2. PENGERTIAN AKAD
MUSYARAKAH
Berasal dari kata al-syirkah yang berarti al-ikhtilath.
Istilah lain dari musyarakah adalah sharikah atau kemitraan.
Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK No.106
mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara
dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi
dana.
3. AKAD MUSYARAKAH
Musyarakah merupakan akad kerjasama diantara para
pemilik modal yang mencampurkan modal mereka dengan
tujuan mencari keuntungan.
Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam pekerjaan,
sehingga seorang mitra tidak dapat lepas tangan dari
aktivitas yang dilakukan mitra lainnya dalam menjalankan
aktivitas bisnis normal.
Dengan bergabungnya dua orang atau lebih, hasil yang
diperoleh diharapkan jauh lebih baik dibandingkan jika
dilakukan sendiri.
4. AKAD MUSYARAKAH
Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan
dibagikan kepada para mitra sesuai dengan nisbah yang
telah disepakati.
Bagaimana bila usaha mengalami kerugian?
Dalam musyarakah dapat ditemukan aplikasi ajaran islam
tentang ukhuwah dan keadilan.
5. SKEMA MUSYARAKAH
mitra 1 mitra 2
Akad
Musyarakah
Proyek Usaha
Laba/ru
gi
mitra 1
Hasil Usaha:
Untung = dibagi sesuai nisbah
Rugi = ditanggung sesuai proporsi
modal
Laba/ru
gi
mitra 2
6. JENIS AKAD MUSYARAKAH
Berdasarkan Eksistensi
1. Syirkah Al-Milk
2. Syirkah Al-Uqud:
A. Syirkah Abdam
B. Syirkah Wujuh
C. Syirkah ‘Inan
D. Syirkah Mufawwadhah
8. SUMBER HUKUM
Al-Quran
“Maka mereka berserikat sepertiga.” (QS 4:12)
As-Sunah
“Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,
sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.
Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari
keduanya.” (H.R Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)
“Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang
keduanya tidak saling berkhianat.” (H.R Muslim)
10. OBJEK MUSYARAKAH
Modal
A. Modal yang diberikan harus tunai
B. Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai dan aset nonkas
C. Apabila modal diserahkan dalam bentuk nonkas, maka harus ditentukan nilai
tunainya lebih dahulu dan disepakati bersama.
D. Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur.
E. Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan
F. Mitra tidak diperbolehkan meminjam uang atas nama usaha musyarakah.
Demikian pula meminjamkan uang kepada pihak ketiga dari modal musyarakah.
11. G. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan modal itu untuk kepentingannya sendiri.
H. Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk
membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah.
12. OBJEK MUSYARAKAH
Kerja
A. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah
B. Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara mitra menyatakan tidak ikut serta menangani
pekerjaan dalam kemitraan tersebut
C. Meskipun porsi kerjasama antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak harus sama. Mitra
yang porsi kerjanya lebih banyak boleh meminta bagian keuntungan yang lebih banyak
D. Para mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah
E. Seorang mitra yang melaksanakan pekerjaan diluar wilayah tugas yang ia sepakati, berhak
mempekerjakan orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut.
F. Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk melaksanakan tugas yang menjadi
bagiannya, biaya yang timbul harus ditanggungnya sendiri.
14. PENETAPAN NISBAH DALAM
AKAD MUSYARAKAH
Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal
15. ILUSTRASI KASUS
MUSYARAKAH
24 Desember 2004
mengeluarkan biaya pra akad Rp.10.000
1 Januari 2005
Mitra A menyetorkan modal sebesar Rp.100.000 dan Mitra B menyetorkan
modal sebesar Rp.50.000
31 Desember 2005
Perusahaan memperoleh pendapatan Rp.100.000 dan Beban
Rp.80.000 Nisbah yang disepakati 2:1
16. 31 Desember 2005
Melakukan ayat jurnal penutup untuk bagi hasil tersebut.
31 Desember 2006
Perusahaan memperoleh Pendapatan Rp.85.000 dan Beban
Rp.100.000 (Pembagian rugi sesuai dengan nisbah modal
2:1)
1 Januari 2007
Melakukan pengembalian pada akhir akad