Dokumen tersebut membahas model-model formulasi kebijakan yang terdiri atas model rasional, inkremental, elit, kelompok, dan sistem. Model rasional mengedepankan pendekatan ilmiah untuk mengambil keputusan yang optimal, model inkremental lebih bersifat praktis dengan modifikasi kebijakan lama, model elit menekankan peran elit dalam membuat kebijakan, model kelompok melihat kebijakan sebagai titik keseimbangan antar kelomp
2. • Tahap formulasi kebijakan merupakan lanjutan
dari agenda setting.
• Tahap ini mendesak para pengambil kebijakan
untuk merespons dan menindaklanjuti masalah
publik menjadi agenda keputusan.
• Dua tahapan tersebut berada dalam lingkup
formulasi kebijakan.
3. • Formulasi kebijakan memiliki 6 model dengan
berbagai variasi, tahapan atau proses
penyusunan, pertimbangan risiko, dan
penggambaran interaksi antara input dan output
dengan memperhitungkan lingkungan politik,
ekonomi, dan sosial.
4. • Pengenalan model-model formulasi adalah tahap awal
untuk memetakan yang terjadi dalam tahap formulasi
sehingga analis kebijakan dapat memberikan
rekomendasi tentang factor-factor yang menyebabkan
kegagalan kebijakan.
6. Model Rasional
• Pendekatan penyelesaian masalah berdasarkan
alasan ilmiah atau rasional menjadi dasar
lahirnya model rasional dalam formulasi
kebijakan.
• Model ini mengedepankan mandat bahwa
pemerintah sebagai pembuat kebijakan haruslah
memilih kebijakan yang memberi manfaat
optimum bagi masyarakat.
7. Model Rasional
Nilai rasionalitas sangat dijunjung tinggi dalam model ini,
dengan ciri sebagai berikut:
a. Tujuan penyelesaian masalah jelas.
b. Semua strategi alternatif teridentifikasi dengan jelas.
c. Semua konsekuensi terprediksi.
d. Penetapan strategi dapat dilakukan dengan biaya
minimal.
8. Model Inkremental
• Model inkremental merupakan pendekatan praktis dan
bertahap dalam formulasi kebijakan ketika menghadapi
berbagai kendala seperti keterbatasan waktu, minimnya
ketersediaan informasi dan kecukupan dana, oleh karena
itu fokus penyusunan kebijakan adalah melanjutkan
kebijakan lama dengan beberapa modifikasi.
(Ayuningtyas, 2014).
9. Model Elit
• Struktur sosial umumnya terdiri dari dua kelompok, yaitu
masyarakat pemegang kuasa (elit) dan yang tidak
memiliki kuasa (massa).
• Dengan kekuasaan yang dimilikinya, kaum elit yang
berjumlah sedikit mengatur kelompok bawah yang relatif
banyak.
• Kelompok penguasa atau elit ini secara top-down
membuat kebijakan bagi masyarakat (Ayuningtyas,
2014).
10. Model Kelompok
• Berbeda dengan pendekatan model elit yang menekankan
peran dominan sebagian kecil terhadap sebagian lain,
model kelompok justru menggambarkan bahwa kebijakan
publik merupakan titik keseimbangan.
• Individu dalam kelompok-kelompok kepentingan
berinteraksi untuk menghasilkan kebijakan publik yang
diinginkan.
11. Model Sistem
• Model sistem menggambarkan formulasi kebijakan yang
terjadi sebagai bentuk interaksi antara masukan kebijakan
dan tahapan proses berikutnya hingga muncul keluaran
atau output kebijakan.
• Keseluruhan proses berlangsung sebagai sebuah siklus
(input-proses-output)