1. m.hizbut-tahrir.or.id/2013/05/04/kelahiran-terorisme-yang-disponsori-negara/ 1/4
HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP
Kelahiran Terorisme yang Disponsori Negara
May 4th, 2013 by kafi
Oleh Hassan Tahsin
Sebagai akibat pemboman Boston Marathon baru-baru
ini, yang merupakan serangan terburuk yang terjadi di
negeri Amerika sejak serangan 11 September 2001,
istilah “terorisme global” sekali lagi dibicarakan di arena
internasional. Beberapa pemimpin dunia telah
menggunakan istilah ini dan dengan demikian telah
membantu untuk membentuk opini publik global. Namun,
penyebab nyata bagi tersebarnya aksi terorisme masih belum diketahui sebagaimana halnya alasan
mengapa pemerintah-pemerintah tampaknya tidak dapat mengakhiri momok yang terjadi secara global
ini.
Sebelum kita memeriksa penyebab tersebarnya terorisme, kita harus terlebih dahulu mendefinisikan
istilah ini. Istilah ini dapat disimpulkan sebagai berikut; “terorisme adalah penggunaan atau ancaman
kekerasan dalam berbagai bentuknya, seperti pembunuhan, penyiksaan, penculikan dan perusakan
dengan motif tersembunyi untuk mewujudkan tujuan-tujuan politik tertentu dengan menggunakan
paksaan untuk membuat musuh mengalah kepada keinginan seseorang dan mendiktenya.” Dengan
kata lain, terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menerapkan tekanan pada pemerintah atau
lembaga yang tidak setuju dengan ideologi atau kepentingan kelompok-kelompok teroris.
Bentuk terorisme seperti ini muncul di Rusia dan Eropa Barat pasca Revolusi Perancis. Akhirnya,
beberapa raja dan kepala negara dibunuh. Percikan api yang memulai Perang Dunia I adalah terjadinya
pembunuhan Archduke Austria Franz Ferdinand. Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang nasionalis
Serbia itu terjadi ketika Ferdinand mengunjungi kota Sarajevo di provinsi Austro-Hungaria, Bosnia-
Herzegovina.
Penyebaran terorisme
VIDEO FOTO KEGIATAN
2. m.hizbut-tahrir.or.id/2013/05/04/kelahiran-terorisme-yang-disponsori-negara/ 2/4
Terorisme semacam itu juga muncul di Amerika Serikat bersama dengan munculnya Ku Klux Klan pada
tahun 1866. Tujuan dasar dari kelompok ini adalah untuk mengadvokasi supremasi kulit putih dan
nasionalisme dan mengakhiri keberadaan masyarakat kulit hitam.
Pada pertengahan abad ke-20, jenis terorisme ini dipraktekkan oleh kaum Zionis yang melakukan teror
dengan tujuan menciptakan situasi bagi terbentuknya sebuah negara Yahudi di tanah Palestina.
Terorisme ini termasuk pembantaian atas warga Palestina yang tidak bersalah oleh kelompok-
kelompok Yahudi bersenjata, pembunuhan para pemimpin Palestina dan bahkan pembunuhan orang-
orang Barat yang menentang kehadiran gerakan Zionis di Palestina.
Ideologi politik besar tidak menganggap terorisme sebagai cara untuk mewujudkan tujuan-tujuan
mereka. Namun, gerakan-gerakan pembebasan dan kelompok-kelompok revolusioner merasa bahwa
mereka terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan kolonialisme dan pendudukan, dan oleh karena
itu, mereka mendukung terorisme sebagai cara yang sah untuk mencapai kemerdekaan.
Metamormofis konsep terorisme
Pada tahun 1970-an, konsep terorisme selanjutnya berubah. Istilah ini disalahgunakan untuk melayani
kepentingan-kepentingan pemerintah terhadap gerakan-gerakan revolusioner yang sah. Pemerintah-
pemerintah itu menyebut setiap tindakan anti-pemerintah sebagai aksi teror. Sehingga akhirnya
menyebabkan perjuangan untuk meraih kemerdekaan atau perlawanan terhadap kekuatan pendudukan
mendapat predikat sebagai aksi teroris. Dengan kata lain, istilah ini disalahgunakan untuk melayani
kepentingan-kepentingan pribadi.
Penyimpangan ini ada dalam arti dan definisi terorisme sehingga mendorong banyak pemerintah untuk
mengambil keuntungan dari kelompok-kelompok teroris atau kelompok-kelompok kriminal terorganisir
dengan cara mendukung mereka untuk melaksanakan beberapa misi rahasia mereka. Hal ini terbukti
dalam kasus beberapa pemerintah yang mendasarkan tindakannya pada kelompok-kelompok teror
selama masa Perang Dingin. Selanjutnya, terorisme menjadi profesi dengan terjadinya tindakan-
tindakan teror yang bersemangat untuk melayani kepentingan orang-orang yang memberi mereka uang
yang paling banyak.
Hal ini mengakibatkan tersebarnya terorisme dari wilayah yang terbatas kepada wilayah global yang
lebih luas. Akhirnya, pemerintah-pemerintah yang menjadi mentor kelompok-kelompok teroris itu tidak
lagi mampu mengendalikan mereka. Laporan Strategis Arab, yang diterbitkan di Mesir pada awal tahun
1999, memberikan pandangan objektif tentang perkembangan yang terjadi dalam operasi kelompok-
kelompok teror pada tahun 1998 dan situasi proyeksikan mereka pada tahun 1999. Menurut laporan itu,
contoh terbaik dari peran bahwa pemerintah bermain dalam aksi teror adalah ledakan yang
menargetkan kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada 7 Agustus 1998. Itu merupakan pukulan fatal
bagi kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah AS pada masa itu. Sebuah kelompok militan, yang
dididik oleh AS sendiri, berada di balik dua serangan itu.
Pemerintah AS ingin mendapatkan keuntungan dari Afghanistan untuk mewujudkan tujuannya, seperti
mengendalikan minyak dan kekayaan mineral di Asia Tengah dan menggagalkan rencana Iran untuk
3. m.hizbut-tahrir.or.id/2013/05/04/kelahiran-terorisme-yang-disponsori-negara/ 3/4
memasang pipa minyak dan gas alam yang akan mencapai hingga ke Pakistan dari Turkmenistan
melalui Afghanistan. Pada saat yang sama, pemerintah AS ingin mengambil keuntungan dari posisi
geopolitik Afghanistan sehingga bisa mengepung dan mengisolasi Iran secara militer, politik dan
ekonomi. Tindakan-tindakan semacam itu yang dilakukan oleh AS untuk melayani kepentingan sendiri
telah memupus harapannya sendiri untuk bisa hadir secara dominan di wilayah itu.
Terorisme global yang sedang dibacarakan dunia pada saat ini pada awalnya adalah ciptaan beberapa
pemerintah. Jika ada kemauan nyata untuk memberantas terorisme, maka adalah penting untuk
mengkontrol secara penuh semua kelompok teroris dan menghentikan pendanaan mereka. Jika itu
dilakukan, maka infrastruktur kelompok-kelompok itu akan terbongkar. Para pemimpin yang membunuh
tidak akan membantu melenyapkan kelompok-kelompok teroris. Hal ini hanya akan mengakibatkan
munculnya pemimpin tingkat kedua dan ketiga dari kelompok-kelompok yang akan memungkinkan
kelompok itu untuk tetap utuh. Kebanyakan kelompok teroris memiliki perencanaan organisasi yang
sangat baik karena pendanaan pemerintah yang mereka terima. Itulah alasannya mengapa terorisme
jenis ini dapat secara tepat disebut sebagai terorisme yang disponsori negara.
Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh Saudi Gazette pada tanggal 2 Mei 2013.
______________________
Hassan Tahsin adalah seorang penulis veteran Mesir dan kontributor tetap untuk surat kabar pan-Arab,
termasuk Saudi Gazette. Tulisan-tulisannya fokus pada konflik di Timur Tengah. Analisis politik Tahsin
terutama berpusat pada hubungan Arab-Israel pada tingkat regional, dan kebijakan dalam dan luar
negeri Mesir, termasuk hubungan dengan dunia Barat. Tahsin bisa dihubungi di htahsin-
8@hotmail.com. (rz)
Sumber : alarabiya.net
Baca juga :
1. Separatisme, Terorisme dan Negara Islam dalam Sorotan
2. Mulai Hari Ini, Donasi Kemanusiaan ke Palestina bisa Kena Delik Pendanaan Terorisme?
3. AS Akan Bunuh Warganya yang Terlibat Terorisme di Luar Negeri
4. “Ideologisasi” Terorisme
5. PBNU: Terorisme Akibat Dendam
TweetTweet 0
Posted in News Luar Negeri | No comments
Previous post: Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Next post: [AGENDA] Muktamar Khilafah 2013 Semarang, Yogyakarta, dan Kendari
Like 0
4. m.hizbut-tahrir.or.id/2013/05/04/kelahiran-terorisme-yang-disponsori-negara/ 4/4
Leave a comment
Name (required)
Mail (required, but not published)
Website
http://
Comment
Submit comment
HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP
Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia:
Crown Palace A25, Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390
Telp/Fax: (62-21) 83787370 / 83787372, Email: info@hizbut-tahrir.or.id