masing terdiri dari 58 masjid, 71 mushola, 1 gereja katolik, 5 gereja protestan dan 11 vihara. Pada gambar 5. dapat dilihat bahwa jangkauan pelayanan fasilitas peribadatan hampir menjangkau seluruh desa, namun ada satu desa yang belum terlayani yaitu Desa Kertosari (Gambar 5). Sumber: Analisis, 2018 Gambar 5. Peta Jangkauan Pelayanan Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Jumo
  • 7. 42 c. Jangkauan pelayanan fasilitas Kesehatan Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, dan upaya kesehatan hanya dapat diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan (health services). Sedangkan pelayanan kesehatan (Tabel 3) adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan maka dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu: • Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care) Sarana pelayanan tingkat pertama ini merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas, Poliklinik, Dokter Praktek, dan sebagainya. • Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care) Sarana pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana kesehatan ini mencakup Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe C atau RS tipe D serta RS Bersalin • Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care) Sarana pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua. Sarana kesehatan ini mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B dan sebagainya. Tabel 3. Jangkauan pelayanan fasilitas kesehatan Jenis Sarana Jumlah Penduduk pendukung (jiwa) Kebutuhan Per Satuan Sarana Standard (m2/jiwa) Kriteria Luas Lantai Min (m2) Luas Lahan Min (m2) Radius pencapaian Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 Balai Pengobatan Warga 2.500 150 300 0,12 1.000 m2 BKIA/ Klinik Bersalin 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 m2 Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan Lingkungan 30.000 150 300 0,006 1.500 m2 Puskesmas dan Balai Pengobatan 120.000 420 1.000 0,008 3.000 m2 Tempat Praktek Dokter 5.000 18 - - 1.500 m2 Apotik/ Rumah Obat 30.000 120 250 0,025 1.500 m2 Sumber: SNI 03-1733-1989,Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota Jenis sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Jumo adalah apotek, bidan, klinik dan posyandu. Posyandu merupakan fasilitas kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita. Berdasarkan acuan SNI 03-1733-2014, tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, radius pencapaian untuk fasilitas kesehatan posyandu adalah adalah 500 m2 dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 1.250 jiwa berlokasi di tengah kelompok tetangga tidak menyeberang jalan raya. Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas posyandu harus mampu memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk dengan radius jarak 500 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan untuk 1.250 jiwa. Sedangkan klinik merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan. Berdasarkan acuan SNI 03-1733- 2014, tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, radius pencapaian untuk fasilitas kesehatan klinik kesehatan adalah 1.500 m2 dengan jumlah penduduk pendukung adalah sebesar 5.000 jiwa.
  • 8. 43 Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas polindes harus mampu memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk dengan radius 1.500 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan untuk 5.000 jiwa. Dan praktek Bidan berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan. Berdasarkan acuan SNI 03-17332014, tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, radius pencapaian untuk fasilitas kesehatan klinik kesehatan adalah adalah 500 m2 dengan jumlah penduduk pendukung sebesar 1.250 jiwa. Hal tersebut berarti bahwa untuk satu fasilitas polindes harus mampu memenuhi kebutuhan kesehatan penduduk dengan radius jarak 500 m2 dan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan untuk 1.250 jiwa. Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa persebaran fasilitas kesehatan di Kecamatan Jumo belum tersebar secara merata, begitu pula dengan jangkauan pelayannya belum dapat menjangkau seluruh desa. Jenis fasilitas kesehatan Praktek bidan yang paling mendominasi di Kecamatan Jumo, sedangkan Puskesmas hanya terletak di desa Jumo. Sumber: Analisis, 2018 Gambar 6. Peta Jangkauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Jumo 4. Kesimpulan Persebaran dan jumlah fasilitas publik akan mempengaruhi jangkauan pelayanan di suatu daerah. Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan jenis TK di Kecamatan Jumo belum bisa menjangkau seluruh desa, dimana desa yang belum dijangkau adalah desa Barang, Padureso, Gunung Gempol dan Jombor. Begitu juga dengan jenis SD, belum menjangkau seluruh desa, dimana desa yang belum dijangkau adalah Desa Morobongo, Desa Barang dan Desa Ketitang. Sedangkan untuk jenis SMP hanya terdapat di Desa Padureso dan Desa Jumo. Dan Pendidikan non-formal yang berupa taman bacaan sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, karena sudah tersedia di seluruh desa. Fasilitas peribadatan hampir sudah menjangkau seluruh desa di Kecamatan Jumo, hanya ada satu desa yang belum terpenuhi yaitu Desa Kertosari. Fasilitas kesehatan dengan jenis praktek bidan paling mendominasi, sedangkan Puskesmas hanya ada di Desa Jumo.
  • 9. 44 5. Referensi BPS. (2017). Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2017 Lofti, S., & Koohsari, M. J. (2009). Measuring objective accessibility to neighborhood facilities in the city (A case study: Zone 6 in Tehran, Iran). Cities, 26(3), 133–140. Pancarrani, G. P., & Pigawati, B. (2014). Evaluasi Kesesuaian Lokasi Dan Jangkauan Pelayanan Sekolah Menengah Umum Di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning, 1(2), 65–73. Satria, F., Eriawan, T., & Nur, H. (2015). Kajian Mengenai Pengaruh Kualitas Sekolah Menengah Atas Terhadap Jangkauan Pelayanan Sekolah (Studi Kasus SMA 1 dan SMA 12 Padang). Ejurnal Bung Hatta University, 1(9). Sekretariat Negara. (2003). Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional SNI. (1989). Standar Nasional Indonesia Nomor 03 – 1733 Tahun 1989 Tentang Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota