Pasar modal syariah adalah pasar modal yang kegiatannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Produk pasar modal syariah antara lain saham syariah, sukuk, reksadana syariah, efek beragun aset syariah, dan dana investasi real estate syariah.
2. Pasar & Modal
Pasar modal merupakan gabungan dari pasar dan modal. Pasar secara sempit
diartikan tempat para penjual dan pembeli bertemu untuk bertransaksi. Pasar
juga diartikan sebagai tempat pertemuan dari orang yang membutuhkan
komoditas tertentu kepada orang yang memiliki komoditas tertentu untuk
memenuhi kebutuhan kedua belah pihak. Dalam arti luas, pasar diartikan
sebagai media untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam
pemenuhan kebutuhan (Kasmir, 2014).
Modal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah uang yang
dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan
sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan dan
sebagainya.
3. Pengertian Pasar Modal
Pasar Modal merupakan Sarana atau wadah untuk mempertemukan
Antara penjual dan pembeli, Penjual dan pembeli disini memiliki
makna yang berbeda dengan “Pasar Tradisional”, analogi penjual
dan pembeli disini adalah penjualan dan pembelian dalam rangka
Investasi. Pasar modal mempertemukan berbagai instrument
keuangan yang bisa diperjual belikan baik berupa Modal maupun
berbentuk Hutang yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun
perusahaan Swasta. Pasar modal sendiri adalah suatu sistem
keuangan yang terorganisir yang disiapkan untuk
memperdagangkan Saham, Obligasi, dan jenis surat berharga
lainnya.
4. Apakah Pasar Modal Syariah itu ???
Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang
seluruh kegiatan nya tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip islam. Pasar modal
syariah Indonesia merupakan bagian dari
industri keuangan syariah yang diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya
direktorat pasar modal syariah.
5. Akad apa saja yang digunakan dalam penerbitan
efek di Pasar Modal Syariah ???
Akad-akad yang dapat digunakan dalam
penerbitan efek syariah di pasar modal
Indonesia menurut peraturan tersebut adalah
akad ijarah, istishna, kafalah, mudharabah,
musyarakah dan wakalah.
6. Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia
• Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan
diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa
Investment Management pada tanggal 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Jakarta)
berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada
tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor
yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan
hadirnya indeks tersebut, maka para investor telah
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
7. Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia
• Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan
pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001
tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana
Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di
pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi
Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.
Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan
akad yang digunakan adalah akad Mudharabah.
8. Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia
• Pasar modal syariah bersifat universal, dapat dimanfaatkan
tanpa melihat latar belakang Agama dan Ras tertentu. Dalam
praktiknya, industri pasar modal syariah mengacu pada
prinsip-prinsip syariah yang sejalan dengan konsep islam dalam
pemerataan dan peningkatan kemakmuran.
• Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
jual-beli surat berharga yang menganut prinsip-prinsip syariah.
Prinsip syariah yang dimaksud adalah prinsip yang tidak
bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Hadits, karena
sesungguhnya Allah swt membolehkan segala bentuk kegiatan
yang bersifat Muamalah kecuali yang jelas-jelas dilarang,
seperti Gharar, Maysir, dan Riba.
9. Visi Pasar Modal Syariah
Visi :
Menjadi Pasar Modal Syariah yang
memberikan Kontribusi signifikan bagi
perekonomian Sosial, berkeadilan, dan
melindungi kepentingan Masyarakat.
10. Misi Pasar Modal Syariah
• Menjadikan Pasar Modal Syariah sebagai sarana
pembiayaan bagi pemerintah dan sektor swasta,
serta sebagai sarana investasi pilihan masyarakat.
• Mewujudkan Pasar Modal Syariah yang tumbuh,
stabil,berkelanjutan dan akuntabel.
• Mewujudkan sumberdaya manusia di Pasar Modal
Syariah yang berkualitas dan Amanah.
11. Peranan Pasar Modal Syariah
Pasar Modal Syariah Memiliki dua peran
penting yaitu diantaranya
•Sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan
untuk pengembangan usahanya melalui
penerbitan efek atau surat berharga.
•Sebagai sarana investasi bagi para investor
12. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia , kegiatan di Pasar
modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut
peraturan pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain). Bapepam-LK selaku
regulator pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan
khusus terkait pasar modal syariah, sebagai berikut:
• Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah
• Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
• Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah
BAPEPAM-LK = ( Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan sekarang OJK )
13. Undang undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK. selain itu kegiatan di pasar modal yang
menerapkan prinsip prinsip Syariah juga mengacu pada Undang undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksanaannya.
Selain dasar hukum diatas yang menjadi dasar kegiatan pasar modal syariah, Antara lain :
PERATURAN TENTANG
POJK No. 15/POJK.04/2015 Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal
POJK No. 16/POJK.04/2015 Ahli Syariah di Pasar Modal
POJK No. 17/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah Berupa Saham oleh
Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah
POJK No. 18/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Sukuk
POJK No. 19/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah
POJK No. 20/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah
POJK No. 53/POJK.04/2015 Akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar
Modal
POJK No. 30/POJK.04/2016 Dana Investasi Real Estate Syariah berbentuk Kolektif
POJK No. 61/POJK.04/2016 Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal pada Manager Investasi
POJK No. 35/POJK.04/2017 Kriteria Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES)
16. Pasar Primer dan Pasar Sekunder
Kegiatan di dalam pasar modal mengenal dua jenis pasar, yaitu:
Pasar primer atau pasar perdana adalah pasar dimana penerbitan efek yang baru dilakukan oleh
penerbit (emiten), seperti perusahaan atau pemerintah kepada pembeli (investor) atau kreditur
pertama (Fundamentals of Islamic Money and Capital Markets, Mohd Azmi Omar, Muhamad
Abduh, dan Raditya Sukmana).
Secara sederhana, pasar primer adalah praktik pasar yang pertama kali terjadi antara emiten
dan investor.Dalam pasar modal, transaksi di pasar primer dilakukan melalui perusahaan efek
yang menjadi penjamin emisi efek. Transaksi penerbitan efek pada pasar primer ini sering
disebut dengan initial public offering (IPO) (Abdalloh, 2018). Pasar primer ini dapat
dianalogikan seperti penjualan barang baru yang belum dijual bebas secara umum.
17. Pasar Primer dan Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah pasar dimana efek diperdagangkan setelah efek tersebut
ditawarkan di pasar primer. Pasar sekunder juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan transaksi jual beli efek dari investor beli dan investor jual. Transaksi
pada pasar sekunder tidak melibatkan emiten lagi. Meskipun para pihak yang
bertransaksi mendapatkan keuntungan dari jual beli efek tersebut, namun
perusahan atau emiten yang
menerbitkan saham tidak mendapatkan dana baru yang masuk ke perusahaan.
Ilustrasi transaksi pada pasar sekunder ibarat jual beli rumah dari pemilik rumah
sebelumnya dengan perantara bank. Hal ini tidak melibatkan pengembang
perumahan (developer) (Abdalloh, 2018).
18. Produk Pasar Modal Syariah
Secara konsep, saham syariah tidak bertentangan dengan prinsip syariah
karena saham merupakan bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan
investor akan mendapatkan bagi hasil berupa deviden, akan tetapi tidak
semua saham langsung dapat dikategorikan sebagai saham syariah kecuali
memenuhi 2 sebab berikut
• Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang secara aktif
mendeklarasikan sebagai perusahaan syariah.
• Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak menyatakan
sebagai perusahaan syariah akan tetapi memenuhi kriteria sebagai
saham syariah oleh OJK atau pihak Penerbit DES (Daftar Efek Syariah).
DES diterbitkan oleh OJK 2 kali dalam setahun yaitu Akhir Bulan Mei
dan Akhir Bulan November
1. Saham Syariah
19. 2. Sukuk
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang
berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang,
melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap
sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
penerbitan (underlying asset). Klaim kepemilikan pada sukuk
didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk
harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin,
sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Akad yang digunakan sukuk Antara lain Ijarah, Mudharabah ,
Musyarakah, Istishna & Salam.
20. 3. Reksadana Syariah
Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada
umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan
pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan
untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu
dan pengetahuan yang terbatas.
21. 4. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
Berdasarkan peraturan OJK No. 20/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan
Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah, Efek beragun aset syariah (EBA syariah)
yang diterbitkan di pasar modal Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu:
• EBA syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif antara manajer investasi dan
bank kustodian (KIK-EBAS) adalah efek beragun aset yang portofolio (terdiri
dari aset keuangan berupa piutang, pembiayaan atau aset keuangan
lainnya), akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah di pasar modal.
• EBA syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP) adalah Efek Beragun Aset
Syariah yang diterbitkan oleh penerbit yang akad dan portofolionya (berupa
kumpulan piutang atau pembiayaan pemilikan rumah) tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal serta merupakan bukti kepemilikan
secara proporsional yang dimiliki bersama oleh sekumpulan pemegang EBAS-
SP.
22. DIRE ( Dana Investasi Real Estate ) Syariah
DIRE Syariah adalah Efek Syariah yang
mengumpulkan dana Investor untuk di
investasikan pada asset real estate, yang
dimaksud aset real estate adalah asset tanah
secara fisik dan bangunan yang ada di
atasnya.