SlideShare a Scribd company logo
1 of 157
by
HARD-Hi SMART CONSULTING
LEADER



Just Go straight Ahead…. And See
  If Anyone is Following You…?
LEADER is KEY
KEPEMIMPINAN
 “KEMAMPUAN UNTUK MEMPENGARUHI PERILAKU
    ORANG LAIN ATAU SEKELOMPOK ORANG
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA PERILAKU TERSEBUT
MENJADI PENDORONG KUAT BAGI TINDAK-TANDUK
YANG POSITIF UNTUK MENCAPAI TUJUAN BERSAMA”
 Kemampuan  mempengaruhi orang
  lain agar bekerja untuk mencapai tujuan
  dan sasaran ( Hulser, 2000 )

 Suatu proses Aktivitas 
  mempengaruhi dan mengorganisir
  orang lain / kelompok  penyusunan
  dan pencapaian tujuan
  ( Swanburg & Swanburg, 1999 )
 Suatu proses pengarahan dan pemberian
  pengaruh  saling berhubungan tugasnya
  ( James F. Stoner )
 Yaitu suatu kemampuan untuk memberi
  inspirasi kepada orang lain untuk bekerjasama
  dalam suatu kelompok kepemimpinan, agar
  dapat mencapai tujuan umum (bersama)
 Segala hal ikhwal yang bersangkutan dengan
  pemimpin  menggerakkan, membimbing &
  mengarahkan orang lain dlm melaksanakan
  tugas, mewujudkan sasaran yang ditetapkan
  ( LAN-RI, 1996 )
Jadi IMPLIKASI nya, adalah :
 Menyangkut Orang lain : Bawahan atau
  Pengikut  Kesediaan untuk menerima
  Pengarahan
 Pembagian Kekuasaan  tidak sama
  antara Para Anggota dan Pemimpin
 Menggunakan Pengaruh  bagaimana
  Bawahan mau melaksanakan Tugas-tugasnya
ASPEK-ASPEK TERKAIT KEPEMIMPINAN
Pemimpin :
  Nilai, Keterampilan, Gaya Kepemimpinan
Pengikut :
  Vital, dapat menolak atau menerima Pemimpin
Situasi :
  Mempengaruhi Kepemimpinan yang diberikan
  Sistem pengawasan, jumlah tugas, tingkat interaksi,
    tersedianya waktu dalam membuat keputusan
Proses Komunikasi :
  Model Komunikasi (terbuka atau tertutup), verbal
    & non-verbal, mempengaruhi suatu kepemimpinan
Tujuan :
  Organisasi maupun Individu
Kualitas Pemimpin
         ( Curtin, 1989 )

Visibility
     Flexibility
         Authority
             Assistance
                     Feedback
KOMPETENSI PEMIMPIN
          (Murphy & De Back, 1991)
   Mempunyai impian ke masa depan
   Menguasai dan mampu melakukan perubahan
   Mampu menentukan desain dari organisasi
   Mau dan mampu untuk belajar & belajar lagi
   Mempunyai inisiatif yang besar untuk berbuat
   Menguasai interdependensi (Paradigm of We)
   Mempunyai integritas dan standar yang tinggi
   Mampu mengambil keputusan dengan acuan
    perspektif yang sangat luas (One Step Ahead)
TEORI KEPEMIMPINAN
      Teori Bakat (Trait Theory)
         Great Man Theory
Setiap orang  adalah Pemimpin (LEADER)
Merupakan bawaan sejak lahir dan
mempunyai karakteristik tertentu yang
membuat mereka lebih baik dari orang lain
( Marqus & Huston, 1998, dalam Nursalam, 2002 )
TEORI PERILAKU
 Menekankan pada apa yang dilakukan
  pemimpin dan bagaimana seorang
  pemimpin menjalankan fungsinya
 Perilaku sering dianggap sebagai suatu
  rentang dari sebuah perilaku otoriter
  kepada perilaku demokratik atau fokus
  pada suatu produksi kepada pegawai
CIRI-CIRI PEMIMPIN

INTELIGENSIA        KEPRIBADIAN            PERILAKU

  Pengetahuan         Adaptatif      Kemampuan Bekerjasama
   Keputusan           Kreatif       Kemampuan Interpersonal
Kelancaran bicara     Kooperatif      Kemampuan Diplomasi
                      Siap siaga        Partisipasi Sosial
                     Percaya diri           Prestise
                      Integritas
                    Emosi seimbang
                     Independen
                       Tenang
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN FORMAL
 Diangkat secara resmi berdasarkan Surat Keputusan
  (SK) resmi
 Duduk dalam jabatan tertentu dalam Organisasi dan
  memiliki Hak-hak dan Kewajiban tertentu
 Ciri-cirinya :
      Ada Legitimasi
      Ada Kekuasaan dan Wewenang yang jelas
      Memenuhi Persyaratan Formal
      Mendapat Imbalan (reward) atau Penghargaan
      Bisa memperoleh Promosi, Demosi ataupun Mutasi
      Bisa dikenakan Sanksi dan Hukuman secara Organisasi
KEPEMIMPINAN INFORMAL
 Tidak diangkat secara Resmi tetapi mempunyai
  beberapa Keunggulan yang dimiliki
 Dapat diterima oleh berbagai Kalangan / Pihak
 Ciri-cirinya :
     Tidak memiliki Legitimasi
     Ditunjuk dan Diakui oleh Kalangan Masyarakat
     Belum tentu dapat Dukungan Organisasi Formal
     Tidak mendapat Imbalan Jasa secara Nyata
     Tidak dapat Dipromosi, Didemosi atau Dimutasi
     Tidak memerlukan Persyaratan tertentu secara Formal
     Tidak dapat dihukum secara Formal Keorganisasian
     Biasanya berdasarkan Status Sosial ybs : keturunan,
      kekayaan, pendidikan, pengalaman hidup, kharisma,
      karakteristik keturunan, dan berjasa / tanda jasa
Tugas Pemimpin (LEADER)
To Choose The Right Actions to be Accomplished:

              Memulai
              Mengatur
              Memberitahu
              Mendukung
              Menilai/Meninjau
              Menyimpulkan
Tugas Pengelola (MANAGER)
 To Accomplish The Chosen Right Actions :

      Merencanakan (Planning)
      Menyusun (Organizing)
      Memilih Orang (Staffing)
      Memimpin (Leading)
      Mengarahkan (Directing)
      Mengendalikan (Controlling)
TUGAS KEPEMIMPINAN
Tugas Kepemimpinan yang berhubungan
dengan Kerja Kelompok adalah :
           MEMULAI
           MENGATUR
           MEMBERITAHU
           MENDUKUNG
           MENILAI
           MENYIMPULKAN
TUGAS KEPEMIMPINAN
Tugas Kepemimpinan yang berhubungan
dengan Kekompakan Kelompok adalah :
     MENDORONG
     MENGUNGKAPKAN PERASAAN
     MENDAMAIKAN
     MENGOLAH
     MEMPERLANCAR
     MEMBUAT ATURAN MAIN
GAYA KEPEMIMPINAN
              Likert
    Sistem Otoriter-Eksploratif
    Sistem Benevolent-Authoritative
    Sistem Konsultatif
    Sistem Partisipatif
Teori X dan Teori Y
          Diktator
          Autokratis
          Demokratis
          Santai

   Robert House
      Directive
      Supportive
      Participative
      Achievement Oriented
Paul Hersey & Ken Blanchard
               Instruksi
               Konsultasi
               Partisipasi
               Delegasi

Ronald Lippits & Rapiph K.White
        Otoriter
        Demokratis
        Liberal atau Laissez Faire
Kekuasaan & Wewenang
     ( GILLIES )
        Otoriter
        Demokratis
        Partisipatif
        Bebas Tindak
GAYA KEPEMIMPINAN
   DOMINAN
      Otokratik
     Demokratik
     Paternalistik
     Kharismatik
     Laissez Faire
OTOKRATIK
   Menuntut ketaatan penuh dari anggota / bawahannya
   Disiplin kerja tinggi dan kaku, ketaatan dgn rasa takut
   Nada keras dalam memberikan instruksi, egois, tidak
    mau menerima saran, pendapat dan kritik bawahan

                           Tujuan organisasi identik dgn
                            tujuan pribadi pemimpinnya
                           Organisasi adalah alat untuk
                            mencapai tujuan pribadi
                           Kekuasaan tersentralisasi
                           Membenarkan segala cara
                            untuk tujuan organisasi
                           Bawahan hanya sebagai alat
                           Sangat berorientasi pd tugas
                           Perilaku kekuasaan formal
DEMOKRATIK
   Peran  sebagai koordinator dan integrator
   Pendekatan  holistik dan integratik
   Prinsip bahwa perbedaan perlu ada untuk menjamin
    kelangsungan kebersamaan
   Melakukan/memandang bawahan secara manusiawi
    dan sadar akan kebutuhan bawahan
   Mengambil keputusan secara bersama-sama
   Dihormati, bukan ditakuti
   Menumbuh-kembangkan kreatifitas dan
    inovasi dari para bawahan
   Bertanggungjawab terhadap kesalahan
    yang diperbuat para bawahan
   Memberikan penghargaan bagi prestasi
   Mengutamakan kepentingan bersama
   Pendelegasian wewenang dan tanggung-
    jawab dilakukan dgn praktis dan realistis
PATERNALISTIK
   Rasa hormat pada orang tua dan keteladanan
   Sikap melindungi  bawahan takut untuk bertindak
   Terdapat pada lingkungan yg tradisional kedaerahan
   Persepsi pemimpin dipengaruhi oleh harapan-harapan
    dari para bawahannya
   Harapan bawahan : pemimpin tidak hanya memikirkan
    / mementingkan diri sendiri saja
   Mengutamakan kebersamaan, fokus pada keadilan
    dan sama rata sama rasa
   Pemimpin bersikap kebapakan,
    hubungan atasan dan bawahan
    bersifat informal kekeluargaan
   Bawahan dianggap belum matang
   Pemimpin merupakan sumber
    informasi yang paling diandalkan
   Pengambilan keputusan tanpa harus
    melibatkan para bawahan
KHARISMATIK
   Daya tarik untuk memikat dan mampu
    memperoleh pengikut dalam jumlah
    yang sangat banyak / besar
   Penampilan fisik, usia dan harta bukan
    merupakan prasyarat
   Memiliki kekuatan magis / ajaib / aneh
   Mampu menggunakan berbagai gaya
    kepemimpinan dalam prakteknya
Laissez Faire (Membiarkan)
   Konsep : organisasi berjalan lancar dengan sendirinya
   Berperan pasif dan tidak mau ikut campur tangan
   Falsafah : manusia memiliki solidaritas dan kesetiaan
   Mempunyai nilai-nilai untuk saling mempercayai
   Bersikap pesimis, menganggap para bawahan adalah
    sebagai rekan kerja
   Kepentingan dan tujuan organisasi tetap difokuskan
   Pendelegasian sangat ekstensif dan frekuentif
   Pengambilan keputusan oleh pimpinan tingkat bawah
   Status quo organisasi tidak merasa terganggu
   Pertumbuhan dan perkembangan organisasi  para
    bawahan
   Intervensi pimpinan sangat sedikit sekali dan minimal
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
   GAYA KEPEMIMPINAN
       Kompleksitas Tugas
       Ketersediaan Waktu
       Besarnya Kelompok kerja
       Pola-pola Komunikasi
       Tingkat Pendidikan bawahan
       Kebutuhan untuk Berprestasi
        dan untuk Kebersamaan
PERILAKU PEMIMPIN
Fungsi-fungsi Kepemimpinan
 Fungsi yang berhubungan dengan Tugas
  (task related) atau Pemecahan Masalah

 Fungsi yang berhubungan dgn Kelompok
  (group-maintenace) atau Sosial
PERILAKU BAWAHAN
Douglas McGregor ( Handoko, 2000 & Nursalam, 2002 )
Menurut Teori X
   Manusia pada dasarnya memiliki Sifat Malas
   Tidak mempunyai Keinginan
   Mendiskriminasikan Tanggungjawab
   Fokus dan Peduli hanya pada Diri sendiri
   Tidak bisa membedakan antara Kebutuhan
    Organisasi dengan Kebutuhan Diri Sendiri, serta
    Rentan terhadap Kebutuhan
Menurut Teori Y
 Mempunyai kemampuan Fisik dan Mental
 Manusia bisa Mandiri
 Memiliki Kontrol Diri dalam mencapai Tujuan
  Organisasi
 Cepat dalam Belajar bila memang Berminat
 Tidak hanya Menerima atau Menuntut, tetapi
  bersedia Bertanggungjawab dan Kreatif
Ouchi, 1981 berdasarkan Teori X & Y
     mengembangkan Teori Z (Nursalam, 2002)
          Teori X                          Teori Y                          Teori Z
   Menghindari pekerjaan jika        Senang untuk bekerja         Menekankan pada teori
    ada kesempatan                    Mandiri                       humanistik
   Tidak senang bekerja, tetapi      Mempunyai tanggung           Fokus : motivasi yang lebih
    harus diarahkan                    jawab, kreatif dan bisa       kepada faktor manusia untuk
   Hanya punya sedikit ambisi         berkembang                    meningkatkan kepuasan kerja
   Menghindari tanggungjawab         Menggunakan pendekatan        dan hasil produksi
   Memerlukan ancaman untuk           ilmiah                       Karakteristik : Pengambilan
    memotivasinya                     Memerlukan supervisi          keputusan secara bersama
   Memerlukan supervisi ketat         seperlunya                   Masa kerja lama : promosi
                                      Berminat membantu             jabatan lambat / bertahap
   Dimotivasi dengan hukuman
    dan hadiah                         menyelesaikan masalah        Supervisi secara tidak langsung
                                       orang lain                   Menekankan pada pendekatan
                                                                     holistic / spiritual
LEADER MUST HAVE
  1. Energy

  2. Energized Power

  3. Edge/Bound

  4. Execution
HOW TO PERSUADE OTHERS ?
 1. Know Your Power
    Focus on your strong value, eliminate your weakness
 2. Convince Yourself
    Make yourself feel comfortable before you convince others
 3. Visualize
    Make a strong description of what you want to do/be
 4. Affirmative
   Be sure of you think already set in your mind. State!
 5. Use The Convincing Words
   Magnify your strong point to be delivered
 6. Involved Your Arsenal
   Non verbal communication to emphasize your words
Influence Your Environment
          Add POSITIVE Behavior !
REPLACE THE BAD HABITS with THESE :
• Spread a SMILE around
•   Sprinkle some “+” on the “-”
•   Focus on the good of each day
•   Stay out of the “feeding frenzies”
•   Say “please” and “thank you”
•   Practice EMPATHY
•   Evaluate YOUR BEHAVIOR
•   Never miss an opportunity to complement

                     BEHAVIOR
FAKTOR
      Mempengaruhi
       2
  KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat dipengaruhi oleh
Faktor-faktor sebagai berikut :
 FAKTOR YANG BERASAL DARI DALAM
  (INTERNAL) DIRINYA SENDIRI
 PANDANGAN SESEORANG TERHADAP
  /TENTANG DIRI MANUSIA
 KEADAAN/KONDISI DARI KELOMPOK
  ORANG-ORANG YANG DIPIMPINNYA
MENYEMPURNAKAN
    GAYA KEPEMIMPINAN
    KEPEMIMPINAN :
 MEMBUTUHKAN BAKAT TERTENTU
 BUKAN SUATU ANUGERAH YANG
  JATUH / DATANGNYA DARI LANGIT
 DAPAT DICIPTAKAN ATAU DILATIH
 MEMERLUKAN UMPAN BALIK DARI
  ORANG-ORANG YANG DIPIMPINNYA
EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN
DAPAT DIUKUR DARI :
Kemampuan dan Kemahiran dalam mengambil suatu
keputusan yang Rasional, Logis, Realistis & Fragmatis
KEPUTUSAN YANG BAIK HARUS DILIHAT DARI SEGI :
Pertama : MUTUNYA
          Apakah secara Objektif tepat dalam rangka
          Mencapai Tujuan Organisasi / Kelompok ?
Kedua : PENERIMAAN KEPUTUSAN OLEH ORANG2
          YANG TERLIBAT DALAM PEMBUATANNYA,
          UNTUK MELAKSANAKAN KEPUTUSAN TSB
KOMUNIKASI
 “Proses penyampaian Pesan dari
komunikator ke komunikan melalui
  saluran/media dengan harapan
    mendapatkan Umpan balik”
Pengertian Komunikasi
Upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan,
menyampaikan informasi dsb, agar diketahui atau
dipahami oleh orang lain

  “To m ak e opinions, feelings, inform ation, etc,
  to be k now n and understood by The Others”
  (Longman)

Kemampuan untuk mengungkapkan keinginan, ide,
perasaan, pikiran atau pendapat seseorang sehingga
dapat mengerti dan dimengerti oleh orang lain.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
   Komunikator / sender / pengirim pesan
   Pesan / obyek komunikasi / messages
   Channel / saluran / media / sarana
   Komunikan / reciever / penerima pesan
   Respons           Pesan

Komunikator          Media         Komunikan

                 Respon/feedback
Unsur2       Dalam Komunikasi
Ada 5 Unsur dalam Komunikasi yaitu :
1. Siapa = Komunikator (sumber) :
   adalah individu tertentu atau kelompok yang
   mengirimkan pesan atau informasi kepada
   individu/kelompok lain.

2. Mengatakan Apa = Pesan :
   adalah informasi atau maksud yang
   disampaikan atau dikirimkan. Pengirimannya
   bisa memakai pesan verbal (kata-kata) maupun
   non-verbal (isyarat, tanda, dsb).
3. Kepada Siapa = Komunikan (penerima) :
   Individu atau kelompok tertentu yang merupakan
   sasaran pengiriman pesan (pada orang tua/dosen,
   teman/anak kecil)

4. Melalui Saluran yang mana = Saluran/Media :
   Adalah alat untuk membawa pesan dari sumber
   ke penerima (telp/hp, radio, tv, internet)

5. Dengan Dampak Apa = Dampak / Tujuan :
   Adalah akibat dari suatu proses komunikasi.
   Dampak komunikasi umumnya terbagi atas
   dampak kognisi (pengetahuan), afeksi (perasaan)
   dan konasi (perilaku)
Fungsi Komunikasi
   Mencapai pengertian satu sama lain
   Membina kepercayaan
   Mengkoordinasikan tindakan
   Merencanakan strategi
   Melakukan pembagian pekerjaan
   Berbagi rasa (sharing)
Prinsip-Prinsip Komunikasi
  Komunikasi bersifat timbal balik. Antara pengirim dan
   penerima saling bertukar pesan.

  Komunikasi bersifat simbolik. Ketika kita berkomunikasi
   kita menggunakan simbol-simbol (bahasa) yang sangat
   berpengaruh terhadap makna / inti pesan yang ingin / mau
   disampaikan.

  Komunikasi mengenal konteks orang, tempat & waktu.
   Berkomunikasi dengan orang tua, atasan, berbeda dengan
   berkomunikasi dengan teman, anak kecil. Berkomunikasi
   di tempat kerja berbeda dengan komunikasi di tempat-
   tempat umum lainnya. Menyampaikan suatu pesan
   memerlukan timing /moment (saat) yang tepat.
JENIS-JENIS KOMUNIKASI

      Komunikasi Satu Arah



         Komunikasi Dua Arah



                Komunikasi Publik
KOMUNIKASI SEBAGAI
      MODAL UTAMA UNTUK BERINTERAKSI
         PROSES KOMUNIKASI
                Aliran Pesan
               (Message Flow)

 PENGIRIM                            PENERIMA
  PESAN                               PESAN
Communicator
               DISTORSI             Communicatee
 ( SENDER )                         ( RECEIVER )
               Aliran Umpan Balik
                (Feedback Flow)
Aspek-aspek Komunikasi

          Verbal

Vocal

        Non-Verbal
Unsur Komunikasi Non-Verbal

       Tatapan Mata
   Mimic (Ekspresi Wajah)
   Gesture (Gerak Tangan)
   Posture (Posisi Tubuh)
      Gerakan Kepala
      Gerakan Badan
HAK & TANGGUNGJAWAB
   dalam BERKOMUNIKASI
RIGHTS                                  RESPONSIBILITIES
1. You have the right to be treated     1. You have the responsibility to
   with respect.                           treat others with respect.

2. You have the right to have and       2. You have the responsibility to
   express your own opinions.              listen to the opinions of others.


3. You have the right to ask for what   3. You have the responsibility to
   you need and want in order to be        acknowledge and address the
   effective.                              needs of others.

4. You have the right to set            4. You have the responsibility to
   reasonable limits.                      respect the limits and boundaries
                                           of others.
KOMUNIKASI PADA ERA
Information & Communication
  Technology (ICT) sekarang
  Jaringan Interkoneksi (Internet)
     Surat Elektronik (E-mail)
 Konferensi Video (Video Conference)
  Jaringan Komputer Area Lokal
   (Local Area Network Computing)
       Komunikasi Bergerak
     (Mobile Telecommunication)
Communication Techniques
FOR PROBLEM SOLVING
1. To the person involved in the problem :
      Relate the facts
      Give your interpretation of them
      Explain how you feel about it

2. Listen to their response :
      How does the other person feel, see, interpret ?

3. Questions to ask :
     Is it possible to change the situation or to compromise ?
     If the situation can not be changed, can you / other person accept it ?

4. When a solution is agreed upon by both parties, either through a willingness to
   change on one person’s part or through a compromise by both parties, put the
   agreement in writing so that both are aware of the terms of the agreement.

5. Expect improvements to happen in small increments. During the early stages
   encourage changes with positive feedback, avoid criticism for falling short.

6. When you know the person is capable of keeping their agreement and they
   continue to break it, state the consequences and most importantly follow
   through !
Gaya Komunikasi
  Passive       Assertive                 Aggressive


  Merasa diri  Merasa diri                Merasa diri
tidak OK, dan    OK dan                   OK, tetapi
   orang lain orang lain OK               orang lain
      OK                                   tidak OK

         Assertive Communication :
             Direct, Honest, Respectful
Gaya Komunikasi Asertif
 Tegas secara sederhana berarti mampu secara
  aktif menyatakan gagasan, harapan, ataupun
  perasaan, baik yang positif atau negatif secara
  langsung dan apa adanya, tanpa menyerang
  atau merugikan orang lain

 Menghargai hak orang lain utk menyampaikan
  gagasan atau pendapat untuk didengarkan dan
  diperlakukan dengan penuh hormat serta untuk
  berbeda pendapat dan pandangan
Freedom
 Stimulus             to         Response
                    Choose




  Self-
Awareness                          Independent
                                       Will

     Imagination             Conscience

            PROACTIVE MODEL
High

                  Lose-Win   Win-Win
CONSIDERATION




                 Lose-Lose   Win-Lose
        Low




                Low                 High
                        COURAGE
CARA MEMBANGUN
       Keberanian &
     Sikap Percaya Diri
1. Yakin pada Kemampuan Diri Sendiri

2. Mampu / Bisa Menyesuaikan Diri

3. Selalu Mengembangkan Potensi Diri

4. Mengemukakan Ide-ide dan Pendapat

5. Bersikaplah secara Assertive (Tegas)
HOW TO PERSUADE OTHERS
    Know Your Power
     Focus on your strong value, eliminate your weakness


    Convince Yourself
     Make yourself feel comfortable before you convince others


    Visualize
     Make a strong description of what you want to do/be


    Affirmative
     Be sure of you think already set in your mind. State !


    Use the Convincing Words
     Magnify your strong points to be delivered


    Involve Your Arsenal
     Non verbal communication to emphasize your words
LEVELS OF COMMUNICATION
High
                                   Synergistic (Win-Win)
TRUST




                   Respectful (Compromise)




         Defensive (Win-Lose / Lose-Win)
Low

        Low       COOPERATION                 High
BEBERAPA KOMUNIKASI YANG
 DILAKUKAN DALAM KANTOR
   1.   Rapat (Meeting)
   2.   Rapat Kecil (Briefing)
   3.   Diskusi (Discussion)
   4.   Telepon (Telephone)
   5.   Memo (Disposition)
   6.   Surat Elektronik (E-Mail)
   7.   Faksimili (Facsimile)
MEETING
MEMUJI
 Untuk memotivasi orang lain, PUJILAH secara Wajar & Spesifik
 atas apa-apa yang telah dikerjakan dengan sangat baik.
MENGERITIK
 Lakukan secara Positif dan Konstruktif.

 Sebaiknya dibicarakan dahulu di luar rapat dengan ybs, supaya
  ybs dapat menyiapkan jawaban & “Tidak Kehilangan Muka”.
 Tujuannya agar Tercapai Sasaran, bukan untuk Menjatuhkan.

MENGUSULKAN
 Persiapkan Rancangan secara Matang dan Jelas, lengkap
  dengan data-data pendukungnya.
 Komunikasikan dulu dengan pihak-pihak terkait dan orang-
  orang kritis (Vocal) yang akan ikut serta dalam rapat untuk
  mendapat dukungan.
Rapat yang Efektif
Apa itu Rapat ?
interaksi antara 2 orang atau lebih
   secara bersama-sama untuk
     melakukan koordinasi dari
 berbagai peran dan fungsi dalam
    organisasi dalam mencapai
          tujuan bersama
Mengapa harus Rapat ?
1. Distribusi dan pertukaran informasi dengan cepat
2. Membutuhkan keputusan yang cepat dan tidak
   ada waktu untuk mengerjakan fungsi di dalam
   organisasinya
3. Informasi yang didapat dari orang-orang sama
4. Memerlukan prespektif yang berbeda, serta perlu
   brainstorming dari persoalan yang terjadi
5. Pemecahan masalah, kerjasama, koordinasi
6. Mencari komitmen bersama
Siklus Rapat


Setelah           Sebelum
Rapat              Rapat

                            • Tujuan
                            • Agenda
           Saat             • Undangan
          Rapat             • Aturan
                            • Persiapan
Persiapan Rapat
 URGENSI RAPAT: Mengapa diperlukan rapat
 TUJUAN RAPAT: Spesifik, Koordinasi, Keputusan
 PESERTA RAPAT: Jumlah peserta Vs Jenis masalah, Undangan,
  Kontribusi peserta
 WAKTU RAPAT: Kehadiran, Jadwal (mulai dan akhir), Alokasi
  waktu
 AGENDA RAPAT: Rutin / Non-Rutin, Tertulis, Jelas, Spesifik,
  Rentang Kendali
 PERSIAPAN PESERTA: Siapkan Materi/Bahan, Konsep 80 % -
  20%, Lokasi, Space
 PERSIAPAN SARANA: Laptop, Projector, ATK, Bahan lain
 KEHADIRAN: Pimpinan, Wakil Unit Kerja, Waktu, Notulen
Rapat Tidak Efektif, Bila :
   Rapat Rutin tanpa Agenda (goal)
   Tidak ada Pembahasan yang Spesifik
   Tidak ada Tujuan yang ingin Dicapai
   NATO, Floating, tidak ada Keputusan
   Ada Pihak ketiga yang Mengaburkan
   Tidak ada Mekanisme dalam rapat
   Manajemen Konflik yang Lemah
   Interest Peserta yang sangat Kurang
   Individu-individu yang Mendominasi
Model Rapat yang Efektif
Step 1: Pembukaan Rapat
Step 2: Review Kegiatan yang lalu
Step 3: Pembacaan Agenda Rapat
Step 4: Pembahasan ISI Rapat
Step 5: Kesimpulan & Keputusan
Step 6: Penutup
Mengapa Perlu Agenda ?
Menentukan siapa Pemimpin rapat
Menentukan para Peserta rapat
Menentukan Unit Kerja yang terlibat
Menentukan Tujuan dengan jelas
Persiapan Tempat, Waktu dan Sarana
Untuk koordinasi & Pengorganisasian
Peran Pemimpin Rapat
Menentukan Agenda Rapat
Mengatur Arah dan Tujuan rapat
Menjadi Moderator / Penengah
Menunjuk siapa yang boleh bicara
Mengelola Waktu dengan Efisien
Menarik Kesimpulan dari rapat
Membuat Notulen / Catatan
Memantau Tindak-lanjut
Ingatlah : M.A.P.S.
Agar Rapat menjadi Efektif

 Materials
 Agenda
 People
 Space
Menutup Rapat
Menyatakan Kesimpulan
 (ataupun hasil dari kesepakatan)
Penugasan pada Masing-masing
Menentukan Tindak-lanjut
Meng-Agendakan rapat berikutnya
 (bila memang diperlukan)
Mengapa Rapat tidak Efektif ?
Mengulang-ulang masalah yang timbul
Tidak menaati tata tertib agenda rapat
Tidak ada keputusan yang diambil
Banyak argumentsi tidak berorientasi solusi
Banyak interupsi yang tidak perlu/penting
Kepentingan pribadi yang sangat dominan
Pihak yang kompeten tidak hadir dalam rapat
Wakil unit tidak memiliki kewenangan untuk
 memutuskan (hanya sebagai boneka)
BRIEFING
    BRIEFING merupakan rapat singkat, dimana gagasan
    dikomunikasikan untuk dilaksanakan.
    Tanya jawab dilakukan hanya untuk memperjelas gagasan
    dan mengantisipasi hambatan BUKAN untuk membahas
    pokok gagasan.

   Rundingkan dulu dengan para pelaku utama guna mendapat
    masukan awal.
   Siapkan Catatan / Media Presentasi tertulis sesuai
    dengan kompleksitas pokok gagasan.
   Kaitkan Pokok Gagasan dengan hal-hal yang sudah dipahami
    oleh pelaku.
   Jelaskan Manfaat bagi pelaku, untuk memotivasi pelaksanaannya.
   Uraikan Ukuran Keberhasilan (Critical Success Factor) nya.
DISKUSI
    Membahas gagasan / masalah dalam kelompok kecil atau
    secara perseorangan secara informal.
    Diskusi dapat merupakan persiapan untuk MEETING, BRIEFING
    atau bagian dari pelaksanaan tugas / konteks pembicaraan lain
    yang lebih serius (mis: coaching – appraisal).

   Pahami kerangka berpikir dari mitra diskusi kita, karena pada
    dasarnya inti gagasan HARUS dipahami oleh semua pihak.
   Tergantung keseriusan Diskusi, kurangilah kemungkinan terjadinya
    INTERUPSI yang mengganggu.
   Diperlukan keseimbangan kemampuan dalam hal : menyampaikan
    pendapat, bertanya untuk menggali informasi, memahami yang
    tersurat dan tersirat, serta membuat kesimpulan bersama.
JAGA HUBUNGAN dengan ANAK BUAH, sehingga
    ia merasa RILEKS bila DIAJAK BERKOMUNIKASI :

   Bila MENGERITIK kombinasikan dengan PUJIAN.
   Bila INGIN MENEGUR, pahami dulu MENGAPA
    penyimpangan / kesalahan tsb TERJADI.
   Bila INGIN BERDISKUSI, BERITAHUKAN LEBIH
    DAHULU beberapa saat sebelumnya, sehingga ia
    LEBIH SIAP untuk diajak diskusi.
   Usahakan Anak Buah SELALU TERMOTIVASI,
    bukan merasa SEMAKIN BODOH & KEHILANGAN
    PERCAYA DIRI, terutama setelah pembicaraan.
Pada dasarnya, kolega punya banyak KONTRIBUSI mendukung
    KESUKSESAN. Jadi Sasaran Komunikasi adalah untuk
    MEMBERI dan MENDAPAT DUKUNGAN, disamping juga
    komunikasi untuk membangun Corporate Team Building.
   PAHAMI MASALAH-nya, apa yang dapat dilakukan untuk
    membantu. Dengan demikian, ia juga akan memahami masalah
    kita dan akan senantiasa memberi dukungan.
   Kembangkan kemampuan EMPATI, bukan hanya sekedar
    SIMPATI.
   Bila ingin memberikan UMPAN BALIK (kritik), kondisikan agar ia
    mengharapkan itu. Bila tidak maka akan sia-sia karena umpan
    balik yang diberikan TIDAK EFEKTIF.
   Hati-hati dalam HAL MEMBANTU, salah-salah malah terkesan
    mau ikut campur (INTERVENSI).
Berkomunikasi dengan pihak-pihak di luar perusahaan hampir sama dengan
    rekan kerja, hanya saja ada pengecualian untuk topik-topik pembicaraannya

    “PIHAK LUAR bisa menjadi SUMBER INFORMASI yang diperlukan”
   Miliki NETWORK denga Pihak Luar sehubungan dengan bisnis / profesi kita, untuk
    UPGRADE KNOWLEDGE maupun untuk BENCHMARKING (mis: menjadi anggota
    kelompok bisnis / profesi).
   Kembangkan RASA PERCAYA DIRI dan KETERAMPILAN BERBICARA dengan
    orang-orang yang belum dikenal (mis: di pesta, pertemuan, seminar, kereta api,
    pesawat, dll).
   Temukan HAL-HAL RINGAN yang membuat ia bangga atau mau berbicara (mis:
    humor / lelucon).
   Gantilah TOPIK PEMBICARAAN bila ia terlihat kurang antuasias atau kurang
    menyenangi.
   Pastikan untuk SELALU MEMBAWA KARTU NAMA untuk sosialisasi.
   Terhadap MITRA KERJA (supplier, agency, dsb) pastikan SUASANA SETINGKAT
    (Se-Level), hindari Rasa Superior sebagai Pemberi Order.
Berkomunikasi dengan Pelanggan pada hakekatnya sama
  dengan KOLEGA atau PIHAK LUAR, namun HARUS
  ditambahkan dengan Kemampuan untuk MENDENGAR
  SECARA AKTIF
8 LANGKAH MENDENGAR AKTIF :
  Hargailah Pelanggan.
  Dengarkan Pada Apa Yang Tersirat.
  Berusahalah untuk mendengar Hal Yang Sebenarnya.
  Batasilah Waktu Bicara Anda.
  Hindari Kecenderungan Berpikir mengenai apa yang akan Anda
   katakan setelah Pelanggan berhenti bicara.
  Pahami Sudut Pandang Pelanggan.
  Ulangi Komentar-komentar Pelanggan untuk membuat mereka
   tahu bahwa Anda telah mendengarkan apa yang mereka katakan.
  Jangan Mencatat terlalu banyak selama mendengarkan, karena
   akan memutuskan perhatian dengan pelanggan.
TELEPON
   Bila pembicaraan diperkirakan lebih dari 3 menit, pastikan mitra
    bicara punya cukup waktu untuk itu (mis: tidak sedang menerima
    tamu / rapat, tidak sedang mengerjakan sesuatu yang sangat
    mendesak, dsb).
   Bila memerlukan komentar atas suatu gagasan yang kompleks,
    hendaknya mengirimkan konsep tertulis lebih dahulu (seperti :
    email, fax, dsb).
   Kenalilah tanda-tanda turunnya antusiasme / konsentrasi dari
    mitra bicara, karena mungkin ada sesuatu yang tiba-tiba menyita
    perhatiannya selama pembicaraan di telepon.
   Bila anda terpaksa mengakhiri / memutuskan pembicaraan
    dikarenakan sesuatu hal yang mendadak sementara mitra bicara
    masih asyik berbicara, katakana anda akan meneleponnya
    kembali utnuk melanjutkan pembicaraan.
   Bila anda merasa pokok pembicaraan yang diajukan mitra bicara
    anda terlalu kompleks / terlalu penting untuk diselesaikan lewat
    telepon, usahakan bertemu langsung.
MEMO
    MEMO adalah bentuk surat yang sangat sederhana yang
    kadang-kadang dapat berbentuk DISPOSISI, CATATAN KECIL
    DI SEBUAH SURAT, atau MEMO yang lebih Resmi
   Usahakan isi memo dapat dipahami penerimanya, karena
    merupakan konfirmasi dari pembicaraan sebelumnya.
   Hindari terjadinya POLEMIK MEMO, selesaikan secara lisan, lalu
    buat konfirmasi.
   Hati-hati dengan CC, karena ada orang yang TIDAK SUKA bila anak
    buahnya mendapat CC dari Memo yang ditujukan kepadanya
    (terutama untuk hal-hal yg anak buah belum perlu/tidak boleh tahu).
   Ingat : Memo 1 halaman akan mendapatkan perhatian lebih dulu
    daripada Memo yang berlembar-lembar !
   Buatlah Memo se-sistematis mungkin sehingga mudah dipahami
    oleh si penerima (mis: pakai system point, sub judul, kutip / garis
    bawah, dsb).
E-MAIL
    E-MAIL sangat fleksibel untuk sesuatu yang sangat Formal
    (mis: surat resmi, memo, dll) maupun Informal (pengganti
    telepon)
   Hati-hati dengan Topik yang bersifat SENSITIF atau RAHASIA
    karena E-Mail dapat di Forward ke mana saja termasuk merubah-
    rubah isinya.
   KERAHASIAAN-nya mudah DIBOCORKAN !
   Untuk berita-berita / topik-topik PENTING, dapat dibuat HARD
    COPY supaya dapat dipakai sebagai referensi.
   PAHAMI KODE ETIK dan EKSPRESI E-MAIL, seperti pemakaian
    Huruf Besar / Simbol-simbol Ungkapan.
   Kadang-kadang PERLU JUGA dikonfirmasi dengan TELEPON
    bila tidak ada tanggapan dari penerimanya.
FACSIMILE
    Di tengah kemajuan teknologi informasi ini, masih ada orang
    yang beranggapan bahwa : FAX adalah DOKUMEN
    SEMENTARA yang HARUS DISYAHKAN dengan menunjukkan
    SURAT ASLI nya.

   Untuk itu kita harus memahami dulu persepsi penerimanya.
   Pastikan Fax yang penting telah dikirim / diterima dengan baik.
   Masalah yang umum terjadi dengan Fax adalah : adanya distorsi
    transmisi pada beberapa kalimat. Teleponlah penerima / pengirim
    untuk me-rekonfirmasikannya.
   Ingat : Fax merupakan alternatif bertelekomunikasi yang ekonomis
    yang akan mempercepat pembicaraan dengan telepon untuk
    komunikasi selanjutnya, HANYA APABILA Si Penerima Fax telah
    mempelajari isinya sebelum bertelepon.
INTERPERSONAL
COMMUNICATION BARRIERS
                   Filtering
      Culture                    Emotions




Language         Interpersonal        Information
                Communication           Overload




                Defensiveness
DISTORSI
            Hambatan Komunikasi

SAMPLE BARRIERS IN COMMUNICATION
 FISIK, dapat berupa :
   > Jarak (Jauh-Dekat)
   > Usia (Tua-Muda, Besar-Kecil)
   > Jenis Kelamin (Pria-Wanita)
   > Keterbatasan (Tuli-Bisu-Buta)
   > Sarana (Telepon, Fax, Internet, E-Mail)
SAMPLE BARRIERS IN COMMUNICATION
 SEMANTIK, dapat berupa :
  > Bahasa Verbal (Sunda, Jawa, Batak, dsb)
  > Level Pendidikan (SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, S3)

 PSIKOLOGIK, dapat berupa :
  > Atasan Vs Bawahan
  > Orang Tua Vs Anak-anak
  > Gembira Vs Sedih
  > Tergesa Vs Santai
  > Tertekan Vs Rileks
  > Good Mood Vs Bad Mood
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
 Kelancaran dalam Berkomunikasi

      Pengetahuan
      Pengalaman
      Intelegensi
      Kepribadian
      Budaya
      Biologis
       (kelainan mulut,
       gagap, cadel)
Hambatan2 dalam
Berkomunikasi yang Efektif
4 Hambatan Utama dalam Komunikasi
   Hambatan Proses : Terdiri dari Hambatan pengirim,
    hambatan encoding, hambatan pesan, hambatan media,
    hambatan decoding, hambatan penerima, hambatan
    renspon balik.
   Hambatan Pribadi & Psikis : Meliputi Kemampuan
    efektif berkomunikasi, cara dalam memproses dan
    membaca informasi, Tingkat kepercayaan diri antar
    pribadi.
   Hambatan Fisik : Adanya Keterbasan fisik dan jarak
   Hambatan Semantik : Menunjukkan kesalahan proses
    encoding dan decoding di dalam Berkomunikasi.
Hambatan-hambatan dalam
MENDENGARKAN
 Sibuk dengan diri sendiri
 Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
 Asimilasi (kecenderungan merekonstruksi pesan
  sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sikap,
  prasangka, kebutuhan, nilai diri, dsb)
 Faktor Kawan / Lawan dan Arogansi Pribadi
 Mendengar yang diharapkan (hanyut dalam pesan
  pembicara, tidak mendengarkan apa yang dikatakan
  melainkan mendengarkan apa-apa yang diharapkan)
Waktu yang dipergunakan
  Untuk Mendengarkan
       Mendengarkan      Penelitian Barker (1980)
                          53 % Mendengarkan
  adalah proses aktif     17 % Membaca
            menerima      16 % Berbicara
          rangsangan      14 % Menulis
   (stimulus) telinga.
Mendengarkan adalah      Penelitian Rankin (1928)
   keterampilan yang     45 % Mendengarkan
sangat penting, tetapi   30 % Berbicara
  pada umumnya kita      16 % Membaca
memiliki keterampilan     9 % Menulis
    yang amat buruk.
Ciri-ciri Berkomunaksi
  yang Tidak Efektif
     Penyampaian secara bertele-tele
     Penyampaian dengan malu-malu
    Penyampaian dengan marah-marah
   Maksud yang disampaikan tidak jelas
     Maksud pesan yang tersembunyi
        Non-Verbal yang tidak jelas
       Komunikasi secara satu arah
         Tidak tanggap (responsif)
             Tidak nyambung
               Tidak terbuka
Komunikasi yang Efektif
                    7%
                    Kata-kata


        55%
     BahasaTubuh      38%
                      Nada Suara




        (Mechribian dan Ferris)
KERANGKA BERPIKIR
            (Frame of Reference)

     KERANGKA                KERANGKA
      BERPIKIR   KESAMAAN     BERPIKIR
         SI      KERANGKA       SI
      PENGIRIM    BERPIKIR   PENERIMA
       PESAN                  PESAN



      KOMUNIKASI SEMAKIN EFEKTIF APABILA
AREA KESAMAAN KERANGKA BERPIKIR SEMAKIN LUAS
EFFECTIVE HABITS

            Desire
           (want to)




           HABITS
 Skills
(how to)
Knowledge ~ Skill ~ Attitude
Knowledge +      Personal        Effective
Professional   Effectiveness   communication
    Skill           Skill




                Attitude
Knowledge   .              .   Skill
                 TAHU
                MAMPU
                 MAU
                   .
                Attitude
Q : Why Must ATTITUDE ?
       Attitude        A : To Keep Us Stay There
                           EVERLASTING TIME
       Skill
                         Q : Why Must KNOW HOW ?

    Knowledge            A : To Help Us to Reach
                             LEADING POSITION

HIERARKHI KOMPETENSI        MANFAAT KOMPETENSI
PENDELEGASIAN WEWENANG
Seorang Pimpinan / Atasan tidak mungkin dapat melakukan sendiri
semua Pekerjaan dalam rangka Pencapaian Tujuan Organisasi karena
mempunyai keterbatasan-keterbatasan, selain Keterbatasan Fisik juga
Keterbatasan di bidang Pengetahuan & Kemampuan. Oleh karena itu
dengan adanya keterbatasan-keterbatasan tersebut maka diperlukan
adanya Pendelegasian Wewenang kepada orang lain (cq. Bawahan)
guna memungkinkan organisasi dapat bergerak Serentak dan Terpadu
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Proses Pendelegasian Wewenang ini selalu dimulai dari Atas ke
Bawah (top-down) dan berjalan setingkat demi setingkat sampai
kepada tingkat yang paling rendah dalam suatu Struktur
Organisasi.
Dalam proses Pendelegasian Wewenang dari Atasan
kepada Bawahan (menurut W.H. NEWMAN) ada
3(tiga) Hal yang terjadi, yaitu :

1. Melimpahkan Tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan dan
   dikerjakan oleh Bawahan (subordinates).

2. Memberikan izin kepada Bawahan untuk : “membuat perjanjian,
   menggunakan sumber-sumber yang tersedia, serta pengambilan
   keputusan atau tindakan tertentu dalam batas wewenang yang
   diberikan kepadanya”.

3. Menciptakan (secara otomatis) tanggungjawab bagi Atasan yang
   memberi Wewenang untuk melaksanakan Tugas tersebut dengan
   Penuh Tanggungjawab serta Memuaskan Si Pemberi Wewenang
   (delegator).
DELEGATION
Means (berarti) :
 to entrust to another (memberi
  kepercayaan kepada orang lain)
 to appoint as One’s representative
  (mengangkat seorang wakil)
 to assign authority & or duties
  (melimpahkan tugas &/ wewenang)
BARRIERS (Hambatan2)
    You, The Superior (as Delegator):
        I can do it better
        I will lose my C-A-P (Control-Authority-Power)
        I lack confidence in my people
        Delegate to the busy employee

    Your Subordinates (as Delegatees):
        Lack of competence
        Avoidance of responsibility
        Fear of risk or punishment for mistakes, work-
         overload, no reward expected

    The Situation (as Environment):
        Downsizing
REASONS FOR DELEGATING
Direct results   : Getting the job done
                   (penyelesaian pekerjaan)
Development      : Helping employee acquire
                   greater skills (membantu
                   karyawan meningkatkan
                   keterampilannya)
Evaluation       : Observing an employee’s
                   performance (mengamati
                   kinerja karyawan/bawahan)
DELEGATION SKILLS
1. Be Open – terbuka terhadap perubahan, dan percaya bahwasannya
   bawahan Anda memiliki sumber-sumber daya yang belum secara
   optimal dimanfaatkan, dan Anda memiliki kapabilitas untuk itu !

2. Understand Your People – sudah waktunya untuk mengetahui
   bahwa setiap orang di dalam team Anda berbeda satu dengan lainnya
   tetapi memiliki kesamaan keinginan untuk bekerja dengan lebih baik.

3. Recognize Possibilities – dengan selalu menyempatkan diri untuk
   mengetahui lebih banyak apa yang sedang terjadi di sekeliling Anda
   maka Anda akan mulai tahu Apa, Siapa & Bagaimana Probabilitanya.

4. Have Crystal Clear Outcomes – nyatakan secara spesifik harapan-
   harapan Anda (baik hasilnya maupun skala waktunya) & sampaikan
   serta komunikasikanlah hal itu dengan baik.

5. Provide Space – yakinkan diri Anda bahwa Anda selalu siap sedia
   mendukung bawahan Anda sebagaimana Anda telah memberi ruang
   yang cukup dalam hal pendelegasian tugas-tugas kepada mereka.
6. Let Them Decide 'How' – berikan harapan-harapan yang jelas serta
   aturan-aturan yang membumi, lalu biarkan anak buah Anda memikirkan
   dengan kepalanya tentang “bagaimana” melaksanakannya dengan baik.
7. Celebrate Success – pujian dan pengenalan anak buah Anda akan
   membuat Anda mampu memperoleh “sesuatu” yang Lebih dari bawahan
   Anda di masa depan karena hal ini akan memelihara anak buah Anda
   untuk memenuhi keinginan-keinginan Anda yang lebih banyak lagi.
8. See Succession Planning Opportunities – Anda memiliki orang-orang
   yang mampu yang dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Lalu Di
   mana Anda menempatkan kesempatan itu untuk masa depan ? Serta
   bagaimana kemungkinan-kemungkinannya ?
9. Leave No Task, No Opportunity or No-One Out of Scope – tantanglah
   diri Anda untuk menghilangkan anggapan bahwa : “Tidak ada satupun
   bawahan sebagai Calon yang layak untuk pendelegasian” serta “Tidak
   ada satupun kegiatan / pekerjaan yang dapat didelegasikan” dari Anda.

10. Use Your Freed Time Dynamically – apa yang dapat Anda lakukan
   /kerjakan sekarang dibandingkan sebelum Anda mendelegasikannya.
   Bagaimana Anda dapat menggunakan waktu luang tersebut guna
   mempercepat kemajuan (progress) ?
THE METHODS (Cara2nya)
 Be well planned (rencanakan dengan baik)

 Protect self esteem (jaga harga diri)

 Be timing oriented (orientasi pada ketepatan waktu)

 Be improvement oriented (orientasi pada peningkatan)

 Be interactive (bersifat interaktif – jangan pasif !)

 Communicate the helping spirit (berikan semangat
  yang mendorong/membantu proses pendelegasian)
WHAT NOT TO DELEGATE ?
        Personnel and confidential matters

                  Policy making

                   Crises

  Development of those who report directly to you

 Assignments that your boss asked you to complete
             them yourself personally
Dalam melakukan Pelimpahan Wewenang dari
Atasan kepada Bawahan, ada hal-hal yang
Perlu diperhatikan, diantaranya :

1. Tanggungjawab Tidak Boleh Didelegasikan
  Bahwa dengan melimpahkan wewenang, seorang Atasan
  harus tetap memikul tanggungjawab yang diembannya
  apabila     Si   Penerima      wewenang     tersebut
  menyalahgunakan atau melakukan kesalahan dalam
  melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya.
CONTOH
Si A mendelegasikan wewenang kepada Si B dalam hal Pengurusan
Keuangan yaitu diantaranya : Mencari Dana, Menyimpan Dana,
Mengeluarkan Dana, serta Mencatat & Membukukannya.
Kemudian Si B mendelegasikan sebagian wewenang tersebut kepada si C,
yakni dalam bidang Penyimpanan dan Pengeluaran Dana. Apabila Si C
tersebut menyalahgunakan wewenang dengan Menyelewengkan Dana,
maka Si B tidak dapat melepaskan tanggungjawabnya dengan Mengatakan
bahwa Wewenang itu sudah didelegasikan kepada Si C sehingga Si C-lah
yang harus bertanggungjawab untuk itu.
Dalam hal ini, baik Si B maupun Si C kedua-duanya sama-sama
bertanggungjawab. Si C bertanggungjawab kepada si B, kemudian Si B
harus mempertanggungjawabkannya kepada Si A sebagai Pemberi
Wewenang Pertama kali (wewenang asalnya).
2. Hindari Subordinasi Rangkap

  Bahwa setiap Wewenang yang dilimpahkan kepada
  seorang Bawahan haruslah dipertanggungjawabkan
  kepada Atasan-Langsung yang telah Melimpahkan
  Wewenang tersebut kepadanya.
  Jadi di sini berlaku Azas bahwa dari Siapa orang tersebut
  Menerima Wewenang maka Kepadanyalah ia Harus
  Mempertanggung-jawabkannya.
  Azas ini biasa disebut sebagai “Azas Kesatuan
  Komando” (unity of command).
3. Wewenang Harus Seimbang dengan Tanggungjawab
   Di dalam suatu organisasi sering terjadi bahwa wewenang
   yang diberikan tidak seimbang dengan tanggungjawab
   yang harus dipikulnya, dikarenakan adanya batasan-
   batasan (limitation) yang tidak wajar.

Misalnya :
Seorang Training Manager diberikan tanggungjawab oleh Corporate HRD
Manager untuk melaksanakan Pelatihan & Pengembangan Karyawan
yang ada di dalam Perusahaan, TETAPI di lain sisi Si Training Manager
itu tidak diperkenankan menggunakan Anggaran Biaya untuk
melaksanakan Tugas dan Tanggungjawabnya menyukseskan Pelatihan &
Pengembangan. MAKA akibatnya, si Training Manager akan Frustrasi &
akan menolak Tugas & Tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Quantum Leader Action Matrix
    For any Particular Task, Group of Tasks, or Role


    Associate            Associate           Associate              Associate
is Left in place, or    has ability (+)     has ability (+)     is Left in place, or
   Re-assigned                                                     Advanced to
(good motivation)       lacks vision (-)    has vision (+)       Leadership Role
         or                                                     (good motivation)
 Offered Farewell         LEADER             LEADER                     or
(poor motivation)       Directs             Delegates           Offered Incentives
                                                                (poor motivation)


    Associate            Associate                                  Associate
                                              Associate
   is Oriented          lacks ability (-)
(good motivation)                           lacks ability (-)    is Re-assigned
                        lacks vision (-)     has vision (+)     (good motivation)
         or                                                             or
                          LEADER              LEADER
Offered Farewell
(poor motivation)      Demonstrates         Develops            Offered Farewell
                                                                (poor motivation)
“QUANTUM DELEGATION”
 Kolega (cq. Anak buah & Sejawat) akan lebih
  “Berpengalaman” dan “Better Skilled”.
 Pemimpin dapat meningkatkan Kuantitas & Kualitas
  Tugas-tugas yang didelegasikan kepada Kolega &
  Meningkatkan “Level of Professional Autonomy”.
 Pendelegasian yang dapat/mampu Menggalakkan
  Komunikasi yang terbuka, kolaboratif dan terus-menerus
  antara Pemimpin dan Kolega/Anak buah.
 Bahwasannya Kemampuan Para Manager untuk
  Memimpin dan Mengarahkan sebagai Hak yang
  diperkenankan untuk mereka akan terjadi Jika Pemimpin
  mau mendelegasikannya dengan tepat.
“The Recursive Reciprocal “
                 DELEGATION MODEL
         Leader as Follower                                    Associate as Guide
 - Lets go of the fear of losing control                    - Informs leader of needs
                                            Report      - Informs leader about problems
           - Active Listening
    - Acknowledging & Appreciating                           that arise at point of impact
- Supports associate’s preferences &       Feedback     - Informs leader about feedback
                                                             from clients & subordinates
   provides for needs, as appropriate                           - Reports outcomes


                                                             Associate as Creator
         Leader as Creator                               - Shapes personal approach to
    - Shapes corporate culture:                             successful application of
 trust, empowerment, consistency                               collaborative plans
-Develops crisis management plan                       - Empowered to do what is known
        - Thinkers, innovate
                                                          and solve problems that arise


            Leader as Guide                                 Associate as Follower
 - Picks appr. personnel by matching
  their abilities with project demands      Report - Informs leader of preferences to com-
- Shows pos. attitude towards Associ.                plete tasks, given desired outcomes
 - Establishes goals and measurable                - Expresses values, perceptions, ideas
                 outcomes                  Feedback -Actively listens & seeks to achieve
     - Mentors, coaches, teaches                           leader’s goals Feedback
          - Manages Conflicts
Leader as Follower
 Pemimpin harus membiarkan timbulnya rasa takut akan
  kehilangan kontrol karena hal tersebut akan
  menimbulkan “Pengaruh” bagi Pemimpin.
 Pemimpin yang efektif menunjukan Perilaku Positif
  terhadap Kolega dengan “Mendengarkan” secara aktif
  serta memberikan Apresiasi.
 Ketika Pemimpin mendengarkan Umpan balik dari
  Kolega maka ia akan dapat Berkolaborasi dengan Kolega
  dalam Pemecahan–pemecahan Masalah.
 Pemimpin harus Mendukung Kolega dengan benar di
  dalam menerapkan Rencana-rencana Bersama dalam
  Bidang Pekerjaan masing-masing.
Leader as Creator
 Pemimpin harus mempengaruhi Pembentukan Budaya
  Organisasi dengan Menggalakkan : trustworthiness,
  empowerment, delegation, consistency & mentorship.

 Pemimpin harus membantu Pemecahan Masalah dengan
  Mengembangkan Rencana-rencana atas Pengelolaan
  Krisis (Crisis Management) dengan Para Koleganya.
Leader as Guide
 Dengan memperkenankan Cara-cara Pengawasan yg tetap berjalan,
  Pemimpin harus menjalankan Peran sebagai Facilitator & Mentor.
 Melalui Pendelegasian yang Sesuai & Kolaboratif, Pemimpin harus
  menggalakkan Professional Autonomy dengan memfasilitasi Inovasi.
 Melalui Pendelegasian, Pemimpin harus Memberdayakan Kolega dengan
  Cara membuat mereka Merasa Bebas / Nyaman untuk Bertindak / Bekerja
  menurut Apa-apa yang mereka ketahui.
 Memandang Kesalahan sebagai Peluang, Pemimpin harus mampu
  mengganti Perilaku-perilaku yang Tidak Memberdayakan (dalam hal :
  Perintah, Pengawasan, dan Pengendalian) dengan Perilaku-perilaku yang
  Memberdayakan, seperti misalnya : Mendukung, Membimbing dan Melatih
  serta Mengajarkan Para Koleganya.
 Pemimpin yang Efektif harus mempercepat Keterbukaan serta Aktif sebagai
  Pengambil Keputusan yang bersifat Kolaboratif.
Associate as Follower
 Perhatikan : tujuan-tujuan yang ingin dicapai, ukuran-
  ukuran, serta batasan-batasan waktunya, yang
  dikemukakan oleh Pemimpin.
 Beritahukan Pemimpin mengenai Unsur-unsur Yang
  Dibutuhkan dan Diinginkan di dalam menyelesaikan
  suatu Penugasan.
 Kemukakan : Nilai-nilai, Persepsi, Ide/Gagasan-
  gagasan serta Inovasi-inovasi Pribadi.
 Secara Aktif berusaha untuk Mencapai/memenuhi
  Tujuan-tujuan (goals) yang Layak bisa Dicapai
  (reasonable).
Associate as Creator
 Bila diberdayakan, Kolega akan punya Kontrol atas
  Tanggungjawab yang diembankan kepada mereka,
  serta akan selalu berusaha Mencapai Hasil-hasil yang
  hanya memiliki Nilai Tambah.
 Pemberdayaan Kolega akan Meningkatkan Efektivitas
  mereka sendiri, yang pada akhirnya akan
  Meningkatkan Efektivitas Organisasi.
 Pemberdayaan Kolega secara Profesional bisa
  diasosiasikan dengan Peningkatan Produktivitas serta
  Kepuasan Kerja yang Meningkat pula diantara
  mereka (Para Kolega).
Associate as Guide
 Sangat dianjurkan bagi Para Staf yang secara
  langsung Mengimplementasikan Prosedur dan
  Kebijakan (Procedures & Policy) untuk memiliki
  Kemampuan yang “Unik” di dalam Mengenali
  Permasalahan sesuai dengan Bidang Keahlian mereka
  masing-masing.

 Ketika “Kesalahan” dapat dipandang sebagai suatu
  “Kesempatan” maka Kolega Dibebaskan untuk
  Bekerjasama dalam Mengidentifikasi dan
  Memecahkan Masalah yang ada.
KESIMPULAN DELEGASI
 Pendelegasian merupakan “Alat Kerja (Tools)” yang Hebat
  untuk Meningkatkan Hasil karena ia mampu
  Memberdayakan Para Kolega / Anak Buah dalam
  Pembuatan Keputusan-keputusan yang Penting dalam
  Bidang mereka masing-masing.
 Kemampuan Mendelegasikan Tugas-tugas dengan Tepat
  adalah merupakan “Tanda (hallmark)” bagi suatu
  Kepemimpinan yang Efektif.
 “Quantum Leader Action Matrix” & “Recursive Reciprocal
  Delegation Model” meupakan “Alat Kerja (Tools)” yg
  mampu Membantu & Memberi Pedoman kepada Pemimpin
  dalam Pengambilan Keputusan dengan Cepat dan Tepat.
PENGELOLAAN KONFLIK
 Konflik (Ketegangan) “tak mungkin”
  dapat dihindari bagi orang-orang yang
  bekerja dalam suatu Kelompok

 SUMBER-SUMBER KONFLIK :
     Manusia dan Perilakunya
     Struktur Organisasi
     Komunikasi
SUMBER-SUMBER KONFLIK
   MANUSIA & PERILAKUNYA :
    • Atribut (pangkat, jabatan, lambang)
    • Sistem Nilai yang tidak sama
    • Harapan-harapan
    • Gaya Kepemimpinan
    • Sifat & Kepribadian
    • Semangat & Ambisi
SUMBER-SUMBER KONFLIK
  STRUKTUR ORGANISASI :
   •   Tugas Pokok & Fungsi dalam organisasi
   •   Hubungan & Arus Pelaksanaan Tata Kerja
   •   Perencanaan & Pelaksanaan Tata Kerja
   •   Kekuasaan, Wewenang & Tanggungjawab
   •   Sistem Reward & Punishment yang ada
   •   Sistem Karier & Prestasi Kerja
  KOMUNIKASI :
   • Perintah yang tidak jelas
   • Berbagai Hambatan Sarana Komunikasi
   • Lingkungan Komunikasi yg tak mendukung
BENTUK-BENTUK KONFLIK
   Menyangkut Pihak-pihak yang Terlibat

   BENTUK KONFLIK DAPAT BERUPA :

     • Konflik antar Per-orangan
     • Konflik Per-orangan Vs Kelompok
     • Konflik antar Kelompok
     • Konflik Kelompok Vs Organisasi
     • Konflik antar Organisasi
GEJALA TIMBULNYA KONFLIK
                Ketidak-     Timbulnya
    Terdapat   sepahaman
   Perbedaan                 Kemarahan
               Meningkat




                 INDIKASI
                yang dapat   Rendahnya
   Adanya
                               Atensi
  Persaingan   menimbulkan
                 KONFLIK




   Adanya         Tanda-       Tanda-
   Keluh-         tanda         tanda
    kesah       Kelemahan     Keraguan
TAHAP-TAHAP KONFLIK

              Konflik yang
             Dipersepsikan

             Konflik yang
              Dirasakan

            Konflik yang
          Dimanifestasikan

          Konflik Antar Kelompok
  Berkembang dalam Jangka Waktu yang Lama
SIKLUS KONFLIK
                 ANTISIPASI
                 (Kura-kura)
                                MENGAMATI
PERENUNGAN
                                  ( Elang )
(Burung Hantu)




  DAMAI                                 BERKEMBANG

  (Merpati)                    Mundur     (Jamur)



   ANALISA                       TER BUKA
     (Monyet)                     (Ayam Jago)
STRATEGI MENGATASI
KONFLIK (Ketegangan)
 1. Ketegangan dapat di-Hindari
 2. Ketegangan dapat di-Redakan
 3. Ketegangan dapat di-Damaikan:
      Diagnosa (diagnosis)
      Inisiatif (initiative)
      Dengarkan (listening)
      Pecahkan Masalah (solving)
       (rumuskan – alternatif – putuskan)
4 CARA MENDAMAIKAN KONFLIK
1. DIAGNOSA : mencari apa yang menjadi penyebab dari ketegangan
   yang timbul
2. INISIATIF : mengambil langkah-langkah pertama untuk
   menciptakan kerukunan
3. MENDENGARKAN : kecakapan untuk melihat sudut pandang orang
   lain serta kemampuan utk mengerti apa-apa yang dikatakan, baik
   secara verbal maupun non-verbal
4. PEMECAHAN MASALAH : merupakan proses untuk mencapai
   kerukunan dengan melakukan 3 langkah sebagai berikut :
                    Merumuskan Masalah
                    Menyusun Alternatif
                    Pengambilan Keputusan
SIKAP MENGHADAPI KONFLIK
Asertif
             KOMPETISI              KOLABORASI




                             KOMPROMI


 Tidak       MENGHINDAR             AKOMODASI
 Asertif

           Tidak Koperatif              Koperatif
KERJASAMA TEAM




Team Building   Leadership T & A
                 133               133
Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
BEKERJASAMALAH kamu dalam
             KEBAJIKAN dan TAQWA
       JANGANLAH kamu BEKERJASAMA dalam
             DOSA dan PERMUSUHAN
                  (QS. Al-Ma’idah:2)




Team Building         135
KERJASAMA TEAM
”Kejahatan yang Terorganisir
dapat mengalahkan Kebaikan
yang Tidak Terorganisir…”
APAKAH TEAM ITU ?
Team adalah sekelompok orang yang bekerja
secara bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan bersama yang diinginkan.
Kata Kunci (Keyword) dari “Team” adalah:
 Perlibatan Orang-orang
 Merupakan Kolaborasi
 Memiliki Tujuan yang sama
 Terdiri atas Sejumlah Orang yang memiliki
  Keahlian Berbeda yang dibutuhkan Organisasi
5 TAHAP PEMBENTUKAN TEAM

    Adjourning (tahap Mapan/Sukses)




    Performing (tahap Kinerja Puncak)



    Norming (tahap Pe-norma-an)



    Storming (tahap Badai)



    Forming (tahap Bentukan Awal)
Forming (Bentukan Awal)
Pada Tahapan ini biasanya :
1. Organisasi baru saja dibentuk & Pemimpin baru saja diangkat.
2. Masing masing anggota mencoba saling mengenal dan belum
   ada keterikatan yang jelas diantara para anggota.
3. Dimunculkan unsur pengikat formal yang berupa kesamaan-
   kesamaan dalam suatu team, seperti nama / ciri ciri khusus.
4. Komitmen antar anggota sangat rendah dan masing masing
   baru mempelajari tujuan organisasi.
5. Fungsi dan tugas masing-masing anggota belum begitu jelas.
6. Pimpinan selalu memberikan penjelasan mengenai tujuan-
   tujuan tertentu dari pembentukan team.
Storming (Badai)

Pada Tahapan ini biasanya :
1. Masing masing pihak sudah mulai mengemukakan pendapatnya.
2. Sudah menunjukkan pola kerja dan mulai berani menyampaikan
   pendapat2nya yang biasanya berbeda dengan anggota lainnya.
3. Mulai terjadi benturan pendapat, penolakan sikap, ketegangan
   hubungan, penyesuaian diri & penyesuaian sikap lebih intens.
4. Masing-masing pihak mencari pola atau sikap komunikasi yang
   diperlukan oleh lingkungan intern yang dihadapinya.
5. Kejelasan tugas mulai muncul tetapi masih perlu ada kompromi
   di sana-sini untuk meningkatkan kerjasama dan kemajuan.
Norming (Pe-norma-an)
Pada Tahapan ini biasanya :
1. Sudah tumbuh norma-norma yang diharapkan & diperlukan
   dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan lebih baik.
2. Penyampaian pendapat, sikap dan perilaku sudah dapat
   diterima oleh lingkungan intern.
3. Menuju kepada pola-pola kerjasama yang lebih baik.
4. Konsensus dan kesepahaman sudah mulai terbentuk.
5. Tugas masing-masing anggota team sudah semakin jelas dan
   sudah dapat dipahami dan diterima dengan lebih baik.
6. Keputusan besar sudah bisa dibuat berdasarkan kesepakatan.
7. Para anggota team mulai mendiskusikan cara2 & metode kerja.
Performing (Kinerja)
Pada Tahapan ini biasanya :
1. Kerjasama team sudah terbentuk.
2. Para anggota team sudah mengerti alasan mengapa hal-hal
   tertentu harus dilakukan.
3. Masing-masing anggota team saling berbagi visi-visi mereka
   secara lebih terbuka dan lebih transparan.
4. Sudah terfokus pada pencapaian satu tujuan organisasi.
5. Kadang-kadang masih terjadi perbedaan pendapat akan tetapi
   hal tersebut sudah dapat diselesaikan dengan lebih baik.
6. Tiap anggota team saling mengingatkan anggota team yang lain.
7. Merupakan tahapan untuk berprestasi & berkontribusi sebagai
   pribadi maupun anggota team dlm mencapai tujuan organisasi.
Adjourning (Mapan)
Pada Tahapan ini biasanya :
1. Tahapan untuk penyempurnaan.
2. Kerjasama diperkuat guna menunjang kemajuan, kelanjutan,
   serta pengembangan organisasi.
3. Pekerjaan-pekerjaan dapat diselesaikan dengan sangat baik.
4. Pimpinan memberikan penghargaan kepada anggota team.
5. Para anggota team berbagi pengalaman sukses kepada teman
   sejawat serta tergerak untuk melakukan “benchmarking”.
6. Mencari tantangan baru lainnya utk dipecahkan secara team.
THE WINNING TEAM
      ( aspek-aspek yang membentuknya )

1. KEMAMPUAN DARI SEGI MENTAL &
   INTELEKTUAL YAKNI YG BERKAITAN
   DENGAN KONDISI-KONDISI ATTITUDE
   & APTITUDE (TINGKAT IQ & EQ)

2. PERSONALITY DARI ORANG-ORANG
   YANG TERGABUNG DALAM KERJA-
   SAMA PERAN-PERAN TERSEBUT
HEBAT !
       THE
      WINNER

 CLIMBING  CLIMBER


 HIKINGHIKER


CAMPING  CAMPER
Peran2 Fungsi Anggota Team yang Efektif
Peran2 Fungsi Anggota Team
(sebuah team yang efektif haruslah seperti ini)




            Team                          Shaper
            Worker
                          Linking
           Resource
           Investigator                   Plant


                              Monitor
                              Evaluator
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi
Co-ordinator (Si Koordinator) :
   Kepemimpinannya kuat dan dewasa
   Mampu menentukan arah dengan jelas
   Tegas dalam mengambil keputusan
   Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
   Terbuka untuk menerima masukan
   Memiliki kemampuan komunikasi
   Konsisten (tidak plin-plan)
   Delegator yang baik
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi
Shaper (Si Pendorong) :
 Suka akan tantangan dan dinamis
 Memiliki keteguhan hati untuk
  menyelesaikan hambatan
 Sering dianggap kurang
  mempertimbangkan perasaan orang
 Berpikir secara garis besar/pokok-
  pokoknya saja
 Tidak suka yang terlalu rinci
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi

     Plant (Si Cerdas) :
        Kreatif dan imaginatif
        Intelektualitasnya tinggi
        Daya analisisnya tinggi
        Bisa dan mampu untuk
         menyelesaikan masalah-
         masalah yang sulit
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi
Monitor Evaluator (Si Pengkaji) :
 Sangat bersifat rasional
 Sangat bersifat hati-hati
 Kritis terhadap validitas suatu gagasan
  /ide-ide atau suatu perencanaan
 Strategis, melihat semua kemungkinan
 Memutuskan dengan cepat dan tepat
 Lemah dalam menyampaikan gagasan
  dan hubungan antar pribadi
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi
Implementor (Si Pengimplementasi) :
 Disiplin tinggi dan konservatif
 Kuat dalam memegang aturan
 Mempunyai kemampuan untuk mengatur
  agar sesuatu berjalan dengan tertib
 Nalar & logikanya sangat kuat
 Pekerja keras yang tidak mudah merasa
  bosan ataupun cepat menyerah
 Bisa merubah ide menjadi tindakan nyata
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi
Resource Investigator (Si Penggali Potensi) :
 Semangat kerja sangat tinggi
 Komunikatif dan extrovert
 Memiliki keingin-tahuan yang tinggi
 Mampu menggali potensi dalam team
 Cepat menangkap atau mengembangkan
  peluang-peluang yang ada dan yg terjadi
 Bila tak mendapat tantangan semangatnya
  akan menurun dan mengendur
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi
Team Worker (Si Pekerja Team) :
 Cerdik dan taktis
 Kuat dalam hubungan interpersonal,
  koperatif serta diplomatis
 Pendengar yang baik
 Tidak suka dengan konflik
 Mampu membangun semangat team
 Tidak tegas dalam menentukan pilihan
  bila terjadi perbedaan di dalam team
PERAN-PERAN FUNGSI
Anggota2 Team dalam Organisasi
Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang
dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan
kontribusinya di dalam sebuah team organisasi
Completer (Si Penyelesai) :
 Serius dan hati-hati dalam pekerjaan
 Lebih melihat pada hal-hal rinci/teknis
 Menemukan kesalahan dan kelalaian
 Sangat kaku (rigid) dalam hal menjaga
  ketepatan jadwal dalam tugas-tugas
 Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
 Tidak berani mengambil resiko tinggi
 Suka ragu dalam mengambil keputusan
Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
hardhi.smart.consulting@gmail.com



               IKUTI PELATIHAN
        “PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN”
          Untuk Kesuksesan Karier & Hidup Anda
                       HANYA DI
             HARD-Hi SMART CONSULTING
                  Hubungi Fast Response
                   0878-7063-5053

Please Visit : www.hardhismart-consulting.blogspot.com   61

More Related Content

What's hot

Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Fatchul Wachid
 
kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointMalang
 
Kepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasiKepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasiDadan Raharja
 
Organisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan KepemimpinanOrganisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan Kepemimpinanhattaalwi
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Yodhia Antariksa
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinanEmelia Ginting
 
Kepemimpinan (leadership)
Kepemimpinan (leadership)Kepemimpinan (leadership)
Kepemimpinan (leadership)Rifka arifah
 
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Ayah Abeeb
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanconesti08com
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinanFirdausJuliani
 
High performance leadership
High performance leadershipHigh performance leadership
High performance leadershipUjang Gumilar
 
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa AplikasinyaKepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa AplikasinyaTri Widodo W. UTOMO
 
Membangun Kerjasama yang hebat
Membangun Kerjasama yang hebatMembangun Kerjasama yang hebat
Membangun Kerjasama yang hebatDikri Purnama
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptmaureen07
 

What's hot (20)

kepemimpinan leadership
kepemimpinan leadershipkepemimpinan leadership
kepemimpinan leadership
 
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpoint
 
Pelatihan Membangun Teamwork
Pelatihan Membangun TeamworkPelatihan Membangun Teamwork
Pelatihan Membangun Teamwork
 
Kepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasiKepimpinan dan manajemen organisasi
Kepimpinan dan manajemen organisasi
 
Organisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan KepemimpinanOrganisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan Kepemimpinan
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
 
Gaya gaya kepemimpinan
Gaya gaya kepemimpinan Gaya gaya kepemimpinan
Gaya gaya kepemimpinan
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Kepemimpinan mahasiswa
Kepemimpinan mahasiswaKepemimpinan mahasiswa
Kepemimpinan mahasiswa
 
Kepemimpinan (leadership)
Kepemimpinan (leadership)Kepemimpinan (leadership)
Kepemimpinan (leadership)
 
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership)
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
High performance leadership
High performance leadershipHigh performance leadership
High performance leadership
 
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa AplikasinyaKepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
 
Membangun Kerjasama yang hebat
Membangun Kerjasama yang hebatMembangun Kerjasama yang hebat
Membangun Kerjasama yang hebat
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
 

Similar to Pelatihan Kepemimpinan Lengkap

konsep-kepemimpinan-std.ppt
konsep-kepemimpinan-std.pptkonsep-kepemimpinan-std.ppt
konsep-kepemimpinan-std.pptRama116497
 
Dokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbaruppt
Dokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbarupptDokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbaruppt
Dokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbarupptTamamatun Nisa
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))Riesmapermata1
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...Akmal Dani
 
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.ppt
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.pptDASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.ppt
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.pptsaepul23
 
Teori Kepemimpinan Millata & Sabolah
Teori Kepemimpinan Millata & SabolahTeori Kepemimpinan Millata & Sabolah
Teori Kepemimpinan Millata & Sabolahkelompok5mbs2014
 
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah DaerahKepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
KEPIMPINAN
KEPIMPINANKEPIMPINAN
KEPIMPINANImsamad
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinaniswakil
 
KEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.ppt
KEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.pptKEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.ppt
KEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.pptashrafkhairulAzam
 

Similar to Pelatihan Kepemimpinan Lengkap (20)

Pelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
Pelatihan Kepemimpinan dalam InspeksiPelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
Pelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
 
Leadership theory
Leadership theoryLeadership theory
Leadership theory
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
konsep-kepemimpinan-std.ppt
konsep-kepemimpinan-std.pptkonsep-kepemimpinan-std.ppt
konsep-kepemimpinan-std.ppt
 
Dokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbaruppt
Dokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbarupptDokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbaruppt
Dokumen.tips fungsi tipe-kepemimpinan-terbaruppt
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan (Riesma permata c(1961072))
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.ppt
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.pptDASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.ppt
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN.ppt
 
KONSEP KEPEMIMPINAN
KONSEP KEPEMIMPINANKONSEP KEPEMIMPINAN
KONSEP KEPEMIMPINAN
 
Teori Kepemimpinan Millata & Sabolah
Teori Kepemimpinan Millata & SabolahTeori Kepemimpinan Millata & Sabolah
Teori Kepemimpinan Millata & Sabolah
 
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah DaerahKepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
 
Tipologi kepemimpinan
Tipologi kepemimpinanTipologi kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan
 
Tipologi Kepemimpinan
Tipologi KepemimpinanTipologi Kepemimpinan
Tipologi Kepemimpinan
 
KEPIMPINAN
KEPIMPINANKEPIMPINAN
KEPIMPINAN
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinan
 
Kep Warna(C)
Kep Warna(C)Kep Warna(C)
Kep Warna(C)
 
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan
 
KEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.ppt
KEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.pptKEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.ppt
KEPEMIMPINAN TEORI DAN KONSEP.ppt
 

More from Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

More from Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. (20)

Test Kepribadian Lewat Gambar
Test Kepribadian Lewat GambarTest Kepribadian Lewat Gambar
Test Kepribadian Lewat Gambar
 
Forever Life Management
Forever Life ManagementForever Life Management
Forever Life Management
 
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang MasaManajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
 
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang MasaManajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
 
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap Bilingual ( 2 Bahasa )
 
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak Bilingual (2 Bahasa)
 
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
Contoh Perjajnjian Kerja Tetap ( 2 Bahasa )
 
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
Contoh Perjanjian Kerja Kontrak ( 2 Bahasa )
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 
CONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAPCONTOH JOBDES LENGKAP
CONTOH JOBDES LENGKAP
 
TRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERSTRAINING FOR TRAINERS
TRAINING FOR TRAINERS
 
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)TRAINING OF TRAINERS (TOT)
TRAINING OF TRAINERS (TOT)
 
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAUTEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
TEKNIK PRESENTASI EFEKTIF DAN MEMUKAU
 
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIFTEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF
 
THE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNINGTHE POWER OF LEARNING
THE POWER OF LEARNING
 
TIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENTTIME MANAGEMENT
TIME MANAGEMENT
 
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENTTOTAL CHANGE MANAGEMENT
TOTAL CHANGE MANAGEMENT
 
TEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASITEKNIK PRESENTASI
TEKNIK PRESENTASI
 
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan AndaTeknik Meningkatkan Penjualan Anda
Teknik Meningkatkan Penjualan Anda
 
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi BisnisStrategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
Strategi Membangun Bisnis & Presentasi Bisnis
 

Recently uploaded

Kediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di Kediri
Kediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di KediriKediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di Kediri
Kediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di KediriHaseebBashir5
 
Judul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar Togel
Judul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar TogelJudul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar Togel
Judul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar TogelHaseebBashir5
 
PROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan Malang
PROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan MalangPROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan Malang
PROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan Malangsaka
 
"Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D"
"Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D""Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D"
"Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D"HaseebBashir5
 
Modul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdf
Modul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdfModul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdf
Modul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdfDODDY LOMBARDO, ST, MM, CRP
 

Recently uploaded (6)

20122023-Sosialisasi Juknis RMI-Final.pdf
20122023-Sosialisasi Juknis RMI-Final.pdf20122023-Sosialisasi Juknis RMI-Final.pdf
20122023-Sosialisasi Juknis RMI-Final.pdf
 
Kediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di Kediri
Kediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di KediriKediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di Kediri
Kediritoto: Panduan Lengkap untuk Penggemar Togel di Kediri
 
Judul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar Togel
Judul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar TogelJudul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar Togel
Judul: Mengenal KediriToto: Platform Terpercaya untuk Penggemar Togel
 
PROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan Malang
PROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan MalangPROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan Malang
PROMO, HUB 0822-4470-5247 | Paper Bag Belanjaan Malang
 
"Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D"
"Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D""Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D"
"Menyambut Musim Dingin: Persiapan Menghadapi Winter4D"
 
Modul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdf
Modul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdfModul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdf
Modul Sertifikasi Penilaian RMI Batch II updated 070324 1800.pdf
 

Pelatihan Kepemimpinan Lengkap

  • 2. LEADER Just Go straight Ahead…. And See If Anyone is Following You…?
  • 4. KEPEMIMPINAN “KEMAMPUAN UNTUK MEMPENGARUHI PERILAKU ORANG LAIN ATAU SEKELOMPOK ORANG SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA PERILAKU TERSEBUT MENJADI PENDORONG KUAT BAGI TINDAK-TANDUK YANG POSITIF UNTUK MENCAPAI TUJUAN BERSAMA”
  • 5.  Kemampuan  mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk mencapai tujuan dan sasaran ( Hulser, 2000 )  Suatu proses Aktivitas  mempengaruhi dan mengorganisir orang lain / kelompok  penyusunan dan pencapaian tujuan ( Swanburg & Swanburg, 1999 )
  • 6.  Suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh  saling berhubungan tugasnya ( James F. Stoner )  Yaitu suatu kemampuan untuk memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerjasama dalam suatu kelompok kepemimpinan, agar dapat mencapai tujuan umum (bersama)  Segala hal ikhwal yang bersangkutan dengan pemimpin  menggerakkan, membimbing & mengarahkan orang lain dlm melaksanakan tugas, mewujudkan sasaran yang ditetapkan ( LAN-RI, 1996 )
  • 7. Jadi IMPLIKASI nya, adalah :  Menyangkut Orang lain : Bawahan atau Pengikut  Kesediaan untuk menerima Pengarahan  Pembagian Kekuasaan  tidak sama antara Para Anggota dan Pemimpin  Menggunakan Pengaruh  bagaimana Bawahan mau melaksanakan Tugas-tugasnya
  • 8. ASPEK-ASPEK TERKAIT KEPEMIMPINAN Pemimpin :  Nilai, Keterampilan, Gaya Kepemimpinan Pengikut :  Vital, dapat menolak atau menerima Pemimpin Situasi :  Mempengaruhi Kepemimpinan yang diberikan  Sistem pengawasan, jumlah tugas, tingkat interaksi, tersedianya waktu dalam membuat keputusan Proses Komunikasi :  Model Komunikasi (terbuka atau tertutup), verbal & non-verbal, mempengaruhi suatu kepemimpinan Tujuan :  Organisasi maupun Individu
  • 9. Kualitas Pemimpin ( Curtin, 1989 ) Visibility Flexibility Authority Assistance Feedback
  • 10. KOMPETENSI PEMIMPIN (Murphy & De Back, 1991)  Mempunyai impian ke masa depan  Menguasai dan mampu melakukan perubahan  Mampu menentukan desain dari organisasi  Mau dan mampu untuk belajar & belajar lagi  Mempunyai inisiatif yang besar untuk berbuat  Menguasai interdependensi (Paradigm of We)  Mempunyai integritas dan standar yang tinggi  Mampu mengambil keputusan dengan acuan perspektif yang sangat luas (One Step Ahead)
  • 11. TEORI KEPEMIMPINAN Teori Bakat (Trait Theory) Great Man Theory Setiap orang  adalah Pemimpin (LEADER) Merupakan bawaan sejak lahir dan mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain ( Marqus & Huston, 1998, dalam Nursalam, 2002 )
  • 12. TEORI PERILAKU  Menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang pemimpin menjalankan fungsinya  Perilaku sering dianggap sebagai suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter kepada perilaku demokratik atau fokus pada suatu produksi kepada pegawai
  • 13. CIRI-CIRI PEMIMPIN INTELIGENSIA KEPRIBADIAN PERILAKU Pengetahuan Adaptatif Kemampuan Bekerjasama Keputusan Kreatif Kemampuan Interpersonal Kelancaran bicara Kooperatif Kemampuan Diplomasi Siap siaga Partisipasi Sosial Percaya diri Prestise Integritas Emosi seimbang Independen Tenang
  • 14. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN FORMAL  Diangkat secara resmi berdasarkan Surat Keputusan (SK) resmi  Duduk dalam jabatan tertentu dalam Organisasi dan memiliki Hak-hak dan Kewajiban tertentu  Ciri-cirinya :  Ada Legitimasi  Ada Kekuasaan dan Wewenang yang jelas  Memenuhi Persyaratan Formal  Mendapat Imbalan (reward) atau Penghargaan  Bisa memperoleh Promosi, Demosi ataupun Mutasi  Bisa dikenakan Sanksi dan Hukuman secara Organisasi
  • 15. KEPEMIMPINAN INFORMAL  Tidak diangkat secara Resmi tetapi mempunyai beberapa Keunggulan yang dimiliki  Dapat diterima oleh berbagai Kalangan / Pihak  Ciri-cirinya :  Tidak memiliki Legitimasi  Ditunjuk dan Diakui oleh Kalangan Masyarakat  Belum tentu dapat Dukungan Organisasi Formal  Tidak mendapat Imbalan Jasa secara Nyata  Tidak dapat Dipromosi, Didemosi atau Dimutasi  Tidak memerlukan Persyaratan tertentu secara Formal  Tidak dapat dihukum secara Formal Keorganisasian  Biasanya berdasarkan Status Sosial ybs : keturunan, kekayaan, pendidikan, pengalaman hidup, kharisma, karakteristik keturunan, dan berjasa / tanda jasa
  • 16. Tugas Pemimpin (LEADER) To Choose The Right Actions to be Accomplished:  Memulai  Mengatur  Memberitahu  Mendukung  Menilai/Meninjau  Menyimpulkan
  • 17. Tugas Pengelola (MANAGER) To Accomplish The Chosen Right Actions :  Merencanakan (Planning)  Menyusun (Organizing)  Memilih Orang (Staffing)  Memimpin (Leading)  Mengarahkan (Directing)  Mengendalikan (Controlling)
  • 18. TUGAS KEPEMIMPINAN Tugas Kepemimpinan yang berhubungan dengan Kerja Kelompok adalah :  MEMULAI  MENGATUR  MEMBERITAHU  MENDUKUNG  MENILAI  MENYIMPULKAN
  • 19. TUGAS KEPEMIMPINAN Tugas Kepemimpinan yang berhubungan dengan Kekompakan Kelompok adalah :  MENDORONG  MENGUNGKAPKAN PERASAAN  MENDAMAIKAN  MENGOLAH  MEMPERLANCAR  MEMBUAT ATURAN MAIN
  • 20. GAYA KEPEMIMPINAN Likert  Sistem Otoriter-Eksploratif  Sistem Benevolent-Authoritative  Sistem Konsultatif  Sistem Partisipatif
  • 21. Teori X dan Teori Y  Diktator  Autokratis  Demokratis  Santai Robert House  Directive  Supportive  Participative  Achievement Oriented
  • 22. Paul Hersey & Ken Blanchard  Instruksi  Konsultasi  Partisipasi  Delegasi Ronald Lippits & Rapiph K.White  Otoriter  Demokratis  Liberal atau Laissez Faire
  • 23. Kekuasaan & Wewenang ( GILLIES )  Otoriter  Demokratis  Partisipatif  Bebas Tindak
  • 24. GAYA KEPEMIMPINAN DOMINAN Otokratik Demokratik Paternalistik Kharismatik Laissez Faire
  • 25. OTOKRATIK  Menuntut ketaatan penuh dari anggota / bawahannya  Disiplin kerja tinggi dan kaku, ketaatan dgn rasa takut  Nada keras dalam memberikan instruksi, egois, tidak mau menerima saran, pendapat dan kritik bawahan  Tujuan organisasi identik dgn tujuan pribadi pemimpinnya  Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan pribadi  Kekuasaan tersentralisasi  Membenarkan segala cara untuk tujuan organisasi  Bawahan hanya sebagai alat  Sangat berorientasi pd tugas  Perilaku kekuasaan formal
  • 26. DEMOKRATIK  Peran  sebagai koordinator dan integrator  Pendekatan  holistik dan integratik  Prinsip bahwa perbedaan perlu ada untuk menjamin kelangsungan kebersamaan  Melakukan/memandang bawahan secara manusiawi dan sadar akan kebutuhan bawahan  Mengambil keputusan secara bersama-sama  Dihormati, bukan ditakuti  Menumbuh-kembangkan kreatifitas dan inovasi dari para bawahan  Bertanggungjawab terhadap kesalahan yang diperbuat para bawahan  Memberikan penghargaan bagi prestasi  Mengutamakan kepentingan bersama  Pendelegasian wewenang dan tanggung- jawab dilakukan dgn praktis dan realistis
  • 27. PATERNALISTIK  Rasa hormat pada orang tua dan keteladanan  Sikap melindungi  bawahan takut untuk bertindak  Terdapat pada lingkungan yg tradisional kedaerahan  Persepsi pemimpin dipengaruhi oleh harapan-harapan dari para bawahannya  Harapan bawahan : pemimpin tidak hanya memikirkan / mementingkan diri sendiri saja  Mengutamakan kebersamaan, fokus pada keadilan dan sama rata sama rasa  Pemimpin bersikap kebapakan, hubungan atasan dan bawahan bersifat informal kekeluargaan  Bawahan dianggap belum matang  Pemimpin merupakan sumber informasi yang paling diandalkan  Pengambilan keputusan tanpa harus melibatkan para bawahan
  • 28. KHARISMATIK  Daya tarik untuk memikat dan mampu memperoleh pengikut dalam jumlah yang sangat banyak / besar  Penampilan fisik, usia dan harta bukan merupakan prasyarat  Memiliki kekuatan magis / ajaib / aneh  Mampu menggunakan berbagai gaya kepemimpinan dalam prakteknya
  • 29. Laissez Faire (Membiarkan)  Konsep : organisasi berjalan lancar dengan sendirinya  Berperan pasif dan tidak mau ikut campur tangan  Falsafah : manusia memiliki solidaritas dan kesetiaan  Mempunyai nilai-nilai untuk saling mempercayai  Bersikap pesimis, menganggap para bawahan adalah sebagai rekan kerja  Kepentingan dan tujuan organisasi tetap difokuskan  Pendelegasian sangat ekstensif dan frekuentif  Pengambilan keputusan oleh pimpinan tingkat bawah  Status quo organisasi tidak merasa terganggu  Pertumbuhan dan perkembangan organisasi  para bawahan  Intervensi pimpinan sangat sedikit sekali dan minimal
  • 30. FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN  Kompleksitas Tugas  Ketersediaan Waktu  Besarnya Kelompok kerja  Pola-pola Komunikasi  Tingkat Pendidikan bawahan  Kebutuhan untuk Berprestasi dan untuk Kebersamaan
  • 31. PERILAKU PEMIMPIN Fungsi-fungsi Kepemimpinan  Fungsi yang berhubungan dengan Tugas (task related) atau Pemecahan Masalah  Fungsi yang berhubungan dgn Kelompok (group-maintenace) atau Sosial
  • 32. PERILAKU BAWAHAN Douglas McGregor ( Handoko, 2000 & Nursalam, 2002 ) Menurut Teori X  Manusia pada dasarnya memiliki Sifat Malas  Tidak mempunyai Keinginan  Mendiskriminasikan Tanggungjawab  Fokus dan Peduli hanya pada Diri sendiri  Tidak bisa membedakan antara Kebutuhan Organisasi dengan Kebutuhan Diri Sendiri, serta Rentan terhadap Kebutuhan
  • 33. Menurut Teori Y  Mempunyai kemampuan Fisik dan Mental  Manusia bisa Mandiri  Memiliki Kontrol Diri dalam mencapai Tujuan Organisasi  Cepat dalam Belajar bila memang Berminat  Tidak hanya Menerima atau Menuntut, tetapi bersedia Bertanggungjawab dan Kreatif
  • 34. Ouchi, 1981 berdasarkan Teori X & Y mengembangkan Teori Z (Nursalam, 2002) Teori X Teori Y Teori Z  Menghindari pekerjaan jika  Senang untuk bekerja  Menekankan pada teori ada kesempatan  Mandiri humanistik  Tidak senang bekerja, tetapi  Mempunyai tanggung  Fokus : motivasi yang lebih harus diarahkan jawab, kreatif dan bisa kepada faktor manusia untuk  Hanya punya sedikit ambisi berkembang meningkatkan kepuasan kerja  Menghindari tanggungjawab  Menggunakan pendekatan dan hasil produksi  Memerlukan ancaman untuk ilmiah  Karakteristik : Pengambilan memotivasinya  Memerlukan supervisi keputusan secara bersama  Memerlukan supervisi ketat seperlunya  Masa kerja lama : promosi  Berminat membantu jabatan lambat / bertahap  Dimotivasi dengan hukuman dan hadiah menyelesaikan masalah  Supervisi secara tidak langsung orang lain  Menekankan pada pendekatan holistic / spiritual
  • 35. LEADER MUST HAVE 1. Energy 2. Energized Power 3. Edge/Bound 4. Execution
  • 36. HOW TO PERSUADE OTHERS ? 1. Know Your Power Focus on your strong value, eliminate your weakness 2. Convince Yourself Make yourself feel comfortable before you convince others 3. Visualize Make a strong description of what you want to do/be 4. Affirmative Be sure of you think already set in your mind. State! 5. Use The Convincing Words Magnify your strong point to be delivered 6. Involved Your Arsenal Non verbal communication to emphasize your words
  • 37. Influence Your Environment Add POSITIVE Behavior ! REPLACE THE BAD HABITS with THESE : • Spread a SMILE around • Sprinkle some “+” on the “-” • Focus on the good of each day • Stay out of the “feeding frenzies” • Say “please” and “thank you” • Practice EMPATHY • Evaluate YOUR BEHAVIOR • Never miss an opportunity to complement BEHAVIOR
  • 38. FAKTOR Mempengaruhi 2 KEPEMIMPINAN Kepemimpinan dapat dipengaruhi oleh Faktor-faktor sebagai berikut :  FAKTOR YANG BERASAL DARI DALAM (INTERNAL) DIRINYA SENDIRI  PANDANGAN SESEORANG TERHADAP /TENTANG DIRI MANUSIA  KEADAAN/KONDISI DARI KELOMPOK ORANG-ORANG YANG DIPIMPINNYA
  • 39. MENYEMPURNAKAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN :  MEMBUTUHKAN BAKAT TERTENTU  BUKAN SUATU ANUGERAH YANG JATUH / DATANGNYA DARI LANGIT  DAPAT DICIPTAKAN ATAU DILATIH  MEMERLUKAN UMPAN BALIK DARI ORANG-ORANG YANG DIPIMPINNYA
  • 40. EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN DAPAT DIUKUR DARI : Kemampuan dan Kemahiran dalam mengambil suatu keputusan yang Rasional, Logis, Realistis & Fragmatis KEPUTUSAN YANG BAIK HARUS DILIHAT DARI SEGI : Pertama : MUTUNYA Apakah secara Objektif tepat dalam rangka Mencapai Tujuan Organisasi / Kelompok ? Kedua : PENERIMAAN KEPUTUSAN OLEH ORANG2 YANG TERLIBAT DALAM PEMBUATANNYA, UNTUK MELAKSANAKAN KEPUTUSAN TSB
  • 41. KOMUNIKASI “Proses penyampaian Pesan dari komunikator ke komunikan melalui saluran/media dengan harapan mendapatkan Umpan balik”
  • 42. Pengertian Komunikasi Upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi dsb, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain “To m ak e opinions, feelings, inform ation, etc, to be k now n and understood by The Others” (Longman) Kemampuan untuk mengungkapkan keinginan, ide, perasaan, pikiran atau pendapat seseorang sehingga dapat mengerti dan dimengerti oleh orang lain.
  • 43. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI  Komunikator / sender / pengirim pesan  Pesan / obyek komunikasi / messages  Channel / saluran / media / sarana  Komunikan / reciever / penerima pesan  Respons Pesan Komunikator Media Komunikan Respon/feedback
  • 44. Unsur2 Dalam Komunikasi Ada 5 Unsur dalam Komunikasi yaitu : 1. Siapa = Komunikator (sumber) : adalah individu tertentu atau kelompok yang mengirimkan pesan atau informasi kepada individu/kelompok lain. 2. Mengatakan Apa = Pesan : adalah informasi atau maksud yang disampaikan atau dikirimkan. Pengirimannya bisa memakai pesan verbal (kata-kata) maupun non-verbal (isyarat, tanda, dsb).
  • 45. 3. Kepada Siapa = Komunikan (penerima) : Individu atau kelompok tertentu yang merupakan sasaran pengiriman pesan (pada orang tua/dosen, teman/anak kecil) 4. Melalui Saluran yang mana = Saluran/Media : Adalah alat untuk membawa pesan dari sumber ke penerima (telp/hp, radio, tv, internet) 5. Dengan Dampak Apa = Dampak / Tujuan : Adalah akibat dari suatu proses komunikasi. Dampak komunikasi umumnya terbagi atas dampak kognisi (pengetahuan), afeksi (perasaan) dan konasi (perilaku)
  • 46. Fungsi Komunikasi  Mencapai pengertian satu sama lain  Membina kepercayaan  Mengkoordinasikan tindakan  Merencanakan strategi  Melakukan pembagian pekerjaan  Berbagi rasa (sharing)
  • 47. Prinsip-Prinsip Komunikasi  Komunikasi bersifat timbal balik. Antara pengirim dan penerima saling bertukar pesan.  Komunikasi bersifat simbolik. Ketika kita berkomunikasi kita menggunakan simbol-simbol (bahasa) yang sangat berpengaruh terhadap makna / inti pesan yang ingin / mau disampaikan.  Komunikasi mengenal konteks orang, tempat & waktu. Berkomunikasi dengan orang tua, atasan, berbeda dengan berkomunikasi dengan teman, anak kecil. Berkomunikasi di tempat kerja berbeda dengan komunikasi di tempat- tempat umum lainnya. Menyampaikan suatu pesan memerlukan timing /moment (saat) yang tepat.
  • 48. JENIS-JENIS KOMUNIKASI Komunikasi Satu Arah Komunikasi Dua Arah Komunikasi Publik
  • 49. KOMUNIKASI SEBAGAI MODAL UTAMA UNTUK BERINTERAKSI PROSES KOMUNIKASI Aliran Pesan (Message Flow) PENGIRIM PENERIMA PESAN PESAN Communicator DISTORSI Communicatee ( SENDER ) ( RECEIVER ) Aliran Umpan Balik (Feedback Flow)
  • 50. Aspek-aspek Komunikasi Verbal Vocal Non-Verbal
  • 51. Unsur Komunikasi Non-Verbal  Tatapan Mata  Mimic (Ekspresi Wajah)  Gesture (Gerak Tangan)  Posture (Posisi Tubuh)  Gerakan Kepala  Gerakan Badan
  • 52. HAK & TANGGUNGJAWAB dalam BERKOMUNIKASI RIGHTS RESPONSIBILITIES 1. You have the right to be treated 1. You have the responsibility to with respect. treat others with respect. 2. You have the right to have and 2. You have the responsibility to express your own opinions. listen to the opinions of others. 3. You have the right to ask for what 3. You have the responsibility to you need and want in order to be acknowledge and address the effective. needs of others. 4. You have the right to set 4. You have the responsibility to reasonable limits. respect the limits and boundaries of others.
  • 53. KOMUNIKASI PADA ERA Information & Communication Technology (ICT) sekarang Jaringan Interkoneksi (Internet) Surat Elektronik (E-mail) Konferensi Video (Video Conference) Jaringan Komputer Area Lokal (Local Area Network Computing) Komunikasi Bergerak (Mobile Telecommunication)
  • 54. Communication Techniques FOR PROBLEM SOLVING 1. To the person involved in the problem :  Relate the facts  Give your interpretation of them  Explain how you feel about it 2. Listen to their response :  How does the other person feel, see, interpret ? 3. Questions to ask :  Is it possible to change the situation or to compromise ?  If the situation can not be changed, can you / other person accept it ? 4. When a solution is agreed upon by both parties, either through a willingness to change on one person’s part or through a compromise by both parties, put the agreement in writing so that both are aware of the terms of the agreement. 5. Expect improvements to happen in small increments. During the early stages encourage changes with positive feedback, avoid criticism for falling short. 6. When you know the person is capable of keeping their agreement and they continue to break it, state the consequences and most importantly follow through !
  • 55. Gaya Komunikasi Passive Assertive Aggressive Merasa diri Merasa diri Merasa diri tidak OK, dan OK dan OK, tetapi orang lain orang lain OK orang lain OK tidak OK Assertive Communication : Direct, Honest, Respectful
  • 56. Gaya Komunikasi Asertif  Tegas secara sederhana berarti mampu secara aktif menyatakan gagasan, harapan, ataupun perasaan, baik yang positif atau negatif secara langsung dan apa adanya, tanpa menyerang atau merugikan orang lain  Menghargai hak orang lain utk menyampaikan gagasan atau pendapat untuk didengarkan dan diperlakukan dengan penuh hormat serta untuk berbeda pendapat dan pandangan
  • 57. Freedom Stimulus to Response Choose Self- Awareness Independent Will Imagination Conscience PROACTIVE MODEL
  • 58. High Lose-Win Win-Win CONSIDERATION Lose-Lose Win-Lose Low Low High COURAGE
  • 59. CARA MEMBANGUN Keberanian & Sikap Percaya Diri 1. Yakin pada Kemampuan Diri Sendiri 2. Mampu / Bisa Menyesuaikan Diri 3. Selalu Mengembangkan Potensi Diri 4. Mengemukakan Ide-ide dan Pendapat 5. Bersikaplah secara Assertive (Tegas)
  • 60. HOW TO PERSUADE OTHERS  Know Your Power Focus on your strong value, eliminate your weakness  Convince Yourself Make yourself feel comfortable before you convince others  Visualize Make a strong description of what you want to do/be  Affirmative Be sure of you think already set in your mind. State !  Use the Convincing Words Magnify your strong points to be delivered  Involve Your Arsenal Non verbal communication to emphasize your words
  • 61. LEVELS OF COMMUNICATION High Synergistic (Win-Win) TRUST Respectful (Compromise) Defensive (Win-Lose / Lose-Win) Low Low COOPERATION High
  • 62. BEBERAPA KOMUNIKASI YANG DILAKUKAN DALAM KANTOR 1. Rapat (Meeting) 2. Rapat Kecil (Briefing) 3. Diskusi (Discussion) 4. Telepon (Telephone) 5. Memo (Disposition) 6. Surat Elektronik (E-Mail) 7. Faksimili (Facsimile)
  • 63. MEETING MEMUJI Untuk memotivasi orang lain, PUJILAH secara Wajar & Spesifik atas apa-apa yang telah dikerjakan dengan sangat baik. MENGERITIK  Lakukan secara Positif dan Konstruktif.  Sebaiknya dibicarakan dahulu di luar rapat dengan ybs, supaya ybs dapat menyiapkan jawaban & “Tidak Kehilangan Muka”.  Tujuannya agar Tercapai Sasaran, bukan untuk Menjatuhkan. MENGUSULKAN  Persiapkan Rancangan secara Matang dan Jelas, lengkap dengan data-data pendukungnya.  Komunikasikan dulu dengan pihak-pihak terkait dan orang- orang kritis (Vocal) yang akan ikut serta dalam rapat untuk mendapat dukungan.
  • 65. Apa itu Rapat ? interaksi antara 2 orang atau lebih secara bersama-sama untuk melakukan koordinasi dari berbagai peran dan fungsi dalam organisasi dalam mencapai tujuan bersama
  • 66. Mengapa harus Rapat ? 1. Distribusi dan pertukaran informasi dengan cepat 2. Membutuhkan keputusan yang cepat dan tidak ada waktu untuk mengerjakan fungsi di dalam organisasinya 3. Informasi yang didapat dari orang-orang sama 4. Memerlukan prespektif yang berbeda, serta perlu brainstorming dari persoalan yang terjadi 5. Pemecahan masalah, kerjasama, koordinasi 6. Mencari komitmen bersama
  • 67. Siklus Rapat Setelah Sebelum Rapat Rapat • Tujuan • Agenda Saat • Undangan Rapat • Aturan • Persiapan
  • 68. Persiapan Rapat  URGENSI RAPAT: Mengapa diperlukan rapat  TUJUAN RAPAT: Spesifik, Koordinasi, Keputusan  PESERTA RAPAT: Jumlah peserta Vs Jenis masalah, Undangan, Kontribusi peserta  WAKTU RAPAT: Kehadiran, Jadwal (mulai dan akhir), Alokasi waktu  AGENDA RAPAT: Rutin / Non-Rutin, Tertulis, Jelas, Spesifik, Rentang Kendali  PERSIAPAN PESERTA: Siapkan Materi/Bahan, Konsep 80 % - 20%, Lokasi, Space  PERSIAPAN SARANA: Laptop, Projector, ATK, Bahan lain  KEHADIRAN: Pimpinan, Wakil Unit Kerja, Waktu, Notulen
  • 69. Rapat Tidak Efektif, Bila :  Rapat Rutin tanpa Agenda (goal)  Tidak ada Pembahasan yang Spesifik  Tidak ada Tujuan yang ingin Dicapai  NATO, Floating, tidak ada Keputusan  Ada Pihak ketiga yang Mengaburkan  Tidak ada Mekanisme dalam rapat  Manajemen Konflik yang Lemah  Interest Peserta yang sangat Kurang  Individu-individu yang Mendominasi
  • 70. Model Rapat yang Efektif Step 1: Pembukaan Rapat Step 2: Review Kegiatan yang lalu Step 3: Pembacaan Agenda Rapat Step 4: Pembahasan ISI Rapat Step 5: Kesimpulan & Keputusan Step 6: Penutup
  • 71. Mengapa Perlu Agenda ? Menentukan siapa Pemimpin rapat Menentukan para Peserta rapat Menentukan Unit Kerja yang terlibat Menentukan Tujuan dengan jelas Persiapan Tempat, Waktu dan Sarana Untuk koordinasi & Pengorganisasian
  • 72. Peran Pemimpin Rapat Menentukan Agenda Rapat Mengatur Arah dan Tujuan rapat Menjadi Moderator / Penengah Menunjuk siapa yang boleh bicara Mengelola Waktu dengan Efisien Menarik Kesimpulan dari rapat Membuat Notulen / Catatan Memantau Tindak-lanjut
  • 73. Ingatlah : M.A.P.S. Agar Rapat menjadi Efektif  Materials  Agenda  People  Space
  • 74. Menutup Rapat Menyatakan Kesimpulan (ataupun hasil dari kesepakatan) Penugasan pada Masing-masing Menentukan Tindak-lanjut Meng-Agendakan rapat berikutnya (bila memang diperlukan)
  • 75. Mengapa Rapat tidak Efektif ? Mengulang-ulang masalah yang timbul Tidak menaati tata tertib agenda rapat Tidak ada keputusan yang diambil Banyak argumentsi tidak berorientasi solusi Banyak interupsi yang tidak perlu/penting Kepentingan pribadi yang sangat dominan Pihak yang kompeten tidak hadir dalam rapat Wakil unit tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan (hanya sebagai boneka)
  • 76. BRIEFING BRIEFING merupakan rapat singkat, dimana gagasan dikomunikasikan untuk dilaksanakan. Tanya jawab dilakukan hanya untuk memperjelas gagasan dan mengantisipasi hambatan BUKAN untuk membahas pokok gagasan.  Rundingkan dulu dengan para pelaku utama guna mendapat masukan awal.  Siapkan Catatan / Media Presentasi tertulis sesuai dengan kompleksitas pokok gagasan.  Kaitkan Pokok Gagasan dengan hal-hal yang sudah dipahami oleh pelaku.  Jelaskan Manfaat bagi pelaku, untuk memotivasi pelaksanaannya.  Uraikan Ukuran Keberhasilan (Critical Success Factor) nya.
  • 77. DISKUSI Membahas gagasan / masalah dalam kelompok kecil atau secara perseorangan secara informal. Diskusi dapat merupakan persiapan untuk MEETING, BRIEFING atau bagian dari pelaksanaan tugas / konteks pembicaraan lain yang lebih serius (mis: coaching – appraisal).  Pahami kerangka berpikir dari mitra diskusi kita, karena pada dasarnya inti gagasan HARUS dipahami oleh semua pihak.  Tergantung keseriusan Diskusi, kurangilah kemungkinan terjadinya INTERUPSI yang mengganggu.  Diperlukan keseimbangan kemampuan dalam hal : menyampaikan pendapat, bertanya untuk menggali informasi, memahami yang tersurat dan tersirat, serta membuat kesimpulan bersama.
  • 78. JAGA HUBUNGAN dengan ANAK BUAH, sehingga ia merasa RILEKS bila DIAJAK BERKOMUNIKASI :  Bila MENGERITIK kombinasikan dengan PUJIAN.  Bila INGIN MENEGUR, pahami dulu MENGAPA penyimpangan / kesalahan tsb TERJADI.  Bila INGIN BERDISKUSI, BERITAHUKAN LEBIH DAHULU beberapa saat sebelumnya, sehingga ia LEBIH SIAP untuk diajak diskusi.  Usahakan Anak Buah SELALU TERMOTIVASI, bukan merasa SEMAKIN BODOH & KEHILANGAN PERCAYA DIRI, terutama setelah pembicaraan.
  • 79. Pada dasarnya, kolega punya banyak KONTRIBUSI mendukung KESUKSESAN. Jadi Sasaran Komunikasi adalah untuk MEMBERI dan MENDAPAT DUKUNGAN, disamping juga komunikasi untuk membangun Corporate Team Building.  PAHAMI MASALAH-nya, apa yang dapat dilakukan untuk membantu. Dengan demikian, ia juga akan memahami masalah kita dan akan senantiasa memberi dukungan.  Kembangkan kemampuan EMPATI, bukan hanya sekedar SIMPATI.  Bila ingin memberikan UMPAN BALIK (kritik), kondisikan agar ia mengharapkan itu. Bila tidak maka akan sia-sia karena umpan balik yang diberikan TIDAK EFEKTIF.  Hati-hati dalam HAL MEMBANTU, salah-salah malah terkesan mau ikut campur (INTERVENSI).
  • 80. Berkomunikasi dengan pihak-pihak di luar perusahaan hampir sama dengan rekan kerja, hanya saja ada pengecualian untuk topik-topik pembicaraannya “PIHAK LUAR bisa menjadi SUMBER INFORMASI yang diperlukan”  Miliki NETWORK denga Pihak Luar sehubungan dengan bisnis / profesi kita, untuk UPGRADE KNOWLEDGE maupun untuk BENCHMARKING (mis: menjadi anggota kelompok bisnis / profesi).  Kembangkan RASA PERCAYA DIRI dan KETERAMPILAN BERBICARA dengan orang-orang yang belum dikenal (mis: di pesta, pertemuan, seminar, kereta api, pesawat, dll).  Temukan HAL-HAL RINGAN yang membuat ia bangga atau mau berbicara (mis: humor / lelucon).  Gantilah TOPIK PEMBICARAAN bila ia terlihat kurang antuasias atau kurang menyenangi.  Pastikan untuk SELALU MEMBAWA KARTU NAMA untuk sosialisasi.  Terhadap MITRA KERJA (supplier, agency, dsb) pastikan SUASANA SETINGKAT (Se-Level), hindari Rasa Superior sebagai Pemberi Order.
  • 81. Berkomunikasi dengan Pelanggan pada hakekatnya sama dengan KOLEGA atau PIHAK LUAR, namun HARUS ditambahkan dengan Kemampuan untuk MENDENGAR SECARA AKTIF 8 LANGKAH MENDENGAR AKTIF :  Hargailah Pelanggan.  Dengarkan Pada Apa Yang Tersirat.  Berusahalah untuk mendengar Hal Yang Sebenarnya.  Batasilah Waktu Bicara Anda.  Hindari Kecenderungan Berpikir mengenai apa yang akan Anda katakan setelah Pelanggan berhenti bicara.  Pahami Sudut Pandang Pelanggan.  Ulangi Komentar-komentar Pelanggan untuk membuat mereka tahu bahwa Anda telah mendengarkan apa yang mereka katakan.  Jangan Mencatat terlalu banyak selama mendengarkan, karena akan memutuskan perhatian dengan pelanggan.
  • 82. TELEPON  Bila pembicaraan diperkirakan lebih dari 3 menit, pastikan mitra bicara punya cukup waktu untuk itu (mis: tidak sedang menerima tamu / rapat, tidak sedang mengerjakan sesuatu yang sangat mendesak, dsb).  Bila memerlukan komentar atas suatu gagasan yang kompleks, hendaknya mengirimkan konsep tertulis lebih dahulu (seperti : email, fax, dsb).  Kenalilah tanda-tanda turunnya antusiasme / konsentrasi dari mitra bicara, karena mungkin ada sesuatu yang tiba-tiba menyita perhatiannya selama pembicaraan di telepon.  Bila anda terpaksa mengakhiri / memutuskan pembicaraan dikarenakan sesuatu hal yang mendadak sementara mitra bicara masih asyik berbicara, katakana anda akan meneleponnya kembali utnuk melanjutkan pembicaraan.  Bila anda merasa pokok pembicaraan yang diajukan mitra bicara anda terlalu kompleks / terlalu penting untuk diselesaikan lewat telepon, usahakan bertemu langsung.
  • 83. MEMO MEMO adalah bentuk surat yang sangat sederhana yang kadang-kadang dapat berbentuk DISPOSISI, CATATAN KECIL DI SEBUAH SURAT, atau MEMO yang lebih Resmi  Usahakan isi memo dapat dipahami penerimanya, karena merupakan konfirmasi dari pembicaraan sebelumnya.  Hindari terjadinya POLEMIK MEMO, selesaikan secara lisan, lalu buat konfirmasi.  Hati-hati dengan CC, karena ada orang yang TIDAK SUKA bila anak buahnya mendapat CC dari Memo yang ditujukan kepadanya (terutama untuk hal-hal yg anak buah belum perlu/tidak boleh tahu).  Ingat : Memo 1 halaman akan mendapatkan perhatian lebih dulu daripada Memo yang berlembar-lembar !  Buatlah Memo se-sistematis mungkin sehingga mudah dipahami oleh si penerima (mis: pakai system point, sub judul, kutip / garis bawah, dsb).
  • 84. E-MAIL E-MAIL sangat fleksibel untuk sesuatu yang sangat Formal (mis: surat resmi, memo, dll) maupun Informal (pengganti telepon)  Hati-hati dengan Topik yang bersifat SENSITIF atau RAHASIA karena E-Mail dapat di Forward ke mana saja termasuk merubah- rubah isinya.  KERAHASIAAN-nya mudah DIBOCORKAN !  Untuk berita-berita / topik-topik PENTING, dapat dibuat HARD COPY supaya dapat dipakai sebagai referensi.  PAHAMI KODE ETIK dan EKSPRESI E-MAIL, seperti pemakaian Huruf Besar / Simbol-simbol Ungkapan.  Kadang-kadang PERLU JUGA dikonfirmasi dengan TELEPON bila tidak ada tanggapan dari penerimanya.
  • 85. FACSIMILE Di tengah kemajuan teknologi informasi ini, masih ada orang yang beranggapan bahwa : FAX adalah DOKUMEN SEMENTARA yang HARUS DISYAHKAN dengan menunjukkan SURAT ASLI nya.  Untuk itu kita harus memahami dulu persepsi penerimanya.  Pastikan Fax yang penting telah dikirim / diterima dengan baik.  Masalah yang umum terjadi dengan Fax adalah : adanya distorsi transmisi pada beberapa kalimat. Teleponlah penerima / pengirim untuk me-rekonfirmasikannya.  Ingat : Fax merupakan alternatif bertelekomunikasi yang ekonomis yang akan mempercepat pembicaraan dengan telepon untuk komunikasi selanjutnya, HANYA APABILA Si Penerima Fax telah mempelajari isinya sebelum bertelepon.
  • 86. INTERPERSONAL COMMUNICATION BARRIERS Filtering Culture Emotions Language Interpersonal Information Communication Overload Defensiveness
  • 87. DISTORSI Hambatan Komunikasi SAMPLE BARRIERS IN COMMUNICATION  FISIK, dapat berupa : > Jarak (Jauh-Dekat) > Usia (Tua-Muda, Besar-Kecil) > Jenis Kelamin (Pria-Wanita) > Keterbatasan (Tuli-Bisu-Buta) > Sarana (Telepon, Fax, Internet, E-Mail)
  • 88. SAMPLE BARRIERS IN COMMUNICATION  SEMANTIK, dapat berupa : > Bahasa Verbal (Sunda, Jawa, Batak, dsb) > Level Pendidikan (SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, S3)  PSIKOLOGIK, dapat berupa : > Atasan Vs Bawahan > Orang Tua Vs Anak-anak > Gembira Vs Sedih > Tergesa Vs Santai > Tertekan Vs Rileks > Good Mood Vs Bad Mood
  • 89. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran dalam Berkomunikasi  Pengetahuan  Pengalaman  Intelegensi  Kepribadian  Budaya  Biologis (kelainan mulut, gagap, cadel)
  • 90. Hambatan2 dalam Berkomunikasi yang Efektif 4 Hambatan Utama dalam Komunikasi  Hambatan Proses : Terdiri dari Hambatan pengirim, hambatan encoding, hambatan pesan, hambatan media, hambatan decoding, hambatan penerima, hambatan renspon balik.  Hambatan Pribadi & Psikis : Meliputi Kemampuan efektif berkomunikasi, cara dalam memproses dan membaca informasi, Tingkat kepercayaan diri antar pribadi.  Hambatan Fisik : Adanya Keterbasan fisik dan jarak  Hambatan Semantik : Menunjukkan kesalahan proses encoding dan decoding di dalam Berkomunikasi.
  • 91. Hambatan-hambatan dalam MENDENGARKAN  Sibuk dengan diri sendiri  Sibuk dengan masalah-masalah eksternal  Asimilasi (kecenderungan merekonstruksi pesan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sikap, prasangka, kebutuhan, nilai diri, dsb)  Faktor Kawan / Lawan dan Arogansi Pribadi  Mendengar yang diharapkan (hanyut dalam pesan pembicara, tidak mendengarkan apa yang dikatakan melainkan mendengarkan apa-apa yang diharapkan)
  • 92. Waktu yang dipergunakan Untuk Mendengarkan Mendengarkan Penelitian Barker (1980) 53 % Mendengarkan adalah proses aktif 17 % Membaca menerima 16 % Berbicara rangsangan 14 % Menulis (stimulus) telinga. Mendengarkan adalah Penelitian Rankin (1928) keterampilan yang 45 % Mendengarkan sangat penting, tetapi 30 % Berbicara pada umumnya kita 16 % Membaca memiliki keterampilan 9 % Menulis yang amat buruk.
  • 93. Ciri-ciri Berkomunaksi yang Tidak Efektif  Penyampaian secara bertele-tele  Penyampaian dengan malu-malu  Penyampaian dengan marah-marah  Maksud yang disampaikan tidak jelas  Maksud pesan yang tersembunyi  Non-Verbal yang tidak jelas  Komunikasi secara satu arah  Tidak tanggap (responsif)  Tidak nyambung  Tidak terbuka
  • 94. Komunikasi yang Efektif 7% Kata-kata 55% BahasaTubuh 38% Nada Suara (Mechribian dan Ferris)
  • 95. KERANGKA BERPIKIR (Frame of Reference) KERANGKA KERANGKA BERPIKIR KESAMAAN BERPIKIR SI KERANGKA SI PENGIRIM BERPIKIR PENERIMA PESAN PESAN KOMUNIKASI SEMAKIN EFEKTIF APABILA AREA KESAMAAN KERANGKA BERPIKIR SEMAKIN LUAS
  • 96. EFFECTIVE HABITS Desire (want to) HABITS Skills (how to)
  • 97. Knowledge ~ Skill ~ Attitude Knowledge + Personal Effective Professional Effectiveness communication Skill Skill Attitude
  • 98. Knowledge . . Skill TAHU MAMPU MAU . Attitude
  • 99. Q : Why Must ATTITUDE ? Attitude A : To Keep Us Stay There EVERLASTING TIME Skill Q : Why Must KNOW HOW ? Knowledge A : To Help Us to Reach LEADING POSITION HIERARKHI KOMPETENSI MANFAAT KOMPETENSI
  • 100. PENDELEGASIAN WEWENANG Seorang Pimpinan / Atasan tidak mungkin dapat melakukan sendiri semua Pekerjaan dalam rangka Pencapaian Tujuan Organisasi karena mempunyai keterbatasan-keterbatasan, selain Keterbatasan Fisik juga Keterbatasan di bidang Pengetahuan & Kemampuan. Oleh karena itu dengan adanya keterbatasan-keterbatasan tersebut maka diperlukan adanya Pendelegasian Wewenang kepada orang lain (cq. Bawahan) guna memungkinkan organisasi dapat bergerak Serentak dan Terpadu dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Proses Pendelegasian Wewenang ini selalu dimulai dari Atas ke Bawah (top-down) dan berjalan setingkat demi setingkat sampai kepada tingkat yang paling rendah dalam suatu Struktur Organisasi.
  • 101. Dalam proses Pendelegasian Wewenang dari Atasan kepada Bawahan (menurut W.H. NEWMAN) ada 3(tiga) Hal yang terjadi, yaitu : 1. Melimpahkan Tugas-tugas tertentu untuk dilaksanakan dan dikerjakan oleh Bawahan (subordinates). 2. Memberikan izin kepada Bawahan untuk : “membuat perjanjian, menggunakan sumber-sumber yang tersedia, serta pengambilan keputusan atau tindakan tertentu dalam batas wewenang yang diberikan kepadanya”. 3. Menciptakan (secara otomatis) tanggungjawab bagi Atasan yang memberi Wewenang untuk melaksanakan Tugas tersebut dengan Penuh Tanggungjawab serta Memuaskan Si Pemberi Wewenang (delegator).
  • 102. DELEGATION Means (berarti) :  to entrust to another (memberi kepercayaan kepada orang lain)  to appoint as One’s representative (mengangkat seorang wakil)  to assign authority & or duties (melimpahkan tugas &/ wewenang)
  • 103. BARRIERS (Hambatan2)  You, The Superior (as Delegator):  I can do it better  I will lose my C-A-P (Control-Authority-Power)  I lack confidence in my people  Delegate to the busy employee  Your Subordinates (as Delegatees):  Lack of competence  Avoidance of responsibility  Fear of risk or punishment for mistakes, work- overload, no reward expected  The Situation (as Environment):  Downsizing
  • 104. REASONS FOR DELEGATING Direct results : Getting the job done (penyelesaian pekerjaan) Development : Helping employee acquire greater skills (membantu karyawan meningkatkan keterampilannya) Evaluation : Observing an employee’s performance (mengamati kinerja karyawan/bawahan)
  • 105. DELEGATION SKILLS 1. Be Open – terbuka terhadap perubahan, dan percaya bahwasannya bawahan Anda memiliki sumber-sumber daya yang belum secara optimal dimanfaatkan, dan Anda memiliki kapabilitas untuk itu ! 2. Understand Your People – sudah waktunya untuk mengetahui bahwa setiap orang di dalam team Anda berbeda satu dengan lainnya tetapi memiliki kesamaan keinginan untuk bekerja dengan lebih baik. 3. Recognize Possibilities – dengan selalu menyempatkan diri untuk mengetahui lebih banyak apa yang sedang terjadi di sekeliling Anda maka Anda akan mulai tahu Apa, Siapa & Bagaimana Probabilitanya. 4. Have Crystal Clear Outcomes – nyatakan secara spesifik harapan- harapan Anda (baik hasilnya maupun skala waktunya) & sampaikan serta komunikasikanlah hal itu dengan baik. 5. Provide Space – yakinkan diri Anda bahwa Anda selalu siap sedia mendukung bawahan Anda sebagaimana Anda telah memberi ruang yang cukup dalam hal pendelegasian tugas-tugas kepada mereka.
  • 106. 6. Let Them Decide 'How' – berikan harapan-harapan yang jelas serta aturan-aturan yang membumi, lalu biarkan anak buah Anda memikirkan dengan kepalanya tentang “bagaimana” melaksanakannya dengan baik. 7. Celebrate Success – pujian dan pengenalan anak buah Anda akan membuat Anda mampu memperoleh “sesuatu” yang Lebih dari bawahan Anda di masa depan karena hal ini akan memelihara anak buah Anda untuk memenuhi keinginan-keinginan Anda yang lebih banyak lagi. 8. See Succession Planning Opportunities – Anda memiliki orang-orang yang mampu yang dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Lalu Di mana Anda menempatkan kesempatan itu untuk masa depan ? Serta bagaimana kemungkinan-kemungkinannya ? 9. Leave No Task, No Opportunity or No-One Out of Scope – tantanglah diri Anda untuk menghilangkan anggapan bahwa : “Tidak ada satupun bawahan sebagai Calon yang layak untuk pendelegasian” serta “Tidak ada satupun kegiatan / pekerjaan yang dapat didelegasikan” dari Anda. 10. Use Your Freed Time Dynamically – apa yang dapat Anda lakukan /kerjakan sekarang dibandingkan sebelum Anda mendelegasikannya. Bagaimana Anda dapat menggunakan waktu luang tersebut guna mempercepat kemajuan (progress) ?
  • 107. THE METHODS (Cara2nya)  Be well planned (rencanakan dengan baik)  Protect self esteem (jaga harga diri)  Be timing oriented (orientasi pada ketepatan waktu)  Be improvement oriented (orientasi pada peningkatan)  Be interactive (bersifat interaktif – jangan pasif !)  Communicate the helping spirit (berikan semangat yang mendorong/membantu proses pendelegasian)
  • 108. WHAT NOT TO DELEGATE ?  Personnel and confidential matters  Policy making Crises  Development of those who report directly to you  Assignments that your boss asked you to complete them yourself personally
  • 109. Dalam melakukan Pelimpahan Wewenang dari Atasan kepada Bawahan, ada hal-hal yang Perlu diperhatikan, diantaranya : 1. Tanggungjawab Tidak Boleh Didelegasikan Bahwa dengan melimpahkan wewenang, seorang Atasan harus tetap memikul tanggungjawab yang diembannya apabila Si Penerima wewenang tersebut menyalahgunakan atau melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya.
  • 110. CONTOH Si A mendelegasikan wewenang kepada Si B dalam hal Pengurusan Keuangan yaitu diantaranya : Mencari Dana, Menyimpan Dana, Mengeluarkan Dana, serta Mencatat & Membukukannya. Kemudian Si B mendelegasikan sebagian wewenang tersebut kepada si C, yakni dalam bidang Penyimpanan dan Pengeluaran Dana. Apabila Si C tersebut menyalahgunakan wewenang dengan Menyelewengkan Dana, maka Si B tidak dapat melepaskan tanggungjawabnya dengan Mengatakan bahwa Wewenang itu sudah didelegasikan kepada Si C sehingga Si C-lah yang harus bertanggungjawab untuk itu. Dalam hal ini, baik Si B maupun Si C kedua-duanya sama-sama bertanggungjawab. Si C bertanggungjawab kepada si B, kemudian Si B harus mempertanggungjawabkannya kepada Si A sebagai Pemberi Wewenang Pertama kali (wewenang asalnya).
  • 111. 2. Hindari Subordinasi Rangkap Bahwa setiap Wewenang yang dilimpahkan kepada seorang Bawahan haruslah dipertanggungjawabkan kepada Atasan-Langsung yang telah Melimpahkan Wewenang tersebut kepadanya. Jadi di sini berlaku Azas bahwa dari Siapa orang tersebut Menerima Wewenang maka Kepadanyalah ia Harus Mempertanggung-jawabkannya. Azas ini biasa disebut sebagai “Azas Kesatuan Komando” (unity of command).
  • 112. 3. Wewenang Harus Seimbang dengan Tanggungjawab Di dalam suatu organisasi sering terjadi bahwa wewenang yang diberikan tidak seimbang dengan tanggungjawab yang harus dipikulnya, dikarenakan adanya batasan- batasan (limitation) yang tidak wajar. Misalnya : Seorang Training Manager diberikan tanggungjawab oleh Corporate HRD Manager untuk melaksanakan Pelatihan & Pengembangan Karyawan yang ada di dalam Perusahaan, TETAPI di lain sisi Si Training Manager itu tidak diperkenankan menggunakan Anggaran Biaya untuk melaksanakan Tugas dan Tanggungjawabnya menyukseskan Pelatihan & Pengembangan. MAKA akibatnya, si Training Manager akan Frustrasi & akan menolak Tugas & Tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
  • 113. Quantum Leader Action Matrix For any Particular Task, Group of Tasks, or Role Associate Associate Associate Associate is Left in place, or has ability (+) has ability (+) is Left in place, or Re-assigned Advanced to (good motivation) lacks vision (-) has vision (+) Leadership Role or (good motivation) Offered Farewell LEADER LEADER or (poor motivation) Directs Delegates Offered Incentives (poor motivation) Associate Associate Associate Associate is Oriented lacks ability (-) (good motivation) lacks ability (-) is Re-assigned lacks vision (-) has vision (+) (good motivation) or or LEADER LEADER Offered Farewell (poor motivation) Demonstrates Develops Offered Farewell (poor motivation)
  • 114. “QUANTUM DELEGATION”  Kolega (cq. Anak buah & Sejawat) akan lebih “Berpengalaman” dan “Better Skilled”.  Pemimpin dapat meningkatkan Kuantitas & Kualitas Tugas-tugas yang didelegasikan kepada Kolega & Meningkatkan “Level of Professional Autonomy”.  Pendelegasian yang dapat/mampu Menggalakkan Komunikasi yang terbuka, kolaboratif dan terus-menerus antara Pemimpin dan Kolega/Anak buah.  Bahwasannya Kemampuan Para Manager untuk Memimpin dan Mengarahkan sebagai Hak yang diperkenankan untuk mereka akan terjadi Jika Pemimpin mau mendelegasikannya dengan tepat.
  • 115. “The Recursive Reciprocal “ DELEGATION MODEL Leader as Follower Associate as Guide - Lets go of the fear of losing control - Informs leader of needs Report - Informs leader about problems - Active Listening - Acknowledging & Appreciating that arise at point of impact - Supports associate’s preferences & Feedback - Informs leader about feedback from clients & subordinates provides for needs, as appropriate - Reports outcomes Associate as Creator Leader as Creator - Shapes personal approach to - Shapes corporate culture: successful application of trust, empowerment, consistency collaborative plans -Develops crisis management plan - Empowered to do what is known - Thinkers, innovate and solve problems that arise Leader as Guide Associate as Follower - Picks appr. personnel by matching their abilities with project demands Report - Informs leader of preferences to com- - Shows pos. attitude towards Associ. plete tasks, given desired outcomes - Establishes goals and measurable - Expresses values, perceptions, ideas outcomes Feedback -Actively listens & seeks to achieve - Mentors, coaches, teaches leader’s goals Feedback - Manages Conflicts
  • 116. Leader as Follower  Pemimpin harus membiarkan timbulnya rasa takut akan kehilangan kontrol karena hal tersebut akan menimbulkan “Pengaruh” bagi Pemimpin.  Pemimpin yang efektif menunjukan Perilaku Positif terhadap Kolega dengan “Mendengarkan” secara aktif serta memberikan Apresiasi.  Ketika Pemimpin mendengarkan Umpan balik dari Kolega maka ia akan dapat Berkolaborasi dengan Kolega dalam Pemecahan–pemecahan Masalah.  Pemimpin harus Mendukung Kolega dengan benar di dalam menerapkan Rencana-rencana Bersama dalam Bidang Pekerjaan masing-masing.
  • 117. Leader as Creator  Pemimpin harus mempengaruhi Pembentukan Budaya Organisasi dengan Menggalakkan : trustworthiness, empowerment, delegation, consistency & mentorship.  Pemimpin harus membantu Pemecahan Masalah dengan Mengembangkan Rencana-rencana atas Pengelolaan Krisis (Crisis Management) dengan Para Koleganya.
  • 118. Leader as Guide  Dengan memperkenankan Cara-cara Pengawasan yg tetap berjalan, Pemimpin harus menjalankan Peran sebagai Facilitator & Mentor.  Melalui Pendelegasian yang Sesuai & Kolaboratif, Pemimpin harus menggalakkan Professional Autonomy dengan memfasilitasi Inovasi.  Melalui Pendelegasian, Pemimpin harus Memberdayakan Kolega dengan Cara membuat mereka Merasa Bebas / Nyaman untuk Bertindak / Bekerja menurut Apa-apa yang mereka ketahui.  Memandang Kesalahan sebagai Peluang, Pemimpin harus mampu mengganti Perilaku-perilaku yang Tidak Memberdayakan (dalam hal : Perintah, Pengawasan, dan Pengendalian) dengan Perilaku-perilaku yang Memberdayakan, seperti misalnya : Mendukung, Membimbing dan Melatih serta Mengajarkan Para Koleganya.  Pemimpin yang Efektif harus mempercepat Keterbukaan serta Aktif sebagai Pengambil Keputusan yang bersifat Kolaboratif.
  • 119. Associate as Follower  Perhatikan : tujuan-tujuan yang ingin dicapai, ukuran- ukuran, serta batasan-batasan waktunya, yang dikemukakan oleh Pemimpin.  Beritahukan Pemimpin mengenai Unsur-unsur Yang Dibutuhkan dan Diinginkan di dalam menyelesaikan suatu Penugasan.  Kemukakan : Nilai-nilai, Persepsi, Ide/Gagasan- gagasan serta Inovasi-inovasi Pribadi.  Secara Aktif berusaha untuk Mencapai/memenuhi Tujuan-tujuan (goals) yang Layak bisa Dicapai (reasonable).
  • 120. Associate as Creator  Bila diberdayakan, Kolega akan punya Kontrol atas Tanggungjawab yang diembankan kepada mereka, serta akan selalu berusaha Mencapai Hasil-hasil yang hanya memiliki Nilai Tambah.  Pemberdayaan Kolega akan Meningkatkan Efektivitas mereka sendiri, yang pada akhirnya akan Meningkatkan Efektivitas Organisasi.  Pemberdayaan Kolega secara Profesional bisa diasosiasikan dengan Peningkatan Produktivitas serta Kepuasan Kerja yang Meningkat pula diantara mereka (Para Kolega).
  • 121. Associate as Guide  Sangat dianjurkan bagi Para Staf yang secara langsung Mengimplementasikan Prosedur dan Kebijakan (Procedures & Policy) untuk memiliki Kemampuan yang “Unik” di dalam Mengenali Permasalahan sesuai dengan Bidang Keahlian mereka masing-masing.  Ketika “Kesalahan” dapat dipandang sebagai suatu “Kesempatan” maka Kolega Dibebaskan untuk Bekerjasama dalam Mengidentifikasi dan Memecahkan Masalah yang ada.
  • 122. KESIMPULAN DELEGASI  Pendelegasian merupakan “Alat Kerja (Tools)” yang Hebat untuk Meningkatkan Hasil karena ia mampu Memberdayakan Para Kolega / Anak Buah dalam Pembuatan Keputusan-keputusan yang Penting dalam Bidang mereka masing-masing.  Kemampuan Mendelegasikan Tugas-tugas dengan Tepat adalah merupakan “Tanda (hallmark)” bagi suatu Kepemimpinan yang Efektif.  “Quantum Leader Action Matrix” & “Recursive Reciprocal Delegation Model” meupakan “Alat Kerja (Tools)” yg mampu Membantu & Memberi Pedoman kepada Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan dengan Cepat dan Tepat.
  • 123. PENGELOLAAN KONFLIK  Konflik (Ketegangan) “tak mungkin” dapat dihindari bagi orang-orang yang bekerja dalam suatu Kelompok  SUMBER-SUMBER KONFLIK :  Manusia dan Perilakunya  Struktur Organisasi  Komunikasi
  • 124. SUMBER-SUMBER KONFLIK  MANUSIA & PERILAKUNYA : • Atribut (pangkat, jabatan, lambang) • Sistem Nilai yang tidak sama • Harapan-harapan • Gaya Kepemimpinan • Sifat & Kepribadian • Semangat & Ambisi
  • 125. SUMBER-SUMBER KONFLIK  STRUKTUR ORGANISASI : • Tugas Pokok & Fungsi dalam organisasi • Hubungan & Arus Pelaksanaan Tata Kerja • Perencanaan & Pelaksanaan Tata Kerja • Kekuasaan, Wewenang & Tanggungjawab • Sistem Reward & Punishment yang ada • Sistem Karier & Prestasi Kerja  KOMUNIKASI : • Perintah yang tidak jelas • Berbagai Hambatan Sarana Komunikasi • Lingkungan Komunikasi yg tak mendukung
  • 126. BENTUK-BENTUK KONFLIK  Menyangkut Pihak-pihak yang Terlibat  BENTUK KONFLIK DAPAT BERUPA : • Konflik antar Per-orangan • Konflik Per-orangan Vs Kelompok • Konflik antar Kelompok • Konflik Kelompok Vs Organisasi • Konflik antar Organisasi
  • 127. GEJALA TIMBULNYA KONFLIK Ketidak- Timbulnya Terdapat sepahaman Perbedaan Kemarahan Meningkat INDIKASI yang dapat Rendahnya Adanya Atensi Persaingan menimbulkan KONFLIK Adanya Tanda- Tanda- Keluh- tanda tanda kesah Kelemahan Keraguan
  • 128. TAHAP-TAHAP KONFLIK Konflik yang Dipersepsikan Konflik yang Dirasakan Konflik yang Dimanifestasikan Konflik Antar Kelompok Berkembang dalam Jangka Waktu yang Lama
  • 129. SIKLUS KONFLIK ANTISIPASI (Kura-kura) MENGAMATI PERENUNGAN ( Elang ) (Burung Hantu) DAMAI BERKEMBANG (Merpati) Mundur (Jamur) ANALISA TER BUKA (Monyet) (Ayam Jago)
  • 130. STRATEGI MENGATASI KONFLIK (Ketegangan) 1. Ketegangan dapat di-Hindari 2. Ketegangan dapat di-Redakan 3. Ketegangan dapat di-Damaikan:  Diagnosa (diagnosis)  Inisiatif (initiative)  Dengarkan (listening)  Pecahkan Masalah (solving) (rumuskan – alternatif – putuskan)
  • 131. 4 CARA MENDAMAIKAN KONFLIK 1. DIAGNOSA : mencari apa yang menjadi penyebab dari ketegangan yang timbul 2. INISIATIF : mengambil langkah-langkah pertama untuk menciptakan kerukunan 3. MENDENGARKAN : kecakapan untuk melihat sudut pandang orang lain serta kemampuan utk mengerti apa-apa yang dikatakan, baik secara verbal maupun non-verbal 4. PEMECAHAN MASALAH : merupakan proses untuk mencapai kerukunan dengan melakukan 3 langkah sebagai berikut :  Merumuskan Masalah  Menyusun Alternatif  Pengambilan Keputusan
  • 132. SIKAP MENGHADAPI KONFLIK Asertif KOMPETISI KOLABORASI KOMPROMI Tidak MENGHINDAR AKOMODASI Asertif Tidak Koperatif Koperatif
  • 133. KERJASAMA TEAM Team Building Leadership T & A 133 133
  • 135. BEKERJASAMALAH kamu dalam KEBAJIKAN dan TAQWA JANGANLAH kamu BEKERJASAMA dalam DOSA dan PERMUSUHAN (QS. Al-Ma’idah:2) Team Building 135
  • 136. KERJASAMA TEAM ”Kejahatan yang Terorganisir dapat mengalahkan Kebaikan yang Tidak Terorganisir…”
  • 137. APAKAH TEAM ITU ? Team adalah sekelompok orang yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang diinginkan. Kata Kunci (Keyword) dari “Team” adalah:  Perlibatan Orang-orang  Merupakan Kolaborasi  Memiliki Tujuan yang sama  Terdiri atas Sejumlah Orang yang memiliki Keahlian Berbeda yang dibutuhkan Organisasi
  • 138. 5 TAHAP PEMBENTUKAN TEAM Adjourning (tahap Mapan/Sukses) Performing (tahap Kinerja Puncak) Norming (tahap Pe-norma-an) Storming (tahap Badai) Forming (tahap Bentukan Awal)
  • 139. Forming (Bentukan Awal) Pada Tahapan ini biasanya : 1. Organisasi baru saja dibentuk & Pemimpin baru saja diangkat. 2. Masing masing anggota mencoba saling mengenal dan belum ada keterikatan yang jelas diantara para anggota. 3. Dimunculkan unsur pengikat formal yang berupa kesamaan- kesamaan dalam suatu team, seperti nama / ciri ciri khusus. 4. Komitmen antar anggota sangat rendah dan masing masing baru mempelajari tujuan organisasi. 5. Fungsi dan tugas masing-masing anggota belum begitu jelas. 6. Pimpinan selalu memberikan penjelasan mengenai tujuan- tujuan tertentu dari pembentukan team.
  • 140. Storming (Badai) Pada Tahapan ini biasanya : 1. Masing masing pihak sudah mulai mengemukakan pendapatnya. 2. Sudah menunjukkan pola kerja dan mulai berani menyampaikan pendapat2nya yang biasanya berbeda dengan anggota lainnya. 3. Mulai terjadi benturan pendapat, penolakan sikap, ketegangan hubungan, penyesuaian diri & penyesuaian sikap lebih intens. 4. Masing-masing pihak mencari pola atau sikap komunikasi yang diperlukan oleh lingkungan intern yang dihadapinya. 5. Kejelasan tugas mulai muncul tetapi masih perlu ada kompromi di sana-sini untuk meningkatkan kerjasama dan kemajuan.
  • 141. Norming (Pe-norma-an) Pada Tahapan ini biasanya : 1. Sudah tumbuh norma-norma yang diharapkan & diperlukan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan lebih baik. 2. Penyampaian pendapat, sikap dan perilaku sudah dapat diterima oleh lingkungan intern. 3. Menuju kepada pola-pola kerjasama yang lebih baik. 4. Konsensus dan kesepahaman sudah mulai terbentuk. 5. Tugas masing-masing anggota team sudah semakin jelas dan sudah dapat dipahami dan diterima dengan lebih baik. 6. Keputusan besar sudah bisa dibuat berdasarkan kesepakatan. 7. Para anggota team mulai mendiskusikan cara2 & metode kerja.
  • 142. Performing (Kinerja) Pada Tahapan ini biasanya : 1. Kerjasama team sudah terbentuk. 2. Para anggota team sudah mengerti alasan mengapa hal-hal tertentu harus dilakukan. 3. Masing-masing anggota team saling berbagi visi-visi mereka secara lebih terbuka dan lebih transparan. 4. Sudah terfokus pada pencapaian satu tujuan organisasi. 5. Kadang-kadang masih terjadi perbedaan pendapat akan tetapi hal tersebut sudah dapat diselesaikan dengan lebih baik. 6. Tiap anggota team saling mengingatkan anggota team yang lain. 7. Merupakan tahapan untuk berprestasi & berkontribusi sebagai pribadi maupun anggota team dlm mencapai tujuan organisasi.
  • 143. Adjourning (Mapan) Pada Tahapan ini biasanya : 1. Tahapan untuk penyempurnaan. 2. Kerjasama diperkuat guna menunjang kemajuan, kelanjutan, serta pengembangan organisasi. 3. Pekerjaan-pekerjaan dapat diselesaikan dengan sangat baik. 4. Pimpinan memberikan penghargaan kepada anggota team. 5. Para anggota team berbagi pengalaman sukses kepada teman sejawat serta tergerak untuk melakukan “benchmarking”. 6. Mencari tantangan baru lainnya utk dipecahkan secara team.
  • 144. THE WINNING TEAM ( aspek-aspek yang membentuknya ) 1. KEMAMPUAN DARI SEGI MENTAL & INTELEKTUAL YAKNI YG BERKAITAN DENGAN KONDISI-KONDISI ATTITUDE & APTITUDE (TINGKAT IQ & EQ) 2. PERSONALITY DARI ORANG-ORANG YANG TERGABUNG DALAM KERJA- SAMA PERAN-PERAN TERSEBUT
  • 145. HEBAT ! THE WINNER CLIMBING  CLIMBER HIKINGHIKER CAMPING  CAMPER
  • 146. Peran2 Fungsi Anggota Team yang Efektif
  • 147. Peran2 Fungsi Anggota Team (sebuah team yang efektif haruslah seperti ini) Team Shaper Worker Linking Resource Investigator Plant Monitor Evaluator
  • 148. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Co-ordinator (Si Koordinator) :  Kepemimpinannya kuat dan dewasa  Mampu menentukan arah dengan jelas  Tegas dalam mengambil keputusan  Memiliki rasa percaya diri yang tinggi  Terbuka untuk menerima masukan  Memiliki kemampuan komunikasi  Konsisten (tidak plin-plan)  Delegator yang baik
  • 149. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Shaper (Si Pendorong) :  Suka akan tantangan dan dinamis  Memiliki keteguhan hati untuk menyelesaikan hambatan  Sering dianggap kurang mempertimbangkan perasaan orang  Berpikir secara garis besar/pokok- pokoknya saja  Tidak suka yang terlalu rinci
  • 150. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Plant (Si Cerdas) :  Kreatif dan imaginatif  Intelektualitasnya tinggi  Daya analisisnya tinggi  Bisa dan mampu untuk menyelesaikan masalah- masalah yang sulit
  • 151. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Monitor Evaluator (Si Pengkaji) :  Sangat bersifat rasional  Sangat bersifat hati-hati  Kritis terhadap validitas suatu gagasan /ide-ide atau suatu perencanaan  Strategis, melihat semua kemungkinan  Memutuskan dengan cepat dan tepat  Lemah dalam menyampaikan gagasan dan hubungan antar pribadi
  • 152. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Implementor (Si Pengimplementasi) :  Disiplin tinggi dan konservatif  Kuat dalam memegang aturan  Mempunyai kemampuan untuk mengatur agar sesuatu berjalan dengan tertib  Nalar & logikanya sangat kuat  Pekerja keras yang tidak mudah merasa bosan ataupun cepat menyerah  Bisa merubah ide menjadi tindakan nyata
  • 153. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Resource Investigator (Si Penggali Potensi) :  Semangat kerja sangat tinggi  Komunikatif dan extrovert  Memiliki keingin-tahuan yang tinggi  Mampu menggali potensi dalam team  Cepat menangkap atau mengembangkan peluang-peluang yang ada dan yg terjadi  Bila tak mendapat tantangan semangatnya akan menurun dan mengendur
  • 154. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Team Worker (Si Pekerja Team) :  Cerdik dan taktis  Kuat dalam hubungan interpersonal, koperatif serta diplomatis  Pendengar yang baik  Tidak suka dengan konflik  Mampu membangun semangat team  Tidak tegas dalam menentukan pilihan bila terjadi perbedaan di dalam team
  • 155. PERAN-PERAN FUNGSI Anggota2 Team dalam Organisasi Tiap-tiap peran mengacu kepada kecendurungan yang dimilikinya dalam melakukan interaksi dan memberikan kontribusinya di dalam sebuah team organisasi Completer (Si Penyelesai) :  Serius dan hati-hati dalam pekerjaan  Lebih melihat pada hal-hal rinci/teknis  Menemukan kesalahan dan kelalaian  Sangat kaku (rigid) dalam hal menjaga ketepatan jadwal dalam tugas-tugas  Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu  Tidak berani mengambil resiko tinggi  Suka ragu dalam mengambil keputusan
  • 157. hardhi.smart.consulting@gmail.com IKUTI PELATIHAN “PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN” Untuk Kesuksesan Karier & Hidup Anda HANYA DI HARD-Hi SMART CONSULTING Hubungi Fast Response 0878-7063-5053 Please Visit : www.hardhismart-consulting.blogspot.com 61