SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KONSEP KEPEMIMPINAN
(Teori Munculnya Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan Berdasarkan Teori, Dan
Berdasarkan Pendekatan Teori Munculnya Kepemimpinan)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pelayanan Referensi yang diampu
oleh Dr. Hj. Yooke Tjuparmah S.K.,M.Pd.
Kelompok
Nur Afrylyanty 1202788
PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
1. Teori munculnya kepemimpinan
Kajian tentang kepemimpinan sebagai ilmu (leadership as a science) telah
mengundang kepedulian para ahli ilmu-ilmu perilaku, terutama ahli manajemen,
secara lebih besar sejak Perang Dunia II. Namun demikian, masih terdapat perbedaan
pendapat mereka tentang teori munculnya kepemimpinan. Para ahli membuat
rumusan sendiri-sendiri dan cenderung tidak menolak pendapat ahli lainnya, lebih-
lebh dikaitkan dengan aliran yang mereka anut. Dari sekian banyak pendapat tentang
teori yang ada, pada dasarnya teori munculnya kepemimpinan dapat dikelompokkan
ke dalam tiga teori, yaitu:
1. Teori Bawaan atau Heredity Theory
Bakat kepemimpinan di dalam diri seseorang telah di bawa sejak lahir, demikian
pandangan utama teori ini. Kata lain dari teori ini adalah teori keturunan atau teori
bawaan. Keturunan yang dimaksudkan di sini adalah faktor genetis, bukan keturunan
berdasarkan status strata sosial, ningrat, atau keturunan raja. Teori ini berasumsi
bahwa sifat-sifat kepemimpinan seseorang adalah faktor bawaan sejak lahir, di mana
menjadi pemimpin atau tidaknya seseorang karena takdir semata. Penganut teori ini
merumuskan tesis leader are bom, kepemimpinan adalah dilahirkan. Pendirian pokok
teori ini adalah hanya orang-orang yang telah membawa bakat kepemimpinanlah
yang mampu menjadi pemimpin dikemudian hari. Dimensi pribadi, fisik, intelektual,
dan nasib- baik, serta dimensi lainnya telah dimiliki sejak lahir. Dia ditakdirkan untuk
menjadi pimpinan, bahkan sampai dengan keturunan-keturunannya..
Teori ini berpandangan bahwa secara filosofis manusia itu memiliki kemampuan
yang luar biasa, baik fisik maupun otaknya. Akan tetapi kemampuan dimaksud tidak
sama pada masing-masing orang. Artinya, kemampuan itu dapat saja halnya dimiliki
oleh subjek tertentu, dan tidak dimiliki oleh yang lainnya. Kemampuan itu dilukiskan
sebagai kelebihan menonjol yang ada dalam diri seseorang. Manusia seperti ini
memiliki faktor internal (internal factor) berupa kekuatan khusus, yaitu kekuatan
untuk menjadi pimpinan dan kekuatan itu dibawa sejak lahir. Pendapat ini melihat
bahwa seseorang dapat menjadi pimpinan tanpa perlu melihat sistem luar (external
system). Modal dasar, seperti bakat, intuisi atau kecakapan praktis tanpa dibarengi
dengan teori-teori atau prinsip-prinsip, dianggap cukup untuk membuat seseorang
menjadi pimpinan.
2. Teori Psikologi atau Psychological Theory
"Manusia itu memiliki potensi kejiwaan atau psikologi yang bisa dibentuk
melalui proses interaksi dengan lingkungan, terutama interaksi yang disengaja atau
dibuat secara khusus untuk itu. Kata lain dari teori ini adalah teori kejiwaan. Teori ini
berasumsi bahwa sifat kepemimpinan seseorang dapat dibentuk sesuai dengan
jiwanya. Penganut teori ini merumuskan tesis leader are made, pemimpin itu dapat
diciptakan atau dipersiapkan secara khusus, misalnya, melalui pendidikan dan
pelatihan . Manusia, .sesuai dengan perkembangan jiwanya dapat mempelajari
subjek berupa ilmu pengetahuan atau pengalaman atau hal-hal lain di luar dirinya
(lingkungan), demikian juga ilmu kepemimpinan.
3. Konsep dasar teori kejiwaan ini adalah bahwa kapasitas seseorang dapat dibentuk.
dimanipulasi, didongkrak kematangannya, dan karenanya bakat yang dibawa sejak
lahir ke muka bumi ini bisa diabaikan. Manusia belajar dari pengalaman dan
pengalaman menaikkan tingkat kematangan seseorang, sejalan dengan kematangan
psikologisnya menurut usia kronologis. Artinya, lingkungan adalah bagian penting
dari kehidupan seseorang. Manusia sukses, antara lain ditandai oleh kemampuannya
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memanfaatkan lingkungan itu menurut
kebutuhan nyata. Dalam konteks ini, manusia dapat dilihat dari berbagai dimensi,
yaitu sebagai:
a. Makhluk biologis yang memiliki organ tubuh seperti hewan, mempunyai nafsu
makan, dorongan seks, (ton sebagainya.
b. Makhluk sosial yang ditandai oleh kemampuan berinteraksi dengan orang lain,
perasaan sepi hidup sendiri, dan lain-lain.
c. Makhluk intelektual, yang ditandai oleh pelbagai kemampuan, seperti: (1)
kemampuan mengingat, (2) kemampuan memahami, (3) kemampuan
melakukan analisis, (4) kemampuan mengadakan sintesis, (5) kemampuan
mengaplikasikan konsep dasar (6) kemampuan menilai.
d. Makhluk pengabdi Tuhan. Kehadiran manusia di muka bumi ini bukan hanya
untuk mengabdikan dirinya kepada dirinya sendiri dan keluarganya atau
organisasi tempat dia bekerja, serta negara tempat dia bermukim. Manusia
adalah makhluk Tuhan dan dia harus menjalankan perintah- Nya.
Makhluk rohani yang mempunyai potensi bergerak seperti, perasaan, minat,
perhatian, persepsi, intuisi, firasat, dan kecakapan praktis. Kepemimpinan sebagai
suatu sistem tidak terlepas dari sistem lain. Karena itu, kepemimpinan yang efektif
dapat dilakukan oleh pimpinan, jika dia mampu memanfaatkan potensi lingkungan
dan membenahi diri. Pemimpin yang efektif bersifat adaptif atau mampu membawa
diri di tempatnya berada atau bekerja. Bila pimpinan tidak adaptif maka aktivitasnya
menjadi vakum dan proses kepemimpinan tidak berjalan seperti yang diharapkan.
4. Definisi kepemimpinan berdasarkan teori
1. Teori X dan Teori Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. McGregor membedakan
manusia ke dalam dua tipe- atau kelompok, yaitu manusia X dan manusia Y.
Klasifikasi ini dibuat oleh McGregor atas dasar karaktertstik manusia di dalam
organisasi. Manusia yang mempunyai kecenderungan pasif atau negatif oleh
McGregor dikategorikan sebagai manusia X, dan manusia yang cenderung
bersifat kreatif atau positif dikategorikannya sebagai manusia Y. Ciri-ciri
manusia X (Teori X) adalah sebagai berikut.
a. Pada umumnya atau rata-rata manusia itu malas bekerja.
b. Karena itu manusia hanya akan bekerja jika dikomando, diperintah, diancam
atau dipaksa.
c. Manusia tidak memiliki tanggung jawab, mempunyai ambisi rendah,
cenderung hanya mau diperintah saja, dan tidak ada kemauan mandiri.
d. Manusia hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan semata.
e. Manusia harus diawasi secara ketat dan pada umumnya harus dipaksa untuk
mencapai tujuan organisasi.
Ciri-ciri manusia yang termasuk manusia Y (Teori Y) adalah sebagai berikut. i
a. Bagi manusia bekerja adalah kegiatan normal yang biasa dilakukan di dalam
hidupnya. Karenanya, selama lingkungan memungkinkan, orang-orang akan
merasa senang dan puas, seperti istirahat atau bermain.
b. Di dalam diri manusia ada keinginan untuk bergerak sendiri, mengatur diri
sendiri, dan berinisiatif sendiri.
c. Tujuan organisasi merupakan realisasi dari kebutuhan individu. .
d. Manusia suka menerima tanggung jawab jika kondisi yang ada benar- benar
memungkinkan untuk itu.
e. Jika manusia tidak kreatif dalam organisasi, dia memang tidak mampu
berbuat untuk itu.
Di dalam praktek, karakteristik perilaku manusia organisasional tidaklah
permanen, melainkan dapat berubah secara kondisional. Tidak ada manusia selalu
berada pada kondisi pasif atau negatif, dan tidak juga ada manusia yang selalu berada
pada kondisi kreatif atau positif. Konsekuensinya adalah tidak ada pula manusia yang
selalu berada pada posisi manusia X, sebaliknya tidak pula ada yang selalu berada
pada posisi manusia Y. Perilaku manusia bergerak dari manusia X ke manusia Y dan
sebaliknya, dengan titik berat tertentu. Gerakan arus karakter manusia seperti
digambarkan di bawah bersifat dinamis. Titik berat karakter, apakah cenderung
menampakkan karakter manusia X atau manusia Y dipengaruhi oleh bsnyak hal,
seperti gaya kepemimpinan, kondisi fisik-psikologis karyawan, insentif yang
diterima, aturan disiplin, iklim organisasi, kesempatan promosi, tantangan
pekerjaan, dan makna pekerjaan bagi karyawan.
Persentuhan gerakan secara dimensional dari karakter X menuju karakter
Y dan sebaliknya diduga berada pada posisi moderat. Gerak dan orientasi titik berat
karakter manusia dapat disajikan pada Gambar 7.1 berikut ini.
1
Gambar 7.1: Area karakter pekerja
1 = Area karakter X
2 = Area karakter Y
3 = Area netral
2. Teori Sistem 4
Teori sistem manajemen (management system theory) yang populer dengan
sebutan sistem 4 (System 4) dikembangkan oleh Rensis Likert. Teori ini muncul dari
hasil kajian Likert terhadap karakteristik manusia organisasional yang berbeda-
beda. Dengan kata lain bahwa teori ini muncul berdasarkan segi-segi kemanusian,
baik kepribadian maupun kematangan hidup manusia itu. Likert mengemukakan
bahwa perbedaan manusia yang dipimpin membuat gaya kepemimipinan
(leadership style) bergerak dari sistem 1 ke sistem 4. Dengan demikian,
kepemimpinan seseorang terdiri atas empat gaya, yaitu sistem 1,sistem 2, sistem 3,
dan sistem 4. Adapaun teori sistem 4 dari Rensis Likert disajikan pada Gambar 7.2
berikut ini.
Variabel Variabel Gaya Kepemimpinan
Organisasi Sistem 1 Sistem 2 Sistem 3 Sistem 4
Kepercayaan
terhadap ba-
wahan
Sama sekali tidak
percaya terhadap
bawahan
Mempunyai
kepercayaan
laksana bos ke-
pada pelayan
Kepercayaan
diberikan tidak
penuh, tidak ada
delegasi dalam
pembuat
keputusan
Kepercayaan diberikan secara
penuh kepada bawahan dan
bawahan berpartisipasi
penuh, dalam pembuatan ke-
putusan
Karakteristik
alat motivasi
yang diguna-
kan
Menakuti, an-
caman, hukuman,
dan penghargaan
Penghargaan
dan hukuman
Penghargaan,
sesekali hu-
kuman, dan par-
tisipasi
Penghargaan mengandung
nilai-nilai ekonomis sebagai
hasil partisipasi, peningkatan
metode kerja, dan peng-
hargaan atas hasil kerja.
3
2
Karakteristik
dalam proses
interaksi
komunikatif
Interaksi sangat
terbatas dan
kecenderungan
pada ketakutan
Sesekali ada
interaksi, rasa
takut, dan hati-
hati dari pihak
bawahan
Cukup interaksi,
disertai
kepercayaan yang
memadai
Interaksi secara penuh rasa
bersahabat, disertai
kepercayaan, dan partisipasi
penuh.
3. Teori Kisi Kepemimpinan
Teori kisi kepemimpinan atau manajerial Grild dikembangkan oleh Blake &
Mouton atas dasar konsep yang dikembangkan oleh kelompok Ohio State University
dan Michigan University, serta oleh teori kepemimpinan dinamika kelompok.
Menurut Blake 8L Mouton, secara umum dapat dikemukakan bahwa ada dua sikap
utama dari kepemimpinan seseorang.
a. Pemimpin yang berorientasi pada produksi atau tugas-tugas saja atau concern for
production Konsep kepemimpinan semacam ini menganggap bahwa manusia hanya
akan berarti bagi organisasi, jika dia mampu meraih hasil atau dapat melaksanakan
tugas yang diemban secara efektif.
b. Pemimpin yang berorientasi kepada segi-segi kemanusia atau concern for people.
Pemimpin di sini tidak berorientasi kepada tugas-tugas semata, akan tetapi lebih
banyak memperlihatkan segi-segi kemanusiaan. Pemimpin semacam ini berpikir
bahwa manusia adalah faktor yang sangat penting, dan dalam bekerjanya manusia
bukan semata-mata penghasil saja, akan tetapi sebagai insan yang memiliki segi-
segi rohaniah. Untuk selanjutnya teori ini disajikan pada Gambar 7.3 berikut ini.
Gambar 7 J: Teori Managerial Grid (Harsey, 1977)
Kepemimpinan 1 - 1 disebut gersang (impoverished), artinya adalah pemimpin
Gambar 7.2: Teori Sistem 4 menurut Likert
yang menggunakan orientasi usaha keija yang minimal dan demikian juga orientasi
manusianya. Pemimpin menganggap bahwa dengan usaha itu dianggap cukup untuk
mempertahankan organisasi. Baginya, dengan orientasi rendah terhadap tugas dan
segi kemanusiaan, organisasi akan tetap bertahan.
Kepemimpinan 9 - 1 disebut orientasi tugas (task oriented), artinya adalah pemimpin
yang berorientasi semata-mata pada hasil kerja manusia. Segi-segi manusia dalam arti
kemanusiaan (humanity) baginya kurang penting. Pemimpin yang berada pada posisi ini
menganggap bahwa organisasi hanya akan bertahan, jika organisasi tersebut mampu
menghasilkan produksi secara maksimal, sedang manusia sebenarnya hanya alat
produksi semata-mata.
Kepemimpinan I - 9 disebut kelompok kontri (country club), urtinyu adalah
kepemimpinan yang berorientasi tinggi kepada faktor manusia. Hubungan antar-
manusia secara ramah, dua arah, dan informasi sangat penting. Produksi adalah urusan
kedua, sebab manusia hanya ukan dapat bekerja dalam suasana yang menyenangkan.
Kepemimpinan 9 - 9 disebut tim {team) artinya adulah pemimpin yang
berorientasi tinggi puda faktor manusia di samping tinggi pula orientasinya pada tugas-
tugas. Antara orientasi manusia dengan orientasi tugas berada pada posisi yang
seimbang. Kepemimpinan semacam ini menganggap bahwa dengan orientasi tinggi
pada keduany;Aah, organisasi dapat bertahan.
Kepemimpinan 5 - 5 disebut jalan tengah (middle mad), yaitu kepemimpinan yang
berada pada posisi di tengah-tengah atau berimbang atau kompromistik. Pemimpin di
sini mencari keseimbangan antara segi- segi kemanusiaan dengan tugas-tugas yang
diemban. Pemimpin menganggap bahwa hanya dengan menciptakan keseimbangan
tugas-tugas dengan aspek-aspek manusiawilah, organisasi akan berjalan. Dia tidak
menuntut derajat paling tinggi pada keduanya.
5. Kontinum Kepemimpinan
Teori kontinum kepemimpinan (leadership continuum) dikemukakan oleh R.
Tannenbaum dan W.H. Schmidt. Tannenbaum dan Schmidt berpendapat bahwa
kepemimpinan seseorang terdiri dari .beberapa variasi gaya yang bergerak dari boss-
centered ke subordinate centered. Konsep kepemimpinan menurut kontinum ini, bahwa
perilaku pemimpin bergerak dari gaya otoriter ke gaya demokratis, tanpa menentukan
bahhwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Tannembaum menganggap bahwa
kepemimpinan seseorang tergantung pada situasi dan kepribadian pimpinan.
Tannenbaum dan Achmidt melihat ada beberapa elemen penting yang dapat
mempengaruhi perilaku manager. Pertama, kekuatan pada diri pimpinan, termasuk
sistem nilai (value system) dan keyakinan yang dianutnya. Kedua, kekuatan pada diri
bawahan yang memberi efek langsung terhadap perilaku tertentu. Ketiga, kekuatan pada
situasi tertentu, seperti sistem nilai organisasi dan tradisi-tradisi (organizational values
and traditions), keefektifan kerja bawahan untuk setiap unit, tekanan waktu, kekuasaan,
dan sebagainya. Kontinum menurut Tannenbaum dan Schmidt adalah sebagai berikut.
a. Manajer membuat keputusan tanpa persetujuan bawahan.
b. Manajer menjual keputusan sebelum meminta persetujuan.
c. Manajer menyajikan keputusan untuk direspons melalui sejumlah pertanyaan oleh
para bawahan.
d. Manajer menyajikan keputusan tentatif tentang suatu subjek dan mungkin diubah
setelah ada masukan dari bawahan.
e. Manajer menyajikan masalah dan meminta masukan (input) dari bawahan, kemudian
membuat suatu keputusan.
f. Manajer merumuskan batas-batas kepada bawahan untuk membuat keputusan.
g. Manajer dan bawahan secara bersama membuat keputusan, di mana terminologi dan
batas-batasnya didasari atas konstrain organisasi.
Adapun kontinum perilaku manajer dan non-manajer atau staf
(continuum of manager-non manager behavior) menurut Tannenbaum dan
Schmidt disajikan pada Gambar 7.4 berikut ini.
Area kekuatan bawahan
Gambar 7.4: Kontinum perilaku manajer dan
ndn-manajer
Implikasi teori ini adalah bahwa ada saat-
saat tertentu kekuatan administrator atau manajer sangat dominan, dan ada pula
saatnya kekuatan bawahan sangat menonjol. Pada saat bawahan tampil secara dewasa,
kekuatan manajer atau administrator makin berkurang. Jika bawahan tampil secara
kekanak-kanakan, kekuasaan manajer atau administrator makin menonjol.
Administrator modern, karenanya, harus tampil berdasarkan hasil analisis yang
mendalam terhadap situasi yang ada di sekitar dirinya dan karenanya, administrator
atau manajer tidak boleh tampil secara monoton.
5. Definisi kepemimpinan berdasarkan pendekatan
a. Pendekatan Ciri.
Pendekatan ini menekankan pada atribut / sifat yang ada pada pemimpin.
Pendekatan kepemimpinan melalui sifat ( bakat) berdasarkan teori kesifatan. Bahwa
pemimpin yang baik itu dilahirkan bukan diciptakan. Namun anggapan itu gugur maka
Keith Davis merumuskan 4 sifat umum yang dapat mempengaruhi keberhasilan
kepemimpinan organisasi yaitu:
 Kecerdasan
 Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial
 Motivasi diri dan dukungan berprestasi
 Sikap – sikap hubungan kemenusiaan
Pendekatan sifat atau ciri adalah pendekatan yang mengemukakan bahwa
perilaku khusus membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Teori ciri akan menjadi
dasar dari memilih orang yang tepat, sedangkan teori perilaku dapat melatih orang yang
tepat.
b. Pendekatan berdasarkan Perilaku.
Menekankan pada penelitian tentang sifat dari pekerjaan manajerial, dan
membandingkan perilaku pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Pendekatan prilaku
adalah pendekatan yang mengemukakan bahwa perilaku khusus membedakan
pemimpin dari bukan pemimpin.
Teori ciri akan menjadi dasar dari memilih orang yang tepat, sedangkan teori
perilaku dapat melatih orang yang tepat. Teori ini berhasil mengidentifikasikan
hubungan yang konsisten antara pola perilaku kepemimpinan dan kinerja kelompok,
tetapi tidak mampu menjelaskan faktor-faktor situasi yang memperngaruhi keberhasilan
atau kegagalan kepemimpinan.
c. Pendekatan Kekuasaan-pengaruh. Dengan mempelajari proses mempengaruhi antara
pemimpin dan pengikutnya. Jumlah dan jenis kekuasaan dan cara kekuasaan tersebut
digunakan.
Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi secara unilateral sikap
dan prilaku orang ke arah yang diinginkan (Gary Yukl, 1996:183). Kartini Kartono
(1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan pemimpin dapat berasal
dari:
 kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain.
 Sifat dan sikapnya yang lebih unggul sehingga memiliki kewibawaan
terhadap pengikutnya.
 Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.
 Memiliki human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi.
Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh di
pertahankan atau hilang dalam organisasi, yaitu:
1. Social exchange Theory.
Menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang selagi proses
mempengaruhi yang timbal balik terjadi selama beberapa waktu antara
pemimpin dan pengikut.
2. Strategic Contingencies Theory.
Menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu sub unit organisasi tergantung
pada faktor keahlian dalam menguasai masalah penting, sentralisasi unit
kerja dalam arus kerja dan tingkat keahlian dari sub unit tersebut.
d. Pendekatan Situasional. Menekankan pada faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan,
sifat lingkungan dan karakter pengikutnya.
Teori Situasional/Kontijensi [ROBS & GIBS]
1. A. Model Fiedler
Mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada
penyesuaian yang tepat antara gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan
bawahan dan pada tingkat mana situasi memberikan kendali dan pengaruh
kepada pemimpin tersebut.
Mendefisikan Situasi dinilai berdasarkan :
• Hubungan pemimpin anggota : Tingkat Keyakinan,
kepercayaan dan hormat bawahan terhadap pemimpin mereka
• Struktur Tugas : Tingkat prosedur penugasan pekerjaan
(struktur atau tidak terstruktur)
• Kekuasaan Jabatan : pengaruh yang muncul dari jabatan
struktural formal.
Setelah dihitung LPC dan didefisinikan situasi
akhirnya disesuaikan keduanya.
2. Teori Situasional Hershey dan Blanchard (SLT)
Adalah teori kontijensi yang memusatkan perhatian pada
Pengikut, Mengatakan :
1. Jika pengikut tidak mampu & tidak ingin melakukan tugas
pemimpin perlu memberikan alasan yg khusus dan jelas
2. Jika pengikut tidak mampu & ingin pemimpin perlu memaparkan
orientasi tugas tugas yg tinggi
3. Jika pengikut mampu & tidak ingin, pemimpin perlu mendukung
dan partisipatif
4. Jika pengikut mampu & ingin, pemimpin tidak perlu berbuat
Banyak
3. Leader Member Exchange (LMX) Theory
Para pemimpin menciptakan kelompok - dalam dan kelompok – luar
bawahan dengan status kelompok – dalam akan berkinerja, memiliki tingkat
pengunduran diri lebih rendah, dan tingkat kepuasan kerja lebih tinggi.
4. Path – Goal Theory
Teori yg menyatakan bahwa tugas pemimpin adalah mendampingi
pengikut dalam meraih sasaran mereka dan memberikan pengarahan dan atau
dukungan yg perlu untuk menjamin sasaran mereka selaras dengan keseluruhan
sasaran kelompok/organisasi.
5. Model Normatif Vroom – Yetton
Teori yang memberikan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan
banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi yang berbeda –
beda. [ROBS]
Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin
dalam berbagai situasi. Model ini menunjukkan bahwa tidak ada corak
kepemimpinan tunggal yg dapat diterapkan pada semua situasi. [GIBS]
DAFTAR PUSTAKA
Anahuraki. (2013) . pendekatan kepemimpinan. Dikases pada tanggal 24 September
2014, dari http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2013/08/PENDKATAN-
KEPEMIP-3.1.ppt.
Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan Dan Efektifitas Kelompok. Jakarta:
Rineka Cipta.

More Related Content

What's hot

Carl rogers
Carl rogersCarl rogers
Carl rogersejak19
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)Jumari Awi
 
Teori belajar-humanistik
Teori belajar-humanistikTeori belajar-humanistik
Teori belajar-humanistikmulakuntansi
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Konsep psikologi
Konsep psikologiKonsep psikologi
Konsep psikologiCik BaCo
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Pointalekbadrudin
 
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersJay Mi
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianJoko Setiawan
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikIndah Fatmawati
 
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham MaslowMakalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham MaslowSetyo Putranto
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixyulianaika61
 
Teori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifTeori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifBernard Ah Thau Tan
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistikPujiati Puu
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaJuwita Yulianto
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistikRinatun4e
 

What's hot (20)

Carl rogers
Carl rogersCarl rogers
Carl rogers
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
 
Teori belajar-humanistik
Teori belajar-humanistikTeori belajar-humanistik
Teori belajar-humanistik
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
N10. (konek)
N10. (konek)N10. (konek)
N10. (konek)
 
(konek)
(konek)(konek)
(konek)
 
Konsep psikologi
Konsep psikologiKonsep psikologi
Konsep psikologi
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusia
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
 
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: Humanistik
 
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham MaslowMakalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fix
 
Teori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifTeori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitif
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistik
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
 
Nur fitriani 1115500061
Nur fitriani 1115500061Nur fitriani 1115500061
Nur fitriani 1115500061
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Teori+kepemimpinan
Teori+kepemimpinanTeori+kepemimpinan
Teori+kepemimpinan
 

Viewers also liked

New microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationNew microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationCarmen2911
 
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang EfektifTeori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang EfektifUniversitas Pendidikan Indonesia
 
New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)Mira Anas
 
Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_
Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_
Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_Zilafeeq Shafilla
 
8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_Nor Masyiah
 
8. sistem pengurusan pembelajaran
8. sistem pengurusan pembelajaran8. sistem pengurusan pembelajaran
8. sistem pengurusan pembelajaranmujahid islam
 
Falsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insanFalsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insanGayatri Gayu
 
pembangunan insan
pembangunan insanpembangunan insan
pembangunan insanAzura Aziz
 
Pengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber ManusiaPengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber Manusia761117105188
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatanPT Lion Air
 
Sumber manusia(pp)
Sumber manusia(pp)Sumber manusia(pp)
Sumber manusia(pp)SITI HAJAR
 
Staffing, pimpinan dan kepemimpinan lpi
Staffing, pimpinan dan kepemimpinan lpiStaffing, pimpinan dan kepemimpinan lpi
Staffing, pimpinan dan kepemimpinan lpiFitri117
 
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal InsanRancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal InsanFadzliaton Zainudin
 
laporan latihan industri
laporan latihan industrilaporan latihan industri
laporan latihan industriPKB -> USIM
 

Viewers also liked (20)

3 produktivit islide
3 produktivit islide3 produktivit islide
3 produktivit islide
 
Psm report
Psm reportPsm report
Psm report
 
New microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationNew microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentation
 
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang EfektifTeori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
 
Pampasan
PampasanPampasan
Pampasan
 
New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)New pengurusan sumber manusia (2)
New pengurusan sumber manusia (2)
 
Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_
Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_
Bab 1 pengenalan_sistem_pampasan-a071-latest_1_
 
8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_8 konsep program_latihan_sm_
8 konsep program_latihan_sm_
 
8. sistem pengurusan pembelajaran
8. sistem pengurusan pembelajaran8. sistem pengurusan pembelajaran
8. sistem pengurusan pembelajaran
 
Falsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insanFalsafah Pendidikan Modal insan
Falsafah Pendidikan Modal insan
 
Hsp Moral Tahun Empat
Hsp Moral Tahun EmpatHsp Moral Tahun Empat
Hsp Moral Tahun Empat
 
pembangunan insan
pembangunan insanpembangunan insan
pembangunan insan
 
Pengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber ManusiaPengurusan Sumber Manusia
Pengurusan Sumber Manusia
 
Analisis jabatan
Analisis jabatanAnalisis jabatan
Analisis jabatan
 
Sumber manusia(pp)
Sumber manusia(pp)Sumber manusia(pp)
Sumber manusia(pp)
 
Unit 1 final
Unit 1 finalUnit 1 final
Unit 1 final
 
Staffing, pimpinan dan kepemimpinan lpi
Staffing, pimpinan dan kepemimpinan lpiStaffing, pimpinan dan kepemimpinan lpi
Staffing, pimpinan dan kepemimpinan lpi
 
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal InsanRancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
Rancangan Malaysia Ke-11: Bab 5 - Pembangunan Modal Insan
 
Pembangunan insan
Pembangunan insanPembangunan insan
Pembangunan insan
 
laporan latihan industri
laporan latihan industrilaporan latihan industri
laporan latihan industri
 

Similar to KEPEMIMPINAN

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikUlanJegeg
 
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas JambiHakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas JambiNabilaMaulinanm
 
Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan rantimayang
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptTriEvelina1
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Teori kepribadian pengantar
Teori kepribadian pengantarTeori kepribadian pengantar
Teori kepribadian pengantarmasnasikin
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Dasar - Dasar ilmu Organisasi
Dasar - Dasar ilmu OrganisasiDasar - Dasar ilmu Organisasi
Dasar - Dasar ilmu OrganisasiYudha Wibowo
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3yogaanggoro
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 366354837
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Egy Sandro
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Egy Sandro
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Gondar Kids
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Rian Okecoy
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Mentengkel1psikosos
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
KepemimpinanNgilmi
 

Similar to KEPEMIMPINAN (20)

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas JambiHakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
 
Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan Teori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
 
TUGAS 4
TUGAS 4TUGAS 4
TUGAS 4
 
TUGAS 4
TUGAS 4TUGAS 4
TUGAS 4
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
Teori kepribadian pengantar
Teori kepribadian pengantarTeori kepribadian pengantar
Teori kepribadian pengantar
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
Dasar - Dasar ilmu Organisasi
Dasar - Dasar ilmu OrganisasiDasar - Dasar ilmu Organisasi
Dasar - Dasar ilmu Organisasi
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3Sofskill kelompok 3
Sofskill kelompok 3
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 

More from Universitas Pendidikan Indonesia (9)

Design Software
Design SoftwareDesign Software
Design Software
 
Penerapan Aplikasi TIK di Perpustakaan SMPN 7 Bandung
Penerapan Aplikasi TIK di Perpustakaan SMPN 7 BandungPenerapan Aplikasi TIK di Perpustakaan SMPN 7 Bandung
Penerapan Aplikasi TIK di Perpustakaan SMPN 7 Bandung
 
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan PembelajaranUTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
 
Transformasi Digital
Transformasi DigitalTransformasi Digital
Transformasi Digital
 
Akuisisi - Pengembangan koleksi di sman 1 rancakalong
Akuisisi - Pengembangan koleksi di sman 1 rancakalongAkuisisi - Pengembangan koleksi di sman 1 rancakalong
Akuisisi - Pengembangan koleksi di sman 1 rancakalong
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
Konsep Dasar Manajemen
Konsep Dasar ManajemenKonsep Dasar Manajemen
Konsep Dasar Manajemen
 
Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak
Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka TercetakFaktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak
Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak
 
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
Laporan hasil observasi ke penerbitan pustaka seLaporan Hasil Observasi ke Pe...
 

KEPEMIMPINAN

  • 1. KONSEP KEPEMIMPINAN (Teori Munculnya Kepemimpinan, Definisi Kepemimpinan Berdasarkan Teori, Dan Berdasarkan Pendekatan Teori Munculnya Kepemimpinan) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pelayanan Referensi yang diampu oleh Dr. Hj. Yooke Tjuparmah S.K.,M.Pd. Kelompok Nur Afrylyanty 1202788 PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
  • 2. 1. Teori munculnya kepemimpinan Kajian tentang kepemimpinan sebagai ilmu (leadership as a science) telah mengundang kepedulian para ahli ilmu-ilmu perilaku, terutama ahli manajemen, secara lebih besar sejak Perang Dunia II. Namun demikian, masih terdapat perbedaan pendapat mereka tentang teori munculnya kepemimpinan. Para ahli membuat rumusan sendiri-sendiri dan cenderung tidak menolak pendapat ahli lainnya, lebih- lebh dikaitkan dengan aliran yang mereka anut. Dari sekian banyak pendapat tentang teori yang ada, pada dasarnya teori munculnya kepemimpinan dapat dikelompokkan ke dalam tiga teori, yaitu: 1. Teori Bawaan atau Heredity Theory Bakat kepemimpinan di dalam diri seseorang telah di bawa sejak lahir, demikian pandangan utama teori ini. Kata lain dari teori ini adalah teori keturunan atau teori bawaan. Keturunan yang dimaksudkan di sini adalah faktor genetis, bukan keturunan berdasarkan status strata sosial, ningrat, atau keturunan raja. Teori ini berasumsi bahwa sifat-sifat kepemimpinan seseorang adalah faktor bawaan sejak lahir, di mana menjadi pemimpin atau tidaknya seseorang karena takdir semata. Penganut teori ini merumuskan tesis leader are bom, kepemimpinan adalah dilahirkan. Pendirian pokok teori ini adalah hanya orang-orang yang telah membawa bakat kepemimpinanlah yang mampu menjadi pemimpin dikemudian hari. Dimensi pribadi, fisik, intelektual, dan nasib- baik, serta dimensi lainnya telah dimiliki sejak lahir. Dia ditakdirkan untuk menjadi pimpinan, bahkan sampai dengan keturunan-keturunannya.. Teori ini berpandangan bahwa secara filosofis manusia itu memiliki kemampuan yang luar biasa, baik fisik maupun otaknya. Akan tetapi kemampuan dimaksud tidak sama pada masing-masing orang. Artinya, kemampuan itu dapat saja halnya dimiliki oleh subjek tertentu, dan tidak dimiliki oleh yang lainnya. Kemampuan itu dilukiskan sebagai kelebihan menonjol yang ada dalam diri seseorang. Manusia seperti ini memiliki faktor internal (internal factor) berupa kekuatan khusus, yaitu kekuatan untuk menjadi pimpinan dan kekuatan itu dibawa sejak lahir. Pendapat ini melihat bahwa seseorang dapat menjadi pimpinan tanpa perlu melihat sistem luar (external system). Modal dasar, seperti bakat, intuisi atau kecakapan praktis tanpa dibarengi dengan teori-teori atau prinsip-prinsip, dianggap cukup untuk membuat seseorang menjadi pimpinan. 2. Teori Psikologi atau Psychological Theory "Manusia itu memiliki potensi kejiwaan atau psikologi yang bisa dibentuk melalui proses interaksi dengan lingkungan, terutama interaksi yang disengaja atau dibuat secara khusus untuk itu. Kata lain dari teori ini adalah teori kejiwaan. Teori ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan seseorang dapat dibentuk sesuai dengan jiwanya. Penganut teori ini merumuskan tesis leader are made, pemimpin itu dapat diciptakan atau dipersiapkan secara khusus, misalnya, melalui pendidikan dan
  • 3. pelatihan . Manusia, .sesuai dengan perkembangan jiwanya dapat mempelajari subjek berupa ilmu pengetahuan atau pengalaman atau hal-hal lain di luar dirinya (lingkungan), demikian juga ilmu kepemimpinan. 3. Konsep dasar teori kejiwaan ini adalah bahwa kapasitas seseorang dapat dibentuk. dimanipulasi, didongkrak kematangannya, dan karenanya bakat yang dibawa sejak lahir ke muka bumi ini bisa diabaikan. Manusia belajar dari pengalaman dan pengalaman menaikkan tingkat kematangan seseorang, sejalan dengan kematangan psikologisnya menurut usia kronologis. Artinya, lingkungan adalah bagian penting dari kehidupan seseorang. Manusia sukses, antara lain ditandai oleh kemampuannya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memanfaatkan lingkungan itu menurut kebutuhan nyata. Dalam konteks ini, manusia dapat dilihat dari berbagai dimensi, yaitu sebagai: a. Makhluk biologis yang memiliki organ tubuh seperti hewan, mempunyai nafsu makan, dorongan seks, (ton sebagainya. b. Makhluk sosial yang ditandai oleh kemampuan berinteraksi dengan orang lain, perasaan sepi hidup sendiri, dan lain-lain. c. Makhluk intelektual, yang ditandai oleh pelbagai kemampuan, seperti: (1) kemampuan mengingat, (2) kemampuan memahami, (3) kemampuan melakukan analisis, (4) kemampuan mengadakan sintesis, (5) kemampuan mengaplikasikan konsep dasar (6) kemampuan menilai. d. Makhluk pengabdi Tuhan. Kehadiran manusia di muka bumi ini bukan hanya untuk mengabdikan dirinya kepada dirinya sendiri dan keluarganya atau organisasi tempat dia bekerja, serta negara tempat dia bermukim. Manusia adalah makhluk Tuhan dan dia harus menjalankan perintah- Nya. Makhluk rohani yang mempunyai potensi bergerak seperti, perasaan, minat, perhatian, persepsi, intuisi, firasat, dan kecakapan praktis. Kepemimpinan sebagai suatu sistem tidak terlepas dari sistem lain. Karena itu, kepemimpinan yang efektif dapat dilakukan oleh pimpinan, jika dia mampu memanfaatkan potensi lingkungan dan membenahi diri. Pemimpin yang efektif bersifat adaptif atau mampu membawa diri di tempatnya berada atau bekerja. Bila pimpinan tidak adaptif maka aktivitasnya menjadi vakum dan proses kepemimpinan tidak berjalan seperti yang diharapkan. 4. Definisi kepemimpinan berdasarkan teori 1. Teori X dan Teori Y Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. McGregor membedakan manusia ke dalam dua tipe- atau kelompok, yaitu manusia X dan manusia Y. Klasifikasi ini dibuat oleh McGregor atas dasar karaktertstik manusia di dalam organisasi. Manusia yang mempunyai kecenderungan pasif atau negatif oleh McGregor dikategorikan sebagai manusia X, dan manusia yang cenderung
  • 4. bersifat kreatif atau positif dikategorikannya sebagai manusia Y. Ciri-ciri manusia X (Teori X) adalah sebagai berikut. a. Pada umumnya atau rata-rata manusia itu malas bekerja. b. Karena itu manusia hanya akan bekerja jika dikomando, diperintah, diancam atau dipaksa. c. Manusia tidak memiliki tanggung jawab, mempunyai ambisi rendah, cenderung hanya mau diperintah saja, dan tidak ada kemauan mandiri. d. Manusia hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan semata. e. Manusia harus diawasi secara ketat dan pada umumnya harus dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi. Ciri-ciri manusia yang termasuk manusia Y (Teori Y) adalah sebagai berikut. i a. Bagi manusia bekerja adalah kegiatan normal yang biasa dilakukan di dalam hidupnya. Karenanya, selama lingkungan memungkinkan, orang-orang akan merasa senang dan puas, seperti istirahat atau bermain. b. Di dalam diri manusia ada keinginan untuk bergerak sendiri, mengatur diri sendiri, dan berinisiatif sendiri. c. Tujuan organisasi merupakan realisasi dari kebutuhan individu. . d. Manusia suka menerima tanggung jawab jika kondisi yang ada benar- benar memungkinkan untuk itu. e. Jika manusia tidak kreatif dalam organisasi, dia memang tidak mampu berbuat untuk itu. Di dalam praktek, karakteristik perilaku manusia organisasional tidaklah permanen, melainkan dapat berubah secara kondisional. Tidak ada manusia selalu berada pada kondisi pasif atau negatif, dan tidak juga ada manusia yang selalu berada pada kondisi kreatif atau positif. Konsekuensinya adalah tidak ada pula manusia yang selalu berada pada posisi manusia X, sebaliknya tidak pula ada yang selalu berada pada posisi manusia Y. Perilaku manusia bergerak dari manusia X ke manusia Y dan sebaliknya, dengan titik berat tertentu. Gerakan arus karakter manusia seperti digambarkan di bawah bersifat dinamis. Titik berat karakter, apakah cenderung menampakkan karakter manusia X atau manusia Y dipengaruhi oleh bsnyak hal, seperti gaya kepemimpinan, kondisi fisik-psikologis karyawan, insentif yang diterima, aturan disiplin, iklim organisasi, kesempatan promosi, tantangan pekerjaan, dan makna pekerjaan bagi karyawan. Persentuhan gerakan secara dimensional dari karakter X menuju karakter Y dan sebaliknya diduga berada pada posisi moderat. Gerak dan orientasi titik berat karakter manusia dapat disajikan pada Gambar 7.1 berikut ini. 1
  • 5. Gambar 7.1: Area karakter pekerja 1 = Area karakter X 2 = Area karakter Y 3 = Area netral 2. Teori Sistem 4 Teori sistem manajemen (management system theory) yang populer dengan sebutan sistem 4 (System 4) dikembangkan oleh Rensis Likert. Teori ini muncul dari hasil kajian Likert terhadap karakteristik manusia organisasional yang berbeda- beda. Dengan kata lain bahwa teori ini muncul berdasarkan segi-segi kemanusian, baik kepribadian maupun kematangan hidup manusia itu. Likert mengemukakan bahwa perbedaan manusia yang dipimpin membuat gaya kepemimipinan (leadership style) bergerak dari sistem 1 ke sistem 4. Dengan demikian, kepemimpinan seseorang terdiri atas empat gaya, yaitu sistem 1,sistem 2, sistem 3, dan sistem 4. Adapaun teori sistem 4 dari Rensis Likert disajikan pada Gambar 7.2 berikut ini. Variabel Variabel Gaya Kepemimpinan Organisasi Sistem 1 Sistem 2 Sistem 3 Sistem 4 Kepercayaan terhadap ba- wahan Sama sekali tidak percaya terhadap bawahan Mempunyai kepercayaan laksana bos ke- pada pelayan Kepercayaan diberikan tidak penuh, tidak ada delegasi dalam pembuat keputusan Kepercayaan diberikan secara penuh kepada bawahan dan bawahan berpartisipasi penuh, dalam pembuatan ke- putusan Karakteristik alat motivasi yang diguna- kan Menakuti, an- caman, hukuman, dan penghargaan Penghargaan dan hukuman Penghargaan, sesekali hu- kuman, dan par- tisipasi Penghargaan mengandung nilai-nilai ekonomis sebagai hasil partisipasi, peningkatan metode kerja, dan peng- hargaan atas hasil kerja. 3 2
  • 6. Karakteristik dalam proses interaksi komunikatif Interaksi sangat terbatas dan kecenderungan pada ketakutan Sesekali ada interaksi, rasa takut, dan hati- hati dari pihak bawahan Cukup interaksi, disertai kepercayaan yang memadai Interaksi secara penuh rasa bersahabat, disertai kepercayaan, dan partisipasi penuh. 3. Teori Kisi Kepemimpinan Teori kisi kepemimpinan atau manajerial Grild dikembangkan oleh Blake & Mouton atas dasar konsep yang dikembangkan oleh kelompok Ohio State University dan Michigan University, serta oleh teori kepemimpinan dinamika kelompok. Menurut Blake 8L Mouton, secara umum dapat dikemukakan bahwa ada dua sikap utama dari kepemimpinan seseorang. a. Pemimpin yang berorientasi pada produksi atau tugas-tugas saja atau concern for production Konsep kepemimpinan semacam ini menganggap bahwa manusia hanya akan berarti bagi organisasi, jika dia mampu meraih hasil atau dapat melaksanakan tugas yang diemban secara efektif. b. Pemimpin yang berorientasi kepada segi-segi kemanusia atau concern for people. Pemimpin di sini tidak berorientasi kepada tugas-tugas semata, akan tetapi lebih banyak memperlihatkan segi-segi kemanusiaan. Pemimpin semacam ini berpikir bahwa manusia adalah faktor yang sangat penting, dan dalam bekerjanya manusia bukan semata-mata penghasil saja, akan tetapi sebagai insan yang memiliki segi- segi rohaniah. Untuk selanjutnya teori ini disajikan pada Gambar 7.3 berikut ini. Gambar 7 J: Teori Managerial Grid (Harsey, 1977) Kepemimpinan 1 - 1 disebut gersang (impoverished), artinya adalah pemimpin Gambar 7.2: Teori Sistem 4 menurut Likert
  • 7. yang menggunakan orientasi usaha keija yang minimal dan demikian juga orientasi manusianya. Pemimpin menganggap bahwa dengan usaha itu dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi. Baginya, dengan orientasi rendah terhadap tugas dan segi kemanusiaan, organisasi akan tetap bertahan. Kepemimpinan 9 - 1 disebut orientasi tugas (task oriented), artinya adalah pemimpin yang berorientasi semata-mata pada hasil kerja manusia. Segi-segi manusia dalam arti kemanusiaan (humanity) baginya kurang penting. Pemimpin yang berada pada posisi ini menganggap bahwa organisasi hanya akan bertahan, jika organisasi tersebut mampu menghasilkan produksi secara maksimal, sedang manusia sebenarnya hanya alat produksi semata-mata. Kepemimpinan I - 9 disebut kelompok kontri (country club), urtinyu adalah kepemimpinan yang berorientasi tinggi kepada faktor manusia. Hubungan antar- manusia secara ramah, dua arah, dan informasi sangat penting. Produksi adalah urusan kedua, sebab manusia hanya ukan dapat bekerja dalam suasana yang menyenangkan. Kepemimpinan 9 - 9 disebut tim {team) artinya adulah pemimpin yang berorientasi tinggi puda faktor manusia di samping tinggi pula orientasinya pada tugas- tugas. Antara orientasi manusia dengan orientasi tugas berada pada posisi yang seimbang. Kepemimpinan semacam ini menganggap bahwa dengan orientasi tinggi pada keduany;Aah, organisasi dapat bertahan. Kepemimpinan 5 - 5 disebut jalan tengah (middle mad), yaitu kepemimpinan yang berada pada posisi di tengah-tengah atau berimbang atau kompromistik. Pemimpin di sini mencari keseimbangan antara segi- segi kemanusiaan dengan tugas-tugas yang diemban. Pemimpin menganggap bahwa hanya dengan menciptakan keseimbangan tugas-tugas dengan aspek-aspek manusiawilah, organisasi akan berjalan. Dia tidak menuntut derajat paling tinggi pada keduanya. 5. Kontinum Kepemimpinan Teori kontinum kepemimpinan (leadership continuum) dikemukakan oleh R. Tannenbaum dan W.H. Schmidt. Tannenbaum dan Schmidt berpendapat bahwa kepemimpinan seseorang terdiri dari .beberapa variasi gaya yang bergerak dari boss- centered ke subordinate centered. Konsep kepemimpinan menurut kontinum ini, bahwa perilaku pemimpin bergerak dari gaya otoriter ke gaya demokratis, tanpa menentukan bahhwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Tannembaum menganggap bahwa kepemimpinan seseorang tergantung pada situasi dan kepribadian pimpinan. Tannenbaum dan Achmidt melihat ada beberapa elemen penting yang dapat mempengaruhi perilaku manager. Pertama, kekuatan pada diri pimpinan, termasuk sistem nilai (value system) dan keyakinan yang dianutnya. Kedua, kekuatan pada diri bawahan yang memberi efek langsung terhadap perilaku tertentu. Ketiga, kekuatan pada situasi tertentu, seperti sistem nilai organisasi dan tradisi-tradisi (organizational values and traditions), keefektifan kerja bawahan untuk setiap unit, tekanan waktu, kekuasaan,
  • 8. dan sebagainya. Kontinum menurut Tannenbaum dan Schmidt adalah sebagai berikut. a. Manajer membuat keputusan tanpa persetujuan bawahan. b. Manajer menjual keputusan sebelum meminta persetujuan. c. Manajer menyajikan keputusan untuk direspons melalui sejumlah pertanyaan oleh para bawahan. d. Manajer menyajikan keputusan tentatif tentang suatu subjek dan mungkin diubah setelah ada masukan dari bawahan. e. Manajer menyajikan masalah dan meminta masukan (input) dari bawahan, kemudian membuat suatu keputusan. f. Manajer merumuskan batas-batas kepada bawahan untuk membuat keputusan. g. Manajer dan bawahan secara bersama membuat keputusan, di mana terminologi dan batas-batasnya didasari atas konstrain organisasi. Adapun kontinum perilaku manajer dan non-manajer atau staf (continuum of manager-non manager behavior) menurut Tannenbaum dan Schmidt disajikan pada Gambar 7.4 berikut ini. Area kekuatan bawahan Gambar 7.4: Kontinum perilaku manajer dan ndn-manajer Implikasi teori ini adalah bahwa ada saat- saat tertentu kekuatan administrator atau manajer sangat dominan, dan ada pula saatnya kekuatan bawahan sangat menonjol. Pada saat bawahan tampil secara dewasa, kekuatan manajer atau administrator makin berkurang. Jika bawahan tampil secara kekanak-kanakan, kekuasaan manajer atau administrator makin menonjol. Administrator modern, karenanya, harus tampil berdasarkan hasil analisis yang mendalam terhadap situasi yang ada di sekitar dirinya dan karenanya, administrator atau manajer tidak boleh tampil secara monoton. 5. Definisi kepemimpinan berdasarkan pendekatan a. Pendekatan Ciri. Pendekatan ini menekankan pada atribut / sifat yang ada pada pemimpin. Pendekatan kepemimpinan melalui sifat ( bakat) berdasarkan teori kesifatan. Bahwa pemimpin yang baik itu dilahirkan bukan diciptakan. Namun anggapan itu gugur maka
  • 9. Keith Davis merumuskan 4 sifat umum yang dapat mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu:  Kecerdasan  Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial  Motivasi diri dan dukungan berprestasi  Sikap – sikap hubungan kemenusiaan Pendekatan sifat atau ciri adalah pendekatan yang mengemukakan bahwa perilaku khusus membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Teori ciri akan menjadi dasar dari memilih orang yang tepat, sedangkan teori perilaku dapat melatih orang yang tepat. b. Pendekatan berdasarkan Perilaku. Menekankan pada penelitian tentang sifat dari pekerjaan manajerial, dan membandingkan perilaku pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Pendekatan prilaku adalah pendekatan yang mengemukakan bahwa perilaku khusus membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Teori ciri akan menjadi dasar dari memilih orang yang tepat, sedangkan teori perilaku dapat melatih orang yang tepat. Teori ini berhasil mengidentifikasikan hubungan yang konsisten antara pola perilaku kepemimpinan dan kinerja kelompok, tetapi tidak mampu menjelaskan faktor-faktor situasi yang memperngaruhi keberhasilan atau kegagalan kepemimpinan. c. Pendekatan Kekuasaan-pengaruh. Dengan mempelajari proses mempengaruhi antara pemimpin dan pengikutnya. Jumlah dan jenis kekuasaan dan cara kekuasaan tersebut digunakan. Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi secara unilateral sikap dan prilaku orang ke arah yang diinginkan (Gary Yukl, 1996:183). Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan pemimpin dapat berasal dari:  kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain.  Sifat dan sikapnya yang lebih unggul sehingga memiliki kewibawaan terhadap pengikutnya.  Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.  Memiliki human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi. Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh di pertahankan atau hilang dalam organisasi, yaitu: 1. Social exchange Theory. Menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang selagi proses mempengaruhi yang timbal balik terjadi selama beberapa waktu antara pemimpin dan pengikut.
  • 10. 2. Strategic Contingencies Theory. Menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu sub unit organisasi tergantung pada faktor keahlian dalam menguasai masalah penting, sentralisasi unit kerja dalam arus kerja dan tingkat keahlian dari sub unit tersebut. d. Pendekatan Situasional. Menekankan pada faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan, sifat lingkungan dan karakter pengikutnya. Teori Situasional/Kontijensi [ROBS & GIBS] 1. A. Model Fiedler Mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada penyesuaian yang tepat antara gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan dan pada tingkat mana situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada pemimpin tersebut. Mendefisikan Situasi dinilai berdasarkan : • Hubungan pemimpin anggota : Tingkat Keyakinan, kepercayaan dan hormat bawahan terhadap pemimpin mereka • Struktur Tugas : Tingkat prosedur penugasan pekerjaan (struktur atau tidak terstruktur) • Kekuasaan Jabatan : pengaruh yang muncul dari jabatan struktural formal. Setelah dihitung LPC dan didefisinikan situasi akhirnya disesuaikan keduanya. 2. Teori Situasional Hershey dan Blanchard (SLT) Adalah teori kontijensi yang memusatkan perhatian pada Pengikut, Mengatakan : 1. Jika pengikut tidak mampu & tidak ingin melakukan tugas pemimpin perlu memberikan alasan yg khusus dan jelas 2. Jika pengikut tidak mampu & ingin pemimpin perlu memaparkan orientasi tugas tugas yg tinggi 3. Jika pengikut mampu & tidak ingin, pemimpin perlu mendukung dan partisipatif 4. Jika pengikut mampu & ingin, pemimpin tidak perlu berbuat Banyak 3. Leader Member Exchange (LMX) Theory Para pemimpin menciptakan kelompok - dalam dan kelompok – luar bawahan dengan status kelompok – dalam akan berkinerja, memiliki tingkat pengunduran diri lebih rendah, dan tingkat kepuasan kerja lebih tinggi. 4. Path – Goal Theory Teori yg menyatakan bahwa tugas pemimpin adalah mendampingi pengikut dalam meraih sasaran mereka dan memberikan pengarahan dan atau
  • 11. dukungan yg perlu untuk menjamin sasaran mereka selaras dengan keseluruhan sasaran kelompok/organisasi. 5. Model Normatif Vroom – Yetton Teori yang memberikan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi yang berbeda – beda. [ROBS] Model yang menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin dalam berbagai situasi. Model ini menunjukkan bahwa tidak ada corak kepemimpinan tunggal yg dapat diterapkan pada semua situasi. [GIBS] DAFTAR PUSTAKA Anahuraki. (2013) . pendekatan kepemimpinan. Dikases pada tanggal 24 September 2014, dari http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2013/08/PENDKATAN- KEPEMIP-3.1.ppt. Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan Dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.