Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan tujuan dilaksanakannya kegiatan magang mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang. Dokumen ini juga menjelaskan struktur organisasi dan tugas pokok dari Kantor Kesehatan Pelabuhan tersebut dalam rangka menunjang pelaksanaan program kesehatan di wilayah kerjanya.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan Kesehatan Lingkungan
merupakan salah satu institusi pendidikan dibawah naungan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia yang berguna untuk menghasilkan tenaga ahli
madya kesehatan khususnya bidang kesehatan lingkungan. Dalam perkuliahan,
agar calon tenaga ahli madya kesehatan lingkungan siap bersaing di dunia kerja,
maka harus diadakannya kegiatan magang mandiri. Kegiatan magang
dilaksanakan karena para calon tenaga ahli madya kesehatan lingkungan masih
minim dalam hal pengalaman bekerja. Hal ini juga berguna agar dapat mengetahui
apakah ilmu yang didapat di kampus telah sesuai dengan apa yang akan dikerjakan
di lapangan.
Magang Institusi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan mekanisme kerja (pelaksanaan, evaluasi dan monitoring) secara
komprehensif di tempat pelaksanaan kegiatan magang. Selain itu, kegiatan
magang dilakukan guna mengasah sikap, mental, dan ketrampilan dalam
mengimplementasikan ilmu kesehatan lingkungan yang telah dipelajari di dunia
pendidikan.
2. 2
Salah satu instansi pemerintah yang menjadi lokasi magang yang kegiatannya
berhubungan dengan ilmu kesehatan lingkungan yaitu Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Kelas III Kupang wilayah Pelabuhan Udara dan Laut.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat
Jenderal Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum.
Agar mahasiswa mampu mengenal, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan mekanisme kerja (pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring)
secara komprehensif program-program yang diselenggarakan oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP).
2. Tujuan Khusus.
a. Agar mahasiswa mampu mengenal, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi gedung atau bangunan (Bandara
dan Pelabuhan).
b. Agar mahasiswa mampu mengenal, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan kegiatan pengawasan kehidupan vektor (lalat, jentik
3. 3
nyamuk, kecoak) dan binatang pengganggu (tikus) pada wilayah kerja
Bandara El Tari Kupang dan Pelabuhan Tenau.
c. Agar mahasiswa mampu mengenal, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan pada
wilayah kerja bandara El Tari Kupang.
d. Agar mahasiswa mampu mengenal, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan kegiatan inspeksi sanitasi penyediaan air bersih untuk
wilayah kerja Bandara El Tari Kupang.
e. Agar mahasiswa mampu mengenal, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan kegiatan pengawasan sanitasi kapal dan karantina kapal
(kapal asing dan lokal) di wilayah kerja Pelabuhan Tenau Kupang.
C. Manfaat.
1. Bagi Mahasiswa.
Menambah wawasan dan pengalaman kerja dan menerapkan ilmu yang
diperoleh selama kegiatan magang.
2. Bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III kupang.
Sebagai bahan masukkan dalam pelaksanaan program-program di wilayah
kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang khususnya wilayah kerja
Pelabuhan Tenau dan Pos Pelayanan El Tari Kupang.
4. 4
3. Bagi institusi Pendidikan Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Untuk menambah kepustakaan tentang pelaksanaan kegiatan pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang.
5. 5
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang merupakan salah satu Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang berada
di Jalan Adi Sucipto Kelurahan Penfui Kota Kupang. Wilayah Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang meliputi Pos Bandara El Tari, Pelabuhan
Laut Tenau, Pelabuhan Laut Ba’a, Pelabuhan Laut Bolok, Pelabuhan Laut
Waingapu, Pelabuhan Laut Labuan Bajo, Pelabuhan Laut Reo, Pelabuhan Laut
Ende, Pelabuhan Laut Maumere, Pelabuhan Laut Kalabahi, Pelabuhan Laut
Lembata, Pelabuhan Laut Atapupu, Pos Lintas Batas Darat Motaain, Pos Lintas
Batas Darat Napan, Pos Lintas Batas Darat Metamauk, dan Bandar Udara
Tambolaka.
Kewenangan atau batas wilayah yang menjadi wilayah kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan di Bandara, Pelabuhan Laut, adalah :
1. Daerah Perimeter merupakan area di pelabuhan/bandara dimana terjadi
aktifitas bongkar muat barang dan kegiatan kepelabuhanan/ kebandara
udaraan lainnya.
6. 6
2. Daerah buffer merupakan wilayah penyangga diluar wilayah
pelabuhan/bandara (perimeter) sejauh 400 meter dari batas wilayah
pelabuhan.
3. Area pemberantasan nyamuk sejauh 2 km dari buffer area
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2348 tahun 2011
mengenai perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 356 tahun
2008 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dikatakan
tugas pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan yaitu mencegah masuk dan
keluarnya penyakit karantina dan penyakit berpontensi wabah lainnya,
surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan lalu lintas obat, makanan,
kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA), serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
B. Landasan Hukum.
Adapun landasan hukum yang menjadi dasar dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
KKP, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran
Negara Tahun 1962, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2373);
7. 7
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
(Lembaran Negara Tahun 1962, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2374);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Kebandarudaraan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4145);
8. 8
9. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4146);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Per/18/M.PAN/11/2008, tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
13. International Health Regulations (IHR) 2005 Nomor 3273)
9. 9
C. Struktur Organisasi dan Tata Kerja.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Kerja Pelabuhan
berdasarkan Peranturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2348 tahun 2011 sebagai
berikut :
Kepala
Daniel Supodo, ST.,DiPl.,Sc.,Msc.,PH.
NIP. 196203241984031002
Sub Bagian Tata Usaha
Hengki Yanres Jezua,S.KM
NIP. 197303221994021001
Seksi Pengendalian Karantina dan
Surveilans Epidemiologi
Bernadinus Darma, S.KM
NIP.197905202002121004
Seksi Pengendalian Resiko
Lingkungan dan Kesehatan Lintas
Wilayah
Yohanes Baki, Amd.Kep
NIP. 1963123119987031023
Instalasi Kelompok Jabatan
Fungsional
Wilayah Kerja
10. 10
Sesuai klasifikasinya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Kupang merupakan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III dan dipimpin oleh seorang Kepala Kantor dengan
tingkatan jabatan (eselon) IIIb, dan Sub Bagian Tata Usaha serta 2 (dua) seksi dengan
eselon IVa.
1. Sub. Bagian Tata Usaha.
Sub.bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan
penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata
usaha, keuangan, kepegawaian, penyelenggaraan pelatihan, serta
perlengkapan dan rumah tangga. Dalam menjalankan tugas tersebut Sub
Bagian Tata Usaha melaksanakan fungsi :
a. Administrasi umum.
b. Penyusunan rencana kerja dan evaluasi.
c. Pembinaan administrasi dan pengelolaan kepegawaian.
d. Pembinaan administrasi pengelolaan keuangan.
e. Pembinaan administrasi dan pengelola perlengkapan
f. Penyusunan, pengumpulan, pengolahan dan analisa data.
g. Kerumahtanggaan
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi.
Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epiderniologi mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan kekarantinaan dan
11. 11
surveilans epidemiologi penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru,
dan penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan muatannya,
lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian, serta pengembangan
teknologi, dan pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara. Dalam menjalankan tugas tersebut Seksi Kekarantinaan dan
Surveilans Epidemiologi melaksanakan fungsi :
a. Melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan kekarantinaan dan
surveilans epidemiologi penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang muncul kembali.
b. Pengawasan alat angkut dan muatannya.
c. Pengawasan lalu lintas obat, makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta
bahan adiktif (OMKABA).
d. Melaksanakan jejaring kerja, kemitraan, kajian, serta pengembangan
teknologi.
e. Pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan surveilans epidemiologi di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
3. Seksi Pengendalian Resiko Dan Kesehatan Lintas Wilayah.
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan,
12. 12
evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pengendalian vektor dan
binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, kesehatan
terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan
penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi internasional, jejaring
kerja,kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi serta pelatihan teknis
bidang pengendalian risiko lingkungan dan upaya kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara. Dalam menjalankan tugas
tersebut Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas
Wilayah melaksanakan fungsi sebagai berikut :
a. Pengawasan penyediaan air bersih, serta pengamanan makanan dan
minuman;
b. Hygiene dan sanitasi lingkungan gedung/bangunan;
c. Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah;
d. Pemeriksaan dan pengawasan higiene dan sanitasi kapal/pesawat/alat
transportasi lainnya di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara;
e. Pemberantasan serangga penular penyakit, tikus dan pinjal di lingkungan
bandara,pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
f. Kajian dan pengembangan teknologi di bidang pengendalian risiko
lingkungan bandara,pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
13. 13
g. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pengendalian risiko
lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
h. Penyusunan laporan di bidang pengendalian risiko lingkungan.
i. Melaksanakan jejaring kerja, kemitraan, kajian, serta pengembangan
teknologi, dan pelatihan teknis bidang pengendalian resiko lingkungan di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
14. 14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama magang di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Kupang antara lain:
Inspeksi Sanitasi Bandara dan Pelabuhan
a. Inspeksi Sanitasi Bandara El Tari Kupang.
1) Tujuan.
Untuk mengetahui kondisi sanitasi Bandara El Tari Kupang.
2) Alat dan Bahan.
a) Alat tulis.
b) Formulir Inspeksi Sanitasi tempat – tempat umum.
3) Prosedur kerja.
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Meminta ijin kepada pengelola bandara.
c) Melakukan inspeksi sanitasi berdasarkan item-item penilaian yang
telah ditentukan.
d) Interpretasi hasil.
15. 15
4) Keterangan : bila “X” dihitung 2 kali
Kategori :
Jumlah “X” (kurang) nilai
0 – 22 = baik
23 – 45 = sedang
46 – 67 = kurang
68 keatas = jelek
5) Hasil inspeksi sanitasi Bandara adalah sebagai berikut :
Total “X” yang didapat = 14
Penilaian = Baik
Dari hasil kegiatan inspeksi sanitasi Bandara El Tari, maka dapat
disimpulkan bahwa Bandara tersebut memenuhi syarat karena total X
yang didapat ialah 14.
b. Inspeksi Sanitasi Pelabuhan Tenau
1) Tujuan.
Untuk mengetahui kondisi sanitasi Kapal di Pelabuhan Tenau
Kupang.
2) Alat dan bahan.
a) Alat tulis.
b) Formulir Inspeksi Sanitasi Pelabuhan.
16. 16
3) Prosedur Kerja.
a) Tentukan lokasi Pelabuhan yang akan di Inspeksi.
b) Siapkan alat dan bahan yanag akan digunakan.
c) Minta ijin kepada petugas pelabuhan lalu lakukan Inspeksi
Sanitasi pada lokasi tersebut sesuai data yang tertera pada
formulir Inspeksi Sanitasi.
d) Hasil yang didapat lalu berikan kategori penilaian terhadap
pelabuhan tersebut.
4) Interpretasi Nilai.
a. baik = 0 – 20
b. sedang = 21 -30
c. kurang = 31 – 40
d. jelek = 41 – 55
5) Hasil.
Total nilai X = 10
Kategori = Baik
Dari hasil kegiatan inspeksi sanitasi Pelabuhan Laut Tenau, maka dapat
disimpulkan bahwa Pelabuhan Laut tersebut memenuhi syarat karena total X
yang didapat ialah 10
17. 17
1. Pengawasan Kehidupan Vektor (Lalat, Jentik Nyamuk, Kecoak) dan
Binatang Pengganggu (Tikus) di Wilayah Kerja Bandara El Tari dan
pelabuhan Tenau.
a. Pengukuran Kepadatan Lalat di Mushola dan TPA Bandara El Tari
Kupang.
1) Tujuan.
Untuk mengetahui tingkat kepadatan lalat di Bandara El Tari Kupang.
2) Alat dan bahan.
a) Alat tulis.
b) Fly grill.
c) Stopwatch.
d) counter
e) Instrument pengukuran kepadatan lalat.
3) Prosedur Kerja.
a) Tentukan lokasi yang akan diukur kepadatan lalatnya.
b) Siapkan alat dan bahan.
c) Rangkai blok grill / fly grill yang akan digunakan.
d) Letakan fly grill pada tempat yang berpotensi adanya lalat. Biarkan
fly grill dihinggapi lalat selama 5 menit.
e) Hitung lalat yang hinggap pada fly grill setiap 30 detik..
f) Catat dalam instrument pemeriksaan.
18. 18
g) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali di setiap lokasi
pengukuran.
h) Dari hasil pencacatan pada isntrumen diambil lima nilai tertinggi
dan dihitung rata – ratanya.
i) Cocokkan dengan indeks standar.
4) Hasil pengukuran :
Hasil pengukuran kepadatan lalat pada wilayah kerja Bandara El Tari
saat magang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.
Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat
Di Lokasi Perimeter dan Buffer Pada Bandara El Tari Kupang Tahun
2016
No Lokasi Rata – rata Indeks
1 Mushola 7 Tinggi
2 TPS 16 Tinggi
Tabel 1 menunjukan bahwa hasil pengukuran kapadatan lalat di
wilayah kerja bandara El Tari pada daerah perimeter dan buffer tidak
memenuhi syarat karena rata-rata indeks lalat di Mushola adalah 7 dan
Tempat pembuangan sampah (TPS) adalah 16.
19. 19
b. Survei Jentik di perumahan AngkasaPura I wilayah kerja
bandara El tari Kupang tahun 2016
1. Tujuan
Agar dapat mengetahui indeks jentik Aedes di daerah
buffer dan perimeter di wilayah kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kupang
2. Alat dan bahan.
a) Alat tulis.
b) Senter.
c) Formulir survei jentik.
3. Prosedur kerja
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Meminta ijin kepada pemilik rumah atau
bangunan untuk melaksanakan survei jentik.
c) Datangi tiap rumah atau bangunan perkantoran
yang ada pada perimeter/buffer, lakukan
pemeriksaan container atau tempat
penampungan air yang ada di dalam maupun
luar rumah.
d) Amati jentik pada tempat-tempat penampungan
air dan tempat yang diduga dapat menjadi
20. 20
tempat perindukan nyamuk di dalam maupun
diluar rumah dengan bantuan cahaya senter.
e) Kemudian catat hasilnya.
1. Interpretasi hasil.
Rumus :
𝐻𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
x 100%
𝐶𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
x 100%
𝐵𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
x 100%
A. Hasil.
B. ∑ rumah buffer positif : 6
C. ∑ container buffer positif : 8
D. ∑ rumah yang di periksa : 42
E. ∑ container Buffer yang diperiksa : 79
𝐻𝐼 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
x 100%
𝐻𝐼 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
0
22
x 100% = 0%
𝐻𝐼 𝑏𝑢𝑓𝑓𝑒𝑟 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
x 100%
21. 21
𝐻𝐼 𝑏𝑢𝑓𝑓𝑒𝑟 =
10
64
x 100% = 15,62 %
𝐶𝐼 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
x 100%
𝐶𝐼 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
0
45
x 100% = 0 %
𝐶𝐼 𝑏𝑢𝑓𝑓𝑒𝑟 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
x 100%
𝐶𝐼 𝑏𝑢𝑓𝑓𝑒𝑟 =
11
104
x 100% = 10,57 %
Berdasarkan hasil perhitungan indeks jentik di Bandara Eltari pada
daerah perimeter House indeks 0 % dan Container indeks 0 % sedangkan
pada daerah buffer House indeks 15, 62 % Container indeks 10, 57 %,
diketahui bahwa House Indeks pada buffer adalah 14,28 %, Sedangkan
Container Indeks pada buffer adalah 10,12 %.
c. Survei tanda – tanda keberadaan kecoa di pelabuahan Tenau.
1) Survei tanda-tanda keberadaan kecoak Di Rumah makan Minang Raya
dan Kios Sejahtera
2) Tujuan;
Agar dapat mengetahui tanda-tanda keberadaan kecoa di Rumah
Makan Minang Raya.
3) Alat dan bahan.
a) Alat tulis.
b) Senter.
22. 22
c) Formulir Instrumen Pengamatan Kecoa.
4) Prosedur Kerja.
a) Tentukan lokasi yang akan dilakukan survei kecoa
b) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
c) Lakukan pengamatan pada lokasi tersebut.
d) Jika ditemukan adanya tanda – tanda kecoa seperti kapsul,
kotoran, bahkan kecoa, segera catat pada instrumen
pengamatan.
e) Bandingkan hasilnya dengan indeks kategori yang terdapat
pada instrumen.
5) Hasil.
Hasil survei tanda-tanda keberadaan kecoa pada wilayah kerja
Bandara El Tari Kupang saat magang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Hasil Survei Tanda-Tanda Keberadaan Kecoa
Di Pelabuhan Tenau Kupang Tahun 2016
No. Lokasi/Nama
TTU
TANDA-TANDA KECOA Kategori Jenis
kecoakKapsul Kotoran Dewasa
1. RM. Minang
Raya 0 0 >2
Tinggi Periplaneta
Americana
2. Kios .
Sejahtera
0 0 0 Rendah -
Tabel 3 menunjukan bahwa dari hasil survey tanda-tanda keberadaan
kecoak di wilayah pelabuhan tenau khususnya di RM. Minang Raya
23. 23
memiliki tingkat kategori tinggi karena jumlah kecoa >2 dan
kios.sejahtera memiliki tingkat kategori rendah karena tidak ditemukan
tanda-tanda keberadaan kecoa.
d. Survey Kepadatan Tikus.
1) Tujuan.
Agar dapat mengetahui tingkat kepadatan tikus pada di pelabuhan
tenau
2) Alat dan Bahan.
1) Perangkap tikus sebanyak 20 buah.
2) Umpan tikus (kelapa bakar dan ikan kering).
3) Fomulir survey kepadatan tikus.
3) Prosedur Kerja.
1) Tentukan lokasi yang diduga terdapat tikus.
2) Siapkan alat dan bahan.
3) Meminta ijin kepada penanggung jawab lokasi.
4) Letakkan perangkap di tempat yang di duga menjadi jalur tikus.
5) Amati setiap hari selama lima hari.
6) Jika dalam lima hari ada tikus yang tertangkap, segera lakukan
identifikasi tikus.
7) Jika terdapat pinjal, segera identifikasi pinjalnya.
4) Rumus :
24. 24
Rumus Kepadatan Tikus :
∑ tikus yang terperangkap
∑ perangkapmyang dipasang
5) Hasil.
Hasil survei kepadatan tikus di pelabuhan tenau kupang saat magang
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
Hasil Survei Kepadatan Tikus
Di wilayah kerja Buffer Bandara El Tari Kupang Tahun 2016
Hari
ke
∑
tikus
Jenis tikus ∑
pinjal
Jenis
pinjal
Kepadatan
tikus
Kepadatan
pinjal
1 0 0 - 0 0
2 0 - 0 - 0 0
3 0 - 0 - 0 0
4 0 - 0 - 0 0
5 0 - 0 - 0 0
Tabel 4 menunjukan bahwa hasil survei kepadatan tikus di daerah wilayah
kerja buffer pelabuahan tenau kupang tidak di temukan tikus dalam
perangkap.
2. Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dan Wilayah Kerja
Bandara El Tari Kupang.
a. Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan.
1) Tujuan.
Agar dapat mengetahui apakah tempat pengelolaan makanan tersebut
memenuhi syarat atau tidak.
25. 25
2) Alat dan Bahan.
a) Formulir instrumen Pemeriksaan tempat pengelolaan makanan
(TPM).
b) Alat tulis.
3) Skor resiko Pencemaran.
Predikat resiko pencemaran antara lain :
A : Angka tertinggi tiap komponen yang memenuhi syarat, nilai 2
(dua).
B : Kurang memenuhi syarat, nilai 1 (satu).
C : Tidak memenuhi syarat atau tidak ada nilai 0 (nol).
Penilaian :
50 – 40 : Memuaskan (baik sekali)
39 – 35 : Baik
34 – 30 : Sedang
29 – 25 : Kurang
24 ke bawah : Jelek
Hasil inspeksi sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di wilayah kerja
BandaraTari Kupang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
26. 26
Tabel 4
Hasil Inspeksi Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di wilayah kerja
Bandara El Tari Kupang
No
Pemeriksaan tempat
pengelolaan makanan (TPM) Nilai Kategori
1 Kantin rajawali 60-51 Baik sekali
2 Cafe puri sesilia 60-51 Baik sekali
3 Sederhana resto n cafe 60-51 Baik sekali
4 Pantai laut 50-41 Baik
5 Cafe cahaya 60-51 Baik sekali
6 CV Agrapana 60-51 Baik sekali
7 Sasando cafe / christa jaya 50-41 Baik
8 Berneo café 50-41 Baik
9 Septhia café 50-41 Baik
Tabel 5 menunjukan bahwa hasil kegiatan inspeksi Tempat Pengolahan
Makanan (TPM) di wilayah kerja Bandara Eltari Kupang yang termasuk
dalam kategori baik sekali ada 5 TPM yakni, kantin rajawali, café puri
sesilia, sederhana café, café cahaya, CV.Agrapana, dengan memperoleh
nilai antara 60-51, sedangkan untuk pantai laut,sasando café, borneo café,
septhia café, termasuk dalam kategori Baik, karena memperoleh nilai
antara 50-41.
27. 27
3. Inspeksi Santasi Sarana Penyediaan Air Bersih di Wilayah Bandara El Tari.
a. Tujuan
Agar apat mengetahui apakah sarana sanitasi penyediaan air bersih di
Bandara El Tari memenuhi syarat atau tidak.
b. Alat dan bahan.
1) Alat tulis.
2) pH meter.
3) Formulir inspeksi sanitasi Penyediaan Air Bersih.
c. Skor Risiko Pencemaran.
Skor risiko pencemaran jika jawaban “Ya”.
5-8 = tinggi.
0-4 = rendah.
4. Hasil.
Hasil kegiatan inspeksi Sanitasi Penyediaan Air Bersih di wilayah kerja
Bandara El Tari Kupang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Table 5
Hasil Kegiatan Inspeksi Sanitasi Sarana Penyediaan Air Bersih di Wilayah Kerja
Bandara Eltari Kupang tahun 2016
No Lokasi Jenis Sarana Skor Resiko
Pencemaan
Kategori
1 Bandara El Tari
Kupang
Reservoar 0 Rendah
28. 28
Table 6. Menunjukan bahwa hasil kegiatan inspeksi Penyediaan Air Bersih, untuk
wilayah kerja bandara pada PT. AngkasaPura, dengan asal sumber air besih Sumur
Bor memenuhi syarat, jumlah skor resiko adalah 0
5. Inspeksi Kapal laut (Lokal )
a. Inspeksi Sanitasi Kapal.
1) Tujuan.
Agar dapat mengetahui apakah kapal tersebut memenuhi syarat
kesehatan atau tidak.
2) Alat dan bahan.
ii. formulir Inspeksi sanitasi Kapal.
iii. alat tulis.
3) Prosedur kerja.
a) Tentukan kapal yang akan di IS.
b) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
c) Minta ijin kepada pemilik atau kapten kapal untuk melakukan IS.
d) Lakukan IS sesuai petunjuk yang ada di formulir.
e) Lihat hasil pemeriksaan, jika terdapat item yang tidak memenuhi
syarat maka segera diberikan anjuran perbaikan.
4) Hasil.
29. 29
Hasil inspeksi sanitasi kapal pada wilayah kerja pelabuhan Tenau saat
magang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.
Hasil Inspeksi Sanitasi Kapal
Di wilayah kerja Pelabuhan Tenau Kupang Tahun 2016
No. Nama Kapal Pemilik
atau Agen
Bendera Hasil Kategori
1. KM. Citra Baru PT. Kuad Indonesia Sedang
2. KM. Parmarine
14
BSL
Indonesia
Baik
Tabel 7 menunjukan bahwa dari hasil inspeksi pada 2 buah kapal di
wilayah kerja pelabuhan Tenau yaitu KM. Citra Baru dan KM parmarine
14, memiliki hasil yang rbeda-beda, dengan kategori penilaian untuk KM
Citra Baru Sedang dan untuk KM Parmarine 14 baik.
b. Pembahasan.
Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan selama magang institusi di wilayah
kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang, maka dapat diketahui
masalah kesehatan lingkungan dari setiap kegiatan sebagai berikut:
1. Inspeksi sanitasi Bandara El-Tari Kupang Dan Pelabuhan Tenau.
Hasil kegiatan inspeksi sanitasi Bandara El Tari, maka dapat
disimpulkan bahwa Bandara tersebut memenuhi syarat karena total X
yang didapat ialah 14. Bandara merupakan suatu lokasi dimana terjadi
30. 30
kegiatan kedatangan dan keberangkatan penumpang menggunakan
pesawat sehinga lokasi tersebut harus bersih, bebas dari vekor dan
binatang penganggu serta penyakit yang menular.
2. Inspeksi Sanitasi Pelabuhan Laut Tenau.
Dari hasil kegiatan inspeksi sanitasi Pelabuhan Laut Tenau, maka
dapat disimpulkan bahwa Pelabuhan Laut tersebut memenuhi syarat
karena total X yang didapat ialah 10. Pelabuhan Laut merupakan
suatu lokasi dimana terjadi kegiatan kedatangan dan keberangkatan
penumpang mengunakan kapal sehinga lokasi tersebut harus bersih,
bebas dari vekor dan binatang penganggu serta penyakit yang menular.
1. Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat
a. (perimeter)
Dari hasil pengukuran tingkat kepadatan lalat di
Mushola didapat hasil “6,8” yang masuk dalam kategori tinggi.
Hal ini disebabkan karena lantai yang basah ,karpet yang
lembab dan kondisi ruangan yang kurang bersih.
Kepadatan lalat di daerah perimeter seperti di Mushola
harus rendah agar tidak menimbulkan penyakit pada orang-
orang yang melakukan ibadah dan juga mengganggu
31. 31
kenyamanan saat ibadah. Penyakit yang ditularkan oleh lalat
antara lain diare, disentri, dan sakit perut.
Oleh karena tingkat kepadatan lalat di Mushola tinggi
maka harus ada pemberantasan lalat dengan cara meletakan
kertas lem lalat.
b. Tempat Pembuangan Akhir (buffer).
Dari hasil pengukuran tingkat kepadatan lalat di TPA
didapat hasil “16” yang masuk dalam kategori tinggi. Hal ini
disebabkan karena adanya bau dari sampah yang di buang ke
TPA. Penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain diare,
disentri, dan sakit perut.
Oleh karena tingkat kepadatan lalat di tinggi tinggi
maka harus ada pemberantasan lalat dengan cara melakukan
penyemprotan dengan bahan menggunakan bahan kimia Icon.
2. Survei Jentik.
Berdasarkan hasil survei jentik di perumahan angkasapura
Bandara Eltari maka diketahui bahwa House Indeks pada perimeter
adalah 0 (nol) sedangkan House Indeks buffer area adalah 15,62%.
Sedangkan Container Indeks pada perimeter adalah 0 (nol) dan
Container Indeks pada buffer area sebesar 10,57 %. Hal ini terjadi
karena pemilik rumah tidak membersihkan container sebelum
32. 32
mengisi air sehingga telur Aedes yang ada di dinding container
menetas. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan
penyakit Demam Berdara Dengue dan penakit demam kuning.Untuk
itu bagi warga agar tiap bak mandi harus dibersihkan terlebih dahulu
agar terbebas dari telur Aedes aegypti. Dihimbau juga agar di tiap bak
harus ditabur abate.
Persyaratan pengendalian jentik nyamuk Aedes di daerah
pelabuhan laut dan wilayah bandara :
i. Jentik Aedes sp. Baik stadium larva maupun stadium dewasa tidak
terdapat di daerah perimeter.
ii. House index Aedes aegypti di daerah Buffer <1% dan poulasi
nyamuk di daerah pelabuhan harus ditekan serendah mungkin.
iii. Kapal laut dan pesawat harus bebas dari nyamuk.
iv. Jika HI di pelabuhan mencapai 1% atau angka kepadatan buffer
area di atas 5 (B.I indeks > 50) maka harus dilakukan
pemberantasan, karena besar sekali kemungkinan transmisi
penyakit demam kuning. Sedangkan di daerah yang memiliki
angka kepadatan 1 (BI <5), kemungkinan transmisi demam kuning
kecil.
Nyamuk Aedes sp. Merupakan nyamuk yang tersebar di rumah
– rumah penduduk, sekolah, tempat – tempat umum di seluruh
33. 33
Indonesia. Penyebaran nyamuk ini banyak ditemukan pada pusat-
pusat pemukiman yang padat penduduknya seperti di kota-kota
besar dan pelabuhan. Namun dengan semakin lancarnya hubungan
transpotasi darat, laut, dan udara, memungkinkan penyebaran
sampai ke desa-desa (Depkes 1995).
Aedes aegypti dalam siklus hidupnya mengalami metamorfosis
sempurna yaitu dari telur, larva/jentik, pupa, dan nyamuk dewasa.
Jentik Aedes aegypti dalam air dapat dikenal dengan ciri – ciri :
berukuran 0,5-1 cm, warnanya agak keabu-abuan, bergerak
lamban, gerakan membentuk huruf “S”, dan bila terkena cahaya
senter larva akan bergerak aktif. Gerakan berulang-ulang dari
bawah keatas permukaan air dimaksudkan untuk bernapas. Pada
waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permkaan
air.
3. Survei Tanda-Tanda Keberadaan Kecoa.
Dari hasil survei kepadatan kecoa pada rumah makan Minang
Raya didapat hasil >2. Hal ini karena tidak ditemukan adanya
keberadaan kecoa dewasa.
Kepadatan kecoa dapat ditekan apabila kita menata ruangan
dengan baik, mengatur ruangan agar tidak lembab atau pengap, dan
menutup tempat sampah.
34. 34
4. Pengendalian Binatang Pengganggu yaitu Survei Kepadatan Tikus.
Hasil pemasangan 20 perangkap tikus dengan jenis umpan
kelapa bakar dan ikan pada daerah buffer adalah tidak ditemukan
tikus dalam perangkap.
Faktor yang menyebabkan tikus terdapat pada ruang bangunan
antara lain barang –barang yang ada di ruangan tidak tersusu rapih,
kondisi kotor, tempat sampah yang terbuka, adanya lubang yang
memungkinkan tikus masuk dari luar. Oleh karena itu dianjurkan agar
pemilik rumah makan Minang Raya untuk menyusun barang-barang
dengan rapi, menjaga kebersihan, menutup tempat sampah dengan
baik.
5. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
a. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan.
Hasil kegiatan inspeksi Tempat Pengolahan Makanan
(TPM) di wilayah kerja Bandara Eltari Kupang adalah yang
termasuk dalam kategori baik sekali dengan perolehan nilai
antara 60 – 51,ada lima kantin yaitu Kantin Rajawali, Café
Puri Sesilia, Sedehana Café, Café Cahaya, dan Café Agrapura
sedangkan untuk KAntin Pantai laut, Sesando café, Borneo
Café, dan septhia Café termasuk dalam kategori Baik, karena
memperoleh nilai antara 50 – 41
35. 35
Sesando Cafe, Septhia Café dan Borneo Café termasuk
dalam kategori baik karena penjamah makanan/karyawan tidak
memiliki pengetahuan dan sikap yang tidak terlalu baik tentang
higiene sanitasi makanan, tidak meggunakan penutup kepala
dan kuku yang panjang dan tidak bersih sehingga
memungkinkan terjadi kontaminasi dari rambut dan kuku
terhadap makanan dan pada Kantin Pantai Laut masih terdapat
sampah yang berserakan yang menjadi tempata hidupnya
vektor dan binatang penggangg
Hal ini dapat beresiko menyebabkan timbulnya
penyakit pada konsumen seperti diare dan sakit perut,
meningkatnya populasi tikus dan lalat. Bagi pengelola atau
pemilik kantin agar menyiapkan pakaian khusus bagi pejamah
makanan, memiliki pengetahuan yang baik tentang higyene
sanitasi makanan, bahan mentah dan penyimpanannya harus
ditata dengan baik dan dijaga kebersihannya, tempat sampah
harus memiliki penutup, serta makanan yang sudah dimasak
disimpan pada tempat yang bersih serta terhindar dari lalat.
6. Inspeksi Santasi Sarana Penyediaan Air Bersih di Wilayah Bandara
El Tari.
36. 36
Hasil kegiatan inspeksi sarana Penyediaan Air Bersih, untuk
Resevoar PT. Angkasa Pura, dengan asal sumber air besih Sumur Bor
memenuhi syarat, dengan jumlah skor resiko adalah 0. Untuk PT.
Angkasapura I untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar
reservoir, konstruksi reservoar, tetap menjaga kualitas air dan
perpipaan agar bersih dan tidak bocor sehinggal terhindar dari sumber
pencemaran dan risiko penyakit.
7. Pengawasan Sanitasi dan karantina Kapal (Lokal )
a. Inspeksi Sanitasi Kapal.
Berdasarkan hasil inspeksi kapal dapat dilihat bahwa
sanitasi pada kapal barang KM Citra Baru termasuk dalam
kategori sedang, hal ini disebabkan karena KM Cita Baru
masih memilki susunan barang-barang yang tidak teratur
masih menimbulakan bau di toilet penumpang, tersedianya
tempat sampah tanpa pentup, serta penjamah makanan yang
tidak menggunakan pakaian kerja , kuku dan rambut terlihat
panjang ,kotor dan berantakan dan lubang asap yang sangat
kecil dan kotor. Hal ini dapat menimbulkan munculnya tikus
dan kecoa, timbulnya penyakit serta terjadinya penularan
penyakit. Salain itu dapat beresiko mengakibatkan timbulnya
37. 37
penyakit ISPA, sesak napas, pusing, mual karena pengabnya
ruangan
Sedangkan, KM Parmarine termasuk dalam kategori
baik. Karena memiliki keadaan kapal yang bersih, tempat
sampah yang bersih dan sealalu ada pentup yang tidak
menimbulakan bau, dapur dalam keadaan bersih, tersedia
jumlah air yang cukup, toilet bersih dan tidak menimbulkan
baud an memiliki ventilasi yang cukup, sehingga selalu ada
pertukaran udara yang bersih. Hal ini harus tetap di jaga
kebersihan kapal agar terhindar dari berbagai penyakit.
38. 38
BAB IV
PENGALAMAN MAGANG
Kegiatan magang merupakan salah satu kegiatan bagi kami agar dapat belajar
dan bekerja di lapangan sebagai bentuk implementasi dari teori yang kami peroleh di
kampus. Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 04 April – 15 April 2016.
Selama kegiatan ini dilaksanakan, kami mendapat rintangan, masukkan dan saran dari
pembimbing lapangan. Adapun kegiatan- kegiatan yang dilakukan selama kegiatan
magang mandiri adalah sebagai berikut :
Magang hari pertama, kami mahasiswa merasa gugup dan takut karena ini
merupakan magang pertama kami. Pembelajaran yang kami dapat yaitu jika datang
ke Kantor yang akan dilaksanakan magang, hal pertama yang harus dilakukan adalah
melapor diri pada Kepala kantor dan kepala sub.bagian tata usaha. Pada perkenalan
kami juga diberikan informasi tentang tugas – tugas dari bagian – bagian yang
terdapat di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang. Para pegawai kantor yang
ramah dan bersahabat sangat membantu kami pada proses pengenalan ini. Di KKP
kelas III Kupang juga banyak alumni Kesehatan lingkungan yang bekerja diinstansi
tersebut. Kami juga mendapat wawasan baru mengenai Kantor Kesehatan Pelabuhan
yaitu mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit berpontensi
wabah lainnya, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
39. 39
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA, serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara,
pelabuhan dan lintas batas darat negara.
Magang hari kedua kami melakukan inspeksi Bandara El Tari Kupang, kami
sangat senang kami di sambut baik di PT. Angkasapura kami jug bertemu dengan
kaka alumni kesling yang bertugas di pos bandara.
Magang hari ketiga, melanjutkan inspeksi penyediaan air bersih, Untuk
pengawasan sanitasi air bersih sendiri kami juga mengetahui bahwa sumber air yang
terdapat di bandara berasal dari sumur bor dan air PDAM. Air tersebut ditampung
kemudian dialirkan ke seluruh Bandara dan Perumahan. Ternyata sumber air yang
ada sangat membantu dalam kegiatan yang ada di Bandara dimulai dari mandi, cuci,
kakus (MCK) hingga untuk dikonsumsi. Kami tidak menemukan adanya kerusakan
sarana penyediaan air bersih pada gedung.
Magang hari keempat melakukan inspeksi tempat pengelohan makanan
(TPM) di Bandara El Tari Kupang, Hal ini sangat menyenangkan pula karena setiap
kali kami melakukan Inspeksi sanitasi di tiap TPM, kami di terima baik dan di
persilahakan untuk minum. Kami juga tahu bahwa tgas KKP sangat membantu dalam
menjaga konsumen yang terdapat di bandara terhindar dari penyakit menular dan
keracunan akibat makanan.
40. 40
Hari kelima, melakukan survey jentik di perumahan angkasapura .kami
senang karena masyarakat menerima kami dengan senang hati. Kami juga
menjelaskan kepada mereka tentang bagaimana cara untuk pengendalian jentik.
Hari keenam kami melakukan pengukuran kepadatan lalat di bandara El Tari
yakni di mushola dan Tempat Pembuangan Akhir, Tidak berbeda dengan teori yang
kami dapat di perkuliahan sehingga sangat membantu.
Hari ketujuh kami melakukan pemasangan perangkap tikus dan survey tanda-
tanda keberadaan kecoa di pelabuhan tenau. Tidak berbeda dengan teori yang kami
dapat di perkuliahan sehingga sangat membantu.
Hari kedelapan kami melanjutkan inspeksi kapal laut dan pelabuhan , kendala
yang kami hadapi adalah tidak adanya pembimbing, namun kami tetap
memberanikan diri untuk melalukan perjalanan dan sampai di pelabuhan ada
pembimbing yang menemai kami . kamipun melanjutkan IS kapal dan pelabuhan
kami sangat senang karena kami di sambut baik .
41. 41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa telah mengenal, mengetahui, memahami, dan melaksanakan
kegiatan inspeksi sanitasi gedung atau bangunan (Bandara dan Pelabuhan).
2. Mahasiswa telah mengenal, mengetahui, memahami, dan melaksanakan
kegiatan pengawasan kehidupan vektor (lalat, jentik nyamuk, kecoa) dan
binatang pengganggu (tikus) pada wilayah kerja Bandara El Tari Kupang dan
Pelabuhan Tenau..
3. Mahasiswa telah mengenal, mengetahui, memahami, dan melaksanakan
kegiatan inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan pada wilayah kerja
bandara El Tari Kupang.
4. Mahasiswa telah mengenal, mengetahui, memahami, dan melaksanakan
kegiatan inspeksi sanitasi penyediaan air bersih untuk wilayah kerja Bandara
El Tari Kupang.
5. Mahasiswa telah mengenal, mengetahui, memahami, dan melaksanakan
kegiatan pengawasan sanitasi kapal (lokal) di wilayah kerja Pelabuhan Tenau
Kupang.
6. Mahasiswa telah menyusun laporan sesuai kaidah ilmiah.
42. 42
B. Saran
1. Bagi Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Agar lebih memperpanjang waktu kegiatan magang mandiri mahasiswa di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Kupang.
2. Bagi Instansi Kantor Kesehatahan Pelabuhan kelas III Kupang..
a. Agar lebih meningkatkan pengendalian jentik secara berkala di daerah
Buffer dan Perimeter di wilayah kerja Bandara El Tari Kupang.
b. Agar lebih pengendalian lalat di Tempat Pengolahan Makanan di wilayah
kerja Bandara El Tari Kupang.
3. Bagi PT. Angkasa Pura.
Agar lebih memperhatikan selokan yang tergenang dan menjadi tempat
tumpukan sampah yang menyebabkan bau yang dapat mengganggu
kenyaman penungujung yang datang.
43. 43
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.356/MENKES/PER/IV/2008
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN
PELABUHAN (diakses pada tanggal 3 april 2015).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2348/MENKES/PER/XI/2011
TENTANG TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN