Dokumen tersebut membahas tentang ilmu nasikh dan mansukh dalam Islam. Secara singkat, nasikh dan mansukh adalah istilah yang mengacu pada penghapusan hukum syara' yang satu dengan hukum syara' lain yang dating kemudian berdasarkan dalil-dalil Al-Quran dan sunnah. Terdapat empat macam nasikh, di antaranya nasikh Al-Quran dengan Al-Quran, nasikh Al-Quran dengan sunnah, nasikh sunnah dengan Al-Quran, dan nasikh
1. ILMU NASIK H DAN MANSUKH
A. Pendahuluan
Timbulnya fenomena nsakh berangkat dari realita ayat-ayat al-Quran yang secara sepintas
kelihatannya bertentangan maknanya (kontradiktif). Didasari atas keyakinan yang kuat para
jamhur ulama akan keontetikan dan keuniversalan kandungan al-Qur’an, maka tidak syak lagi
mereka menilai bahwa di dalam pesan yang berlawanan tersebut termuat pesan-pesan
kemaslahatan masyarakat yang cukup dalam. Tuntutan kebutuhan setiap umat selalu berbeda
antara satu tempat satu dengan tempat yang lain dan antara satu zaman dengan zaman yang lain.
Disamping itu, perjalanan dakwah pada taraf pertumbuhan dan pembentukan hokum islam
tidaklah sama dengan perjalanannya. Oleh karna itu wajar saja jika Allah menghapus suatu tasyri’
dengan tasyri’ yang lain dengan tujuan untuk menjaga kepentingan para hamba berdasarkan
pengetahuan-Nya yang azali tentang hokum yang pertama dan yang kemudian.
Untuk menyelesaikan problematika hokum-hukum yang bertentangan dengan ayat-ayat
tertentu, maka para ulama menempuh jalan melalui ilmu usul fiqh. Sesuai dengan teori dalam
usul fiqh dafu’ al-ta’arudh (menghilangkan pertentangan) dimana apabila ada dalil yang
sederajat bertentangan secara lahir , maka diupayakan pengkompromian kdua dalil tersebut.
Seandainya keduan dalil yang sederajat itu tidak bias dikompromikan ,maka salah satunya
ditarjih (diambil yang lebih kuat) dan apa bila secara tarjih juga tidak bias ditempuh karena dua-
duanya sama kuat, maka salah satu dalil tersebut dinaskhkan (dibatalkan).1 Kandungan hokum
yang dibatalkan itu disebut dengan mansukh dan yang dibatalkan disebut nasikh.
1 Nasakh,Ensiklopedia HukumIslam,Jilid IV,P T . Ichtiar Baru Van Houve, Jakarta,1997
2. B. Pengertian Nasikh dan Mansukh
Nasikh dan mansukh berasal dari kata nasakh. Dari segi etimologi kata nasakh,2 dipergunakan
untuk arti izalah (menghilangkan). Kata naskh juga dipergunakan untuk makna naqal
(memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain), dan nasakh biasa juga bermakna
ibthal (membatalkan). Adapun menurut istilah nasakh ialah mengangkat (menghapus) hukum
syara’ dengan dalil hokum (khithab) syara’ yang lain (yang dating kemudian).
Dari pegertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam nasakh paling tidak diperlukan syarat-
syarat berikut:
1. Hukum yang mansukh adalah hokum syara’
2
3. 2. Dalil penghapusan hokum tersebut adalah khithab syara’ yang datang lebih belakangan
dari khithab yang hukumnya mansukh.
3. Khithab yang mansukh hukumnya tidak terkai (dibatasi) dengan waktu tertentu. Sebabjika
tidak demikian maka hokum akan berakhir dengan berkhirnya waktu tersebut, dan yang
demikian tidak dikatakan nasakh.
C. Macam-macam nasikh dan mansukh
Secara umum nasakh itu terbagi empat macam yaitu: pertama, nasakh al-Quran dengan al-
Quran: bagiam ini disepakati kebolehannya dan telah terjadi dalam pandangan para ulama yang
mengatakan ada nasakh. Misalnya ayat tentang oengharaman khamar yang turun sebanyak tiga
tahap. kedua, nasakh al-Quran dengan sunnah: sebagian ulama berbeda pendapat karena hanya
boleh menggunakan hadist yang martabatnya mutawatir, sedangkan berstatus ahad tidak bias
karena al-Quran itu mutawatir dan menunjukkan keyakinan. Ketiga, nasakh sunnah dengan al-
Quran: bagian ini dibolehkan oleh jumhar ulama, namun menurut imam syafi’i tidak
dibolehkan. Keempat, nasakh sunnah dengan sunnah: bagian ini dikategorikan kepada empat
bentuk yaitu:3
1. Nasakh mutawatir dengan mutawatir.
2. Nasakh ahad dengan ahad.
3. Nasakh ahad dengan mutawatir
4. Nasakh mutawatir dengan ahad
3 Manna’Khalilal-Qaththan,Mahabis Fi U’lum al-Quran, terj. Oleh Mudzakir AS dengan judul studi Ilmu-Ilmu Quran,
(Cet. 6, Jakarta:Litera Antar Nusa, 2001),hal.334-335.