2. Obstruksi parsial dapat disebabkan berbagai hal.
Biasanya penderitanya masih bisa bernafas
sehingga timbul berbagai macam suara,
tergantung penyebabnya :
a. Cairan (Darah, secret, aspirasi lambung, dsb.)
b. Lidah yang jatuh ke belakang
c. Penyempitan di Laring atau Trachea
3. Timbul suara “gurgling”, suara bernafas
bercampur suara cairan. Dalam keadaan ini harus
dilakukan penghisapan. Atau bisa melakukan
finger sweep yaitu menyapu cairan dalam rongga
mulut menggunakan jari tangan yang dilalpisi
dengan bahan yang dapat menyerap (contoh:
kain, kasa), tapi tidak boleh menggunakan bahan
yang mudah hancur bila basah dan dapat
menyebabkan sumbatan baru (contoh: tissue,
kapas)
4. Keadaan ini bisa terjadi karena keadaan tidak
sadar atau patahnya rahang bilateral. Timbul
suara mengorok (Snoring) yang harus diatasi
dengan perbaikan Airway, secara manual bisa
dengan head tilt dan chin lift, atau bisa dengan
menggunakan alat seperti orofaringeal tube
(guedel).
5. Dapat disebabkan udema karena berbagai hal
(luka bakar, radang, dsb.) ataupun desakan
neoplasma. Timbul suara “crowing” atau stridor
respiratori. Keadaan ini hanya dapat diatasi
dengan perbaikan Airway distal dari sumbatan,
misalnya dengan Trakheostomi.
7. Hentakan perut pada korban dewasa dan
anak ada respon, dengan cara;
Penolong berdiri di belakang korban,
posisikan tangan penolong memeluk di
atas perut korban melalui ketiak korban.
Sisi genggaman tangan penolong
diletakkan di atas perut korban tepat
pada pertengahan antara pusar dan
batas pertemuan iga kiri dan kanan.
Letakkan tangan lain penolong di atas
genggaman pertama lalu hentakan
tangan penolong ke arah belakang dan
atas (seperti mengulek) posisi kedua
siku penolong ke arah luar, kemudian
lakukan hentakan sambil meminta
pasien membantu memuntahkannya.
Lakukan berulang sampai berhasil,
namun tetap harus berhati-hati.
8. Kontraindikasi Abdominal trust adalah kehamilan
tua dan bayi serta dewasa gemuk lebih baik
menggunakan CHEST TRUST atau back blow
atau back slap yaitu dengan menepuk atau
memukul punggung pada pertengahan daerah
diantara kedua scapula
9. CHEST TRUST
tekan tulang dada
dengan jari kedua
dan jari ketiga.
10. BACK BLOWS gagal ?
Lakukan
CHEST THRUST
Tekan tulang dada bayi
dengan jari kedua dan
jari ketiga.
Kira2
pada garis antara kedua
uting susu
11.
12. HEAD TILT CHIN LIFT
JAWTRUST
MENGGUNAKAN ALAT
- OPA (OROPARINGEAL)
- NPA (NASOPARINGEAL)
13. Letakkan tangan anda pada dahi korban,
gunakan tangan yang paling dekat dengan
kepala korban.
Tekan dahi sedikit mengarah kebelakang
dengan telapak tangan sampai kepala korban
terdorong ke belakang.
Letakkan ujung jari tangan yang lainnya di
bawah bagian ujung rahang bawah.
Angkat Dagu ke depan, lakukan gerakan ini
bersamaan dengan menekan dahi sampai
kepala korban pada posisi ekstensi maksimal.
Pada korban bayi dan anak kecil tidak dilakukan
sampai maksimal tetapi sedikit ekstensi saja.
Pertahankan tangan di dahi korban untuk
menjaga posisi kepala tetap ke belakang.
Buka mulut korban dengan ibu jari tangan yang
menekan dagu.
14.
15. Bagi korban yang masih bayi gerakan ekstensi
kepala tidak boleh maksimal.
Tangan jangan menekan dijaringan lunak bawah
dagu.
Jangan gunakan ibu jari untuk mengangkat dagu.
Awasi mulut korban agar tetap terbuka.
Jika korban dengan gigi palsu cobalah
pertahankan pada posisinya tetapi jika
mengganggu / sulit dipertahankan sebaiknya gigi
palsu tersebut dilepas.
16. teknik yang aman untuk membuka jalan
nafas bagi korban yang mengalami trauma
pada tulang belakang.
memegang sudut rahang bawah (Angulus
Mandibulae) kiri dan kanan, dan
mendorong rahang ke depan
17. Berlutut disisi atas kepala korban,
letakkan kedua siku penolong
sejajar dengan posisi korban,
kedua tangan memegang sisi
kepala.
Kedua sisi rahang bawah
dipegang (jika korban anak atau
bayi gunakan dua atau tiga jari
pada sisi rahang bawah).
Gunakan kedua tangan untuk
menggerakkan rahang bawah ke
posisi depan secara perlahan.
Gerakan ini mendorong lidah ke
atas sehingga jalan nafas terbuka.
Pertahankan posisi mulut korban
tetap terbuka
18.
19. • Oro-pharyngeal Airway (Guedel)
Nasotracheal Airway
Naso-pharyngeal Airway
◦ Orotracheal Airway
◦ Cricithyroidotomy dan Tracheostomy
Catatan: Jika seluruh cara pembebasan jalan napas
sudah dilakukan tapi tidak menunjukkan keberhasilan
(masih ada obstruksi airway) maka dilakukan
cricothyroidotomi, yaitu dengan melakukan insisi pada
membrana cricothyroid yang terletak di antara cartilago
thyroid dan cricoid lalu memasukkan benda yang
berongga.