Dokumen tersebut membahas tentang pedoman dasar KOHATI (Komisi Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam untuk Wanita) yang mencakup pola pembinaan, kualifikasi yang diharapkan, landasan gerakan, dan atribut organisasi seperti mars dan lambang. Dokumen ini memberikan panduan umum tentang tujuan dan aktivitas KOHATI dalam memajukan peranan wanita Muslim di Indonesia.
4. Seacara etimologi : kata Bina. adalah proses, pembuatan,
cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau
kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan baik. (Poerwadarmita, 2012)
Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah
perbaikan terhadap pola kehidupan yang direncanakan.
6. 1. MOTIVASI DASAR BERDIRI
2. STATUS DAN FUNGSINYA DALAM TOTALITAS
DIMANAPUN BERADA
3. KOHATI MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL HMI YANG
TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DARI TUJUANYA HMI.
4. KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MISI HMI
5. PEMBINAAN HMI-WATI YANG EBIH INTENS
6. UNTUK MENJADI MUSLIMAH BERKUALITAS INSAN
CITA.
7. LABORATORIUM KEHIDUPAN
9. ARAH PEMBINAAN
PASAL ARAH PEMBINAAN PETUJUK HENDAK
4 AD HMI KOHATI KEMANA
PEMINAAN
KOHATI DITUJUKAN
Upaya meningkatkan kualitas dan peran
HMI-Wati Sebagai anak, istri, ibu dan
anggota masyarakat yang profesional
persiapan mencapai tujuan HMI
Dalam jangka panjang
10. KUALIFIKASI HMI-WATI
• PENGETAHUAN (Knowladge)
• KECERDASAN (Intelectuality)
• KEBIJAKSANAAN (wisdom)
KEMAMPUAN
INTEEKTUAL
• Uswatun Hasanah
• Komunikasi
• Public Speaking
• Human Reation (Etiket dan tata sopan santun dallam pergauan antar
manusia)
KEMAMPUAN
KEPEMIMPINAN
• Tata Administrasi
• Tata Keuangan
• dll
KEMAMPUAN
MANAJERIAL
• INTELLEKTUAL
• EMOSIONAL
• SPIRITUAL
• KETAHANAN MENTAL (KEMANDIRIAN PRIBADI DAN EKONOMI)
KEMANDIRIAN
15. Secara Ontologi
Secara Aksiologi
Perempuan merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki sifat memelihara bagi
penghuni alam semesta lainya. Salah satu sifat yang menjadi fitrahnya adalah sifat
ke-ibu-an yang telah tertanam secara alamiah. Dalam sifat ke-ibu-an seorang
perempuan memiliki sifat-sifat Allah SWT yakni Rahman dan Rahim.
16. A. Hakikat Penciptaan Manusia
Q.S Al-Mukminun: 12-14
Artinya:
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh
(rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
Pencipta yang paling baik.”
Q.S Al-Hajj: 5
17. b. Kedudukan Manusia
1. Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah menerima perjanjian
primordial dengan Allah (Q.S Al-A’raf: 172)
Artinya:
“...dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."
2. Jin dan Manusia diciptakan untuk menyembah Allah SWT (Q.S Az-zariyat:56)
Artinya:
“...dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku.”
3. Manusia diciptakan di muka bumi sebagai khalifah-Nya (Q.S Al-Baqarah:30)
(Q.S Al-An’am:165) kata khalifah tidak menunjukan jenis kelamin atau etnis
tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama untuk
mempertanggungjawabkan ke Khaifahanya di muka bumi.
18. 4. Manusia diciptakan dari substansi yang sama untuk berkembang biak dan saling tolong-menolong
serta menjaga hubungan silaturahmi (Q.S An-nisa:1)
Artinya :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,
dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
5. Kesetaraan kedudukan manusia baik perempuan maupun laki-laki dihadapan Allah SWT (Q.S. Al-
Hujrat: 13)
Artinya:
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
6. Kesetaraan penilaian terhadap makna kerja (amal saleh) laki-laki danperempuan. (Q.S. Al-Nisa:
124) (Q.S. AL-Ahzab: 35-36) (Q.S. At-Taubah: 71)
Artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang
beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”
19. C. Isu Regenerasi dan Penjagaan Moralitas
1. Laki-laki dan perempuan secara sunnahtullah diciptakan untuk hidup
saling berpasangan (Q.S. Ar- Rum: 21)
2. Pembunuhan anak/aborsi merupakan suatu perbuatan yang secara
prinsip tidak dikehendaki oleh Allah. (Q.S. Al-An’am: 151) (Q.S. At-
Takwir: 8-9) (Al-Isra: 31)
Artinya:
“...dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan
juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu
dosa yang besar.”
3. Menguji keimanan dengan perbuatan baik dan penjagaan moralitas
akan memberikan keuntungan jangka panjang. (Q.S. Al-Mu’minun:
1-6)
4. Manusia memiliki potensi untuk menyucikan jiwa atau mengotorinya.
(Q.S. Al-Syams: 7-10)
20. D. Nilai Strategis Perempuan dalam Masyarakat (Q.S. Al-
Naml: 23) (Q.S. Al-Naml: 32-33)
Artinya:
“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanitayang
memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu
serta mempunyai singgasana yang besar.”
21. C. LANDASAN HISTORIS
O Sejarah masa lalu yang dapat dijadikan pelajaran hidup merupakan
upaya-upaya nyata Islam untuk menghapuskan ketidakadilan pada
masa itu.
O Konteks Ummahat Al Mukminin (ibu seluruh umat)
O Di Indonesia, pada zaman sebelum merdeka tonggak perjuangan
perempuan dimulai dengan munculnya tokoh gerakan perempuan
pribumi seperti Raden Ajeng Kartini dari Pulau Jawa, Laksamana
Malahayati dari Aceh, Cut Nyak Dien dari Aceh, Christina Martha
Tiahahu dari Maluku
O Kondisi patriarki inilah secara kolektif menjadi kecenderungan yang
bersifat massif pada tahun 1920-an ditandai dengan munculnya
organisasi-organisasi gerakan perempuan seperti Pikat, Putri Mardika,
Aisyiyah dan sebagainya yang menjadi cikal bakal diselenggarakannya
Konggres Perempuan I tahun 1928 di Yogyakarta
O Gerakan feminis barat, pemahaman tentang gerakan kesertaraan
gender bias perlawanan dari ketidakadilan terhadap perempuan.
22. D. LANDASAN KONSTITUSIONAL
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Himpunan Mahasiswa Islam (Pasal 4, 15 AD dan Pasal
45, 46, 47, ART HMI);
2. 2. Pedoman Dasar KOHATI.
23. E. LANDASAN OPERASIONAL
1. Ta’aruf / Pengenalan (Introducing)
2. Tafahum/Saling Bersepaham (Mutual Understanding)
3. Ta’awun / Saling Tolong Menolong
(mutualassistance)
4. Takaful / Saling Berkesinambungan (sustainable).
24. PLATFORM GERAKAN
Berbicara tentang platform gerakan KOHATI adalah
rencana kerja, pernyataan sekelompok orang tentang
prinsip atau kebijakan.dasar atau tempat dimana sistem
operasi kerja berbicara tentang landasan umum gerak
eksternal KOHATI. Di samping platform gerakan juga
berbicara tentang suatu paradigma, yaitu mengarahkan
sudut pandang masyarakat akademis. (PDK)
25. Platform dianggap penting bagi suatu gerakan organisasi
untuk mempengaruhi aspek gerak maupun aspek
pemikiran HMI-Wati secara berkesinambungan sejalan
dengan proses terbentuknya sejarah HMI yang tidak
terpisahkan dengan visi ke-Islaman, ke-Intelektualan dan
ke-Indonesian.
26. Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, KOHATI
membentuk dasar kebijakan yang terformulasi secara
integral dan komprehensif, sehingga gerakan yang
dilakukan dapat mengenai sasaran dengan tepat. Arahan
yang jelas dalam pergerakan KOHATI adalah
menanamkan ideologi gerakan perempuan (hegemoni
ideologi) sebagai salah satu cara mewujudkan
masyarakat adil, demokratis, egaliter dan beradab
sebagai prototipy masyarakat madani (civil society).
27. O Gerakan KOHATI adalah tindakan kolektif secara sadar
dan terorganisir sebagai akselerasi pencapaian tujuan
HMI dengan meningkatkan kapasitas, kualitas dan
peranan HMI-Wati.
O Tujuan gerakan KOHATI adalah Terbinanya muslimah
berkualitas Insan Cita.
O Target : Mahasiswi; Kader HMI-Wati dan HMI-Wan;
Civitas Akademika; Cendikiawan Muslim; Masyarakat
umum; Penentu Kebijakan baik legislatif, eksekutif
maupun yudikatif. Stakeholder lainnya.
28. Isu Utama (Main Issue)
O 1. Ke-Islaman; Mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang
membahas tentang perempuan, Menyikapi adanya
pemahaman (isu keperempuanan dalam perspektif Islam)
keperempuanan yang mengatasnamakan Islam yang keluar
dari jalur hukum Islam, Kajian Fiqih Nissa
O 2. Ke-Intelektualan; kegiatan akademis yang sesuai dengan
Tri Darma PerguruanTinggi;
O 3. Ke-perempuanan; Meningkatkan life skill, bargaining
position HMI-Wati dan perempuan secara umumnya;
O 4. Ke-Indonesiaan. Gerakan KOHATI harus sesuai dengan
nilai-nilai Nasionalisme
30. MARS KOHATI
Lirik:
Wahai HMI-Wati semua
Sadarlah kewajiban mulia
Pembina pendidik tunas muda
Tiang Negara jaya
Himpunkan kekuatan segera
Jiwai semangat pahlawan
Tuntut ilmu serta amalkan
Untuk kemanusiaan
Jayalah KOHATI
Pengawal panji Islam
Derapkan langkah perjuangan
Kuatkan iman
Majulah tabah HMI-Wati
Harapan bangsa
Membina masyarakat Islam Indonesia (2x)