SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
TRANSNASIONAL-ISME
Definisi Transnasional
Istilah transnasionalisme pertama kali muncul di awal abad ke 20 untuk menggambarkan cara
pemahaman baru tentang hubungan antar kebudayaan. Ia adalah sebuah gerakan sosial yang tumbuh karena
meningkatnya interkonektifitas antar manusia di seluruh permukaan bumi dan semakin memudarnya batas-
batas negara. Perkembangan telekomunikasi, khususnya internet, migrasi penduduk dan terutama globalisasi
menjadi pendorong perkembangan transnasionalisme ini.
Menurut Thomas L. Friedman, globalisasi yang menjadi pendorong utama gerakan transnasionalisme
adalah sebuah sistem dunia abad 21 yang menitikberatkan kepada integrasi dunia yang tidak mengenal sekat
sama sekali. Selain penerapan konsep pasar bebas, runtuhnya tembok Berlin dan munculnya internet
merupakan tonggak penting bagi babak baru yang dinamakan globalisasi. Menurut Friedman, globalisasi
memiliki tiga landasan keseimbangan: (1) keseimbangan tradisional yang menandai hubungan antar bangsa
(nation state); (2) keseimbangan antara suatu bangsa/negara dengan pasar ekonomi dunia (global market);
dan (3) keseimbangan antara individu dan negara (individual and the nation state).
Apabila landasan pertama menitikberatkan kepada peran negara, landasan kedua lebih menonjolkan
peran pasar di dalam menentukan kejadian-kejadian yang ada di dunia. Super power dan supermarket
mendominasi kedua landasan ini. Sementara itu, keseimbangan ketiga muncul ketika batas negara telah
runtuh dan dunia telah dihubungkan satu dengan lainnya dengan sebuah jaringan yang sangat luas. Hal ini
memungkinkan bagi perorangan/individu untuk tampil di panggung dunia tanpa perantara negara dan
mampu mempengaruhi pasar maupun keberadaan sebuah negara. Pada tingkatan inilah muncul apa yang
dinamakan dengan super-empowered individuals yang mana individu-individu ini dapat berbuat apa saja di
panggung dunia, baik ataupun buruk, yang dapat merepotkan dunia.
Dengan memanfaatkan kemudahan-kemudahan akses telekomukasi, transportasi dan teknologi,
super-empowered individuals mampu menjalankan aksi-aksinya dengan mudah dan efek yang ditimbulkan
akan dapat diketahui dan dirasakan oleh seluruh penduduk dunia dalam waktu yang sangat singkat.
Globalisasi telah membuka kesempatan bagi individu-individu yang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan kejahatan transnasional dan fenomena ini tidak bisa lagi dihindarkan, termasuk oleh Indonesia.
Bentuk-Bentuk Kejahatan Transnasional
Kejahatan transnasional adalah kejahatan yang tidak hanya sifatnya lintas batas Negara, tetapi
termasuk juga kejahatan yang dilakukan di suatu Negara, tetapi berakibat fatal bagi Negara lain. Contoh
kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris
internasional. Saat ini, beberapa Negara mengkategorikan kejahatan telematika sebagai kejahatan
transnasional, karena tindakannya bisa dilakukan di Negara B, oleh warga Negara A, tetapi korbannya ada di
Negara C.
Tahun 2001, nama Osamah bin Laden mengisi halaman muka setiap surat kabar di seluruh penjuru
dunia. Tuduhan sebagai dalang penghancuran World Trade Center di New York pada tanggal 11 September
2001 mencuatkan namanya sebagai teroris nomor satu. Akhir bulan Maret 2008, Geert Wilders, seorang
anggota parlemen negeri Belanda, menuai kecaman dari umat Islam di dunia karena ulahnya
mempublikasikan film dokumenter berisi penghinaan terhadap Islam melalui internet. Pada saat yang sama,
tiga orang warga negara Malaysia ditangkap petugas bea dan cukai Bandara Soekarno-Hatta karena berusaha
menyelundupkan obat psikotropika jenis sabu sebanyak 9,3 kg ke Indonesia. Kejadian-kejadian tersebut
merupakan dampak dari globalisasi dan kemudahan pergerakan manusia antar negara atau biasa dikenal
dengan istilah pergerakan transnasional.
Mengatasi Kejahatan Transnasional
Sisi positif dari globalisasi adalah bahwa ia mendorong tumbuhnya masyarakat sipil yang menyadari
perannya dalam proses demokratisasi, seperti yang saat ini terjadi di Indonesia. Keterbukaan yang manjadi
ciri globalisasi juga telah membuka peluang untuk mempermudah transfer teknologi sehingga bisa
membantu percepatan proses pembangunan dan penyiapan sistem keamanan nasional di suatu negara untuk
menghadapi kejahatan transnasional.
Sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, ancaman kejahatan transnasional bukanlah
omong kosong belaka bagi Indonesia. Selain penyelundupan obat-obat terlarang dari luar ke dalam,
terorisme, pembalakan liar dan tranportasi manusia (human trafficking) merupakan ancaman yang sangat
nyata bagi Indonesia. Kerjasama internasional sangat diperlukan untuk menghentikan ancaman kejatahan ini.
Oleh karena itu pengadopsian Konvensi PBB melawan Kejahatan Transnasional yang Terorganisasi
(United Nations Convention against Transnational Organized Crime) sangat penting bagi penyiapan sistem
keamanan nasional yang komprehensif di Indonesia. Melalui konvensi ini, akan bisa dibentuk sebuah sistem
keamanan nasional yang melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, dalam maupun luar negeri, sehingga
memungkinkan untuk saling membantu dan bertukar strategi dalam mengahadapi kejahatan transnasional.
Sehingga peluang untuk membendung dan memerangi kejahatan transnasional akan semakin besar.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga harus lebih jeli dan sensitif untuk mencari akar dari tindakan
kriminal ini. Menurut saya, kejahatan-kejahatan transnasional yang selama ini terjadi – terorisme,
pembalakan liar, penyelundupan obat terlarang ataupun human trafficking – adalah akibat dari kesenjangan
ekonomi-sosial yang ada di dalam masyarakat. Saya percaya apabila pemerintah mampu menyediakan
fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan untuk mengkaryakan rakyatnya dan menyediakan lapangan kerja yang
cukup bagi angkatan kerja yang sekarang ini banyak menganggur kejahatan transnasional seperti tersebut
diatas akan dengan sendirinya bisa diminimalkan.
Pengulangan Kisah Khawarij dalam Ideologi Islam Transnasional
Pengulangan Kisah Khawarij dalam Ideologi Islam Transnasional adalah hasil wawancara kepada KH.
Husein Muhammad, pengasuh pondok pesantren Dar at Tauhid, Cirebon mengenai ideologi Islam
transnasional yang beberapa tahun yang lalu sempat menjadi ideologi yang sempat dikhawatirkan oleh
beberapa kalangan. Ajaran dan penyebarannya begitu cepat di Indonesia. Berikut adalah hasil wawancaranya
yang dimuat dalam Jurnal Justisia 32.
Ideologi Islam Transnasional sempat dikhawatirkan beberapa kalangan. Bagaimana tanggapan
KH. Husein Muhammad?
Ideologi Islam transnasional tentu maknanya sebuah ideologi yang ingin disebarkan di seluruh dunia
dengan suatu konsep tertentu. Dan saya melihat bahwa apa yang disebut ideologi Islam transnasional itu lalu
adalah ideologi Islam khilafah, yaitu Islam yang biasanya disebut Islam radikal.
Sumber ideologi Islam transnasional dari mana?
Saya melihat bahwa ini sebuah pengulangan belaka dari sebuah ideologi besar yang pernah lahir di tengah-
tengah umat Islam, yaitu Khawarij.
Kenapa bisa begitu?
Iya. Khawarij itu kan penolakan terhadap semua ideologi. Slogannya adalah “Hakimiyatullah”. “La Hukma
Illa Lillah”. “Inil hukmu illa lillah”. Semua yang tidak menggunakan hukum Tuhan itu salah. Ini kan Islam
politik, namanya.
Sebab, pada waktu itu sudah dimunculkan oleh Saydina Ali. Ia sendiri justru mengomentari pernyataan
Khawarij dengan, “Kalimatu haqqin uriidu biha al bathil”. Kalimat itu benar, kita kembali kepada Allah,
Allah sebagai sumber utama. Tetapi motifasi, penerapan, dan penafsirannya yang keliru demi kepentingan
sendiri.
Setelah itu, Sayidina Ali juga memberi komentar lain. Bil amsi haarabnaahum ‘alaa tanziilihi wal yaum
nuhaaribuhum alaa ta’wiilihi. Orang-orang ini dulu menolak Al Qur’an sekarang mereka
mempermainkannya dengan takwil. Dari itu kemudian takwil menjadi sesuatu yang buruk, sebetulnya tidak.
Jadi ini awal mula takwil dimaknai negatif?
Sebetulnya tidak harus seperti itu. Kalau kita menerjemahkannya dalam bentuk yang lain. Itu OK. Tapi
mereka menolak. Sekarang memang harus dita’wil. Tetapi penakwilan itu di takwikan untuk kepentingan
politik itu. Karena sebetulnya takwil itu disebutkan banyak sekali misalkan allahumma faqihhu fid-din wa
allimhu takwil. Ini doa Nabi.
Tapi kalau saya melihat ada perkembangan lain lagi yang mungkin bisa dijadikan rujukan bagi Idelogi
Transnasional. Yakni, munculnya Imam Ahmad bin Hambal. Beliau menyusun teori maupun pandangannya
dalam konteks politik yang sudah mengabaikan teks. Itu terjadi pada masa kekhalifahan Abbasiyah abad ke
3-4 H. Jadi, jadi ada selogan.
Terjadi perdebatan. Karena ulama yang tidak menggunakan akal dibasmi, tragedi mihnah inkuisisi. Itu lagi-
lagi kepentingan politik. Jadi, kalau dari perspektif kebebasannya, Mu’tazilah telah mengingkari dirinya
sendiri. Mu’tazilah menganjurkan kebebasan berpikir tapi justru ia membunuh kebebasan itu. Konsep yang
mereka tawarkan sebenarnya itu tidak terlepas dari faktor politis.
Ketakutan-ketakutan itu ada karena ketidakberdayaan menghadapi laju modernitas. Seperti yang tadi malam
saya contohkan dalam kisah Ashabul Kahfi. Sudah tidur lama tiba-tiba ia bangun. Dan ia menganggap
bahwa uang yang mereka bawa dari jaman dahulu itu masih laku. Ia memaksakan kehendak. Marah-marah.
Kekhawatiran dan ketakutan beberapa kalangan, bagaimana komentar KH. Husein Muhammad?
Kekhawatiran bisa dilihat dari banyak perspektif: positif maupun negatif. Dari sisi positif IIT adalah
perlawanan terhadap ideologi kapitalisme liberal yang menindas. Tetapi ada lagi yang negatif, mereka
berangkat dari agama kemudian ada yang menganalisis ini didalangi oleh Kapitalisme sendiri. Karena ada
hubungan yang sangat kuat dan saling menguntungkan. Ini yang terjadi di Saudi Arabia.
Tapi HT di Yordania?
Iya. Sebetulnya kalau kita melihat akar munculnya itu banyak, dari Gerakan Jami’iyah Islamiyah, Ikhwanul
Muslimin, banyak. Tetapi kemudian bertemu dalam isu penekanan terhadap Islam. Dulunya Hasan Al-Bana
itu baik. Tetapi ketika sudah kuat lalu membentuk kekuatan politik untuk melawan semuanya.
Jadi ada dua sisi. Isa gerakan Khiafah atau Kemal kepada hukum Allah. Semuanya bersatu untuk melawan.
Saya curiga semua itu berasal dari Arab. Padahal, sebetulnya kejahatan Saudi banyak sekali. Amerika tahu
betul, tapi dilindungi terus.
Seperti perempuan tidak boleh menyetir mobil
Iya. Wanita yang ada di tempat umum mau jatuh tidak boleh ditolong, mau mati saja tidak boleh dibantu.
Ada juga yang lebih ekstrim tempat yang baru diduduki perempuan ketika masih hangat, haram diduduki.
Ini yang membahayakan bagi kita yang tidak mentoleransi perkembangan budaya, pluraitas, Kalau bagi NU,
yang diwakili Pak Hasim khawatir ini wajar seklai. Karena nanti, tradisi NU akan hilang. Tidak hanya
hilang, karena terjadi pembasmian dengan kekerasan. Nanti slogan-slogannya adalah kafir, musyrik dan
sebagainya.
Bagaimana masyarakatnya merespon? Masyarakatnya pun bermacam-macam. Masyarakat kita sedang
susah. Saya tidak suka keharusan memakai jilbab —suatu ketika —sebagai sebuah identitas perlawanan,
bukan sebagai agama.
Seperti ungkapan Allahu Akbar! Yang justru digunakan untuk menakut-nakuti lawan. Tapi jangan kepada
kita. Tuhan itu yang paling kuat yang paling universal jangan digunakan sebagai alat legitimasi.
(Emnaz, Fian, Rovi/Justisia 32)

More Related Content

Similar to Transnasionalisme dan Kejahatan

Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di IndonesiaMusni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesiamusniumar
 
Demokrasi sejarah makna dan respon muslim
Demokrasi  sejarah makna dan respon muslimDemokrasi  sejarah makna dan respon muslim
Demokrasi sejarah makna dan respon muslimEdi Awaludin
 
TERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptxTERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptxdaii3
 
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalMedia kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalAlat_Survey_Pemetaan
 
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme musniumar
 
Terorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islamTerorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islamRizky Faisal
 
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi RohingyaEssay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi RohingyaIndira Jauzā
 
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotanSeparatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotanRizky Faisal
 
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...Fariz Halim Aziz
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Rizky Faisal
 
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORIntervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORChartika Chika
 
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘imTitik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘imInternationalJournal Ihya' 'Ulum al-Din
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikansakuramochi
 
Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121MujiKuswanto
 

Similar to Transnasionalisme dan Kejahatan (20)

Presentasi globalisasi
Presentasi globalisasiPresentasi globalisasi
Presentasi globalisasi
 
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di IndonesiaMusni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
Musni Umar: Solusi Mengakhiri Terorisme di Indonesia
 
Demokrasi sejarah makna dan respon muslim
Demokrasi  sejarah makna dan respon muslimDemokrasi  sejarah makna dan respon muslim
Demokrasi sejarah makna dan respon muslim
 
TERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptxTERORISME_ppt (1).pptx
TERORISME_ppt (1).pptx
 
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjalMedia kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
Media kafir, demokrasi, dan mekanisme sistem dajjal
 
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
Musni Umar: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Gerakan Terorisme
 
Terorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islamTerorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islam
 
Agenda Sekularisasi Barat Di Dunia Islam
Agenda Sekularisasi Barat Di Dunia IslamAgenda Sekularisasi Barat Di Dunia Islam
Agenda Sekularisasi Barat Di Dunia Islam
 
Sejarah hi
Sejarah hiSejarah hi
Sejarah hi
 
Ilusi negara-islam
Ilusi negara-islamIlusi negara-islam
Ilusi negara-islam
 
Ilusi perdamaian dunia
Ilusi perdamaian duniaIlusi perdamaian dunia
Ilusi perdamaian dunia
 
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi RohingyaEssay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
 
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotanSeparatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
 
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
DAYA KHISAN THUSSU - Approaches to theorizing international communication - P...
 
Isu keganasan antarabangsa
Isu keganasan antarabangsaIsu keganasan antarabangsa
Isu keganasan antarabangsa
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
 
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFORIntervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
Intervensi Kemanusiaan oleh PBB: UNPROFOR
 
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘imTitik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
 
Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121
 

Transnasionalisme dan Kejahatan

  • 1. TRANSNASIONAL-ISME Definisi Transnasional Istilah transnasionalisme pertama kali muncul di awal abad ke 20 untuk menggambarkan cara pemahaman baru tentang hubungan antar kebudayaan. Ia adalah sebuah gerakan sosial yang tumbuh karena meningkatnya interkonektifitas antar manusia di seluruh permukaan bumi dan semakin memudarnya batas- batas negara. Perkembangan telekomunikasi, khususnya internet, migrasi penduduk dan terutama globalisasi menjadi pendorong perkembangan transnasionalisme ini. Menurut Thomas L. Friedman, globalisasi yang menjadi pendorong utama gerakan transnasionalisme adalah sebuah sistem dunia abad 21 yang menitikberatkan kepada integrasi dunia yang tidak mengenal sekat sama sekali. Selain penerapan konsep pasar bebas, runtuhnya tembok Berlin dan munculnya internet merupakan tonggak penting bagi babak baru yang dinamakan globalisasi. Menurut Friedman, globalisasi memiliki tiga landasan keseimbangan: (1) keseimbangan tradisional yang menandai hubungan antar bangsa (nation state); (2) keseimbangan antara suatu bangsa/negara dengan pasar ekonomi dunia (global market); dan (3) keseimbangan antara individu dan negara (individual and the nation state). Apabila landasan pertama menitikberatkan kepada peran negara, landasan kedua lebih menonjolkan peran pasar di dalam menentukan kejadian-kejadian yang ada di dunia. Super power dan supermarket mendominasi kedua landasan ini. Sementara itu, keseimbangan ketiga muncul ketika batas negara telah runtuh dan dunia telah dihubungkan satu dengan lainnya dengan sebuah jaringan yang sangat luas. Hal ini memungkinkan bagi perorangan/individu untuk tampil di panggung dunia tanpa perantara negara dan mampu mempengaruhi pasar maupun keberadaan sebuah negara. Pada tingkatan inilah muncul apa yang dinamakan dengan super-empowered individuals yang mana individu-individu ini dapat berbuat apa saja di panggung dunia, baik ataupun buruk, yang dapat merepotkan dunia. Dengan memanfaatkan kemudahan-kemudahan akses telekomukasi, transportasi dan teknologi, super-empowered individuals mampu menjalankan aksi-aksinya dengan mudah dan efek yang ditimbulkan akan dapat diketahui dan dirasakan oleh seluruh penduduk dunia dalam waktu yang sangat singkat. Globalisasi telah membuka kesempatan bagi individu-individu yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan transnasional dan fenomena ini tidak bisa lagi dihindarkan, termasuk oleh Indonesia. Bentuk-Bentuk Kejahatan Transnasional Kejahatan transnasional adalah kejahatan yang tidak hanya sifatnya lintas batas Negara, tetapi termasuk juga kejahatan yang dilakukan di suatu Negara, tetapi berakibat fatal bagi Negara lain. Contoh kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional. Saat ini, beberapa Negara mengkategorikan kejahatan telematika sebagai kejahatan transnasional, karena tindakannya bisa dilakukan di Negara B, oleh warga Negara A, tetapi korbannya ada di Negara C. Tahun 2001, nama Osamah bin Laden mengisi halaman muka setiap surat kabar di seluruh penjuru dunia. Tuduhan sebagai dalang penghancuran World Trade Center di New York pada tanggal 11 September 2001 mencuatkan namanya sebagai teroris nomor satu. Akhir bulan Maret 2008, Geert Wilders, seorang anggota parlemen negeri Belanda, menuai kecaman dari umat Islam di dunia karena ulahnya mempublikasikan film dokumenter berisi penghinaan terhadap Islam melalui internet. Pada saat yang sama, tiga orang warga negara Malaysia ditangkap petugas bea dan cukai Bandara Soekarno-Hatta karena berusaha menyelundupkan obat psikotropika jenis sabu sebanyak 9,3 kg ke Indonesia. Kejadian-kejadian tersebut merupakan dampak dari globalisasi dan kemudahan pergerakan manusia antar negara atau biasa dikenal dengan istilah pergerakan transnasional. Mengatasi Kejahatan Transnasional Sisi positif dari globalisasi adalah bahwa ia mendorong tumbuhnya masyarakat sipil yang menyadari perannya dalam proses demokratisasi, seperti yang saat ini terjadi di Indonesia. Keterbukaan yang manjadi
  • 2. ciri globalisasi juga telah membuka peluang untuk mempermudah transfer teknologi sehingga bisa membantu percepatan proses pembangunan dan penyiapan sistem keamanan nasional di suatu negara untuk menghadapi kejahatan transnasional. Sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, ancaman kejahatan transnasional bukanlah omong kosong belaka bagi Indonesia. Selain penyelundupan obat-obat terlarang dari luar ke dalam, terorisme, pembalakan liar dan tranportasi manusia (human trafficking) merupakan ancaman yang sangat nyata bagi Indonesia. Kerjasama internasional sangat diperlukan untuk menghentikan ancaman kejatahan ini. Oleh karena itu pengadopsian Konvensi PBB melawan Kejahatan Transnasional yang Terorganisasi (United Nations Convention against Transnational Organized Crime) sangat penting bagi penyiapan sistem keamanan nasional yang komprehensif di Indonesia. Melalui konvensi ini, akan bisa dibentuk sebuah sistem keamanan nasional yang melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, dalam maupun luar negeri, sehingga memungkinkan untuk saling membantu dan bertukar strategi dalam mengahadapi kejahatan transnasional. Sehingga peluang untuk membendung dan memerangi kejahatan transnasional akan semakin besar. Selain itu, pemerintah Indonesia juga harus lebih jeli dan sensitif untuk mencari akar dari tindakan kriminal ini. Menurut saya, kejahatan-kejahatan transnasional yang selama ini terjadi – terorisme, pembalakan liar, penyelundupan obat terlarang ataupun human trafficking – adalah akibat dari kesenjangan ekonomi-sosial yang ada di dalam masyarakat. Saya percaya apabila pemerintah mampu menyediakan fasilitas-fasilitas yang bisa digunakan untuk mengkaryakan rakyatnya dan menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi angkatan kerja yang sekarang ini banyak menganggur kejahatan transnasional seperti tersebut diatas akan dengan sendirinya bisa diminimalkan. Pengulangan Kisah Khawarij dalam Ideologi Islam Transnasional Pengulangan Kisah Khawarij dalam Ideologi Islam Transnasional adalah hasil wawancara kepada KH. Husein Muhammad, pengasuh pondok pesantren Dar at Tauhid, Cirebon mengenai ideologi Islam transnasional yang beberapa tahun yang lalu sempat menjadi ideologi yang sempat dikhawatirkan oleh beberapa kalangan. Ajaran dan penyebarannya begitu cepat di Indonesia. Berikut adalah hasil wawancaranya yang dimuat dalam Jurnal Justisia 32. Ideologi Islam Transnasional sempat dikhawatirkan beberapa kalangan. Bagaimana tanggapan KH. Husein Muhammad? Ideologi Islam transnasional tentu maknanya sebuah ideologi yang ingin disebarkan di seluruh dunia dengan suatu konsep tertentu. Dan saya melihat bahwa apa yang disebut ideologi Islam transnasional itu lalu adalah ideologi Islam khilafah, yaitu Islam yang biasanya disebut Islam radikal. Sumber ideologi Islam transnasional dari mana? Saya melihat bahwa ini sebuah pengulangan belaka dari sebuah ideologi besar yang pernah lahir di tengah- tengah umat Islam, yaitu Khawarij. Kenapa bisa begitu? Iya. Khawarij itu kan penolakan terhadap semua ideologi. Slogannya adalah “Hakimiyatullah”. “La Hukma Illa Lillah”. “Inil hukmu illa lillah”. Semua yang tidak menggunakan hukum Tuhan itu salah. Ini kan Islam politik, namanya. Sebab, pada waktu itu sudah dimunculkan oleh Saydina Ali. Ia sendiri justru mengomentari pernyataan Khawarij dengan, “Kalimatu haqqin uriidu biha al bathil”. Kalimat itu benar, kita kembali kepada Allah, Allah sebagai sumber utama. Tetapi motifasi, penerapan, dan penafsirannya yang keliru demi kepentingan sendiri.
  • 3. Setelah itu, Sayidina Ali juga memberi komentar lain. Bil amsi haarabnaahum ‘alaa tanziilihi wal yaum nuhaaribuhum alaa ta’wiilihi. Orang-orang ini dulu menolak Al Qur’an sekarang mereka mempermainkannya dengan takwil. Dari itu kemudian takwil menjadi sesuatu yang buruk, sebetulnya tidak. Jadi ini awal mula takwil dimaknai negatif? Sebetulnya tidak harus seperti itu. Kalau kita menerjemahkannya dalam bentuk yang lain. Itu OK. Tapi mereka menolak. Sekarang memang harus dita’wil. Tetapi penakwilan itu di takwikan untuk kepentingan politik itu. Karena sebetulnya takwil itu disebutkan banyak sekali misalkan allahumma faqihhu fid-din wa allimhu takwil. Ini doa Nabi. Tapi kalau saya melihat ada perkembangan lain lagi yang mungkin bisa dijadikan rujukan bagi Idelogi Transnasional. Yakni, munculnya Imam Ahmad bin Hambal. Beliau menyusun teori maupun pandangannya dalam konteks politik yang sudah mengabaikan teks. Itu terjadi pada masa kekhalifahan Abbasiyah abad ke 3-4 H. Jadi, jadi ada selogan. Terjadi perdebatan. Karena ulama yang tidak menggunakan akal dibasmi, tragedi mihnah inkuisisi. Itu lagi- lagi kepentingan politik. Jadi, kalau dari perspektif kebebasannya, Mu’tazilah telah mengingkari dirinya sendiri. Mu’tazilah menganjurkan kebebasan berpikir tapi justru ia membunuh kebebasan itu. Konsep yang mereka tawarkan sebenarnya itu tidak terlepas dari faktor politis. Ketakutan-ketakutan itu ada karena ketidakberdayaan menghadapi laju modernitas. Seperti yang tadi malam saya contohkan dalam kisah Ashabul Kahfi. Sudah tidur lama tiba-tiba ia bangun. Dan ia menganggap bahwa uang yang mereka bawa dari jaman dahulu itu masih laku. Ia memaksakan kehendak. Marah-marah. Kekhawatiran dan ketakutan beberapa kalangan, bagaimana komentar KH. Husein Muhammad? Kekhawatiran bisa dilihat dari banyak perspektif: positif maupun negatif. Dari sisi positif IIT adalah perlawanan terhadap ideologi kapitalisme liberal yang menindas. Tetapi ada lagi yang negatif, mereka berangkat dari agama kemudian ada yang menganalisis ini didalangi oleh Kapitalisme sendiri. Karena ada hubungan yang sangat kuat dan saling menguntungkan. Ini yang terjadi di Saudi Arabia. Tapi HT di Yordania? Iya. Sebetulnya kalau kita melihat akar munculnya itu banyak, dari Gerakan Jami’iyah Islamiyah, Ikhwanul Muslimin, banyak. Tetapi kemudian bertemu dalam isu penekanan terhadap Islam. Dulunya Hasan Al-Bana itu baik. Tetapi ketika sudah kuat lalu membentuk kekuatan politik untuk melawan semuanya. Jadi ada dua sisi. Isa gerakan Khiafah atau Kemal kepada hukum Allah. Semuanya bersatu untuk melawan. Saya curiga semua itu berasal dari Arab. Padahal, sebetulnya kejahatan Saudi banyak sekali. Amerika tahu betul, tapi dilindungi terus. Seperti perempuan tidak boleh menyetir mobil Iya. Wanita yang ada di tempat umum mau jatuh tidak boleh ditolong, mau mati saja tidak boleh dibantu. Ada juga yang lebih ekstrim tempat yang baru diduduki perempuan ketika masih hangat, haram diduduki. Ini yang membahayakan bagi kita yang tidak mentoleransi perkembangan budaya, pluraitas, Kalau bagi NU, yang diwakili Pak Hasim khawatir ini wajar seklai. Karena nanti, tradisi NU akan hilang. Tidak hanya hilang, karena terjadi pembasmian dengan kekerasan. Nanti slogan-slogannya adalah kafir, musyrik dan sebagainya.
  • 4. Bagaimana masyarakatnya merespon? Masyarakatnya pun bermacam-macam. Masyarakat kita sedang susah. Saya tidak suka keharusan memakai jilbab —suatu ketika —sebagai sebuah identitas perlawanan, bukan sebagai agama. Seperti ungkapan Allahu Akbar! Yang justru digunakan untuk menakut-nakuti lawan. Tapi jangan kepada kita. Tuhan itu yang paling kuat yang paling universal jangan digunakan sebagai alat legitimasi. (Emnaz, Fian, Rovi/Justisia 32)