Dokumen tersebut membahas tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang bertujuan untuk mendorong perusahaan meningkatkan pengelolaan lingkungannya. PROPER menilai kinerja perusahaan berdasarkan kriteria kepatuhan dan kinerja di atas kepatuhan peraturan lingkungan hidup. Hasil evaluasi digunakan sebagai acuan untuk memberikan insentif dan disinsentif bagi perusahaan.
2. Deskripsi Singkat Proper
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
Dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper)
dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) sejak tahun 1995.
Proper bertujuan untuk mendorong perusahaan
meningkatkan pengelolaan lingkungannya dan
meningkatkan peran perusahaan dalam melakukan
pengelolaan lingkungan hidup, sekaligus
menimbulkan efek stimulan dalam pemenuhan
peraturan lingkungan dan nilai tambah terhadap
pemeliharaan sumber daya alam, konservasi energi
dan community development.
• PROPER merupakan Public Disclosure Program for
Environmental Compliance. PROPER bukan pengganti
instrumen penaatan konvensional yang ada, seperti penegakan
hukum lingkungan perdata maupun pidana. Program ini
merupakan komplementer dan bersinergi dengan instrumen
penaatan lainnya. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas
lingkungan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan efektif.
• PROPER juga merupakan perwujudan transparansi dan
demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia.
Penerapan instrumen ini merupakan upaya Kementerian Negara
Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari prinsip-
prinsip good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel,
dan pelibatan masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan.
3. Kerangka Kerja Penilaian PROPER
Disinsentif Insentif
Hitam Merah Biru Hijau Emas
Full-Compliance
Full disobedient à Full compliance Full compliance à Beyond compliance
KRITERIA KETAATAN KRITERIA PENILAIAN LEBIH
4. Kerangka Kerja Penilaian PROPER
Kinerja Kepatuhan/Ketaatan Peraturan LH Kinerja di atas Kepatuhan/Ketaatan Peraturan LH
• Pengendalian pencemaran air • Pelaksanaan penilaian daur hidup (life cycle assessment)
• Pemeliharaan sumber air (industri AMDK) • Sistem manajemen lingkungan
• Pengendalian pencemaran udara • Penerapan SML untuk pemanfaatan sumber daya pada bidang:
• Efisiensi energi
• Penurunan emisi
• Efisiensi air dan penurunan beban air limbah
• Pengurangan dan pemanfaatan limbah B3
• Pengurangan dan pemanfaatan limbah non B3
• Perlindungan keanekaragaman hayati
• Pengelolaan limbah B3 (industri Prasarana Jasa
Transportasi)
• Pemberdayaan masyarakat
• Pengelolaan limbah non B3 • Tanggap kebencanaan
• Pengelolaan B3 • Inovasi sosial
• Pengendalian kerusakan lahan (industri pertambangan)
• Pengelolaan sampah (industri Prasarana Jasa Transportasi)
5. Management of CSR/Comdev Program
CSR / Comdev /
Community Investment
Programs
Externality
Mitigation
Stakeholder
Engagement
Mechanism
Legitimacy
Theory’s Point of
View
Stakeholder
Theory’s Point of
View
Separately Dedicated
Indiscriminately Dedicated
Social License to Operate Creating Shared Value (CSV)
Higher Social and Environmental Impact Industries Lower Social and Environmental Impact Industries
6. Management of CSR/Comdev Program
2022 2023 2024 2025 2026
1. Tema
2. Program Unggulan
3. Strategi
Komunikasi
4. Monev/SROI
5. KPI
Tema
2. Program Unggulan
3. Strategi
Komunikasi
4. Monev/SROI
5. KPI
Tema
2. Program Unggulan
3. Strategi
Komunikasi
4. Monev/SROI
5. KPI
Tema
2. Program Unggulan
3. Strategi
Komunikasi
4. Monev/SROI
5. KPI
Tema
2. Program Unggulan
3. Strategi
Komunikasi
4. Monev/SROI
5. KPI
Strategic Direction
7. CSR Program Boundaries
Internal Stakeholders
Top
Management
Middle Management
Lower Management
Mission
Statement on
Sustainability,
ESG and/or
CSR
Middle Term CSR Planning
Annual CSR Planning
Programs and Budgets
Initiation, Execution, Monitoring and
Evaluation
Key Performance Indicators
Output
Outcome
Impact
8. CSR Program Boundaries
Program Owner
Needs
Assessment
Formulation
and Initiation of
CSR Programs
Social Mapping
Stakeholder
Engagement
Public
Consultation
External Stakeholders
Program Beneficiaries
Programs
Activities
Planned Performance Indicators Actual Performance Indicators
Output Outcome Impact
Influencers Implementors Beneficiaries Replicators
9. CSR Program Boundaries
Internal Stakeholders
Top
Management
Middle Management
Lower Management
Mission
Statement on
Sustainability,
ESG and/or
CSR
Middle Term CSR Planning
Annual CSR Planning
Programs and Budgets
Initiation, Execution, Monitoring and
Evaluation
Key Performance Indicators
Output
Outcome
Impact
Program Owner
Needs
Assessment
Formulation
and Initiation of
CSR Programs
Social Mapping
Stakeholder
Engagement
Public
Consultation
External Stakeholders
Program Beneficiaries
Programs
Activities
Planned Performance Indicators Actual Performance Indicators
Output Outcome Impact
Program Evaluation
10. Program Evaluation
Further evaluation on internal side
Further assessment on external side
Potential or future possibilities of program continuation
Probabilities on the creation of shared values
Probabilities on the formation of shared leadership, or collective leadership (SDGs
perspective)
Possibilities of program replacement, including discontinuation
Re-formulation on program structure and portfolio
Adoption on new standards, rules, trends and/or obligation (if any)
11. Project life cycle in a Com-Dev Program
Initiation
Stage
Planning
Stage
Execution Stage
Closure
12. Project life cycle in a Com-Dev Program
Initiation
Stage
Planning
Stage
Execution Stage
Closure
Monitoring and
Evaluation
13. Comdev in SOE (BUMN)
Dasar Hukum:
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (pasal 1 no 3 dan
pasal 74).
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.
4. Peraturan Menteri BUMN RI No. Per-05/MBU/04/2021 tentang Program Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 1 Tahun 2021 tentang Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).
6. Peraturan Menteri BUMN Per-02/MBU/04/2020 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri BUMN No. Per-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL).
7. POJK No. 51 Tahun 2017 tentang Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance).
14. Monitoring dan Evaluasi Program
Comdev
Sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN
Nomor PER-05/MBU/04/2021, setiap
perusahaan BUMN wajib untuk melakukan
monitoring dan evaluasi sebagai bagian dari
pengelolaan program TJSL.
Menurut peraturan tersebut monitoring dan
evaluasi dilaksanakan untuk menjamin
pelaksanaan program TJSL BUMN yang
tepat sasaran sesuai dengan yang
direncanakan.
Secara lebih spesifik, evaluasi program TJSL
ditujukan juga untuk mengukur kinerja dan
capaian manfaat baik kepada BUMN
Sustainable Business Principle
Core Business /
Core Activity
Non Core Activity
Comdev
Program
Sustainable Operation
15. Monitoring dan Evaluasi Program
Comdev
Bagi BUMN emiten di pasar modal, monitoring dan evaluasi
menjadi sumber informasi yang vital dalam penyampaian
laporan TJSL yang merupakan bagian dari laporan
keberlanjutan (Sustainability Report) yang wajib untuk
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor
16/ SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan
Emiten atau Perusahaan Publik disebutkan bahwa
perusahaan emiten dan perusahaan publik yang menerbitkan
laporan keuangan wajib untuk memasukkan pelaporan
mengenai kegiatan TJSL.
Pelaporan ini terutama difokuskan kepada kaitan antara
program TJSL perusahaan dengan pencapaian Sustainable
Development Goals (SDGs). Informasi mengenai pencapaian
SDGs ini dapat didapatkan dari hasil monitoring dan evaluasi
Sustainable Business Principle
Core Business /
Core Activity
Non Core Activity
Comdev
Program
Sustainable Operation
16. Impact Evaluation
It’s an assessment of how the intervention being evaluated
affects outcomes, whether these effects are intended or
unintended.
It provides information about the impacts produced by an
intervention - positive and negative, intended and
unintended, direct and indirect.
Source: re-drawed based upon TIES, 2012 and
Honey, 2008
17. Analisis Evaluasi Program Comdev dengan
Pendekatan Impact Analysis
Analisis dapat berupa analisis kualitatif dan kuantitatif
Analisis kuantitatif atas manfaat program comdev
(pemberdayaan masyarakat) akan melengkapi, memperkuat,
dan memvalidasi analisis naratif dan deskriptif yang telah
ada sebelumnya
Needs
Assessment
Formulation
and Initiation of
CSR Programs
Social Mapping
Stakeholder
Engagement
Public
Consultation
Activities
Output Outcome Impact
18. Pengukuran
Impacts
Saat program-program comdev selesai dilaksanakan, pengukuran dampak dilakukan untuk
mengevaluasi kembali sejauhmana pencapaian indikator-indikator lingkungan, sosial, dan ekonomi
setelah program berlangsung
Evaluasi peta sosial dilakukan dengan membandingkan antara efforts dan impacts
Program Owner
Needs
Assessment
Formulation
and Initiation of
CSR Programs
Social Mapping
Stakeholder
Engagement
Public
Consultation
Program Beneficiaries
Programs
Activities
Planned Performance Indicators Actual Performance Indicators
Output Outcome Impact
19. Information for Decision Making
Pengukuran manfaat atas pelaksanaan program dari setiap kelompok pemangku
kepentingan bertujuan untuk mengukur indikator keberhasilan program
Dalam pengukuran kinerja keberhasilan program, terdapat minimum threshold dan
pencapaian aktualnya
Terdapat sejumlah kerangka pengukuran impacts atau kemanfaatan program.
Diantara model yang dapat digunakan adalah penilaian atas pencapaian 5-capitals
for sustainable well-being of the community
Hasil penilaian ini akan memberikan input pada proses pengambilan keputusan
meneruskan atau menghentikan sebuah program comdev dalam sebuah matriks
decision making
20. No.
Pemangku
Kepentingan
Social Capital :
Value for wider
society
Pencapaian
Human Capital : Impact on the
users
Pencapaian
Natural Capital : Building
and Infrastructure
Pencapaian
Physical Capital :
Enhancement of the
Environment
Pencapaian
Economic Capital :
The commercial
benefits
Pencapaian
1
Penerima
manfaat
- Terbentuknya
jaringan sosial
- Peningkatan pengetahuan
dasar penerima manfaat
- Penerimaan fasilitas
infrastruktur
- Peningkatan literasi
konservasi lingkungan
hidup
- Peningkatan
aksesibilitas pasar
- Peningkatan
aktivitas organisasi
kemasyarakatan
- Peningkatan pengetahuan
lanjutan penerima manfaat - Penerimaan fasilitas
peralatan produksi
- Peningkatan aktivitas
perlindungan lingkungan
hdup
- Peningkatan
financial literacy
- Peningkatan
kohesivitas dan
gotong royong
- Peningkatan skill dan
kompetensi dasar penerima
manfaat
- Penerimaan fasilitas
penunjang produksi
- Peningkatan
akses ke sumber
permodalan
- Peningkatan
aktivitas
volunteering works
- Peningkatan skill dan
kompetensi lanjutan penerima
manfaat
- Peningkatan
production cost
efficiency
- Peningkatan
family welfare &
well-being
- Peningkatan kualitas produk
- Peningkatan labor efficiency
- Peningkatan penguasaan
teknologi tertentu
- Adopsi standardisasi dan
sertifikasi produk
2
Pemerintah
daerah / dinas
teknis
- Kontribusi
terhadap
pencapaian
indikator sosial
dalam target
pembangunan
daerah
- Kontribusi terhadap
pencapaian indikator
pendidikan dalam target
pembangunan daerah
- Kontribusi terhadap
pencapaian indikator
pembangunan fisik dalam
target pembangunan
daerah
- Kontribusi terhadap
pencapaian indikator
lingkungan hidup dalam
target pembangunan
daerah
- Kontribusi
terhadap
pencapaian
indikator ekonomi
dalam target
pembangunan
daerah
- Penurunan
jumlah PMKS
- Penurunan
indeks gini ratio
daerah
The 5-Capitals Map
22. Evaluasi SROI
Sebuah pendekatan untuk memahami dan
mengelola dampak atas nilai sosial (social value),
ekonomi, dan lingkungan yang diciptakan dari
suatu program, kegiatan atau organisasi
Kerangka pengukuran berfokus pada penetapan
ruang lingkup dan pemangku kepentingan,
identifikasi outcome, penetapan indikator dampak
dan monetisasi dampak
Pencapaian Inovasi
Sosial
• Tahapan inovasi sosial:
• Ide awal, proposing dan
prototyping
• Keberlanjutan (sustaining)
• Scalling (replikasi)
• Perubahan sistemik
• Memenuhi salah satu unsur:
• Terdapat transfer pengetahuan atau
keterampilan dari core competency yang
dimiliki industri kepada masyarakat
• Dikembangkan berdasarkan hasil analisis
intepretasi penilaian dampak daur hidup.
• Unsur sensitivitas dan daya responsif terhadap
kondisi krisis di masyarakat akibat bencana
23. Penilaian Investasi Sosial Perusahaan
dengan Pendekatan SROI
Secara sederhana, SROI adalah cara untuk menguangkan (memonetisasi) nilai
dampak sosial sehingga dampak tersebut seolah-olah dapat terukur dalam satuan
atau sudut pandang keuangan.
Hasil analisa SROI adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara biaya investasi
dengan dampak terhasilkan.
Contohnya, untuk rasio SROI $5: $1 menunjukkan bahwa dengan menginvestasikan
$1 maka dihasilkan dampak sosial senilai $5.
SROI dibagi menjadi dua jenis yaitu SROI evaluation dan SROI forecast.
24. Type SROI
Evaluating, dilakukan secra retrospektif
dan berdasarkan actual outcomes yang
telah terjadi
SROI evaluation adalah SROI evaluasi dari
dampak sosial yang telah dihasilkan
Forecast, memprediksi berapa banyak
nilai social yang dihasilkan apabila
kegiatan memenuhi hasil yang
diharapkan
SROI forecast adalah perkiraan SROI yang dapat
dicapai dengan dampak sosial yang diperkirakan
akan terjadi di jangka waktu masa depan yang
telah ditentukan.
26. Metode dan Teknik Perhitungan SROI
Formula Perhitungan SROI:
SROI = Total Value
Total Input
27. Metode dan Teknik Perhitungan SROI
Total Input
Total Input adalah penjumlahan dari seluruh
valuasi nominal sumber daya yang
dikeluarkan oleh stakeholder terkait suatu
program
Beneficiary pada umumnya tidak
memberikan input, hanya berbekal potensi
perubahan dalam dirinya dan potensi
perubahan tersebut tidak bisa divaluasi ke
dalam nominal input
Total Value
Total Value adalah hasil penjumlahan seluruh valuasi nominal
dari outcome setelah dikurangi deadweight, displacement, dan
attribution.
• Nilai outcome adalah penjumlahan dari indikator perubahan
yang dirasakan oleh seluruh beneficiary. Indikator tersebut
haruslah yang bersifat dapat diukur dengan nominal.
Misalnya salah satu outcome dari program kewirausahaan
adalah beneficiary mengalami peningkatan kemandirian,
maka indikatornya antara lain peningkatan jumlah modal
sebesar X rupiah, berkurangnya hutang sebesar X rupiah,
dan sejenisnya
• Deadweight adalah persentase dari peluang dihasilkannya
suatu outcome tanpa campur tangan program perusahaan
• Displacement adalah persentase dari terjadinya outcome
sebelum adanya campur tangan program perusahaan
• Attribution adalah persentase dari peran pihak lain selain
perusahaan dalam mewujudkan outcome
28. Tahap Perhitungan SROI
Tahap
6
Pelaporan SROI
Tahap
4
Fiksasi Dampak
Tahap
3
Menetapkan
Indikator dan Nilai
Dari Setiap
Outcome
Tahap
2
Memetakan
Outcome Dari
Setiap
Stakeholders
Tahap
1
Menetapkan Ruang
Lingkup Dan
Mengidentifikasi
Stakeholders
Tahap
5
Perhitungan SROI
29. Tahapan 1 (Penetapan Ruang Lingkup dan
Identifikasi Pemangku Kepentingan)
Analisis stakeholder yang mendalam utamanya berfungsi untuk mencegah prematur
terhadap gambaran yang terlalu sempit .
Untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan atau stakeholder potensial pada tahap
awal, menyeleksi kandidat apakah layak atau tidak menjadi bagian dari penilaian
dampak.
30. No Kegiatan Jenis Data
Keterangan
Ada Tidak
1. Identitas Perusahaan Nama Peserta
Alamat
Bidang usaha
Bisnis Inti
Bisnis Penunjang
Visi Misi
2. Profil Program
3. Durasi Program Road Map/tahun (min 5 tahun)
Master Plan
Tahun Evaluasi
Visi Penanggung Jawab
4. Perencanaan Program Penganggaran Program
Indikator Kinerja
Inisiasi Program
Koordinasi Lintas Organisasi atau Sektoral
Koordinasi Lintas Organisasi dengan pemerintah pusat
Koordinasi Lintas Organisasi dengan pemerintah daerah atau bagian terkait
Koordinasi Lintas Organisasi dengan perusahaan lain
Koordinasi Lintas Organisasi dengan unsur kemasyarakatan
5. Pelaksanaan Program Organisasi Pelaksana
Stuktur Organisasi Pelaksana
6. Pengendali Program
(Sekunder)
Organisasi Pengendali Program
Realiasasi Anggaran
Penilaian Kinerja
Pelaporan Program
Audit / Review Program
Pelaporan Keberlanjutan Program
Laporan Tahunan Program
31. Peta Umum Pemangku Kepentingan
Stakeholder
Kategori
Stakeholder
Peran Dalam Program Dampak yang Dimiliki
Pemerintah daerah Pemerintah
Kelompok Pemuda Masyarakat
Setempat
32. Identifikasi Pemangku Kepentingan
No
Kegiatan / Sub-
Program
Lokasi
Pemangku
Kepentinga
n
Teridentifik
asi
Kategori
Stakeholde
r
Peran Dalam
Program /
Sub-Program
Dukungan
Stakeholder
Terhadap
Program
Involvement
Indikator Kinerja
Kegiatan
Output Outcome
Keep
Satisfied
Keep
Informe
d
Manage
Closely
Keep
Informed +
2-Way
Communic
ation
1 Kegiatan 1
2 Kegiatan 2
3 Kegiatan 3
33. Penilaian Pemangku Kepentingan
No.
Pemangku
kepentingan dan
bagaimana mereka
mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh
program
Apa yang
menurut kami
terjadi pada
mereka, positif
dan negatif
Disertakan /
dikecualikan?
Metode
keterlibatan
Berapa
banyak?
1
2
35. Tahapan 3 dan 4 Penetapan Indikator, Nilai
Outcome dan Impact (Dampak)
No
Stakeholder Outcome Indikator Koleksi Data
Jenis Data
(Primer/Se
kunder)
Nilai Manfaat (Hasil
Monetisasi)
2018 2019 2020 2021
36. Tahap 5: Perhitungan SROI
• Projecting into the future
Langkah pertama dalam
menghitung rasio adalah
memproyeksikan nilai semua hasil
yang dicapai di masa depan
• Calculating the net present
value
37. Tahap 5: Perhitungan SROI
Sensitivity analysis
Tujuan dari analisis sensitivitas untuk menguji asumsi mana yang memiliki pengaruh besar pada model
perhitungan yang dilakukan. Persyaratan standarnya adalah memeriksa perubahan:
❑ Perkiraan beban berat, atribusi dan penurunan
❑ Financial proxies
❑ Kuantitas hasil
❑ Nilai input yang diperoleh dari nilai input non finansial
Payback period
'Payback period' menjelaskan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar investasi terbayar. Rumus dasar
perhitungan payback period:
38. Tahap 6: Pelaporan SROI
Laporan SROI mencakup aspek
kualitatif, kuantitatif dan keuangan
dalam rangka menyajikan mengenai
nilai sosial dari program.
Dalam penyusunan rekomendasi,
penting untuk menekankan temuan
positif maupun negatif dan
menyajikannya dengan cara yang jelas.
39. Standar Profesional Penilaian SROI
Pihak yang melakukan perhitungan
SROI, harus dapat memahami hal-hal
sebagai berikut:
• Theory of change secara
utuh
• Siapa yang terkena dampak
perusahaan
• Siapa penerima manfaat dari
program CSR perusahaan
• Siapa yang dapat
memberikan bantuan
keuangan yang diperlukan
• Perilaku siapa yang harus
diubah agar proyek berhasil
40. Standar Profesional Penilaian SROI
No Item Kompetensi Deskripsi
1 Manajemen proyek (secara umum) Pemahaman dan pengalaman baik terlibat sebagai manajer, pelaksana,
maupun stad dalam pengelolaan suatu proyek
2 Manajemen kelayakan proyek Pemahaman dan pengalaman terkait perencanaan, penganggaran,
penyusunan kriteria indikator kinerja program, dan pengukuran kinerja
3 Manajemen tahapan / siklus
proyek
Memahami konsep input, proses, output, outcome, dan impact
4 Manajemen program investasi
sosial
Pemahaman dan pengalaman terkait pengelolaan program investasi
sosial, CSR, com-dev, PKBL dan sejenisnya
5 Manajemen evaluasi program Pemahaman dan pengalaman terkait:
• Pengelolaan durasi program
• Pengelolaan indikator program
• Pengelolaan monitoring dan evaluasi program
6 Valuasi proyek dan/atau program Pemahaman dan pengalaman terkait valuasi atas dampak atau manfaat
program terhadap penerima manfaat (beneficiaries)
41. Standar Profesional Penilaian SROI
Kriteria Personil untuk Aplikasi SROI
Surveyor SROI, dengan kriteria umum:
Berpendidikan minimal D3 semua bidang, diutamakan yang telah mempelajari statistika, kalkulus, akuntansi, sosial, demografi,
dan ekonomi;
Berpengalaman kerja sebagai surveyor pada penelitian minimal 2 (dua) tahun.
Penilai SROI, dengan kriteria umum:
Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman penelitian lebih dari 5 (lima) tahun atau S2 dengan pengamalan penelitian
lebih dari 3 tahun;
Latar belakang pendidikan diutamakan dari ilmu ekonomi, akuntansi, sosial atau teknik.
Pernah mendapatkan pelatihan tentang impact evaluation
Pernah menulis artikel atau melakukan publikasi di bidang impact evaluation
Reviewer SROI, dengan kriteria umum:
Berpendidikan minimal S1 pada bidang sosiologi, akuntansi, ekonomi, atau teknik
Berpengalaman dalam bidang penelitian lebih dari 5 (lima) tahun
Pernah mendapatkan atau memberikan pelatihan tentang impact evaluation
Pernah menulis artikel atau melakukan publikasi di bidang impact evaluation
42. Optimalisasi Nilai SROI
Analisis SROI dapat dilakukan pada kegiatan/program yang telah selesai dilaksanakan atau telah
melalui siklus POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
Dari sisi perencanaan (planning), sebuah kegiatan/program CSR yang baik tentunya memiliki
sebuah perencanaan yang matang yang mana dalam perencanaan tersebut ditetapkan kriteria
dan indikator dari dampak kegiatan/program tersebut yang terjadi pada penerima manfaat.
Selanjutnya, dari sisi persiapan pelaksanaan kegiatan/program (organizing), pelaksana program
CSR akan berusaha melakukan set up kegiatan/program tersebut sesuai perencanaan yang
telah dibuat. Pelaksana program CSR akan melakukan pengkondisian dan pengorganisasian
untuk terwujudnya sebuah kegiatan/program yang menghasilkan dampak sesuai kriteria dan
indikator yang telah ditetapkan.
Pada fase pelaksanaan kegiatan/program CSR, pelaksana program CSR akan melaksanakan
kegiatan/program tersebut sesuai dengan perencanaan sehingga dapat dihasilkan dampak
dengan capaian kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
Begitupun, pada tahapan controlling, pelaksana program CSR akan memastikan bahwa
kegiatan/program tersebut sesuai dengan perencanaan.
43. Optimalisasi Nilai SROI
Pelaksanaan prinsip MASS dalam pengelolaan program
a) Measurable
Investasi sosial dalam kerangka TJSL bukanlah sumur tanpa dasar dimana perusahaan mencurahkan
sumber daya tanpa hasil yang terukur. Akan tetapi, program TJSL merupakan sebuah investasi
dimana terdapat hasil yang dapat diukur atau setidaknya diobservasi. Pada umumnya hasil dari
investasi sosial adalah perubahan yang positif dan bersifat permanen dari mereka yang menjadi
penerima manfaat, sesuai dengan prinsip dalam theory of change.
a) Aligned
Inisiatif CSR/TJSL dalam format investasi sosial bukanlah inisiatif yang terisolasi dengan inisiatif
lainnya. Namun demikian, investasi sosial perlu menjadi bagian dari inisiatif pembangunan lokal dan
dirumuskan atau dikembangkan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan kunci.
a) Sustainable
Program TJSL atau investasi sosial yang berhasil ditandai dengan berkurangnya ketergantungan dan
berkembangnya kemandirian masyarakat, berkembangnya kapasitas dan kompetensi organisasi dan
kelembagaan lokal, serta langkah-langkah keluar yang efektif dari perusahaan (effective
exit/phasing-out strategy).
a) Strategic
Investasi sosial tidak dapat memenuhi semua permintaan dari aktor lokal. Investasi sosial
memfokuskan diri pada bentuk intervensi yang memiliki dampak pengganda (multiplier effect) luas,
mengatasi masalah dasar, mengoptimalkan asset non finansial yang dimiliki masyarakat, dan
terintegrasi dengan rencana bisnis serta kompetensi perusahaan.
44. Optimalisasi Nilai SROI – Sinkronisasi
dengan Pencapaian Inovasi Sosial
a) Kebaruan (novelty)
Inovasi sosial harus memiliki unsur orisinil dan unik, atau merupakan hal baru yang
diterapkan di sektor tersebut serta di kawasan tersebut atau diaplikasikan dengan cara
atau hal-hal yang baru.
a) Keberlanjutan (sustaining)
Program pemberdayaan masyarakat dengan karakteristik inovasi sosial tidak
dijalankan secara sporadis atau temporer, akan tetapi diimplementasikan dengan
memperhatikan kemampuan pengelola dan para pemangku kepentingan untuk dapat
menjalankan program tersebut dalam kurun waktu yang cukup mencerminkan
tuntasnya suatu kebutuhan sosial yang menjadi landasan diformulasikannya program
tersebut, sebagaimana disusun pada fase planning dalam siklus POAC.
a) Sudah diaplikasikan di lapangan
Program unggulan dengan inovasi sosial bisa saja masih berada dalam tataran ide,
desain atau prototyping. Oleh karena itu, pengujian atas munculnya inovasi sosial lebih
efektif ketika program sudah diaplikasikan di lapangan sehingga dapat dipetakan
outcome atau hasil program yang merupakan akumulasi kontribusi dari seluruh
pemangku kepentingan yang terlibat.
Gambaran lengkap mengenai hal ini dapat dilihat pada Laporan SROI khususnya pada
tahap ke-2 yaitu outcome mapping.
45. Optimalisasi Nilai SROI – Sinkronisasi
dengan Pencapaian Inovasi Sosial
Dalam konteks monitoring dan evaluasi, pencapaian inovasi sosial dapat dinilai dari beberapa aspek, yaitu:
a) Efektivitas Pelaksanaan
Penilaian efektivitas ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi sebelum dan sesudah
inovasi tersebut dijalankan serta membuat ukuran perbaikan secara kualitatif dan kuantitatif.
a) Menjawab Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial yang dideskripsikan pada fase awal atau perencanaan merupakan bottom-up aspiration
dari pemangku kepentingan terutama para penerima manfaat. Pemetaan outcome sebagaimana disusun
dalam laporan SROI tahap ke-2 dapat menguji sejauhmana kebutuhan sosial telah terpenuhi atau tidak.
Tahapan untuk menganalisis pemenuhan kebutuhan sosial ini adalah sebagai berikut:
Mendeskripsikan kebutuhan sosial yang dipenuhi atau permasalahan sosial yang diselesaikan
Modal capital dan sosial yang ditingkatkan
Kapasitas dan sumberdaya apa yang bisa ditingkatkan
a) Meningkatkan kapasitas sosial
Peningkatan kapasitas masyarakat yang dalam hal ini untuk bertindak atau memperbaiki kualitas
kehidupannya antara lain dengan menciptakan peran dan hubungan baru, mengembangkan aset dan
kemampuan dan/atau menggunakan aset dan sumber daya dengan lebih baik.
a) Mewujudkan inovasi dalam kehidupan masyarakat
Pada akhirnya, klaim atas tercapainya inovasi sosial kemudian dilihat dari terwujud atau terbentuknya
inovasi dalam kehidupan masyarakat khususnya para penerima manfaat program. Dalam hal ini, pengelola
program pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu:
Membuktikan adanya transfer pengetahuan atau keterampilan dari core competency yang dimiliki
kepada masyarakat.
Menciptakan unsur sensitivitas dan daya responsif terhadap kondisi krisis di masyarakat akibat bencana
46. Forecast SROI untuk Program Unggulan
bermuatan Inovasi Sosial
Ketika sebuah perusahaan memiliki ketertarikan pada analisis/pengukuran dampak sosial,
ia akan menghadapi pertanyaan tentang bagaimana, atau oleh siapa, studi tersebut harus
dilakukan. Dalam kebanyakan kasus, tidak adanya pengetahuan atau kapasitas yang
tersedia menjadi halangan untuk mengimplementasikan studi SROI secara internal.
Jika analisis SROI akan dilakukan, penting untuk membangun kepercayaan dari anggota staf
perusahaan/organisasi itu sendiri serta pemangku kepentingan lainnya yang menjadi kunci
keberhasilan SROI. Prinsip yang sama berlaku juga untuk terjalinnya komunikasi yang efektif
pada kedua grup tersebut. Hal ini diperlukan untuk keberhasilan analisis SROI, baik secara
konseptual maupun secara empiris.
Kualifikasi peneliti yang akan melakukan kajian SROI seolah menentukan analisis SROI yang
bermuatan dampak atau manfaat tinggi. Namun demikian, deskripsi tentang profil peneliti
atau penyusun kajian SROI di atas memberi makna bahwa seleksi atas program yang akan
terverifikasi bermanfaat tinggi atau ber-nilai SROI besar dapat dilakukan secara lebih
komprehensif oleh peneliti atau tim peneliti dengan kualifikasi tersebut.
47. Forecast SROI untuk Program Unggulan
bermuatan Inovasi Sosial
Pada organisasi atau perusahaan berskala besar dengan portfolio program CSR yang sangat beragam,
jenis dan jumlah program CSR yang telah dan akan dijalankan sangat banyak. Pengelola program
CSR/pemberdayaan masyarakat juga tidak bisa secara kaku hanya menetapkan program-program
yang akan berdampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang tinggi saja. Akan tetapi, ada program-
program lain yang mungkin lebih bernuansa karitatif atau filantrofi yang lebih memberikan instant
effect terhadap beneficiaries.
Prinsip yang sama berlaku ketika akan melakukan impact forecast terhadap program-program yang
akan diinisiasi dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Disamping memberikan pemahaman atau telaah atas realisasi perencanaan, monev juga diharapkan
dapat memberikan umpan balik bagi perbaikan implementasi program di periode-periode
selanjutnya. Telaah tersebut idealnya dilakukan atas semua program dan kegiatan, namun hampir
tidak memungkinkan berhubung keterbatasan sumber daya serta pertimbangan cost-and-benefit.
Oleh karena itu, Forecast SROI diterapkan atas sejumlah program terpilih dengan basis pemilihan
secara acak, proporsional, atau stratified selection terhadap program area/focus. Hasil analisis SROI
forecasting diharapkan dapat bertahan sampai lima tahun dan perhitungannya menggunakan
discount rate yang mana jika diaplikasikan di Indonesia maka akan menggunakan BI rates.
48. Forecast SROI untuk Program Unggulan
bermuatan Inovasi Sosial
Tahapan dalam melakukan SROI Forecasting adalah sebagai berikut:
a. Memproyeksikan outcome dan impact di masa depan
b. Menghitung nilai sekarang bersih atas future impact
c. Menghitung rasio SROI Forecast
d. Analisis sensitivitas
49. Forecast SROI untuk Program Unggulan
bermuatan Inovasi Sosial
Adapun pemilihan program atas SROI Forecasting dapat dilakukan dengan basis:
a) Random Selection Approach
Pendekatan ini dilakukan dengan basis keyakinan bahwa strategic direction dapat terdistribusi secara
merata pada seluruh portfolio program. Dalam arti, seluruh aspek strategis yang menjadi tujuan akhir
dalam kerangka pengelolaan program jangka menengah selama lima tahun ke depan dapat diterapkan
secara konsisten saat memformulasikan program tahunan. Pemilihan untuk SROI Forecast dapat dilakukan
secara acak terhadap area: (1). Program unggulan yang menjadi arahan Kementerian BUMN, (2). Program
3P, (3). Program pencapaian ISO 26000, dan (4) Program CSV.
a) Proportional Selection Approach
Apabila basis keyakinan atas pemenuhan strategic direction dalam CSR roadmap dirasa belum optimal,
maka pendekatan proportional selection dapat ditempuh. Dalam hal ini, pemilihan SROI Forecast
difokuskan pada program-program yang secara proporsional berkontribusi pada pencapaian arahan
strategis dalam roadmap.
a) Stratified Selection Approach
Sedangkan dalam situasi dimana faktor uncertainty dalam lima tahun ke depan diyakini sangat tinggi,
maka pendekatan stratified selection lebih direkomendasikan. Pemilihan SROI Forecast dengan pendekatan
ini diarahkan pada program-program yang secara stratifikasi memiliki prioritas tertinggi untuk eksekusinya,
namun secara simultan berkontribusi pada pencapaian arahan strategis dalam roadmap CSR.