2. AKAD SALAM
Asal kata As Salaf
Transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan,
dan pembeli melakukan pembayaran dimuka
sedangkan penyerahan barang akan dilakukan
kemudian hari.
PSAK 103 mendefinisikan salam sebagai akad jual beli
barang pesanan.
Akad salam biasanya digunakan pada industri
pertanian.
4. Ilustrasi Ijon vs Salam
Pembeli memesan beras tipe IR 64
sebanyak 2 ton dengan harga Rp. 5.000
per kilogram dan diserahkan 4 bulan
kedepan atau pada waktu panen,
dibayar dimuka.
Pembeli membeli 1 hektar padi (waktu
akad ini terjadi padi belum siap panen)
dengan harga 15 juta.
5. AKAD SALAM
Manfaat transaksi salam bagi pembeli
adalah adanya jaminan memperoleh
barang dalam jumlah dan kualitas
tertentu pada saat ia membutuhkannya
dengan harga yang disepakatinya di
awal.
Manfaat bagi penjual, diperolehnya dana
untuk melakukan aktivitas produksi dan
memenuhi sebagian kebutuhan
hidupnya.
6. AKAD SALAM
Dalam akad salam, harga barang
pesanan yang sudah disepakati tidak
dapat berubah selama jangka waktu
akad.
Bagaimana jika barang yang dikirim
tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati?
8. Rukun dan Ketentuan
Akad Salam
Pelaku, penjual (muslam illaihi) dan
pembeli (al muslam)
Objek Akad
Ijab Kabul
9. Objek Akad
Ketentuan syariah yang terkait dengan
modal salam, yaitu:
A. Modal salam harus diketahui jenis
dan jumlahnya
B. Modal salam diserahkan ketika akad
berlangsung, tidak boleh utang.
10. Ketentuan syariah barang salam:
A. Barang tersebut harus dapat diidentifikasikan, mempunyai spesifikasi dan
karakteristik yang jelas seperti kualitas, jenis, ukuran sehingga tidak terdapat
gharar.
B. Barang tersebut harus dapat dikuantifikasi (ditakar atau ditimbang)
C. Waktu penyerahan barang harus jelas, tidak harus tanggal tertentu boleh juga
dalam kurun waktu tertentu, misalnya dalam waktu 6 bulan atau musim panen
disesuaikan dengan kemungkinan tersedianya barang tersebut.
D. Barang tidak harus ada ditangan penjual, tetapi harus ada pada waktu yang
ditentukan (penyerahan).
E. Apabila barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan, akad
menjadi fasakh / rusak. pembeli dapat memilih untuk membatalkan atau
menunggu sampai barang yang dipesan tersebut tersedia.
11. F. Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan
yang disepakati, pembeli boleh melakukan khiar.
G. Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas baik, maka
penjual tidak boleh meminta tambahan pembayaran dan hal
ini dianggap sebagai pelayanan kepuasan pelanggan.
H. Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah,
pembeli boleh menolak atau menerimanya, jika menerimanya
pembeli tidak boleh meminta pengurangan harga.
I. Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad
tetap sah.
12. Berakhirnya Akad Salam
Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang
ditentukan
Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai
dengan yang disepakati dalam akad
Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah,
pembeli memilih untuk menolak melanjutkan
akad
Barang diterima.
13. Ilustrasi Kasus Akad
Salam
1 Januari 2007, Pembeli memberikan modal salam
kepada penjual senilai Rp.100.000 secara tunai,
pengiriman akan dilakukan setelah tanggal 31 maret
2007/masa panen
31 Maret 2007, Barang dikirim oleh penjual.
โข Kondisi 1: Barang yang dikirim sesuai dengan
akad
โข Kondisi 2: Barang yang dikirim tidak sesuai akad.
(Pembeli menerima)
14. Ilustrasi Kasus Akad
Salam
Jika pembeli tidak menerima:
โข Pembeli membatalkan pesanan, dan
penjual melunasi.
Jika pihak penjual lalai sehingga
dikenakan denda sebesar Rp.5,000.
Denda tersebut dibayar tunai.