SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
MENTEIIIKESEHAT/iN
REPUBLiKlNDO,r)E3iri
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 889/MENKES/PERlV I2OLL
TENTANG
REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA
TENAGA KEFARMASIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang :
Mengingat
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (4),
Pasal 42 ayat (4), Pasal 50 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Registrasi,Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian;
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tenrang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a844);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO9 Nomor I44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
indonesia Nomor 5O72);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik indonesia Nomor 3637:
5. Peraturan...
MENTERIKESEHATAN
RFPUBLIKIiDONESi,'i
-2.-
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1998 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3781);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik IndonesiaNomor a737);
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OA9 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor I24, Tarnbahan Lembaran
NegaraRepublik IndonesiaNomor SOaa);
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2OI0 tentang
Kedudukan, Tugas,dan Fungsi KementerianNegaraserta
Susunan Organisasi, Trgas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor II44 lMenkes/Per/
VIII/2O1Otentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan;
MEMUTUSI(AN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA
KEFARMASIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional.
6
7.
8.
9.
2. Tenaga...
2.
3.
4.
6
MENTER!KES=HATAN
REPI]BLIKiNDLTNFSIA
-J-
Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan TenagaTeknis Kefarmasian.
Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagaiApoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah
Farmasi/ Asisten Apoteker;
Sertifikat kompetensi profesi adalah surat tanda pengakuan terhadap
kompetensi seorang Apoteker untuk dapat menjalankan
pekerjaan/praktik profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji
kompetensi.
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kefarmasian yang
telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi
tertentu serta diakui secara hukum untuk menialankan
pekerjaan/ praktik profesinya.
Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap tenaga kefarmasran
yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.
8. Surat Tanda Registrasi Apoteker, yang selanjutnya disingkat STRA
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang
telah diregistrasi.
Surat Tanda Registrasi Apoteker Khusus, yang selanjutnya disingkat
STRA Khusus adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada
Apoteker warga negara asing lulusan iuar negeri yang akan melakukan
pekerjaan kefarmasian di indonesia.
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya
disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri
kepada TenagaTeknis Kefarmasianyang telah diregistrasi.
surat Izin Praktik Apoteker, yang selanjutnya disingkat SIPA adalah
surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan
praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian.
Surat Izin Kerja Apoteker, yang selanjr-rtnyadisebut SIKA adalah surat
izin praktik yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan
pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi atau fasilitas distribusi
atau penyaluran.
Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya d.isebut
SIKTTK adalah surat izin praktik yang diberikan kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada
fasilitas kefarmasian.
7.
9.
10.
11
L )..
12.
13.
14.Komite...
M F.NTEI-..IKF-S'CI-1ATANI
RF_pL tjLl'( Ii.tDOlE! :I
-4-
14. Komite Farmasi Nasional, yang selanjutnya disingkat KFN adalah
lembaga yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan yang berfungsi untuk
meningkatkan mutu Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian.
15. Organisasi profesi adalah organisasi tempat berhimpun para Apoteker di
Indonesia.
16. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian
dan alat kesehatan.
17. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
BAB II
REGISTRASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal2
Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib memiliki surat tanda registrasi.
Surat tanda registrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berupa:
a. STRAbagi Apoteker; dan
b. STRTTKbagi TenagaTeknis Kefarmasian.
Pasal3
(1) STRA dan STRTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikeluarkan
oleh Menteri,
(2) Menteri mendelegasikan pemberian:
a. STRAkepada KFN; dan
b. STRTTKkepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Pasal4
Apoteker warga negara asing lulusan luar negeri yang akan
menjalankan pekerjaan kefarmasian di Indonesia dalam rangka alih
teknologi atau bakti sosial harus memiliki STRAKhusus.
STRA khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeiuarkan oleh
KFN untuk jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun.
(3)Untuk...
(1)
(2)
(1)
(2)
(r.)
(2)
(3)
MENTERIKESEHATAN
REPUBLlli.ir'lDONESIA
-5-
(3) Unttr.k dapat menjalankan pekerjaan kefarmasian, Apoteker yang telah
memiliki STRA Khusus tidak memerlukan SIPA atau SIKA, tetapi wajib
melapor kepada Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota.
Pasal5
Apoteker lulusan luar negeri yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasiandi Indonesiaharus melakukan adaptasi pendidikan.
Adaptasi pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pada institusi pendidikan Apoteker yang terakreditasi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptasi pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)dan ayat(2)diatur oleh Menteri.
Pasal6
STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi
ulang selama memenuhi persyaratan.
Bagian Kedua
PersyaratanRegistrasi
Pasal7
(1) untuk memperolehSTRA,Apotekerharus memenuhi persyaratan:
a. memiliki ijazah Apoteker;
b. memiliki sertifikat kompetensi profesi;
c. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
Apoteker;
memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik; dan
membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan i<etentuan
etika profesi.
(2) Selain memenuhi pesyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
Apoteker lulusan luar negeri harus memenuhi:
a. memiliki surat keterangan telah melakukan adaptasi pendidikan
Apoteker dari institusi pendidikan yang terakreditasi; dan
b' memiliki surat tzin tinggal tetap untuk bekerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan dan keimigrasian bagi Apoieker warga negara
asing.
d.
e.
Pasal8...
MENTERIK€SEHATAN
REPUBLIKIi.IDONESIA
-o-
Pasal8
Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus memenuhi
persyaratan:
a, memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya;
b. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik;
c. memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah
memiliki STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau
organisasiyang menghimpun TenagaTeknis Kefarmasian; dan
d. membuat pernyataan akan rnematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika kefarmasian.
Bagian Ketiga
Sertifikat KompetensiProfesi
Pasal9
(1) sertifikat kompetensi profesi sebagaimana dimaksud dalarrr
ayat (1) huruf b dikeluarkan oleh organisasi profesi setelah
KOmpetensl.
(2) Sertifikat kompetensi profesi berlaku selama S (lima)
dilakukan uji kompetensi kembali setelah habis masa
Pasal 7
lrrlrrc rrii
"j,
tahun dan dapat
berlakunya.
(1)
(2)
(3)
(1)
Pasal 10
Bagi Apoteker yang baru lu1us pendidikan profesi d.ianggaptelah lulus
uji kompetensi dan dapat memperoleh sertifikat kompetensi profesi
secaralangsung.
Permohonan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diajukan oleh perguruan tinggi secara kolektif 1 (satu) bulan
sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker baru.
organisasi profesi harus memberitahukan kepada KFN mengenai
sertifikat kompetensi yang dikeluarkan paling rama 2 (dua) minggu
sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker.
Pasal 11
Uji kompetensi dilakukan oleh organisasi profesi melalui pembobotan
Satuan Kredit Profesi(SKP).
(:2) Pedomanpenyelenggaraanuji kompetensi ditetapkan oleh KFN.
Bagian...
(1)
(2)
MENTERIKESEHATAN
REPI]BI.IKINDONESIA
Bagian Keempat
Tata Cara Memperoleh Surat Tanda Registrasi
Pasal 12
Untuk memperoleh STRA, Apoteker mengajukan permohonan kepada
KFN dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum daiam
Formulir 1 terlampir.
Surat permohonan STRAharus melampirkan:
a. fotokopi ijazah Apoteker:
b. fotokopi surat sumpah/janji Apoteker;
c. fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku;
d. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
surat izin praktik;
e. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi; dan
f. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua)lembar.
Permohonan STRA dapat diajukan dengan menggunakan teknologi
informatika atau secara online melalui tuebsiteKFN.
KFN harus menerbitkan STRApaling lama 1O(sepuluh) hari kerja sejak
surat permohonan diterima dan din1.21uL"tr lengkap menggunakan
contoh sebagaimanatercantum dalam Formulir 2 terlampir.
Pasal13
Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoieh STRA
secaralangsung.
Permohonan STRA sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
perguruan tinggi secara kolektif setelah memperoleh sertifikat
kompetensi profesi 2 (dua) minggu sebelum pelantikan dan pengucapan
sumpah Apoteker baru dengan menggunakan contoh sebagaimana
tercantum dalam Formulir 3 terlampir.
Pasai i4
(1) Untuk memperoleh STRT'fK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus
mengajukan permohonan kepada kepala dinas kesehatan provinsi
dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum daiam Formulir
4 terlamoir.
(3)
(4)
(1)
(:l)
(2)Surat...
(2)
MENTERIKES:HATAN
REPUBLIKINI)CNFSIA
8-
Surat permohonan STRTTKharus melampirkan:
a. fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau
Analis Farmasi atau TenagaMenengah Farmasi/Asisten Apoteker;
b. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
surat izin praktik;
c. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika kefarmasian;
d. surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki
STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi
yang menghimpun TenagaTeknis Kefarmasian; dan
e. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
dan ukuran2 x 3 cm sebanyak2 (dua)lembar.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi harus menerbitkan STRTTK paling
lama i0 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan
dinyatakan lengkap menggunakan contoh sebagaimana tercantum
dalam Formulir 5 terlamoir.
Bagian Kelima
RegistrasiUlang
Pasal15
Registrasi ulang dilakukan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 atau Pasal 14 dengan melampirkan surat tanda
registrasi yang lama.
Registrasi ulang harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum
STRA atau STRTTK habis masa berlakunya.
Bagian Keenam
Pencabutan STRAdan STRTTK
Pasal16
(1) STRAatau STRTTKdapat dicabur karena:
a. permohonan yang bersangkutan;
b. pemilik STRA atau STR'l*lK tidak lagi memenuhi persyaratan fisik
dan mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian
berdasarkan surat keterangan dokter;
c. melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian; atau
d. melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang
dibuktikan dengan putusan pengadilan.
(3)
tr)
(2)
(2)Pencabutan...
MEI'lTElfI KESEHATAN
REPtiBLIKlNlDOl{ESIA
9-
Pencabutan STRA disampaikan kepada pemilik STRAdengan tembusan
kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi profesi.
Pencabutan STRTTK disampaikan kepada pemilik STRTTK dengan
tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis
Kefarmasian.
BAB III
IZIN PRAKTIK DAN IZIN KERJA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal17
(1) Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga
kefarmasian bekerja.
(2) Surat izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelavanan
kefarmasian;
b. SIPA bagi Apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian;
c. SIKA bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di
fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran; atau
d. SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan pekerjaan
kefarmasian pada fasiiitas kefarmasian.
Pasal 18
slPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan
kefarmasian atau SIKA hanva diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas
kefarmasian.
Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian berupa
puskesmas dapat menjadi Apoteker pendamping di luar jam kerja.
SIPA bagi Apoteker pendamping dapat diberikan untuk paling banyak 3
(tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian.
SIKTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas
kefarmasian.
(2)
(1,|)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal...
MENTERI KE:i::HATAN
REPl.,j3LIK.Ir'!rtONESlA'
- lu -
Pasal19
SIPA, SIKA, atau SIKTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat
pekerjaan kefarmasian dilakukan.
Pasal20
SIPA,SIKA, atau SIKTTK masih tetap berlaku sepanjang:
a. STRAatau STRTTKmasih berlaku; dan
b. tempat praktik/bekerja masih sesuai dengan yang tercantum dalam
SIPA,SIKA, atau SIKTTK.
Bagian Kedua
Tata Cara Memperoleh SIPA,SIKA, dan SIKTTK
Pasal2 i
Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota tempat peker.;aan
kefarmasian dilaksanakan dengan menggunakan contoh sebagaimana
tercantum dalam Formulir 6 terlampir.
Permohonan SIPAatau SIKA harus melampirkan:
a. fotokopi STRAyang dilegalisir oleh KFN;
b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat
keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari
pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/ penyaluran;
c. surat rekomendasi dari organisasiprofesi; dan
d. pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4
sebanyak 2 (dua) lembar;
Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping
harus dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk tempat
pekerjaan kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan SIPAatau
SIKA paiing lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan
diterima dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan contoh
sebagaimanatercantum dalam Formulir 7 atau Formulir B terlampir.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasa1...
(1)
(2)
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIKlrlOCl.lESlr'
11-
Pasa|22
Untuk memperoleh SIKTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian mengajukan
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat
pekerjaan kefarmasian dilaksanakan dengan menggunakan contoh
sebagaimanatercantum dalam Formulir 9 terlampir.
Permohonan SIKTTK harus melampirkan:
a. fotokopi STRTTK;
b. surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat pemohon
melaksanakan pekerjaan kefarmasian;
c. surat rekomendasidari organisasiyang menghimpun TenagaTeknis
Kefarmasian; dan
d. pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanvak 2 (dua) lembar dan 3 x 4
sebanyak2 (dua)lembar.
Dalam mengajukan permohonan SIKTTK harus dinyatakan secara
tegas permintaan SIKTTK 11prrr1zternnat
-ekerjaan kefarmasian
pertama, kedua, atau ketiga.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupatenf Kota harus menerbitkan SIKTTK
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima
dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan contoh sebagaimana
tercantum dalam Formulir 10 terlampir.
Bagian Ketiga
Pencabutan
Pasal23
(1) Kepala Dinas Kesehatan KabupaLenfKota dapat mencabut SIPA, SIKA
atau SIKTTK karena:
a. atas permintaan yang bersangkutan;
b. STRAatau STRTTKtidak berlaku lagi;
c. yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum
daiam surat izin;
d. yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan
mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan
pembinaan dan pengawasan dan ditetapkan dengan surat
keterangan dokter;
e. melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian berdasarkan
rekomendasi KFN; atau
f. melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang
dibuktikan dengan putusan pengadilan.
(s)
(4)
(2)Pencabutan...
(r)
(1,2)
MENTERI I(;:SEHATAN
REPUBl-l:r lr.ll)ONESA
-12-
(2) Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikirimkan kepada
pemilik SIPA, SIKA, atau SIKTTK dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan organisasi profesi atau
organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian.
Bagian Keempat
Pelaporan
Pasal24
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan
pelaksanaan pemberian SIPA, SIKA, dan SIKTTK serta pencabutannya
setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi wajib meiaporkan rekapitulasi
pemberian SIPA, SIKA, dan SIKTTK serta pencabutannya setiap 6
(enam) bulan sekali kepada Direktur Jenderal.
BAB IV
KOMITE FARMASI NASIONAL
Pasal 25
(1) Untuk meningkatkan dan menjamin mutu tenaga kefarmasian dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian, Menteri membentuk KFN.
(2) KFN sebagai:nana dimaksud pada ayat (1) merupakan unit non
struktural yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal.
Pasal26
KFN mempunyai tugas:
a. sertifikasi dan registrasi;
b. pendidikan dan pelatihan berkelanjutan; dan
c. pembinaan dan pengawasan.
PasaI27
(1) Susunan organisasiKFN terdiri dari:
a. Divisi Sertifikasi dan Registrasi;
b. Divisi Pendidikan dan pelatihan Berkeianjutan; dan
c. Divisi Pembinaan dan pensawasan.
(2)Anggota...
(:2)
MENTERIKIS:HATAN
RI_PUBtIKINi.IOESIA
IJ -
Anggota KFN ditetapkan oleh Menteri berdasarkan usuian Direktur
Jenderal berjumlah 9 (sembilan)orang yang terdiri atas unsur-unsur
yang berasal dari:
a. Kementerian Kesehatan 2 (dua)orang;
b. Badan PengawasObat dan Makanan 1 (satu) orang;
c. Organisasi profesi 3 (tiga)orang;
d. Organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian i (satu)
orang;
e. Perhimpunan dari Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia 1 (satu)
orang; dan
f. Kementerian Pendidikan Nasional 1 (satu) orang.
Persyaratan keanggotaan KFN sebagaimana dimaksud pada avat (1)
meliputi:
a. warga negara Republik Indonesia;
b. iatar belakangpendidikan bidang farmasi;
c. sehatjasmani dan rohani; dan
d. untuk anggota KFN yang berasal dari organisasi atau perhimpunan
harus diusulkan oleh organisasi atau perhimpunan ]-ang
bersangkutan kepada Direktur Jenderal.
Masa bakti keanggotaan KFN adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih
kembali maksimai 1 (satu)periode.
(5) Ketua KFN harus Apoteker dan ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 28
(1) Divisi Sertifikasi dan Registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (1) huruf a bertugas:
a. menyiapkan rancangan cetak biru sertifikasi dan registrasi;
b. menyusun pedoman tata laksana sertifikasi dan registrasi; dan
c. melaksanakan registrasi.
(2) Divisi Pendidikan dan Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal2T
ayat (1) huruf b mempunyai tugas:
a. men)rusun cetak biru pengembangan pendidikan berkelanjutan;
b. menyusun pedoman pengembangan pendidikan berkelanjutan; dan
c. menetapkan angka Satuan Kredit Profesi (SKP) pada pelaksanaan
pengembangan pendidikan berkelanjutan.
(3) Divisi Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap tenaga kefarmasian dalam melaksanakan
pekerj aan kefarmasian.
(3)
(4)
Pasal...
MENTERIKESEHATAN
REPl.iBl-u(lirrrc flESiA
-14-
Pasal29
(1) Dalam rangka pembinaan dan penga'asan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (3),KFN dapat membentuk tim ad hoc.
(2 Tirrrad hocbertugas menyelesaikandugaan pelanggaran disiplin.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai dugaan pelanggaran disiplin diatur
oleh KFN.
Pasal30
(1) KFN dalam melaksanakan tugasnya dibantu sekretariat.
(2) Sekretariat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dipimpin oieh seorang
Sekretaris.
(3) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris Direktorat Jenderal pada
Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan.
Pasal31
Sekretariat KFN mempunyai tugas:
a. memberikan pelayanan administrasi umum untuk mendukung
pelaksanaan tugas KFN;
b. memprosespenerbitan, pengesahan,dan mengirimkan STRA;dan
c. mengelolakeuangan, kearsipan, personalia, dan kerumahtanggaan KFN.
Pasal32
Pembiayaan kegiatan KFN dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) sektor kesehatan melalui Daftar Isian Pelaksana
Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang
tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian dan alat
l<esehatan,
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 33
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan dan penerapan
Peraturan Menteri ini dilakukan oleh Direktur Jenderal, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
organisasi dan/atau perhimpunan terkait sesuai dengan fungsi dan
tugas masing-masing.
(2) Kegiatan...
(2)
MEIJTtr-RIKESF.HATANI
RE,;UBr_lKl,,t),- irlEi.,A
15-
Kegiatan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diarahkan untuk:
a. melindungi pasien dan masyarakat daiam hal pelaksanaan
pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian;
b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pekerjaan kefarmasian
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
c. memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat, dan tenaga
kefarmasian.
Hasil pembinaan dan pengawasan yang dilakukan setiap institusi
dilaporkan secara berjenjang kepada Direktur Jenderal.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasai34
Apoteker yang telah memiliki Surat Penugasan atau Surat Izin Kerja
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor IS4lMenkes/Per/
II/ 1995 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Masa Bakti dan Ijin
Kerja Apoteker sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Ivlenteri
Kesehatan Nomor 695lMenkes/Per/VI l2OO7, dianggap telah memiliki
STRA,SIPA,atau SIKA berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Asisten Apoteker dan Analis Farmasi yang telah memiliki Surat Izin
Asisten Apoteker dan Surat lzin Kerja Asisten Apoteker berdasarkan
Peraturan Menteri KesehatanNomor 679I Menkes/SK/V/2003 tentang
Registrasi dan lzin Kerja Asisten Apoteker, dianggap telah memiliki
STRTTKdan SIKTTK berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Apoteker atau Asisten Apoteker dan Analis Farmasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)wajib mengganti Surat Penugasan,
Surat Izin Kerja, Surat Izin Asisten Apoteker, atau Surat lzin Kerja
Asisten Apoteker dengan STRA dan SIPA/SIKA atau STRTTK dan
SIKTTK paling lambat 31 Agustus 2OII sesuai dengan Peraturan
Menteri ini.
Pasal 35
(1) Dalam rangka mengganti surat penugasan dan/atau SIK dengan STRA
sebagaimana dimaksr.rd daiam Pasal 34 ayat (3), dilakukan dengan cara
mendaftar melalui tt'cltsite KFN.
(2) Pendaftaran sebagairriana dimaksud pada ayat (1) diajukan selambat-
lambatnya I (safu) bulan sebelum tanggal 31 Agustus 20rr dengan
melampirkan:
(3)
(i)
(2)
(3)
a. fotokopi..,
a.
h
c.
d.
MENTERIKi::SEHATAN
RFPTiBLiK lr!DONESIA
-16-
fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Surat Izin Mengemudi/Paspor;
fotokopi ijazah APoteker',
SIK atau Surat Penugasan;dan
pas foto terbaru benirarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
dan ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua)lembar'
pertama kalinYa, APoteker wajib
kesehatan kabuPaten/kota temPat
(3) Setelah mendapatkan STRA untuk
mengurus SIPA dan SII(A di dinas
pekerjaan kefarmasian dilakukan'
Pasal36
(1) Dalam rangka mengganti siAA atau slK Asisten Apoteker dengan
STRTTK se6agaim.tiu. di'''.ksud dalam Pasal 34 ayat (3), dilakukan
dengan .u.^ rn..rdaftar melalui dinas kesehatan provinsi'
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan selambat-
lambatnya t lsatir) bulan sebelum tanggal 31 Agustus 2OIl dengan
melampirkan:
a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Surat Izin MengemudilPaspor;
b. fotokopi ijazalnTenagaTeknis Kefarmasian;
c. SIAAatau SIK AsistenApoteker;dan
d. pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) iembar
dan ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar'
(3) Setelah mendapatkan STRTTK untuk pertama kalinya, Tenaga Teknis
Kefarmasian wajib mengurus sIKTTK di dinas kesehatan
kabupaten/ kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan'
Pasal37
It4asa berlaku S'IRA, STRTTK, SIPA, SIKA, dan SIKT'IK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 diberikan berdasarkan tanggal
kelahiran Apoteker dan TenagaTeknis Kefarmasian yang bersangkutan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal38
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka;
a. peraturan Menteri Kesehatan Nomor 184/Menkes/PerlII/ 1995 tentang
Penyempurnaan PelaksanaanMasa Bakti dan Izin Kerja Apoteker;
b. Keput.tJ.rr Menteri Kesehatan Nomor 679 lMenkes/SK/V/2003 tentang
Registrasidan Izin Kerja Asisten Apoteker; dan
c. Peraturan...
MENTERIKESEHATAN
REFL'BLIKIrJDlliESli
- rt -
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 695 lMenkes/PerlYIl2007 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
lS4lMenkes/PerlIIl 1995 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Masa
Bakti dan Izin Kerja Apoteker;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 39
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik
Indonesia.
SEDYANINGSIH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juni 2011
MANUSIA,
BERITANEGARAREPUBLIKINDONBSIATAHUN 2OTTNOMOR 32E
Ditetapkan di Jakarta
tanggal3 Mei 20ll
'."I'rytE'Nd64 eseHATAN,
ENTERI HUKUM DAN FIAKASASI
PATRIALISAKBAR
Formulir 1
20....
Hal : Permohonan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
Yang terhormat,
Ketua Komite Farmasi Nasional
di
Jakarta
Dengan hormat,
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat
Tanda Registrasi Apoteker (STRA) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MenkeslPerlY 12011tentang Registrasi,Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian dengan data-data sebagai berikut :
Nama Lengkap
Tempat, tanggal lahir
Jenis Kelamin
Lulusan
Tahun luiusan
Alamat rlmah
Alamat kantor
Nomor Hp
E-mail
No. Sertifikat Kompetensi.
Tgl. Sertifikat Kompetensi
Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
a. fotokopi tjazah Apoteker;
b. fotokopi surat sumpah/janji Apoteker;
c. fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku;
d. surat keterangal sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktik;
e. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;
t. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan
ukuran 2 x 3 cm sebany*2 (dua)lembar;
g. fotokopi surat keterangan seiesai adaptasi pendidikan Apoteker dan
persyaratan bekerja sesuai peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan dan keimigrasian*
Dtemikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih
telp
fcln /fav
Pas Foto
4x6cm
Nama Terang
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
2. Pengurus Pusat Organisasi Profesi.
* Khusus untuk Apoteker lulusan luar negen.
Pemohon,
Tanda Tangan
i
Formulir 2
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIKINDONESIA
SURAT TANDA REGISTRASIAPOTEKER ISTRA)
NOMOR:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OOg tentang pekerjaan
Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/Menkes/perly l2OIl
tentang Registrasi, rzin Praktik dan Izin Keda Tenaga Kefarmasian, kepada :
Nama ;
Tempat dan tangga-l lahir :
Lulusan
Tahun
Dinyatakan telah teregistrasi sebagai tenaga kefarmasian dengan nomor
registrasi..., dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan keflmasian di
seluruh wilayah Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang-unda1gan.
Surat Tanda Registrasi Apoteker ini berlaku sampai dengan tanggal
Ditetapkandi :JAKARTA
pada tanggal :
KETUA KOMITE FARMASINASIONAL,
Pas Foto
4x6cm
Tembusan:
Pengurus Pusat Organisasi profesi.
Formulir 3
KOP NAMA FAKULTAS/JURUSAN FARMASI
Nomor
Lampiran
Hal
;
: Permohonan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
)r'angterhormat,
I.letua Komite Farmasi Nasional
di
Jakarta
Dengan hormat,
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat
J*d1 RegistrasiApoteker {srRA) bagt ..... ( ) orang Apoteker baru lulusanFakultas/Jurusan Farmasi universita".....T.hun lo...sesuai peraturan MenteriKesehatan Nomor-88-9/MenkeslPerlv 12011tentang Registrasi, rzin praktik danIzinKerja Tenaga Kefarmasian, dengan data terlamplr.
Pelantikan d* pglsncapan sumpah Apoteker akan dilaksanakan tansea1harfart*a+
't.ibertempat di
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih.
Pcmn1.
^-^
v.^.v^rvrr,
Tanda Tangan
(...,............)
Nama terang Dekan/
Ketua Jurusan/
Kepala Sekolah
DAFTAR NAMA APOTEKER BARU
FAKULTAS"................UNTVERISTAS
TAHUN 2O...
Formulir 4
Hai: Permohonan Surat Tanda Registrasi
Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)
Yang terhormat,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
di
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surd.t Tanda
Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 889/Menkes I PerlY l2O1 1 tentang Registrasi, Izin Praktik dan
Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, dengan data-data sebagai berikut:
Nama Lengkap
Tempat, tanggal lahir
Jenis Kelamin
Lulusan
Tahun lulusan
Alamat rumah
Nama sarana
Alamat sarana
Nomor Hp
E-mail
SMF/ D3 Farmasi/ Sarjana Farmasi*
feln
telp/fax
Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
a. fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis
Farmasi atau Tenaga MenengaJrFarmasi/Asisten Apoteker;
b. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktik;
o. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan ettka
kefarmasian;
d. surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah
atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau
menghimpun TenagaTeknis Kefarmasian;dan
(:r. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2
ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua)lembar.
(dua) lembar dan
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih.
Pas Foto
4x6
memurKl 5I KA.
organisasi yang
Pemnlrnn. vrr^vrrvr.,
Tanda Tangan
: diisi salah satu yang sesuai
Formulir 5
DINAS KESEHATANPROVINSI
SURATTANDA REGISTRASITENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (STRTTK)
NOMOR:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO9 tentang Pekerjaan
Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPerlV l2O1.I
tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, kepada :
Nama
Tempat dan tanggal lahir :
Lulusan
Tahun
: SMK/D3 Farmasi/ Perguruan Tinggi
Farmasi*.
Dinyatakan telah teregistrasi sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian dengan nomor
registrasi...,dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di
seluruh wilayah Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian ini berlaku sampai dengan
tanggal
Dikeluarkandi: ......
pada tangga-l : ..,...
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi
Pas foto
4x6cm
Tembusan:
Dinas KesehatanKab/Kota
* : diisi salah satu yang sesuai
Formulir 6
Hal : Permohonan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)/Surat Izin Kerja (SIK).
Yang terhormat,
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota
di
I)engan hormat,
Y'ang bertanda tangan di bawah ini.
Nama Lengkap
Irlo.STRA
Tempat, tanggal lahir
Pendidikan terakhir
Tempat Praktik/Kerja
Alamat Pral<tik lain**
Alamat Rumah
Nomor Hp
E-mail
No. SertifikatKompetensi : ......
Tg1.SertifikatKompetensl: ...,.. ...............
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) / Surat Izin Kerja (SIK). sesuai Peraturan Menten Kesehatan
Nomor 889/MenkeslPerlY 12011tentang Registrasi,Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian.
Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
a. fotokopi STRAyang dilegalisir oleh KFN;
b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan
dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas
produksi atau distribusi/ penyaluran;
c, surat rekomendasi dari organisasi profesi; dan
d. pasfoto berwarnaukuran 4x6 sebanyak2 (dua)lembardan 3 x4 sebanl'ak
2 (dua) lembar.
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih
Pemohon.
Tembusan :
KepalaDinas KesehatanProvinsi.......
* : diisi sesuai permohonan (SIPA/ SIK)
** : untuk SiPA sebagaiApoteker Pendamping
1
.z
feln
(...,.
Nama terang
I
Formulir 7
DINAS KESEHATANKABUPATEN/KOTA
SURAT IZIN PRAKTIKAPOTEKER (SIPAJ
NOMOR :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaart
Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPer lY l20LL
tentang Registrasi, Izin Praktik dan lzin I{erja Tenaga Kefarmasian, yang
bertanda tangan di bawah ini, Kepa-la Dinas Kesehatan
Kabupaten lKota. .....memberikanIzin Praktik Apoteker kepada :
( Nama )
Tempat I Tel.Lahir
Alamat
No. STRA
STRAberlaku sampai dengan
Untuk berpraktik sebagai
Alamat Praktik
Masa berlaku SIPA
Apoteker
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan pekerjaani praktik kefarmasian di fasilitas peial'alan
kefarmasian harus selalu mengrkuti paradigrna pelayanan kefarmasrar dan
perkembangan ilmu pengetahuan dana teknologi serta ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Surat izrn ini batal demi hukum apabrla bertentangan dengan angka 1 di atas
dan pekerjaan kefarmasian dilakukan tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam surat izin.
Pas foto
4x6
Dikeluarkan di:...
pada tanggal :..,
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan:
2. Ketua Komite Farmasi Nasional;
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi....;
4, Organisasi Profesi.
Formulir 8
DINAS KESEHATANKABUPATEN/ KOTA
SURATIZI]YKERJA APOTEKER(SIKA)
NOMOR :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO9 tentang Pekerjaan
Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPerlY I2OII
tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, yang
bertanda tangan di bawah ini, Kepa-la Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.... ..memberikan lzin Kerja Apoteker kepada :
/ ll^*^ 
( r4rrd i
Tempat / Tel.Lahir
Alamat
No. STRA
STRAberlaku sampai dengan
Untuk berpraktik sebagai
Alamat Sarana
Masa berlaku SIK
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi/distribusi;'
penyaluran harus mematuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat Yang
Baik/Cara Distribusi Obat Yang Baik dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2, Surat tztn ini batal demi hukum apabila bertentangan dengan angka 1 di atas
dan pekerjaan kefarmasian diiakukan tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam surat izin.
pas foto
4x6
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan
2. Ketua Komite Farmasi Nasional
3, KepalaDinas KesehatanProvinsi....
4. Organisasi Profesi
:....... .(tgl/b1n/tahun)
: Apoteker
Dikeluarkan di
pada tanggal
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten lKota.
Alat Kesehatan
Formulir 9
20.......
Hal : Permohonan memperoleh
Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK)
Yang Terhormat,
KepalaDinas KesehatanKab/Kota
di
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap
No. STRTTK
Tempat/tanggal lahir :
Jenis Kelamin
l,ulusan
Tahun lulusan
Alamat rumah
l,lama Sarana ke-1
AIamat
Nama Sarana ke-2
Alamat
Nama Sarana ke-3
Alamat
llomor Hp
E-mail
SMF/ D3 Farmasi/ Sariana Farmasi*
telp..
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat lzin Kerja
Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK)sesuar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MenkeslPerltl12011 tentang Registrasi,Izin Praktik dan lzin Kerja Tenaga
Kefarmasian.
Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
a. fotokopi STRTTK;
b. surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan
pekerj aan kefarmasian** ;
c. surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis
Kefarmasian: dan
d. pasfoto berwarnaukuran 4x6 sebanyak2 (dua)lembardan 3 x4 sebanyak
2 (dua)lembar.
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih.
Pemohon.
(
Nama terang
Tembusan:
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi..,
* : diisi salah satu yang sesuai
** : tidak berlaku bagi TTK yang bekerja di toko obat
....)
Formulir 10
DINAS KESEHATANKABUPATEN/ KOTA
SURAT IZIN KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN {SIKT'|K)
NOMOR :
EilerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO9tentang Pekerjaan
E.efarmasiandan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPerlV l2OlI
tentang Registrasi, lzin Praktik dan rzin Kerja Tenaga Kefarmasian, yang
bertanda tangan di barvah ini, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupa.tenlKota... .memberikan lzin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian
kepada:
/ NT^-^ i
I rd_Irrct J
Tempat I TSl.Lahir
Alamat
No. STRTTK
STRTTKberlaku sampai dengan:
Untuk kerja sebagai
Pada sarana Kesehatan
Nama Sarana ke- 1
Alamat
Nama Sarana ke-2
Alamat
Nama Sarana ke-3
Alamat
Masa berlaku SIKTTK
pas foto
4x6
Sarjana Farmasi/ Ahli Madya Farmasi/ Anaiis
Farmasi/ AsistenApoteker*
Sarana Produksi/ Distribusi/
Kefarmasian
Pelavanan
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian fasilitas produksi/distribusi/
pelayalan kefarmasian harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuar
-
dan teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undarrgan.
2, Surat bin ini batal demi hukum apabila bertentangan dengL angka 1 di atas
dan pekerjaan kefarmasian dilakukan tidak
"esuai
dengan yan-gtercantum
dalam surat izin.
Dikeluarkan
pada tanggal
KepalaDinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Tembusan '
('
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2. Kepila Dinas Kesehatan provinsi....
3. Organisasi Profesi
4. Apoteker pemilik SIPA/SIK tempat TTK bekeria
*: diisi salah satu vang sesuai
di

More Related Content

What's hot

Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1   3. penerimaan obat di puskesmasMi 1   3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekKasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekAstriedAmalia
 
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1   1. perencanaan obat di puskesmasMi 1   1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiPharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakitPermenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakitickamooduto
 
Menkes 1332 apotik
Menkes 1332 apotikMenkes 1332 apotik
Menkes 1332 apotikJohn Leyy
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Ulfah Hanum
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilAbulkhair Abdullah
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsaEka Selvina
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASTaofik Rusdiana
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 

What's hot (20)

Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1   3. penerimaan obat di puskesmasMi 1   3. penerimaan obat di puskesmas
Mi 1 3. penerimaan obat di puskesmas
 
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekKasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
 
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1   1. perencanaan obat di puskesmasMi 1   1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
 
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiPharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
 
Kasus 1
Kasus 1Kasus 1
Kasus 1
 
TOKSIKOLOGI OBAT
TOKSIKOLOGI OBATTOKSIKOLOGI OBAT
TOKSIKOLOGI OBAT
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakitPermenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
Permenkes 72 2016 standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit
 
Menkes 1332 apotik
Menkes 1332 apotikMenkes 1332 apotik
Menkes 1332 apotik
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
 

Similar to Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian

Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011ADIJM
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_keAndi Ditha J
 
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_nasrulnasrullah3
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...Riska Wasita
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Chynthya Riiweuh
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekAlbertus Beny
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekTotok Sudjianto
 
PP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.pptPP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.pptAprilhm
 
20160602105816 peraturan menteri_ke
20160602105816 peraturan menteri_ke20160602105816 peraturan menteri_ke
20160602105816 peraturan menteri_kehari ronaldo tanjung
 
Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013Mahar Santoso
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisppidkemenkes
 
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanSainal Edi Kamal
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apoteklaniatmadja
 
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdfPermenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdfzelsapuspitasari1
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apoteklaniatmadja
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPetrusTogarma
 

Similar to Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (20)

Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke
 
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
57078 pmk 9_2017_ttg_apotek_
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
 
PP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.pptPP 512009 EDIT.ppt
PP 512009 EDIT.ppt
 
20160602105816 peraturan menteri_ke
20160602105816 peraturan menteri_ke20160602105816 peraturan menteri_ke
20160602105816 peraturan menteri_ke
 
Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
 
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdfPermenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
 

More from Sainal Edi Kamal

Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdfBadan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdfSainal Edi Kamal
 
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdfPedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdfSainal Edi Kamal
 
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...Sainal Edi Kamal
 
Standar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiStandar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiSainal Edi Kamal
 
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula BukuSainal Edi Kamal
 
Drug Absorption Studies 2008
Drug Absorption Studies  2008Drug Absorption Studies  2008
Drug Absorption Studies 2008Sainal Edi Kamal
 
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial ProductsNew Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial ProductsSainal Edi Kamal
 
Green Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and ApplicationsGreen Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and ApplicationsSainal Edi Kamal
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Sainal Edi Kamal
 
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)Sainal Edi Kamal
 
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFPermenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFSainal Edi Kamal
 
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiSainal Edi Kamal
 
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang KlinikPermenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang KlinikSainal Edi Kamal
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFSainal Edi Kamal
 
Nanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_deliveryNanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_deliverySainal Edi Kamal
 

More from Sainal Edi Kamal (20)

Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdfBadan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
 
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdfPedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
 
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Bahan ajar alat kesehatan
Bahan ajar alat kesehatanBahan ajar alat kesehatan
Bahan ajar alat kesehatan
 
Bahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat KesehatanBahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat Kesehatan
 
Standar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiStandar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium Farmasi
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
 
Drug Absorption Studies 2008
Drug Absorption Studies  2008Drug Absorption Studies  2008
Drug Absorption Studies 2008
 
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial ProductsNew Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
 
Green Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and ApplicationsGreen Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and Applications
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
 
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
 
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFPermenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
 
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
 
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang KlinikPermenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
 
Nanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_deliveryNanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_delivery
 
Pain Current Treatment
Pain Current TreatmentPain Current Treatment
Pain Current Treatment
 

Recently uploaded

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian

  • 1. MENTEIIIKESEHAT/iN REPUBLiKlNDO,r)E3iri PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PERlV I2OLL TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang : Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 ayat (4), Pasal 42 ayat (4), Pasal 50 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Registrasi,Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian; 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tenrang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a844); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor I44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5O72); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 3637: 5. Peraturan...
  • 2. MENTERIKESEHATAN RFPUBLIKIiDONESi,'i -2.- Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor a737); Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OA9 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor I24, Tarnbahan Lembaran NegaraRepublik IndonesiaNomor SOaa); Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2OI0 tentang Kedudukan, Tugas,dan Fungsi KementerianNegaraserta Susunan Organisasi, Trgas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor II44 lMenkes/Per/ VIII/2O1Otentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; MEMUTUSI(AN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. 6 7. 8. 9. 2. Tenaga...
  • 3. 2. 3. 4. 6 MENTER!KES=HATAN REPI]BLIKiNDLTNFSIA -J- Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan TenagaTeknis Kefarmasian. Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagaiApoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker; Sertifikat kompetensi profesi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seorang Apoteker untuk dapat menjalankan pekerjaan/praktik profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kefarmasian yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu serta diakui secara hukum untuk menialankan pekerjaan/ praktik profesinya. Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap tenaga kefarmasran yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku. 8. Surat Tanda Registrasi Apoteker, yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Surat Tanda Registrasi Apoteker Khusus, yang selanjutnya disingkat STRA Khusus adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker warga negara asing lulusan iuar negeri yang akan melakukan pekerjaan kefarmasian di indonesia. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada TenagaTeknis Kefarmasianyang telah diregistrasi. surat Izin Praktik Apoteker, yang selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian. Surat Izin Kerja Apoteker, yang selanjr-rtnyadisebut SIKA adalah surat izin praktik yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi atau fasilitas distribusi atau penyaluran. Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya d.isebut SIKTTK adalah surat izin praktik yang diberikan kepada Tenaga Teknis Kefarmasian untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian. 7. 9. 10. 11 L ).. 12. 13. 14.Komite...
  • 4. M F.NTEI-..IKF-S'CI-1ATANI RF_pL tjLl'( Ii.tDOlE! :I -4- 14. Komite Farmasi Nasional, yang selanjutnya disingkat KFN adalah lembaga yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan yang berfungsi untuk meningkatkan mutu Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian. 15. Organisasi profesi adalah organisasi tempat berhimpun para Apoteker di Indonesia. 16. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan. 17. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan. BAB II REGISTRASI Bagian Kesatu Umum Pasal2 Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi. Surat tanda registrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berupa: a. STRAbagi Apoteker; dan b. STRTTKbagi TenagaTeknis Kefarmasian. Pasal3 (1) STRA dan STRTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikeluarkan oleh Menteri, (2) Menteri mendelegasikan pemberian: a. STRAkepada KFN; dan b. STRTTKkepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Pasal4 Apoteker warga negara asing lulusan luar negeri yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian di Indonesia dalam rangka alih teknologi atau bakti sosial harus memiliki STRAKhusus. STRA khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeiuarkan oleh KFN untuk jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. (3)Untuk... (1) (2) (1) (2)
  • 5. (r.) (2) (3) MENTERIKESEHATAN REPUBLlli.ir'lDONESIA -5- (3) Unttr.k dapat menjalankan pekerjaan kefarmasian, Apoteker yang telah memiliki STRA Khusus tidak memerlukan SIPA atau SIKA, tetapi wajib melapor kepada Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota. Pasal5 Apoteker lulusan luar negeri yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasiandi Indonesiaharus melakukan adaptasi pendidikan. Adaptasi pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada institusi pendidikan Apoteker yang terakreditasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptasi pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat(2)diatur oleh Menteri. Pasal6 STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan. Bagian Kedua PersyaratanRegistrasi Pasal7 (1) untuk memperolehSTRA,Apotekerharus memenuhi persyaratan: a. memiliki ijazah Apoteker; b. memiliki sertifikat kompetensi profesi; c. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker; memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktik; dan membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan i<etentuan etika profesi. (2) Selain memenuhi pesyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Apoteker lulusan luar negeri harus memenuhi: a. memiliki surat keterangan telah melakukan adaptasi pendidikan Apoteker dari institusi pendidikan yang terakreditasi; dan b' memiliki surat tzin tinggal tetap untuk bekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dan keimigrasian bagi Apoieker warga negara asing. d. e. Pasal8...
  • 6. MENTERIK€SEHATAN REPUBLIKIi.IDONESIA -o- Pasal8 Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus memenuhi persyaratan: a, memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya; b. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktik; c. memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasiyang menghimpun TenagaTeknis Kefarmasian; dan d. membuat pernyataan akan rnematuhi dan melaksanakan ketentuan etika kefarmasian. Bagian Ketiga Sertifikat KompetensiProfesi Pasal9 (1) sertifikat kompetensi profesi sebagaimana dimaksud dalarrr ayat (1) huruf b dikeluarkan oleh organisasi profesi setelah KOmpetensl. (2) Sertifikat kompetensi profesi berlaku selama S (lima) dilakukan uji kompetensi kembali setelah habis masa Pasal 7 lrrlrrc rrii "j, tahun dan dapat berlakunya. (1) (2) (3) (1) Pasal 10 Bagi Apoteker yang baru lu1us pendidikan profesi d.ianggaptelah lulus uji kompetensi dan dapat memperoleh sertifikat kompetensi profesi secaralangsung. Permohonan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh perguruan tinggi secara kolektif 1 (satu) bulan sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker baru. organisasi profesi harus memberitahukan kepada KFN mengenai sertifikat kompetensi yang dikeluarkan paling rama 2 (dua) minggu sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker. Pasal 11 Uji kompetensi dilakukan oleh organisasi profesi melalui pembobotan Satuan Kredit Profesi(SKP). (:2) Pedomanpenyelenggaraanuji kompetensi ditetapkan oleh KFN. Bagian...
  • 7. (1) (2) MENTERIKESEHATAN REPI]BI.IKINDONESIA Bagian Keempat Tata Cara Memperoleh Surat Tanda Registrasi Pasal 12 Untuk memperoleh STRA, Apoteker mengajukan permohonan kepada KFN dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum daiam Formulir 1 terlampir. Surat permohonan STRAharus melampirkan: a. fotokopi ijazah Apoteker: b. fotokopi surat sumpah/janji Apoteker; c. fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku; d. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktik; e. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan f. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua)lembar. Permohonan STRA dapat diajukan dengan menggunakan teknologi informatika atau secara online melalui tuebsiteKFN. KFN harus menerbitkan STRApaling lama 1O(sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan din1.21uL"tr lengkap menggunakan contoh sebagaimanatercantum dalam Formulir 2 terlampir. Pasal13 Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoieh STRA secaralangsung. Permohonan STRA sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diajukan oleh perguruan tinggi secara kolektif setelah memperoleh sertifikat kompetensi profesi 2 (dua) minggu sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker baru dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 3 terlampir. Pasai i4 (1) Untuk memperoleh STRT'fK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus mengajukan permohonan kepada kepala dinas kesehatan provinsi dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum daiam Formulir 4 terlamoir. (3) (4) (1) (:l) (2)Surat...
  • 8. (2) MENTERIKES:HATAN REPUBLIKINI)CNFSIA 8- Surat permohonan STRTTKharus melampirkan: a. fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis Farmasi atau TenagaMenengah Farmasi/Asisten Apoteker; b. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktik; c. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika kefarmasian; d. surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang menghimpun TenagaTeknis Kefarmasian; dan e. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran2 x 3 cm sebanyak2 (dua)lembar. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi harus menerbitkan STRTTK paling lama i0 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 5 terlamoir. Bagian Kelima RegistrasiUlang Pasal15 Registrasi ulang dilakukan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 atau Pasal 14 dengan melampirkan surat tanda registrasi yang lama. Registrasi ulang harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum STRA atau STRTTK habis masa berlakunya. Bagian Keenam Pencabutan STRAdan STRTTK Pasal16 (1) STRAatau STRTTKdapat dicabur karena: a. permohonan yang bersangkutan; b. pemilik STRA atau STR'l*lK tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan surat keterangan dokter; c. melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian; atau d. melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan dengan putusan pengadilan. (3) tr) (2) (2)Pencabutan...
  • 9. MEI'lTElfI KESEHATAN REPtiBLIKlNlDOl{ESIA 9- Pencabutan STRA disampaikan kepada pemilik STRAdengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi profesi. Pencabutan STRTTK disampaikan kepada pemilik STRTTK dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian. BAB III IZIN PRAKTIK DAN IZIN KERJA Bagian Kesatu Umum Pasal17 (1) Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. (2) Surat izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelavanan kefarmasian; b. SIPA bagi Apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian; c. SIKA bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran; atau d. SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasiiitas kefarmasian. Pasal 18 slPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian atau SIKA hanva diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas kefarmasian. Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian berupa puskesmas dapat menjadi Apoteker pendamping di luar jam kerja. SIPA bagi Apoteker pendamping dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian. SIKTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas kefarmasian. (2) (1,|) (1) (2) (3) (4) Pasal...
  • 10. MENTERI KE:i::HATAN REPl.,j3LIK.Ir'!rtONESlA' - lu - Pasal19 SIPA, SIKA, atau SIKTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan. Pasal20 SIPA,SIKA, atau SIKTTK masih tetap berlaku sepanjang: a. STRAatau STRTTKmasih berlaku; dan b. tempat praktik/bekerja masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIPA,SIKA, atau SIKTTK. Bagian Kedua Tata Cara Memperoleh SIPA,SIKA, dan SIKTTK Pasal2 i Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota tempat peker.;aan kefarmasian dilaksanakan dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 6 terlampir. Permohonan SIPAatau SIKA harus melampirkan: a. fotokopi STRAyang dilegalisir oleh KFN; b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/ penyaluran; c. surat rekomendasi dari organisasiprofesi; dan d. pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4 sebanyak 2 (dua) lembar; Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping harus dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan SIPAatau SIKA paiing lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan contoh sebagaimanatercantum dalam Formulir 7 atau Formulir B terlampir. (1) (2) (3) (4) Pasa1...
  • 11. (1) (2) MENTERIKESEHATAN REPUBLIKlrlOCl.lESlr' 11- Pasa|22 Untuk memperoleh SIKTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilaksanakan dengan menggunakan contoh sebagaimanatercantum dalam Formulir 9 terlampir. Permohonan SIKTTK harus melampirkan: a. fotokopi STRTTK; b. surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan pekerjaan kefarmasian; c. surat rekomendasidari organisasiyang menghimpun TenagaTeknis Kefarmasian; dan d. pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanvak 2 (dua) lembar dan 3 x 4 sebanyak2 (dua)lembar. Dalam mengajukan permohonan SIKTTK harus dinyatakan secara tegas permintaan SIKTTK 11prrr1zternnat -ekerjaan kefarmasian pertama, kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupatenf Kota harus menerbitkan SIKTTK paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 10 terlampir. Bagian Ketiga Pencabutan Pasal23 (1) Kepala Dinas Kesehatan KabupaLenfKota dapat mencabut SIPA, SIKA atau SIKTTK karena: a. atas permintaan yang bersangkutan; b. STRAatau STRTTKtidak berlaku lagi; c. yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum daiam surat izin; d. yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan pembinaan dan pengawasan dan ditetapkan dengan surat keterangan dokter; e. melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian berdasarkan rekomendasi KFN; atau f. melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan dengan putusan pengadilan. (s) (4) (2)Pencabutan...
  • 12. (r) (1,2) MENTERI I(;:SEHATAN REPUBl-l:r lr.ll)ONESA -12- (2) Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikirimkan kepada pemilik SIPA, SIKA, atau SIKTTK dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan organisasi profesi atau organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian. Bagian Keempat Pelaporan Pasal24 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian SIPA, SIKA, dan SIKTTK serta pencabutannya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi wajib meiaporkan rekapitulasi pemberian SIPA, SIKA, dan SIKTTK serta pencabutannya setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Jenderal. BAB IV KOMITE FARMASI NASIONAL Pasal 25 (1) Untuk meningkatkan dan menjamin mutu tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, Menteri membentuk KFN. (2) KFN sebagai:nana dimaksud pada ayat (1) merupakan unit non struktural yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui Direktur Jenderal. Pasal26 KFN mempunyai tugas: a. sertifikasi dan registrasi; b. pendidikan dan pelatihan berkelanjutan; dan c. pembinaan dan pengawasan. PasaI27 (1) Susunan organisasiKFN terdiri dari: a. Divisi Sertifikasi dan Registrasi; b. Divisi Pendidikan dan pelatihan Berkeianjutan; dan c. Divisi Pembinaan dan pensawasan. (2)Anggota...
  • 13. (:2) MENTERIKIS:HATAN RI_PUBtIKINi.IOESIA IJ - Anggota KFN ditetapkan oleh Menteri berdasarkan usuian Direktur Jenderal berjumlah 9 (sembilan)orang yang terdiri atas unsur-unsur yang berasal dari: a. Kementerian Kesehatan 2 (dua)orang; b. Badan PengawasObat dan Makanan 1 (satu) orang; c. Organisasi profesi 3 (tiga)orang; d. Organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian i (satu) orang; e. Perhimpunan dari Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia 1 (satu) orang; dan f. Kementerian Pendidikan Nasional 1 (satu) orang. Persyaratan keanggotaan KFN sebagaimana dimaksud pada avat (1) meliputi: a. warga negara Republik Indonesia; b. iatar belakangpendidikan bidang farmasi; c. sehatjasmani dan rohani; dan d. untuk anggota KFN yang berasal dari organisasi atau perhimpunan harus diusulkan oleh organisasi atau perhimpunan ]-ang bersangkutan kepada Direktur Jenderal. Masa bakti keanggotaan KFN adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali maksimai 1 (satu)periode. (5) Ketua KFN harus Apoteker dan ditetapkan oleh Menteri. Pasal 28 (1) Divisi Sertifikasi dan Registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf a bertugas: a. menyiapkan rancangan cetak biru sertifikasi dan registrasi; b. menyusun pedoman tata laksana sertifikasi dan registrasi; dan c. melaksanakan registrasi. (2) Divisi Pendidikan dan Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal2T ayat (1) huruf b mempunyai tugas: a. men)rusun cetak biru pengembangan pendidikan berkelanjutan; b. menyusun pedoman pengembangan pendidikan berkelanjutan; dan c. menetapkan angka Satuan Kredit Profesi (SKP) pada pelaksanaan pengembangan pendidikan berkelanjutan. (3) Divisi Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kefarmasian dalam melaksanakan pekerj aan kefarmasian. (3) (4) Pasal...
  • 14. MENTERIKESEHATAN REPl.iBl-u(lirrrc flESiA -14- Pasal29 (1) Dalam rangka pembinaan dan penga'asan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3),KFN dapat membentuk tim ad hoc. (2 Tirrrad hocbertugas menyelesaikandugaan pelanggaran disiplin. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai dugaan pelanggaran disiplin diatur oleh KFN. Pasal30 (1) KFN dalam melaksanakan tugasnya dibantu sekretariat. (2) Sekretariat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dipimpin oieh seorang Sekretaris. (3) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Direktorat Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan. Pasal31 Sekretariat KFN mempunyai tugas: a. memberikan pelayanan administrasi umum untuk mendukung pelaksanaan tugas KFN; b. memprosespenerbitan, pengesahan,dan mengirimkan STRA;dan c. mengelolakeuangan, kearsipan, personalia, dan kerumahtanggaan KFN. Pasal32 Pembiayaan kegiatan KFN dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sektor kesehatan melalui Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian dan alat l<esehatan, BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 33 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan dan penerapan Peraturan Menteri ini dilakukan oleh Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, organisasi dan/atau perhimpunan terkait sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing. (2) Kegiatan...
  • 15. (2) MEIJTtr-RIKESF.HATANI RE,;UBr_lKl,,t),- irlEi.,A 15- Kegiatan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk: a. melindungi pasien dan masyarakat daiam hal pelaksanaan pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian; b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pekerjaan kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan c. memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat, dan tenaga kefarmasian. Hasil pembinaan dan pengawasan yang dilakukan setiap institusi dilaporkan secara berjenjang kepada Direktur Jenderal. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasai34 Apoteker yang telah memiliki Surat Penugasan atau Surat Izin Kerja berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor IS4lMenkes/Per/ II/ 1995 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Masa Bakti dan Ijin Kerja Apoteker sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Ivlenteri Kesehatan Nomor 695lMenkes/Per/VI l2OO7, dianggap telah memiliki STRA,SIPA,atau SIKA berdasarkan Peraturan Menteri ini. Asisten Apoteker dan Analis Farmasi yang telah memiliki Surat Izin Asisten Apoteker dan Surat lzin Kerja Asisten Apoteker berdasarkan Peraturan Menteri KesehatanNomor 679I Menkes/SK/V/2003 tentang Registrasi dan lzin Kerja Asisten Apoteker, dianggap telah memiliki STRTTKdan SIKTTK berdasarkan Peraturan Menteri ini. Apoteker atau Asisten Apoteker dan Analis Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)wajib mengganti Surat Penugasan, Surat Izin Kerja, Surat Izin Asisten Apoteker, atau Surat lzin Kerja Asisten Apoteker dengan STRA dan SIPA/SIKA atau STRTTK dan SIKTTK paling lambat 31 Agustus 2OII sesuai dengan Peraturan Menteri ini. Pasal 35 (1) Dalam rangka mengganti surat penugasan dan/atau SIK dengan STRA sebagaimana dimaksr.rd daiam Pasal 34 ayat (3), dilakukan dengan cara mendaftar melalui tt'cltsite KFN. (2) Pendaftaran sebagairriana dimaksud pada ayat (1) diajukan selambat- lambatnya I (safu) bulan sebelum tanggal 31 Agustus 20rr dengan melampirkan: (3) (i) (2) (3) a. fotokopi..,
  • 16. a. h c. d. MENTERIKi::SEHATAN RFPTiBLiK lr!DONESIA -16- fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Surat Izin Mengemudi/Paspor; fotokopi ijazah APoteker', SIK atau Surat Penugasan;dan pas foto terbaru benirarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua)lembar' pertama kalinYa, APoteker wajib kesehatan kabuPaten/kota temPat (3) Setelah mendapatkan STRA untuk mengurus SIPA dan SII(A di dinas pekerjaan kefarmasian dilakukan' Pasal36 (1) Dalam rangka mengganti siAA atau slK Asisten Apoteker dengan STRTTK se6agaim.tiu. di'''.ksud dalam Pasal 34 ayat (3), dilakukan dengan .u.^ rn..rdaftar melalui dinas kesehatan provinsi' (2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan selambat- lambatnya t lsatir) bulan sebelum tanggal 31 Agustus 2OIl dengan melampirkan: a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Surat Izin MengemudilPaspor; b. fotokopi ijazalnTenagaTeknis Kefarmasian; c. SIAAatau SIK AsistenApoteker;dan d. pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) iembar dan ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar' (3) Setelah mendapatkan STRTTK untuk pertama kalinya, Tenaga Teknis Kefarmasian wajib mengurus sIKTTK di dinas kesehatan kabupaten/ kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan' Pasal37 It4asa berlaku S'IRA, STRTTK, SIPA, SIKA, dan SIKT'IK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 diberikan berdasarkan tanggal kelahiran Apoteker dan TenagaTeknis Kefarmasian yang bersangkutan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal38 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka; a. peraturan Menteri Kesehatan Nomor 184/Menkes/PerlII/ 1995 tentang Penyempurnaan PelaksanaanMasa Bakti dan Izin Kerja Apoteker; b. Keput.tJ.rr Menteri Kesehatan Nomor 679 lMenkes/SK/V/2003 tentang Registrasidan Izin Kerja Asisten Apoteker; dan c. Peraturan...
  • 17. MENTERIKESEHATAN REFL'BLIKIrJDlliESli - rt - c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 695 lMenkes/PerlYIl2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor lS4lMenkes/PerlIIl 1995 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Masa Bakti dan Izin Kerja Apoteker; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 39 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia. SEDYANINGSIH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Juni 2011 MANUSIA, BERITANEGARAREPUBLIKINDONBSIATAHUN 2OTTNOMOR 32E Ditetapkan di Jakarta tanggal3 Mei 20ll '."I'rytE'Nd64 eseHATAN, ENTERI HUKUM DAN FIAKASASI PATRIALISAKBAR
  • 18. Formulir 1 20.... Hal : Permohonan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) Yang terhormat, Ketua Komite Farmasi Nasional di Jakarta Dengan hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/MenkeslPerlY 12011tentang Registrasi,Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian dengan data-data sebagai berikut : Nama Lengkap Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Lulusan Tahun luiusan Alamat rlmah Alamat kantor Nomor Hp E-mail No. Sertifikat Kompetensi. Tgl. Sertifikat Kompetensi Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. fotokopi tjazah Apoteker; b. fotokopi surat sumpah/janji Apoteker; c. fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku; d. surat keterangal sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktik; e. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; t. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebany*2 (dua)lembar; g. fotokopi surat keterangan seiesai adaptasi pendidikan Apoteker dan persyaratan bekerja sesuai peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dan keimigrasian* Dtemikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih telp fcln /fav Pas Foto 4x6cm Nama Terang Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2. Pengurus Pusat Organisasi Profesi. * Khusus untuk Apoteker lulusan luar negen. Pemohon, Tanda Tangan i
  • 19. Formulir 2 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIKINDONESIA SURAT TANDA REGISTRASIAPOTEKER ISTRA) NOMOR: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OOg tentang pekerjaan Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/Menkes/perly l2OIl tentang Registrasi, rzin Praktik dan Izin Keda Tenaga Kefarmasian, kepada : Nama ; Tempat dan tangga-l lahir : Lulusan Tahun Dinyatakan telah teregistrasi sebagai tenaga kefarmasian dengan nomor registrasi..., dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan keflmasian di seluruh wilayah Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang-unda1gan. Surat Tanda Registrasi Apoteker ini berlaku sampai dengan tanggal Ditetapkandi :JAKARTA pada tanggal : KETUA KOMITE FARMASINASIONAL, Pas Foto 4x6cm Tembusan: Pengurus Pusat Organisasi profesi.
  • 20. Formulir 3 KOP NAMA FAKULTAS/JURUSAN FARMASI Nomor Lampiran Hal ; : Permohonan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) )r'angterhormat, I.letua Komite Farmasi Nasional di Jakarta Dengan hormat, Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat J*d1 RegistrasiApoteker {srRA) bagt ..... ( ) orang Apoteker baru lulusanFakultas/Jurusan Farmasi universita".....T.hun lo...sesuai peraturan MenteriKesehatan Nomor-88-9/MenkeslPerlv 12011tentang Registrasi, rzin praktik danIzinKerja Tenaga Kefarmasian, dengan data terlamplr. Pelantikan d* pglsncapan sumpah Apoteker akan dilaksanakan tansea1harfart*a+ 't.ibertempat di Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih. Pcmn1. ^-^ v.^.v^rvrr, Tanda Tangan (...,............) Nama terang Dekan/ Ketua Jurusan/ Kepala Sekolah
  • 21. DAFTAR NAMA APOTEKER BARU FAKULTAS"................UNTVERISTAS TAHUN 2O...
  • 22. Formulir 4 Hai: Permohonan Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) Yang terhormat, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. di Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surd.t Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes I PerlY l2O1 1 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, dengan data-data sebagai berikut: Nama Lengkap Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Lulusan Tahun lulusan Alamat rumah Nama sarana Alamat sarana Nomor Hp E-mail SMF/ D3 Farmasi/ Sarjana Farmasi* feln telp/fax Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis Farmasi atau Tenaga MenengaJrFarmasi/Asisten Apoteker; b. surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktik; o. surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan ettka kefarmasian; d. surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau menghimpun TenagaTeknis Kefarmasian;dan (:r. pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua)lembar. (dua) lembar dan Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih. Pas Foto 4x6 memurKl 5I KA. organisasi yang Pemnlrnn. vrr^vrrvr., Tanda Tangan : diisi salah satu yang sesuai
  • 23. Formulir 5 DINAS KESEHATANPROVINSI SURATTANDA REGISTRASITENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (STRTTK) NOMOR: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO9 tentang Pekerjaan Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPerlV l2O1.I tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, kepada : Nama Tempat dan tanggal lahir : Lulusan Tahun : SMK/D3 Farmasi/ Perguruan Tinggi Farmasi*. Dinyatakan telah teregistrasi sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian dengan nomor registrasi...,dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di seluruh wilayah Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian ini berlaku sampai dengan tanggal Dikeluarkandi: ...... pada tangga-l : ..,... Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Pas foto 4x6cm Tembusan: Dinas KesehatanKab/Kota * : diisi salah satu yang sesuai
  • 24. Formulir 6 Hal : Permohonan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)/Surat Izin Kerja (SIK). Yang terhormat, Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di I)engan hormat, Y'ang bertanda tangan di bawah ini. Nama Lengkap Irlo.STRA Tempat, tanggal lahir Pendidikan terakhir Tempat Praktik/Kerja Alamat Pral<tik lain** Alamat Rumah Nomor Hp E-mail No. SertifikatKompetensi : ...... Tg1.SertifikatKompetensl: ...,.. ............... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) / Surat Izin Kerja (SIK). sesuai Peraturan Menten Kesehatan Nomor 889/MenkeslPerlY 12011tentang Registrasi,Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. fotokopi STRAyang dilegalisir oleh KFN; b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/ penyaluran; c, surat rekomendasi dari organisasi profesi; dan d. pasfoto berwarnaukuran 4x6 sebanyak2 (dua)lembardan 3 x4 sebanl'ak 2 (dua) lembar. Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih Pemohon. Tembusan : KepalaDinas KesehatanProvinsi....... * : diisi sesuai permohonan (SIPA/ SIK) ** : untuk SiPA sebagaiApoteker Pendamping 1 .z feln (...,. Nama terang I
  • 25. Formulir 7 DINAS KESEHATANKABUPATEN/KOTA SURAT IZIN PRAKTIKAPOTEKER (SIPAJ NOMOR : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaart Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPer lY l20LL tentang Registrasi, Izin Praktik dan lzin I{erja Tenaga Kefarmasian, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepa-la Dinas Kesehatan Kabupaten lKota. .....memberikanIzin Praktik Apoteker kepada : ( Nama ) Tempat I Tel.Lahir Alamat No. STRA STRAberlaku sampai dengan Untuk berpraktik sebagai Alamat Praktik Masa berlaku SIPA Apoteker Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan pekerjaani praktik kefarmasian di fasilitas peial'alan kefarmasian harus selalu mengrkuti paradigrna pelayanan kefarmasrar dan perkembangan ilmu pengetahuan dana teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Surat izrn ini batal demi hukum apabrla bertentangan dengan angka 1 di atas dan pekerjaan kefarmasian dilakukan tidak sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin. Pas foto 4x6 Dikeluarkan di:... pada tanggal :.., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan: 2. Ketua Komite Farmasi Nasional; 3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi....; 4, Organisasi Profesi.
  • 26. Formulir 8 DINAS KESEHATANKABUPATEN/ KOTA SURATIZI]YKERJA APOTEKER(SIKA) NOMOR : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO9 tentang Pekerjaan Kefarmasian dan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPerlY I2OII tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepa-la Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.... ..memberikan lzin Kerja Apoteker kepada : / ll^*^ ( r4rrd i Tempat / Tel.Lahir Alamat No. STRA STRAberlaku sampai dengan Untuk berpraktik sebagai Alamat Sarana Masa berlaku SIK Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi/distribusi;' penyaluran harus mematuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat Yang Baik/Cara Distribusi Obat Yang Baik dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undangan. 2, Surat tztn ini batal demi hukum apabila bertentangan dengan angka 1 di atas dan pekerjaan kefarmasian diiakukan tidak sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin. pas foto 4x6 Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan 2. Ketua Komite Farmasi Nasional 3, KepalaDinas KesehatanProvinsi.... 4. Organisasi Profesi :....... .(tgl/b1n/tahun) : Apoteker Dikeluarkan di pada tanggal Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten lKota. Alat Kesehatan
  • 27. Formulir 9 20....... Hal : Permohonan memperoleh Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) Yang Terhormat, KepalaDinas KesehatanKab/Kota di Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap No. STRTTK Tempat/tanggal lahir : Jenis Kelamin l,ulusan Tahun lulusan Alamat rumah l,lama Sarana ke-1 AIamat Nama Sarana ke-2 Alamat Nama Sarana ke-3 Alamat llomor Hp E-mail SMF/ D3 Farmasi/ Sariana Farmasi* telp.. Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat lzin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK)sesuar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/MenkeslPerltl12011 tentang Registrasi,Izin Praktik dan lzin Kerja Tenaga Kefarmasian. Sebagaibahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. fotokopi STRTTK; b. surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan pekerj aan kefarmasian** ; c. surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian: dan d. pasfoto berwarnaukuran 4x6 sebanyak2 (dua)lembardan 3 x4 sebanyak 2 (dua)lembar. Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih. Pemohon. ( Nama terang Tembusan: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.., * : diisi salah satu yang sesuai ** : tidak berlaku bagi TTK yang bekerja di toko obat ....)
  • 28. Formulir 10 DINAS KESEHATANKABUPATEN/ KOTA SURAT IZIN KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN {SIKT'|K) NOMOR : EilerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO9tentang Pekerjaan E.efarmasiandan Peraturan Menteri KesehatanNomor 889/MenkeslPerlV l2OlI tentang Registrasi, lzin Praktik dan rzin Kerja Tenaga Kefarmasian, yang bertanda tangan di barvah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupa.tenlKota... .memberikan lzin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian kepada: / NT^-^ i I rd_Irrct J Tempat I TSl.Lahir Alamat No. STRTTK STRTTKberlaku sampai dengan: Untuk kerja sebagai Pada sarana Kesehatan Nama Sarana ke- 1 Alamat Nama Sarana ke-2 Alamat Nama Sarana ke-3 Alamat Masa berlaku SIKTTK pas foto 4x6 Sarjana Farmasi/ Ahli Madya Farmasi/ Anaiis Farmasi/ AsistenApoteker* Sarana Produksi/ Distribusi/ Kefarmasian Pelavanan Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian fasilitas produksi/distribusi/ pelayalan kefarmasian harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuar - dan teknologi serta ketentuan peraturan perundang-undarrgan. 2, Surat bin ini batal demi hukum apabila bertentangan dengL angka 1 di atas dan pekerjaan kefarmasian dilakukan tidak "esuai dengan yan-gtercantum dalam surat izin. Dikeluarkan pada tanggal KepalaDinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tembusan ' (' 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Kepila Dinas Kesehatan provinsi.... 3. Organisasi Profesi 4. Apoteker pemilik SIPA/SIK tempat TTK bekeria *: diisi salah satu vang sesuai di