SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I
                              PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang
       Makanan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Selain
menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk sumber tenaga dan pertumbuhan,
makanan juga menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk mendukung kehidupan
tubuh yang sehat. Karena itu untuk meningkatkan kehidupan manusia diperlukan
adanya persediaan makanan yang memadai baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Segi kualitas, selain mengandung semua zat yang diperlukan oleh tubuh
makanan juga harus memenuhi syarat keamanan.
       Makanan yang aman merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Dalam Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang pangan,
keamanan pangan didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, benda-benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Penyakit yang ditimbulkan karena pangan yang tercemar telah menjadi masalah
di Dunia. Kasus keracunan makanan di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun.
       Dalam pembuatan makanan, selain bahan baku untuk tujuan-tujuan
tertentu sering digunakan bahan-bahan lain sebagai bahan tambahan, yaitu yang
secara umum disebut bahan tambahan makanan (BTM). Bahan tambahan
makanan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan
bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kepada pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk makanan. Termasuk bahan tambahan makanan
antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan
pengental
       Antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah
mengempalnya makanan yang berupa serbuk, tepung, atau bubuk. Bahan
tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang berbentuk
serbuk, misal-nya garam meja/merica bubuk dan bumbu lainnya, agar makanan
tersebut tidak mengempal dan mudah dituang dari wadahnya. Contoh antikempal
adalah kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, silikon



                                       1
dioksida dipakai sebagai antikempal pada garam meja, merica, dan rempah atau
bumbu lainnya. Contoh lain garam-garam stearat dan tri kalsium fosfat pada gula
kaldu dan susu bubuk. 1 Berdasarkan kondisi tersebut diatas, perlu adanya
pencerahan dan penjelasan secara jelas dan lengkap serta ilmiah tentang bahan
antikempal.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bahan aditif antikempal ?
2. Bagaimanakah aturan penggunaan bahan aditif antikempal ?
3. Apakah karakteristik bahan aditif antikempal ?
4. Bagaimanakah metode analisis bahan aditif antikempal ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari bahan aditif antikempal.
2. Mengetahui aturan penggunaan bahan aditif antikempal.
3. Mengetahui karakteristik bahan aditif antikempal.
4. Mengetahui metode analisis bahan aditif antikempal.




1
 Winarno, F.G. dan Titi Sulistyowati Rahayu, Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan.
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994. hal. 23



                                            2
BAB II
                                    PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
        Menurut peraturan Menteri kesehatan RI No. 329/Menkes/PERXII/1976
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan adalah bahan
yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu. Termasuk ke dalam bahan makanan tambahan adalah
pengawet, pewarna, pwnyedap rasa, dan aroma, pemantap, antioksidan,
pengemulsi,antigumpal, pemucat dan pengental.2
        Zat antikempal biasanya ditambahkan pada bahan-bahan berbentuk tepung
atau butiran yang bersifat higroskopik untuk mempertahankan sifat butirannya.
Zat antikempal akan melapisi partikel-partikel bahan dan menyerap air yang
berlebihan atau membentuk campuran senyawa yang tidak dapat larut. Zat
antikerak yang umum digunakan dalam pengolahan pangan adalah kalsium silikat,
CaSiO3 xH2. Kalsium silikat digunakan untuk mencegah pergerakan kue soda
dengan konsentrasi 5 % atau mencegah pergerakan garam meja dengan
konsentrasi 2 %. 3
        Kalsium silikat sering ditambahkan pada makanan dalam bentuk tepung
untuk mencegah aglomerasi, meningkatkan sifat mengalir selama pengolahn dan
menjamin produk tetap mengalir nselama penyimpanan. Bahan antipenggumpal
yang lain adalah natrium silikoaluminat, trikalsium silikat, magnesium silikat, dan
magnesium karbonat. Senyawa-senyawa tersebut tidak larut dalam air dan
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap air. 4
        Antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah
mengempalnya makanan yang berupa serbuk, tepung, atau bubuk. Bahan
tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang berbentuk
serbuk, misal-nya garam meja/merica bubuk dan bumbu lainnya, agar makanan
tersebut tidak mengempal dan mudah dituang dari wadahnya. Contoh antikempal
adalah kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, silikon


2
  Rohman dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan.Hal 234
3
  Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Hal 216-217
4
  Estiasih dan Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan.hal 245



                                             3
dioksida dipakai sebagai antikempal pada garam meja, merica, dan rempah atau
bumbu lainnya. Contoh lain garam-garam stearat dan tri kalsium fosfat pada gula
kaldu dan susu bubuk.5
          Pengempal digunakan sebagai bahan pengempal atau agar tidak
menggumpal pada makanan kering. Dapat melapisi partikel makanan mengurangi
kontak agar permukaan dan menahan kelembaban. Aplikasi pengempal digunakan
pada garam, baking soda, gula, bumbu sereal, tepung, biji-bijian, powder dan
produk kokristalisasi. Silikat digunakan pada kripik kentang, coklat bubuk, dan
garam dapur. Trikalsium fosfat pada bumbu, gula, dan produk powder dan
kokristalisasi, pati pada manisan, dan garam stearat pada tepung buah.6
2.2 Aturan Pemakaian Antikempal
          Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/IX/88
tentang Bahan Tambahan Pangan, persyaratan untuk antikempal dapat dilihat
pada table berikut:7
    No.       Nama BTP         Jenis bahan pangan              Batas maksimum
                                                                  penggunaan
    1.    Aluminium           susu bubuk, krim          1g/kg,tunggal atau
          Silikat,            bubuk                     campuran dengan
          Magnesium                                     antikempal lain
          Oksida
          Trimagnesium
          Fosfat
    2.    Kalsium             1. garam meja             10 g/kg
          aluminium           2. serbuk garam           20g/kg
          silikat,            dengan bubuk merica
          magnesium           3. dextrose bubuk,        15 g/kg
          silikat             gula bubuk
    3.    Kalsium silikat,    1. susu bubuk             10 g/kg, tunggal atau
                                                        campuran dengan

5
  Winarno, F.G. dan Titi Sulistyowati Rahayu. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan.
(Pustaka Sinar Harapan ;1994). hal. 23
6
  Leni Herliani. Teknologi Pengawetan Pangan (Alfabeta ; 2008). Hal 120-121
7
  Badan Standar Nasional. 2005. Standar Nasional Indonesia Bahan Tambahan Pangan.



                                            4
antikempal lain
     magnesium           2. krim bubuk          1 g/kg tunggal atau
     karbonat                                   campuran dengan
                                                antikempal lain
4.   Miristat, palmitat, 1. dektrosa            15 mg/kg magnesium stearat
     dan stearat dalam bubuk(tanpa pati),       tunggal atau campuran
     bentuk      garam gula bubuk (tanpa        dengan antikempal lain
     dengan Al, Ca, pati)                       15 g/kg, garam Al, Ca, Ma,
     Na, Mg, K, NH4      2. kaldu bubuk         sterat, tunggal atau
                                                campuran dengan silicon
                                                dioksida dan Ca fosfat
5.   Natrium alumino 1. garam meja              10 g/kg
     silikat             2. serbuk garam atau   15g/kg tunggal atau
                         bumbu                  campuran dengan
                         3. kaldu bubuk         antikempal lain
                                                15 g/kg tunggal atau
                         4. serbuk garam        campuran dengan
                         dengan rempah atau     antikempal lain
                         bumbu, merica          5 g/kg
                         5. susu bubuk


                         6. krim bubuk          10g/kg tunggal atau
                                                campuran dengan
                                                antikempal lain
                                                1 g/kg tunggal atau
                                                campuran dengan
                                                antikempal lain
6.   Trikasium fosfat    Kaldu bubuk            15g/kg tunggal atau
                                                campuran garam stearat dan
                                                silicon dioksida




                                       5
2.3 Karakteristik Antikempal
Secara garis besar karakteristik antikempal adalah :
    1. Berupa senyawa anhydrous yang dapat menyerap air tanpa basah
    2. Antikempal harus mudah dicurahkan
    3. Berupa bahan anorganik alami yang tidak dalam keadaan bentuk Kristal
         penuh
    4. Dapat dibuat dalam keadaan yang diperlukan dengan perlakuan fisik
         Antikempal lain yang umum digunakan dalam industry pangan adalah
natrium silikoaluminat, magnesium silikat, dan magnesium karbonat. Semuanya
tidak larut dalam air, tetapi dapat menyerap air dengan kemampuan yang berbeda-
beda.

1. Magnesium oksida
Sumber            : batuan yang telah berubah akibat tekanan dan panas dan secara
                  komersial dibuat dengan biji magnesia. Secara khusus dibuat
                  dalam bentuk baik yang mampu mengabsorbsi air.
Fungsi           : antikempal, basa.
Efek             : tidak diketahui.
A.D.I            : tidak ada batasan.
Tipe produk      : beberapa produk coklat.

2. Natrium Ferrosianida (natrium heksasianoferra II)
Sumber           : dibuat di pabrik secara sintetik.
Fungsi           : antikempal, modifier kristal.
Efek             : terdapat ikatan kimia yang sangat kuat antara gugus besi dengan
                 sianida mencegah ferrrosianida menjadi toksik.
A.D.I            : 0-0,025 mg/kg berat badan.
Tipe produk      :-

3. Kalium ferrosianida(kalium heksasianoferra II)
Sumber           : dibuat dalam skala komersial sebagai hasil purifikasi batubara.
Fungsi           : antikempal, khususnya dalam garam meja. Biasanya untuk
                 menghilangkan kelebihan logam khususnya besi dan tembaga
                 dalam prduksi anggur putih dan merah..




                                             6
Efek             : karena besi dan sianida teikat sangat kuat maka tingkat
                 tosisitasnya sangat rendah. Namun demekian ferrosianida seperti
                 halnya dengan nitrat dan nitrit, adalah metahaemoglobonat yang
                 berarti bahwa ferrosianida mampu mengkonversi haemoglobin
                 dalam sel darah merah dari ferro menjadi ferri. Dalam keadaan
                 ferri, haemoglobib tidak manpu mentraspor oksigen.
A.D.I.           : 0-0,025 mg/kg berat badan (dihitung sebagai natrium
ferrosianida).
Tipe produk      : beberapa produk anggur.

4. Edible Bone Pgosphat
Sumber           : ekstraksi dari tulang hewan merupakan kalsium fosfat dalam
                 keadaan tidak murni, meskipun pengotor tidak mempengaruhi
                 aktivitasnya.
Fungsi           : antikempal, suplemen mineral, pengisi tablet
Efek             : tidak diketahui
A.D.I            :-
Tipe produk      :-

5. Silicon Oksida
Sumber           : silicon dioksida adalah pembentuk mineral dan garam yang
                 sebagian kecil berupa kuarsa atau flint yang keduanya adalah
                 silicon dioksida.
Fungsi           : pengendap dan antikempal, stabilizer dalam suspense dan emulsi
                 seperti anggur
Efek             : tidak ada efek yang merugika yang dilaporkan
A.D.I            : tidak terbatas
Tipe produk      : bir, anggur (total silikat tidak lebih dari 2000 mg/l bir)

6. Kalsium silikat
Sumber            : secara alamiah terdapat sebagai penggotor batu kapur yang
                  dikenal sebagai woolastonit. Perbedaan bentuk kalsium silikat
                  tegantung pada persentase air Kristal. Secara komersial, kalsium
                  silikat dibuat dari gamping dan tanah diatom pada kondisi yang




                                            7
sangat terkontrol. Sebagai antikempal yang efektif , silikat
                terhidrat harus diendapkan dan dikeringkan untuk memastikan
                material aktif yang akan menarik uap air.
Fungsi        : antikempal, dalam farmasi sebagai antacid.
Efek          : tidak ada efek yang merugikan yang dilaporkan.
A.D.I.        : tidak terbatas.
Tipe produk   : garam, gula, beras, permen karet.

7. Magnesium silikat sintetik dan magnesium trisilkat
Sumber        : terdapat di alam sebagai mineral meerschaum, parasepiolit, dan
              sepiolit
Fungsi        : antikempal dan sebagai antacid di farmasi, glazing, pengkilap dan
              release agent (gula-gula), dusting agent (permen karet), coating
              agent (beras)
Efek          : magnesium trisilikat tidak toksik bahkan pada dosis yang besar,
              mempunyai sifat adsorben dan antasid
A.D.I         : tidak terspesifikasi
Tipe produk   : garam, bawang putih, pelapis gula, gula-gula, beras dan permen
karet

8. Talk
Sumber        : dalam mineral
Fungsi        : release agent, antikempal,komponen permen karet untuk tujuan
              penyaringan
A.D.I         : tidak spesifik
Tipe produk   :-

9. Alumunium natrium silikat
Sumber          : secara alami dalam mineral, dikenal sebagai analcit dan natrolit.
                Dibuat secara sintetik melalaui proses yang diawali dengan kuarsa
                dan gibbsite.
Fungsi        : antikempal.
Efek            : garam alumunium dapat diabsorbsi dari usus dan dipekatkan
                dalam berbagai jaringan manusia, termasuk tulang, parathyroid




                                         8
dan otak. Alumunium telah menunjukkan neurotoksik (merusak
                syaraf) pada kelinci dan kucing dan pada konsentrasi yang tinggi
                terdekteksi dalam jaringan otak pasien dengan sakit Alzheimer
                (senile damatian). Beberapa laporan telah menyarankan bahwa
                alumunium yang tinggi akan berbahaya bagi beberapa pasien
                sakit tulang atau perusakan ginjal.
A.D.I.         : tidak terbatas.
Tipe produk    : mie instan, garam, nonkreamer kering, permen karet, serbuk
               cokelat, dan serbuk susu.

10. Alumunium kalsium silikat
Sumber         : dalam mineral, dikenal sebagai seolecit dan haeulandit.
Fungsi         : antikempal
Efek           : garam alumunium dapat diabsorbsi dari usus dan dipekatkan
               dalam berbagai jaringan manusia, termasuk tulang, parathyroid,
               dan otak. Alumunium telah menunjukkan neurotoksik (merusak
               syaraf) pada kelinci dan kucing dan pada konsentrasi yang tinggi
               terdekteksi dalam jaringan otak pasien dengan sakit Alzheimer
               (senile damatian). Beberapa laporan telah menyarankan bahwa
               alumunium yang tinggi akan berbahaya bagi beberapa pasien sakit
               tulang atau perusakan ginjal.
A.D.I.         : tidak dialokasikan.
Tipe produk    : garam, nonkreamer kering, dan permen karet.

11. Bentonit
Sumber         : dari dekomposisi debu vulaknik
Fungsi         : antikempal
Efek           : tidak ada efek merugikan
A.D.I.         : tidak terlokalisasi
Tipe produk    : bir dan anggur

12. Kaolin/ aluminium silikat
Sumber         : di alam sebagai sumbeer mineral dalam granit
Fungsi         : antikempal, penjernih khususnya pda anggur



                                           9
Efek            : tidak ada efek merugikan yang diketahui
A.D.I.          : tidak terbatas.
Tipe produk     : anggur
13. Asam Stearat
Sumber          : dibuat secara sintetik dari semua lemak hewani dan minyak nabati
                dibuat secara sintetik untuk tujuan komersial
Fungsi          : antikempal
Efek            : tidak ada efek merugikan yang diketahui
A.D.I.          : tidak terlokalisasi
Tipe produk     :-
14. Magnesium stearat
Sumber          : dibuat secara sintetik dari asam stearat komersial.
Fungsi          : antikempal, emulsifier, release agent.
Efek            : tidak ada efek merugikan yang diketahui dari konsumsi
adiktif ini tetapi menghisap secara tidak sengaja serbuknya dapat berbahaya.
A.D.I.          : tidak terbatas.
Tipe produk     : gula-gula yang dibuat dengan kompresi langsung.

2.4 Analisis Antikempal
         Bahan antikempal umumnya mengandung logam alkali (kalium dan
natrium). Alkali tanah (magnesium dan kalsium), aluminium dengan anion-anion
silikat, dan fosfat. Sehingga untuk analisisnya dilakukan analisis terhadapa kation-
kation dan anionnya. Metode analisis yang digunakan adalah gravimetric dan
titrimetri. Ada beberapa metode analisis pada bahan antikempal, sebagai berikut :

1. Silica dengan Metode gravimetri
         Dimulai dengan preparasi sampel yakni sampel padat dikeringkan, digiling
dalam mortar dan ditimbang. Sampel dimasukkan dalam krus platina yang tidak
tertutup dan dipanaskan dengan api sampai kertas gosong. Krus ditutup dan
dibakar dengan hati-hati, kemudian ditutup semua dan dimasukkan dalam oven
dengan suhu 1150 – 1200 0 C. Didinginkan dalam desikator dan ditimbang (W)
diulangi sampai berat konstan. Ditambahkan 1 mL air, 2 tetes asam sulfat, dan 10
ml HCl, kemudian diuapkan sampai kering dan dipanaskan selama 2 menit pada
suhu 1050 – 1100 0C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang (B).



                                          10
Dihitung gram SiO2 dalam sampel = W-B
Gram Si = gram SiO2 x 0,4674
2. Aluminium secara Kolometri
       Penentuan aluminium secara kolometri ini menggunakan beberapa
pereaksi sebagai berikut :
   a. larutan standar aluminium (100 µg Al/ml), 0.100 g/logam Al murni dalam
       beaker 30 ml, kemudian ditambahakan HCl dengan perbandingan 1 : 1.
       Larutan campuran ditutup dengan kaca arloji dan dipanaskan sampai
       logam Al larut secara sempurna, kemudian diencerkan dengan 1 liter air.
   b. Larutan kerja 40 µg/ml, diambil larutan stok sebayak 20 ml kemudian
       diencerkan sampai tepat 500 ml.
   c. Larutan aluminium, dibuat dengan melarutkan masing-masing larutan 0,5
       g ammonium aurintrikarboksilat dalam 100 ml, 10 g acacia (gum arab)
       dalam 200 mldan 100 g NH4CH3COO dalam 400 ml. Larutan acacia
       disaring dan ditambahkan 56 ml HCl ke dalam NH4CH3COO dan pH
       diatur sampai dengan 4,5 dengan HCl/NH4OH. Ketiga larutan kemudian
       dicampurkan dan diencerkan sampai 1 liter dengan akuades.
   d. Larutan anti foaming dibuat dengan mendispersikan 0,03 g silicon
       defoamer dalam 100 ml air.
   e. Larutan asam thioglycolik, dibuat dari pengeceran 1 ml HSCH2COOH
       dengan air sampai 100 ml.

       Larutan pereaksi telah selesai dibuat, kemudian dilakukan pembuatan
kurva standar dengan membuat larutan standar dengan berbagai kadar yakni, 0,4;
20; 40; 60 dan 80 µg Al dalam labu ukur 100 ml. Pada tahap penentuan
Aluminium dimulai dengan memindahkan aliquot (20 ml mengandung kurang
dari 80 µg Al) sampel kedalam labu ukur 100 ml, kemudian diencerkan sampai 20
ml dengan air dan ditambah 2 ml larutan d; 0,5 larutan c; dan 10 ml larutan b.
Labu ukur yang berisi larutan diletakkan dalam air mendidih selama 20 menit.
Didinginkan selama 30 menit dan diencerkan dengan air sampai volume 100 ml.
pada tahap akhir larutan standar dengan berbagai kadar yakni, 0,4; 20; 40; 60 dan
80 µg Al dibaca absorbansinya dan ditentukan dengan kurva standar kemudian
diketahui konsentrasi dari aluminium.



                                         11
BAB III
                                   PENUTUP

3.1 Kesimpulan
       Berdasarkan penjelasan tentang bahan aditif antikempal, dapat diambil
kesimpulan bahwa bahan aditif antikempal adalah bahan tambahan makanan yang
dapat mencegah mengempalnya makanan yang berupa serbuk, tepung, atau
bubuk. Pemakaian bahan aditif antikempal harus selalu diperhatikan dengan
mengetahui    batas   penggunaan    maksimum      dari   masing-masing   jenis
bahan antikempal.
       Karakteristik bahan aditif antikempal yakni berupa senyawa anhydrous
yang dapat menyerap air tanpa basah, mudah dicurahkan, berupa bahan anorganik
alami yang tidak dalam keadaan bentuk kristal penuh, dan dapat dibuat dalam
keadaan yang diperlukan dengan perlakuan fisik. Metode analisis pada bahan
antikempal dapat dilakukan dengan metode gravimetri dan kolorimetri.

3.2 Saran
       Perlu diperhatikan penggunaan dan konsumsi makanan yang mengandung
bahan tambahan makanan




                                      12
Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional. 2005. Standar Nasional Indonesia Bahan Tambahan
     Pangan.

Cahyadi, Wisnu. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
     Jakarta : Bumi Aksara.

Estiasih, T. dan Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta : Bumi
      Aksara.

Herliani, Leni. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung : Alphabeta.

Rohman, Abdul dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Jogjakarta : UGM Press.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.




                                     13

More Related Content

What's hot

deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog... Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranNata Nata
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraDiajeng Ramadhan
 
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Yahya M Aji
 
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuanLaporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuanNurqanaah M
 
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptxSITIFATIMAH405294
 
Kristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalKristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalAmstian Pasima
 
Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...
Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...
Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...Hidayat Muhammad
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturAswan M
 
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIFisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIMOSES HADUN
 

What's hot (20)

deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog... Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
 
Pert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristalPert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristal
 
Geologi laut 1
Geologi laut 1Geologi laut 1
Geologi laut 1
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udara
 
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
 
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuanLaporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
 
Makalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsulMakalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsul
 
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
 
Kristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalKristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonal
 
Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...
Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...
Kondisi dan Sumber Daya Geologi Pada Cekungan Asem-asem, Provinsi Kalimantan ...
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
POTENSIOMETRI
POTENSIOMETRIPOTENSIOMETRI
POTENSIOMETRI
 
Makalah amilosa
Makalah amilosaMakalah amilosa
Makalah amilosa
 
Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi struktur
 
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIFisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
 
Praktikum v
Praktikum vPraktikum v
Praktikum v
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Anti kempal
Anti kempalAnti kempal
Anti kempal
 
Tugas Mata Kuliah Kimia Zat Aditif
Tugas Mata Kuliah Kimia Zat AditifTugas Mata Kuliah Kimia Zat Aditif
Tugas Mata Kuliah Kimia Zat Aditif
 
Makalah anti kempal
Makalah anti kempalMakalah anti kempal
Makalah anti kempal
 
Telecom revolution a boom or
Telecom revolution  a boom orTelecom revolution  a boom or
Telecom revolution a boom or
 
Disaster management in india
Disaster management in indiaDisaster management in india
Disaster management in india
 
Ppt on organising
Ppt on organisingPpt on organising
Ppt on organising
 

Similar to Makalah Zat

Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganDona Dika
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganDona Dika
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETHani Ani
 
Presentasi zat additive
Presentasi zat additivePresentasi zat additive
Presentasi zat additiveRiska Dadong
 
Zat aditif pada makanan
Zat aditif pada makananZat aditif pada makanan
Zat aditif pada makananDita Issriza
 
13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdf
13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdf13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdf
13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdfagroteknologitrilogi
 
Presentase klp 6
Presentase klp 6Presentase klp 6
Presentase klp 6Ayy Ayy
 
6 pengaturan-dan-penggunaan-btp
6 pengaturan-dan-penggunaan-btp6 pengaturan-dan-penggunaan-btp
6 pengaturan-dan-penggunaan-btpOdy Sanchez
 
Presentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat sajiPresentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat sajiYuni Ratnasari
 

Similar to Makalah Zat (17)

Anti kempal
Anti kempalAnti kempal
Anti kempal
 
Zat aditif makanan
Zat aditif makananZat aditif makanan
Zat aditif makanan
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
 
AKL MAKANAN 2.pdf
AKL MAKANAN 2.pdfAKL MAKANAN 2.pdf
AKL MAKANAN 2.pdf
 
Addiktif
AddiktifAddiktif
Addiktif
 
Presentasi zat additive
Presentasi zat additivePresentasi zat additive
Presentasi zat additive
 
Zat aditif pada makanan
Zat aditif pada makananZat aditif pada makanan
Zat aditif pada makanan
 
Makalah uuk
Makalah uukMakalah uuk
Makalah uuk
 
13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdf
13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdf13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdf
13 Regulasi dan efek kesehatan BTP.pdf
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Food additives
Food additivesFood additives
Food additives
 
Presentase klp 6
Presentase klp 6Presentase klp 6
Presentase klp 6
 
6 pengaturan-dan-penggunaan-btp
6 pengaturan-dan-penggunaan-btp6 pengaturan-dan-penggunaan-btp
6 pengaturan-dan-penggunaan-btp
 
Presentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat sajiPresentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat saji
 
07 juknis-buah
07 juknis-buah07 juknis-buah
07 juknis-buah
 

Makalah Zat

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Makanan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Selain menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk sumber tenaga dan pertumbuhan, makanan juga menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk mendukung kehidupan tubuh yang sehat. Karena itu untuk meningkatkan kehidupan manusia diperlukan adanya persediaan makanan yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Segi kualitas, selain mengandung semua zat yang diperlukan oleh tubuh makanan juga harus memenuhi syarat keamanan. Makanan yang aman merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dalam Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang pangan, keamanan pangan didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, benda-benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Penyakit yang ditimbulkan karena pangan yang tercemar telah menjadi masalah di Dunia. Kasus keracunan makanan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam pembuatan makanan, selain bahan baku untuk tujuan-tujuan tertentu sering digunakan bahan-bahan lain sebagai bahan tambahan, yaitu yang secara umum disebut bahan tambahan makanan (BTM). Bahan tambahan makanan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kepada pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk makanan. Termasuk bahan tambahan makanan antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental Antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya makanan yang berupa serbuk, tepung, atau bubuk. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang berbentuk serbuk, misal-nya garam meja/merica bubuk dan bumbu lainnya, agar makanan tersebut tidak mengempal dan mudah dituang dari wadahnya. Contoh antikempal adalah kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, silikon 1
  • 2. dioksida dipakai sebagai antikempal pada garam meja, merica, dan rempah atau bumbu lainnya. Contoh lain garam-garam stearat dan tri kalsium fosfat pada gula kaldu dan susu bubuk. 1 Berdasarkan kondisi tersebut diatas, perlu adanya pencerahan dan penjelasan secara jelas dan lengkap serta ilmiah tentang bahan antikempal. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan bahan aditif antikempal ? 2. Bagaimanakah aturan penggunaan bahan aditif antikempal ? 3. Apakah karakteristik bahan aditif antikempal ? 4. Bagaimanakah metode analisis bahan aditif antikempal ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari bahan aditif antikempal. 2. Mengetahui aturan penggunaan bahan aditif antikempal. 3. Mengetahui karakteristik bahan aditif antikempal. 4. Mengetahui metode analisis bahan aditif antikempal. 1 Winarno, F.G. dan Titi Sulistyowati Rahayu, Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994. hal. 23 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Menurut peraturan Menteri kesehatan RI No. 329/Menkes/PERXII/1976 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Termasuk ke dalam bahan makanan tambahan adalah pengawet, pewarna, pwnyedap rasa, dan aroma, pemantap, antioksidan, pengemulsi,antigumpal, pemucat dan pengental.2 Zat antikempal biasanya ditambahkan pada bahan-bahan berbentuk tepung atau butiran yang bersifat higroskopik untuk mempertahankan sifat butirannya. Zat antikempal akan melapisi partikel-partikel bahan dan menyerap air yang berlebihan atau membentuk campuran senyawa yang tidak dapat larut. Zat antikerak yang umum digunakan dalam pengolahan pangan adalah kalsium silikat, CaSiO3 xH2. Kalsium silikat digunakan untuk mencegah pergerakan kue soda dengan konsentrasi 5 % atau mencegah pergerakan garam meja dengan konsentrasi 2 %. 3 Kalsium silikat sering ditambahkan pada makanan dalam bentuk tepung untuk mencegah aglomerasi, meningkatkan sifat mengalir selama pengolahn dan menjamin produk tetap mengalir nselama penyimpanan. Bahan antipenggumpal yang lain adalah natrium silikoaluminat, trikalsium silikat, magnesium silikat, dan magnesium karbonat. Senyawa-senyawa tersebut tidak larut dalam air dan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap air. 4 Antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya makanan yang berupa serbuk, tepung, atau bubuk. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang berbentuk serbuk, misal-nya garam meja/merica bubuk dan bumbu lainnya, agar makanan tersebut tidak mengempal dan mudah dituang dari wadahnya. Contoh antikempal adalah kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, silikon 2 Rohman dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan.Hal 234 3 Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Hal 216-217 4 Estiasih dan Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan.hal 245 3
  • 4. dioksida dipakai sebagai antikempal pada garam meja, merica, dan rempah atau bumbu lainnya. Contoh lain garam-garam stearat dan tri kalsium fosfat pada gula kaldu dan susu bubuk.5 Pengempal digunakan sebagai bahan pengempal atau agar tidak menggumpal pada makanan kering. Dapat melapisi partikel makanan mengurangi kontak agar permukaan dan menahan kelembaban. Aplikasi pengempal digunakan pada garam, baking soda, gula, bumbu sereal, tepung, biji-bijian, powder dan produk kokristalisasi. Silikat digunakan pada kripik kentang, coklat bubuk, dan garam dapur. Trikalsium fosfat pada bumbu, gula, dan produk powder dan kokristalisasi, pati pada manisan, dan garam stearat pada tepung buah.6 2.2 Aturan Pemakaian Antikempal Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan, persyaratan untuk antikempal dapat dilihat pada table berikut:7 No. Nama BTP Jenis bahan pangan Batas maksimum penggunaan 1. Aluminium susu bubuk, krim 1g/kg,tunggal atau Silikat, bubuk campuran dengan Magnesium antikempal lain Oksida Trimagnesium Fosfat 2. Kalsium 1. garam meja 10 g/kg aluminium 2. serbuk garam 20g/kg silikat, dengan bubuk merica magnesium 3. dextrose bubuk, 15 g/kg silikat gula bubuk 3. Kalsium silikat, 1. susu bubuk 10 g/kg, tunggal atau campuran dengan 5 Winarno, F.G. dan Titi Sulistyowati Rahayu. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. (Pustaka Sinar Harapan ;1994). hal. 23 6 Leni Herliani. Teknologi Pengawetan Pangan (Alfabeta ; 2008). Hal 120-121 7 Badan Standar Nasional. 2005. Standar Nasional Indonesia Bahan Tambahan Pangan. 4
  • 5. antikempal lain magnesium 2. krim bubuk 1 g/kg tunggal atau karbonat campuran dengan antikempal lain 4. Miristat, palmitat, 1. dektrosa 15 mg/kg magnesium stearat dan stearat dalam bubuk(tanpa pati), tunggal atau campuran bentuk garam gula bubuk (tanpa dengan antikempal lain dengan Al, Ca, pati) 15 g/kg, garam Al, Ca, Ma, Na, Mg, K, NH4 2. kaldu bubuk sterat, tunggal atau campuran dengan silicon dioksida dan Ca fosfat 5. Natrium alumino 1. garam meja 10 g/kg silikat 2. serbuk garam atau 15g/kg tunggal atau bumbu campuran dengan 3. kaldu bubuk antikempal lain 15 g/kg tunggal atau 4. serbuk garam campuran dengan dengan rempah atau antikempal lain bumbu, merica 5 g/kg 5. susu bubuk 6. krim bubuk 10g/kg tunggal atau campuran dengan antikempal lain 1 g/kg tunggal atau campuran dengan antikempal lain 6. Trikasium fosfat Kaldu bubuk 15g/kg tunggal atau campuran garam stearat dan silicon dioksida 5
  • 6. 2.3 Karakteristik Antikempal Secara garis besar karakteristik antikempal adalah : 1. Berupa senyawa anhydrous yang dapat menyerap air tanpa basah 2. Antikempal harus mudah dicurahkan 3. Berupa bahan anorganik alami yang tidak dalam keadaan bentuk Kristal penuh 4. Dapat dibuat dalam keadaan yang diperlukan dengan perlakuan fisik Antikempal lain yang umum digunakan dalam industry pangan adalah natrium silikoaluminat, magnesium silikat, dan magnesium karbonat. Semuanya tidak larut dalam air, tetapi dapat menyerap air dengan kemampuan yang berbeda- beda. 1. Magnesium oksida Sumber : batuan yang telah berubah akibat tekanan dan panas dan secara komersial dibuat dengan biji magnesia. Secara khusus dibuat dalam bentuk baik yang mampu mengabsorbsi air. Fungsi : antikempal, basa. Efek : tidak diketahui. A.D.I : tidak ada batasan. Tipe produk : beberapa produk coklat. 2. Natrium Ferrosianida (natrium heksasianoferra II) Sumber : dibuat di pabrik secara sintetik. Fungsi : antikempal, modifier kristal. Efek : terdapat ikatan kimia yang sangat kuat antara gugus besi dengan sianida mencegah ferrrosianida menjadi toksik. A.D.I : 0-0,025 mg/kg berat badan. Tipe produk :- 3. Kalium ferrosianida(kalium heksasianoferra II) Sumber : dibuat dalam skala komersial sebagai hasil purifikasi batubara. Fungsi : antikempal, khususnya dalam garam meja. Biasanya untuk menghilangkan kelebihan logam khususnya besi dan tembaga dalam prduksi anggur putih dan merah.. 6
  • 7. Efek : karena besi dan sianida teikat sangat kuat maka tingkat tosisitasnya sangat rendah. Namun demekian ferrosianida seperti halnya dengan nitrat dan nitrit, adalah metahaemoglobonat yang berarti bahwa ferrosianida mampu mengkonversi haemoglobin dalam sel darah merah dari ferro menjadi ferri. Dalam keadaan ferri, haemoglobib tidak manpu mentraspor oksigen. A.D.I. : 0-0,025 mg/kg berat badan (dihitung sebagai natrium ferrosianida). Tipe produk : beberapa produk anggur. 4. Edible Bone Pgosphat Sumber : ekstraksi dari tulang hewan merupakan kalsium fosfat dalam keadaan tidak murni, meskipun pengotor tidak mempengaruhi aktivitasnya. Fungsi : antikempal, suplemen mineral, pengisi tablet Efek : tidak diketahui A.D.I :- Tipe produk :- 5. Silicon Oksida Sumber : silicon dioksida adalah pembentuk mineral dan garam yang sebagian kecil berupa kuarsa atau flint yang keduanya adalah silicon dioksida. Fungsi : pengendap dan antikempal, stabilizer dalam suspense dan emulsi seperti anggur Efek : tidak ada efek yang merugika yang dilaporkan A.D.I : tidak terbatas Tipe produk : bir, anggur (total silikat tidak lebih dari 2000 mg/l bir) 6. Kalsium silikat Sumber : secara alamiah terdapat sebagai penggotor batu kapur yang dikenal sebagai woolastonit. Perbedaan bentuk kalsium silikat tegantung pada persentase air Kristal. Secara komersial, kalsium silikat dibuat dari gamping dan tanah diatom pada kondisi yang 7
  • 8. sangat terkontrol. Sebagai antikempal yang efektif , silikat terhidrat harus diendapkan dan dikeringkan untuk memastikan material aktif yang akan menarik uap air. Fungsi : antikempal, dalam farmasi sebagai antacid. Efek : tidak ada efek yang merugikan yang dilaporkan. A.D.I. : tidak terbatas. Tipe produk : garam, gula, beras, permen karet. 7. Magnesium silikat sintetik dan magnesium trisilkat Sumber : terdapat di alam sebagai mineral meerschaum, parasepiolit, dan sepiolit Fungsi : antikempal dan sebagai antacid di farmasi, glazing, pengkilap dan release agent (gula-gula), dusting agent (permen karet), coating agent (beras) Efek : magnesium trisilikat tidak toksik bahkan pada dosis yang besar, mempunyai sifat adsorben dan antasid A.D.I : tidak terspesifikasi Tipe produk : garam, bawang putih, pelapis gula, gula-gula, beras dan permen karet 8. Talk Sumber : dalam mineral Fungsi : release agent, antikempal,komponen permen karet untuk tujuan penyaringan A.D.I : tidak spesifik Tipe produk :- 9. Alumunium natrium silikat Sumber : secara alami dalam mineral, dikenal sebagai analcit dan natrolit. Dibuat secara sintetik melalaui proses yang diawali dengan kuarsa dan gibbsite. Fungsi : antikempal. Efek : garam alumunium dapat diabsorbsi dari usus dan dipekatkan dalam berbagai jaringan manusia, termasuk tulang, parathyroid 8
  • 9. dan otak. Alumunium telah menunjukkan neurotoksik (merusak syaraf) pada kelinci dan kucing dan pada konsentrasi yang tinggi terdekteksi dalam jaringan otak pasien dengan sakit Alzheimer (senile damatian). Beberapa laporan telah menyarankan bahwa alumunium yang tinggi akan berbahaya bagi beberapa pasien sakit tulang atau perusakan ginjal. A.D.I. : tidak terbatas. Tipe produk : mie instan, garam, nonkreamer kering, permen karet, serbuk cokelat, dan serbuk susu. 10. Alumunium kalsium silikat Sumber : dalam mineral, dikenal sebagai seolecit dan haeulandit. Fungsi : antikempal Efek : garam alumunium dapat diabsorbsi dari usus dan dipekatkan dalam berbagai jaringan manusia, termasuk tulang, parathyroid, dan otak. Alumunium telah menunjukkan neurotoksik (merusak syaraf) pada kelinci dan kucing dan pada konsentrasi yang tinggi terdekteksi dalam jaringan otak pasien dengan sakit Alzheimer (senile damatian). Beberapa laporan telah menyarankan bahwa alumunium yang tinggi akan berbahaya bagi beberapa pasien sakit tulang atau perusakan ginjal. A.D.I. : tidak dialokasikan. Tipe produk : garam, nonkreamer kering, dan permen karet. 11. Bentonit Sumber : dari dekomposisi debu vulaknik Fungsi : antikempal Efek : tidak ada efek merugikan A.D.I. : tidak terlokalisasi Tipe produk : bir dan anggur 12. Kaolin/ aluminium silikat Sumber : di alam sebagai sumbeer mineral dalam granit Fungsi : antikempal, penjernih khususnya pda anggur 9
  • 10. Efek : tidak ada efek merugikan yang diketahui A.D.I. : tidak terbatas. Tipe produk : anggur 13. Asam Stearat Sumber : dibuat secara sintetik dari semua lemak hewani dan minyak nabati dibuat secara sintetik untuk tujuan komersial Fungsi : antikempal Efek : tidak ada efek merugikan yang diketahui A.D.I. : tidak terlokalisasi Tipe produk :- 14. Magnesium stearat Sumber : dibuat secara sintetik dari asam stearat komersial. Fungsi : antikempal, emulsifier, release agent. Efek : tidak ada efek merugikan yang diketahui dari konsumsi adiktif ini tetapi menghisap secara tidak sengaja serbuknya dapat berbahaya. A.D.I. : tidak terbatas. Tipe produk : gula-gula yang dibuat dengan kompresi langsung. 2.4 Analisis Antikempal Bahan antikempal umumnya mengandung logam alkali (kalium dan natrium). Alkali tanah (magnesium dan kalsium), aluminium dengan anion-anion silikat, dan fosfat. Sehingga untuk analisisnya dilakukan analisis terhadapa kation- kation dan anionnya. Metode analisis yang digunakan adalah gravimetric dan titrimetri. Ada beberapa metode analisis pada bahan antikempal, sebagai berikut : 1. Silica dengan Metode gravimetri Dimulai dengan preparasi sampel yakni sampel padat dikeringkan, digiling dalam mortar dan ditimbang. Sampel dimasukkan dalam krus platina yang tidak tertutup dan dipanaskan dengan api sampai kertas gosong. Krus ditutup dan dibakar dengan hati-hati, kemudian ditutup semua dan dimasukkan dalam oven dengan suhu 1150 – 1200 0 C. Didinginkan dalam desikator dan ditimbang (W) diulangi sampai berat konstan. Ditambahkan 1 mL air, 2 tetes asam sulfat, dan 10 ml HCl, kemudian diuapkan sampai kering dan dipanaskan selama 2 menit pada suhu 1050 – 1100 0C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang (B). 10
  • 11. Dihitung gram SiO2 dalam sampel = W-B Gram Si = gram SiO2 x 0,4674 2. Aluminium secara Kolometri Penentuan aluminium secara kolometri ini menggunakan beberapa pereaksi sebagai berikut : a. larutan standar aluminium (100 µg Al/ml), 0.100 g/logam Al murni dalam beaker 30 ml, kemudian ditambahakan HCl dengan perbandingan 1 : 1. Larutan campuran ditutup dengan kaca arloji dan dipanaskan sampai logam Al larut secara sempurna, kemudian diencerkan dengan 1 liter air. b. Larutan kerja 40 µg/ml, diambil larutan stok sebayak 20 ml kemudian diencerkan sampai tepat 500 ml. c. Larutan aluminium, dibuat dengan melarutkan masing-masing larutan 0,5 g ammonium aurintrikarboksilat dalam 100 ml, 10 g acacia (gum arab) dalam 200 mldan 100 g NH4CH3COO dalam 400 ml. Larutan acacia disaring dan ditambahkan 56 ml HCl ke dalam NH4CH3COO dan pH diatur sampai dengan 4,5 dengan HCl/NH4OH. Ketiga larutan kemudian dicampurkan dan diencerkan sampai 1 liter dengan akuades. d. Larutan anti foaming dibuat dengan mendispersikan 0,03 g silicon defoamer dalam 100 ml air. e. Larutan asam thioglycolik, dibuat dari pengeceran 1 ml HSCH2COOH dengan air sampai 100 ml. Larutan pereaksi telah selesai dibuat, kemudian dilakukan pembuatan kurva standar dengan membuat larutan standar dengan berbagai kadar yakni, 0,4; 20; 40; 60 dan 80 µg Al dalam labu ukur 100 ml. Pada tahap penentuan Aluminium dimulai dengan memindahkan aliquot (20 ml mengandung kurang dari 80 µg Al) sampel kedalam labu ukur 100 ml, kemudian diencerkan sampai 20 ml dengan air dan ditambah 2 ml larutan d; 0,5 larutan c; dan 10 ml larutan b. Labu ukur yang berisi larutan diletakkan dalam air mendidih selama 20 menit. Didinginkan selama 30 menit dan diencerkan dengan air sampai volume 100 ml. pada tahap akhir larutan standar dengan berbagai kadar yakni, 0,4; 20; 40; 60 dan 80 µg Al dibaca absorbansinya dan ditentukan dengan kurva standar kemudian diketahui konsentrasi dari aluminium. 11
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan tentang bahan aditif antikempal, dapat diambil kesimpulan bahwa bahan aditif antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya makanan yang berupa serbuk, tepung, atau bubuk. Pemakaian bahan aditif antikempal harus selalu diperhatikan dengan mengetahui batas penggunaan maksimum dari masing-masing jenis bahan antikempal. Karakteristik bahan aditif antikempal yakni berupa senyawa anhydrous yang dapat menyerap air tanpa basah, mudah dicurahkan, berupa bahan anorganik alami yang tidak dalam keadaan bentuk kristal penuh, dan dapat dibuat dalam keadaan yang diperlukan dengan perlakuan fisik. Metode analisis pada bahan antikempal dapat dilakukan dengan metode gravimetri dan kolorimetri. 3.2 Saran Perlu diperhatikan penggunaan dan konsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan 12
  • 13. Daftar Pustaka Badan Standar Nasional. 2005. Standar Nasional Indonesia Bahan Tambahan Pangan. Cahyadi, Wisnu. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Bumi Aksara. Estiasih, T. dan Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta : Bumi Aksara. Herliani, Leni. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung : Alphabeta. Rohman, Abdul dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Jogjakarta : UGM Press. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 13