8. Upaya Mempertahankan Jalan
Napas dan Memberi Bantuan
Pernapasan
Komisi ResusitasiKomisi Resusitasi
UKK Pediatri Gawat DaruratUKK Pediatri Gawat Darurat
Ikatan Dokter Anak IndonesiaIkatan Dokter Anak Indonesia
9. SAFESAFE aapproachpproach
Are you alrightAre you alright
Airway openingAirway opening maneuversmaneuvers
Look, listen feelLook, listen feel
55 bbreathsreaths
Check pulseCheck pulse
Start CPRStart CPR
Call emergency servicesCall emergency services
10. Perbedaan Anatomi Jalan Napas
Atas
DEWASA ANAK
Lidah Relat if kecil Relat if besar
Larings Setinggi C 4-C 5 Setinggi C 3-C 4
Lebih anterior
Epiglotis Lebar, elasti s Sempit, kaku
Diameterterkecil Pita suara Rawan krikoid
Panjang trakea 10- 13 cm Bayi: 4- 5 cm
18 bulan: 7 cm
11.
12. Perbedaan Anatomi
Jalan Napas Bawah
Diameter lebih kecilDiameter lebih kecil
Tulang rawan sedikitTulang rawan sedikit
13.
14. Perbedaan yang
Mempengaruhi Mekanisme
Bernapas
Tulang yang menyusun rangka dadaTulang yang menyusun rangka dada
lebih banyak mengandung rawanlebih banyak mengandung rawan
Otot napas yang menggerakan dindingOtot napas yang menggerakan dinding
dada belum berkembangdada belum berkembang
Pernapasan terutama ditopang olehPernapasan terutama ditopang oleh
gerakan diafragmagerakan diafragma
15. Perbedaan Kebutuhan Metabolik
Pada dewasa kebutuhan oksigen 3-4Pada dewasa kebutuhan oksigen 3-4
ml/kg/menitml/kg/menit
Pada anak kebutuhan oksigen 6-8Pada anak kebutuhan oksigen 6-8
ml/kg/menitml/kg/menit
17. Pemasangan Penyangga
Orofarings
Pilih ukuranPilih ukuran
yang sesuaiyang sesuai
Pasang denganPasang dengan
penekan lidahpenekan lidah
atau teknikatau teknik
memutarmemutar
EvaluasiEvaluasi
18. Penyangga Nasofaringeal Ukuran 12-
36 F
Pilih ukuran sesuai jarak hidung-Pilih ukuran sesuai jarak hidung-
telingatelinga
Diameter harus lebih kecil dariDiameter harus lebih kecil dari
naresnares
Gunakan pelumas yang larutGunakan pelumas yang larut
dalam airdalam air
Masukkan hingga pangkalMasukkan hingga pangkal
terbenam, jangan dipaksaterbenam, jangan dipaksa
Kontraindikasi:Kontraindikasi:
Fraktur basis kraniiFraktur basis kranii
Kebocoran liquor cerebroKebocoran liquor cerebro
19. Kateter Penghisap
TEKNIKTEKNIK
Ventilasi 100 %Ventilasi 100 %
Steril untuk penghisapanSteril untuk penghisapan
dalam endotrakealdalam endotrakeal
Hisap < 5 detikHisap < 5 detik
Komplikasi:Komplikasi:
HipoksiaHipoksia
Bradikardi karenaBradikardi karena
refleks vagalrefleks vagal
20. Masker Resusitasi
Dari dagu hinggaDari dagu hingga
pangkal hidungpangkal hidung
Tidak boleh menekanTidak boleh menekan
matamata
Masker tembus pandangMasker tembus pandang
dapat mendeteksidapat mendeteksi
muntah &muntah &
warna bibir anakwarna bibir anak
21. Teknik menggunakan masker
resusitasi
Bayi & batita:Bayi & batita: ibu jariibu jari
dan telunjuk menekandan telunjuk menekan
masker, jari tengahmasker, jari tengah
membuat posisimembuat posisi he ad tilthe ad tilt
Anak lebih besar:Anak lebih besar: ibuibu
jari dan telunjukjari dan telunjuk
menekan masker, jarimenekan masker, jari
tengah, jari manis dantengah, jari manis dan
kelingking membuatkelingking membuat
jaw thrustjaw thrust dan ekstensidan ekstensi
leherleher
22. Teknik oleh dua penolong
Dengan duaDengan dua
tangan seorangtangan seorang
penolongpenolong
mempertahankanmempertahankan
masker dan jalanmasker dan jalan
napas, penolongnapas, penolong
lain membantulain membantu
pernapasanpernapasan
23. Laringoskop
Daun lurus (Miller)Daun lurus (Miller)
Daun lengkungDaun lengkung
(Macintosh)(Macintosh)
25. PEDOMAN UKURAN
LARINGOSKOP, PIPA ENDOTRAKEAL DAN PENGHISAP
USIA LARINGOSKOP ETT no. Oral PENGHISAP
(F)
NKB Miller 0 2.5, 3.0 tanpa balon 8 5-6
NCB Miller 0-1 3.0, 3.5 tanpa balon 9-10 6-8
6 bl 3.5, 4.0 tanpa balon 10 8
1 th 4.0, 4.5 tanpa balon 11 8
2 th Miller 2 4.5, 5.0 tanpa balon 12 8
4 th 5.0, 5.5 tanpa balon 14 10
6 th 5.5 tanpa balon 15 10
8 th Miller 2
Mcintosh 2
6.0 dgn/ tanpa balon 16 10
10 th 6.5 dgn/ tanpa balon 17 12
26. Teknik melakukan intubasi 1…
Lakukan oksigenasi dengan balon-Lakukan oksigenasi dengan balon-
maskermasker
Persiapan alat dan uji fungsi masing-Persiapan alat dan uji fungsi masing-
masing alatmasing alat
Prosedur aseptikProsedur aseptik
27. Teknik melakukan intubasi 2…
Masukkan daun laringoskopMasukkan daun laringoskop
dari sudut mulut kanandari sudut mulut kanan
Buat aksis mulut, trakea danBuat aksis mulut, trakea dan
farings segarisfarings segaris
Pada dugaan trauma leher,Pada dugaan trauma leher,
harus dilakukan stabilisasiharus dilakukan stabilisasi
kepala dan leher pada posisikepala dan leher pada posisi
normal segarisnormal segaris
28. Teknik melakukan intubasi 3…
Penekanan krikoidPenekanan krikoid
(manuver Sellick)(manuver Sellick)
dapat membantudapat membantu
visualisasi glotisvisualisasi glotis
29. Teknik melakukan intubasi 4…
Ujung laringoskop berdaunUjung laringoskop berdaun
lurus diletakan di bawahlurus diletakan di bawah
epiglotis dan digerakanepiglotis dan digerakan
dengan teknik mengangkatdengan teknik mengangkat
Ujung laringoskop berdaunUjung laringoskop berdaun
lengkung diletakkan dilengkung diletakkan di
valekula dan digerakanvalekula dan digerakan
dengan teknik mengungkitdengan teknik mengungkit
30. Teknik melakukan intubasi 5…
Upayakan melihat epiglotis,Upayakan melihat epiglotis,
liang glotis dan pita suaraliang glotis dan pita suara
MasukanMasukan ETTETT sampai batassampai batas
marka pita suaramarka pita suara
(kembangkan balon(kembangkan balon
penyekat)penyekat)
Hubungkan dengan balonHubungkan dengan balon
resusitasi dan berikanresusitasi dan berikan
ventilasi (sampai tahap iniventilasi (sampai tahap ini
waktuwaktu maksimal 30 detikmaksimal 30 detik))
Nilai posisiNilai posisi ETTETT dan fiksasidan fiksasi
31. Menilai Posisi ETT
Gerakan dada simetrisGerakan dada simetris
Terdengar suara napas pada ke duaTerdengar suara napas pada ke dua
lapangan parulapangan paru
Perbaikan denyut jantung, warna kulit,Perbaikan denyut jantung, warna kulit,
perfusiperfusi
Tak terdengar suara napas di lambungTak terdengar suara napas di lambung
(bila diberikan tekanan balon resusitasi)(bila diberikan tekanan balon resusitasi)
Melihat langsung pita suara saatMelihat langsung pita suara saat
intubasiintubasi
32. Fiksasi ETT:
Catat marka ETT pada batas mulutCatat marka ETT pada batas mulut
(dapat pula diikat dengan benang)(dapat pula diikat dengan benang)
Jangan rekatkan di mandibulaJangan rekatkan di mandibula
Auskultasi ulang (konfirmasi)Auskultasi ulang (konfirmasi)
Foto RoentgenFoto Roentgen
34. Komplikasi Intubasi:
AspirasiAspirasi
BradikardiBradikardi
Kinking pipa (kegagalan alat)Kinking pipa (kegagalan alat)
PneumotoraksPneumotoraks
Salah letak (ke esofagus, endobronkhial)Salah letak (ke esofagus, endobronkhial)
HipoksiaHipoksia
Obstruksi ETT (mukus)Obstruksi ETT (mukus)
Trauma (bibir, gigi, lidah, jaringan lunakTrauma (bibir, gigi, lidah, jaringan lunak
orofaring)orofaring)
35. Beberapa tips 1…
Anak biru, suara napas (-)Anak biru, suara napas (-) →→ CabutCabut
ETTETT, ventilasi dengan masker, coba, ventilasi dengan masker, coba
intubasi ulangintubasi ulang
Suara napas di paru kanan sajaSuara napas di paru kanan saja →→ TarikTarik
ETTETT
Bradikardi (bayi<80;anak<60)Bradikardi (bayi<80;anak<60) →→
hentikan tindakan, ventilasi denganhentikan tindakan, ventilasi dengan
maskermasker
36. Beberapa tips 2…
Bila posisi benar, tetap biruBila posisi benar, tetap biru →→
kemungkinan:kemungkinan:
Balon bocorBalon bocor →→ ganti balonganti balon
Teknik pompa tidak adekuatTeknik pompa tidak adekuat
Compliance paruCompliance paru ↓↓ →→ tekan katuptekan katup
pembatas balon resusitasipembatas balon resusitasi
ETT terlalu kecilETT terlalu kecil →→ gantiganti
40. Indikasi Pengobatan rumatIndikasi Pengobatan rumat ==kejangkejang
demam menunjukkan ciridemam menunjukkan ciri SBBSBB::
Kejang lama lebih dari 15 menit.Kejang lama lebih dari 15 menit.
Anak mengalami kelainan neurologis yangAnak mengalami kelainan neurologis yang
nyata sebelum atau sesudah kejang,nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya:misalnya:
hemiparesis, paresis Todd, Cerebral Palsy,hemiparesis, paresis Todd, Cerebral Palsy,
retardasi mental, hidrosefalus, mikrosefaliretardasi mental, hidrosefalus, mikrosefali..
Kejang fokal atau parsial.Kejang fokal atau parsial.
Konsensus 1980Konsensus 1980
Kesepakatan Saraf AnakKesepakatan Saraf Anak
43. KEJANG PD NEONATUSKEJANG PD NEONATUS
=kegawatan=kegawatan
Keadaan emergensi dan tanda bahayaKeadaan emergensi dan tanda bahaya
dapat hipoksia otakdapat hipoksia otaksekuele/kematiansekuele/kematian
Etiologi: asfiksia, hipoglikemia, gangguanEtiologi: asfiksia, hipoglikemia, gangguan
metabolik atau sebagai tanda meningitis/metabolik atau sebagai tanda meningitis/
gangg SSPgangg SSP
45. AnamnesisAnamnesis
Kapan, berapa lama,KUKapan, berapa lama,KU
Riwayat persalinan: prematur, tindakan,Riwayat persalinan: prematur, tindakan,
penolong,asfiksia?penolong,asfiksia?
imunisasi ibu, ibu narkoba,ikterik, malasimunisasi ibu, ibu narkoba,ikterik, malas
minum?minum?
Penurunan kesadaran pastiPenurunan kesadaran pasti
46. PFPF
KEJANGKEJANG
Gerakan abnormalGerakan abnormal mata, wajah, mulut,mata, wajah, mulut,
lidah dan ektremitaslidah dan ektremitas
GerakanGerakan spt mengayuh sepeda, mataspt mengayuh sepeda, mata
berkedip, berputar, julingberkedip, berputar, juling
Tangis melengking dg nada tinggi, sukarTangis melengking dg nada tinggi, sukar
berhentiberhenti
Penurunan kesadaran,UUB membonjol,Penurunan kesadaran,UUB membonjol,
suhu tak normalsuhu tak normal
47. SpasmeSpasme
Tetap sadar, nangis kesakitan, trismus,Tetap sadar, nangis kesakitan, trismus,
kaku otot mulut, mulut tak dapat dibuka,kaku otot mulut, mulut tak dapat dibuka,
bibir mencucu, opistotonus, kekakuan pdbibir mencucu, opistotonus, kekakuan pd
ektremitas, perut, kontraksi otot takektremitas, perut, kontraksi otot tak
terkendali .terkendali .
Dipicu oleh kebisingan, cahaya, prosudurDipicu oleh kebisingan, cahaya, prosudur
dx.dx.
Inf talipusatInf talipusat
48. PPPP
To cari ecTo cari ec
DR, LF, GDS, elektrolit, bilirubinDR, LF, GDS, elektrolit, bilirubin
USG, CT, EEGUSG, CT, EEG
49. TerapiTerapi
Medikamentosa to potong kejangMedikamentosa to potong kejang
Bebaskan jalan nafas dan OksigenasiBebaskan jalan nafas dan Oksigenasi
InfusInfus
Tx. Sesuai ec.Tx. Sesuai ec.
penobarbital 20mg/kgBB im ato ivpenobarbital 20mg/kgBB im ato iv dlm 5dlm 5
mnt.mnt.
Dpt diulang 10mg/kgBB 2x selang 30Dpt diulang 10mg/kgBB 2x selang 30
mnt.mnt. penitoin 20mg/kgBB ivpenitoin 20mg/kgBB iv dlm nacl dgdlm nacl dg
kecepatan 1mb/kgBB/mntkecepatan 1mb/kgBB/mnt
50. Tx RumatanTx Rumatan
FenobarbitalFenobarbital 3-5mg/hari. Dosis tunggal3-5mg/hari. Dosis tunggal
ato terbagi tp 12 jam iv ato oral sampeato terbagi tp 12 jam iv ato oral sampe
bebas kejang 7 hr.bebas kejang 7 hr.
FenitoinFenitoin 4-8mg/kgBB iv ato peroral.dosis4-8mg/kgBB iv ato peroral.dosis
terbagi 2-3terbagi 2-3
Tx hipoglikemiaTx hipoglikemia
Perbaiki ventilasi, curah jtg, tekanan darahPerbaiki ventilasi, curah jtg, tekanan darah
52. Etiologi : Delapan puluh persen ispa 80% - virus
Pengelolahan Saat sakit
Pengobatan suportif
Memotong kejang
Mengatasi demam
Pengobatan suportif lain
Pengobatan kausatif
Penobatan profilaksi jangka panjang
kontinu intermiten
Phenobarbital phenitoin diazepam
Sodium valproat carbamazepin
53. KEJANG
Non Cerebral
(selama kejang
sadar)
Cerebral
(selama kejang
tak sadar)
Tetanus
Keracunan
Botulismus
Tetani
Akut sesaat
Kronik berulang
Infeksi
Gg metabolik
Gg elektrolit
Gg kardiovaskuler
Keganasan
Malformasi
Keracunanbahan toksik
Withdrawl obat
Epilepsi :
- umum / general
- partial
- tak terklasifikasi
Ekstrakrania
l
Intrakranial
KD simpleks
KD Kompleks
54. Gangguan
keseimbangan ion
Gangguan
pompa Na - K
Gangguan
membran sel
Depolarisasi
Potensial aksi
Pelepasan neurotransmiter
di ujung akson
Reseptor GABA & As. Glutamat
di pre sinap
Eksitasi > Inhibisi
Depolarisasi
post sinap KEJANG
56. Infeksi intrakranial
Meningitis Purulenta / bakteri
Serosa virus
tuberkulosis
aseptik lain
Ensefalitis virus
bakteri
jamur
parasite
Meningoensefalitis
Abses otak
L P
klinis
Warna
Sel
Protein
glukose
58. Rangsangan meningeal Kaku kuduk
Brudzinski I dan II positip
Tanda Kernig positip
Gambaran LCS
Meningitis bakteri Meningitis serosa Ensefalitis
TBC virus
Warna
Jumlah sel
Jenis sel
Protein
glukose
Keruh xanthocrom jernih jernih
meningkat ( normal 10 /mm3 )
PMN dominan M N dominan MN dominan
Tinggi sekali tinggi sekali tinggi tinggi
Turun turun normal normal
59. Etiologi meningitis
Neonatus : Escherichia
Streptococcus pneumonia
Staphylococus
Salmonella sp
Anak 2 bl – 4 th : Hemophilus influezae
Streptococcus pneumonie
Neisseria meningitidis
Anak di atas 4 th : Streptococcus pneumonia
Neisseria meningitidis
61. Kejang status/ Status konvulsivus
1.Serangan kejang lebih dari 30 menit
2.Di antara dua serangan kejang tanpa
pulihnya kesadaran
Etiologi : 1. Infeksi intrakranial
2. Gangguan metabolik / elektrolit
3. Hipoksi Iskemik
4. Ensefalopathi
5. Hiperpireksi
6. With drawl obat
62. Pengelolaan kejang status
1.Mencari penyebab
2.Menjaga tanda vital optimal
3.Pasang I V line, periksa glukosa darah,elektrolit,
analisa gas darah
4.Pemberian antikonvulsan :
- Pemberian IV
- Terdiri dua paduan obat
- Perhatikan depresi pernafasan
63. Membebaskan jalan nafas :
Posisi kepala
Lateral dicubitus
Isap lendir
Mencegah hipoksi :
oksigen 100% dengan masker
Mencegah hipoglikemi dan koreksi elektrolit
glukose 25% 2 – 4 cc / kkBB
Menjaga tanda vital baik :
suhu, tensi, nadi, irama nafas
Mencegah udem otak
Pemberian kortikosteroid
70. DEMAM BERDARAH DENGUEDEMAM BERDARAH DENGUE
Penyebab :Penyebab :
Virus dengueVirus dengue
Den 1, den 2, den 3, den 4Den 1, den 2, den 3, den 4
Den 3Den 3
– DominanDominan
– Kasus beratKasus berat
72. Perdarahan hebat terjadi akibat kelainanPerdarahan hebat terjadi akibat kelainan
hemostatishemostatis
– VaskulopatiVaskulopati
– TrombositopeniaTrombositopenia
– KoagulopatiKoagulopati
73. Bagan PatogenesisBagan Patogenesis
Masih kontroversiMasih kontroversi
Yang umum dipakaiYang umum dipakai
1. Hipotesis infeksi sekunder1. Hipotesis infeksi sekunder
2. Virulensi Virus2. Virulensi Virus
Aktivasi komplemen Agregasi trombosit KerusakanAktivasi komplemen Agregasi trombosit Kerusakan
endotel pemb. darahendotel pemb. darah
Plasma Leakage TrombositopeniaPlasma Leakage Trombositopenia
Aktivasi faktorAktivasi faktor
Hipovolemi Kelainan fungsi pembekuanHipovolemi Kelainan fungsi pembekuan
trombosittrombosit
Syok Vaskulopati, trombositopeni, koagulopatiSyok Vaskulopati, trombositopeni, koagulopati
Perdarahan hebatPerdarahan hebat
75. Strategi PengobatanStrategi Pengobatan
SuportifSuportif
– Terhadap perembesan plasmaTerhadap perembesan plasma
Berlangsung 24-48 jamBerlangsung 24-48 jam
Saat febris ke A-Febris (hari ke 3-5)Saat febris ke A-Febris (hari ke 3-5)
Cairan !Cairan !
Obat-obatanObat-obatan
– Atas indikasiAtas indikasi
Hindarkan tindakan manipulatifHindarkan tindakan manipulatif
76. DIAGNOSISDIAGNOSIS
Kriteria WHO 1997Kriteria WHO 1997
Klinis :Klinis :
1.1. Panas tinggi 2-7 hariPanas tinggi 2-7 hari
2.2. Manifestasi perdarahanManifestasi perdarahan
3.3. HepatomegaliHepatomegali
4.4. Dengan atau tanpa syokDengan atau tanpa syok
Lab :Lab :
1.1. TrombositopeniTrombositopeni
2.2. Hemokonsentrasi (meningkat>=20%)Hemokonsentrasi (meningkat>=20%)
79. Konfirmasi diagnosisKonfirmasi diagnosis
SerologisSerologis
1.1. HI TesHI Tes
2.2. CF TesCF Tes
3.3. NT TesNT Tes
4.4. IgM ElisaIgM Elisa
5.5. IgG ElisaIgG Elisa
Derajat penyakitDerajat penyakit
I.I. Kriteria WHO (RL (+))Kriteria WHO (RL (+))
II.II. Kriteria WHO (perdarahan spontan)Kriteria WHO (perdarahan spontan)
III.III. Kegagalan sirkulasiKegagalan sirkulasi
IV.IV. Syok beratSyok berat
80. DBDDBD
Perubahan patofisiologi membedakan :Perubahan patofisiologi membedakan :
DBD dengan DD (Homeostasis danDBD dengan DD (Homeostasis dan
perembesan plasma)perembesan plasma)
DemamDemam
– 2-7 hari2-7 hari
– TinggiTinggi
– MendadakMendadak
– Akhir demam fase kritis !Akhir demam fase kritis !
81. PerdarahanPerdarahan
– RL (+) s/d spontan (melena, hematemesis)RL (+) s/d spontan (melena, hematemesis)
– Vaskulopati, trombositopeni,Vaskulopati, trombositopeni,
gangguan fungsi trombosit, PIMgangguan fungsi trombosit, PIM
HepatomegaliHepatomegali
SyokSyok
– Saat suhuSaat suhu↓↓
– BerkeringatBerkeringat
– Perubahan nadi dan tekanan darahPerubahan nadi dan tekanan darah
– Akral dinginAkral dingin
– Kongesti kulitKongesti kulit
83. Diagnosis BandingDiagnosis Banding
Infeksi bakteri ,virus, protozoa lainInfeksi bakteri ,virus, protozoa lain
– Trombositopeni dan hemokonsentrasiTrombositopeni dan hemokonsentrasi
Demam dengueDemam dengue
CikungunyaCikungunya
SepsisSepsis
Meningitis meningokokusMeningitis meningokokus
ITPITP
Leukemia, anemia aplastikLeukemia, anemia aplastik
Ingat kriteria WHO 1997Ingat kriteria WHO 1997
84. Komplikasi dan manifestasi yang tidak lazimKomplikasi dan manifestasi yang tidak lazim
Ensefalopati dengueEnsefalopati dengue
– Komplikasi syokKomplikasi syok
– Gangguan metabolikGangguan metabolik
– Perdarahan serebralPerdarahan serebral
– Trombosis pembuluh darah otakTrombosis pembuluh darah otak
– Kegagalan hati akutKegagalan hati akut
Kelainan ginjalKelainan ginjal
– Gagal ginjalGagal ginjal
– HUSHUS
Udem paruUdem paru
– Akibat pemberian cairan yang berlebihanAkibat pemberian cairan yang berlebihan
85. DSSDSS
Mekanisme Patogenesis
Kompleks Antigen Antibodi
Sistem Komplemen
Permeabilitas kapiler
Perembesan Plasma
Ht naik
Efusi pleura
Ascites
Renjatan Hipovolemik
Asidosis
PaO2 turun
Anafilatoksin
86. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
Strategi PengobatanStrategi Pengobatan
– Pada dasarnya suportifPada dasarnya suportif
– Mengganti cairan yang hilang akibat perembesanMengganti cairan yang hilang akibat perembesan
Jenis cairan yang tepatJenis cairan yang tepat
Kecermatan penghitungan volumeKecermatan penghitungan volume
cairan pengganticairan pengganti
– Penting deteksi dini terjadinya perembesan cairanPenting deteksi dini terjadinya perembesan cairan
Harus waspada :Harus waspada :
- Pada fase peralihan demam ke penurunan suhu- Pada fase peralihan demam ke penurunan suhu
- Pada umumnya hari sakit ke 3 sampai ke 5- Pada umumnya hari sakit ke 3 sampai ke 5
87. Tatalaksana DBDTatalaksana DBD
Demam DengueDemam Dengue Rawat JalanRawat Jalan
Demam Berdarah DengueDemam Berdarah Dengue Rawat InapRawat Inap
DBD komplikasiDBD komplikasi Rawat IntensifRawat Intensif
Perawatan DBD baik :Perawatan DBD baik :
Sangat diperlukan :Sangat diperlukan :
- Dokter & perawat terampilDokter & perawat terampil
- Laboratorium yang memadaiLaboratorium yang memadai
- Cairan kristaloid & koloid yang tersediaCairan kristaloid & koloid yang tersedia
- Bank darah yang siap bila diperlukanBank darah yang siap bila diperlukan
88. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
PERHATIANPERHATIAN
Perjalanan penyakit DBD sulit diramalkanPerjalanan penyakit DBD sulit diramalkan
Pasien masuk baikPasien masuk baik singkat buruksingkat buruk
KUNCI KEBERHASILAN :KUNCI KEBERHASILAN :
Ketrampilan dokter dalam mendeteksi diniKetrampilan dokter dalam mendeteksi dini
terjadinya perembesan cairan yaitu masaterjadinya perembesan cairan yaitu masa
peralihan dari demam ke fase penurunan suhuperalihan dari demam ke fase penurunan suhu
(fase kritis, fase syok)(fase kritis, fase syok)
89. TATALAKSANA DEMAM DENGUETATALAKSANA DEMAM DENGUE
Demam DengueDemam Dengue
Saat suhu turun (p.u) penyembuhanSaat suhu turun (p.u) penyembuhan
Hati-hatiHati-hati harus observasi 2 hari setelahharus observasi 2 hari setelah
suhu turunsuhu turun
Pada fase demam sulit dibedakan :Pada fase demam sulit dibedakan :
Demam Dengue ~ Demam Berdarah DengueDemam Dengue ~ Demam Berdarah Dengue
90. TATALAKSANA DEMAM DENGUETATALAKSANA DEMAM DENGUE
Tanda kegawatan harus diberitahukan kepadaTanda kegawatan harus diberitahukan kepada
orang tuaorang tua
Pasien tanpa komplikasi setelah suhu turun 2-3 hariPasien tanpa komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari
Tidak perlu diobservasiTidak perlu diobservasi
Nyeri perut
berat
Berak
Warna hitam
Perdarahan
Kulit & mukosa
(mimisan,
perdarahan
Gusi)
Rumah
SakitBerkeringat
Kulit dingin
91. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
suhu turunsuhu turun
fase awalfase awal
terjadinya syokterjadinya syok
Perlu :Perlu :
observasi klinis, tanda vital danobservasi klinis, tanda vital dan
pemantauan perembesan plasmapemantauan perembesan plasma
gangguan hemostasisgangguan hemostasis
Keberhasilan
tatalaksana
Deteksi dini
Fase kritis
92. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
PROGNOSIS DBDPROGNOSIS DBD
Pengenalan awal terjadinyaPengenalan awal terjadinya
perembesan plasmaperembesan plasma Peningkatan HtPeningkatan Ht
Penurunan TrombositPenurunan Trombosit
Penurunan trombosit terjadi sebelumPenurunan trombosit terjadi sebelum
peningkatan hematokritpeningkatan hematokrit
Peningkatan Ht terjadi sebelum penurunan suhuPeningkatan Ht terjadi sebelum penurunan suhu
95. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
Pemeriksaan hematokrit minimal 1 x/hariPemeriksaan hematokrit minimal 1 x/hari
sejak sakit hari ke 3 sampai suhu normalsejak sakit hari ke 3 sampai suhu normal
Hemokonsentrasi p.u sebelum :Hemokonsentrasi p.u sebelum :
– Perubahan tekanan darahPerubahan tekanan darah
– Perubahan tekanan nadiPerubahan tekanan nadi
96. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
Penggantian volume plasmaPenggantian volume plasma
Harus hati-hati & bijaksanaHarus hati-hati & bijaksana
Cairan adekuat, seminimal mungkin mencukupiCairan adekuat, seminimal mungkin mencukupi
kebocoran plasmakebocoran plasma
Perembesan plasma terjadi saat fase penurunan suhuPerembesan plasma terjadi saat fase penurunan suhu
Kebutuhan cairan awal dihitung 2 – 3 jam pertamaKebutuhan cairan awal dihitung 2 – 3 jam pertama
pada syok lebih sering lagi 6 – 30 menitpada syok lebih sering lagi 6 – 30 menit
Harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, hematokrit,Harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, hematokrit,
dan jumlah urinedan jumlah urine
Sec. umum vol. yang dibutuhkan : rumatan + 5 – 8 %Sec. umum vol. yang dibutuhkan : rumatan + 5 – 8 %
97. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
Cairan intravena diperlukan bila :Cairan intravena diperlukan bila :
1.1. Anak terus menerus muntahAnak terus menerus muntah
2.2. Nilai hematokrit cenderung meningkat padaNilai hematokrit cenderung meningkat pada
pemeriksaan berkalapemeriksaan berkala
HATI-HATI !!!HATI-HATI !!!
Penggantian cairan setelah perembesanPenggantian cairan setelah perembesan
berhentiberhenti udema paruudema paru
Juga pada masa konvalesenJuga pada masa konvalesen
98. TATALAKSANA DBDTATALAKSANA DBD
Jenis cairan (rekomendasi WHO)Jenis cairan (rekomendasi WHO)
Cairan KoloidCairan Koloid
– Dekstran 40Dekstran 40
– HES (Hidroxy Ethyl Starch) 6%HES (Hidroxy Ethyl Starch) 6%
– PlasmaPlasma
Cairan KristaloidCairan Kristaloid
– Larutan Ringer Laktat (RL)Larutan Ringer Laktat (RL)
– Larutan Ringer Asetat (RA)Larutan Ringer Asetat (RA)
– Larutan Garam Faali (GF)Larutan Garam Faali (GF)
– D 5% dalam RL (D5/RL)D 5% dalam RL (D5/RL)
– D 5% dalam RA (D5/RA)D 5% dalam RA (D5/RA)
– D 5% dalam ½ larutan GF (D5/ ½ LGF)D 5% dalam ½ larutan GF (D5/ ½ LGF)
(catatan : untuk resusitasi syok dipakai RL atau RA)(catatan : untuk resusitasi syok dipakai RL atau RA)
99. 1. Oksigenasi (O2 2-4 l/menit)
2. Cairan kristaloid isotonis : RL/RA/NaCl 0,9%
20 ml/kgBB secepatnya
Evaluasi 30 menit
Pantau tanda vital /10 menit
Balans cairan
Syok teratasi Syok tdk teratasi
Cairan 10 ml/kgBB/jam
Tatalaksana DBD dengan Syok
Evaluasi ketat
Stabil dlm 24 jam
Diturunkan bertahap
7 ml/kgBB/jam
5 ml/kgBB/jam
3 ml/kgBB/jam
Infus stop tidak melebihi 48 jam
setelah syok teratasi
Kristaloid 20 ml/kgBB/jam
+ koloid 10-20 ml/kgBB/jamSyok teratasi
Syok belum teratasi
Ht turun Ht tetap ↑
Koloid
20 ml/kgBB
Transf. darah segar
10 ml/kgBB
diulang sesuai kebth.
100. TATALAKSANA DBD DENGAN SYOKTATALAKSANA DBD DENGAN SYOK
(DSS)(DSS)
KOREKSI ASIDOSISKOREKSI ASIDOSIS
– Analisa Gas DarahAnalisa Gas Darah
– Segera, o.k dapat menyebabkan kematianSegera, o.k dapat menyebabkan kematian
– Koreksi dengan larutan bikarbonas natrikusKoreksi dengan larutan bikarbonas natrikus
PEMBERIAN TERAPI OKSIGENPEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
– Oksigen dengan masker mutlak diperlukanOksigen dengan masker mutlak diperlukan
– Kegagalan mengalirkan O2 ke organKegagalan mengalirkan O2 ke organ
– Hipoksia memacu DICHipoksia memacu DIC
101. TATALAKSANA DBD DENGAN SYOKTATALAKSANA DBD DENGAN SYOK
(DSS)(DSS)
MONITOR PERJALANAN PENYAKITMONITOR PERJALANAN PENYAKIT
Pemantauan tanda vital :Pemantauan tanda vital :
– KesadaranKesadaran
– Tekanan darah, capilary refillTekanan darah, capilary refill
– Frek nadi, jantung, nafasFrek nadi, jantung, nafas
– Pembesaran hatiPembesaran hati
– Nyeri tekan hipokondrium kananNyeri tekan hipokondrium kanan
– Diuresis usahakan > 2 ml/kgbb/jamDiuresis usahakan > 2 ml/kgbb/jam
102. TATALAKSANA DBD DENGANTATALAKSANA DBD DENGAN
SYOK (DSS)SYOK (DSS)
MONITOR PERJALANAN PENYAKITMONITOR PERJALANAN PENYAKIT
Pemantauan kadar Hb, Ht dan trombositPemantauan kadar Hb, Ht dan trombosit
– Ht meningkatHt meningkat perembesan plasmaperembesan plasma
masih berlangsungmasih berlangsung koloidkoloid
– Ht menurunHt menurun perdarahan?perdarahan? transfusitransfusi
– Monitor trombosit meramal terjadinya syokMonitor trombosit meramal terjadinya syok
103. TATALAKSANA DBD DENGAN SYOKTATALAKSANA DBD DENGAN SYOK
(DSS)(DSS)
MONITOR PERJALANAN PENYAKITMONITOR PERJALANAN PENYAKIT
– Foto dada serialFoto dada serial
Lateral dekubitus kananLateral dekubitus kanan
– Parameter koagulanParameter koagulan
– TransaminaseTransaminase
104. PERDARAHAN PADA DBDPERDARAHAN PADA DBD
Multifaktorial kompleksMultifaktorial kompleks
Mekanisme perdarahan :Mekanisme perdarahan :
– trombositopenitrombositopeni
– vaskulopati, kelainan endothelvaskulopati, kelainan endothel
– koagulopati (bisa DIC)koagulopati (bisa DIC)
PENTING : !!! Perdarahan Saluran CernaPENTING : !!! Perdarahan Saluran Cerna
– fatalfatal
– terjadi mengikuti syok beratterjadi mengikuti syok berat
– mencegah syokmencegah syok mencegah perdarahanmencegah perdarahan
105. TIP’S MENGATASI PERDARAHANTIP’S MENGATASI PERDARAHAN
Dugaan terjadinya perdarahan :Dugaan terjadinya perdarahan :
– Gelisah, kesakitanGelisah, kesakitan
– Nyeri tekan hipokondrium kananNyeri tekan hipokondrium kanan
– Abdomen membuncitAbdomen membuncit
– Penurunan Hb dan Ht pada pemantauanPenurunan Hb dan Ht pada pemantauan
Pemberian transfusi darahPemberian transfusi darah
– Lebih disukai komponenLebih disukai komponen
Pengobatan lain :Pengobatan lain :
– Transamin, carbazochromTransamin, carbazochrom tak ada gunanyatak ada gunanya
106. KOMPLIKASIKOMPLIKASI
Acute Tubular necrosisAcute Tubular necrosis
EnsefalopatiEnsefalopati
Udema ParuUdema Paru
Syok berulangSyok berulang
Syok berkepanjangan : ???Syok berkepanjangan : ???
– Apakah syok telah teratasi dengan baikApakah syok telah teratasi dengan baik
– Apakah cairan yang diberikan sudah cukupApakah cairan yang diberikan sudah cukup
– Apakah telah diberikan koloidApakah telah diberikan koloid
– Apakah dijumpai perdarahanApakah dijumpai perdarahan
107. FAKTOR PROGNOSISFAKTOR PROGNOSIS
Keterlambatan berobatKeterlambatan berobat
Keterlambatan diagnosisKeterlambatan diagnosis
Kurang mengenal tanda klinis tak lazimKurang mengenal tanda klinis tak lazim
Kurang mengenal tanda kegawatanKurang mengenal tanda kegawatan
Kegagalan mengatasi kegawatanKegagalan mengatasi kegawatan
108. ENSEFALOPATI DENGUEENSEFALOPATI DENGUE
PENYEBAB :PENYEBAB :
– Akibat udema otakAkibat udema otak
– Perdarahan intra serebralPerdarahan intra serebral
– Kelainan metabolik dan elektrolitKelainan metabolik dan elektrolit
– Terbentuknya trombus kapiler pembuluh darah otakTerbentuknya trombus kapiler pembuluh darah otak
GEJALA KLINIS :GEJALA KLINIS :
– Kesadaran menurunKesadaran menurun
– Disertai/tidak kejangDisertai/tidak kejang
– DBD tanpa / dengan syokDBD tanpa / dengan syok
109. ENSEFALOPATI DENGUEENSEFALOPATI DENGUE
PENTING :PENTING :
– Ketepatan diagnosisKetepatan diagnosis
– PengobatanPengobatan
Jumlah cairan harus dikurangiJumlah cairan harus dikurangi
RL segera diganti dengan NaCl 0,9% dan D5% 3:1RL segera diganti dengan NaCl 0,9% dan D5% 3:1
Tidak mengandung HCO3Tidak mengandung HCO3
KortikosteroidKortikosteroid
AntibiotikaAntibiotika
110. Kriteria Pemulangan PasienKriteria Pemulangan Pasien
Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretikTidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
Nafsu makan membaikNafsu makan membaik
Secara klinis tampak perbaikanSecara klinis tampak perbaikan
Hematokrit stabilHematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasiTiga hari setelah syok teratasi
Jumlah trombosit > 50.000 / ulJumlah trombosit > 50.000 / ul
Tidak dijumpai distres pernafasanTidak dijumpai distres pernafasan
(disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)(disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
112. KESIMPULANKESIMPULAN
Patogenesis DBD perlu difahami denganPatogenesis DBD perlu difahami dengan
baikbaik
Seorang klinisi harus mampu :Seorang klinisi harus mampu :
– Menegakkan diagnosis DBDMenegakkan diagnosis DBD
– Melakukan monitor teraturMelakukan monitor teratur
– Mengatasi DBD beratMengatasi DBD berat