SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
EVALUASI PENDIDIKAN DASAR TINGKAT KECAMATAN 
DI KABUPATEN BANYUASIN 
Suripto* 
ABSTRAK 
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan. 
Otonomi daerah telah menyerahkan kewenangan bidang pendidikan dasar kepada pemerintah 
daerah kabupaten/kota. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan merupakan salah satu 
indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Bagaimana tingkat keberhasilan 
pendidikan dasar menurut kecamatan di Kabupaten Banyuasin ? Kajian ini menggunakan methode 
deskriptif dengan studi kepustakaan. Alat analisis yang digunakan adalah The Analytical Hierarchy 
Process (AHP). Hasil analisis menunjukan bahwa Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Banyuasin 
I dan Kecamatan Talang Kelapa adalah yang terbaik dalam pendidikan dasar. 
Kata Kunci : Pendidikan, Sekolah, AHP, Kecamatan, Evaluasi 
ABSTRACT 
Education is the main factor that determines the success of development. Regional 
autonomy has given authority to the field of basic education to the local government district. 
Equitable and expanded access to education is one indicator of the success of education 
development. How is the success rate of primary education in Banyuasin Districts? This study uses 
descriptive method with literature study. The analytical tool used is the Analytical Hierarchy 
Process (AHP). The results show that the Banyuasin Sub District III, Banyuasin Sub District I and 
Talang Kelapa Sub District are the best in basic education. 
Keywords: Education, Schools, AHP, District, Evaluation 
PENDAHULUAN 
Pendidikan merupakan faktor 
utama yang menentukan keberhasilan 
pembangunan. Dalam upaya 
menciptakan pemerataan pendidikan, 
pemerintah pusat telah mendelegasikan 
sebagian kewenangannya kepada 
pemerintah daerah. sebagaimana diatur 
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 
tahun 2007 tentang Pembagian Urusan 
Pemerintahan Antara Pemerintah, 
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan 
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota 
Pasal 7 ayat 2 point ( a ) menyatakan 
bahwa Pendidikan merupakan urusan 
wajib pelayanan dasar yang 
diselenggarakan pemerintah daerah. 
Salah satu kewajiban pemerintah 
kabupaten / kota dalam bidang 
pendidikan adalah perencanaan program 
wajar dikdas 9 tahun. 
Salah satu tujuan otonomi daerah 
adalah meningkatkan pelayanan 
masyarakat termasuk bidang pendidikan. 
Dalam Rencana Stategik Departemen 
Pendidikan Nasional tahun 2005 – 2009 
menyebutkan salah satu program 
utamanya adalah meningkatkan akses 
masyarakat kepada pendidikan yang 
berkualitas. Program tersebut tentunya 
Peneliti Pertama pada Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara, Jl. 
Veteran No. 10 Jakarta Pusat. e-mail : suripto3x@rocketmail.com atau rivto76@yahoo.co.id
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
juga menjadi acuan pemerintah daerah 
dalam membangun bidang pendidikan. 
Peningkatan akses masyarakat daerah 
dalam bidang pendidikan merupakan 
langkah meningkatkan kualitas 
pendidikannya. 
Peningkatan perluasan dan 
pemerataan pendidikan dilaksanakan 
melalui kebijakan antara lain penyediaan 
fasilitas layanan pendidikan berupa 
pembangunan unit sekolah baru; 
penambahan ruang kelas dan 
penyediaan fasilitas pendukungnya; 
penyediaan berbagai pendidikan alternatif 
bagi masyarakat yang membutuhkan 
perhatian khusus; serta penyediaan 
berbagai beasiswa dan bantuan dana 
operasional sekolah yang dalam 
pelaksanaannya dilakukan dengan 
melibatkan peran aktif masyarakat. 
Penyediaan prasarana pendidikan 
termasuk pembangunan unit sekolah 
baru (USB) dan ruang kelas baru (RKB) 
diupayakan dalam rangka pemerataan 
dan perluasan di tingkat SMP/MTs, untuk 
menampung peningkatan jumlah lulusan 
SD/MI. Pemerataan dan perluasan akses 
pendidikan di tingkat SD dilakukan 
dengan memanfaatkan layanan 
pendidikan yang sudah ada. 
Data statistik Banyuasin dalam 
Angka 2008 menunjukan bahwa jumlah 
sekolah dasar (SD) dan Madrasyah 
Idtidaiyah (MI) pada tahun 2006 
sebanyak 517 buah dan pada tahun 2008 
menjadi 524 buah. Jumlah kelas SD 
sebanyak 2,938 unit dan SMP sebanyak 
766 unit. Jumlah guru SD sebanyak 5,450 
orang dan SMP sebanyak 2,159 orang. 
Jumlah murid tahun 2006 sebanyak 
97.919 orang dan tahun 2008 menjadi 
101.562 orang. Sedangkan, jumlah 
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 
Madrasyah Tsanawiyah tahun 2006 
sebanyak 125 buah dan tahuan 2008 
menjadi 148 buah, jumlah murid tahun 
2006 sebanyak 23.863 orang menjadi 
27.537 orang. Data tersebut menunjukan 
bahwa terdapat peningkatan jumlah 
sekolah dan jumlah siswa yang berarti 
terdapat juga peningkatan akses 
masyarakat dalam pendidikan. 
Selanjutnya, Penyebaran jumlah 
sekolah, ruang kelas, guru dan murid 
Sekolah Dasar (SD) Negeri, Sekolah 
Menengah Pertama (SMP) Swasta dan 
Madrasah Idtidaiyah (MI), Sekolah 
Menengah Pertama Negeri, dan 
Madrasah Tsanawiyah (MTs) menurut 
kecamatan di Kabupaten Banyuasin 
Tahun 2008 seperti pada Tabel 1 dan 
Tabel 2. 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Tabel 1. 
Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru dan Murid Sekolah Dasar Negeri, Swasta dan 
Madrasah Idtidaiyah Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 
No. 
Kecamatan 
Jumlah Sekolah Jumlah Ruang 
Kelas 
Jumlah Guru Jumlah Murid 
SDN SDS MI SDN SDS MI SDN SDS MI SDN SDS MI 
1 Rantau 
Bayur 38 - - 201 - - 299 - - 5699 - - 
2 Betung 41 2 1 251 12 4 456 14 10 9251 360 90 
3 Banyuasin 
III 67 - 3 398 - 20 807 - 35 11230 - 439 
4 Pulau 
Rimau 33 - 4 162 - 22 280 - 40 5526 - 374 
5 Tungkal Ilir 20 - - 98 - - 60 - - 1999 - - 
6 Talang 
Kelapa 35 3 5 207 20 30 723 21 51 13330 600 785 
7 Tanjung 
Lago 19 - 5 105 - 31 209 - 48 4572 - 467 
8 Banyuasin I 48 2 5 247 13 22 550 13 41 9398 390 548 
9 Rambutan 24 - 1 133 - 5 287 - 7 4476 - 42 
10 Muara 
Padang 22 - 4 118 - 24 192 - 37 6159 - 282 
11 Muara 
Sugihan 24 1 10 125 6 59 214 7 85 4231 159 1082 
12 Banyuasin 
II 20 - 4 130 - 24 166 - 35 4931 - 614 
13 Makarti 
Jaya 19 - 2 109 - 11 222 - 17 3332 - 189 
14 Air Salek 23 - - 118 - - 201 - - 3963 - - 
15 Muara 
Telang 31 - 8 186 - 47 252 - 71 5997 - 1047 
Jumlah 464 8 52 2588 51 299 4918 55 477 94094 15809 5959 
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2008 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Tabel 2. 
Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru dan Murid Sekolah Menengah Negeri, Swasta dan 
Madrasah Tsanawiyah Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 
No. 
Kecamatan 
Jumlah Sekolah Jumlah Ruang Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid 
SMPN SMPS MTs SMPN SMPS MTs SMPN SMPS MTs SMPN SMPS MTs 
1 Rantau 
Bayur 6 1 3 25 3 9 45 16 33 812 101 306 
2 Betung 4 5 3 50 23 9 106 79 34 1384 1 070 357 
3 Banyuasin 
III 6 5 7 83 32 22 160 87 83 2480 826 1 
533 
4 Pulau 
Rimau 3 2 6 27 7 18 72 16 64 1095 193 514 
5 Tungkal Ilir 2 3 2 6 9 6 13 31 24 234 539 104 
6 Talang 
Kelapa 2 5 6 25 23 18 57 66 69 805 1 354 370 
7 Tanjung 
Lago 3 2 2 20 6 6 73 13 20 746 - 254 
8 Banyuasin I 5 7 6 32 34 18 118 93 66 1383 758 764 
9 Rambutan 3 1 1 21 10 6 88 22 14 930 278 72 
10 Muara 
Padang 2 1 3 21 3 9 43 10 42 692 113 401 
11 Muara 
Sugihan 4 1 4 28 3 12 62 8 41 1051 120 507 
12 Banyuasin 
II 4 - 3 15 - 8 34 - 38 802 - 216 
13 Makarti 
Jaya 3 1 2 22 3 6 46 15 22 824 62 188 
14 Air Salek 3 1 2 12 6 4 38 40 24 790 154 113 
15 Muara 
Telang 4 3 5 26 23 13 60 16 58 773 727 742 
Jumlah 54 38 55 413 189 164 1015 512 632 14801 6295 6441 
Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2008 
Berdasarkan Tabel 1 menunjukan 
bahwa 89 persen sekolah dasar 
merupakan SD Negeri. Hal ini 
menunjukan dominasi penyelenggara 
sekolah dasar adalah pemerintah daerah. 
Dilihat dari jumlah siswa yang sekolah di 
SD Negeri menunjukan sebanyak 81 
persen. Sedangkan untuk sekolah 
menengah pertama sebanyak 36 persen 
adalah negeri dan 64 persen swasta. 
Sementara dari jumlah siswa sebanyak 
54 persen di SMP Negeri dan 46 SMP 
Swasta. Kondisi tersebut menunjukan 
bahwa, Pemerintah Daerah memiliki 
peran yang lebih besar di bandingkan 
swakelola masyarakat. 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Dari Tabel 1 dan Tabel 2, 
Pendidikan dasar di Kabupaten 
Banyuasin menyebar bervariasi antar 
kecamatan. Kondisi tersebut terlihat dari 
sarana pendidikan SD/MI dan SMP/MTs 
yang meliputi jumlah sekolah dan dan 
kelas. Dengan demikian, akses 
masyarakat dalam pendidikan pada 
masing-masing kecamatan juga akan 
bervariasi. Penyebaran sekolah dan kelas 
merupakan salah satu indikator dalam 
keberhasilan pemerataan pendidikan. 
Sehingga, Hal ini menarik mengetahui 
keberhasilan penyelenggaraan 
pendidikan dasarnya pada setiap 
kecamatan di Kabupten Banyuasin. 
Bagaimana tingkat keberhasilan 
penyelenggaraan pendidikan pada setiap 
kecamatan di Kabupten Banyuasin ? 
Untuk menjawab hal tersebut, kajian ini 
melakukan evaluasi kepada setiap 
kecamatan. Dimana, proses evaluasi 
merupakan langkah penting untuk 
mengetahui tingkat efektifitas dan 
efisiensi organisasi. Efektivitas umumnya 
lebih menitikberatkan pada hasil kegiatan. 
Sedang efisiensi dapat dilihat lebih luas 
yakni dengan melakukan perbandingan 
antara input dan output. Dalam hal ini, 
efektifitas dilihat dari jumlah siswa SD 
dan SMP pada setiap kecamatan. Dan, 
Efisiensi dengan membandingkan antara 
penyediaan sekolah, kelas dan guru 
dengan jumlah siswa. 
Kajian evaluasi ini menggunakan 
indikator seperti pada Tabel 1 dan Tabel 
2. Selanjutnya, hasil evaluasi kajian ini 
merupakan rangking kecamatan dalam 
pendidikan dasar di Kabupaten 
Banyuasin. 
METODE ANALISIS 
Kajian pendidikan dasar Kabupaten 
Banyuasin menggunakan metode 
deskripsi dengan studi kepustakaan. 
Sedangkan alat analisis yang digunakan 
The Analytical Hierarchy Process (AHP). 
AHP merupakan teknik terstruktur 
berdasarkan matematika dan psikologi, 
yang dikembangkan oleh Thomas L. 
Saaty untuk menghadapi keputusan yang 
kompleks. AHP memberikan suatu 
kerangka komprehensif dan rasional 
untuk penataan masalah keputusan, 
untuk mewakili dan mengukur unsur-unsurnya, 
untuk menghubungkan 
elemen-elemen dengan tujuan secara 
keseluruhan, dan untuk mengevaluasi 
solusi alternatif. Keunggulan AHP antara 
lain menyusun model permasalahan 
dengan lebih sederhana, data yang 
digunakan dapat bersifat kuantitatif dan 
kualitatif serta hasil keputusan lebih 
komprehensif. Sehingga, AHP dapat 
membantu para pengambil keputusan 
untuk menemukan satu pilihan alternative 
yang paling sesuai dengan kebutuhan 
mereka. Prosedur untuk menggunakan 
AHP secara ringkas sebagai berikut : 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
 Menyusun model masalah sebagai 
hirarki keputusan yang berisi tujuan, 
alternatif solusi, dan kriteria untuk 
mengevaluasi alternatif. 
 Menetapkan prioritas antara unsur-unsur 
hierarki dengan membuat 
serangkaian keputusan berdasarkan 
perbandingan berpasangan elemen. 
Sebagai contoh, ketika 
membandingkan antara Kecamatan 
Rantau Bayur dan Pulau Rimau yang 
lebih baik dalam memberikan 
pelayanan pendidikan dasar. 
 Menyimpulkan penilaian ini untuk 
menghasilkan satu set prioritas 
keseluruhan hirarki. 
 Memeriksa konsistensi penilaian. 
(nilai inkonsistensi ≥ 0,1) 
 Hasil keputusan akhir berdasarkan 
hasil dari proses ini. 
AHP yang digunakan dalam tulisan ini 
yakni Aplikasi Expert Choice 2nd Edition. 
Langkah AHP Expert Choice yakni 
menentukan tujuan, memilih objek, 
memilih criteria dan memilih alternatit. 
Tujuan Evaluasi Pendidikan Dasar 
yakni terpilihnya kecamatan terbaik 
dalam pelayanan pendidikan dasar di 
Kabupaten Banyuasin. Objek yang diukur 
adalah Sekolah Dasar dan Sekolah 
Menengah Pertama. Objek Sekolah 
Dasar yang meliputi Sekolah Dasar 
Negeri, Sekolah Dasar Swasta dan 
Madrasyah Idtidaiyah. Objek Sekolah 
Menengah Pertama meliputi Sekolah 
Menengah Pertama Negeri, Sekolah 
Menengah Pertama Swasta dan 
Madrasyah Tsanawiyah. Setiap objek 
memiliki sub criteria yakni jumlah sekoah, 
jumlah kelas, jumlah guru dan jumlah 
murid. Alternatif keputusan meliputi 
Kecamatan Rantau Bayur, Betung, 
Banyuasin III, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, 
Talang Kelapa, Tanjung Lago, Banyuasin 
I, Rambutan, Muara Padang, Muara 
Sugihan, Banyuasin II, Makarti Jaya, Air 
Salek dan Muara Telang. Model Hirarki 
AHP dalam Evaluasi Pendidikan Dasar 
seperti gambar 1. 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Gambar 1 
Hirarki AHP Evaluasi Pendidikan Dasar 
Prioritas antara unsur-unsur di 
dalam hierarki dilakukan dengan 
membuat serangkaian keputusan 
berdasarkan perbandingan berpasangan 
elemen. Penilaian perbandingan tesebut 
dengan menggunakan skala dengan nilai 
1 sampai dengan 9. Skala tersebut 
seperti pada Tabel 3. 
Tabel 3 
Skala fundemental untuk kontribusi berpasangan 
Nilai Definisi Penjelasan 
1 Sama Dua Unsur sama memberikan kontribusi kepada 
tujuan 
3 Sedang Pengalaman dan penilaian sedikit demi satu elemen 
atas yang lain 
5 Kuat Pengalaman dan penilaian sangat mendukung dua 
elemen di atas yang lain 
7 Sangat Kuat Satu elemen lebih disukai sangat kuat atas yang 
lain, dominasi ditunjukkan dalam praktek 
9 Tertinggi Bukti yang menguntungkan salah satu unsur di atas 
yang lain adalah urutan yang tertinggi afirmasi 
Intensitas 2,4,6, dan 8 dapat digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai menengah. 
Intensitas 1.1, 1.2, 1.3, ect. Dapat digunakan untuk elemen yang sangat dekat pada 
pentingnya 
Sumber : diterjemahkan dari http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_hierarchy_process 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
PEMBAHASAN 
Evaluasi yang dilakukan terbagi 
menjadi tiga tahap yakni pertama global 
yang meliputi seluruh kriteria pendidikan 
dasar (SD dan MI) dan pendidikan dasar 
menengah pertama (SMP dan MTS), 
kedua masing-masing kriteria secara 
terpisah, ketiga masing-masing sub 
kriteria. 
Evaluasi Pendidikan Dasar secara 
global 
Dalam Evaluasi ini yang 
digunakan menjadi criteria yakni Sekolah 
Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. 
Sekolah Dasar yang meliputi SD Negeri, 
SD Swasta dan MI. Sekolah Menengah 
Pertama meliputi SMP Negeri, SMP 
Swasta dan MTs. Penilaian Skala 
Prioritas antara Sekolah Dasar dan 
Sekolah Menengah Pertama adalah 
Sama. Artinya dalam perhitungan AHP, 
Nilai keduanya adalah sama yakni 50 
persen dengan tingkat inkonsistensi 
sebesar 0 (nol) persen. Hal yang menjadi 
pertimbangan adalah kebijakan 
pemerintah yang menyatakan bahwa 
pendidikan dasar yang wajib 
diselenggarakan adalah 9 tahun. Nilai 
Kinerja Pendidikan tingkat kecamatan 
berdasarkan hasil analisis AHP 
menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki 
nilai sebesar 20.9 persen, Banyuasin I 
memiliki nilai sebesar 11.1 persen, 
Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 10.9 
persen, Betung memiliki nilai sebesar 
10.2 persen, Muara Telang memiliki nilai 
sebesar 6.2 persen, Muara Sugihan 
memiliki nilai sebesar 5.8, Pulau Rimau 
memiliki nilai sebesar 5.5 persen, Rantau 
Bayur memiliki nilai sebesar 5.1 persen, 
Rambutan memiliki nilai sebesar 4.5 
persen, Tanjung Lago memiliki nilai 
sebesar 4.0 persen, Banyuasin II memiliki 
nilai sebesar 3.7 persen, Muara Padang 
memiliki nilai sebesar 3.5 persen, Makarti 
Jaya memiliki nilai sebesar 3.3 persen, 
Air Salek memiliki nilai sebesar 3.1 
persen dan Tungkal ilir memiliki nilai 
sebesar 2.2 persen. seperti pada gambar 
1. 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Grafik 1. 
Sensitivitas Kinerja Pendidikan Dasar 
Nilai kinerja tertinggi adalah 
Kecamatan Banyuasin III dengan nilai 
sebesar 20,9 persen. Nilai tersebut 
merupakan akumulasi nilai dari sub 
kriteria yang dimiliki Kecamatan 
Banyuasin III. Sub kriteria meliputi jumlah 
sekolah SD/MI sebanyak 70 buah dan 
SMP/MTs sebanyak 18 buah, jumlah 
kelas SD/MI sebanyak 418 buah dan 
SMP/MTs sebanyak 137 buah, jumlah 
guru SD/MI sebanyak 842 orang dan 
SMP/MTs sebanyak 430 orang dan 
jumlah murid SD/MI sebanyak 11.966 
orang dan SMP/MTs sebanyak 3.306 
orang. 
Kecamatan dengan nilai kinerja 
kecil sampai sedang antara lain 
Kecamatan Banyuasin I, Talang Kelapa 
dan Betung dengan nilai sebesar > 10.0 < 
20.0. Nilai tersebut merupakan akumulasi 
nilai dari sub kriteria yang dimiliki 
Kecamatan tersebut. Sub kriteria meliputi 
jumlah sekolah SD/MI sebanyak 20 - 55 
buah dan SMP/MTs sebanyak 7 - 18 
buah, jumlah kelas SD/MI sebanyak 98 - 
282 buah dan SMP/MTs sebanyak 21 - 
84 buah, jumlah guru SD/MI sebanyak 60 
- 795 orang dan SMP/MTs sebanyak 68 - 
277 orang dan jumlah murid SD/MI 
sebanyak 1.999 – 14.715 orang dan 
SMP/MTs sebanyak 877 - 2905 orang. 
Kecamatan dengan nilai kinerja 
paling kecil yakni Kecamatan Pulau 
Rimau dengan nilai sebesar 2.2. Nilai 
tersebut merupakan akumulasi nilai dari 
sub kriteria yang dimiliki Kecamatan 
Pulau Rimau. Sub kriteria meliputi jumlah 
sekolah SD/MI sebanyak 20 buah dan 
SMP/MTs sebanyak 7 buah, jumlah kelas 
SD/MI sebanyak 98 buah dan SMP/MTs 
sebanyak 21 buah, jumlah guru SD/MI 
sebanyak 60 orang dan SMP/MTs 
sebanyak 68 orang dan jumlah murid 
SD/MI sebanyak 1.999 orang dan 
SMP/MTs sebanyak 877 orang. 
Evaluasi Sekolah Dasar dan sederajat 
Prioritas sehubungan dengan 
tujuan evaluasi ini, Nilai sesitivitas setiap 
jenis sekolah dasar adalah SD Negeri 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
sebesar 77,6 persen, SD Swasta sebesar 
10,7 persen dan MI sebesar 11,7 persen 
dengan nilai inkonsistensi sebesar 0,9 
persen atau sangat konsisten. Nilai 
tersebut bahwa Pemerintah Daerah 
Kabupaten Banyuasin memiliki peran 
yang lebih besar dibandingkan 
masyarakat dalam menyelenggakan 
pendidikan dasar. 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
dasar dan sederajat tingkat kecamatan 
berdasarkan hasil analisis AHP 
menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki 
nilai sebesar 19,3 persen, Talang Kelapa 
memiliki nilai sebesar 16,2 persen, 
Banyuasin I memiliki nilai sebesar 10,2 
persen, Betung memiliki nilai sebesar 9,9 
persen, Muara Telang memiliki nilai 
sebesar 6,5 persen, Muara Sugihan 
memiliki nilai sebesar 6,2 persen, Rantau 
Bayur memiliki nilai sebesar 4,7 persen, 
Pulau Rimau memiliki nilai sebesar 4,6 
persen, Tanjung Lago dan Banyuasin II 
memiliki nilai sebesar 3,8 persen, Muara 
Padang memiliki nilai sebesar 3,7 persen, 
Rambutan memiliki nilai sebesar 3.3 
persen, Makarti Jaya memiliki nilai 
sebesar 3.0 persen, Air Salek memiliki 
nilai sebesar 2,8 persen dan Tungkal ilir 
memiliki nilai sebesar 2,1 persen. Seperti 
pada grafik 2. 
Grafik 2. 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Dasar dan Sederajat 
Berdasarkan grafik 2 terdapat 3 jenis 
model dalam penyelenggaraan 
pendidikan dasar. Model dominasi 
pemerintah yakni yang banyak memiliki 
sekolah negeri seperti Banyuasin III. 
Model partisipasi masyarakat yakni 
kecamatan yang memiliki lebih banyak 
sekolah dasar swasta dan madrasyah 
idtidaiyah seperti Talang Kepala dan 
Muara Sugihan. Model equal yakni 
pemerintah dan masyarakat memiliki 
peran yang sama seperti Rambutan dan 
Tungkal ilir. Evaluasi Sekolah Dasar 
Negeri 
Prioritas hubungan sub kriteria 
dengan tujuan evaluasi dalam kriteria 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
sekolah dasar negeri adalah jumlah 
sekolah memiliki nilai sebesar 10 persen, 
jumlah kelas, jumlah guru dan jumlah 
murid memiliki nilai masing-masing 30 
persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 
0 persen atau sangat konsisten. 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
dasar dan sederajat tingkat kecamatan 
berdasarkan hasil analisis AHP 
menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki 
nilai sebesar 23,9 persen, Talang Kelapa 
memiliki nilai sebesar 15,8 persen, 
Betung memiliki nilai sebesar 10,4 
persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 
10,0 persen, Rantau Bayur memiliki nilai 
sebesar 5,5 persen, Muara Telang 
memiliki nilai sebesar 5,0 persen, 
sedangkan Muara Sugihan, Pulau Rimau, 
Tanjung Lago, Banyuasin, Muara 
Padang, Rambutan, Makarti Jaya, Air 
Salek , dan Tungkal ilir memiliki nilai 
memiliki nilai sebesar < 5,0 persen, 
seperti pada grafik 3. 
Grafik 3. 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Dasar Negeri 
Banyuasin III merupakan 
kecamatan yang memiliki nilai jumlah 
sekolah dan ruang kelas lebih besar 
dibandingkan dengan jumlah murid. 
Sedangkan Kecamatan Talang Kepala 
memiliki nilai jumlah murid yang lebih 
besar dibandingkan dengan jumlah 
sekolah dan kelas. Sedangkan 
Kecamatan lainnya memiliki nilai yang 
hampir seimbang antara jumlah sekolah, 
kelas, guru dan murid. 
Evaluasi Sekolah Dasar Swasta 
Prioritas hubungan sub kriteria 
dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria 
Sekolah Dasar swasta memiliki kompoisi 
nilai yang sama yakni jumlah sekolah 
memiliki nilai sebesar 11,3 persen, jumlah 
kelas dan jumlah murid memiliki nilai 30,5 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
persen sedangkan jumlah guru memiliki 
nilai 27,7 persen dengan nilai 
inkonsistensi sebesar 0, 8 persen atau 
sangat konsisten. 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
swasta tingkat kecamatan berdasarkan 
hasil analisis AHP menunjukan bahwa 
Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 26,5 
persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 
17,1 persen, Betung memiliki nilai 
sebesar 16,6 persen, dan Muara Sugihan 
memiliki nilai sebesar 6,8 persen. 
Sedangkan Banyuasin III, Rantau Bayur, 
Muara Telang,sedangkan, Pulau Rimau, 
Tanjung Lago, Banyuasin, Muara 
Padang, Rambutan, Makarti Jaya, Air 
Salek , dan Tungkal ilir memiliki nilai 3.0 
persen, Seperti pada grafik 4. 
Grafik 4. 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Dasar Swasta 
Sekolah Dasar swasta tersebar di 4 
kecamatan meliputi Talang Kelapa, 
Banyuasin I, Betung dan Muara Sugihan. 
Selainnya kecamatan tersebut tidak 
memiliki sekolah dasar swasta. 
Evaluasi Sekolah Madrasyah Ibtidaiyah 
Prioritas hubungan sub kriteria 
dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria 
sekolah Madrasyah Iptidaiyah memiliki 
komposisi nilai yang sama yakni jumlah 
sekolah memiliki nilai sebesar 11,3 
persen, jumlah kelas dan jumlah murid 
memiliki nilai 30,5 persen sedangkan 
jumlah guru memiliki nilai 27,7 persen 
dengan nilai inkonsistensi sebesar 0,8 
persen atau sangat konsisten. 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
Madrasyah Idtidaiyah tingkat kecamatan 
berdasarkan hasil analisis AHP 
menunjukan bahwa Muara Sugihan 
memiliki nilai sebesar 22,1 persen, Muara 
Telang memiliki nilai sebesar 17,6 
persen, Talang Kelapa memiliki nilai 
sebesar 10,2 persen, Tanjung Lago 
memiliki nilai sebesar 8,1 persen, 
Banyuasin II memiliki nilai sebesar 7,8 
persen, dan Banyuasin I memiliki nilai 
sebesar 6,3 persen. Sedangkan Betung 
Banyuasin III, Rantau Bayur, sedangkan, 
Pulau Rimau, Banyuasin, Muara Padang, 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Rambutan, Makarti Jaya, Air Salek , dan 
Tungkal ilir memiliki nilai < 6.0 persen 
Seperti pada grafik 5. 
Grafik 5. 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Madrasyah Idtidaiyah 
Grafik 4 menunjukan bahwa nilai 
sensitivitas jumlah murid relative sama 
dengan nilai jumlah sekolah. Grafik 
tersebut menunjukan bahwa jumlah 
sekolah sesuai dengan jumlah murid. 
Sebagai contoh Muara sugihan, muara 
telang dan Banyuasin III. Sedangkan 
model lainnya yakni nilai sensitivitas 
sekolah lebih besar dari nilai jumlah 
murid. Konsisi ini menunjukan bahwa 
sekolah tersebut masih belum optimal 
jumlah muridnya. Sebagai contohnya 
Tanjung lago dan Muara Padang. 
Evaluasi Sekolah Menengah Pertama 
dan sederajat 
Prioritas sehubungan dengan 
tujuan evaluasi ini, Nilai setiap jenis 
Sekolah Menengah Pertama adalah 
SMP Negeri sebesar 74,7 persen, SMP 
Swasta sebesar 11,9 persen dan MTs 
sebesar 13,4 persen dengan nilai 
inkonsistensi sebesar 1 (satu) persen 
atau sangat konsisten. Nilai tersebut 
bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten 
Banyuasin memiliki peran yang lebih 
besar dibandingkan masyarakat dalam 
menyelenggakan pendidikan menengah 
pertama 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
dasar dan sederajat tingkat kecamatan 
berdasarkan hasil analisis AHP 
menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki 
nilai sebesar 22,4 persen, Banyuasin I 
memiliki nilai sebesar 11,9 persen, 
Betung memiliki nilai sebesar 10,5 
persen, Pulau Rimau memiliki nilai 
sebesar 6,3 persen, Talang Kelapa 
memiliki nilai sebesar 6,2 persen, Muara 
Telang memiliki nilai sebesar 5,9 persen, 
Rantau Bayur dan Rambutan memiliki 
nilai sebesar 5,5 persen, Muara Sugihan 
memiliki nilai sebesar 5,4 persen, 
Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 4,2 
persen, Banyuasin II memiliki nilai 
sebesar 3,6 persen, Makarti Jaya 
memiliki nilai sebesar 3.5 persen, Air 
Salek memiliki nilai sebesar 3,4 persen, 
Muara Padang memiliki nilai sebesar 3,3 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
persen dan Tungkal ilir memiliki nilai sebesar 2,4 persen. Seperti pada grafik 6. 
Grafik 6. 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Menengah Pertama dan Sederajat 
Banyuasin III merupakan 
kecamatan dengan nilai sensitivitas 
kinerja tertinggi, kondisi tersebut 
didukung sub kriteria dengan jumlah 
sekolah sebanyak 18 unit, jumlah ruang 
kelas sebanyak 137 unit , jumlah guru 
sebanyak 330 orang dan jumlah murid 
sebanyak 3.306 orang. Sedangkan yang 
memiliki nilai terkecil yakni kecamatan 
Tungkal Kilir dengan sub kriteria jumlah 
dengan jumlah sekolah sebanyak 7 unit, 
jumlah ruang kelas sebanyak 21 unit , 
jumlah guru sebanyak 68 orang dan 
jumlah murid sebanyak 877 orang. 
Evaluasi Sekolah Menengah Pertama 
Negeri 
Prioritas hubungan sub kriteria 
dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria 
sekolah menengah pertama negeri 
memiliki komposisi nilai yakni jumlah 
sekolah dan kelas memiliki nilai sebesar 
17,8 persen, jumlah guru memiliki nilai 
27,8 persen dan jumlah murid 40,0 
persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 
4 persen atau konsisten. 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
menengah pertama negeri tingkat 
kecamatan berdasarkan hasil analisis 
AHP menunjukan bahwa Banyuasin III 
memiliki nilai sebesar 23,3 persen, 
Banyuasin I memiliki nilai sebesar 11,4 
persen, Betung memiliki nilai sebesar 
10,6 persen, Rambutan memiliki nilai 
sebesar 6, persen 5, Rantau Bayur 
memiliki nilai sebesar 6,3 persen, Pulau 
Rimau memiliki nilai sebesar 6,2 persen, 
Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 5,8 
persen, Muara Telang memiliki nilai 
sebesar 5,0 persen, Tanjung Lago 
memiliki nilai sebesar 4,8 persen, Talang 
Kelapa dan Banyuasin II memiliki nilai 
sebesar 3,9 persen, Makarti Jaya 
memiliki nilai sebesar 3,8 persen, Air 
Salek memiliki nilai sebesar 3,5 persen, 
Muara Padang memiliki nilai sebesar 3,3 
persen, dan dan Tungkal ilir memiliki nilai 
sebesar 1,7 persen. Seperti pada grafik 
7. 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Grafik 7. 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Menengah Pertama Negeri 
Pendidikan dasar menengah pertama, 
Benyuasin merupakan kecamatan 
dengan nilai sensitivitas kinerja paling 
tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari 
jumlah sekolah, kelas, guru dan murid 
yang paling banyak. Dengan melihat 
grafik tersebut terlihat bahwa komposisi 
antara kebutuhan sekolah, kelas dan guru 
sudah cukup relative optimal, kecuali 
kecamatan Rambutan. Dimana, nilai 
sensitivitas jumlah sekolah dan guru lebih 
besar dibandingan dengan jumlah kelas 
dan murid. Sehingga dengan demikian 
untuk meningkatkan optimalisasi perlu 
peningkatan jumlah kelas dan murid. 
Evaluasi Sekolah Menengah Pertama 
Swasta 
Prioritas hubungan sub kriteria 
dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria 
sekolah menengah pertama swasta 
memiliki kompoisi nilai yakni jumlah 
sekolah memiliki nilai sebesar 6,8 persen, 
jumlah kelas 29,2 persen, jumlah guru 
memiliki nilai 20,6 persen dan jumlah 
murid 43,3 persen dengan nilai 
inkonsistensi sebesar 3 (tiga) persen atau 
konsisten. 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
menengah pertama swasta tingkat 
kecamatan berdasarkan hasil analisis 
AHP menunjukan bahwa Banyuasin 
memiliki nilai sebesar 16,0 persen, 
Betung memiliki nilai sebesar 15,9 
persen, Talang Kelapa memiliki nilai 
sebesar 15,7 persen, Banyuasin I 
memiliki nilai sebesar 14,2 persen, 
Muara Telang memiliki nilai sebesar 7,5 
persen, dan Tungkal ilir memiliki nilai 
sebesar 6,1 persen. Air Salek memiliki 
nilai sebesar 3,9 persen, Rambutan 
memiliki nilai sebesar 3,8 persen, Pulau 
Rimau memiliki nilai sebesar memiliki nilai 
sebesar 3,12 persen, Tanjung Lago 
memiliki nilai sebesar 2,8, Makarti Jaya 
memiliki nilai sebesar 2,4 persen, Rantau 
Bayur memiliki nilai sebesar 2,3 persen, 
Muara Padang dan Muara Sugihan 
memiliki nilai sebesar 2,2 persen, dan 
Banyuasin II memiliki nilai sebesar 1,9 
persen, Seperti pada grafik 8. 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Grafik 8 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Menengah Pertama Swasta 
Grafik 8 menunjukan bahwa, pola 
sekolah menengah pertama swasta 
masih kurang optimal dalam 
penyelenggaraan pendidikan. Hal 
tersebut dapat dilihat pada garis grafik 
kecamatan banyuasin I yang memiliki 
nilai sensitivitas kinerja jumlah sekolah, 
kelas dan guru tinggi namun nilai 
sensitivitas jumlah murid. Namun disisi 
lain, Kecamatan Tungkal Ilir, Betung dan 
Talang Kelapa yang memiliki nilai 
sensitivitas kinerja jumlah sekolah, kelas, 
guru lebih kecil di bandingkan dengan 
nilai sensitifitas kinerja jumlah murid. 
Evaluasi Sekolah Madrasyah 
Tsanawiyah 
Prioritas hubungan sub kriteria 
dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria 
sekolah madrasyah tsanawiyah memiliki 
kompoisi nilai yakni jumlah sekolah 
memiliki nilai sebesar 8,9 persen, jumlah 
kelas 17,8 persen, jumlah guru memiliki 
nilai 30,3 persen dan jumlah murid 43,0 
persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 
2 (dua) persen atau sangat konsisten. 
Nilai sensitifitas kinerja sekolah 
madrasyah tsanawiyah tingkat kecamatan 
berdasarkan hasil analisis AHP 
menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki 
nilai sebesar 24,6, Banyuasin I memiliki 
nilai sebesar 12,1 Pulau Rimau memiliki 
nilai sebesar 10,8, Talang Kelapa 
memiliki nilai sebesar 10,1 persen, Muara 
Telang memiliki nilai sebesar 9,8 persen, 
Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 6,3 
persen, Muara Padang memiliki nilai 
sebesar 4,5 persen, Banyuasin II, 
Rantau Bayur, Betung memiliki nilai 
memiliki nilai sebesar 3,6 persen, Makarti 
Jaya memiliki nilai sebesar 2,7 persen, 
Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 2,3 
persen, Tungkal ilir dan Air Salek 
memiliki nilai memiliki nilai sebesar 2,2 
persen, dan Rambutan memiliki nilai 
sebesar 1,6 persen, Seperti pada grafik 9. 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
Grafik 9 
Sensitivitas Kinerja Sekolah Madrasyah Tsanawiyah 
Banyuasin dan Muara Telang 
merupakan kecamatan dengan nilai yang 
optimal dalam penyelenggaraan 
pendidikan madrasyah tsanawiayah. 
Kecamatan tersebut memiliki nilai 
sensitivitas kinerja jumlah sekolah, kelas, 
guru dan murid yang paling tinggi di 
bandingakan dengan kecamatan lainnya. 
Sedangkan kecamatan lainnya seperti 
Banyuasin I, Pulau rimau dan Talang 
Kepala merupakan kecamatan yang 
kurang optimal dalam penyelenggaraan 
pendidiknnya. Kondisi tersebut dilihat dari 
nilai sensitifitas kinerja jumlah murid lebih 
rendah dari jumlah sekolah, kelas dan 
guru. Bahkan Talang kelapa merupakan 
kecamatan yang paling tidak optimal 
dalam menyelenggaraan dimana 
kecamatan tersebut memiliki nilai 
sensitivitas jumlah murid yang paling 
kecil. 
KESIMPULAN DAN SARAN 
Pendidikan dasar Kabupaten 
Banyuasin mayoritas di selenggarkan 
oleh pemerintah. Sekolah Dasar sebesar 
76,6 persen adalah sekolah negeri dan 
Sekolah Menengah Pertama sebesar 
74,7 persen adalah sekolah negeri. 
Sedangkannya sisanya merupakan 
swadaya partisipasi masyarakat dalam 
pendidikan dasar. 
Hasil evaluasi menunjukan 
Banyasuasin III merupakan kecamatan 
dengan pendidikan dasar kinerja terbaik 
di lingkungan Kabupaten Banyuasin. 
Kecamatan Banyuasin III memiliki nilai 
sensitivitas kinerja pendidikan paling 
besar yakni sebesar 20,9 persen. 
Sedangkan, Kecamatan Tungkal Ilir 
adalah kecamatan dengan kinerja paling 
kecil. Nilai sensitivitas kinerja tersebut 
sebesar 2,2 persen. 
Selain itu, Hasil evaluasi 
menggambarkan tiga model dalam 
penyelenggaraan pendidikan dasar yakni 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 
pertama nilai sensitivitas jumlah sekolah, 
kelas dan guru lebih besar dari jumlah 
murid, kedua nilai sensitivitas jumlah 
sekolah, kelas dan guru sama dengan 
jumlah murid, ketiga nilai sensitivitas 
jumlah sekolah, kelas dan guru lebih kecil 
dari jumlah murid. Sehingga untuk 
mengoptimalkan model pertama dapat 
dilakukan dengan mengurangi guru atau 
meningkatkan jumlah murid. sedangkan 
model ketiga dapat dilakukan dengan 
menambah jumlah sekolah, guru dan 
kelas pembangunan sekolah dan kelas 
baru. 
DAFTAR PUSTAKA 
1. Badan Perencanaan Daerah dan BPS 
Kabupaten Banyuasin, 2009. 
Banyuasin Dalam Angka 2008. 
Pangkalan Balai 
2. Departemen Pendidikan 
Nasional,2005. Rencana Stratejik 
2005 – 2009. Jakarta 
3. Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan, 
2004. Teknik Penyusunan Organisasi 
Berbasis Kinerja/Berkinerja Tinggi, 
Jakarta 
4. Republik Indonesia, 2007. Peraturan 
Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 
tentang Pembagian Urusan 
Pemerintahan Antara Pemerintah, 
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan 
Pemerintahan Daerah 
Kabupaten/Kota. Jakarta 
5. Republik Indonesia, 2007. Peraturan 
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 
Tentang Wajib Belajar. Jakarta 
6. Sudarsono, Dharma Tintri E,2004. 
Penerapan Analytical Hierarchy 
Process Untuk Pemilihan Metode 
Audit PDE oleh Auditor Internal, 
Jakarta : Proccedings Komputer dan 
Sistem Intelejen (KOMMIT) 
7. http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_Hi 
erarchy_Process 
8. http://statistik4life.blogspot.com/2009/1 
1/analytical-hierarchy-process-ahp. 
html 
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi 
tanggal 21 Juli 2010 
Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin

More Related Content

What's hot

Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun 2020
Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun  2020 Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun  2020
Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun 2020 Iwan Sumantri
 
Proposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusiProposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusiAlorka 114114
 
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Eko Purwanto
 
Laporan kkn lilis siap upload
Laporan kkn  lilis siap uploadLaporan kkn  lilis siap upload
Laporan kkn lilis siap uploadbayu widanarko
 
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018ifulmoch
 
Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul
Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul
Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul SitiCholifa
 
Laporan kkn adel siap upload
Laporan kkn  adel siap uploadLaporan kkn  adel siap upload
Laporan kkn adel siap uploadbayu widanarko
 
Laporan kkn MOCHAMAD SOBIRIN
Laporan kkn  MOCHAMAD SOBIRINLaporan kkn  MOCHAMAD SOBIRIN
Laporan kkn MOCHAMAD SOBIRINMoh Sobirin
 
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab ManggaraiLaporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab ManggaraiMansur Amriatul
 
Buku administrasi 1
Buku administrasi 1Buku administrasi 1
Buku administrasi 1eweng123
 
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa TimurKurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa TimurAli Murfi
 
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUKKKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUKFarrisvlog
 
proposal bansos
proposal bansosproposal bansos
proposal bansosFaiz Pgr
 
POS AKREDITASI SEKOLAH 2021
POS AKREDITASI SEKOLAH 2021POS AKREDITASI SEKOLAH 2021
POS AKREDITASI SEKOLAH 2021Ujang Lukman
 
Bahan Taklimat PPD Kluang 2020
Bahan Taklimat PPD Kluang 2020Bahan Taklimat PPD Kluang 2020
Bahan Taklimat PPD Kluang 2020Chon Seong Hoo
 
Laporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul AfidahLaporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul AfidahLindatulAfidah
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...KKNTanjekwagir
 
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)Gie Hartanto
 

What's hot (20)

Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun 2020
Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun  2020 Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun  2020
Laporan Belajar Dari Rumah SMPN 3 Tahun 2020
 
Proposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusiProposal pendirian sekolah inklusi
Proposal pendirian sekolah inklusi
 
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
 
Laporan kkn lilis siap upload
Laporan kkn  lilis siap uploadLaporan kkn  lilis siap upload
Laporan kkn lilis siap upload
 
Kkn 2021 UNUSIDA
Kkn 2021 UNUSIDA Kkn 2021 UNUSIDA
Kkn 2021 UNUSIDA
 
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
GRAND DESIGN PAUD HI JAWA TENGAH 2013 - 2018
 
Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul
Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul
Siti Cholifah_Kkn unusida berdaya 2021 desa sentul
 
Laporan kkn adel siap upload
Laporan kkn  adel siap uploadLaporan kkn  adel siap upload
Laporan kkn adel siap upload
 
Laporan kkn MOCHAMAD SOBIRIN
Laporan kkn  MOCHAMAD SOBIRINLaporan kkn  MOCHAMAD SOBIRIN
Laporan kkn MOCHAMAD SOBIRIN
 
Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg   Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg
 
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab ManggaraiLaporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
Laporan SM3T 2011 UNNES-Kab Manggarai
 
Buku administrasi 1
Buku administrasi 1Buku administrasi 1
Buku administrasi 1
 
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa TimurKurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
Kurikulum KTSP MA Ar- Raihan Pacitan, Jawa Timur
 
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUKKKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
 
proposal bansos
proposal bansosproposal bansos
proposal bansos
 
POS AKREDITASI SEKOLAH 2021
POS AKREDITASI SEKOLAH 2021POS AKREDITASI SEKOLAH 2021
POS AKREDITASI SEKOLAH 2021
 
Bahan Taklimat PPD Kluang 2020
Bahan Taklimat PPD Kluang 2020Bahan Taklimat PPD Kluang 2020
Bahan Taklimat PPD Kluang 2020
 
Laporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul AfidahLaporan akhir kkn Lindatul Afidah
Laporan akhir kkn Lindatul Afidah
 
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
Laporan akhir KKN UNUSIDA 2020 Desa Tanjekwagir oleh m ikhsani isfan fajar sa...
 
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
 

Viewers also liked

Kriteria A3 Pengurusan Sumber Manusia
Kriteria  A3 Pengurusan  Sumber  ManusiaKriteria  A3 Pengurusan  Sumber  Manusia
Kriteria A3 Pengurusan Sumber ManusiaKay Karim
 
New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)Mira Anas
 
07 Pengurusan Sumber Manusia
07 Pengurusan Sumber Manusia07 Pengurusan Sumber Manusia
07 Pengurusan Sumber ManusiaWanBK Leo
 
Olimpiade yapim sumut riau 2013
Olimpiade yapim sumut riau 2013Olimpiade yapim sumut riau 2013
Olimpiade yapim sumut riau 2013samosir_cirus
 
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...vichytekege
 
Proposal Pelatihan Bahasa Inggris (in company training) - PrivatBandung.Com
Proposal Pelatihan Bahasa Inggris  (in company training) - PrivatBandung.ComProposal Pelatihan Bahasa Inggris  (in company training) - PrivatBandung.Com
Proposal Pelatihan Bahasa Inggris (in company training) - PrivatBandung.ComArnol Awal
 
Proposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan KewirausahaanProposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan KewirausahaanAkang Farta
 
20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan ri
20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan ri20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan ri
20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan riViknesh1128
 
Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian -Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian -UmmulFadhillah
 
Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)
Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)
Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)sadirun
 
Proposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniProposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniistiiqnq
 

Viewers also liked (13)

Kriteria A3 Pengurusan Sumber Manusia
Kriteria  A3 Pengurusan  Sumber  ManusiaKriteria  A3 Pengurusan  Sumber  Manusia
Kriteria A3 Pengurusan Sumber Manusia
 
New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)
 
07 Pengurusan Sumber Manusia
07 Pengurusan Sumber Manusia07 Pengurusan Sumber Manusia
07 Pengurusan Sumber Manusia
 
Olimpiade yapim sumut riau 2013
Olimpiade yapim sumut riau 2013Olimpiade yapim sumut riau 2013
Olimpiade yapim sumut riau 2013
 
Proposal english training
Proposal english trainingProposal english training
Proposal english training
 
Proposal business english
Proposal business englishProposal business english
Proposal business english
 
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan  time s...
Jurnal evaluasi akselerasi pelaksanaan pembangunan proyek berdasarkan time s...
 
Proposal Pelatihan Bahasa Inggris (in company training) - PrivatBandung.Com
Proposal Pelatihan Bahasa Inggris  (in company training) - PrivatBandung.ComProposal Pelatihan Bahasa Inggris  (in company training) - PrivatBandung.Com
Proposal Pelatihan Bahasa Inggris (in company training) - PrivatBandung.Com
 
Proposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan KewirausahaanProposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
Proposal Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan
 
20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan ri
20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan ri20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan ri
20160227220217 ppp6034 pengurusan sumber manusia dalam pendidikan ri
 
Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian -Ayat Jurnal Penyesuaian -
Ayat Jurnal Penyesuaian -
 
Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)
Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)
Kebijakan penilaian pendidikan di indonesia (edit pebr 2015)
 
Proposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniProposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seni
 

Similar to Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)

Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2Ruslan Haryandi
 
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)Ruslan Haryandi
 
Contoh proposal sarana_prasarana_proposa
Contoh proposal sarana_prasarana_proposaContoh proposal sarana_prasarana_proposa
Contoh proposal sarana_prasarana_proposaRizkyMulyaPratama1
 
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013Ikhsan Din
 
SK Rekrutmen_PGP6_CGP
SK Rekrutmen_PGP6_CGPSK Rekrutmen_PGP6_CGP
SK Rekrutmen_PGP6_CGPslempase
 
Materi Penyusunan Profil PSP.pptx
Materi Penyusunan Profil PSP.pptxMateri Penyusunan Profil PSP.pptx
Materi Penyusunan Profil PSP.pptxKwarcabMurungRaya
 
Materi ekspose kadis pendidikan
Materi ekspose kadis pendidikanMateri ekspose kadis pendidikan
Materi ekspose kadis pendidikanHironymus Ghodang
 
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptxProgram Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptxEkoPurnomo80
 
Kiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikanKiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikanadijbg
 
MATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptx
MATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptxMATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptx
MATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptxNandaArya5
 
Sk pembentukan-komite-sekolah
Sk pembentukan-komite-sekolahSk pembentukan-komite-sekolah
Sk pembentukan-komite-sekolahOni Almukhlisun
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAngga Debby Frayudha
 
201672018 rkjm-smp-3-painan
201672018 rkjm-smp-3-painan201672018 rkjm-smp-3-painan
201672018 rkjm-smp-3-painanshahnazfathima3
 
Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisannasrun gayo
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Amirudin Taufik
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Angga Debby Frayudha
 

Similar to Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014) (20)

Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
 
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2 (1)
 
Contoh proposal sarana_prasarana_proposa
Contoh proposal sarana_prasarana_proposaContoh proposal sarana_prasarana_proposa
Contoh proposal sarana_prasarana_proposa
 
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
 
SK Rekrutmen_PGP6_CGP
SK Rekrutmen_PGP6_CGPSK Rekrutmen_PGP6_CGP
SK Rekrutmen_PGP6_CGP
 
Materi Penyusunan Profil PSP.pptx
Materi Penyusunan Profil PSP.pptxMateri Penyusunan Profil PSP.pptx
Materi Penyusunan Profil PSP.pptx
 
Materi ekspose kadis pendidikan
Materi ekspose kadis pendidikanMateri ekspose kadis pendidikan
Materi ekspose kadis pendidikan
 
Pengajuan dana unbk
Pengajuan dana unbkPengajuan dana unbk
Pengajuan dana unbk
 
Contoh format-rkt-sd
Contoh format-rkt-sdContoh format-rkt-sd
Contoh format-rkt-sd
 
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptxProgram Kerja Disdik 2022 (2).pptx
Program Kerja Disdik 2022 (2).pptx
 
7. rkjm 2014 isinya
7. rkjm 2014 isinya7. rkjm 2014 isinya
7. rkjm 2014 isinya
 
Kiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikanKiat kiat dinas pendidikan
Kiat kiat dinas pendidikan
 
MATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptx
MATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptxMATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptx
MATERI ANBK RAKOR KECAMATAN.pptx
 
01 isi laporan ojl_cawas_asli
01 isi laporan ojl_cawas_asli01 isi laporan ojl_cawas_asli
01 isi laporan ojl_cawas_asli
 
Sk pembentukan-komite-sekolah
Sk pembentukan-komite-sekolahSk pembentukan-komite-sekolah
Sk pembentukan-komite-sekolah
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembang
 
201672018 rkjm-smp-3-painan
201672018 rkjm-smp-3-painan201672018 rkjm-smp-3-painan
201672018 rkjm-smp-3-painan
 
Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisan
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
 

More from Researcher Syndicate68

Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...Researcher Syndicate68
 
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_Researcher Syndicate68
 
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...Researcher Syndicate68
 
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Researcher Syndicate68
 
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo Researcher Syndicate68
 
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdmWisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdmResearcher Syndicate68
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...Researcher Syndicate68
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Researcher Syndicate68
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)Researcher Syndicate68
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Researcher Syndicate68
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Researcher Syndicate68
 

More from Researcher Syndicate68 (20)

Paparan akd saumlaki (agustinus)
Paparan akd saumlaki (agustinus)Paparan akd saumlaki (agustinus)
Paparan akd saumlaki (agustinus)
 
Samiaji corporate social responsibility
Samiaji corporate social responsibilitySamiaji corporate social responsibility
Samiaji corporate social responsibility
 
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
 
Perbandingan (antun nasri sidik 2014)
Perbandingan (antun nasri sidik 2014)Perbandingan (antun nasri sidik 2014)
Perbandingan (antun nasri sidik 2014)
 
Kti tentang elakip
Kti tentang elakipKti tentang elakip
Kti tentang elakip
 
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_Menata ulang kabinet 2014 2019  ichwan- 2014_
Menata ulang kabinet 2014 2019 ichwan- 2014_
 
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...Organizational culture change in the decentralization practice boyolali  budi...
Organizational culture change in the decentralization practice boyolali budi...
 
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
Penataan opd berdasar pp 41 2007 di kabupaten muara enim dan kabupaten kaiman...
 
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo Pnpm tackle inequality problem in indonesian development  budiarjo
Pnpm tackle inequality problem in indonesian development budiarjo
 
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdmWisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
Wisber inovasi pengembangan kapasitas sdm
 
Paper+responsible+innovation evi
Paper+responsible+innovation eviPaper+responsible+innovation evi
Paper+responsible+innovation evi
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
 
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
Identifikasi instrumen pelaksanaan akuntabilitas nasional (pusat han 2011)
 
Global warming artikel suryanto
Global warming artikel suryantoGlobal warming artikel suryanto
Global warming artikel suryanto
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
 
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
 

Recently uploaded

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 

Recently uploaded (13)

Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 

Evaluasi pendidikan dasar (suripto 2014)

  • 1. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 EVALUASI PENDIDIKAN DASAR TINGKAT KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUASIN Suripto* ABSTRAK Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan. Otonomi daerah telah menyerahkan kewenangan bidang pendidikan dasar kepada pemerintah daerah kabupaten/kota. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Bagaimana tingkat keberhasilan pendidikan dasar menurut kecamatan di Kabupaten Banyuasin ? Kajian ini menggunakan methode deskriptif dengan studi kepustakaan. Alat analisis yang digunakan adalah The Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil analisis menunjukan bahwa Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Talang Kelapa adalah yang terbaik dalam pendidikan dasar. Kata Kunci : Pendidikan, Sekolah, AHP, Kecamatan, Evaluasi ABSTRACT Education is the main factor that determines the success of development. Regional autonomy has given authority to the field of basic education to the local government district. Equitable and expanded access to education is one indicator of the success of education development. How is the success rate of primary education in Banyuasin Districts? This study uses descriptive method with literature study. The analytical tool used is the Analytical Hierarchy Process (AHP). The results show that the Banyuasin Sub District III, Banyuasin Sub District I and Talang Kelapa Sub District are the best in basic education. Keywords: Education, Schools, AHP, District, Evaluation PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan. Dalam upaya menciptakan pemerataan pendidikan, pemerintah pusat telah mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Pasal 7 ayat 2 point ( a ) menyatakan bahwa Pendidikan merupakan urusan wajib pelayanan dasar yang diselenggarakan pemerintah daerah. Salah satu kewajiban pemerintah kabupaten / kota dalam bidang pendidikan adalah perencanaan program wajar dikdas 9 tahun. Salah satu tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan masyarakat termasuk bidang pendidikan. Dalam Rencana Stategik Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005 – 2009 menyebutkan salah satu program utamanya adalah meningkatkan akses masyarakat kepada pendidikan yang berkualitas. Program tersebut tentunya Peneliti Pertama pada Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara, Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat. e-mail : suripto3x@rocketmail.com atau rivto76@yahoo.co.id
  • 2. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 juga menjadi acuan pemerintah daerah dalam membangun bidang pendidikan. Peningkatan akses masyarakat daerah dalam bidang pendidikan merupakan langkah meningkatkan kualitas pendidikannya. Peningkatan perluasan dan pemerataan pendidikan dilaksanakan melalui kebijakan antara lain penyediaan fasilitas layanan pendidikan berupa pembangunan unit sekolah baru; penambahan ruang kelas dan penyediaan fasilitas pendukungnya; penyediaan berbagai pendidikan alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus; serta penyediaan berbagai beasiswa dan bantuan dana operasional sekolah yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan melibatkan peran aktif masyarakat. Penyediaan prasarana pendidikan termasuk pembangunan unit sekolah baru (USB) dan ruang kelas baru (RKB) diupayakan dalam rangka pemerataan dan perluasan di tingkat SMP/MTs, untuk menampung peningkatan jumlah lulusan SD/MI. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan di tingkat SD dilakukan dengan memanfaatkan layanan pendidikan yang sudah ada. Data statistik Banyuasin dalam Angka 2008 menunjukan bahwa jumlah sekolah dasar (SD) dan Madrasyah Idtidaiyah (MI) pada tahun 2006 sebanyak 517 buah dan pada tahun 2008 menjadi 524 buah. Jumlah kelas SD sebanyak 2,938 unit dan SMP sebanyak 766 unit. Jumlah guru SD sebanyak 5,450 orang dan SMP sebanyak 2,159 orang. Jumlah murid tahun 2006 sebanyak 97.919 orang dan tahun 2008 menjadi 101.562 orang. Sedangkan, jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasyah Tsanawiyah tahun 2006 sebanyak 125 buah dan tahuan 2008 menjadi 148 buah, jumlah murid tahun 2006 sebanyak 23.863 orang menjadi 27.537 orang. Data tersebut menunjukan bahwa terdapat peningkatan jumlah sekolah dan jumlah siswa yang berarti terdapat juga peningkatan akses masyarakat dalam pendidikan. Selanjutnya, Penyebaran jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan murid Sekolah Dasar (SD) Negeri, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta dan Madrasah Idtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama Negeri, dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) menurut kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2. Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 3. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Tabel 1. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru dan Murid Sekolah Dasar Negeri, Swasta dan Madrasah Idtidaiyah Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 No. Kecamatan Jumlah Sekolah Jumlah Ruang Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid SDN SDS MI SDN SDS MI SDN SDS MI SDN SDS MI 1 Rantau Bayur 38 - - 201 - - 299 - - 5699 - - 2 Betung 41 2 1 251 12 4 456 14 10 9251 360 90 3 Banyuasin III 67 - 3 398 - 20 807 - 35 11230 - 439 4 Pulau Rimau 33 - 4 162 - 22 280 - 40 5526 - 374 5 Tungkal Ilir 20 - - 98 - - 60 - - 1999 - - 6 Talang Kelapa 35 3 5 207 20 30 723 21 51 13330 600 785 7 Tanjung Lago 19 - 5 105 - 31 209 - 48 4572 - 467 8 Banyuasin I 48 2 5 247 13 22 550 13 41 9398 390 548 9 Rambutan 24 - 1 133 - 5 287 - 7 4476 - 42 10 Muara Padang 22 - 4 118 - 24 192 - 37 6159 - 282 11 Muara Sugihan 24 1 10 125 6 59 214 7 85 4231 159 1082 12 Banyuasin II 20 - 4 130 - 24 166 - 35 4931 - 614 13 Makarti Jaya 19 - 2 109 - 11 222 - 17 3332 - 189 14 Air Salek 23 - - 118 - - 201 - - 3963 - - 15 Muara Telang 31 - 8 186 - 47 252 - 71 5997 - 1047 Jumlah 464 8 52 2588 51 299 4918 55 477 94094 15809 5959 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2008 Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 4. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Tabel 2. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru dan Murid Sekolah Menengah Negeri, Swasta dan Madrasah Tsanawiyah Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2008 No. Kecamatan Jumlah Sekolah Jumlah Ruang Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid SMPN SMPS MTs SMPN SMPS MTs SMPN SMPS MTs SMPN SMPS MTs 1 Rantau Bayur 6 1 3 25 3 9 45 16 33 812 101 306 2 Betung 4 5 3 50 23 9 106 79 34 1384 1 070 357 3 Banyuasin III 6 5 7 83 32 22 160 87 83 2480 826 1 533 4 Pulau Rimau 3 2 6 27 7 18 72 16 64 1095 193 514 5 Tungkal Ilir 2 3 2 6 9 6 13 31 24 234 539 104 6 Talang Kelapa 2 5 6 25 23 18 57 66 69 805 1 354 370 7 Tanjung Lago 3 2 2 20 6 6 73 13 20 746 - 254 8 Banyuasin I 5 7 6 32 34 18 118 93 66 1383 758 764 9 Rambutan 3 1 1 21 10 6 88 22 14 930 278 72 10 Muara Padang 2 1 3 21 3 9 43 10 42 692 113 401 11 Muara Sugihan 4 1 4 28 3 12 62 8 41 1051 120 507 12 Banyuasin II 4 - 3 15 - 8 34 - 38 802 - 216 13 Makarti Jaya 3 1 2 22 3 6 46 15 22 824 62 188 14 Air Salek 3 1 2 12 6 4 38 40 24 790 154 113 15 Muara Telang 4 3 5 26 23 13 60 16 58 773 727 742 Jumlah 54 38 55 413 189 164 1015 512 632 14801 6295 6441 Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2008 Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa 89 persen sekolah dasar merupakan SD Negeri. Hal ini menunjukan dominasi penyelenggara sekolah dasar adalah pemerintah daerah. Dilihat dari jumlah siswa yang sekolah di SD Negeri menunjukan sebanyak 81 persen. Sedangkan untuk sekolah menengah pertama sebanyak 36 persen adalah negeri dan 64 persen swasta. Sementara dari jumlah siswa sebanyak 54 persen di SMP Negeri dan 46 SMP Swasta. Kondisi tersebut menunjukan bahwa, Pemerintah Daerah memiliki peran yang lebih besar di bandingkan swakelola masyarakat. Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 5. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Dari Tabel 1 dan Tabel 2, Pendidikan dasar di Kabupaten Banyuasin menyebar bervariasi antar kecamatan. Kondisi tersebut terlihat dari sarana pendidikan SD/MI dan SMP/MTs yang meliputi jumlah sekolah dan dan kelas. Dengan demikian, akses masyarakat dalam pendidikan pada masing-masing kecamatan juga akan bervariasi. Penyebaran sekolah dan kelas merupakan salah satu indikator dalam keberhasilan pemerataan pendidikan. Sehingga, Hal ini menarik mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dasarnya pada setiap kecamatan di Kabupten Banyuasin. Bagaimana tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada setiap kecamatan di Kabupten Banyuasin ? Untuk menjawab hal tersebut, kajian ini melakukan evaluasi kepada setiap kecamatan. Dimana, proses evaluasi merupakan langkah penting untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi organisasi. Efektivitas umumnya lebih menitikberatkan pada hasil kegiatan. Sedang efisiensi dapat dilihat lebih luas yakni dengan melakukan perbandingan antara input dan output. Dalam hal ini, efektifitas dilihat dari jumlah siswa SD dan SMP pada setiap kecamatan. Dan, Efisiensi dengan membandingkan antara penyediaan sekolah, kelas dan guru dengan jumlah siswa. Kajian evaluasi ini menggunakan indikator seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2. Selanjutnya, hasil evaluasi kajian ini merupakan rangking kecamatan dalam pendidikan dasar di Kabupaten Banyuasin. METODE ANALISIS Kajian pendidikan dasar Kabupaten Banyuasin menggunakan metode deskripsi dengan studi kepustakaan. Sedangkan alat analisis yang digunakan The Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan teknik terstruktur berdasarkan matematika dan psikologi, yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty untuk menghadapi keputusan yang kompleks. AHP memberikan suatu kerangka komprehensif dan rasional untuk penataan masalah keputusan, untuk mewakili dan mengukur unsur-unsurnya, untuk menghubungkan elemen-elemen dengan tujuan secara keseluruhan, dan untuk mengevaluasi solusi alternatif. Keunggulan AHP antara lain menyusun model permasalahan dengan lebih sederhana, data yang digunakan dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif serta hasil keputusan lebih komprehensif. Sehingga, AHP dapat membantu para pengambil keputusan untuk menemukan satu pilihan alternative yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Prosedur untuk menggunakan AHP secara ringkas sebagai berikut : Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 6. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010  Menyusun model masalah sebagai hirarki keputusan yang berisi tujuan, alternatif solusi, dan kriteria untuk mengevaluasi alternatif.  Menetapkan prioritas antara unsur-unsur hierarki dengan membuat serangkaian keputusan berdasarkan perbandingan berpasangan elemen. Sebagai contoh, ketika membandingkan antara Kecamatan Rantau Bayur dan Pulau Rimau yang lebih baik dalam memberikan pelayanan pendidikan dasar.  Menyimpulkan penilaian ini untuk menghasilkan satu set prioritas keseluruhan hirarki.  Memeriksa konsistensi penilaian. (nilai inkonsistensi ≥ 0,1)  Hasil keputusan akhir berdasarkan hasil dari proses ini. AHP yang digunakan dalam tulisan ini yakni Aplikasi Expert Choice 2nd Edition. Langkah AHP Expert Choice yakni menentukan tujuan, memilih objek, memilih criteria dan memilih alternatit. Tujuan Evaluasi Pendidikan Dasar yakni terpilihnya kecamatan terbaik dalam pelayanan pendidikan dasar di Kabupaten Banyuasin. Objek yang diukur adalah Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Objek Sekolah Dasar yang meliputi Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta dan Madrasyah Idtidaiyah. Objek Sekolah Menengah Pertama meliputi Sekolah Menengah Pertama Negeri, Sekolah Menengah Pertama Swasta dan Madrasyah Tsanawiyah. Setiap objek memiliki sub criteria yakni jumlah sekoah, jumlah kelas, jumlah guru dan jumlah murid. Alternatif keputusan meliputi Kecamatan Rantau Bayur, Betung, Banyuasin III, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Talang Kelapa, Tanjung Lago, Banyuasin I, Rambutan, Muara Padang, Muara Sugihan, Banyuasin II, Makarti Jaya, Air Salek dan Muara Telang. Model Hirarki AHP dalam Evaluasi Pendidikan Dasar seperti gambar 1. Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 7. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Gambar 1 Hirarki AHP Evaluasi Pendidikan Dasar Prioritas antara unsur-unsur di dalam hierarki dilakukan dengan membuat serangkaian keputusan berdasarkan perbandingan berpasangan elemen. Penilaian perbandingan tesebut dengan menggunakan skala dengan nilai 1 sampai dengan 9. Skala tersebut seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Skala fundemental untuk kontribusi berpasangan Nilai Definisi Penjelasan 1 Sama Dua Unsur sama memberikan kontribusi kepada tujuan 3 Sedang Pengalaman dan penilaian sedikit demi satu elemen atas yang lain 5 Kuat Pengalaman dan penilaian sangat mendukung dua elemen di atas yang lain 7 Sangat Kuat Satu elemen lebih disukai sangat kuat atas yang lain, dominasi ditunjukkan dalam praktek 9 Tertinggi Bukti yang menguntungkan salah satu unsur di atas yang lain adalah urutan yang tertinggi afirmasi Intensitas 2,4,6, dan 8 dapat digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai menengah. Intensitas 1.1, 1.2, 1.3, ect. Dapat digunakan untuk elemen yang sangat dekat pada pentingnya Sumber : diterjemahkan dari http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_hierarchy_process Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 8. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 PEMBAHASAN Evaluasi yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahap yakni pertama global yang meliputi seluruh kriteria pendidikan dasar (SD dan MI) dan pendidikan dasar menengah pertama (SMP dan MTS), kedua masing-masing kriteria secara terpisah, ketiga masing-masing sub kriteria. Evaluasi Pendidikan Dasar secara global Dalam Evaluasi ini yang digunakan menjadi criteria yakni Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Sekolah Dasar yang meliputi SD Negeri, SD Swasta dan MI. Sekolah Menengah Pertama meliputi SMP Negeri, SMP Swasta dan MTs. Penilaian Skala Prioritas antara Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama adalah Sama. Artinya dalam perhitungan AHP, Nilai keduanya adalah sama yakni 50 persen dengan tingkat inkonsistensi sebesar 0 (nol) persen. Hal yang menjadi pertimbangan adalah kebijakan pemerintah yang menyatakan bahwa pendidikan dasar yang wajib diselenggarakan adalah 9 tahun. Nilai Kinerja Pendidikan tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki nilai sebesar 20.9 persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 11.1 persen, Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 10.9 persen, Betung memiliki nilai sebesar 10.2 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 6.2 persen, Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 5.8, Pulau Rimau memiliki nilai sebesar 5.5 persen, Rantau Bayur memiliki nilai sebesar 5.1 persen, Rambutan memiliki nilai sebesar 4.5 persen, Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 4.0 persen, Banyuasin II memiliki nilai sebesar 3.7 persen, Muara Padang memiliki nilai sebesar 3.5 persen, Makarti Jaya memiliki nilai sebesar 3.3 persen, Air Salek memiliki nilai sebesar 3.1 persen dan Tungkal ilir memiliki nilai sebesar 2.2 persen. seperti pada gambar 1. Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 9. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Grafik 1. Sensitivitas Kinerja Pendidikan Dasar Nilai kinerja tertinggi adalah Kecamatan Banyuasin III dengan nilai sebesar 20,9 persen. Nilai tersebut merupakan akumulasi nilai dari sub kriteria yang dimiliki Kecamatan Banyuasin III. Sub kriteria meliputi jumlah sekolah SD/MI sebanyak 70 buah dan SMP/MTs sebanyak 18 buah, jumlah kelas SD/MI sebanyak 418 buah dan SMP/MTs sebanyak 137 buah, jumlah guru SD/MI sebanyak 842 orang dan SMP/MTs sebanyak 430 orang dan jumlah murid SD/MI sebanyak 11.966 orang dan SMP/MTs sebanyak 3.306 orang. Kecamatan dengan nilai kinerja kecil sampai sedang antara lain Kecamatan Banyuasin I, Talang Kelapa dan Betung dengan nilai sebesar > 10.0 < 20.0. Nilai tersebut merupakan akumulasi nilai dari sub kriteria yang dimiliki Kecamatan tersebut. Sub kriteria meliputi jumlah sekolah SD/MI sebanyak 20 - 55 buah dan SMP/MTs sebanyak 7 - 18 buah, jumlah kelas SD/MI sebanyak 98 - 282 buah dan SMP/MTs sebanyak 21 - 84 buah, jumlah guru SD/MI sebanyak 60 - 795 orang dan SMP/MTs sebanyak 68 - 277 orang dan jumlah murid SD/MI sebanyak 1.999 – 14.715 orang dan SMP/MTs sebanyak 877 - 2905 orang. Kecamatan dengan nilai kinerja paling kecil yakni Kecamatan Pulau Rimau dengan nilai sebesar 2.2. Nilai tersebut merupakan akumulasi nilai dari sub kriteria yang dimiliki Kecamatan Pulau Rimau. Sub kriteria meliputi jumlah sekolah SD/MI sebanyak 20 buah dan SMP/MTs sebanyak 7 buah, jumlah kelas SD/MI sebanyak 98 buah dan SMP/MTs sebanyak 21 buah, jumlah guru SD/MI sebanyak 60 orang dan SMP/MTs sebanyak 68 orang dan jumlah murid SD/MI sebanyak 1.999 orang dan SMP/MTs sebanyak 877 orang. Evaluasi Sekolah Dasar dan sederajat Prioritas sehubungan dengan tujuan evaluasi ini, Nilai sesitivitas setiap jenis sekolah dasar adalah SD Negeri Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 10. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 sebesar 77,6 persen, SD Swasta sebesar 10,7 persen dan MI sebesar 11,7 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 0,9 persen atau sangat konsisten. Nilai tersebut bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin memiliki peran yang lebih besar dibandingkan masyarakat dalam menyelenggakan pendidikan dasar. Nilai sensitifitas kinerja sekolah dasar dan sederajat tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki nilai sebesar 19,3 persen, Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 16,2 persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 10,2 persen, Betung memiliki nilai sebesar 9,9 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 6,5 persen, Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 6,2 persen, Rantau Bayur memiliki nilai sebesar 4,7 persen, Pulau Rimau memiliki nilai sebesar 4,6 persen, Tanjung Lago dan Banyuasin II memiliki nilai sebesar 3,8 persen, Muara Padang memiliki nilai sebesar 3,7 persen, Rambutan memiliki nilai sebesar 3.3 persen, Makarti Jaya memiliki nilai sebesar 3.0 persen, Air Salek memiliki nilai sebesar 2,8 persen dan Tungkal ilir memiliki nilai sebesar 2,1 persen. Seperti pada grafik 2. Grafik 2. Sensitivitas Kinerja Sekolah Dasar dan Sederajat Berdasarkan grafik 2 terdapat 3 jenis model dalam penyelenggaraan pendidikan dasar. Model dominasi pemerintah yakni yang banyak memiliki sekolah negeri seperti Banyuasin III. Model partisipasi masyarakat yakni kecamatan yang memiliki lebih banyak sekolah dasar swasta dan madrasyah idtidaiyah seperti Talang Kepala dan Muara Sugihan. Model equal yakni pemerintah dan masyarakat memiliki peran yang sama seperti Rambutan dan Tungkal ilir. Evaluasi Sekolah Dasar Negeri Prioritas hubungan sub kriteria dengan tujuan evaluasi dalam kriteria Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 11. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 sekolah dasar negeri adalah jumlah sekolah memiliki nilai sebesar 10 persen, jumlah kelas, jumlah guru dan jumlah murid memiliki nilai masing-masing 30 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 0 persen atau sangat konsisten. Nilai sensitifitas kinerja sekolah dasar dan sederajat tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki nilai sebesar 23,9 persen, Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 15,8 persen, Betung memiliki nilai sebesar 10,4 persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 10,0 persen, Rantau Bayur memiliki nilai sebesar 5,5 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 5,0 persen, sedangkan Muara Sugihan, Pulau Rimau, Tanjung Lago, Banyuasin, Muara Padang, Rambutan, Makarti Jaya, Air Salek , dan Tungkal ilir memiliki nilai memiliki nilai sebesar < 5,0 persen, seperti pada grafik 3. Grafik 3. Sensitivitas Kinerja Sekolah Dasar Negeri Banyuasin III merupakan kecamatan yang memiliki nilai jumlah sekolah dan ruang kelas lebih besar dibandingkan dengan jumlah murid. Sedangkan Kecamatan Talang Kepala memiliki nilai jumlah murid yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah sekolah dan kelas. Sedangkan Kecamatan lainnya memiliki nilai yang hampir seimbang antara jumlah sekolah, kelas, guru dan murid. Evaluasi Sekolah Dasar Swasta Prioritas hubungan sub kriteria dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria Sekolah Dasar swasta memiliki kompoisi nilai yang sama yakni jumlah sekolah memiliki nilai sebesar 11,3 persen, jumlah kelas dan jumlah murid memiliki nilai 30,5 Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 12. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 persen sedangkan jumlah guru memiliki nilai 27,7 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 0, 8 persen atau sangat konsisten. Nilai sensitifitas kinerja sekolah swasta tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 26,5 persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 17,1 persen, Betung memiliki nilai sebesar 16,6 persen, dan Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 6,8 persen. Sedangkan Banyuasin III, Rantau Bayur, Muara Telang,sedangkan, Pulau Rimau, Tanjung Lago, Banyuasin, Muara Padang, Rambutan, Makarti Jaya, Air Salek , dan Tungkal ilir memiliki nilai 3.0 persen, Seperti pada grafik 4. Grafik 4. Sensitivitas Kinerja Sekolah Dasar Swasta Sekolah Dasar swasta tersebar di 4 kecamatan meliputi Talang Kelapa, Banyuasin I, Betung dan Muara Sugihan. Selainnya kecamatan tersebut tidak memiliki sekolah dasar swasta. Evaluasi Sekolah Madrasyah Ibtidaiyah Prioritas hubungan sub kriteria dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria sekolah Madrasyah Iptidaiyah memiliki komposisi nilai yang sama yakni jumlah sekolah memiliki nilai sebesar 11,3 persen, jumlah kelas dan jumlah murid memiliki nilai 30,5 persen sedangkan jumlah guru memiliki nilai 27,7 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 0,8 persen atau sangat konsisten. Nilai sensitifitas kinerja sekolah Madrasyah Idtidaiyah tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 22,1 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 17,6 persen, Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 10,2 persen, Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 8,1 persen, Banyuasin II memiliki nilai sebesar 7,8 persen, dan Banyuasin I memiliki nilai sebesar 6,3 persen. Sedangkan Betung Banyuasin III, Rantau Bayur, sedangkan, Pulau Rimau, Banyuasin, Muara Padang, Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 13. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Rambutan, Makarti Jaya, Air Salek , dan Tungkal ilir memiliki nilai < 6.0 persen Seperti pada grafik 5. Grafik 5. Sensitivitas Kinerja Sekolah Madrasyah Idtidaiyah Grafik 4 menunjukan bahwa nilai sensitivitas jumlah murid relative sama dengan nilai jumlah sekolah. Grafik tersebut menunjukan bahwa jumlah sekolah sesuai dengan jumlah murid. Sebagai contoh Muara sugihan, muara telang dan Banyuasin III. Sedangkan model lainnya yakni nilai sensitivitas sekolah lebih besar dari nilai jumlah murid. Konsisi ini menunjukan bahwa sekolah tersebut masih belum optimal jumlah muridnya. Sebagai contohnya Tanjung lago dan Muara Padang. Evaluasi Sekolah Menengah Pertama dan sederajat Prioritas sehubungan dengan tujuan evaluasi ini, Nilai setiap jenis Sekolah Menengah Pertama adalah SMP Negeri sebesar 74,7 persen, SMP Swasta sebesar 11,9 persen dan MTs sebesar 13,4 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 1 (satu) persen atau sangat konsisten. Nilai tersebut bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin memiliki peran yang lebih besar dibandingkan masyarakat dalam menyelenggakan pendidikan menengah pertama Nilai sensitifitas kinerja sekolah dasar dan sederajat tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki nilai sebesar 22,4 persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 11,9 persen, Betung memiliki nilai sebesar 10,5 persen, Pulau Rimau memiliki nilai sebesar 6,3 persen, Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 6,2 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 5,9 persen, Rantau Bayur dan Rambutan memiliki nilai sebesar 5,5 persen, Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 5,4 persen, Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 4,2 persen, Banyuasin II memiliki nilai sebesar 3,6 persen, Makarti Jaya memiliki nilai sebesar 3.5 persen, Air Salek memiliki nilai sebesar 3,4 persen, Muara Padang memiliki nilai sebesar 3,3 Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 14. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 persen dan Tungkal ilir memiliki nilai sebesar 2,4 persen. Seperti pada grafik 6. Grafik 6. Sensitivitas Kinerja Sekolah Menengah Pertama dan Sederajat Banyuasin III merupakan kecamatan dengan nilai sensitivitas kinerja tertinggi, kondisi tersebut didukung sub kriteria dengan jumlah sekolah sebanyak 18 unit, jumlah ruang kelas sebanyak 137 unit , jumlah guru sebanyak 330 orang dan jumlah murid sebanyak 3.306 orang. Sedangkan yang memiliki nilai terkecil yakni kecamatan Tungkal Kilir dengan sub kriteria jumlah dengan jumlah sekolah sebanyak 7 unit, jumlah ruang kelas sebanyak 21 unit , jumlah guru sebanyak 68 orang dan jumlah murid sebanyak 877 orang. Evaluasi Sekolah Menengah Pertama Negeri Prioritas hubungan sub kriteria dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria sekolah menengah pertama negeri memiliki komposisi nilai yakni jumlah sekolah dan kelas memiliki nilai sebesar 17,8 persen, jumlah guru memiliki nilai 27,8 persen dan jumlah murid 40,0 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 4 persen atau konsisten. Nilai sensitifitas kinerja sekolah menengah pertama negeri tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki nilai sebesar 23,3 persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 11,4 persen, Betung memiliki nilai sebesar 10,6 persen, Rambutan memiliki nilai sebesar 6, persen 5, Rantau Bayur memiliki nilai sebesar 6,3 persen, Pulau Rimau memiliki nilai sebesar 6,2 persen, Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 5,8 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 5,0 persen, Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 4,8 persen, Talang Kelapa dan Banyuasin II memiliki nilai sebesar 3,9 persen, Makarti Jaya memiliki nilai sebesar 3,8 persen, Air Salek memiliki nilai sebesar 3,5 persen, Muara Padang memiliki nilai sebesar 3,3 persen, dan dan Tungkal ilir memiliki nilai sebesar 1,7 persen. Seperti pada grafik 7. Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 15. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Grafik 7. Sensitivitas Kinerja Sekolah Menengah Pertama Negeri Pendidikan dasar menengah pertama, Benyuasin merupakan kecamatan dengan nilai sensitivitas kinerja paling tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari jumlah sekolah, kelas, guru dan murid yang paling banyak. Dengan melihat grafik tersebut terlihat bahwa komposisi antara kebutuhan sekolah, kelas dan guru sudah cukup relative optimal, kecuali kecamatan Rambutan. Dimana, nilai sensitivitas jumlah sekolah dan guru lebih besar dibandingan dengan jumlah kelas dan murid. Sehingga dengan demikian untuk meningkatkan optimalisasi perlu peningkatan jumlah kelas dan murid. Evaluasi Sekolah Menengah Pertama Swasta Prioritas hubungan sub kriteria dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria sekolah menengah pertama swasta memiliki kompoisi nilai yakni jumlah sekolah memiliki nilai sebesar 6,8 persen, jumlah kelas 29,2 persen, jumlah guru memiliki nilai 20,6 persen dan jumlah murid 43,3 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 3 (tiga) persen atau konsisten. Nilai sensitifitas kinerja sekolah menengah pertama swasta tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Banyuasin memiliki nilai sebesar 16,0 persen, Betung memiliki nilai sebesar 15,9 persen, Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 15,7 persen, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 14,2 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 7,5 persen, dan Tungkal ilir memiliki nilai sebesar 6,1 persen. Air Salek memiliki nilai sebesar 3,9 persen, Rambutan memiliki nilai sebesar 3,8 persen, Pulau Rimau memiliki nilai sebesar memiliki nilai sebesar 3,12 persen, Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 2,8, Makarti Jaya memiliki nilai sebesar 2,4 persen, Rantau Bayur memiliki nilai sebesar 2,3 persen, Muara Padang dan Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 2,2 persen, dan Banyuasin II memiliki nilai sebesar 1,9 persen, Seperti pada grafik 8. Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 16. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Grafik 8 Sensitivitas Kinerja Sekolah Menengah Pertama Swasta Grafik 8 menunjukan bahwa, pola sekolah menengah pertama swasta masih kurang optimal dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat pada garis grafik kecamatan banyuasin I yang memiliki nilai sensitivitas kinerja jumlah sekolah, kelas dan guru tinggi namun nilai sensitivitas jumlah murid. Namun disisi lain, Kecamatan Tungkal Ilir, Betung dan Talang Kelapa yang memiliki nilai sensitivitas kinerja jumlah sekolah, kelas, guru lebih kecil di bandingkan dengan nilai sensitifitas kinerja jumlah murid. Evaluasi Sekolah Madrasyah Tsanawiyah Prioritas hubungan sub kriteria dengan tujuan evaluasi dalam Kriteria sekolah madrasyah tsanawiyah memiliki kompoisi nilai yakni jumlah sekolah memiliki nilai sebesar 8,9 persen, jumlah kelas 17,8 persen, jumlah guru memiliki nilai 30,3 persen dan jumlah murid 43,0 persen dengan nilai inkonsistensi sebesar 2 (dua) persen atau sangat konsisten. Nilai sensitifitas kinerja sekolah madrasyah tsanawiyah tingkat kecamatan berdasarkan hasil analisis AHP menunjukan bahwa Banyuasin III memiliki nilai sebesar 24,6, Banyuasin I memiliki nilai sebesar 12,1 Pulau Rimau memiliki nilai sebesar 10,8, Talang Kelapa memiliki nilai sebesar 10,1 persen, Muara Telang memiliki nilai sebesar 9,8 persen, Muara Sugihan memiliki nilai sebesar 6,3 persen, Muara Padang memiliki nilai sebesar 4,5 persen, Banyuasin II, Rantau Bayur, Betung memiliki nilai memiliki nilai sebesar 3,6 persen, Makarti Jaya memiliki nilai sebesar 2,7 persen, Tanjung Lago memiliki nilai sebesar 2,3 persen, Tungkal ilir dan Air Salek memiliki nilai memiliki nilai sebesar 2,2 persen, dan Rambutan memiliki nilai sebesar 1,6 persen, Seperti pada grafik 9. Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 17. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 Grafik 9 Sensitivitas Kinerja Sekolah Madrasyah Tsanawiyah Banyuasin dan Muara Telang merupakan kecamatan dengan nilai yang optimal dalam penyelenggaraan pendidikan madrasyah tsanawiayah. Kecamatan tersebut memiliki nilai sensitivitas kinerja jumlah sekolah, kelas, guru dan murid yang paling tinggi di bandingakan dengan kecamatan lainnya. Sedangkan kecamatan lainnya seperti Banyuasin I, Pulau rimau dan Talang Kepala merupakan kecamatan yang kurang optimal dalam penyelenggaraan pendidiknnya. Kondisi tersebut dilihat dari nilai sensitifitas kinerja jumlah murid lebih rendah dari jumlah sekolah, kelas dan guru. Bahkan Talang kelapa merupakan kecamatan yang paling tidak optimal dalam menyelenggaraan dimana kecamatan tersebut memiliki nilai sensitivitas jumlah murid yang paling kecil. KESIMPULAN DAN SARAN Pendidikan dasar Kabupaten Banyuasin mayoritas di selenggarkan oleh pemerintah. Sekolah Dasar sebesar 76,6 persen adalah sekolah negeri dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 74,7 persen adalah sekolah negeri. Sedangkannya sisanya merupakan swadaya partisipasi masyarakat dalam pendidikan dasar. Hasil evaluasi menunjukan Banyasuasin III merupakan kecamatan dengan pendidikan dasar kinerja terbaik di lingkungan Kabupaten Banyuasin. Kecamatan Banyuasin III memiliki nilai sensitivitas kinerja pendidikan paling besar yakni sebesar 20,9 persen. Sedangkan, Kecamatan Tungkal Ilir adalah kecamatan dengan kinerja paling kecil. Nilai sensitivitas kinerja tersebut sebesar 2,2 persen. Selain itu, Hasil evaluasi menggambarkan tiga model dalam penyelenggaraan pendidikan dasar yakni Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin
  • 18. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.11 Tahun 2010 pertama nilai sensitivitas jumlah sekolah, kelas dan guru lebih besar dari jumlah murid, kedua nilai sensitivitas jumlah sekolah, kelas dan guru sama dengan jumlah murid, ketiga nilai sensitivitas jumlah sekolah, kelas dan guru lebih kecil dari jumlah murid. Sehingga untuk mengoptimalkan model pertama dapat dilakukan dengan mengurangi guru atau meningkatkan jumlah murid. sedangkan model ketiga dapat dilakukan dengan menambah jumlah sekolah, guru dan kelas pembangunan sekolah dan kelas baru. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Perencanaan Daerah dan BPS Kabupaten Banyuasin, 2009. Banyuasin Dalam Angka 2008. Pangkalan Balai 2. Departemen Pendidikan Nasional,2005. Rencana Stratejik 2005 – 2009. Jakarta 3. Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan, 2004. Teknik Penyusunan Organisasi Berbasis Kinerja/Berkinerja Tinggi, Jakarta 4. Republik Indonesia, 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta 5. Republik Indonesia, 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar. Jakarta 6. Sudarsono, Dharma Tintri E,2004. Penerapan Analytical Hierarchy Process Untuk Pemilihan Metode Audit PDE oleh Auditor Internal, Jakarta : Proccedings Komputer dan Sistem Intelejen (KOMMIT) 7. http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_Hi erarchy_Process 8. http://statistik4life.blogspot.com/2009/1 1/analytical-hierarchy-process-ahp. html 9. http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi tanggal 21 Juli 2010 Suripto : Evaluasi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan di Kabupaten Banyuasin