14. Part A Scientific Method in Management Research
Chapter 1 Scientific Method 2
Chapter 2 Overview of Research in Management 18
Part B Research Problem
Chapter 3 Problem Solving 44
Chapter 4 Formulation of Research Problems 68
Chapter 5 Research Proposal 108
Part C Research Design—Types of Research
Chapter 6 Experimental Research 122
Chapter 7 Ex Post Facto Research 158
Chapter 8 Modelling Research I—Mathematical Modelling 190
Chapter 9 Modelling Research II—Heuristics and Simulation 218
Part D Research Design for Data Acquisition
Chapter 10 Measurement Design 260
Chapter 11 Sample Design 280
50. Klasifikasi Data Penelitian
Data Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, dan juga skala pengukurannya.
Berikut di bawah ini akan kami jelaskan satu persatu tentang klasifikasi data penelitian:
Berdasarkan sifatnya:
1) Data kuantitatif: data yang berupa angka-angka. Misalnya berat badan, luas rumah, tinggi
badan, nilai IQ, dll.
2) Data kualitatif: data yang berupa kata-kata atau pernyataan- pernyataan. Dapat pula diartikan
sebagai data kategorik, karena memang biasanya berupa kategori atau pengelompokan-
pengelompokan berdasarkan nama atau inisial tertentu. Misalkan: Kelompok PNS, Petani, Buruh,
Wiraswasta, dll.
51. Data Berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data diklasifikasikan antara lain:
Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung pihak yang diperlukan datanya.
Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari pihak yang diperlukan
datanya.
52. Data Berdasarkan Skala Pengukurannya
Berdasarkan skala pengukuruannya, data diklasifikasikan antara lain:
Data yang merupakan hasil pengukuran variabel penelitian, memiliki jenis skala pengukuran sebagaimana
yang terdapat pada variabel penelitian. Dengan demikian berdasarkan tinjauan ini, data dapat dibedakan
menjadi antara lain:
1. Data Nominal
Data nominal adalah salah satu jenis data kualitatif, dimana berupa kategori yang diantara kategori tersebut
tidak ada perbedaan derajat yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Misalkan: Jenis kelamin perempuan dan
laki-laki, dimana laki-laki belum tentu lebih tinggi dari pada perempuan, begitu pula sebaliknya.
2. Data Ordinal
Data ordinal hampir sama dengan data nominal, hanya saja ada perbedaan derajat lebih tinggi dan lebih rendah.
Misalnya: Pendidikan, dimana pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi dari pada SMA, dan sebaliknya
pedidikan SMA lebih rendah dari pada perguruan tinggi.
53. Data Berdasarkan Skala Pengukurannya
3. Data Interval
Data interval adalah data yang termasuk kelompok data kuantitatif, dimana berupa angka-angka yang
didalamnya dapat dilakukan operasi matematika serta urutan antara satu data dengan data lainnya mempunyai
rentang yang sama. Misalnya: Nilai ujian, dimana dikatakan berurutan dengan rentang yang sama yaitu setelah
angka 1 kemudian 2 kemudian 3 dst. Serta dikatakan dapat dilakukan operasi matematika, adalah misalkan:
angka 1 dapat dikalikan dengan angka 2 dan hasilnya adalah 2.
Ciri khas penting lainnya adalah, data interval tidak mempunyai angka 0 absolut dan 100 absolut secara
bersamaan atau dalam arti lain tidak bisa dipastikan peresentase antara satu data dengan keseluruhan data.
maksudnya 0 absolut misalkan nilai ujian. Secara akal sehat, tidak mungkin ada nilai ujian kurang dari 0.
Sedangkan 100 absolut misalkan juga nilai ujian, secara akal sehat tidak mungkin ada nilai ujian lebih dari 100.
jadi data interval contohnya adalah berat badan, dimana tidak bisa dipastikan berapa sebenarnya nilai tertinggi
berat badan. Bisa jadi orang punya berat bada puluhan kilo, ratusan atau bahkan ribuan kilo.
4. Data Rasio
Data rasio adalah data yang sebenarnya sama dengan data iterval, namun bedanya adalah data rasio dapat dibuat
persentase karena ada nilai 0 dan 100 absolut. Seperti yang sudah dibahas di atas, yaitu misalnya nilai ujian
yang mempunyai batasan nilai 0 sampai 100. Jika seorang siswa mendapatkan nilai 25, dapat diartikan nilai
tersebut adalah 25% dari nilai maksimal 100.
54.
55.
56. Jika data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan pada tipe skala pengukuran yang
digunakan maka terbagi atas empat jenis yaitu:
68. Populasi dan Sampel
• Teknik Pengambilan Sampel – Sampel merupakan bagian populasi
penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu
penelitian.
• Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika
yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.
69. Pengambilan Sampel
Tujuan Pengambilan Sampel;
Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan
pengambilan data pada seluruh populasi.
Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.
Tahapan Pengambilan Sample diantaranya;
Mendefinisikan populasi yang akan diamati
Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
71. PROBABILITY SAMPLING
1) Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan sampel
menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel
penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
2) Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian. Misalnya
sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10.
Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
3) Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)Metode Pengambilan sampel acak
berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada
manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari
masing-masing kelompok tersebut.
4) Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)Cluster Sampling adalah teknik
sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu.
Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang
berbeda di dalam suatu instansi.
5) Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)Proses pengambilan sampel jenis ini
dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa ->
RW – RT
72. NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE
1) Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini
menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan
sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
2) Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau
korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel
berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat
terpenuhi.
3) Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel yang
kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit
langka yang sampelnya sulit didapatkan.
4) Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini mengambil
jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti.
5) Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi
sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.
74. Penentuan sampling “Slovin”
Rumus Slovin
Secara Matematis, Rumus Slovin yang kita gunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
sebagai berikut :
n = N / ( 1 + N.(e)2
)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Total Populasi
e = Batas Toleransi Error
Rumus Slovin :
n = N / ( 1 + N.(e)2)
n = 1000 / ( 1 + 1000.(10%)2
)
n = 1000 / ( 1 + 1000.(0,1)2
)
n = 1000 / ( 1 + 1000.(0,01))
n = 1000 / ( 1 + 10)
n = 1000 / 11
n = 90,9 ⇒ dibulatkan menjadi 91 orang.
94. TEORI
1. Agency Theory
Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah agency theory yang
kembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976), dengan alasan bahwa teori ini menjelaskan
tentang dua pihak yang memiliki kepentingan berbeda, yaitu pemegang saham atau principal
yang ingin memaksimalkan penerimaan dividen perlembar saham atau earning pershare,
sedangkan manajer perusahaan yang ingin memaksimalkan penerimaan kompensasi. Manajer
dapat mengelola perusahaan tersebur untuk mencapai tujuan yang diinginkan pemegang
saham, dan manajer akan dibayarkan sejumlah kompensasi yang layak agar termotivasi dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
97. Istilah Yang Berkaitan
• Theory construction
• Theory development
• Theory building
• Theory generation
98. Perkembangan Teori
• Menggambarkan langkah akhir perkembangan teori dimana
komponen teori tergabung dan berkaitan
• Hal yang komplek, proses melibatkan waktu yang melingkupi
beberapa tahap atau fase lahirnya konsep yang diuji melalui
penelitian
99. Kategori Teori Berdasarkan Abstraksi
• Falsafah, pandangan, metateori
• Grand theories
• Middle range theories
• Practice theories atau Applied Theory
Teori Umum (General Theory), Middle Range Theory, dan Applied Theory.
100. Falsafah, pandangan, metateori
• Ditujukan pada filosofi dan pertanyaan metodologi yang
berhubungan dengan perkembangan teori yang mendasari
keperawatan
• Walker & Avant proses membentuk pengetahuan dan
mengungkapkan permasalahan yang berhubungan dengan sifat
teori, jenis teori, dan kriteria yang tepat dalam mengevaluasi
teori
101. Grand Theories
• Terdiri dari hubungan konsep-konsep abstrak yang tidak didefinisikan secara
operasional dan mencoba menjelaskan aspek pengalaman dan respon manusia
secara komprehensif
• Level abstrak sulit diuji
• Fokus awal hubungan perawat pasien dan peran perawat
• Perkembangan seluruh konsep (pandangan menyeluruh, hubungan
interpersonal, sistem sosial, kesehatan)
• Terbaru fenomena aspek nursing (caring, issu transkultural.
102. Middle Range Theories
• Menjawab gap antara grand teori dan practice
• Terbatas pada konsep dan situasi tertentu
• Meliputi konsep-konsep seperti nyeri, manajemen simptom, issu
budaya, promosi kesehatan
103. Practice Theories
• =microtheories, situasi khusus, teori yang ditunjuk
• Menjelaskan petunjuk atau modalitas untuk praktik
• Manfaat menemukan atau mengidentifikasi tujuan dan intervensi atau
aktivitas dalam mencapai tujuan
• Meliputi bagian-bagian khusus keperawatan seperti keperawatan onkologi,
obstetric, atau keperawatan kamar operasi, berhubungan dengan pendidikan
keperawatan tertentu
• Diturunkan dari middle range teori
104. Kategori Teori Berdasarkan Tujuan
• Descriptive theories
• Explanatory theories
• Predictive theories
• Prescriptive theories
105. Descriptive Theories
• Factor-isolating theories
• Gambaran, observasi, penamaan konsep, properti, dimensi
• Tidak menjelaskan hubungan diantara konsep
• Antara konsep tidak mempengaruhi
106. Explanatory Theories
• Level kedua dalam perkembangan teori
• Sekali fenomena diidentifikasi dan diberi nama, teori dapat dipandang dari
fenomena lain
• Terdapat korelasi antara konsep
• Kausalitas, korelasi, atutan interaksi regulasi
107. Predictive Theories
• Level ketiga perkembangan teori
• Menggambarkan ketentuan hubungan antara konsep
• Menungukkan adanya keberadaan teori sebelumnya dan banyak
elemen jenis teori
• Dihasilkan setelah konsep didefinisikan dan pernyataan relasional
dibuat dan memungkinkan menggambarkan hasil berikutnya secara
konsisten
108. Prescriptive Theories
• Level tertinggi perkembangan teori
• Menunjukkan kegiatan yang penting dalam mencapai tujuan
• Komponen: tujuan khusus, kegiatan tertentu dalam mencapai
tujuan, daftar survey yang menunjukkan teori konseptual dasar
• Survey list: siapa yang melakukan tindakan? (agen), siapa yang
menerima tindakan? (pasien) dalam kondisi apa tindakan
diberikan? (ruang lingkup), apakah panduan prosedur, tehnik atau
protokol tindakan? (SOP). Apakah sumber untuk kegiatan>
(dinamika)
115. Contoh hipotesis
Hipotesis pengaruh pertumbuhan profitabilitas yang diproxy dengan return on assets (ROA)
terhadap cost leadership adalah relevan dengan penelitian Wu et al., (2015) tabel 12, yaitu korelasi
antara return on assets dengan cost leadership sebesar 0.200*** pada level signifikan 0.01 atau 1%.
Sedangkan penelitian Banker et al., (2014) tabel 13, melaporkan bahwa korelasi antara return on
assets dengan costs leadership adalah o.o17* pada level signifikan 0.10 atau 10%. Selanjutnya,
penelitian Agustia et al., (2020) tabel 14, menemukan bahwa korelasi profit margin dengan cost
leadership adalah -0.033 pada level signifikan 0.287 atau 28.7%.
Berdasarkan pentingnya peranan pertumbuhan earning before interest and taxes tersebut dalam
mempengaruhi cost leadership atau perbandingan revenue terhadap cost, maka peneliti mengajukan
hipotesis H3 berikut ini.
H3: Profitabilitas (GROWTH) berpengaruh positif terhadap cost leadership Badan Usaha Milik
Negara.
Pertumbuhan Earning Before Interest and Taxes (GROWTH) terhadap cost leadership