SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)
Salah satu jenis limbah yang banyak
dibicarakan karena memerlukan
pengelolaan khusus adalah limbah
yang tergolong
Bahan Berbahaya dan Beracun
(disingkat B3)
Ada 14 ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan limbah
B3
meliputi Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup
LIMBAH B3 MENURUT PP.18 / 1999
jo PP No. 85 /1999
Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan
atau beracun yang karena sifat dan
konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusakkan
lingkungan hidup dan atau dapat membahaya-
kan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsung-
an manusia serta mahluk hidup lain.
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah
bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahkluk hidup lainnya
(PP 74/2001)
UU No 23
Th 1997
Peraturan Pemerintah Kep Ka Bapedal
Kep Men LH
Pasal
01
17
20 + 21
35 + 36
43
49
PP 19/1994
PP 12/1995
PP 18/1999
 PP 85/1999
 PP 74/2001
Cari dan Pelajari !!
UMUM
-Ijin Pengelolaan
-Ijin Penyimpanan dan
Pengumpulan
-Pengolahan
-Penimbunan
-Simbol dan Label
-Dokumen Limbah B3
KHUSUS
-Pengumpulan
Pelumas Bekas
-Program Kendali B3
-Pengawasan oleh
Daerah
Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3
Penentuan Limbah B3
• Penentuan Limbah B3 tergantung pada aplikasi
serangkaian kriteria tertentu, yaitu :
- Daftar spesifik bahan kimia dan turunannya
- Kriteria ditetapkan melalui pengujian Toxicity
Chracteristics Leaching Procedure (TCLP)
• Gabungan kedua metode tersebut diatas.
Menentukan Limbah B3
Identifikasi
Jenis limbah
Cocok dgn
Daftar Limbah B3
Limbah B3
Periksa
Kharakteristik
Lakukan uji
Toksikologi
LD50
Bukan Limbah B3 Limbah B3
Ya
Limbah B3
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Identifikasi Bahaya
SUMBER LIMBAH :
- Kegiatan Domestik
- Kegiatan Industri dan Jasa
- Sisa Pemakaian
- Barang Off-spec
- Kadaluwarsa
- Tumpahan/bocoran, dll
Limbah B3
Limbah
Radioaktif
Limbah
Non – B3
Limbah
Industri
Limbah
Domestik
Prinsip Pengelolaan B3
• Jangan memproduksi
limbah B3
• Minimisasi Limbah B3
• Reduction, Recovery,
Reuse dan Recycling
• Pembuangan secara
aman (tidak
membahayakan
kesehatan masyarakat
dan lingkungan hidup)
Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3
Penghasil Limbah
Perolehan Kembali
Penggunaan Kembali
Penyimpanan
“On Site”
Pengumpulan
Pengangkutan
Penyimpanan
Sementara
Pengangkutan
Pengangkutan
Pengolahan
Pembuangan
Akhir
Penanganan Limbah B3 terdiri dari :
1. Penandaan Limbah B3
2. Kemasan Limbah B3
3. Penyimpanan Limbah B3
4. Pengumpulan Limbah B3
5. Pengangkutan Limbah B3
Label & Symbols
• Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan untuk
mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan
baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3
– Label
• Tulisan yang menunjukkan antara
lain karakteristik dan jenis bahan
kimia berbaya & beracun.
– Symbol
• Gambar yang menyatakan karakteristik
bahan kimia berbaya & beracun.
Klasifikasi Bahan Kimia
• PPRI 74/2001
• US – DOT
• NFPA 704 M
• HMIS/HMIG
Klasifikasi
• PPRI 74/2001
– mudah meledak (explosive); LPG, Mg
– pengoksidasi (oxidizing);
– sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable );
– sangat mudah menyala ( highly flammable );
– mudah menyala (flammable); Mg
– amat sangat beracun (extremely toxic );
– sangat beracun  ( highly toxic);
– beracun (moderately Toxic ); Battery
– berbahaya (harmful ); Chloroform
– korosif (corrosive); Iodine
– bersifat iritasi (iritant);
– berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); Solar, Oli
bekas, CFC
– karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos,
– teratogenik (teratogenic); Smoke detektor
– mutagenik (mutagenic).
Klasifikasi
 US - DOT
Klasifikasi
 NFPA 704 M  HMIS/HMIG
Hazard Labels
• NFPA 704 M  HMIS/HMIG
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
 Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)
2
4
3
Oxy
Flammability
(merah)
Reactivity
(kuning)
Health Hazard
(biru) Other Hazards
(putih)
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
 Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)
Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4
untuk menjelaskan tingkat bahayanya.
 Health Hazards (bahaya thd kesehatan)
 Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran)
 Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan)
 Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 1 :
Bahan-bahan
mudah meledak
(Explosives)
Contoh :
Amunisi,
Amonium Picrate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 2 : Gas-gas
Gas yang mudah terbakar
(Flammable Gas)
Contoh : Gas Alam
Gas bertekanan yang tidak
mudah terbakar (Non
Flammable Compressed Gas)
Contoh : Nitrogen
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 3 :
Flammable Liquids
(Cairan mudah menyala)
Bahan kimia cair yang
mudah terbakar
Contoh : Acetonitrile,
Acetone, CS2, LPG.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 4 :
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)
Contoh : Benlate dan
Benomyl Composition.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 5 :
Oxidizing Agents &
Organic Peroxide
(Cairan mudah
menyala)
Contoh :
Calcium Hypochlorite,
H2O2, Acetyl
Peroxide.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 6 :
Bahan Beracun
(Toxic/Poison)
Bahan kimia
beracun (Toxic
Substances)
Contoh :
Lannate 25 WP,
Methomyl Comp,
Chloroform,
CCl4,
Dimethyl
Sulphate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 7 :
Bahan Radioaktif
(Radioactive Materials)
Bahan Radioaktif
adalah bahan kimia
yang mempunyai
kemampuan
memancarkan sinar
radioaktif dgn aktivitas
jenis lebih besar dari
0.002 microcurie/gram
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 8 :
Bahan Korosif
(Corrosive Substances)
Yaitu bahan kimia yang
dapat mengakibatkan
kerusakan apabila
kontak dengan jaringan
hidup atau bahan
lainnya.
Contoh : Asam asetat,
HCl, H2SO4, HNO3,
NaOH, KOH, NH4OH.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah /
Kemasan Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 9 :
Bh Kimia Lainnya
(Miscellaneous),
yaitu yg bersifat
membahayakan
lingkungan :
Misalnya :
Marine Pollutant,
Environmentally
hazardous
substance.
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
 Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung
Botol baja/tabung gas untuk gas-gas yang menyebabkan
tercekik/kekurangan zat asam berwarna abu-abu.
Contoh : Nitrogen, Karbondioksida, Gas Mulia (Argon,
Helium)
Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas-gas mudah
terbakar dan atau meledak dicat berwarna merah kecuali
untuk botol baja gas minyak cair/elpiji dicat warna biru
dengan tanda warna merah pd bag sekeliling valvenya.
Contoh : Hidrogen, Asetilen, Metana, dll.
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
 Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung
Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas beracun
dicat warna kuning tua.
Contoh : Arsine, Pestisida, Asam klorida, dll
Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas yang
menyengat dicat warna kuning muda.
Contoh : Amoniak, Boron Trichlorida, Metil Chlorida, dll.
Botol baja/tabung gas bertekanan untuk zat asam dan
gas-gas pengoksida dicat warna biru muda.
Penandaan Wadah
(Container Labelling)
 Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung
Botol baja/tabung gas untuk gas-gas campuran dicat warna
gabungan dr masing-2 kelompok gas yg dicampurkan.
Contoh : campuran 10% CO dan 90% Argon digunakan
warna untuk gas mudah terbakar dengan gas beracun.
Botol baja/tabung gas bertekanan kelompok gas untuk
keperluan rumah sakit dicat warna putih.
Contoh : Oksigen, Steril gas, dll
Pada bag badan botol diberi tulisan sablon hitam nama gas.
Kemasan Limbah B3
Prinsip-prinsip kemasan B3 :
• Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh
disimpan dalam kemasan yg sama ;
• Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik,
bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali;
• Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan
hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan
perluasan, formasi gas atau tekanan
Prinsip-prinsip kemasan B3 :
• Kemasan yang memuat limbah B3 harus ditandai dan
disimpan secara konsisten menurut peraturan
BAPEDAL untuk pengemasan;
• Kemasan yang memuat limbah B3 harus diinspeksi
minimum 1 X / minggu, dimaksudkan untuk mnegaskan
bahwa kemasan tidak rusak dan tidak bocor;
• Kemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus
dicatat sebagai bagian normal dari aktivitas
pengolahan limbah B3
Pra Kemasan B3 :
• Setiap produsen/pengumpul limbah B3 harus
mengetahui sifat-sifat bahaya dari seluruh limbah
yang dihasilkan atau dikumpulkan;
• Sifat kemasan dan bahan yang dipakai harus
sesuai dengan sifat limbah yang dikemas :
- Dalam kondisi baik
- Tidak rusak
- Bebas karat
- Tidak bocor
Persyaratan Kemasan B3 :
• Bentuk, ukuran, dan bahan yang dipergunakan untuk
kemasan harus sesuai dengan sifat limbah dalam hal
keamanan, kemudahan penggunaannya;
• Kemasan dapat terbuat dari :
- Plastik : HDPE, PP, PCV, Teflon
- Logam : Baja karbon, SS304, SS316 dan SS440
- Bahan lainnya yg tak bereaksi dgn limbah yg termuat
Handling / Penyimpanan B3 dlm Tangki
• Harus ijin ke BAPEDAL (Kep 01/Bapedal/09/1995)
dengan rincian :
- Sifat limbah B3 yg akan disimpan
- Rancangan sistem tangkai
dgn peralatan tambahan yang akan dipasang
- Evaluasi kemungkinan karat
- Masa hidup operasional yang diprakirakan
- Renvana penghentian dan pasca penggunaan
Handling
• Ruang Penyimpanan
– Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat yang cukup
dingin.
– Mempunyai ventilasi udara yang cukup.
– Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan.
– Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia.
– Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan bahan yang
bersifat oksidator.
– Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri
dan diikat dengan kuat. Keran silinder harus ditutup (diberi cup) .
– Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS).
– Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau).
– Adanya tanda larangan untuk merokok.
– Gunakanlah system FIFO.
Pengumpulan Limbah B3
Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 :
• Paling tidak berukuran 1 Ha;
• Lokasi bebas banjir;
• Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt
- 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain
- 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran)
- 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi,
sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll.
- 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan
lindung, dsb.
Fasilitas Lokasi
Pengumpulan Limbah B3
1. Bangunan pengumpulan dgn
laboratorium dan fasilitas pencucian
2. Pemuatan dan pembongkaran
kendaraan
3. Tanggap darurat dan pengelolaan
tumpahan
Pengangkutan
– Gunakan alat transport yang sesuai untuk
memindahkan bahan kimia.
– Memastikan bahwa bahan kimia yang diangkut
tidak mengalami kebocoran.
• Pengangkutan
– Mempersiapkan & memeriksa alat bongkar muat dan
peralatan pengaman darurat.
– Kendaraan dioperasikan oleh awak kendaraan yang
memiliki kualifikasi dibidang angkutan
– Kendaraan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan.
– Periksa apakah bahan kimia telah dilengkapi dengan
dokumen! Nomor emergensi & personel yang perlu
dihubungi.
– Ketahuilah cara menangani bila terjadi tumpahan.
– Jangan meninggalkan kendaraan tanpa adanya pengawasan.
– Jangan menyalakan mesin bila sedang menaikkan atau
menurunkan barang, serta tidak berada dalam kabin.
– Jangan merokok bila sedang menaikkan atau menurunkan
barang.
Pengangkutan
 Pengangkutan
 KepMenHub No.KM 69/1993 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Barang di Jalan
PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi)
Sampel
Uji Sampel
Hasil Analisa
Surat Penawaran
Ttd. Kontrak
Schedulling
Limbah sampai
Pengujian
Pengolahan
Biaya Ruang Lingkup
Pengumpulan Pengangkutan
Tidak Sesuai Sesuai
Pengolahan Pembuangan
Pembuangan
Sampel
Uji Sampel
Hasil Analisa
Surat Penawaran
Ttd. Kontrak
Schedulling
Limbah sampai
Pengujian
Pengolahan
Biaya Ruang Lingkup
Pengumpulan Pengangkutan
Tidak Sesuai Sesuai
Pengolahan Pembuangan
Pembuangan
Customer
Manajemen Penyimpanan Limbah di PPLi:
- Memisahkan berdasarkan karakteristik limbah masing-masing.
- Limbah disimpan di drum storage dengan pelabelan
- Dihindarkan dari panas
-Limbah berupa ceceran akan dimasukkan ke dalam bangunan
pengolah limbah.
- Limbah organik disimpan digudang penyimpanan selama +/- 2-3 hari.
Solidification dan Stabilisation
Co-Processing and Thermal Destruction
P-Chem Treatment & Biological Treatment
Oil Sludge Treatment
Bioremediation
Landfill
Sequencing Batch Reactor
Proses stabilisasi merupakan :
- Rangkaian dari berbagai bentuk pengolahan awal
secara kimia
- Dicampur dengan semen Portland, fly ash dan
bahan pemadat lainnya, air, serta bahan kimia
lain.
- Limbah stabil ditimbun dengan aman di landfill.
Co-Processing and Thermal Destruction :
-Pemusnahan limbah dengan pemanasan.
Limbah B3 organik dicampur dengan produk
petroleum sehingga dihasilkan bahan bakar
sintetis (shyntetic fuel).
-Produk akhir dari pencampuran ini akan diuji di
laboratorium agar spesifikasinya konsisten
dengan standar International.
- Temperatur pembakaran sangat tinggi (1.200 –
1.400 0C) dan waktu tinggal lama di dalam tanur.
P-Chem Treatment & Biological Treatment :
-. Proses kombinasi pengolahan secara fisika maupun kimia, ditambah
dengan proses biologi
- Dilengkapi dengan tahap pengolahan “artificial wetland” (perencanaan lahan
basah)  mencapai standar kebersihan yang paling tinggi untuk air buangan.
-Untuk limbah cair yang memiliki tingkat asam-basa yang tinggi maka
dilakukan penetralan terlebih dahulu didalam “buffer pond” dengan tambahan
bahan kimia yang dapat menetralkan asam dan basa..
Oil Sludge Treatment System – OSTS (Sistem Pengolahan Lumpur
Minyak)
- Proses yang mampu memisahkan dan mengambil ulang minyak dari
lumpur minyak (oil sludge).
- Teknologi ini memadukan berbagai proses, antara lain : centrifuge, sistem
purifikasi, dan stabilisasi.
- Setelah dipisahkan dan dipurifikasi, minyak yang diperoleh dapat diguna
ulang baik oleh pelanggan sendiri ataupun PPLi.
- Residu padat hasil pemisahan ditimbun di secure landfill PPLi atau
dimusnahkan secara thermal.
- Air limbah produk pemisahan dapat diolah di PPLi (ataupun di lokasi
pelanggan) untuk memenuhi baku mutu buangan.
Bioremediation
-Dengan memanfaatkan bakteri aktif dan proses hayati alami
-Mengolah berbagai jenis limbah seperti
lumpur minyak, tar, tanah dan air tanah yang
terkontaminasi hidrokarbon.
- Air tanah yang tercemar oleh pelarut organik
ataupun hidrokarbon volatile lainnya,
diolah dengan ekstraksi uap
dalam proses in-situbio – treatment.
Landfill Limbah B3
- Landfill B3 di PPLi dirancang sesuai dengan standar Indonesia, Bank
Dunia, dan USEPA.
- Limbah-limbah B3 tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan dapat
ditimbun langsung di landfill limbah B3.
- Metoda dan bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi landfill
dijamin integritasnya.
- Air yang meresap melalui limbah B3 (disebut lindi) ditangkap oleh
lapisan HDPE (High Density Polyethilen) yang kedap air.
SALAH SATU BAHAN TERGOLONG B3
ADALAH LOGAM BERAT
SEPERTI : Pb , Hg
DAN
PHENOL & TURUNANNYA
Jenis zat
beracun
Jenis
bahan
Akibat keracunan
dan gangguan
Logam /
metaloid
Pb (TEL, PbCO3)
Hg
Cd
Cr
As
P
- Syaraf, ginjal, dan darah
- Syaraf, ginjal
- Hati, ginjal, darah
- Kanker
- Iritasi, kanker
- Metabaolisme karbohidrat,
lemak, protein
Bahan
pelarut
Hidrokarbonalifatik
(bensin, kerosin)
Hidrokarbon terhalogena
si (CC4, CHCl3)
Alkohol
Pusing dan koma
Hati dan ginjal
Syaraf pusat, leukeumia
Jenis zat
beracun
Jenis
bahan
Akibat keracunan
dan gangaguan
Gas-gas
beracun
Aspiksian sederhana
(N2,Ar,He)
Aspiksian kimia
- HCN
- H2S
- CO
Sesak napas, kekurangan oksigen
Pusing, sesak napas
Sesak napas, kejang, hilang
kesadaran
Sesak napas, otak, jantung, syaraf,
hilang kesadaran
Karsino-
gen
Benzene
Asbes
Bensidin
Kroom
Naftilamin
Vinil khlorida
Leukeumia
Paru-paru
Kandung kencing
Paru-paru
Paru-paru
Hari, paru-paru, syaraf pusat, darah
Sequencing Batch Reactor
Cairan yang bersentuhan dengan limbah disebut
lindi. Cairan tersebut bisa berupa air hujan,
uap air di dalam limbah yang diproses dan
hasil dekomposisi. Manajemen lindi adalah
bagian yang penting terhadap upaya
perlindungan lingkungan.
Lindi diolah di unit pengolahan biologi.
Untuk memenuhi standar kualitas air buangan.
PPLi secara kontinyu memompa lindi dari
sistem pengumpul lindi yang terdapat di
dasar landfill dan juga dari sumber lainnya.
Karena PPLi memindahkan lindi tersebut pada
saat lindi tersebut dihasilkan, maka PPLi
telah meminimumkan resiko lingkungan di
area tersebut.
- Audit Lingkungan
- Unit Tanggap Darurat
- Pemantauan Lingkungan
- Pemantauan pasca
operasi
- Program pelatihan
limbah b3 dan prinsip pengelolaan

More Related Content

What's hot

Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...Muhamad Imam Khairy
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3Ari Perdana
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfRincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfssuserc7b49e
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...Muhamad Imam Khairy
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiamun farid
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...Muhamad Imam Khairy
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Lampiran iii pergub 72 tahun 2013
Lampiran iii pergub 72 tahun 2013Lampiran iii pergub 72 tahun 2013
Lampiran iii pergub 72 tahun 2013Afiyan Kristiono
 
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Rizki Darmawan
 

What's hot (20)

Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3Contoh denah tps limbah b3
Contoh denah tps limbah b3
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfRincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimia
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Lampiran iii pergub 72 tahun 2013
Lampiran iii pergub 72 tahun 2013Lampiran iii pergub 72 tahun 2013
Lampiran iii pergub 72 tahun 2013
 
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
 

Similar to limbah b3 dan prinsip pengelolaan

kuliah_limbah-b3_sem4.ppt
kuliah_limbah-b3_sem4.pptkuliah_limbah-b3_sem4.ppt
kuliah_limbah-b3_sem4.pptDockoenKuncoro
 
4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdf
4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdf4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdf
4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdfasetpkmwu
 
3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptx
3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptx3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptx
3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptxachmadtamimi1
 
Pengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptxPengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptxAchmadIlhamGhozali
 
Materi Kimia Analisis I_MSDS.pptx
Materi Kimia Analisis I_MSDS.pptxMateri Kimia Analisis I_MSDS.pptx
Materi Kimia Analisis I_MSDS.pptxArdiansahArdiansah6
 
Pengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptx
Pengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptxPengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptx
Pengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptxSugiartoSudarsono1
 
190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdf
190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdf190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdf
190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdfOsamaHarahap
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892
SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892
SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892Muhammad Luthfan
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
 
OK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptx
OK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptxOK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptx
OK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptxRiaKasmeri
 
Makalah limbah b3
Makalah limbah b3Makalah limbah b3
Makalah limbah b3DewanPutra1
 
567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdf
567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdf567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdf
567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdfIshak523878
 
12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptxnishikawahse
 

Similar to limbah b3 dan prinsip pengelolaan (20)

kuliah_limbah-b3_sem4.ppt
kuliah_limbah-b3_sem4.pptkuliah_limbah-b3_sem4.ppt
kuliah_limbah-b3_sem4.ppt
 
4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdf
4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdf4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdf
4. Pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan gambar.pdf
 
limbah-b3.ppt
limbah-b3.pptlimbah-b3.ppt
limbah-b3.ppt
 
3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptx
3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptx3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptx
3. TUBAN_Pengelolaan B3 dan limbah B3.pptx.pptx
 
Waste management
Waste managementWaste management
Waste management
 
Pengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptxPengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Pertemuan-13.pptx
 
Materi Kimia Analisis I_MSDS.pptx
Materi Kimia Analisis I_MSDS.pptxMateri Kimia Analisis I_MSDS.pptx
Materi Kimia Analisis I_MSDS.pptx
 
Pengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptx
Pengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptxPengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptx
Pengelolaan limbah B3 di lingkungan perusahaan.pptx
 
190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdf
190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdf190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdf
190405026_Osama Harahap_Simbol Limbah B3.pdf
 
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
Spl klasifikasi limbah 150702072113-lva1-app6892
 
SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892
SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892
SPL Klasifikasi Limbah 150702072113-lva1-app6892
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
OK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptx
OK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptxOK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptx
OK PPT-UEU-Bioteknologi-Lingkungan-Pertemuan-3.pptx
 
Sosialisasi bahan dan limbah b3
Sosialisasi bahan dan limbah b3Sosialisasi bahan dan limbah b3
Sosialisasi bahan dan limbah b3
 
MSDS.pptx
MSDS.pptxMSDS.pptx
MSDS.pptx
 
Makalah limbah b3
Makalah limbah b3Makalah limbah b3
Makalah limbah b3
 
567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdf
567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdf567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdf
567135433a94d9999e9b96b51049f4b9.pdf
 
12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx
 
2_Perpem.ppt
2_Perpem.ppt2_Perpem.ppt
2_Perpem.ppt
 

More from namakuguten

Timeline iso 45001
Timeline iso 45001Timeline iso 45001
Timeline iso 45001namakuguten
 
Behavior based safety
Behavior based safetyBehavior based safety
Behavior based safetynamakuguten
 
economic manegerial
economic manegerialeconomic manegerial
economic manegerialnamakuguten
 
Issues management and crisis management
Issues management and crisis managementIssues management and crisis management
Issues management and crisis managementnamakuguten
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjanamakuguten
 
tugas statistik
tugas statistik tugas statistik
tugas statistik namakuguten
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjanamakuguten
 

More from namakuguten (10)

Timeline iso 45001
Timeline iso 45001Timeline iso 45001
Timeline iso 45001
 
Behavior based safety
Behavior based safetyBehavior based safety
Behavior based safety
 
Rkl rpl
Rkl rplRkl rpl
Rkl rpl
 
economic manegerial
economic manegerialeconomic manegerial
economic manegerial
 
Issues management and crisis management
Issues management and crisis managementIssues management and crisis management
Issues management and crisis management
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
tugas statistik
tugas statistik tugas statistik
tugas statistik
 
Tanggal
TanggalTanggal
Tanggal
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
Tembaga
TembagaTembaga
Tembaga
 

limbah b3 dan prinsip pengelolaan

  • 1.
  • 3. Salah satu jenis limbah yang banyak dibicarakan karena memerlukan pengelolaan khusus adalah limbah yang tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun (disingkat B3) Ada 14 ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan limbah B3 meliputi Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
  • 4. LIMBAH B3 MENURUT PP.18 / 1999 jo PP No. 85 /1999 Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusakkan lingkungan hidup dan atau dapat membahaya- kan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsung- an manusia serta mahluk hidup lain.
  • 5. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya (PP 74/2001)
  • 6. UU No 23 Th 1997 Peraturan Pemerintah Kep Ka Bapedal Kep Men LH Pasal 01 17 20 + 21 35 + 36 43 49 PP 19/1994 PP 12/1995 PP 18/1999  PP 85/1999  PP 74/2001 Cari dan Pelajari !! UMUM -Ijin Pengelolaan -Ijin Penyimpanan dan Pengumpulan -Pengolahan -Penimbunan -Simbol dan Label -Dokumen Limbah B3 KHUSUS -Pengumpulan Pelumas Bekas -Program Kendali B3 -Pengawasan oleh Daerah Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3
  • 7. Penentuan Limbah B3 • Penentuan Limbah B3 tergantung pada aplikasi serangkaian kriteria tertentu, yaitu : - Daftar spesifik bahan kimia dan turunannya - Kriteria ditetapkan melalui pengujian Toxicity Chracteristics Leaching Procedure (TCLP) • Gabungan kedua metode tersebut diatas.
  • 8. Menentukan Limbah B3 Identifikasi Jenis limbah Cocok dgn Daftar Limbah B3 Limbah B3 Periksa Kharakteristik Lakukan uji Toksikologi LD50 Bukan Limbah B3 Limbah B3 Ya Limbah B3 Ya Ya Tidak Tidak Tidak
  • 10. SUMBER LIMBAH : - Kegiatan Domestik - Kegiatan Industri dan Jasa - Sisa Pemakaian - Barang Off-spec - Kadaluwarsa - Tumpahan/bocoran, dll Limbah B3 Limbah Radioaktif Limbah Non – B3 Limbah Industri Limbah Domestik
  • 11. Prinsip Pengelolaan B3 • Jangan memproduksi limbah B3 • Minimisasi Limbah B3 • Reduction, Recovery, Reuse dan Recycling • Pembuangan secara aman (tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup)
  • 12. Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3 Penghasil Limbah Perolehan Kembali Penggunaan Kembali Penyimpanan “On Site” Pengumpulan Pengangkutan Penyimpanan Sementara Pengangkutan Pengangkutan Pengolahan Pembuangan Akhir
  • 13. Penanganan Limbah B3 terdiri dari : 1. Penandaan Limbah B3 2. Kemasan Limbah B3 3. Penyimpanan Limbah B3 4. Pengumpulan Limbah B3 5. Pengangkutan Limbah B3
  • 14. Label & Symbols • Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3 – Label • Tulisan yang menunjukkan antara lain karakteristik dan jenis bahan kimia berbaya & beracun. – Symbol • Gambar yang menyatakan karakteristik bahan kimia berbaya & beracun.
  • 15. Klasifikasi Bahan Kimia • PPRI 74/2001 • US – DOT • NFPA 704 M • HMIS/HMIG
  • 16. Klasifikasi • PPRI 74/2001 – mudah meledak (explosive); LPG, Mg – pengoksidasi (oxidizing); – sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable ); – sangat mudah menyala ( highly flammable ); – mudah menyala (flammable); Mg – amat sangat beracun (extremely toxic ); – sangat beracun  ( highly toxic); – beracun (moderately Toxic ); Battery – berbahaya (harmful ); Chloroform – korosif (corrosive); Iodine – bersifat iritasi (iritant); – berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); Solar, Oli bekas, CFC – karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos, – teratogenik (teratogenic); Smoke detektor – mutagenik (mutagenic).
  • 18. Klasifikasi  NFPA 704 M  HMIS/HMIG
  • 19. Hazard Labels • NFPA 704 M  HMIS/HMIG
  • 20. Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA) 2 4 3 Oxy Flammability (merah) Reactivity (kuning) Health Hazard (biru) Other Hazards (putih)
  • 21. Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA) Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4 untuk menjelaskan tingkat bahayanya.  Health Hazards (bahaya thd kesehatan)  Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran)  Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan)  Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll
  • 22. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 1 : Bahan-bahan mudah meledak (Explosives) Contoh : Amunisi, Amonium Picrate.
  • 23. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 2 : Gas-gas Gas yang mudah terbakar (Flammable Gas) Contoh : Gas Alam Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (Non Flammable Compressed Gas) Contoh : Nitrogen
  • 24. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 3 : Flammable Liquids (Cairan mudah menyala) Bahan kimia cair yang mudah terbakar Contoh : Acetonitrile, Acetone, CS2, LPG.
  • 25. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 4 : Bahan kimia padat yang mudah menyala (Flammable Solid) Bahan kimia padat yang mudah menyala (Flammable Solid) Contoh : Benlate dan Benomyl Composition.
  • 26. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 5 : Oxidizing Agents & Organic Peroxide (Cairan mudah menyala) Contoh : Calcium Hypochlorite, H2O2, Acetyl Peroxide.
  • 27. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 6 : Bahan Beracun (Toxic/Poison) Bahan kimia beracun (Toxic Substances) Contoh : Lannate 25 WP, Methomyl Comp, Chloroform, CCl4, Dimethyl Sulphate.
  • 28. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 7 : Bahan Radioaktif (Radioactive Materials) Bahan Radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dgn aktivitas jenis lebih besar dari 0.002 microcurie/gram
  • 29. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 8 : Bahan Korosif (Corrosive Substances) Yaitu bahan kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan hidup atau bahan lainnya. Contoh : Asam asetat, HCl, H2SO4, HNO3, NaOH, KOH, NH4OH.
  • 30. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan Bahan Kimia Berbahaya Kelas 9 : Bh Kimia Lainnya (Miscellaneous), yaitu yg bersifat membahayakan lingkungan : Misalnya : Marine Pollutant, Environmentally hazardous substance.
  • 31. Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung Botol baja/tabung gas untuk gas-gas yang menyebabkan tercekik/kekurangan zat asam berwarna abu-abu. Contoh : Nitrogen, Karbondioksida, Gas Mulia (Argon, Helium) Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas-gas mudah terbakar dan atau meledak dicat berwarna merah kecuali untuk botol baja gas minyak cair/elpiji dicat warna biru dengan tanda warna merah pd bag sekeliling valvenya. Contoh : Hidrogen, Asetilen, Metana, dll.
  • 32. Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas beracun dicat warna kuning tua. Contoh : Arsine, Pestisida, Asam klorida, dll Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas yang menyengat dicat warna kuning muda. Contoh : Amoniak, Boron Trichlorida, Metil Chlorida, dll. Botol baja/tabung gas bertekanan untuk zat asam dan gas-gas pengoksida dicat warna biru muda.
  • 33. Penandaan Wadah (Container Labelling)  Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung Botol baja/tabung gas untuk gas-gas campuran dicat warna gabungan dr masing-2 kelompok gas yg dicampurkan. Contoh : campuran 10% CO dan 90% Argon digunakan warna untuk gas mudah terbakar dengan gas beracun. Botol baja/tabung gas bertekanan kelompok gas untuk keperluan rumah sakit dicat warna putih. Contoh : Oksigen, Steril gas, dll Pada bag badan botol diberi tulisan sablon hitam nama gas.
  • 34. Kemasan Limbah B3 Prinsip-prinsip kemasan B3 : • Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh disimpan dalam kemasan yg sama ; • Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik, bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali; • Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan perluasan, formasi gas atau tekanan
  • 35. Prinsip-prinsip kemasan B3 : • Kemasan yang memuat limbah B3 harus ditandai dan disimpan secara konsisten menurut peraturan BAPEDAL untuk pengemasan; • Kemasan yang memuat limbah B3 harus diinspeksi minimum 1 X / minggu, dimaksudkan untuk mnegaskan bahwa kemasan tidak rusak dan tidak bocor; • Kemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dicatat sebagai bagian normal dari aktivitas pengolahan limbah B3
  • 36. Pra Kemasan B3 : • Setiap produsen/pengumpul limbah B3 harus mengetahui sifat-sifat bahaya dari seluruh limbah yang dihasilkan atau dikumpulkan; • Sifat kemasan dan bahan yang dipakai harus sesuai dengan sifat limbah yang dikemas : - Dalam kondisi baik - Tidak rusak - Bebas karat - Tidak bocor
  • 37. Persyaratan Kemasan B3 : • Bentuk, ukuran, dan bahan yang dipergunakan untuk kemasan harus sesuai dengan sifat limbah dalam hal keamanan, kemudahan penggunaannya; • Kemasan dapat terbuat dari : - Plastik : HDPE, PP, PCV, Teflon - Logam : Baja karbon, SS304, SS316 dan SS440 - Bahan lainnya yg tak bereaksi dgn limbah yg termuat
  • 38. Handling / Penyimpanan B3 dlm Tangki • Harus ijin ke BAPEDAL (Kep 01/Bapedal/09/1995) dengan rincian : - Sifat limbah B3 yg akan disimpan - Rancangan sistem tangkai dgn peralatan tambahan yang akan dipasang - Evaluasi kemungkinan karat - Masa hidup operasional yang diprakirakan - Renvana penghentian dan pasca penggunaan
  • 39. Handling • Ruang Penyimpanan – Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat yang cukup dingin. – Mempunyai ventilasi udara yang cukup. – Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan. – Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia. – Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan bahan yang bersifat oksidator. – Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan kuat. Keran silinder harus ditutup (diberi cup) . – Tersedianya lembar data keselamatan bahan (CSDS/MSDS). – Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau). – Adanya tanda larangan untuk merokok. – Gunakanlah system FIFO.
  • 40. Pengumpulan Limbah B3 Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 : • Paling tidak berukuran 1 Ha; • Lokasi bebas banjir; • Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt - 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain - 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran) - 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi, sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll. - 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan lindung, dsb.
  • 41. Fasilitas Lokasi Pengumpulan Limbah B3 1. Bangunan pengumpulan dgn laboratorium dan fasilitas pencucian 2. Pemuatan dan pembongkaran kendaraan 3. Tanggap darurat dan pengelolaan tumpahan
  • 42. Pengangkutan – Gunakan alat transport yang sesuai untuk memindahkan bahan kimia. – Memastikan bahwa bahan kimia yang diangkut tidak mengalami kebocoran.
  • 43. • Pengangkutan – Mempersiapkan & memeriksa alat bongkar muat dan peralatan pengaman darurat. – Kendaraan dioperasikan oleh awak kendaraan yang memiliki kualifikasi dibidang angkutan – Kendaraan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan. – Periksa apakah bahan kimia telah dilengkapi dengan dokumen! Nomor emergensi & personel yang perlu dihubungi. – Ketahuilah cara menangani bila terjadi tumpahan. – Jangan meninggalkan kendaraan tanpa adanya pengawasan. – Jangan menyalakan mesin bila sedang menaikkan atau menurunkan barang, serta tidak berada dalam kabin. – Jangan merokok bila sedang menaikkan atau menurunkan barang.
  • 44. Pengangkutan  Pengangkutan  KepMenHub No.KM 69/1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan
  • 45. PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) Sampel Uji Sampel Hasil Analisa Surat Penawaran Ttd. Kontrak Schedulling Limbah sampai Pengujian Pengolahan Biaya Ruang Lingkup Pengumpulan Pengangkutan Tidak Sesuai Sesuai Pengolahan Pembuangan Pembuangan Sampel Uji Sampel Hasil Analisa Surat Penawaran Ttd. Kontrak Schedulling Limbah sampai Pengujian Pengolahan Biaya Ruang Lingkup Pengumpulan Pengangkutan Tidak Sesuai Sesuai Pengolahan Pembuangan Pembuangan Customer
  • 46.
  • 47. Manajemen Penyimpanan Limbah di PPLi: - Memisahkan berdasarkan karakteristik limbah masing-masing. - Limbah disimpan di drum storage dengan pelabelan - Dihindarkan dari panas -Limbah berupa ceceran akan dimasukkan ke dalam bangunan pengolah limbah. - Limbah organik disimpan digudang penyimpanan selama +/- 2-3 hari.
  • 48. Solidification dan Stabilisation Co-Processing and Thermal Destruction P-Chem Treatment & Biological Treatment Oil Sludge Treatment Bioremediation Landfill Sequencing Batch Reactor
  • 49. Proses stabilisasi merupakan : - Rangkaian dari berbagai bentuk pengolahan awal secara kimia - Dicampur dengan semen Portland, fly ash dan bahan pemadat lainnya, air, serta bahan kimia lain. - Limbah stabil ditimbun dengan aman di landfill. Co-Processing and Thermal Destruction : -Pemusnahan limbah dengan pemanasan. Limbah B3 organik dicampur dengan produk petroleum sehingga dihasilkan bahan bakar sintetis (shyntetic fuel). -Produk akhir dari pencampuran ini akan diuji di laboratorium agar spesifikasinya konsisten dengan standar International. - Temperatur pembakaran sangat tinggi (1.200 – 1.400 0C) dan waktu tinggal lama di dalam tanur.
  • 50. P-Chem Treatment & Biological Treatment : -. Proses kombinasi pengolahan secara fisika maupun kimia, ditambah dengan proses biologi - Dilengkapi dengan tahap pengolahan “artificial wetland” (perencanaan lahan basah)  mencapai standar kebersihan yang paling tinggi untuk air buangan. -Untuk limbah cair yang memiliki tingkat asam-basa yang tinggi maka dilakukan penetralan terlebih dahulu didalam “buffer pond” dengan tambahan bahan kimia yang dapat menetralkan asam dan basa.. Oil Sludge Treatment System – OSTS (Sistem Pengolahan Lumpur Minyak) - Proses yang mampu memisahkan dan mengambil ulang minyak dari lumpur minyak (oil sludge). - Teknologi ini memadukan berbagai proses, antara lain : centrifuge, sistem purifikasi, dan stabilisasi. - Setelah dipisahkan dan dipurifikasi, minyak yang diperoleh dapat diguna ulang baik oleh pelanggan sendiri ataupun PPLi. - Residu padat hasil pemisahan ditimbun di secure landfill PPLi atau dimusnahkan secara thermal. - Air limbah produk pemisahan dapat diolah di PPLi (ataupun di lokasi pelanggan) untuk memenuhi baku mutu buangan.
  • 51. Bioremediation -Dengan memanfaatkan bakteri aktif dan proses hayati alami -Mengolah berbagai jenis limbah seperti lumpur minyak, tar, tanah dan air tanah yang terkontaminasi hidrokarbon. - Air tanah yang tercemar oleh pelarut organik ataupun hidrokarbon volatile lainnya, diolah dengan ekstraksi uap dalam proses in-situbio – treatment.
  • 52. Landfill Limbah B3 - Landfill B3 di PPLi dirancang sesuai dengan standar Indonesia, Bank Dunia, dan USEPA. - Limbah-limbah B3 tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan dapat ditimbun langsung di landfill limbah B3. - Metoda dan bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi landfill dijamin integritasnya. - Air yang meresap melalui limbah B3 (disebut lindi) ditangkap oleh lapisan HDPE (High Density Polyethilen) yang kedap air.
  • 53. SALAH SATU BAHAN TERGOLONG B3 ADALAH LOGAM BERAT SEPERTI : Pb , Hg DAN PHENOL & TURUNANNYA
  • 54. Jenis zat beracun Jenis bahan Akibat keracunan dan gangguan Logam / metaloid Pb (TEL, PbCO3) Hg Cd Cr As P - Syaraf, ginjal, dan darah - Syaraf, ginjal - Hati, ginjal, darah - Kanker - Iritasi, kanker - Metabaolisme karbohidrat, lemak, protein Bahan pelarut Hidrokarbonalifatik (bensin, kerosin) Hidrokarbon terhalogena si (CC4, CHCl3) Alkohol Pusing dan koma Hati dan ginjal Syaraf pusat, leukeumia
  • 55. Jenis zat beracun Jenis bahan Akibat keracunan dan gangaguan Gas-gas beracun Aspiksian sederhana (N2,Ar,He) Aspiksian kimia - HCN - H2S - CO Sesak napas, kekurangan oksigen Pusing, sesak napas Sesak napas, kejang, hilang kesadaran Sesak napas, otak, jantung, syaraf, hilang kesadaran Karsino- gen Benzene Asbes Bensidin Kroom Naftilamin Vinil khlorida Leukeumia Paru-paru Kandung kencing Paru-paru Paru-paru Hari, paru-paru, syaraf pusat, darah
  • 56. Sequencing Batch Reactor Cairan yang bersentuhan dengan limbah disebut lindi. Cairan tersebut bisa berupa air hujan, uap air di dalam limbah yang diproses dan hasil dekomposisi. Manajemen lindi adalah bagian yang penting terhadap upaya perlindungan lingkungan. Lindi diolah di unit pengolahan biologi. Untuk memenuhi standar kualitas air buangan. PPLi secara kontinyu memompa lindi dari sistem pengumpul lindi yang terdapat di dasar landfill dan juga dari sumber lainnya. Karena PPLi memindahkan lindi tersebut pada saat lindi tersebut dihasilkan, maka PPLi telah meminimumkan resiko lingkungan di area tersebut.
  • 57. - Audit Lingkungan - Unit Tanggap Darurat - Pemantauan Lingkungan - Pemantauan pasca operasi - Program pelatihan