17. Model Analisis
Model (1) digunakan untuk menguji hipotesis H1 sampai hipotesis H9 sebagaimana model
persamaan regresi berikut ini.
ZΔCFOt = β0 + β1 X1ΔCAPEXt + β2 X2ΔWCt + β3 X3ΔREt + β4 X4ΔEBITt +
β5 X5ΔCMt + β6 X6ΔEQt + β7 X7EFSOt + β8 X8RAEMt +
β9 X9ACEMt + β10 X10SIZEt + β11 X11LEVt + et ……………………(1)
Model (2) digunakan untuk menguji hipotesis H10 sampai hipotesis H18 sebagaimana model
persamaan regresi berikut ini.
YFINDISt = β0 + β1 GSAEt + β2 ZΔCFOt + β3 X1ΔCAPEXt + β4 X2ΔWCt +
β5 X3ΔREt + β6 X4ΔEBITt + β7 X5ΔCMt + β8 X6ΔEQt + β9 X7EFSOt +
β10 X8RAEMt + β11 X9 ACEMt + β12 X10SIZEt + β13 X11LEVt +
β14 (ZΔCFOt x GSAEt) + et ……..,… ………………………………..….(2)
18. Hipotesis
Working capital (Hipotesis H2)
Pemilihan variabel independen Working capital (X2WC) erat kaitannya dengan agency theory dan signalling
theory. Tindakan manajemen dalam memenuhi kepentingan pemegang saham dan memberi sinyal kepada
stakeholder, berdampak terhadap variabel Working capital (X2WC) yang dapat mempengaruhi financial distress
perusahaan, seperti pada gambar 1, 2 dan 5.
Dampak terhadap cash flow from operating terjadi karena keharusan memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan. Ketidak seimbangan yang terjadi pada pengelolaan Working capital (X2WC) menyebabkan defisit cash
flow from operating, dan mempengaruhi financial distress BUMN. Oleh sebab itu manajemen Working capital
(X2WC) penting peranannya dalam operasional BUMN agar tidak menyulitkan cash flow from operating.
Penelitian sebelumnya sebagaimana Cinantya & Merkusiwati (2015), Widhiari & Aryani Merkusiwati (2015),
dan Rindu Rika Gamayani, 2009 (Beaver,1966; Altman, 1968); Springate,1978; Fulmer, 1984; Plat and Plat, 2002),
mengemukakan bahwa Working capital (X2WC) mempengaruhi keberhasilan atau kesulitan keuangan perusahaan.
Dan berdasarkan pentingnya variabel Working capital (X2WC) tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis H2
berikut.
H2: Pertumbuhan Working capital (X2ΔWC) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan cash flow from
operating (ZΔCFO) Badan Usaha Milik Negara.
19. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif & Kualitatif
Teknik pengumpulan data didefinisikan sebagai prosedur pengumpulan, pengukuran, dan analisis
wawasan yang akurat untuk penelitian dengan menggunakan teknik standar yang divalidasi.
Penelitian apapun hanya sebaik data yang mendorongnya, jadi memilih teknik pengumpulan data
yang tepat dapat membuat semua perbedaan. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang teknik
pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data dapat diartikan sebagai langkah strategis dalam penelitian. Baik itu
bisnis, pemasaran, humaniora, ilmu fisika, ilmu sosial, atau bidang studi atau disiplin lainnya,
data memainkan peran yang sangat penting, yang berfungsi sebagai titik awal masing-masing.
20. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data.
Konsekuensi dari data yang dikumpulkan secara tidak benar meliputi:
1. Ketidakmampuan untuk menjawab pertanyaan penelitian secara akurat
2. Ketidakmampuan untuk mengulang dan memvalidasi penelitian
3. Temuan yang menyimpang menghasilkan sumber daya yang terbuang
4. Menyesatkan peneliti lain untuk menemukan jalan investigasi tanpa hasil
5. Keputusan kompromi untuk kebijakan publik
6. Menyebabkan kerusakan pada subjek penelitian (misalnya manusia dan hewan)
21. Persyaratan Data
Dalam suatu penelitian, data yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Tujuan, Data diperoleh dari lapangan dan dilaporkan sebagaimana adanya
2. Relevan, data harus sesuai dengan masalah yang diteliti
3. Up to Date, data harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan (tidak boleh
ketinggalan jaman)
4. Representatif, data harus diperoleh dari sumber yang sesuai dan mewakili kondisi
sebenarnya dari suatu kelompok atau populasi
22. Jenis Data
Berdasarkan jenisnya, data dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif.
1. Data Kuantitatif, Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam angka dan
dapat diukur ukurannya. Contoh data kuantitatif adalah harga smartphone, berat dan tinggi
badan, jumlah pembeli, dan lain sebagainya.
2. Data Kualitatif, Data kualitatif adalah data yang berkaitan dengan pengelompokan atau
karakteristik yang tidak dapat diukur ukurannya. Dengan kata lain, data kualitatif
diekspresikan dalam bentuk kata-kata yang memiliki makna.
23. Skala Pengukuran Data
Skala pengukuran data atau skala data adalah aturan yang digunakan untuk mengelompokkan
variabel yang akan diukur untuk menentukan teknik analisis dan tahap penelitian selanjutnya.
Adapun berbagai skala pengukuran data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Skala Nominal, ciri-ciri skala nominal adalah sebagai berikut:
1) Hasil perhitungan tidak berupa pecahan
2) Angka-angka yang tercantum hanya sebagai label
3) Tidak ada pesanan
4) Tidak memiliki ukuran baru
5) Tidak memiliki nilai nol mutlak
Contoh skala nominal:
a. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
b. Jenis pekerjaan: Pegawai negeri, pegawai swasta, petani, dan lain-lain.
c. Tahun kelas: 2010, 2019, 2020, dan lain-lain.
24. 2. Skala ordinal
Skala ordinal adalah skala yang disusun berdasarkan tingkatan tertentu dalam urutan
dari yang terendah sampai yang tertinggi.
Skala ordinal disusun menurut karakteristik tertentu dan jarak urutannya tidak sama
antara satu dengan yang lainnya.
Ciri-ciri skala ordinal:
1) Kategori data saling eksklusif
2) Kategori data memiliki aturan logis
3) Contoh Skala Ordinal:
4) Peringkat kelas: 1, 2, 3
5) Posisi: Direktur, Direktur, Manajer, Staf
25. 3. Skala Interval
Skala interval merupakan skala pengukuran dimana jarak dari satu tingkat ke tingkat
lainnya adalah sama (memiliki bobot yang sama).
Fitur skala interval:
1) Kategori data saling eksklusif
2) Kategori data adalah logis
3) Angka nol mewakili satu titik pada skala (tidak memiliki nilai nol mutlak)
Contoh : Pengukuran suhu
a. 31 – 34 derajat: rendah ; 35-38 derajat: normal; 39 – 42 derajat: tinggi
Contoh:
Tingkat kecerdasan (IQ)
70 – 79: sangat rendah , 80 – 90: rendah, 91 – 110: normal, 111 – 120: tinggi, 121
– 130: superior
26. Skala rasio
Skala rasio merupakan skala yang memiliki nilai nol mutlak dan memiliki jarak yang sama.
Skala rasio memiliki karakteristik yang mirip dengan skala interval, hanya saja skala rasio
tersebut memiliki nilai nol mutlak yang menunjukkan tidak adanya karakteristik.
Skala rasio juga memiliki nilai komparatif, Misalnya jika tinggi gedung A 50 meter dan
tinggi gedung B 25 meter, maka bisa dikatakan tinggi gedung A dua kali tinggi gedung B
(A: B = 2: 1).
Contoh :
a. Usia manusia
b. ukuran skala
c. Bobot
d. Tinggi
e. Jarak
f. Nilai ujian
27. Metode Pengumpulan Data
Secara umum, terdapat 4 teknik, data yang dapat digunakan, yaitu wawancara, observasi, serta dokumentasi.
Metode Instrumen
1. Angket (Kuesioner) Angket, Daftar Periksa, Skala
2. Wawancara (Interview) Pedoman Wawancara, Checklist
3. Observasi (Pengamatan) Lembar observasi, Panduan observasi, Checklist
4. Daftar Periksa Dokumentasi, Tabel
Angket (Kuesioner)
Teknik ini akan efisien jika dilihat dari variabel yang akan diukur serta dapat melihat apa yang diharapkan
dari responden. Seperti Tipe dan bentuk pertanyaan Pertanyaan, serta tidak menggiring pada salah satu
jawaban saja dan Pertanyaan yang ditulisnya sebaiknya tidak terlalu panjang
Wawancara (Interview)
Wawancara atau wawancara adalah teknik menganalisis data yang dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada responden atau narasumber. Dalam wawancara, terdapat instrumen yang
baru wawancara, yaitu uraian penelitian yang disajikan dalam bentuk daftar pertanyaan.
28. Wawancara dapat dibagi menjadi
beberapa macam
1. Wawancara terpimpin: pertanyaan diajukan sesuai dengan pertanyaan yang telah
dipersiapkan
2. Wawancara bebas: tanya jawab antara pewawancara dan responden, namun tetap
sesuai dengan penelitian dan tujuan baru
3. Wawancara bebas terpimpin: wawancara bebas dan terpimpin, wawancara
pewawancara baru yang hanya garis besar saja
Pastikan wawancara terbaru serta alat-alat pendukung seperti perekam telah benar-benar
dipersiapkan. Tanyakan hal-hal yang terlebih dahulu sebagai pembuka wawancara.
29. Observasi
Observasi adalah teknik data yang dilakukan dengan cara yang ingin diteliti atau melalui eksperimen
(percobaan). Cara efektif jika ingin menggunakan metode observasi adalah dengan melengkapinya dengan
pengamatan dalam bentuk checklist sebagai instrumen. Observasi banyak digunakan dalam metode penelitian
kualitatif.
1. Observasi Partisipasi: melakukan observasi terhadap kegiatan sehari-hari manusia di mana peneliti terlibat
langsung selama proses observasi.
2. Observasi tidak berstruktur: melakukan observasi tanpa menggunakan baru observasi, sehingga peneliti
mengembangkan sendiri pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
Proses observasi, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Hal-hal apa yang ingin diamati
2. Bagaimana proses pencatatan pengamatan
3. Apa saja alat bantu pengamatan yang dibutuhkan
4. Bagaimana cara kerja jarak antara pengamatan dan objek yang ingin diamati
30. Dokumentasi
Teknik data dengan dokumentasi adalah metode yang lebih mudah dilakukan metode-metode lain karena jika ada
kekeliruan, sumber datanya masih tetap. Objek yang diamati pada metode dokumentasi kesalahan benda hidup
melainkan benda mati.
Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan tulisan yang dibuat oleh seseorang. Contoh dari dokumen pribadi
termasuk buku harian, surat pribadi, otobiografi.
Dokumen Resmi
Contoh dokumen resmi antara lai adalah memo, pengumuman, aturan lembaga, surat resmi, laporan rapat dan
lain-lain. Itulah beberapa macam teknik data yang bisa digunakan ketika melakukan penelitian.
Setiap teknik atau metode tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, karena itu, pilihlah teknik
yang paling cocok dengan semua orang nelitian yang kamu lakukan. Demikian penjelasan tentang teknik
pengumpulan data semoga bermanfaat, terima kasih.
31. Klasifikasi Data Penelitian
Data Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, dan juga skala pengukurannya.
Berikut di bawah ini akan kami jelaskan satu persatu tentang klasifikasi data penelitian:
Berdasarkan sifatnya:
1) Data kuantitatif: data yang berupa angka-angka. Misalnya berat badan, luas rumah, tinggi
badan, nilai IQ, dll.
2) Data kualitatif: data yang berupa kata-kata atau pernyataan- pernyataan. Dapat pula diartikan
sebagai data kategorik, karena memang biasanya berupa kategori atau pengelompokan-
pengelompokan berdasarkan nama atau inisial tertentu. Misalkan: Kelompok PNS, Petani, Buruh,
Wiraswasta, dll.
32. Data Berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data diklasifikasikan antara lain:
Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung pihak yang diperlukan datanya.
Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari pihak yang diperlukan
datanya.
33. Data Berdasarkan Skala Pengukurannya
Berdasarkan skala pengukuruannya, data diklasifikasikan antara lain:
Data yang merupakan hasil pengukuran variabel penelitian, memiliki jenis skala pengukuran sebagaimana
yang terdapat pada variabel penelitian. Dengan demikian berdasarkan tinjauan ini, data dapat dibedakan
menjadi antara lain:
1. Data Nominal
Data nominal adalah salah satu jenis data kualitatif, dimana berupa kategori yang diantara kategori tersebut
tidak ada perbedaan derajat yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Misalkan: Jenis kelamin perempuan dan
laki-laki, dimana laki-laki belum tentu lebih tinggi dari pada perempuan, begitu pula sebaliknya.
2. Data Ordinal
Data ordinal hampir sama dengan data nominal, hanya saja ada perbedaan derajat lebih tinggi dan lebih rendah.
Misalnya: Pendidikan, dimana pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi dari pada SMA, dan sebaliknya
pedidikan SMA lebih rendah dari pada perguruan tinggi.
34. Data Berdasarkan Skala Pengukurannya
3. Data Interval
Data interval adalah data yang termasuk kelompok data kuantitatif, dimana berupa angka-angka yang
didalamnya dapat dilakukan operasi matematika serta urutan antara satu data dengan data lainnya mempunyai
rentang yang sama. Misalnya: Nilai ujian, dimana dikatakan berurutan dengan rentang yang sama yaitu setelah
angka 1 kemudian 2 kemudian 3 dst. Serta dikatakan dapat dilakukan operasi matematika, adalah misalkan:
angka 1 dapat dikalikan dengan angka 2 dan hasilnya adalah 2.
Ciri khas penting lainnya adalah, data interval tidak mempunyai angka 0 absolut dan 100 absolut secara
bersamaan atau dalam arti lain tidak bisa dipastikan peresentase antara satu data dengan keseluruhan data.
maksudnya 0 absolut misalkan nilai ujian. Secara akal sehat, tidak mungkin ada nilai ujian kurang dari 0.
Sedangkan 100 absolut misalkan juga nilai ujian, secara akal sehat tidak mungkin ada nilai ujian lebih dari 100.
jadi data interval contohnya adalah berat badan, dimana tidak bisa dipastikan berapa sebenarnya nilai tertinggi
berat badan. Bisa jadi orang punya berat bada puluhan kilo, ratusan atau bahkan ribuan kilo.
4. Data Rasio
Data rasio adalah data yang sebenarnya sama dengan data iterval, namun bedanya adalah data rasio dapat dibuat
persentase karena ada nilai 0 dan 100 absolut. Seperti yang sudah dibahas di atas, yaitu misalnya nilai ujian
yang mempunyai batasan nilai 0 sampai 100. Jika seorang siswa mendapatkan nilai 25, dapat diartikan nilai
tersebut adalah 25% dari nilai maksimal 100.
35.
36.
37. Jika data kuantitatif yang dikelompokkan berdasarkan pada tipe skala pengukuran yang
digunakan maka terbagi atas empat jenis yaitu:
38.
39. Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat
Jika kita menganalisis data yang mempunyai lebih dari satu variabel, belum tentu analisis data
tersebut dikategorikan analisis multivariat, bisa saja analisis data tersebut hanya analisis univariat.
Jika kita didefinisikan, analisis univariat adalah analisis data secara serentak dimana data yang
diamati hanya memiliki satu variabel dependen (variabel tidak bebas) pada setiap objek yang
diamati.
Sedangkan analisis multivariat adalah analisis data secara serentak dimana pada data tersebut
terdapat lebih dari satu variabel dependen pada setiap objek yang diamati. Jadi perbedaan analisis
univariat dan multivariat terdapat pada jumlah variabel dependen yang diamati.
40. Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat
Perbedaan analisis univariat dan multivariat bisa dimisalkan pada analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda merupakan metode analisis yang dikategorikan ke dalam analisis
univariat.
Sebab jika kita lihat persamaan analisis regresi berganda y = bo + b1x1 + b2x2 + ..., yang
"berganda" adalah variabel independennya, yaitu xp, sedangkan variabel dependennya hanya
satu yaitu y.
Jika analisis regresi mempunyai lebih dari satu variabel dependen, maka analisis regresi
tersebut menjadi analisis regresi multivariat.
Jika variabel independennya hanya satu variabel namun variabel dependennya lebih dari satu,
maka analisis regresi tersebut tetap dikatakan analisis regresi multivariat. Hal ini juga berlaku
untuk jenis analisis lain, misalnya ANOVA yang hanya memiliki satu variabel dependen
(variabel respon), ketika variabel dependennya lebih dari satu, maka dinamakan MANOVA.
41.
42. Sumber Informasi
• Google scholar : jurnal
• gen.lib.rus.ec : buku referensi
• Slideshare : materi pelatihan
• Mendeley : references
• Model regresi dgn SPSS : analisis statistik
43. ARTIKEL ILMIAH
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi,
tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis.
Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang
tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal- jurnal ilmiah mensyaratkan aturan
sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada
pehitungan bobot. karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuan terkemuka yang ahli dibidangnya.
Jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel
• Artikel ilmiah (research articles) menurut Adnan adalah tulisan yang berisi laporan sistematis mengenai
hasil kajian atau hasil penelitian yang disajikan bagi masyarakat ilmiah tertentu, yang merupakan
audiens khusus dengan tujuan menyampaikan hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada mereka
untuk dipikirkan, dikaji kembali, dan didiskusikan, baik secara lisan maupun tertulis. Yang dimaksud
dengan audien khusus antara lain seperti mahasiswa, dosen, peneliti dan ilmuwan.
44. ARTIKEL ILMIAH
Menurut Suyitno (2011: 91) Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat di
jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tata cara ilmiah disesuaikan dengan konvensi
ilmiah yang berlaku.
Artikel ilmiah dapat berupa original article, mini review, review, dan shortcommunication /notes/
comments. Organisasi di dalam artikel ilmiah secara umum terdiri dari judul, nama dan alamat
penulis, abstrak, pendahuluan, bahan, metode, hasil,diskusi, kesimpulan, ucapan terima kasih dan
pustaka.
Artikel ilmiah sebagai bagian dari karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Brotowidjoyo, 2002:
9).
Secara formal, pengertian artikel ilmiah adalah tulisan yang unik dan terintegrasi dari fakta (bukti)
yang ada diluar penulis dan pengetian personal yang dihasilkan dari pemikiran penulisnya (hamid,
2001).
Menurut Brotowidjoyo (2002: 9), artikel ilmiah sebagai bagian karya ilmiah selalu ditulis dengan
bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis, dan didukung dengan fakta
umum yang dapat dibuktikan benar tidaknya.
Secara Umum Artikel Ilmiah didefinisikan sebagai penelitian karya ilmiah yang diperpendek atau
diperingkas penyajiannya. Peserta didik dapat membuat artikel ilmiah kalau dia sudah melakukan
atau memiliki penelitian karya ilmiah.Artikel ilmiah itu bisa dibuat dari hasil penelitian lapangan
dan laboratorium termasuk bengkel kerja.
45. Artikel ilmiah
1. Judul
2. Abstrak (Abstract)
3. Pendahuluan (introduction)
4. Literatur, Kerangka konseptual dan hipotesis (literature, Conceptual
Framework and hypothesis)
5. Metodologi (Methodology)
6. Hasil dan pembahasan (Results and discussion)
7. Kesimpulan (Conclusion)
8. Daftar Pustaka (References)
46. (1) Contoh Jurnal, studi Indonesia
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2013, Hal. 25 – 39 Vol. 20, No. 1 25 ISSN: 1412-
3126 (p:15)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK (STUDI EMPIRIK PADA INDUSTRI
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA) (The Factors Affecting Bank Performance
(Empirical Study of the Banking Industry in Indonesia Stock Exchange)
Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Program Studi Manajemen Universitas Stikubank
Semarang Jl. Kendeng V Bendan Ngisor, Semarang 50233 (bofysatriasmara@yahoo.com)
- ABSTRAK (0.5)
- PENDAHULUAN (1)
- LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN SEBELUMNYA (3)
- METODE PENELITIAN (3)
- HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN (5)
- PENUTUP (Simpulan dan Implikasi) (0.5)
- DAFTAR PUSTAKA(2)
47. (2) Contoh Jurnal, studi Negeria
IOSR Journal of Economics and Finance (IOSR-JEF) e-ISSN: 2321-5933, p-ISSN: 2321-5925.Volume 5,
Issue 3. (Sep.-Oct. 2014), PP 17-25 (p:9)
The Effect of Financial Leverage on Financial Performance: Evidence of Quoted Pharmaceutical
Companies in Nigeria.
Enekwe, Chinedu Innocent1*; Agu, Charles Ikechukwu2 and Eziedo Kenneth Nnagbogu3 1 & 2.
Department of Accountancy, Faculty of Management and Social Sciences, Caritas University Amorji-
Nike, Enugu State, Nigeria. 3. Department of Business Administration , Faculty of Management and
Social Sciences, Caritas University Amorji-Nike, Enugu State, Nigeria.
- Abstract (0.5)
- Introduction (0.5)
- Objectives of the study (0.2)
- Statement of Hypotheses (0.3)
- Theoretical Framework (1)
- Description of variables (1.5)
- Methodology (1.5)
- Results and Discussions of Findings (2)
- Conclusion and Recommendations (0.5)
- References (1)
48. (3) Contoh Jurnal, studi China
Hindawi Publishing Corporation e Scientific World Journal Volume 2014, Article ID 953945,
15 pages
ResearchArticle Working Capital Management, Corporate Performance, and Strategic
Choices of the Wholesale and Retail Industry in China
Chuan-guoLi,Hui-minDong,ShouChen,andYanYang
BusinessSchoolofHunanUniversity,Changsha410082,China
- Abstract (0.5)
- Introduction (2)
- Hypothesis (0.5)
- Data and Variables (1.5)
- The Classification and Identification of Strategy (1)
- The Working Capital Configuration in Different Strategic Choices (5)
- Influence of Working Capital on Performance in Different Strategies (3)
- Conclusion (0.5)
- References (1)
49. (4) Contoh Jurnal, studi Hongkong (Publisher: ELSAVIER; Jurnal: JOURNAL OF CORPORATE FINANCE)
Journal of Corporate Finance 13 (2007) 881–906 (p: 25)
Corporate governance and earnings management in the Chinese listed companies: A tunneling
perspective
☆ Qiao Liu⁎, Zhou (Joe) Lu1
Faculty of Business and Economics, University of Hong Kong, Pokfulam, Hong Kong
- Abstract (0.5)
- Introduction (2)
- Institutional setting and literature review (3)
- Hypothesis development (2)
- Data and empirical design (5)
- Corporate governance and earnings management (4)
- Earnings management to tunnel (7)
- Conclusion (0.5)
- References (1)
50. (5) Contoh jurnal, Studi Spain (Publisher: ELSAVIER; Jurnal: JOURNAL OF BUSINESS RESEARCH )
Journal of Business Research 89 (2018) 229–234 (P: 6)
Corporate governance and financial performance: Therole of ownership and board structure
☆ Jordi Paniaguaa, Rafael Rivellesb,*, Juan Sapenab a Department of Applied Economics II,
University of Valencia, Av. Tarongers s/n, 46022 Valencia, Spain
- Abstract (0.5)
- Introduction (1)
- Conceptual framework (1)
- Empirical methods and data (1.5)
- Results and discussion (2)
- Conclusions (0.5)
- References (1)
51. (6) Draft Jurnal Internasional (26 pages)
FACTORS AFFECTING ON FINANCIAL DISTRESS WITH MARGINAL SCORE APPROACH:
EMPIRICAL STUDY OF STATE-OWNED ENTERPRISES IN INDONESIA
Aminullah Assagaf1*, Etty Murwaningsari1, Juniati Gunawan1 and Sekar Mayangsari1
1Faculty of Economics and Business, Trisakti University, Indonesia.
*Corresponding author: E-mail: assagaf29@yahoo.com
Authors’ contributions
This work was carried out in collaboration among all authors. Author AA designed the study, performed the statistical
analysis, wrote the protocol and wrote the first draft of the manuscript. Authors EM managed the analyses of the study.
Author JG and SM managed the literature searches. All authors read and approved the final manuscript.
- ABSTRACT (0.5)
- INTROCUTION (3.5)
- LITERURE REVIEW, KERNAGKA KONSEPTUAL DAN HYPHOTESIS (6)
- METHODOLOGY (4)
- RESULTS AND DISCUSSIONS (7)
- CONCLUSIONS, IMPLICATIONS AND RECOMMENDATIONS (2)
- REFERENCES (3)
52.
53. Topik, Tema dan Judul
1.Topik
Topik dalam artikel, adalah hal paling mendasar, ditentutkan tidak dengan asal-
asalan, sehingga harus memperhatikan beberapa hal, al:
Sesuai bidang ilmu yang kita tekuni
Menarik, utamanya bagi peneliti itu sendiri
Problematik, harus dapat menyelesaikan suatu permasalahan, baik yang
diperkirakan akan menjadi masalah ataupun sudah menjadi masalah
Mengandung pengetahuan dasar, karena topik bersifat mendasar.
Terbatas, walaupun bersifat dasar dan umum, topik haruslah tetap terbatas akan
suatu bidang tertentu
Memperhatikan proses pengumpulan data
Bermanfaat atau memiliki kontribusi
54. Topik
Dalam pembuatan topik perhatikan pokok masalah yang ada, lalu
tuangkan dalam dua kata agar memiliki sifat keterbatasan.
Contoh topik:
Kinerja : kinerja SDM, kinerja perusahaan
Biaya : efisiensi biaya
Keuntungan : keuntungan maksimum
Pemasaran : strategei pemasaran
Permintaan : pemintaan pasar
Produksi : kualitas produksi
Investasi : harga saham, return saham
Motivasi : motivasi kerja
Loyalitas : loyalitas pelanggan
Kepemimpinan : gaya kepemimpinan
dll
55. Tema
Tema merupakan topik yang sudah bertujuan, atau
Tema adalah topik yang sudah diberikan kata operasional ( mengandung pe-an).
Contoh tema:
Topik : kinerja SDM, Tema: Pengembangan kinerja SDM
Topik : Kinerja perusahaan, Tema: ,Peningkatan kinerja perusahaan
Topik : Efisiensi biaya, Tema: peningkatan efisiensi biaya
Topik : Keuntungan maksimum , Tema: Pencapaian keuntungan maksimum
Topik : Strategei pemasaran , Tema: Penerapan strategi pemasaran
Topik : Pemintaan pasar , Tema: Penguasaan permintaan pasar
Topik : Kualitas produksi , Tema: Peningkatan kualitas produksi
Topik : Risiko investasi , Tema: Pengendalian risiko investasi
Topik : Motivasi kerja , Tema: Peningkatan motivasi kerja
Topik : Loyalitas pelanggan , Tema: Peningkatan loyalitas pelanggan
Topik : Kepemimpinan demokratis , Tema: Penerapan kemimpinan demokratsi
dll
56. Judul
Judul memiliki sifat lebih spesifik ketimbang topik dan tema, perubahan dari tema ke judul cukup
ditambahkan keterangan seperti tempat, waktu, metode, menerangkan makna kata, dll.
Contoh Judul:
Pengembangan kinerja SDM dengan metode six sigma
Peningkatan kinerja perusahaan tahun 2021
Peningkatan efisiensi biaya dengan metode activity base cost system
Pencapaian keuntungan maksimum dengan pendekatan keseimbangan marginal
Penerapan strategi pemasaran melalui marketing mix (4P) + Triple bottom line (3P)
Penguasaan permintaan pasar secara optimal tahun 2021
Peningkatan kualitas produksi dengan metode Keizen (adanya perbaikan produksi)
Pengendalian risiko investasi dengan metode transfer risiko
Peningkatan motivasi kerja Karyawan dengan metode kontrak performance pada PT XYZ
Peningkatan loyalitas pelanggan dengan metode after sales service
Penerapan kemimpinan demokratsi untuk meningkatkan produktivitas karyawan PT ABC
dll
57. JUDUL
Pemilihan topik, kemudian dibuat judul
Topik : “Kinerja perusahaan”
Judul: “Faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan”
Topik : “ Penulisan karya ilmiah”
Judul: “Penulisan karya ilmiah untuk pemula sampai mahir dalam waktu 3 hari”
Judul adalah “topik” plus kata hiasan, tempatkan topik didepan atau dibelakang, orang
cenderung focus depan atau belakang
Judul menjelaskan manfaat setelah membaca, menarik untuk dibaca atau trik psikologi
Buat beberapa judul untuk memperoleh kreatifitas, pada akhirnya judul yg bagus
dipengaruhi oleh faktor kreatifitas
Manfaatkan referensi dari judul yg sudah dipublikasi
Judul, disarankan tidak lebih dari 12 kata jurnal berbahasa Indonesia dan tidak lebih dari
10 kata jurnal berbahasa Inggris
Dll
58. Contoh judul: Jurnal Bereputasi “Scopus”
Government subsidy, strategic profitability and its impact on financial performance:
empirical evidence from Indonesia
Aminullah Assagaf (Indonesia), Yusliza Mohd Yusoff (Malaysia), Rohail Hassan (Malaysia)
Good Governance and Local Government in Contemporary Indonesian Context
Bottom of Form
Assagaf, Aminullah
1
; Sirat, Abdul Hadi
2
; Salmiaty, Taty
3
Subsidy Government Tax Effect and Management of Financial Distress State Owned
Enterprises - Case Study Sector of Energy, Mines and Transportation
Aminullah Assagaf1 1 Graduate Master Program Management, University Dr. Soetomo Surabaya,
Indonesia
59. Contoh judul: Jurnal Bereputasi “Scopus”
Government subsidy, strategic profitability and its impact on financial performance:
empirical evidence from Indonesia
Aminullah Assagaf (Indonesia), Yusliza Mohd Yusoff (Malaysia), Rohail Hassan (Malaysia)
Determinant of state-owned enterprises financial health: Indonesia empirical evidence
Nur Sayidah, Aminullah Assagaf & Bayu Taufiq Possumah
Tax amnesty from the perspective of tax official
Nur Sayidah & Aminullah Assagaf |
60. Contoh: Judul Bahasa Indonesia
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BANK (STUDI EMPIRIK PADA INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA
EFEK INDONESIA) (The Factors Affecting Bank Performance (Empirical Study of the Banking Industry in Indonesia
Stock Exchange)
Didik Purwoko dan Bambang Sudiyatno Program Studi Manajemen Universitas Stikubank Semar
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
MALAYSIA DAN BURSA EFEK INDONESIA
Sri Hermuningsih Fakultas Ekonomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa e-mail: hermun_feust@yahoo.com Dewi
Kusuma Wardani Fakultas Ekonomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansisw
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK JAKARTA
Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik Andayani STIESIA Surabaya E-mail: nurfadjrih2003@yahoo.com
61. Contoh : Jurnal Bahasa Indonesia
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJAMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
BEI)
NUR AZLINA Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AGROINDUSTRY YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2012 FACTORS AFFECTING THE RETURN OF SHARES
IN AGROINDUSTRY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD OF 2009-2012
Fachreza Muhammad Legiman1 Parengkuan Tommy2 Victoria Untu3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN SUBSEKTOR PERBANKAN PADA BEI DALAM
MENGHADAPI MEA THE FACTORS THAT INFLUENCED COMPANY VALUE IN BANKING SUBSECKTOR AT IDX IN
THE FACE OF MEA
Switli Repi1 Sri Murni2 Decky Adare3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas
Sam Ratulangi Manado
62.
63. ABSTRAK (ABSTRACT)
• Secara umum, Abstrak merupakan tulisan sederhana yang tidak
terlalu panjang dengan jumlah kata yang telah dibatasi.
• Penulisan abstrak merupakan rangkuman atau intisari dari artikel
Ilmiah.
• Cara membuat abstrak mencakup keseluruhan dari penelitian yang
dilakukan sebagai bahan tinjauan umum bagi orang lain.
64. Penulisan Abstrak
Latar Belakang (10%)
Memasukkan latar belakang dari permasalahan serta tujuan penelitian. Dengan adanya latar belakang peneliti
akan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalah yang menjadi latar belakang penelitian yang dilakukan.
Metode Atau Pendekatan Masalah (10%)
Menjabarkan secara ringkas dan padat jenis metoode penelitan yang dilakukan dalam melakukan penelitian.
Hasil Penelitan (55%)
Menjabarkan hasil penelitian yang dilakukan, hal ini akan menjadi salah satu rujukan yang akan diperhatikan
oleh pembaca terkait penelitian yang dilakukan terkait latar belakang yang dihadapi dengan menggunakan
metode yang dipakai apakah dapat menyelesaikan permasalahan yang diteliti.
Kesimpulan dan implikasi (25%)
Kesimpulan mejadi penutup didalam abstrak yang baik. Dengan melampirkan kesimpulan akan dapat diketahui
bahwasanya penelitian yang telah dilakukan apakah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dan
bagaimana implikasinya.
65. Penulisan Abstrak
• Jumlah Kata
Jumlah kata antara 100 – 150 suku kata, bukan menjadi jumlah yang mutlak terpenuhi.
Biasanya sudah ditentukan oleh publisher atau jurnal.
• Jarak Antar Baris
Spasi penulisan antar baris adalah spasi 1 (single spacing). Hal ini bertujuan untuk
memadatkan abstrak yang dibuat serta dapat mencakup abstra bahasa indonesia dan
abstrak bahasa Inggris dalam satu halaman.
• Penulisan Bahasa Asing
Penggunaan bahasa asing dalam abstrak yang dibuat harus dicetak miring dalam
penulisannya, juga bahasa ilmiah yang ditulis dalam penulisan abstrak.
• Kata kunci
Kata kunci yang terkait dengan penelitian yang dicatat pada bagian akhir, yaitu sekitar 3
sampai 5 kata yang dipisahkan dengan tanda koma (,).
67. Contoh 4: Abstract ( 109 kata) ...Scopus
(Elsevier)
ABSTRACT
This study examines how corporate governance and ownership structure relate to the financial
performance of firms. We estimated this relationship using fsQCA. We enhanced our analysis using
complementary linear and non-linear multiple regression analysis. The panel data used in this study
covered 1207 companies from 59 countries across 19 sectors for the period 2013 to 2015. The study
makes two main contributions. First, the multiple empirical techniques employed in this study offer a
broader approach to the empirical analysis of financial performance. Second, the study aids our
understanding of the role of corporate governance and ownership in the financial performance of firms.
Keywords: Firm performance fsQCA Corporate governance
68. Contoh : Abstract ( 258 kata)
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the phenomenon of financial distress in State-Owned Enterprises or
SOEs. Research gap from this phenomenon is that a number of SOEs experience financial difficulties due to
losses, dependency on funding for government subsidies and the need for additional capital investment for
investment funding, while the objective of establishing SOEs as Law number 19 of 2013 includes conducting
business based on the principles of business management, healthy and pursue profits in order to increase the
value of the company. This study selected a sample of 31 SOEs from 51 SOEs that experienced the financial
difficulties referred to above, with observations over the last five years 2014 - 2018. This study found a new
concept or as a novelty on measuring financial distress based on marginal approaches, and at the same time
complementing previous research. This study also found several key variabels that significantly influence SOE
financial distress, namely capital expenditure, working capital, retained earnings, equity, real activities
earnings management and interaction variabels between cash flow from operating and government subsidy.
The originality of this study, the concept of novelty in the measurement of financial distress based on marginal
approach is called Score Marginal. This finding has implications for future research, because the
measurement of financial distress is more realistic after being tested using realization data, measurement
methods based on marginal approaches or different from previous studies, and the results help management to
assess or evaluate the level of financial distress of SOEs.
Keyword: Accounting Management, Financial Management, and Marginal Theory.
69. Contoh 1 : Abstract (203 kata)
ABSTRACT: This study aims to examine the factors that affect the performance of banks listed on the
Indonesia Stock Exchange. These factors were operating efficiency (ROA), credit risk (NPL), market risk
(NIM), capital (CAR), and liquidity (LDR). The data used in this study were obtained from the Company's
Financial Statements Banking Publications listed on the Stock Exchange. Based on purposive sampling
method, the sample is worth using as many as 28 corporate banking with the following criteria: banking
company is listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI), never on delete, and provide financial statement
data for the period 2007-2010. The type of data used are secondary data, which is a combination of time
series and cross section data. Technical analysis used multiple linear regression. The results showed that the
variables BOPO and NPL are significant negative effect on ROA, NIM is significant positive effect on ROA,
CAR and LDR whereas no significant effect on ROA. Coefficient of determination, which shows the
magnitude of the influence BOPO, NPL, NIM, CAR and LDR to ROA are 73.1%, while the rest of 26.9%
explained by other causes outside the model.
Key words: efficiency of operations (ROA), credit risk (NPL), market risk (NIM), capital (CAR), liquidity
(LDR).
70. Contoh 2: Bahasa Indonesia (186 kata)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank
yang listed di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor tersebut adalah efisiensi operasi (BOPO), risiko
kredit (NPL), risiko pasar (NIM), permodalan (CAR), dan likuiditas (LDR). Data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BEI. Berdasarkan metode Purposive Sampling, sampel yang layak digunakan sebanyak
28 perusahaan Perbankan dengan kriteria antara lain: perusahaan perbankan tersebut terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI), tidak pernah di delete dan memberikan data laporan keuangan selama
periode 2007-2010. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yang merupakan gabungan dari
data time series dan cross section. Tehnik analisis yang digunakan regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukan bahwa variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA, NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR dan LDR tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien determinasi, yang menunjukkan besarnya
besarnya pengaruh BOPO, NPL, NIM, CAR dan LDR terhadap ROA sebesar 73,1 %, sedangkan
sisanya sebesar 26,9 % dijelaskan oleh sebab lain diluar model.
Kata kunci : efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), permodalan (CAR),
likuiditas (LDR).
71.
72. Pendahuluan (Introduction)
• Pendahuluan seharusnya jangan terlalu panjang.
• Biasanya 1-2 halaman; Satu halaman untuk artikel sekitar 10-12 halaman,
atau dua halaman untuk artikel yang lebih panjang.
• Kira-kira panjang bagian pendahuluan adalah 10% dari keseluruhan artikel
(Grant dan Pollock, 2011).
• Menurut Day (1975), pendahuluan seharusnya:
1. Mempresentasikan dengan jelas batasan masalah yang diteliti
2. Untuk mengarahkan pembaca, tinjauan pustaka singkat dapat
dimasukkan
3. Metode penelitian seharusnya dinyatakan, dan jika diperlukan juga
dituliskan alasan mengapa metode tersebut dipilih
4. Menyatakan hasil penting penelitian
73. Pendahuluan
Menurut Day (1975), pendahuluan seharusnya:
Mempresentasikan dengan jelas batasan masalah yang diteliti
Untuk mengarahkan pembaca, tinjauan pustaka singkat dapat dimasukkan
Metode penelitian seharusnya dinyatakan alasan mengapa metode tersebut dipilih
Menyatakan hasil penting penelitian
Menurut Walsham (2006), pendahuluan seharusnya menjelaskan:
Mengapa topik artikel penting
Bagaimana kontribusi artikel dikembangkan
Struktur artikel
74. Pendahuluan
Secara umum Pendahuluan mencakup:
Phenomena penelitian
Research gap
Motivasi penelitian utk mengkaji research gap dgn mempelajari teori dan
penelitian sebelumnya yg relevan (secara umum, singkat)
Pandangan penelitian sebelumnya dan pandangan peneliti terhadap
fenomena tersebut
Novelti, originalitas penelitian
Kontribusi penelitian (secara umum)
Pentingnta penelitian
75.
76.
77. Research Gap
Theoritical gap, berkaitan dengan teori-teori dan framework, dimana terdapat kelemahan,
limitasi atau sesuatu yang tidak perna. Merancang untuk menambahkan sesuatu yang baru
dan menambahkan teori atau framework kajian. Strategi memenuhi gap theoretical, yaitu: (a)
menambahkan variabel dalam framework dari suatu hasil kajian, (b) menggunakan suatu
teori yang cenderung digunakan dalam bidang lain, dan kemudian diuji dan digunakan
pada kajian tertentu, (c) menggunakan framework yang sama dengan menggunakan teori
lain, (d) ambil suatu framework untuk diuji pada kajian tertentu, (e) bangun suatu framework
yang baru.
Conceptual gap, berkaitan dengan konsep yang digunakan dalam suatu kajian tertentu,
terdapat banyak konsep yang sama tetapi didefinisikan secara berbeda, terdapat pembangunan
konsep yang tidak dibangun secara jelas atau tidak dikaitkan dengan teori. Strategi memenuhi
gap conceptual, yaitu: (a) meneliti maksud suatu konsep dibangun, ada keraguan dan tidak
jelas, (b) gunakan konsep bidang lain yang terdekat atau relevan, berikan justifikasi, (c)
berikan definisi yang lebih jelas jika terdapat keraguan, (d) bangun konsep baru jika belum
tersedia.
78. Empirical gap, terdapat bias, kelemahan atau limitasi dalam aspek metodologi yang
mempengaruhi suatu kajian, sampel dari sector yang berbeda sumbernya tidak dapat digunakan
untuk generalisasi. Strategi memenuhi empirical gap, yaitu: (a) test sekali lagi dengan
menggunakan sampel yang sama dan lihat konsistensinya, (b) perhatikan kelemahan dan
limitasi kajian sebelumnya dalam aspek metode yang digunakan, dan atasi kelemahan
tersebut dengan metode yang lebih baik.
Methodological gap, terkait dengan limitasi suatu metode, kelemahan justifikasi terhadap
kajian tertentu, memungkinkan dikembangkan suatu metode dengan menggunakan mix method,
instrument yang berbeda teapi menggunakan konsep yang sama memberikan hasil yang bereda.
Staretgi mengisi methodological gap, yaitu: (a) gunakan metode yang terbaik untuk menjawab
permaslahan, (b) tambahkan metode jika perlu, (c) gunakan instrument yang berbeda dengan
menggunakan konsep yang sama, (d) gunakan sampel yang berbeda dan bangun instrument
baru.
Practical gap, terkait dengan intervensi atau pengaruh lingkungan yang menyebabkan sulit
untuk diaplikasikan, seperti pengaruh faktro budaya, agama, budaya organisasi, kepemimpinan
dan personality. Startegi mengisi practical gap, yaitu: siapkan suatu intervensi baru yang lebih
bagus.
Reseacrh Gap
79.
80.
81. Literatur, Kerangka konseptual dan hipotesis (literature,
Conceptual Framework and hypothesis)
• Literatur : teori dan penelitian sebelumnya yg terkait
• Kerangka konseptual
• Hipotesis: Tiap variabel independen yg mempengaruhi variabel
dependen, mengemukakan penelitaian sebelumnya yang terkait
dengan variabel tersebut, kemudian mengajukan hipotesis
• Contoh:
82. Contoh 1: Agency Theory
Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (2003)
adalah hubungan atau kontrak antara principle dan agent. Penjelasan
mengenai konsep manajemen laba dapat juga dengan menggunakan
teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik
manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara
manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul Ketika setiap
pihak berusaha untuk mempertahankan tingkat kemakmuran .
84. Contoh 2: Teori Portopolio
Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M.
Markowitz, dan pada tahun 1952 teori tersebut dipublikasi secara luas pada
Journal of Finance. Halim (2003:50) menyatakan bahwa portofolio merupakan
kombinasi atau gabungan atau sekumpulan assets, baik berupa real assets
maupun financial assets yang dimiliki oleh investor. Husnan (2003:45)
menyatakan bahwa portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini
menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa
proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori portofolio berbicara mengenai
bagaimana kita menggunakan dana untuk investasi agar mendapatkan return
yang diharapkan dengan resiko seminimal mungkin.
85. Contoh 3: Attribution Theory
• Attribution Theory mempelajari proses bagaimana seseorang mengintrepretasikan suatu peristiwa,
mempelajari bagaimana seseorang menginterpretasikan alasan atau sebab perilakunya (Luthans,
1998 serta Steers, 1988). Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang mengargumentasikan
bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces)
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang misalnya kemampuan atau usaha dan
eksternal forces yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar misalnya task difficulty atau
keberuntungan. Berdasarkan hal itu maka seseorang termotivasi untuk memahami lingkungannya
dan sebab-sebab kejadian tertentu. Dalam penelitian keperilakuan, teori ini diterapkan dengan
dipergunakannya variabel locus of control. Variabel tersebut terdiri dari dua komponen
yaituinternal locus of control dan external locus of control. Internal locus of control adalah
perasaan yang dialami seseorang bahwa dia mampu secara personal mempengaruhi kinerjanya
serta perilakunya melalui kemampuan, keahlian dan usaha yang dia miliki. Dilain pihak external
locus of control adalah perasaan yang dialami seseorang bahwa perilakunya sangat ditentukan oleh
faktor-faktor diluar pengendaliannya
86. Contoh 4: Goal Theory
Goal Theory Teori ini mula-mula dikembangkan oleh Edwin A. Locke (1968). Teori ini
mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua cognitions yaitu values
dan intentions (atau tujuan). Yang dimaksud dengan values adalah apa yang dihargai
seseorang sebagai upaya mendapatkan kemakmuran/ welfare. Orang telah menentukan
goal atas perilakunya dimasa depan dan goal tersebut akan mempengaruhi perilaku
yang sesungguhnya. Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide
(pemikiran) dan niat seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan/tingkat kinerja
yang ingin dicapai oleh individu. Jika seorang individu komit dengan sasaran tertentu,
maka hal ini akan mempengaruhi tindakannya dan mempengaruhi konsekuensi
kinerjanya
87. Contoh 5: Meta Teori Akuntansi
• Meta Teori Akuntansi, yaitu teori akuntansi berkembang menuju dua orientasi yaitu teori akuntansi
positif dan teori akuntansi normatif, dan dapat dirumuskan dengan metode deduktif maupun
induktif. Apapun pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam memformulasi suatu teori
akuntansi, rerangka konseptual yang dihasilkan dari teori akuntansi tetap didasarkan pada
sekelompok elemen dan hubungan tertentu. Belkaoui (2000) menyebutkan empat elemen yang
terdapat dalam struktur teori akuntansi yaitu: 1) tujuan laporan keuangan; 2) postulat akuntansi dan
konsep teoretis akuntansi, 3) prinsip-prinsip akuntansi, dan 4) teknik-teknik akuntansi. (accounting
principles) adalah aturan pengambilan keputusan umum yang diturunkan dari postulat dan konsep
teoritis akuntansi yang menentukan perkembangan teknik-teknik akuntansi. Dan pada tingkatan
paling bawah yaitu teknik-teknik akuntansi merupakan aturan-aturan khusus dalam
memperlakukan transaksi-transaksi dan kejadiankejadian tertentu pada perusahaan.
88. Contoh 6: Signaling theory
• Teori sinyal (signaling theory) merupakan salah satu teori pilar dalam memahami manajemen
keuangan. Secara umum, sinyal diartikan sebagai isyarat yang dilakukan oleh perusahaan
(manajer) kepada pihak luar (investor). Sinyal tersebut dapat berwujud berbagai bentuk, baik yang
secara langsung dapat diamati maupun yang harus dilakukan penelaahan lebih mendalam untuk
dapat mengetahuinya. Apapun bentuk atau jenis dari sinyal yang dikeluarkan, semuanya
dimaksudkan untuk menyiratkan sesuatu dengan harapan pasar atau pihak eksternal akan
melakukan perubahan penilaian atas perusahaan. Artinya, sinyal yang dipilih harus mengandung
kekuatan informasi (information content) untuk dapat merubah penilaian pihak eksternal
perusahaan. Secara umum, teori sinyal berkaitan dengan pemahaman tentang bagaimana suatu
sinyal sangat bernilai atau bermanfaat sementara sinyal yang lain tidak berguna. Teori sinyal
mencermati bagaimana sinyal berkaitan dengan kualitas yang dicerminkan di dalamnya dan
elemen-elemen apa saja dari sinyal atau komunitas sekitarnya yang membuat sinyal tersebut tetap
meyakinkan dan menarik. Selain itu, teori ini juga mencermati apa yang akan terjadi manakala
sinyal yang diisyaratkan tidak sepenuhnya meyakinkan atau seberapa besar yang ketidakyakinan
yang dapat ditoleransi sebelum sinyal tersebut menjadi tidak bermakna sama sekali.
89. Contoh 7: Teori Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada
tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu. Masyarakat selaku konsumen harus
membeli barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan
bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai
macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang
mempengaruhi. Adapun unsure-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang
atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah
barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkanpada tingkat harga tertentu
dan waktu tertentu.Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen
menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini
kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu.
permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan
penawaran bersangkut paut dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran
adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat
harga dan situasi.
90. Literatur
• Teori : buku referensi melalui …..gen.lib.rus.ec
• Penelitian Terdahulu: melalui …google scholar
92. Grand Teori, Middle Teori dan Applied Teori
1. Grand Teori merupakan dasar lahirnya teori-teori lain dalam
berbagai level. Disebut makro karena teori-teori ini berada pada
level makro
2. Middle Teori merupakan teori yang berada pada level
mezo/menengah dimana fokus kajiannya makro dan mikro.
3. Applied Teori merupakan teori yang berada di level mikro dan
siap diaplikasikan dalam konseptualisasi (Dougherty &
Pfaltzgraff 1990, 10-11)
93. Grand theory, Mid-range theory, Narow teory, Teori Penetrasi
social , Teori Pemikiran kelompok
Grand theory adalah setiap teori yang dicoba dari penjelasan keseluruhan dari kehidupan sosial, sejarah, atau pengalaman
manusia. Pada dasarnya berlawanan dengan empirisme, positivisme atau pandangan bahwa pengertian hanya mungkin
dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta, masyarakat dan fenomena.
Mid-range theory disepakati sebagai suatu bidang yang relatif luas dari suatu fenomena, tapi tidak membahas keseluruhan
fenomena dan sangat memperhatikan kedisiplinan (Chinn and Kramer, 1995, p 216).Beberapa mid-range theories didasari oleh
grand theories. Hal ini ditegaskan pernyataan Smith (1994), bahwa fungsi utama grand theories adalah sebagai sumber utama
yang selanjutnya akan dikembangkan oleh middle-range theories
Narrow Theory, adalah teori yang berusaha menjelaskan suatu aspek yang terbatas dari suatu fenomena seperti
komunikasi. Atau lebih menekankan pada orang-orang tertentu pada situasi tertentu pula. Kita tidak bisa mengelola untuk
mendapatkan informasi di internet tentang teori ini, sehingga dari pemahaman kita, sebuah teori yang sempit adalah teori yang
digunakan dan diterima oleh sekelompok kecil orang dan penjelasannya cukup sempit, teori ini juga menjelaskan pandangan
pribadi dan pengalaman.
Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas
tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang
lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya, atau dalam bahasa Altman
dan Taylor: penetrasi sosial.
Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L Janis. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan
satu mode berpikir sekelompok orang yang sifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk
mencapai kata mufakat. Untuk mencapai kebulatan suara klompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan
secara realistis.
94.
95. Teori, Proposisi, Fakta
Teori
Teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau
fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga
merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan,
meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu, misalnya benda-benda mati, kejadian-kejadian alam, atau tingkah
laku hewan.
Proposisi
Proposisi merupakan kalimat logika yang mana pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang
dapat dinilai benar atau salah. Ada yang mengartikan proposisi sebagai ekspresi verbal dari putusan yang berisi
pengakuan atau penginkaran sesuatu (predikat) terhadap sesuatu yang lain (subjek) yang dapat dinilai benar atau
salah. Misalnya, tidak satupun tumbuhan memiliki kaki.
Fakta
Fakta dalam bahasa Latin disebut focus, yang artinya segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data
keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Sedangkan catatan atas pengumpulan fakta
dinamakan data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena
mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan
pengalaman orang lain yang sesungguhnya.
96. Ilmu
• Menurut Nazir(1988), Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis,
pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil – dalil tertentu menurut kaidah – kaidah
umum.
Menurut Shapere (1974), konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal yaitu adanya
rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi.
Menurut Schulz (1962),Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif
dan konsistensi dengan realitas sosial.
Secara garis besar, ilmu merupakan suatu kumpulan proses dengan menggunakan suatu
metode ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan yang sistematis.
Secara etimologi ilmu berasal dari kata “ilm” (Bahasa Arab), Science (Bahasa inggris) atau
Scientia (Bahasa Latin)yang mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau
mengetahui. Lalu apa perbedaan ilmu dengan pengetahuan? Pengetahuan yang
merupakan padan kata dari knowledge merupakan kumpulan fakta – fakta, sedangkan
ilmu adalah pengetahuan ilmiah/sistematis. Kumpulan fakta – fakta tersebut merupakan
bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum
97. Dalil
Dalil adalah suatu hal yang menunjuk pada apa yang dicari; berupa alasan, keterangan
dan pendapat yang merujuk pada pengertian, hukum dan hal-hal yang berkaitan dengan
apa yang dicari.[1][2]
Dalam Islam dalil dapat dibagi menjadi dua yaitu dalil naqli yang adalah Al-Quran dan
hadis Nabi dan dalil aqli yang adalah pemikiran ulama.[1] Al-Quran dan hadis Nabi disebut
dalil naqli karena isinya diambil dari Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Allah serta
dari perbuatan Nabi dan sahabatnya.[1] Keduanya bukan berasal dari manusia karena
merupakan wahyu Allah.[1]
Dalil naqli sudah pasti benar hukumnya.[1] Sementara, dalil aqli merupakan pendapat dan
argumen yang dihasilkan oleh para pemikir Islam atau disebut sebagai ijtihad ulama.[1]
Pemikiran para ulama ini bisa benar bisa salah.
Ajaran dan ayat Al-Quran yang bisa dipastikan tafsiran dan maknanya disebut dalil
qat’i.[1] Dalil inilah yang menjadi dasar ajaran Islam.[1] Sementara ayat Al-Quran yang bisa
menimbulkan beberapa interpretasi tidak dipakai sebagai ajaran utama Islam.[1]
117. 3. Buka jurnal, install ke Laptop, dan save ke
folder mis: references
118. 4. Mulai mengetik artikel dengan menggunakan
referensi dari jurnal yg ada di folder references butir 3
• Ketik text di word seperti contoh slide berikut….
• Kursor pada kalimat yg menunjuk referensi….
• Klik ….References …(bagian atas di word)
• Klik ….Insert citation
• Ketik Author atau nama atau tahun pada kotak kecil yg tersedia
• Pilih references dalam kotak kecil…..ok
• Secara otomatis akan tercatat …”nama Author dan tahun “ seperti
contoh pada slide berikut….
119.
120. 5. Membuat daftar pustaka atau References
• Korsor pada halaman daftar pustaka atau kosong
• Klik…. References….
• Pilih…Style APA atau “American Psychological Association”
• Klik…Insert Bibligraphy…
• Hasilnya…..Dfatar Pustaka
• Edit…tambahkan Judul …”References atau daftar Pustaka”
• Luruskan kiri-kanan…seperti slide berikut
• Selanjutnya…..ulangi proses 2 dan 5 diatas
130. Contoh: Kerangka konseptual & Hipotesis
Penelitian
H1 : Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Risiko Perusahaan, Loan To Deposit Ratio (LDR, dan
Non Performing Loan (NPL) diduga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
H2 : Return On Asset (ROA) diduga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
H3 : Return On Equity (ROE) diduga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
H4 : Risiko Perusahaan diduga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
H5 : Loan To Deposit Ratio (LDR) diduga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
H6 : Non Performing Loan (NPL) diduga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
132. Hipotesis: Contoh 1
Objectives of the study
The main objective of the study is to investigate the effect offinancial leverage on financial performance of companies
with particular reference to quoted pharmaceuticalcompanies in Nigeria.
The specific objectives of this study are:
To examine the effect of debt ratio (DR) on Return on Assets(ROA) of quoted pharmaceutical companies in Nigeria.
To determine whether debt- equity ratio (DER) have any effect on Return on Assets (ROA) of quoted
pharmaceutical companies in Nigeria.
To establish if there is any effect of interest coverage ratio (ICR) on Return on Assets (ROA) of quoted
pharmaceutical companies in Nigeria.
Hypotheses
Statement of Hypotheses Based on the objectives of the study, the following hypotheses were developed:
H1: There is a significant effect ofDebt Ratio (DR) onReturn on Assets (ROA) of quoted pharmaceutical companies in
Nigeria.
H2: Debt to Equity Ratio (DER) has a significant effect on Return on Assets (ROA) of quoted pharmaceutical companies
in Nigeria.
H3: There is a significant effect of interest coverage ratio (ICR) on Return on Assets (ROA) of quoted pharmaceutical
companies in Nigeria.
133. Hipotesis : Contoh 2
Insider ownership dan Kebijakan Dividen
Jensen, at al (1992) yang melakukan penelitian tentang hubungan antara insider
ownership, kebijakan hutang dan kebijakan dividen dengan menggunakan analisa
least square 3 tahap. Hasilnya mendukung pernyataan bahwa ownership,
kebijakan hutang dan kebijakan dividen mempunyai hubungan yang
interdependensi. Secara khusus insider ownership berpengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang dan dividen. Dengan demikian hipotesis yang dibangun dalam
penelitian ini adalah bahwa insider ownership berhubungan negatif dengan
kebijakan dividen.
H1: Insider ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan deviden.
134. Hipotesis: Contoh 3
Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen
Interdependensi antara kebijakan hutang dengan dividen dalam perspektif teori keagenan masih tergolong
dalam lingkup penelitian behavioral (walaupun aspek kuantitatif keuangan lebih ditonjolkan) karena adanya
dampak dari prilaku manajemen dan pemegang saham yang mempengaruhi keputusan keuangan perusahan.
Prilaku principal-agent dalam perusahan membawa pengaruh adanya konflik kepentingan yang digerakkan oleh
governance mechanism (Eisenhardt, 1989 dalam Harjito, 2006). Eisenhardt (1989) membagi teori keagenan
kedalam dua aliran yaitu Positivist Agency Theory dan Principal-Agent Research. Penelitian yang akan dilakukan
ini lebih mengarah kepada positivist agencytheory karena menguji hubungan keagenan antara manajemen
(agent) dengan pemegang saham (principal). Hubungan antara hutang dengan dividen diuji oleh Masulis dan
DeAngelo (1988) bahwa hutang dan dividen relevan bila terdapat pajak dan tidak terjadi ekuilibrium. Koch dan
Shenoy (1999 dalam Harjito 2007) membuktikan bahwa terdapat inter dependensi antara kebijakan hutang
dengan dividen yang secara signifikan bersamasama mempengaruhi future cash flow. Hartono (2005)
menemukan bahwa kebijakan dividen merupakan mekanisme untuk mempengaruhi kebijakan hutang. Jensen,
Solberg dan Zorn (1992) menemukan bahwa manajemen akan melakukan trade-off antara pembayaran dividen
dengan tagihan tetap dari hutang. Dividen yang tinggi bisa mencerminkan bahwa perusahan tidak mempunyai
potencial opportunity investment, hal ini biasanya terjadi untuk perusahaan nongrowth sehingga hutang akan
rendah (Gaver dan Gaver, 1993). Hubungan hutang dengan dividen adalah negatif, menurut bukti empiris
diatas. Oleh karena itu hipotesis yang dapat dibangun adalah:
H2: Kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan deviden
135. Hipotesis: Contoh 4
Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan
Ada tiga kelompok yaitu MM (Modigliani dan Miller, 1958) berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak
relevan yang berarti tidak ada kebijakan dividen yang optimal karena dividen tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. Kelompok kedua adalah pendapat Gordon-Lintner yaitu dividen lebih kecil resikonya daripada
capital gain, sehingga dividen setelah pajak dan menawarkan dividen yield yang lebih tinggi akan
meminimumkan biaya modal. Kelompok ketiga adalah bahwa karena dividen cenderung dikenakan pajak
daripada capital gain, maka maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham
dengan dividend yield yang tinggi. Kelompok ini menyarankan bahwa dengan dividend payout ratio (DIVD)
yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga pendapat nampak bertentangan, namun
coba kita mempertimbangkan kandungan informasi, maka dapat dikatakan bahwa pembayaran dividen
sering diikuti oleh kenaikan harga saham. Kenaikan pembayaran dividen dilihat sebagai signal bahwa
perusahaan memiliki prospek yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen akan dilihat sebagai
prospek perusahaan yang buruk. Dengan demikian hipotesis yang dapat dibangun adalah:
H3: Kebijakan Dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
139. Populasi dan Sampel
• Teknik Pengambilan Sampel – Sampel merupakan bagian populasi
penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu
penelitian.
• Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika
yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.
140. Pengambilan Sampel
Tujuan Pengambilan Sampel;
Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan
pengambilan data pada seluruh populasi.
Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.
Tahapan Pengambilan Sample diantaranya;
Mendefinisikan populasi yang akan diamati
Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
142. PROBABILITY SAMPLING
1) Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan sampel
menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel
penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
2) Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian. Misalnya
sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10.
Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
3) Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)Metode Pengambilan sampel acak
berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada
manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari
masing-masing kelompok tersebut.
4) Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)Cluster Sampling adalah teknik
sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu.
Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang
berbeda di dalam suatu instansi.
5) Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)Proses pengambilan sampel jenis ini
dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa ->
RW – RT
143. NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE
1) Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini
menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan
sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
2) Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau
korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel
berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat
terpenuhi.
3) Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel yang
kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit
langka yang sampelnya sulit didapatkan.
4) Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini mengambil
jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti.
5) Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi
sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.
144. Penentuan sampling “Slovin”
Rumus Slovin
Secara Matematis, Rumus Slovin yang kita gunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
sebagai berikut :
n = N / ( 1 + N.(e)2
)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Total Populasi
e = Batas Toleransi Error
Rumus Slovin :
n = N / ( 1 + N.(e)2)
n = 1000 / ( 1 + 1000.(10%)2
)
n = 1000 / ( 1 + 1000.(0,1)2
)
n = 1000 / ( 1 + 1000.(0,01))
n = 1000 / ( 1 + 10)
n = 1000 / 11
n = 90,9 ⇒ dibulatkan menjadi 91 orang.
145.
146. Definisi operasional
• Definisi operasional, adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
• Definisi operasional variabel dalam penelitian merupakan hal yang sangat
penting guna menghindari penyimpangan atau kesalah pahaman pada saat
pengumpulan data.
• Penyimpangan muncul dalam bentuk "bias".
• Penyimpangan dapat disebabkan oleh pemilihan/penggunaan instrumen
(alat pengumpul data) yang kurang tepat atau susunan pertanyaan yang
tidak konsisten.
• Namun, bukan berarti bahwa semua variabel perlu diberikan definisi
operasional Variabel yang sudah jelas, mempunyai pengertian dan
interpretasi yang sama, misalnya jenis kelamin (sex"), tidak perlu diberikan
definisi operasional.
147. PENGUKURAN VARIABEL
• Pengukuran adalah dasar dari penyelidikan ilmiah. Segala sesuatu
yang kita lakukan dimulai dengan pengukuran objek yang akan kita
pelajari. Pengukuran adalah pemberian angka atau kode pada suatu
obyek.
• Terdapat empat Jenis Skala Pengukuran yaitu Nominal, Ordinal,
Interval, Ratio. Skala yang paling rendah adalah Nominal dan yang
tertinggi adalah Skala Rasio. Skala pengukuran yang lebih tinggi akan
memiliki karakteristik skala pengukuran di bawahnya. Misalnya, skala
Rasio akan memiliki karakteristik Nominal, Interval, dan Ordinal.
148. 1. Variabel Nominal/Skala Nominal
Variabel nominal merupakan variabel dengan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya dan
hanya bisa digunakan untuk klasifikasi kualitatif atau kategorisasi. Artinya, variabel tersebut hanya
dapat diukur dari segi apakah karakteristik suatu objek bisa dibedakan dari karekateristik lainnya, tetapi
kita tidak dapat mengukur atau bahkan mengurutkan peringkat kategori tersebut.
Sebagai contoh, kita dapat mengatakan bahwa jenis kelamin ke 2 orang tersebut berbeda, satu
perempuan dan satunya lagi laki-laki. Di sini kita bisa membedakan karakteristik keduanya, tetapi kita
tidak bisa mengukur dan mengatakan mana yang “lebih” atau mana yang “kurang” dari kualitas yang
diwakili oleh variabel tersebut.
Kita hanya bisa memberikan kode/label pada kedua karakteristik tersebut, misalnya angka 0 untuk
perempuan dan angka 1 untuk laki-laki.
Kode/label angka tersebut bisa saja di tukar. Kode di sana hanya berfungsi sebagai pembeda antara
kedua objek dan tidak menunjukkan urutan atau kesinambungan. Angka 1 tidak menunjukkan lebih
tinggi atau lebih baik di banding 0.
Contoh-contoh variabel nominal lainnya adalah: jenis tanah,varietas, ras, warna, bentuk, kota,
Golongan darah, Jenis penyakit, Agama, Suku, Nomor KTP/SIM/Kartu Pelajar
149. Variabel Ordinal/ Skala Ordinal
Variabel ordinal memungkinkan kita untuk mengurutkan peringkat dari objek yang kita ukur.
Dalam hal ini kita bisa mengatakan A “lebih” baik dibanding B atau B “kurang” baik dibanding A,
namun kita tidak bisa mengatakan seberapa banyak lebihnya A dibanding B.
Dengan demikian, batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat
dibandingkan hanyalah apakah nilai tersebut lebih tinggi, sama, atau lebih rendah daripada nilai
yang lain, namun kita tidak bisa mengatakan berapa perbedaan jarak (interval) diantara nilai-nilai
tersebut.
Contoh umum variabel ordinal adalah status sosial ekonomi keluarga.
Sebagai contoh, kita tahu bahwa kelas menengah ke atas lebih tinggi status sosial ekonominya
dibanding kelas menengah ke bawah, tapi kita tidak bisa mengatakan berapa lebihnya atau
mengatakan bahwa kelas menengah ke atas 18 % lebih tinggi.
Pemberian simbol/kode angka pada skala ordinal, selain berfungsi untuk membedakan karakteristik
antar objek juga sudah menetukan urutan peringkat dari objek tersebut.
Contoh: Tingkat pendidikan atau kekayaan, Tingkat keparahan penyakit, Tingkat kesembuhan,
Derajat keganasan kanker
150. Variabel Interval/ Skala Interval
• Variabel Interval tidak hanya memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan, mengurutkan
peringkatnya, tetapi kita juga bisa mengukur dan membandingkan ukuran perbedaan diantara nilai.
Sebagai contoh, suhu, yang diukur dalam derajat Fahrenheit atau Celcius, merupakan skala interval.
• Kita dapat mengatakan bahwa suhu 50 derajat lebih tinggi daripada suhu 40 derajat, demikian juga suhu
30 derajat lebih tinggi dibanding dengan suhu 20 derajat.
• Perbedaan selisih suhu antara 40 dan 50 derajat nilainya sama dengan perbedaan suhu antara 20 dan 30
derajat, yaitu 10 derajat. Jelas disini bahwa pada skala interval, selain kita bisa membedakan
(mengkategorikan), mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa perbedaannya/selisihnya dan jarak
atau intervalnya juga dapat dibandingkan.
• Perbedaan antara kedua nilai pada skala interval sudah punya makna yang berarti, berbeda dengan
perbedaan pada skala ordinal yang maknanya tidak berarti. Misalnya, perbedaan antara suhu 40 dan 50
derajat dua kali lebih besar dibandingkan dengan perbedaan antara suhu 30 dan 35.
• Dengan demikian, selain sudah mencakup sekala nominal, juga sudah termasuk skala ordinal, tetapi
nilai mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara matematik, oleh karena batas-batas variasi nilai pada
interval adalah arbiter (angka nolnya tidak absolut).
• Contoh Skala Interval lainnya: Tingkat kecerdasan (IQ), Beberapa indeks pengukuran tertentu
151. Variabel Rasio/ Skala Rasio
• Variabel rasio sangat mirip dengan variabel interval; di samping sudah memiliki semua sifat-sifat
variabel interval, juga sudah bisa diidentifikasi titik nol mutlak, sehingga memungkinkan
menyatakan rasio atau perbandingan di antara kedua nilai, misalnya x adalah dua kali lebih y.
• Contohnya adalah berat, tinggi, panjang, usia, suhu dalam skala kelvin. Sebagai contoh, berat A =
70 kg, berat B =35 kg, Berat C = 0 kg. Disini kita bisa membandingkan rasio, misalnya kita bisa
mengatakan bahwa berat A dua kali berat B. Berat C = 0 kg, artinya C tidak mempunyai bobot.
Angka 0 di sini jelas dan berarti dan angka 0 menunjukkan nilai 0 mutlak.
• Memang agak sedikit susah dalam membedakan antara skala interval dengan rasio. Kuncinya
adalah di angka 0, apakah nilai nol tersebut mutlak (berarti) atau tidak? Sebagai contoh, suhu bisa
berupa skala interval tapi bisa juga skala rasio, tergantung pada skala pengukuran yang digunakan.
• Apabila kita menggunakan skala Celcius atau Fahrenheit, termasuk skala interval, sedangkan
apabila Kelvin yang digunakan, suhu termasuk skala rasio. Mengapa? Karena suhu 0 derajat
Kelvin adalah mutlak! Kita tidak saja dapat mengatakan bahwa suhu 200 derajat lebih tinggi
daripada suhu 100 derajat, tetapi kita juga sudah dapat menyatakan dengan pasti bahwa rasionya
benar dua kali lebih tinggi.
• Contoh: Waktu, panjang, tinggi, berat, usia, Kadar zat dan jumlah sel tertentu, Dosis obat, dll
152. Ringkasan skala pengukuran:
Skala Definisi Level
Operasi
Aritmetik
Contoh
Nominal Data Kategori
Mutually
exclusive =, ≠
Jenis Kelamin
Wana Kulit
Ordinal
Data yang hanya bisa
diurutkan dari kecil ke
besar atau sebaliknya
Mutually
exclusive
Urutannya
Pasti/Jelas
=, ≠
<, >
Status sosial ekonomi
keluarga
Peringkat Kelas
Pangkat/Jabatan/Golongan
Interval
Selain mencakup
karakateristik Nomina dan
Ordinal, juga sudah bisa
dilakukan operasi
penjumlahan karena jarak
antara datanya sudah jelas.
Tidak mempunyai nilai
nol mutlak
Mutually
exclusive
Urutannya
Pasti
Jarak antara
kode sama
=, ≠,
<, >,
+, –
Suhu (Celsius & Fahrenheit)
IQ (tingkat kecerdasan)
Ratio
Mencakup karakteristik
Interval dan mempunyai
nilai nol mutlak
Mutually
exclusive
Urutannya
Pasti
Jarak
antara kode
sama
Terdapat
nilai nol
mutlak
=, ≠,
<, >,
+, -,
x, ÷
Suhu (Kelvin)
Waktu
Panjang
Berat
Tinggi
153. Hubungan antara skala pengukuran dengan jenis datanya (kuantitatif dan kualitatif)
Skala pengukuran Kualitatif Kuantitatif
Nominal √
Ordinal √
Interval √
Ratio √
154. Pengertian Skala Likert (Likert Scale) dan Menggunakannya
Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan
pendapat.
Dengan skala likert ini, responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan
mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan.
Pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini biasanya disebut dengan variabel
penelitian dan ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Nama Skala ini diambil dari nama
penciptanya yaitu Rensis Likert, seorang ahli psikologi sosial dari Amerika Serikat.
Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri dari 5 pilihan skala yang
mempunyai gradasi dari Sangat Setuju (SS) hingga Sangat Tidak Setuju (STS).
5 pilihan tersebut diantaranya adalah :
1) Sangat Setuju (SS)
2) Setuju (S)
3) Ragu-ragu (RG)
4) Tidak Setuju (TS)
5) Sangat Tidak Setu (STS)
155. Skala Likert (Likert Scale)
Selain gradasi Persetujuan, dapat juga digunakan pada beberapa jenis gradasi
tentang sikap dan pendapat. Seperti :
1) Sangat Suka
2) Suka
3) Netral
4) Tidak Suka
5) Sangat Tidak Suka
156.
157. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Pada Skala Likert
Sebelum melanjutkan pembahasan tentang bagaimana transformasi data ordinal dilakukan, tulisan
ini sedikit membahas tentang dua perbedaan pendapat tentang bagimana skor-skor yang diberikan
terhadap alternatif jawaban pada skala pengukuran Likert yang sudah kita kenal. Pendapat
pertama mengatakan bahwa skor 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah data interval.
Sedangkan pendapat yang kedua, menyatakan bahwa jenis skala pengukuran Likert adalah
ordinal. Alasannya skala Likert merupakan Skala Interval adalah karena skala sikap merupakan
dan menempatkan kedudukan sikap seseorang pada kesatuan perasaan kontinum yang berkisar
dari sikap “sangat positif”, artinya mendukung terhadap suatu objek psikologis terhadap objek
penelitian, dan sikap “sangat negatif”, yang tidak mendukung sama sekali terhadap objek
psikologis terhadap objek penelitian.
TRANSFORMASI DATA ORDINAL MENJADI INTERVAL - Uji Statistik
https://www.statistikian.com/.../transformasi-data-ordinal-menjadi-interval. html
31 Ags 2012 ... 1.3.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Pada Skala Likert; 1.3.2 Ciri ... 1.4.1.1 Metode Ilmiah Yang Mendasari
Transformasi Data Ordinal ... Data Ordinal Menjadi Interval; 1.5.1.4 Data Kualitatif menjadi Kuantitatif.
TRANSFORMASI DATA ORDINAL MENJADI INTERVAL_ (skala Likert: Transformasi
data kualitatif menjadi data kuantitatif) =1.5.1.4 Data Kualitatif menjadi Kuantitatif
158. Ciri Skala Likert
Berkenaan dengan perbedaan pendapat terhadap skor-skor yang diberikan dalam alternatif
jawaban dalam skala Likert itu, apakah termasuk dalam skala pengukuran ordinal atau data
interval, berikut ini kami menyampaikan pemikiran yang bisa dijadikan pertimbangan: Ciri
spesifik yang dimiliki oleh data yang diperoleh dengan skala pengukuran ordinal, adalah
bahwa, data ordinal merupakan jenis data kualitatif, bukan numerik, berupa kata-kata atau
kalimat, seperti misalnya sangat setuju, kurang setuju, dan tidak setuju, jika pertanyaannya
ditujukan terhadap persetujuan tentang suatu event.
Atau bisa juga respon terhadap keberadaan suatu Bank “PQR” dalam suatu daerah yang
bisa dimulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, Setuju, dan sangat setuju.
159. Data Interval Vs Data Ordinal
Sementara data interval adalah termasuk data kuantitatif, berbentuk numerik, berupa angka, bukan terdiri
dari kata-kata, atau kalimat. Mahasiswa yang melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif, termasuk di dalamnya adalah data interval, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
bisa langsung diolah dengan menggunakan model statistika.
Akan tetapi data yang diperoleh dengan pengukuran skala ordinal, berbentuk kata-kata, kalimat,
penyataan, sebelum diolah, perlu memberikan kode numerik, atau simbol berupa angka dalam setiap
jawaban.
Misalnya saja alternatif jawaban pada skala Likert, alternatif jawaban “sangat tidak setuju” diberi skor 1;
“ tidak setuju diberi skor 2; “ragu-ragu” diberi skor 3; “setuju” diberi kode 4; dan “sangat setuju” diberi
skor 5. Angka-angka (numerik) inilah yang kemudian diolah, sehingga menghasilkan skor tertentu.
Tetapi, sesuai dengan sifat dan cirinya, angka 1, 2, 3, 4, dan 5 atau skor yang sudah diperoleh tidak
memberikan arti apa-apa terhadap objek yang diukur. Dengan kata lain, skor yang lebih tinggi lebih tidak
berarti lebih baik dari skor yang lebih rendah. Skor 1 hanya menunjukkan sikap “sangat tidak setuju”,
skor 2 menunjukkan sikap “tidak setuju, skor 3 menunjukkan sikap “ragu-ragu’, skor 4 menunjukkan
sikap “setuju”, dan skor 5 menunjukkan sikap “sangat setuju”. Kita tidak bisa mengatakan bahwa skor 4
atau “setuju” dua kali lebih baik dari skor 2 atau “tidak setuju”.
160. Ciri Data Interval
Fenomena ini berbeda sekali dengan sifat/ciri yang dimiliki oleh data interval, dimana angka-angka
atau skor-skor numerik yang diperoleh dari hasil pengukuran data langsung dapat dibandingkan antara
satu dengan lainnya, dikurangkan, dijumlahkan, dibagi dan dikalikan. Misalnya saja penelitian yang
dilakukan mahasiswa tentang suhu udara beberapa kelas, dan diperoleh data misalnya suhu ruangan
kelas A 15 derajat Cls, suhu ruang kelas B 20 derajat Cls, dan suhu ruang kelas C 25 derajat Cls.
Berarti bahwa suhu ruang kelas A adalah 75 % lebih dingin dari suhu ruang kelas B. Suhu ruang kelas
A 60 % lebih dingin dari suhu ruang kelas C. Suhu ruang kelas A lebih dingin dari suhu ruang kelas B
dan C. Atau suhu ruangan kelas B lebih panas dari suhu ruang kelas A, tetapi lebih dingin dibandingkan
dengan suhu ruangan kelas C. Contoh lain misalnya prestasi mahasiswa yang diukur dengan skala
indek prestasi mahasiswa.
161. Model Analisis
• Pengumpulan data terkait dengan macam-macam metode analisis data,
serta teknik hingga alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan riset
data.
• Metode analisis data bermacam-macam, namun tidak bisa digunakan
sembarangan.
• Metode analisis data yang digunakan harus berdasarkan dengan tipe data
yang telah dikumpulkan.
• Tipe data sendiri umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif.
• Data kuantitatif biasanya berupa data yang berhubungan dengan angka
atau kuantitas,
• Data kualitatif berupa data yang lebih subyektif karena berasal dari
jawaban informasi survei atau wawancara.
165. Metode analisis data kuantitatif
Metode analisis data kuantitatif bergantung pada kemampuan untuk dapat menghitung
secara akurat. Tidak hanya itu, metode ini juga memerlukan kemampuan untuk
menginterpretasikan data yang sulit.
Beberapa metode analisis data yang dapat digunakan untuk jenis data ini adalah sebagai
berikut.
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mengolah data kuantitatif. Cara ini dulakukan
untuk melihat performa data di masa lalu agar dapat mengambil kesimpulan dari hal
tersebut. Metode ini mengedepankan deskripsi yag memungkinkan kamu untuk belajar dari
hal lalu.
Biasanya, metode analisis jenis ini diaplikasikan pada data dengan volume yang sangat
besar seperti data sensus misalnya. Analisis deskriptif memiliki dua proses yang berbeda di
dalamnya berupa deskripsi dan interpretasi. Jenis metode ini biasa digunakan dalam
menyajikan data statistik.
166. Metode analisis data kuantitatif
2. Analisis regresi
Metode regresi adalah cara yang tepat untuk digunakan dalam membuat data prediksi dari tren masa
depan. Metode ini dapat mengukur hubungan antara variabel dependen yang ingin kamu ukur dengan
variabel independen.
Meskipun cara ini membatasi kamu karena hanya dapat memuat satu variabel dependen, tetapi kamu
dapat memiliki variabel independen yang tidak terbatas. Metode ini baik dalam membantumu melihat
hal yang dapat dioptimasi dengan menyoroti tren dan hubungan antar data faktor.
3. Analisis faktor
Analisis faktor merupakan teknik analisis yang berdasarkan dari data analisis regresi. Metode ini
digunakan untuk menemukan struktur pokok dari kumpulan variabel-variabel.
Metode ini berjalan dengan mencari faktor independen dari variabel yang dapat mendeskripsikan
pola dan metode dari variabel dependen orisinil. Analisis faktor menjadi metode yang cukup puler
untuk mengola topik kompleks seperti skala psikologis dan status sosio-ekonomi.
167. Metode analisis data kualitatif
Tidak seperti data kuantitatif, data kualitatif memerlukan pendekatan dari data yang sifatnya lebih subyektif.
Namun, kamu tetap dapat melakukan ekstraksi data berguna dengan teknik analisis data yang berbeda-beda
tergantung kebutuhan.
Beberapa metode analisis yang dapat memenuhi kebutuhan data kualitatif adalah sebagai berikut.
1. Analisis konten
Metode ini membantu untuk memahami keseluruhan tema yang ada di dalam data kualitatif yang dimiliki.
Metode ini menggunakan teknik seperti penggunaan kode warna tema dan ide tertentu untuk membantu
mengurai data tekstual yang ada agar dapat menemukan rangkaian data yang paling umum.
2. Analisis naratif
Jenis analisis satu ini berfokus pada cara bagaimana sebuah cerita dan ide dikomunikasikan ke seluruh bagian
terkait. Metode ini juga membantumu untuk dapat lebih memahami kultur dari sebuah organisasi. Analisis jenis
ini dapat digunakan untuk menginterpretassi bagaimana perasaan karyawan terhadap pekerjaannya,
bagaimana pelanggan menilai perusahaan kamu, dan bagaimana proses operasional dikerjakan. Metode ini
sangat berguna dalam mengembangkan kultur perusahaan ataupun membantu merencanakan strategi pemasaran
168. Contoh : Model Regresi
Analisis Data
Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan model analisis sebagaimana
persamaan regresi Model 1 sampai dengan Model 3 berikut ini.
Model 1: Menguji hipotesis variabel yang mempengaruhi cash flow from operating (H1
sampai dengan H9), dengan model persamaan berikut ini.
ZΔCFOt = β0 + β1 X1ΔCAPEXt + β2 X2ΔWCt + β3 X3ΔREt + β4 X4ΔEBITt +
β5 X5ΔCMt + β6 X6ΔEQt + β7 X7EFSOt + β8 X8RAEMt +
β9 X9ACEMt + β10 X10SIZEt + β11 X11LEVt + et …………….……(1)
Model 2: Menguji hipotesis variabel yang mempengaruhi financial distress (H10 sampai
dengan H18), dengan model persamaan berikut ini.
YFINDISt = β0 + β1 GSAEt + β2 ZΔCFOt + β3 X1ΔCAPEXt + β4 X2ΔWCt +
β5 X3ΔREt + β6 X4ΔEBITt + β7 X5ΔCMt + β8 X6ΔEQt + β9 X7EFSOt +
β10 X8RAEMt + β11 X9 ACEMt + β12 X10SIZEt + β13 X11LEVt +
β14 (ZΔCFOt x GSAEt) + et ……..,… ………………………….….(2)
Model 3: Menguji hipotesis pengaruh cash flow from operating dan government subsidy
169. Contoh : Model Regresi
t 0 1 t 2 t 3 t 4 2 t
β5 X3ΔREt + β6 X4ΔEBITt + β7 X5ΔCMt + β8 X6ΔEQt + β9 X7EFSOt +
β10 X8RAEMt + β11 X9 ACEMt + β12 X10SIZEt + β13 X11LEVt +
β14 (ZΔCFOt x GSAEt) + et ……..,… ………………………….….(2)
Model 3: Menguji hipotesis pengaruh cash flow from operating dan government subsidy
terhadap financial distress (H19 dan H20) , dengan model persamaan berikut ini.
YFINDISt = β0 + β1 GSAEt + β2 ZΔCFOt + β3 (ZΔCFOt x GSAEt) + β4 X10SIZEt +
β5 X11LEVt + et ………..(3)
Dimana: YFINDISt = financial distress berdasarkan score marginal (SMg) periode t, GSAEt = government
subsidy pada periode t, ZΔCFOt = pertumbuhan cash flow from operating pada periode t, GSAEt x ZΔCFOt
= interaksi variabel GSAEt dengan variabel ZΔCFOt periode t, X1ΔCAPEXt = pertumbuhan capital
expenditure pada periode t, X2ΔWCt = pertumbuhan working capital pada periode t, X3 ΔREt = pertumbuhan
retained earning pada periode t, X4ΔEBITt = pertumbuhan earning before interest and tax paada periode t,
X5ΔCMt = pertumbuhan contribution margin periode t, X6ΔEQt = pertumbuhan equity pada periode t,
X7EFSOt = tingkat efisiensi atau produktivitas operasi pada periode t, X8RAEMt = real activities earning
management pada periode t, X9ACEMt = accruals earning management pada periode t, X10SIZEt = ukuran
perusahaan atau firm size pada periode t, X11LEVt = tingkat leverage pada periode t, β0 : konstanta, β1 … β14
: koefisien regresi, et = error periode t.
170.
171. Analisis Statistik Deskriptif & Regresi
• Statistik deskriptif
• Analisis Korelasi
• Uji asumsi klasik (regresi linear berganda)
• Analisis Determinasi (R2)
• Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
• Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
172. Uji asumsi klasik (regresi linear berganda)
Uji Asumsi klasik terdiri dari :
1. Uji Multicollinearity
2. Uji Autocorrelation
3. Uji Heteroscedasticity
4. Uji Normality
5. Uji Linearity
Contoh perhitungan dengan SPSS terlampir
173. UJI MULTICOLLINEARITY
• Multikolinearitas, adalah terjadinya korelasi linear yang tinggi atau
mendekati sempurna antara variable bebas. Konsekuensi atau akibat
terjadinya multikolineariti, yaitu penaksir kuadrat terkecil tidak bisa
ditentukan (indeterminate).
• Beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas
dalam model regresi.
a. Melihat nilai R2 dan nilai t statistic
b. Uji multikolinearitas menggunakan Pair-Wise Correlation antara variable bebas
c. Uji multikolieritas berdasarkan EIGENVALUE dan Condition Index
d. Uji multikolieritas dengan korelasi parsial
e. Uji multikolinearitas dengan Tolerance (TOL) dan Vriance Inflation Factor (VIF)
174. UJI AUTOCORRELATION
• Autokorelasi, adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual
untuk pemgamatan satu dengan pengamatan yang lain yg disusun menurut
urutan waktu. Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menge-tahui apakah
ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan
menurut waktu (time-series) dan ruang (cross-saction). Konsekuensi bila
terdapat masalah autokorelasi, yaitu nilai t-statistik dan nilai F-statistik
tidak dapat dipercaya, karena hal itu akan menye-satkan.
• Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya
autokorelasi (Gujaratai, 1995):
a. Metode Durbin Watson (Durbin Watson Test)
b. Metode Lagrange Multiplier (LM Test)
c. Metode Breusch-Godfrey (B-G Test)
d. Metode Run Test
175. UJI HETEROSCEDASTICITY
• Heteroskedastisitas, adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksa-
maan varian dari residual pada model regresi. Heteroskedastisitas
berarti ada varian variable pada model regresi yang tidak sama atau
konstan. Sebaliknya Homoskedastisitas berarti varian variable pada
model regresi memiliki nilai yang sama atau konstan.
• Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross-saction.
Konse-kuensi heteroskedastisitas adalah uji hipotesis yang
didasadrkan pada uji t dan dsitribusi F tidak dapat dipercaya.
176. UJI HETEROSCEDASTICITY
Beberapa metode yang dapat digunakan menguji heteroskedas -
tisitas :
1. Metode grafik
2. Metode Glejser
3. Metode Park
4. Metode White
5. Metode Rank Spearman
6. Metode Bresh-Pagan-Godfrey (BPG)
177. UJI NORMALITY
• Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi tsb berdistribusi normal atau tidak.
• Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual
terstandarisasi sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.
• Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan
dalam bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng (bell-shaped curve).
• Berdasarkan pengertian uji normalitas tersebut maka uji normalitas disini
tidak dilakukan pervariabel (univariate) tetapi hanya terhadap nilai residual
terstandarisasinya (multivariate).
• Tidak terpe-nuhinya normalitas pada umumnya karena distribusi data yang
dianalisis tidak normal, karena nilai ekstrim pada data yang diambil yang
dapat terjadi karena (a) kesalahan pengambilan sampel, (b) pengetikan
input data, (c) atau memang karakter data tersebut jauh dari rata-ratanya
atau benar-benar berbeda dibanding dengan lain.
178. UJI NORMALITY
• Untuk mendeteksi nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal
atau tidak, maka digunakan beberapa metode.
a) Uji normalitas dengan Grafik
b) Uji normalitas denga metode signifikansi Skewness dan Kurtosis
c) Uji normalitas dengan Jarque-Bera (JB-Test)
d) Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnow
e) Uji normalitas lainnya
179. UJI NORMALITY
Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnow
• Langkahnya (SPSS):
a) Meregressikan variable bebas terhadap variable terikat: Analyse →
Regrsion → Linier → Dependent → Indepen-denave → Save → Pada
Residual klik Standardized → Continue → OK
b) Lanjutkan dengan perhitungan Standard ResidualHitung: Analyze →
Nonparametrics Test → Legacy Dialog → 1 Sample K-S → pada Variables
isi Standardized Residu → OK
• Berdasarkan ouput SPSS diperoleh nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar
0,343> table 0,05 atau 5% atau H0 diterima yang berarti bahwa nilai
residu terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal.
181. UJI LINEARITY
Uji Linieritas
Pengujian perlu dilakukan untuk membuktikan apakah model yang
digunakan linear atau tidak. Untuk mendeteksi apakah model sebaik-nya
menggunakan linear atau tidak, maka digunakan beberapa metode.
a) Uji linieritas dengan Metode Analisis Grafik
b) Uji linieritas dengan Metode Durbin-Watson d Statistik (The Durbin-Watson d
Statistic Test)
c) Uji linieritas dengan Metode Uji MWD (Mac Kinnon, White dan Davidson)
d) Uji linieritas dengan Metode Ramsey
e) Uji linieritas dengan Metode Lagrange Multiplier (LM-Test)
f) Uji linieritas lainnya, untuk mengetahui apakah dua variable yang dikenai prosedur
analisis statistik korelasional menunjukkan hu-bungan yang linear atau tidak.
182. STATISTIKA DESKRIPTIF
Statistik adalah sekumpulan prosedur untuk mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi,
menghitung, menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data kuantitatif
yang diperoleh secara sistematis.
Secara garis besar, statistik dibagi menjadi dua komponen utama, yaitu Statistik
Deskriptif dan Statistik inferensial.
Statistik deskriptif menggunakan prosedur numerik dan grafis dalam meringkas gugus
data dengan cara yang jelas dan dapat dimengerti.
Statistik inferensial menyediakan prosedur untuk menarik kesimpulan tentang populasi
berdasarkan sampel yang kita amati.
Statistik Deskriptif membantu kita untuk menyederhanakan data dalam jumlah besar
dengan cara yang logis. Data yang banyak direduksi dan diringkas sehingga lebih
sederhana dan lebih mudah diinterpretasi.
183. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Skor Kuesioner (Skala Likert/Skala ordinal)
Analisis dalam bidang ekonomi, khususnya jurusan manajemen dalam melakukan penelitiaannya
menggunakan variabel/konstruk tertentu yang disebut variabel latern atau faktor, di mana variabel
tersebut tidak diukur secara langsung, akan tetapi melalui indikator atau dimensi untuk diteliti, secara
umum berupa butir pertanyaan/kuesioner yang terdapat alternatif jawaban yang tersedia dengan skala
ordinal (skala Likert) dengan menggunakan lima tingkat skala alternatif jawaban. Contohnya
1 : Sangat tidak setuju (bobot 1).
2 : Tidak setuju (bobot 2)
3 : Ragu/Netral (bobot 3)
4 : Setuju (bobot 4)
5 : Sangat setuju (bobot 5)
Skala Likert disebut ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkat yang lebih tinggi
terhadap setuju dan setuju lebih tinggi terhadap ragu/netral, dan seterusnya.
184. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
• Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian - Salah satu tahap
melakukan suatu penelitian yaitu tahap pengambilan data.
• Data yang diharapkan tentunya adalah yang baik. Data yang baik yaitu data
yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan data tersebut bersifat
ajeg, tetap atau dapat dipercaya.
• Data yang sesuai dengan keadaan yang sebebarnya inilah yang disebut
dengan data yang valid.
• Sedangkan data yang dapat dipercaya disebut dengan data yang reliabel.
• Supaya diperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumen yang
digunakan dalam pengumpulan data baik tes maupun non tes harus
mempunyai bukti validitas dan reliabilitas.
185. Uji Validitas (Validitas instrument)
Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen terebut dapat dengan tepat mengukur apa yang
hendak di ukur. Sehingga dapat dikatakan bahwa validitas berhubungan dengan “ketepatan”
dengan alat ukur. Dengan istrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula.
Istilah valid sukar untuk dicari penggantinya, sebagian peneliti ada yang menyebutknya dengan
“sahih”, “tepat”, dan juga “cermat”.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS (contoh terlapir). Teknik pengujian
yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate
Pearson (Produk Momen Pearson).
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.
Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan
dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid.
Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).