Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
1. Kelompok X
1. Alya Zulvia Isfahani – 151500161
2. Asep Saefullah – 151500181
3. Imron - 151500189
BAB I
PERMASALAHAN
1. Apa yang dimaksud Reksa Dana Syariah ?
2. Bagaimana pandangan syariah terhadap Reksa Dana ?
3. Apa saja masalah-masalah pokok yang berkaitan dengan Reksa Dana
Syariah
4. Bagaimana Perkembangan Industri Reksa Dana Syariah Di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reksa Dana Syariah
Reksa Dana syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh
national Commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity
dengan kapitalisasi sebesar U$ 150 juta. Sementara di Indonesia, diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1988 oleh PT Danaresksa Investment Management
dengan mengeluarkan produk Reksa Dana berdasarkan orinsip syariah berjenis
Reksa Dana campuran yang dinamakan Dana Reksa Syariah Berimbang.
Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 mendefinisikan Reksa Dana
syariah sebagai Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta
(shahibul al-mal) dan manajer investasi sebagai wakil shahibul al-mal dan
pengguna investasi.
Reksa Dana Syariah sebagaimana Reksa Dana pada umumnya merupakan
salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil
dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu serta keahlian untuk menghitung
resiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan
untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang
2. terbatas. Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesa pada tahun 1997
ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Saham pada bulan Juli 1997.
B. Pandangan syariah terhadap Reksa Dana
Pada prinsipnya, sesuatu dalam muamalah adalah dibolehkan selama tidak
bertentangan dengan dengan syariat Islam. Syarat-syarat yang berlaku dalam
sebuah akad yang ditentukan oleh kaum muslimin adalah selama tidak melanggar
ajaran Islam.
Dalam Reksa Dana konvensional berisi akad muamalah yang dibolehkan
dalam Islam, yaitu jual beli dan bagi hasil (Mudharabah/Musyarakah). Tetapi
dalam Reksa Dana konvensional ini terdapat banyak maslahat, seperti memajukan
perekonomian, saling memberi keuntungan di antara para pelakunya,
menimimalkan resiko dalam pasar modal, dan sebagainya, sehingga di dalamnya
ada hal-hal yang bertentangan dengan syariah, baik dari segi akad, oprasi,
investasi, transaksi, maupun pembagian keuntungan.
Bagaimanapun, prinsip dalam berakad harus sesuai dengan hukum yang
telah digariskan oleh Allah swt., yang disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa
ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali jalan perniagaan yang berlaku suka
sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa [4]: 29)
Mekanisme operasional antara pemodal dan manajer investasi dalam
Reksa Dana syariah menggunakan sistem wakalah. Pada akad wakalah tersebut
pemodal memberikan mandat kepada manajer invetasi untuk melaksanakan
investasi bagi kepentingan pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam prospektus.
Untuk menjamin Reksa Dana dapat beroperasi tanpa menyalahi aturan
kesyariahan, seperti yang diatur dalam Fatwa DSN, suatu Reksa Dana syariah
wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS).
3. C. Masalah-masalah pokok yang berkaitan dengan Reksa Dana Syariah
1. Kelembagaan
Lembaga hukum untuk Reksa Dana belum dikenal banyak kalangan sejauh
ni. Namun, badan hukum tersebut tidak bebas dari hukum taklif, karena pada
hakikatnya badan hukum tersebut merupakan gabungan dari para pemegang
saham yang masing-masing terkena taklif. Maka dari itu, lembaga tersebut
dinyatakan sebagai syakhshiyyah hukmiyyah yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan Reksa Dana syariah. Sedangkan pengurusnya sendiri adalah pada
pengurus lembaga tersebut menjadi wakil.
2. Hubungan Investor Dengan Lembaga
a. Akad antara investor dan lembaga hendaknya dilakukan dengan
sistem mudharabah/qiradh.
b. Saham Reksa Dana syariah dapat diperjualbelikan
c. Tidak adanya unsur penipuan (gharar) karena nilai sahamnya jelas.
Semua saham yang dikeluarkan Reksa Dana tercatat dalam administrasi
yang rapi dan penyebutan harga harus dilakukan secara jelas
3. Kegiatan Investasi Reksa Dana
Akad yang dilakukan oleh Reksa Dana syariah dengan emiten dapat
dilakukan melalui mudharabah atau qiradh atau musyarakah. Dalam hal ini
Reksa Dana syariah bertindak sebagai mudharib yang berkaitan dengan investor
dapat melakukan akad mudharabah/qiradh/musyarakah.
Dalam melakukan transaksi Reksa Dana syariah tidak diperbolehkan
melakukan tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar (penipuan),
seperti najsy (penawaran palsu), ihtikar (penimbunan), dan tindakan spekulasi
lainnya.
D. Perkembangan Industri Reksa Dana Syariah Di Indonesa
Perkembangan Reksa Dana syariah di Indonesa mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Sampai Agustus 2005 total dana kelolaan syariah mencapai Rp.
1,5 Triliun dan hingga akhir tahun 2005 telah terdapat 17 Reksa Dana syariah
yang telah dinyatakan efektif oleh Bapepam.
4. Perkembangan ini terhambat dengan terjadinya krisis yang menimpa
Reksa Dana di Indonesa, sehingga total dana kelolaan hanya 28 Triliun per
Desember 2005. Kejadian ini dipicu oleh peningkatan harga minyak dunia,
depresiasi rupiah, dan kenaikan tingkat suku bunga, sehingga membuat para
investor memindahkan dananya ke instrument investasi lainnya. Krisis ini juga
menimpa Reksa Dana Syariah. Total dana kelolaannya turun menjadi hanya Rp.
415 Milyar.
Beberapa Reksa Dana syariah yang diluncurkan pada tahun 2004 adalah
sebagai berikut.
1. Januari 2004, PT. Permodalan Nasional Madani Investment Management
(PNM-IM) bekerja sama dengan Bank Internasional (BII) Syariah
Platinum Access untuk memasarkan Reksa Dana syariah.
2. Agustus 2004, Manajer Investasi PT. Andalan Artha Advisindo (AAA)
Sekuritas bekerja sama dengan unit usaha syariah Bank Danamon dengan
meluncurkan produk Reksa Dana syariah yang diberi nama AAA Syariah
Fund.
3. September 2004, PT. Permodalan Nasional Madani Investment
Management (PNM-IM) meluncurkan dua produk Reksa Dana terbarunya,
yaitu Reksa Dana PNM Amanah Syariah dan Reksa Dana PNM PUAS
(Pasar Uang Andalan Saya).
4. November 2004, Bank Syariah Mandiri meluncurkan produk Reksa Dana
syariah. Bekerja sama dengan Mandiri Sekuritas selaku manajer investasi
dan Deutche Bank sebagai Bank Kustodian, dengan produk yang
menawarkan pilihan return yang lebih menarik kepada nasabah BSM.
5. Desember 2004, Manajemen PT. Bhskti Asset Management (BAM),
mengeluarkan produk Reksa Dana baru yang diberi nama BIG Dana
Syariah. Reksdana ini merupakan Reksa Dana terbuka berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif (KIK).
5. BAB III
SIMPULAN
Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau
efek. Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM), Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Sejalan
dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek harus tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu efek tersebut dikatakan
sebagai Efek Syariah. Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan
di pasar modal Indonesa meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari
Reksa Dana Syariah.
Reksa Dana merupakan Instrumen Investasi yang mendapatkan
keuntungan dengan bagi hasil (mudharabah) dan hanya mempertimbangkan
investasi-investasi yang halal sebagai portfolionya, maka hukum Investasinya
sejalan dengan khukum tujuannya, jika tujuannya digunakan untuk tujuan yang
halal, hukumnya halal; jika digunakan untuk tujuan yang haram, maka hukumnya
haram.
Dalam melakukan transaksi Reksa Dana syariah tidak diperbolehkan
melakukan tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar (penipuan),
seperti najsy (penawaran palsu), ihtikar (penimbunan), dan tindakan spekulasi
lainnya.
Perkembangan Reksa Dana syariah di Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 2005 mencapai angka 1,5 Triliun.
Ketika memasuki masa krisis, Reksa Dana syariah pun ikut merasakan akibatnya.,
ketika total dana kelolaannya turun menjadi Rp. 415 Milyar.