Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa total produk reaksi kimia sama dengan massa reaktan. Hukum Boyle menyatakan bahwa volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya pada suhu konstan. Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa volume gas yang sama pada suhu dan tekanan yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama.
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
Bab 5
1. Hukum kekekalan masa
Hukum kekekalan massa sangat berpengaruh dalam ilmu kimia. Karena faktanya beberapa reaksi
kimia berlaku hukum kekekalan massa, walaupun tidak semua. Dengan perkembangan ide-ide
yang lebih ilmiah pada unsur, senyawa dan campuran, orang mulai menyelidiki bagaimana dan
mengapa zat bereaksi. Kimiawan Prancis A. Lavoisier mencari dasar untuk penyelidikan ilmiah
materi dengan menjelaskan bahwa zat bereaksi dengan mengikuti hukum-hukum tertentu.
Undang-undang ini disebut hukum kombinasi kimia. Hal kemudian menjadi dasar dari Teori
Atom Dalton.
Hukum Kekekalan Massa
Menurut hukum ini, dalam setiap perubahan fisik atau kimia, massa total dari produk tetap sama
dengan massa total reaktan.
Contoh 1:
Jika 10 gram CaCO3 pada pemanasan menghasilkan 4,4 g CO2 dan 5,6 g CaO, hal ini sesuai
dengan hukum kekekalan massa.
Solusi:
Massa reaktan = 10g
Mass dari produk = 4,4 g + 5,6 g = 10 g. Karena massa reaktan sama dengan massa produk,
pengamatan sesuai dengan hukum kekekalan massa
2. Hokum boyle
Robert Boyle mengusulkan teori ini pada tahun 1662. Isinya adalah hubungan antara tekanan,
volume dan massa gas pada suhu konstan. Hukum ini menyatakan bahwa volume (V) dari suatu
massa gas berbanding terbalik dengan tekanan (P) pada suhu konstan.
Secara matematis dapat dinyatakan sebagai,
atau PV = k = konstanta
Pada suhu tertentu, ketika tekanan gas berubah dari P1menjadi P2 maka hubungan menjadi
P1 V1 = P2 V2 = konstan
dimana V 2 adalah volume baru gas. Perkalian dari volume dan tekanan untuk sebuah massa gas
pada suhu konstan adalah konstan. Teori ini dapat diuji secara eksperimental dengan mengambil
data volume tekanan gas seperti 10 g oksigen pada 25o C. Dari grafik dapat dilihat bahwa
peningkatan tekanan brakibat berkurangnya volume, tetapi perkalian 'PV' tetap konstan. Data ini
diplot dengan 'P' di sepanjang sumbu x dan panjang 'V' sumbu y.
Pada grafik perkalian 'PV' dengan 1/V di sumbu x dan tekanan 'P' di sumbu y, garis diagonal
diperoleh yang menunjukkan 'PV' menjadi konstan bahkan jika kita mengubah tekanan.
3. Kurva PV untuk gas berbeda pada temperatur yang berbeda. Plot 'PV' melawan 'P' pada suhu
yang berbeda dikenal sebagai isoterm. Kurva yang lebih tinggi sesuai dengan suhu yang lebih
tinggi. Hukum Boyle mengungkapkan sifat kompresibel gas, yang memberikan ukuran
kepadatan yang meningkat.
Contoh soal
1. Suatu gas menempati volume 250 mL pada 745 mm Hg dan 25 o C. Berapakah tekanan
tambahan yang diperlukan untuk mengurangi volume gas untuk 200ml pada konsentrasi yang
sama?
Penyelesaian
P 1 = 745 mm Hg V 1 = 250 mL
P 2 =? V 2 = 200ml
P 1 V 1 = P 2 V 2
Tekanan tambahan yang dibutuhkan adalah 931,25-745 = 186,25 mm.
Penerapan hokum boyle dan Charles
Hukum Boyle dan Charles. Ada banyak sekali penerapan hukum Boyle dan Charles. Hukum Boyle dan
Charles digunakan dalam gas. Secara umum, keduanya mengandung pengertian yang hampir sama.
Pembahasan hukum Boyle dan Charles adalah sebagai berikut.
4. Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan volume sejumlah tertentu gas berbanding terbalik dengan tekanan, asalkan
suhu tetap konstan.
Secara matematis hukum Boyle dapat dinyatakan sebagai P1 V1 = P2 V2
V1 adalah volume awal
V2 adalah volume akhir
P1 adalah tekanan awal
P2 adalah tekanan akhir
Misalkan gas dengan 45,0 ml volume dan memiliki tekanan 760.mm. Jika tekanan meningkat menjadi
800mm dan suhu tetap konstan, maka menurut Hukum Boyle volume baru adalah 42,8 ml.
(760mm) (45,0ml) = (800 mm) (V2)
V2 = 42,8ml
Hukum Charles
Hukum Charles dapat dinyatakan sebagai jika wadah ditempati oleh sampel gas pada tekanan konstan
maka volume berbanding lurus dengan suhu.
V / T = konstan
V adalah volume
T adalah temperatur (diukur dalam Kelvin)
Hukum Charles dapat disusun kembali menjadi dua persamaan berguna lainnya.
V1 / T1 = V2 / T2
V1 adalah volume awal
T1 adalah suhu awal
V2 adalah volume akhir
T2 adalah suhu akhir
V2 = V1 (T2 / T1)
V2 adalah volume akhir
T2 adalah suhu akhir
V1 adalah volume awal
T1 adalah suhu awal
Hipotesis Avogadro
Definisi Hipotesis Avogadro. Pada pembahasan sebelumnya, Avogadro mengusulkan bahwa dalam satu
mol atom terdapat sekitar 6,02 x 1023 partikel. Dan hal itu berlaku untuk atom, molekul, senyawa, dan
5. lain sebagainya. Tapi pembahasan kali ini akan menyinggung tentang hipotesis Avogadro pada massa
berbagai macam gas dengan volume yang sama.
Hukum Avogadro mengatakan bahwa pada kondisi suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama. Sebagai contoh, jika ada gas klorin, hidrogen, dan oksigen
masing-masing bervolume 1 L dan ditempatkan pada wadah yang berbeda, ketiganya akan mempunyai
jumlah molekul yang sama. Akan tetapi hipotesis Avogadro mengatakan bahwa belum tentu ketiganya
mempunyai massa yang sama.
Jasa Avogadro sangat besar bagi perkembangan ilmu kimia, terutama dalam konsep gas dalam ruangan.
Maka dari itu, ada mata uang yang bergambar foto Avogadro seperti pada gambar berikut.